Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

BERWAWASAN LINGKUNGAN

Matsyuri Ayat1), Jonizar2)


Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK

Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia
itu sendiri, oleh karena itu pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan dengan sebijaksana mungkin.
Manusia sebagai komponen ekosistem alam, secara alami kehidupannya sangat tergantung kepada alam atau
lingkungan tempat tinggalnya. Namun dengan kemajuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), manusia dapat merekayasa sumberdaya alam serta memanfaatkannya dengan
semaksimal mungkin untuk kesejahteraannya.
Permukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan merupakan kawasan perkotaan maupun pedesaan.
Pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah
adalah uapaya sadar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijaksana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Syarat-syarat permukiman yang
berwawasan lingkungan adalah bebas dari bencara banjir, jauh dari sumber pencemar dan kebisingan, kondisi
lahan yang stabil, tersedianya sumber air bersih yang cukup, mudah dijangkau atau mempunyai aksesibilitas
yang baik dan mempunyai lahan hijau terbuka yang cukup..
Pemeliharaan lingkungan di perumahan dan permukiman sering menjadi permasalahan bagi penghuni,
pengembang dan pemerintah setempat terutama pada ruang-ruang terbuka untuk kepentingan umum. Daerah-
daerah ini dapat meliputi jalan-jalan utama, pedestrian, taman-taman dan jalur hijau terbuka. Sedangkan
daerah-daerah yang masih dapat diidentifikasikan menjadi bagian penghuni, seperti misalnya penggalan jalan
dan saluran air hujan di muka rumah, biasanya dipelihari oleh penghuni masing-masing.
Tujuan sosio-ekonomi pembangunan akan tampak jelas bilamana permukiman sudah dihuni. Bila
dikemudian hari terwujud suatu komunitas yang mampu memelihara dan mengembangkan kehidupan sosial
serta lingkungan fisik, tidak saja secara internal, melainkan juga dengan lingkungan disekitarnya. Maka satuan
permukiman tersebut dapat memberikan harapan lebih pasti akan terwujudnya cita-cita pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development).

Kata Kunci : Pembangunan, Permukiman, Lingkungan.

1. PENDAHULUAN alami kehidupannya sangat tergantung


kepada alam atau lingkungan tempat
Dalam pembangunan, manusia tinggalnya. Namun dengan kemajuan
merupakan pelaku yang sangat berperan manusia dalam mengembangkan ilmu
dan menentukan keberhasilan dari pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
pembangunan serta sekaligus juga manusia dapat merekayasa sumberdaya
menikmati hasil dari pembangunan alam serta memanfaatkannya dengan
tersebut. Tujuan pembangunan pada semaksimal mungkin untuk
dasarnya adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraannya.
hidup dan kesejahteraan manusia itu Dalam kehidupan modern, secara
sendiri, oleh karena itu pengelolaan sadar permukiman diciptakan untuk
sumber daya alam harus dilaksanakan meningkatkan produktivitas dan kualitas
dengan sebijaksana mungkin. Manusia hidup. Untuk itu, pembangunan
sebagai komponen ekosistem alam, secara permukiman diorganisasikan dan

