Dr.Budiman Chandra
1
PENDAHULUAN
Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal
sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne
diseases merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun
epidemis dan menimbulkan bahaya kematian.
Kelas arthropoda yang penting dalam dunia kedokteran yang dapat menularkan penyakit
pada manusia adalah kelas insecta, arachinoda dan crustasae, penularan peyakit
dapat terjadi secara transmisi biologik dimana terjadi proses perkembang - biakan
agen penyakit atau parasit dalam tubuh vektor seperti parasit malaria dalam tubuh
nyamuk anopheles dan disebut transmisi non biologik bila penularannya terjadi secara
mekanis atau langsung seperti penyakit dysentery, typhoid dan cholera oleh lalat.
Pemutusan rantai penularan atau mode of transmission dari arthropod - borne diseases
dapat dilakukan dengan mempelajari mode of transmission dari penyakit yang ada
seperti penyakit kaki gajah atau filariasis dengan cara case finding yaitu mencari
penderita penyakit filariasis dan mengobatinya sampai sembuh, karena transmisi biologik
terjadi berupa cyclo - developmental atau parasit filarial berkembang – biak dalam tubuh
manusia bukan dalam tubuh vektor nyamuk culex, sebaliknya pada penyakit malaria
pemutusan rantai penularan dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan agar populasi
nyamuk anopheles menjadi berkurang karena transmisi biologik terjadi berupa
cyclo – propogative atau parasit malaria berkembang biak dalam tubuh vektor nyamuk
anopheles.
Disamping cara tersebut diatas dapat juga kontrol kemis berupa penyemprotan dengan
insektisida, kontrol biologis dengan menggunakan predator berupa pemeliharaan ikan pada
kolam – kolam dan kontrol genetik atau sterilisasi pada nyamuk.
2
ASPEK EPIDEMIOLOGI
A,C u a c a
Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit
infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah geografis tertentu, sebab mereka
butuh reservoir dan vektor untuk hidup. Iklim dan variasi musim mempengaruhi
kehidupan agen penyakit, reservoir dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun
dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan rentan terhadap penyakit infeksi.
B.V e k t o r
Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke
hewan lain atau manusia disebut dengan vektor,. arthropoda merupakan vektor
penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik.
Nyamuk merupakan vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan
encephalitis pada manusia. Nyamuk menghisap darah dari reservoir yang terinfeksi
agen penyakit ini kemudian ditularkan pada reservoir yang lain atau pada manusia.
Ricketsia merupakan parasit intrasellular obligate yang mampu hidup di luar
jaringan hewan dan dapat ditularkan di antara hewan oleh. Rat fleas, Body lice dan
Wood tick adalah vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang
disebabkan ricketsia.
C.Reservoir
Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiri tidak
terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne disease adalah
hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan
kuda merupakan reservoir untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan
arthropods borne disease yang hidup di dalam reservoir alamiah.seperti tikus, anjing,
serigala serta manusia yang mrnjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak
kasus,kuman patogen mengalami multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa
menyebabkan kerusakan pada intermidiate host.
3
D.Geografis
Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengan daerah
geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen penyakit
tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal
Pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains spotted fever merupakan penyakit
bakteri yang memiliki penyebaran secara geografis. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan tangau yang terinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah
tersebut dan dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat. Penyakit
ini lebih sering terjadi di timur Amerika Serikat dan sangat jarang di utara atau di
barat.
Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui arthropoda. seperti
halnya virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes selama musim
penghujan karena merupakan saat terbaik bagi myamuk berkembang biak sehingga
wabah penyakit terjadi antara akhir tahun sampai awal tahun depan (bulan
September sampai bulan.Maret)
E.Perilaku Manusia
Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah secara
sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab
penularan penyakit arthropods borne diseases..
JENIS-JENIS VEKTOR
Arthropoda [arthro + pous ] adalah filum dari kerajaan binatang yang terdiri dari
organ yang mempunyai lubang eksoskeleton bersendi dan keras, tungkai bersatu, dan
termasuk di dalamnya kelas Insecta, kelas Arachinida serta kelas Crustacea, yang
kebanyakan speciesnya penting secara medis, sebagai parasit, atau vektor organisme
yang dapat menularkan penyakit pada manusia.
