Anda di halaman 1dari 23

i

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN GANGUAN DEMAM TIFOYD

Dibuat untuk memeunuhi salah satu tugas matah kuliah keperawatan anak 1

Dosen pengampu Faleryn Florence sahuleka S.kep,M.kes

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VII

SINTIA LOHA DUAN (O19658)


DERILIFITA MUIKA (O19632)
CHINDY G.J LEMONTJINA (O19639)

YAYASAN MEDIKA MANDIRI


SEKOLAH TINGGI ILMUH KESEHATAN MAKARIWO HALMAHERA
(STIKMAH)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (SEMESTER V
TAHUN 2O21
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunianya sehingga asuhan keperawatan ini dapat tersusun hingga
selesai.Harapan kami semoga askep ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya kami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi asuhan keperawatan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam asuhan keperawatan ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………….ii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN …………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………1
A. KONSEP MEDIS …………………………………………………...2
1.1 Pengertian ……………………………………………………………2
1.2 Etiologi…………………………………………………………………….2
1.3 Patofisiologi ……………………………………………………………3
1.4 Manifestasi Klinis …………………………………………………...4
1.5 Pemeriksaan Penunjang …………………………………………………...5
1.6 Penatalaksanaan …………………………………………………...5
B. KONSEP KEPERAWATAN …………………………………………..7
BAB II KASUS PENGKAJIAN …………………………………………10
2.1 Pengkajian …………………………………………………………..10
2.2 Riwayat Kesehatan ………………………………………………….11
2.3 Pemeriksaan penunjang ………………………………………………….13
2.4 Analisa Data …………………………………………………………..13
2.5 Diagnosis Keperawatan ………………………………………………….14
2.6 Rencana/Intervensi ………………………………………………….15
2.7 Imlementasi Dan Evaluasi Keperawatan ………………………………..16
BAB III …………………………………………………………………...21
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..21
3.2 Saran …………………………………………………………………...21
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..22
iv
1

BAB 11
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Demam Tifoid atau typoid fever ialah suatu sindrom sistemik
yang terutama disebabkan oleh Salmonella typhi. Kejadian demam
tifoid di negara berkembang masih sangat tinggi yaitu 500 per
100,000. Manusia adalah sebagai sumber penularan yang utama. Cara
penularan pada umumnya adalah melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi. Selain secara fekal-oral, infeksi bisa juga terjadi
secara transplasenta atau terjadi pada saat persalinan yaitu secar
fekal-oral dari ibu sebagai penular. (Widagdo, 2012).
Sedangkan di didapatkan 86 kasus dengan diagnosis utama
demam tifoid di instalasi rawat inap pada tahun 2011. Berdasarkan
jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 54,65%, berdasarkan umur
adalah 19-65 tahun sebanyak 65,12%.
Demam tifoid banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat
indonesia, baik diperkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat
erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi
lingkungan seperti lingkungan kumuh, kebersihan tempat-tempat
umum yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung
untuk hidup sehat. Di indonesia demam tifoid jarang dijumpai secara
epidemik, tetapi lebih sering bersifat sporadis, terpencar-pencar di
suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada
orang-orang serumah. (FKUI, 2004). Masalah yang timbul pada
pasien demam tifoid yaitu komplikasi pada usus : perdarahan usus,
melena, perforasi usus, peritonitis. Organ lain yaitu meningitis,
kolesistitis, ensefalopati dan bronkopneumoni. Komplikasi yang
berat dapat menyebabkan kematian pada penderita demam tifoid.
2