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 86


diarahkan untuk mencapai suatu dari dinamika yang terjadi dalam
kehidupan yang terus meningkat. kehidupan masyarakat maupun kebijakan
Sedangkan permukiman yang telah pemetintah baik di pusat maupun di daerah
direhabilitasi atau juga dibangun kembali di dalam mengelola perumahan dan
dengan maksud meningkatkan kualitas permukiman.
penghuninya. Sumber daya alam terus
dijaga, sehingga secara lestari dapat 2. TUJUAN
mendukung dan menampung kehidupan
yang terus berkembang. Kehidupan yang Tujuan penulisan ini adalah untuk
layak tidak dapat dicapai tanpa dukungan mengkaji dan mensosialisasikan kepada
sumber daya alam yang memadai yang masyarakat tentang masalah
langsung menopang kehidupan, seperti air pembangunan permukaiman yang
dan udara. Segala upaya yang terus berwawasan lingkungan
menerus dilakukan untuk menyerasikan,
memadukan dan meningkatkan nilai 3. SASARAN
ekonomi, sosial serta ekologi inilah yang
dapat disebut sebagai pengembangan Sasaran yang diharapkan dari
permukiman yang berwawasan tulisan ini adalah agar masyarakat dan
lingkungan. pihak-pihak yang terkait dapat mengetahui
Perumahan dan permukiman konsep-konsep permukiman yang
merupakan salah satu kebutuhan dasar berwawasan lingkungan.
manusia, yang juga mempunyai peran
sangat strategis sebagai pusat pendidikan 4. PERMASALAHAN PERUMAHAN
keluarga, persemaian budaya, dan DAN PERMUKIAN
peningkatan kualitas generasi mendatang,
serta merupakan pengejawantahan jati diri. Pengertian dasar permukiman
Permasalahan perumahan dan menurut Unsdang-Undang No. 1 Tahun
permukiman tidak dapat dipandang 2011 adalah bagian dari lingkungan
sebagai permasalahan fungsional dan fisik hunian yang terdiri dari atas lebih dari satu
semata, tetapi lebih kompleks lagi sebagai satuan perumahan yang mempunyai
permasalahan yang berkaitan dengan prasarana, sarana, utilitas umum, serta
dimensi kehidupan masyarakat yang mempunyai penunjang kegiatan fungsi
meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, lain dari kawasan perkotaan atau kawasan
teknologi, ekologi maupun politik. pedesaan. Menurut Supriyanto (2004),
Sebagai bagian dari sistem secara umum permasalahan perumahan
masyarakat internasional, dan permukiman adalah :
penyelenggaraan perumahan dan 4.1. Belum melembaganya sistem
permukiman di Indonesia tidak dapat penyelenggaraan perumahan dan
dipisahkan dari beberapa agenda global permukiman yang meliputi :
yang terkait, khusunya Agenda 21 tentang a. Sistem penyelenggaraan
pembangunan berkelanjutan dan Agenda perumahan dan permukiman
Habitat yang telah dideklarasikan secara masih belum mantap baik di
bersama dalam “The United Nation tingkat pusat, wilayah maupun
Conference on Environment and lokal, ditinjau dari segi sumber
development di Rio de Jeneiro 1992”. daya manusia, organisasi,
Persoalan perumahan dan permukiman di tatalaksana dan
Indonesia sesungguhnya tidak terlepas

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 87


dukunganprasarana serta diantaranya adalah dengan
sarananya. meningkatnya lingkungan
b. Belum mantapnya pelayanan dan permukiman kumuh pertahunna.
akses terhadap hak atas tanah c. Secara visual lingkungan, juga
untuk perumahan, khususnya bagi terdapat kecenderungan yang
kelompok masyarakat miskin dan kurang positif bahwa sebagian
berpendapatan rendah. kawasan perumahan dan
c. Belum efisiennya pasar perumahan, permukiman telah mulai bergeser
karena adanya intervensi yang menjadi lebih tidak teratur, kurang
mengganggu penyediaan dan berjadi diri, dan kurang
menyebabkan distorsi permintaan memperhatikan nilai-nilai
akan perumahan. kontekstual sesuai sosial budaya
4.2. Rendahnya tingkat pemenuhan setempat serta nilai-nilai
kebutuhan perumahan yang layak dan arsitektural yang baik.
terjangkau.
a. Tingginya kebutuhan perumahan 5. KONSEP PERMUKIMAN
yang layak dan terjangkau masih BERWAWASAN LINGKUNGAN
belum diimbangi kemampuan
penyediaan baik oleh masyarakat, Penyelenggaraan perumahan dan
dunia usaha dan pemerintah. permukiman dilaksanakan dengan
b. Ketidakmampuan masyarakat mengutamakan pencapaian tujuan
miskin yang berpenghasilan pembangunan lingkungan yang responsif,
rendah untuk mendapatkan rumah namun secara komprehensif sekaligus
yang layak dan terjangkau serta dapat mengakomodasikan dalam satu
memenuhi standar lingkungan kesatuan sistem dengan pencapaian
permukiman yang responsif. pembangunan sosial dan pembangunan
c. Belum tersedianya dana jangka ekonomi. Pembangunan perumahan dan
panjang bagi pembiayaan permukiman, yang memfaatkan ruang
perumahan yang menyebabkan terbesar dari kawasan baik di perkotaan
terjadinya mismitch pendanaan maupun di pedesaan merupakan kegiatan
dalam pengadaan perumahan. yang bersifat menerus. Karenanya
4.3. Menurunnya kualitas lingkungan pengelolaan pembangunan perumahan
permukiman. permukiman harus senantiasa
a. Secara fungsional, sebagian besar memperhatikan ketersediaan sumberdaya
kualitas perumahan dan pendukung serta dampak akibat
permukiman masih belum pembangunan tersebut. Dukungan
memenuhi standar pelayanan yang sumberdaya yang memadai, baik yang
memadai sesuai skala kawasan utama maupun penunjang diperlukan agar
yang ditetapkan, baik sebagai pembangunan dapat dilakukan secara
kawasan perumahan maupun berkelanjutan, di samping dampak
kawasan permukiman yang pembangunan perumahan dan
berkelanjutan. permukiman terhadap kelestarian
b. Secara fisik lingkungan, masih lingkungan serta keseimbangan daya
banyak ditemui kawasan dukung lingkungannya yang harus
perumahan dan permukiman yang senantiasa dipertimbangkan. Kesadaran
telah melebihi daya tampung dan tersebut harus dimulai sejak tahap
daya dukung lingkungan perencanaan dan perancangan,