3.1.Perbedaan Karakter
Perbedaan karakter/ciri-ciri dari pada masing-masing kelas pada arthropoda dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
4
Tabel 1.
5
3.3. Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas
. Kelas Insecta
1. Mosquito (Nyamuk) a, Anophelesne
b. Culicines
c. Aedes
2. Flies (Lalat)
a. Houseflies (lalat rumah, Musca domestica)
b. Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus)
c. Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina)
d. Blackflies (lalat hitam, genus Simulium)
4. Fleas (Pinjal)
a. Rat fleas (pinjal tikus).
Beberapa pinjal tikus yang penting untuk bidang media adalah sebagai berikut :
Kelas Arachenida
1. Tick (Sengkenit)
a. Hard Ticks (sengkenit keras, famili Ixodidae)
b. Soft Ticks (sengkenit keras, famili Argasidae).
2. Mites (Chiggers, famili Trombidiidae)
a. Leptotrombidium dan Trombiculid mites (tungau musim panen,
tungau merah)
b. Itch mites (tungau kudis, scabies, famili Sascoptidae)
Kelas Crustacae
. Cyclops
6
TRANSMISI PENYAKIT
Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat
melalui beberapa cara yaitu : :
1. Dari orang ke orang
2. Melalui udara
3. Melalui makanan dan air
4. Melalui hewan
5. Melalui vektor arthropoda
7
Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering
menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut :
8
Transmisi Arthropoda Bome Diseases
Masuknya agen penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya gejala
penyakit disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada arthropods borne
diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada tubuh vektor dan pada manusia.
1. Inokulasi (Inoculation)
Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh
manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membrana mucosa disebut
sebagai inokulasi.
2. Infestasi (Infestation)
Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang
biak disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies.
Pada transmisi biologik dikenal ada 3 tipe perubahan agen penyakit dalam tubuh
vektor yaitu propagative, cyclo – propagative dan cyclo - developmental, bila
agen penyakit atau parasit tidak mengalami perubahan siklus dan hanya
multifikasi dalam tubuh vektor disebut propagative seperti plague bacilli
pada kutu tikus, dengue (DBD) bila agen penyakit mengalami perubahan siklus
dan multifikasi dalam tubuh vektor disebut cyclo – propagative seperti parasit
malaria dalam tubuh nyamuk anopheles dan terakhir bila agen penyakit
mengalami perubahan siklus tetapi tidak mengalami proses multifikasi dalam
tubuh vektor seperti parasit filarial dalam tubuh nyamuk culex.
9
Ada 3 jenis cara transmisi arthropoda bome diseases, yakni :
1. Kontak langsung.
2. Transmisi secara mekanik.
3. Trasmisi secara biologi.
1.Kontak Langsung
Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau infestasi dari satu orang
ke orang lain melalui kontak langsung. Contoh scabies, pediculus.
a.Propagative
Bila agen penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi multiflikasi di dalam
tubuh vektor. Contoh, plague bacilli pada rat fleas.
b.Cyclo-propagative
Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multiflikasi di dalam tubuh
arthropoda. Contoh, parasit malaria pada nyamuk anopheles.
c.Cyclo-developmental
Bila agen penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak mengalami multiflikasi
di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit filaria pada nyamuk culex, dan cacing
pita pada cyclops
1
Diagram 1.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penyakit – pemyakit endemis yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk di Indonesia adalah sebagai berikut :
1
b.Mode of transmission Malaria
Multifikasi
Diagram Propagative
1
Beberapa tahun terakhir ini, beberapa virus ditularkan oleh arthropoda secara
biologis yang disebut Arbo virus. Lebih dari 100 jenis telah dibedakan. Organisme
ini adalah ultramikroskopik dan merupakan parasit obligat pada sel-sel host.