A. KONSEP MEDIS
1.1 Pengertian
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang bersifat akut
disebabkan oleh salmonella typhi (Soedarmo et al, 2010). Menurut
Kemenkes RI no.364 tahun 2006 tentang pengendalian demam tifoid,
demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman berbentuk
basil yaitu salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan atau
minuman yang tercemar feses manusia.
1.2 Etiologi
Menurut Rampengan (2007) Penyakit demam tifoid disebabkan
oleh infeksi kuman salmonella typhosa/Eberthella typhosa yang
merupakan kuman gram negatif, motil dan tidak menghasilkan spora.
Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun
suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu 70°C ataupun oleh
antiseptik. Sampai saat ini, dikethui bahwa kuman ini hanya menyerang
manusia. Salmonela typhosa mempunyai 3 macam antigen yaitu:
i. Antigen O =Ohne Haunch= antigen somatik (tidak menyebar)
ii. Antigen H= Hauch (menyebar), terdapat pada flagela dan
bersifattermolabil.
iii. Antigen Vi =kapsul=merupakan kapsul yang meliputi tubuh
kuman dan melindungi antigen O terhadap fagositosis.
Ketiga jenis antigen tersebut didalam tubuh manusia akan
menimbulkan pembentukan tiga mcam anti bodi yang lazim disebut
aglutinin. Salmonella typhosa juga dapat memperoleh plasmid
faktor R yang berkaitan dengan resistensi terhdap multipel
antibiotic. Ada tiga spesies utama yaitu :
a. Salmonella typhosa (satu serotipe).
b. Salmonella choleresius (satu serotipe).
c. Salmonella entereditis (lebih dari 1500).
1.3 Patofisilogi
Menurut Nursalam (2008) mekanisme masuknya kuman
diawali dengan infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan. basil
diserap diusus halus melalui pembuluh limfa lalu masuk kedalam
peredaran darah sampai diorgan-organ lain, terutama hati dan limpa.
basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa
3

sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai dengan rasa


nyeri diperabaan. Kemudian basil masuk kembali kedalam darah
(bakteriemia) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar
limfoid usus halus; sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong
pada mukosa diatas plak nyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan
perdarahan dan perferasi usus. Gejala demam disebabkan oleh
endotoksit, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh
kelainan pada usus.
1.4 Manifestasi Klinis
Menurut Ngastiyah (2005), gambaran klinis demam thypoid
pada anak biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa. Masa tunas
10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,
sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa
inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak
enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing tidak bersemangat dan nafsu
makan kurang. Gambaran klinis yang biasa ditemukan ialah:.
a.. Anak usia sekolah dan adolesens
Awalan penyakit semar. Mula- mula gejalanya ialah demam , lesu,
anoreksia, mialgia, sakit kepala, dan sakit perut berlangsung selama 2-3
hari. Mula- mula bisa terjadi diare dengan tinja seperti sup kacang, tetapi
belakangan konstipasi lebih menonjol. Mungkin dijumpai gejala
mimisan dan batuk, dan letargi berat. Suhu badan naik secara remitten
dan makin meningkat dalam 1 minggu.
Kemudian menetap pada suhu 40◦C. Dalam minggu kedua, suhu
bertahan tinggi dan gejala yang ada tampak makin berat. Anak tampak
sakit akut dengan disorientasi, latergi,delirium, dan stupor. Tanda fisik
yang biasa ditemukan adalah bradikardi relatif, hepatosplenomegali, dan
distensi abdomen disertai nyeri yang di infus
b. Bayi dan Anak umur <5tahun
Pada usia ini biasanya penyakit berlangsung ringan dengan demam
ringan dan lesu. Sehingga diagnosa sulit ditegakkan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya S. Typhi. Gejala diare lebih sering ditemukan
hingga diagnosis mengarah ke gastreoenteritis. Pada sebangian anak
gejalanya biasa mengarah ke infeksi saluran nafas bawah.
c. Bayi baru lahir
4

pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus dan anak lahir


prematur. Gejala timbul pada malam hari ketiga, biasanya berupa
muntah, diare, dan berkembang. Suhu tubuh bervariasi, bisa mencapai
40◦C, dan bisa disertai kejang. Gejala lainnya berupa hepatomegali
ikterus, anoreksia, berat badan sangat menurun.
1.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah
pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari :
a. Uji Widal
b. Pemeriksaan SGOT DAN SGPT
c. Biakan darah
d. Pemeriksaan leukosit
1.7 Penatalaksanaan
Menurut Suriadi (2010), penatalaksaan pasien demam thypoid yaitu:
1. Isolasi, desinfeksi pakaian.
2. Istirahat selama demam hingga dua minggu.
3. Diit tinggi kalori, tinggi protein, tidak mengandung banyak serat.
.4. Pemberian antibiotik kloramfenikol, cotrimoxazole dengan dosis
tinggi.
B.KONSEP KEPERAWATAN
a. pengkajian
Menurut Dermawan (2012), pengkajian adalah proses
keperawatan dalam mengumpulan data yang dilakukan melalui
pendekatan secara sistematis yang nantinya akan dianalisa. Tujuan
daripada pengkajian keperawatan adalah untuk megidentifikasi,
mengenali masalah, kebutuhan pasien dan perawatan pada pasien baik
secara fisik, mental, sosial maupun lingkungan.
b. diagnosa keperawatan
Menurut NANDA (2018), diagnosa keperawatan adalah suatu
bentuk penilaian klinis yang dilakukan oleh perawat terhadap respons
manusia tentang kesehatannya baik individu, keluarga, kelompok ataupun
komunitas. Tugas perawat ialah mendiagnosis masalah kesehatan yang
sesuai dengan keluhan pasien saat ini.
Menurut Mardalena (2018), diagnosa keperawatan yang dapat
muncul pada
5

