Dibuat untuk memeunuhi salah satu tugas matah kuliah keperawatan anak 1
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VII
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunianya sehingga asuhan keperawatan ini dapat tersusun hingga
selesai.Harapan kami semoga askep ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya kami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi asuhan keperawatan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam asuhan keperawatan ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
iii
DAFTAR ISI
BAB 11
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Demam Tifoid atau typoid fever ialah suatu sindrom sistemik
yang terutama disebabkan oleh Salmonella typhi. Kejadian demam
tifoid di negara berkembang masih sangat tinggi yaitu 500 per
100,000. Manusia adalah sebagai sumber penularan yang utama. Cara
penularan pada umumnya adalah melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi. Selain secara fekal-oral, infeksi bisa juga terjadi
secara transplasenta atau terjadi pada saat persalinan yaitu secar
fekal-oral dari ibu sebagai penular. (Widagdo, 2012).
Sedangkan di didapatkan 86 kasus dengan diagnosis utama
demam tifoid di instalasi rawat inap pada tahun 2011. Berdasarkan
jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 54,65%, berdasarkan umur
adalah 19-65 tahun sebanyak 65,12%.
Demam tifoid banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat
indonesia, baik diperkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat
erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi
lingkungan seperti lingkungan kumuh, kebersihan tempat-tempat
umum yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung
untuk hidup sehat. Di indonesia demam tifoid jarang dijumpai secara
epidemik, tetapi lebih sering bersifat sporadis, terpencar-pencar di
suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada
orang-orang serumah. (FKUI, 2004). Masalah yang timbul pada
pasien demam tifoid yaitu komplikasi pada usus : perdarahan usus,
melena, perforasi usus, peritonitis. Organ lain yaitu meningitis,
kolesistitis, ensefalopati dan bronkopneumoni. Komplikasi yang
berat dapat menyebabkan kematian pada penderita demam tifoid.
2
A. KONSEP MEDIS
1.1 Pengertian
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang bersifat akut
disebabkan oleh salmonella typhi (Soedarmo et al, 2010). Menurut
Kemenkes RI no.364 tahun 2006 tentang pengendalian demam tifoid,
demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman berbentuk
basil yaitu salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan atau
minuman yang tercemar feses manusia.
1.2 Etiologi
Menurut Rampengan (2007) Penyakit demam tifoid disebabkan
oleh infeksi kuman salmonella typhosa/Eberthella typhosa yang
merupakan kuman gram negatif, motil dan tidak menghasilkan spora.
Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun
suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu 70°C ataupun oleh
antiseptik. Sampai saat ini, dikethui bahwa kuman ini hanya menyerang
manusia. Salmonela typhosa mempunyai 3 macam antigen yaitu:
i. Antigen O =Ohne Haunch= antigen somatik (tidak menyebar)
ii. Antigen H= Hauch (menyebar), terdapat pada flagela dan
bersifattermolabil.
iii. Antigen Vi =kapsul=merupakan kapsul yang meliputi tubuh
kuman dan melindungi antigen O terhadap fagositosis.
Ketiga jenis antigen tersebut didalam tubuh manusia akan
menimbulkan pembentukan tiga mcam anti bodi yang lazim disebut
aglutinin. Salmonella typhosa juga dapat memperoleh plasmid
faktor R yang berkaitan dengan resistensi terhdap multipel
antibiotic. Ada tiga spesies utama yaitu :
a. Salmonella typhosa (satu serotipe).
b. Salmonella choleresius (satu serotipe).
c. Salmonella entereditis (lebih dari 1500).
1.3 Patofisilogi
Menurut Nursalam (2008) mekanisme masuknya kuman
diawali dengan infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan. basil
diserap diusus halus melalui pembuluh limfa lalu masuk kedalam
peredaran darah sampai diorgan-organ lain, terutama hati dan limpa.
basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa
3
BAB II
KASUS PENGKAJIAN
2.1 PENGKAJIAN
1.Identitas
Nama : An. Arya hangewa
Tanggal Lahir : 27 Mei 2010
Umur : 13 Tahun
Suku/Bangsa : boeng/Indonesia
Agama : Kristen protestan
Alamat : Gura muka
Nama Ayah : Tn. Yakob
Nama Ibu : Ny. Rina
Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta /Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA / SMA
Suku/Bangsa : boeng/Indonesia
Agama : kristen protestan
Alamat :ds. Gura muka
Diagnosa Medis : Demam Typhoid
C. Riwayat Keperawatan
3. Post Natal : Tidak terjadi pendarahan yang berlebihan pada ibu bayi
b. USG (
c. Terapi
d. Rontegen
2.6 Perencanaan
Diagnosa Tujuan dan Hasil Rencana Tindakan Rasional
No
Keperawatan Kriteria
1 Hipertermia NOC NIC 1. Untuk
berhubungan Thermoregulasi 1. Monitor mengetahui
dengan proses setelah dilakukan suhu tubuh suhu tubuh
infeksi tindakan sesering pasien.
salmonella typhi keperawatan mungkin. 2. Untuk
selama 1 kali 24 2. Monitor mengetahui
jam pasien warna suhu suhu tubuh
menunjukan kulit. pasien.
12
terapi. proses
penyembuhan
5. Selimuti
pasien.
pasien.
5. Untuk
6. Kompres
memberikan
pasien pada
rasa nyaman.
lipatan paha
6. Untuk
dan aksila.
mengurangi
7. Catat adanya
demam.
fluktuasi
7. Untuk
tekanan
mengetahui
darah.
perkembangan
pasien
Menganjurka
n klien untuk
memakai
pakaian yang
tipis dan
menyerap
keringat
29 November Kedua 08:0 1. Mengukur
S: Keluarga klien
2022 0 TTV mengatakan panas klien
14
Menganjurka
n klien untuk
memakai
pakaian yang
tipis dan
menyerap
keringat
30 November Ketiga 08.0 1. Mengukur S: Keluarga klien
2022 0 TTV meliputi mengatakan panas klien
WIT tekanan sudah turun dan tidak
15
Menganjurka
n klien untuk
memakai
pakaian yang
tipis dan
menyerap
keringat
16
17
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Demam Tifoid atau typoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang terutama
disebabkan oleh Salmonella typhi. Kejadian demam tifoid di negara berkembang masih
sangat tinggi yaitu 500 per 100,000. Manusia adalah sebagai sumber penularan yang utama.
Cara penularan pada umumnya adalah melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Selain secara fekal-oral, infeksi bisa juga terjadi secara transplasenta atau
terjadi pada saat persalinan yaitu secar fekal-oral dari ibu sebagai penular. (Widagdo, 2012).
4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan agar dapat meningkatakan pengetahuan tentang penyakit-penyakit dalam
keperawatan anak salah satunya pada Demam tifoyd dan juga meningkatkan kemampuan
dalam membuat asuhan keperawatan yang baik dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan serta pengetahuan sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal
khususnya pada anak yang menderita Demam tifoyd dan perawat mampu menjadi edukator
yang baik bagi pasien dan keluarganya.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner dan Suddrat.2002, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. EGC, jakarta.
2. Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi 9. Jakarta:
EGC
3. Muttaqin Arif & Sari Kumala.2011. Gangguan Gastrointestinal.
Jakarta:Selemba Medika
4. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC.
5. Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.