Sebagian besar menggunakan nyamuk sebagai vektor alamiah. Yang paling penting
adalah yang menyebabkan Yellow fever, Dengue hemorrhagic fever, Enchephalitis,
Colorado tick fever dan Sandfly fever, Arthropoda borne virus berkembang di daerah
tropis dan meluas ke daerah subtropis..
1.Mosquito (Nyamuk)
Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh parasit dan virus, nyamuk dari genus Psorophora dan
Janthinosoma yang terbang dan menggigit pada siang hari, membawa telur dari lalat
Dermatobia hominis dan menyebabkan myiasis pada kulit manusia atau ke mamalia
lain. Species yang merupakan vektor penting penyebab penyakit pada manusia
antara lain penyakit :
MALARIA. Vektor siklik satu-satunya dari malaria pada manusia dan malaria
kera adalah nyamuk Anopheles, sedangkan nyamuk Anopheles dan Culex kedua-
duanya dapat menyebabkan malaria pada burung.
Secara praktis tiap species Anopheles dapat diinfeksi secara eksperimen, tetapi
banyak species bukan vektor alami. Sekitar 110 species pernah dihubungkan dengan
penularan malaria, diantaranya 50 species penting terdapat dimana-mana atau
setempat yang dapat menularkan penyakit malaria..
1
Di Amerika Serikat bagian tengah dan barat, penyakit “St. Louis encephalitis”
ditularkan terutama oleh Culex tarsalis dan C. pipiens yang reservoarnya terutama
pada burung peliharaan.
7. Fleas (Pinjal)
Pinjal hanya penting dalam dunia kedokteran terutama yang berhubungan dengan
penularan penyakit sampar dan endemic typhus. Pinjal dapat juga bertindak sebagai
hospes perantara parasit
1
9.Ticks (Sengkenit)
Sengkenit telah dikenal sebagai vektor penyakit sejak tahun 1893, ketika Smith dan
Kilbourne menemukan species Boophilus annulatus sebagai vektor penular
“demam Texas” pada lembu. Pada beberapa species tidak saja dapat menularkan
penyakit melalui stadium metamorfosis dari pada sengkenit, tetapi juga melalui telur,
kepada generasi berikutnya. Bila penyakit ini menular di antara binatang peliharaan
akan menyebabkan kerugian keuangan yang besar.
Sengkenit dapat menjadi vektor berbagai macam penyakit pada manusia seperti
tercantum di bawah ini.
A. Penyakit Rickettsia
1. “American spotted fever” (Rickettsia Rickettsii)
Amblyomma (americanum, cajennense, striatum, ovale, brasiliensis); Dermacentor
(andersoni, occidentalis, variabilis); Ixodes dentatus; Ornithodoros (hermsi,
niccollei, parkeri, rudis, turicata); Rhipicephalus sanguineus.
2. “Boutonneuse fever” (R. conorii)
Amblyomma hebraeum
Rhipicephalus sanguineus
3. “African tick fever” (R. conorri)
Amblyomma hebraeum; Haempohysalis leachi; Hyaloma aegyptium;
Rhipicephalus (sanguineus, appendiculatus)
4. “F Russian typhus”
Dermacentor nuttalli
5. “Q fever” (R. burnetti)
Dermacentor (andersoni, occidentalis); Amblyomma americanum; Haemophysalis
humerosa; Ixodes (dentatus, holocyclus); Ornithodoros (moubata, hermsi) - secara
eksperimen; Rhipicephalus sanguineus.