pasien dengan demam tifoid adalah nyeri akut berhubungan dengan


peradangan pada saluran pencernaan. Hipertermi berhubungan dengan
proses infeksi Salmonella Typhi. Keseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat. Defisiensi
volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebih.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolik. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit berhubungan
dengan kurang informasi.
c. Intervensi
Menurut Rosmalia dan Hariyadi (2019), intervensi keperawatan
adalah suatu proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam
merencanakan suatu tindakan yang bertujuan untuk membantu klien
dalam mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak yang dapat
timbul.
Menurut Mardalena (2018), perencanaan asuhan keperawatan yang
dirancang untuk klien demam tifoid adalah mengobservasi suhu pasien
setiap pergantian shift. Memberikan kompres hangat pada axila, lipatan
paha, temporalis jika pasien demam. Menganjurkan keluarga untuk
memakaikan pakaian tipis dan serap keringat. Memberikan penjelasan
mengenai perubahan suhu pasien. Menganjurkan pasien untuk banyak
minum. Dan berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
antipiretik.
d.Implementasi
Menurut Supratti dan Ashriady (2018), implementasi keperawatan
adalah suatu proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam
mengelola melaksanakan rencana keperawatan yang telah dirancang
sebelumnya. Hal yang dilakukan dalam menjalankan rencana
keperawatan adalah dengan melaksanakan tindakan keperawatan secara
komprehensif guna mencegah terjadinya masalah baru yang dapat
muncul. Proses ini berpusat pada pasien.
e. evaluasi
Menurut Supratti dan Ashriady (2018), evaluasi keperawatan
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi respon klien
terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dan mengacu pada tujuan dan
kriterial hasil yang telah dibuat sebelumnya. Evaluasi dilaksanakan saat
6

setelah perawat selesai melaksankan tindakan yang telah direncanakan


setiap harinya.
6

BAB II
KASUS PENGKAJIAN

2.1 PENGKAJIAN
1.Identitas
Nama : An. Arya hangewa
Tanggal Lahir : 27 Mei 2010
Umur : 13 Tahun
Suku/Bangsa : boeng/Indonesia
Agama : Kristen protestan
Alamat : Gura muka
Nama Ayah : Tn. Yakob
Nama Ibu : Ny. Rina
Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta /Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA / SMA
Suku/Bangsa : boeng/Indonesia
Agama : kristen protestan
Alamat :ds. Gura muka
Diagnosa Medis : Demam Typhoid

2.2 Riwayat Kesehatan

A. Keluhan Utama : Panas dan Mual Muntah

B. Riwayat Penyakit Saat ini :

Ibu mengatakan anaknya panas sejak hari senin tanggal 28 November


2021 panas lebih dari 5 hari disertai mual muntah. Pada hari sabtu malam
tanggal 29 November dibawa ke IGD dengan keluhan panas disertai
mual muntah dan di rawat inap diruang sakura pada tanggal 3 masih
mengeluhkan panas mualdan muntah

C. Riwayat Keperawatan

1. Prenata : Ibu mengatakan rajin memeriksakan


kehamilannya setiap bulan

2. Natal : Anak Lahir pada kehamilan 9 bulan 10 hari dengan lahir


7

secara spontan dibidan. Bayi lahir segera menangis.

3. Post Natal : Tidak terjadi pendarahan yang berlebihan pada ibu bayi

setelah lahir tidak ada kelainan. BBL 2700gr.


D. Riwayat Kesehatan Sebelumnya D. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
. 1 Penyakit yang pernah diderita ibu :Ibu mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit yang diderita anaknya.
2 Pernah dirawat di rumah sakit :Ibumengatakan anaknya belom
pernah dirawat di rumah sakit baru sekarang ini.
. 3 Penggunaan obat-obatan : Paracetamol di apotik
4 Tindakan (operasi/tindakan lain): Tidak ada
5 Alergi : Tidak ada
6 Kecelakaan : Tidak ada
.7 Imunisasi : Lengkap
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak memiliki riwayat penyakit Demam
Typhoid dan penyakit menular lainnya seperti Hepatitis, HIV, DM,
Jantung dan Hipertensi.
2. Lingkungan rumah dan komunitas :
Ibu mengatakan anaknya tinggal di lingkungan yang bersih lingkungan
pembuangan sampah tertutup, pasien tidak pernah beraktifitas yang berat.
3. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :
Ibu mengatakan anaknya sering jajan sembarangan dan kalau makan jarang
mencuci tangan.
2. PEMERIKSAAN FISIK
1) PERNAFASAN
(1) Bentuk dada : simetris
(2) Pola nafas : normal
(3) Suara nafas : normal
(4) Penggunaan otot bantu nafas : tidak ada
(5) Perkusi thorax : normal
(6) Alat bantu pernafasan : tidak ada
(7) Batuk : tidak ada
8

(8) Lainnya sebutkan : tidak ada masalah keperawatan


2) KARDIOVASKULER
(1) Nyeri dada : tidak ada
(2) Irama jantung : reguler
(3) Bunyi jantung : S1, S2 tunggal
(4) CRT : <3 detik
(5) Lainnya sebutkan : tidak ada masalah keperawatan
3) PERSYARAFAN
(1) Patella : baik
(2) Kejang :-
(3) Kaki kuduk : tidak terdapat kaku kuduk
(4) Nyeri kepala : tidak ada nyeri kepala
(5) Kelainan N. Cranialis :-
(6) Lainnya sebutkan : tidak ada masalah keperawatan
4) GENITOURINARIA
(1) Bentuk alat kelamin : normal, tidak ada kelainan
(2) Uretra : normal, tidak ada kelainan
(3) Kebersihan alat kelamin : bersih
5) PENCERNAAN
(1) Mulut
1. Mukosa : kering
2. Bibir : normal
3. Lidah : kotor
4. Kebersihan rongga mulut : kurang
(2) Abdomen
1) Nyeri tekan : lokasi-peristaltik 35x/menit
2) BAB
1.Frekuensi : 1x/hari, warna: kuning
2.Bau : khas
3.Keluhan : tidak ada
3) Lainnya sebutkan : tidak ada masalah keperawatan
6) MUKULOSKELETAL DAN INTEGUMEN
(1) Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tngkai
9

(2) Kekuatan otot/tonus otot : normal dan kuat


(3) Faktur : tidak ada
(4) Kulit : sawo matang dan kemerahan
(5) Akral : hangat
(6) Turgor kulit : baik
(7) Kelembaban : baik
(8) Oedema : tidak ada
(9) Kebersihan : baik
(10) Lainnya sebutkan : tidak ada masalah keperawatan
7) PENGINDERAAN
(1) Mata
1. Reflek cahaya : positif
2. Gerakan mata : normal
3. Konjungtiva : merah muda
4. Sklera : warna putih
5. Pupil : isokor
6. Lainnya sebutkan : tidak ada masalah keperawatan
(2) Hidung
1) Reaksi alergi : tidak ada
2) Sekret : tidak ada
3) Lainnya sebutkan : tidak ada
(3) Mulut dan tenggorokan
1) Gigi geligi : lengkap bersih dan rapi
2) Kesulitan menelan : tidak ada
3) Lainnya sebutkan : tida ada
8) Endokrin
(1) Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
(2) Pembesaran kelenjar parotis : tidak ada
(3) Hiperglekima : tidak ada
(4) Hipoglekima : tidak ada
(5) Lainnya sebutkan : tidak ada
2.3 Data Penunjang
a. Laboratorium
10