B. Penyakit virus
1. “Colorado tick fever”
Dermacentor andersoni
2. Demam berdarah (“Hemorrhagic fevers”)
Hyalomma marginatum; H. anatolicum; Dermacentor pictus
3. “Louping ill”
Ixodes ricinus; Rhipicephalus appendiculatus
4. “Kyasanur Forest Disease”
Haemophysalis spinigera
5. “virus Powasson”
Dermacentor andersoni; Ixodes marxi; I. cooki
6. “Russian spring and summer encephalitis”
Dermacentor silvarum; Haemophysalis concinna; Ixodes (persulcatus, ricinus)
1
C. Penyakit bakteri dan spirochaeta
1. “Relapsing fever” (Borrelia duttoni dan lain-lain)
Ornithodoros (erraticus, hermsi, morocanus, moubata, parkeri, papillipes, savignyi,
talaje, turicata, venezuelensis); Rhipicephalus appendiculatus
2. Tularemia
Amblyomma americanum; Dermacentor (albipictus, andersoni, occidentalis,
silvarum, variabilis); Ixodes rincinus dan species lain; Rhipicephalus
appendiculatus
10.Mites(Tungau)
Adalah vektor pada penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan
oleh Rickettsia tsutsugamushi, tungau mengigit manusia menyebabkan luka
bernanah disertai demam yang remiten, lymphadenitis, splenomegaly dan suatu
eritema yang merah sekali. Vektor utamanya adalah Trombicula akamushi dan T.
deliensis, tungau menularkan penyakit pada stadium larva sedangkan larvanya adalah
parasit pada tikus ladang di Jepang dan beberapa tikus rumah dan tikus ladang di
Taiwan dan di Indonesia. Manusia merupakan hospes secara kebetulan, larvanya
melekatkan diri pada pekerja di ladang. Penyakit ini dapat ditularkan dari generasi ke
generasi, sehingga larva generasi kedua mampu menginfeksi manusia.
11.Cyclops
Cyclops adalah hospes perantara dari Dracunculus mendinensis, cacing cestoda
Diplyllobothrium latum dan cacing nematoda Gnathostoma spinigerum.
KONTROL VEKTOR
1. Kontrol Lingkungan
Cara ini merupakan cara terbaik untuk mengontrol arthropoda karena hasilnya
dapat bersifat permanen. Misalnya, membersihkan tempat-tempat hidup
arthropoda.
2. Kontrol Kimia
Cara ini menggunakan golongan insektisida seperti :
• golongan organochlorin
• golongan organoposgat
• golongan carbomate,
tetapi sering terjadi resistensi dan dapat menimbulkan kontaminasi lingkungan.
1
3. Kontrol Biologi
Ditujukan untuk mengurangi polusi lingkungan akibat pemakaian insektisida yang
berasal dari bahan-bahan beracun. Misalnya, memelihara ikan.
4. Kontrol Genetik
Ada beberapa teknik :
• Steril Technique
• Citoplasmic Incompatibility
• Choromosomal Translokasi
Kontrol Mosquito
A. Residual Sprays :
B. Space Sprays
• Pyrethrum Extract
• Residual Insektisida
C. Genetic Control
• Steril Male Technique
• Cytoplasmic Incompatibility
• Chromosom Translocations
• Sex Distortion
1
3. Terhadap Gigitan Nyamuk
A. Mosquito Net
B. Screening
D. Repellent (chemis) :
• Diethyltoluamide
• Indalone
• Dimethyl Carbote
Kontrol Sandflies
1. Insektisida :
• DDT 1-2 g/my
• Lindane 0,25 g/my
• Sanitasi Lingkungan
2
Kontrol Tsetse Flies
Ada 4 teknik dalam mengontrol lalat tsetse, yaitu :
1. Insektisida :
• DDT 25%
• Dieldrin 18 - 20%
2. Clearing of Vegetation
3. Game Destruction
4. Kontrol Genetik
Kontrol lice
1. Insektisida :
• DDT
• Malathion 0,5%
2. Personal Hygiene
Kontrol Scabies
1. Benazyl Benzoate 25%
2. BHC 0,5% - 10%
3. Tetmosol 5%
4. Sulfur Ointment 2,5 - 10%
Kontrol Fleas
1. Insektisida
• DDT
• Diazinon 2%
• Malathion 5%
2. Repellent
• Diethyl Toluamide
• Benzyl Benzoate
3. Kontrol Rodent
2
Kontrol Cyclops
1. Fisik:
• Penyaringan
• Pemasakan (suhu 60oC)
2. Kimia :
• Chlorine 5 ppm
• Lime
• Abate 1 mg/liter
3. Biologi :
• Memelihara ikan