b. USG (
c. Terapi
d. Rontegen

2.4 Analisis Data


NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Infeksi salmonela Hipertermia
Ibu mengatakan panas typhi pada makanan
sudah 5 hari dan minuman masuk
DO: ke lambung dan
Keadan umum lemah bakteri masuk
Suhu : kedalam usus halus
Nadi :84 pembulu limfe
TD: 16 mmhg
RR: 2
Badan terasa panas
Kulit kemerahan
2. DS:
Klien mengatakan nafsu Ganguan nustris
makan berkurang dan
makan terasa pahit serta Infeksi salmonela
mual typhi pada makan
DO: dan minuman dan
-Klien tampak lemah masuk ke dalam
-porsi makan habis porsi lambung dan usus
makannya halus
-bibir kering
-BB: 4O kg

2.5 Prioritas Masalah


Diagnosa keperawatan berdasarkan proritas masalah
a..Hipertermia berhubungan dengan infeksi salmonella typhi
11

b. .Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan kurangnya asupan makan

2.6 Perencanaan
Diagnosa Tujuan dan Hasil Rencana Tindakan Rasional
No
Keperawatan Kriteria
1 Hipertermia NOC NIC 1. Untuk
berhubungan Thermoregulasi 1. Monitor mengetahui
dengan proses setelah dilakukan suhu tubuh suhu tubuh
infeksi tindakan sesering pasien.
salmonella typhi keperawatan mungkin. 2. Untuk
selama 1 kali 24 2. Monitor mengetahui
jam pasien warna suhu suhu tubuh
menunjukan kulit. pasien.
12

suhu tubuh dalam 1. Monitor 1. Untuk


batas normal tekanan mengetahui
dengan kriteria darah nadi perkembangan
hasil: dan RR. pasien.
1. Suhu tubuh 2. Monitor 2. Untuk
36- tinggat mengetahui
37oc. kesadaran. perkembangan
2. Nadi dan RR 3. Monitor pasien.
dalam intake dan 3. Untuk
rentang output. mengetahui
normal. asupan pasien
4. Berikan
3. Tidak ada 4. Untuk
antipiretik
perubahan memberikan
sesuai
progam terapi dan

terapi. proses
penyembuhan
5. Selimuti
pasien.
pasien.
5. Untuk
6. Kompres
memberikan
pasien pada
rasa nyaman.
lipatan paha
6. Untuk
dan aksila.
mengurangi
7. Catat adanya
demam.
fluktuasi
7. Untuk
tekanan
mengetahui
darah.
perkembangan
pasien

2.7 Implementasi dan evaluasi


13

N Tanggal,bln,th Hari Jam Imlementasi Evaluasi


o n
1. 28 November Pertam 08.0 1. Mengukur S: Keluarga klien
2021 a 0 TTV meliputi mengatakan badan klien
WIT tekanan agak panas
darah, suhu, O:
08.3 nadi, dan Tekanan Darah: 100/80
0 pernafasan mmHg
WIT 2. Suhu: 38oC
Memberikan
Nadi: 96x/menit
10.0 kompres pada RR: 20x/menit
0 lipatan paha - Infus RD5 terpasang dan
WIT dan aksila lancar dengan 20 tetes
3. permenit
12:0 Memberikan
- Kulit masih kemerahan
0 terapi obat - Lidah kotor, bibir
WIT thyempenicol terlihat kering dan
, pecahpecah
14:0 paracetamol, A: masalah belum teratasi
0 antasida sirup P: intervensi dilanjutkan
WIT 4. Mengukur
kembali suhu
tubuh klien
S : 37,8C
5.

Menganjurka
n klien untuk
memakai
pakaian yang
tipis dan
menyerap
keringat
29 November Kedua 08:0 1. Mengukur
S: Keluarga klien
2022 0 TTV mengatakan panas klien
14

WIT meliputi: sudah mulai berkurang


TD : 80/60 O:
mmHg Tekanan Darah: 100/80
S : 38,5C mmHg
N : 97x/menit Suhu: 38,5oC
RR : Nadi: 97x/menit
10.0 20x/menit RR: 20x/menit
0 2. - Infus RD5 terpasang
WIT Memberikan
dengan lancar
kompres pada - Kulit terlihat masih
lipatan paha kemerahan
14.0 dan aksila - Lidah kotor, bibir
0 3. terlihat kering dan
WIT Memberikan
pecahpecah sudah mulai
terapi obat berkurang
thyempenicol A: masalah teratasi
, sebagian
paracetamol, P: intervensi dilanjutkan
antasida sirup
4. Mengukur
kembali suhu
tubuh klien
S : 37,5C
5.

Menganjurka
n klien untuk
memakai
pakaian yang
tipis dan
menyerap
keringat
30 November Ketiga 08.0 1. Mengukur S: Keluarga klien
2022 0 TTV meliputi mengatakan panas klien
WIT tekanan sudah turun dan tidak
15

darah, suhu, panas lagi


08.3 nadi, dan O:
0 pernafasan Tekanan Darah: 100/80
WIT TD mmHg
:100/80 Suhu: 36,2Oc
10.0 mmHg Nadi: 88x/menit
0 S : RR: 28x/menit
WIT 36,8C - Kulit lembab dan turgor
N : kulit baik
88x/menit - Lidah sudah bersih dan
12.3 RR bibir terlihat lembab
0 : 28x/menit A: masalah teratasi
WIT 2. P:
Memberikan
a. Anjurkanklien
terapi obat untukntetapmemperbanya
thyempenicol k
, istirahat
paracetamol, b. Anjurkan keluarga
antasida sirup tentang pemberian obat
3. Mengukur
jalan sesuai advis dokter
kembali suhu
tubuh klien
S : 36,2C
4.

Menganjurka
n klien untuk
memakai
pakaian yang
tipis dan
menyerap
keringat
16
17

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Demam Tifoid atau typoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang terutama
disebabkan oleh Salmonella typhi. Kejadian demam tifoid di negara berkembang masih
sangat tinggi yaitu 500 per 100,000. Manusia adalah sebagai sumber penularan yang utama.
Cara penularan pada umumnya adalah melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Selain secara fekal-oral, infeksi bisa juga terjadi secara transplasenta atau
terjadi pada saat persalinan yaitu secar fekal-oral dari ibu sebagai penular. (Widagdo, 2012).

4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan agar dapat meningkatakan pengetahuan tentang penyakit-penyakit dalam
keperawatan anak salah satunya pada Demam tifoyd dan juga meningkatkan kemampuan
dalam membuat asuhan keperawatan yang baik dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan serta pengetahuan sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal
khususnya pada anak yang menderita Demam tifoyd dan perawat mampu menjadi edukator
yang baik bagi pasien dan keluarganya.
18

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner dan Suddrat.2002, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. EGC, jakarta.
2. Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi 9. Jakarta:
EGC
3. Muttaqin Arif & Sari Kumala.2011. Gangguan Gastrointestinal.
Jakarta:Selemba Medika
4. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC.
5. Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal
    Proposal
    Dokumen1 halaman
    Proposal
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Sintia Loha Duan
    Sintia Loha Duan
    Dokumen93 halaman
    Sintia Loha Duan
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • RETARDASI MENTAL Fixx
    RETARDASI MENTAL Fixx
    Dokumen26 halaman
    RETARDASI MENTAL Fixx
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Atresia Ani
    Atresia Ani
    Dokumen33 halaman
    Atresia Ani
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Askep
    Askep
    Dokumen9 halaman
    Askep
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Askep Demam Tifoid Pada Anak
    Askep Demam Tifoid Pada Anak
    Dokumen27 halaman
    Askep Demam Tifoid Pada Anak
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Biografi Sisi
    Biografi Sisi
    Dokumen3 halaman
    Biografi Sisi
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Morbili
    Morbili
    Dokumen2 halaman
    Morbili
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • LP Kurang Gizi
    LP Kurang Gizi
    Dokumen12 halaman
    LP Kurang Gizi
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Ebp 2
    Ebp 2
    Dokumen16 halaman
    Ebp 2
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Ebp 2
    Ebp 2
    Dokumen16 halaman
    Ebp 2
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Materi k3
    Materi k3
    Dokumen20 halaman
    Materi k3
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kapita Selekta Kel 4
    Tugas Kapita Selekta Kel 4
    Dokumen8 halaman
    Tugas Kapita Selekta Kel 4
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat
  • Dokumentasi KDK2 Sem 3
    Dokumentasi KDK2 Sem 3
    Dokumen6 halaman
    Dokumentasi KDK2 Sem 3
    Sintia Loha duan
    Belum ada peringkat