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 88


pembangunan, sampai dengan tahap besar bagi kapasitas jalan yang tersedia,
pengelolaan dan pengembangan, agar arah sehingga dapat meninmbulkan kemacetan.
perkembangan tetap selaras dengan
prinsip-prinsip pembangunan 5.1.2. Pembebasan lahan
berkelanjutan secara ekonomi, sosial , dan Proses pembebasan lahan
lingkungan. merupakan persoalan yang sangat penting
untuk dilakukan dengan benar dan baik.
5.1. Tahap Pembangunan Fisik Karena hal ini sering memacu
permasalahan dengan masyarakat
5.1.1. Pemilihan lokasi setempat baik dengan yang berkenaan
Dalam panduan perencanaan langsung maupun yang tidak langsung.
perumahan dan permukiman, persyaratan Pada tahap ini sering terjadi permasalahan
lokasi umumnya mengacu kepada hal-hal sosial, terutama kalau pengembang dan
yang menyangkut keseuaian dengan pemilik lahan berbeda pendapat tentang
peraturan dan keamanan serta soal harga, atau bilamana pengguna atau
keselamatan penghuni. Menurut pemilik tanah tidak mau melepaskan
Kuswartojo dan Suparti (997), faktor- tanahnya. Pengembang dapat saja
faktor penentu antara lain adalah : menawarkan kerja sama dengan
- keseuaian dengan tata kota masyarakat setempat untuk melakukan
pemerintah setempat konsolidasi lahan atau menjadikan
- mudah dicapai masyarakat setempat sebagai pemegang
- harus bebas dari banjir saham pada proyek tersebut. Bila hal ini
- kondisi lahan stabil dapat terjadi , maka pengembang dapat
- tidak dekat dengan sumber menjadi bagian yang menciptakan
pencemar keadilan dan pemerataan dalam
- dan menpunyai aksesibilitas yang pembangunan.
baik
- serta tersedianya sumber air 5.2. Perancangan
bersih yang cukup Pembangunan permukiman
- seperti tiga dari luas lahan harus mencakup unsur lindungan atau gedung-
terbuka hjau gedung dan sistem jejaring dan lain-lain
Untuk pembangunan permukiman yang diperlukan. Kedua unsur tersebut
yang beskala besar diwajibkan melakukan terpadu dalam satu rancangan yang lazim
analisis mengenai dampak lingkungan disebut sebagai perencanaan tapak.
(AMDAL). Ketidak-adaan informasi Perencanaan tapak ini dapat menyangkut
mengenai rencana tata ruang pada suatu kawasan secara keseluruhan atau juga
wilayah dapat digantikan oleh informasi merupakan rencana tapak individu.
dari studi Analisis Mengennai Dampak Rencana tapak ini sangat penting karena
Lingkungan tersebut. Disamping itu juga akan berakibat langsung pada perubahan
pembangunan permukiman baru bagi bentang alam, penggalian, potong dan
masyarakat berpendapatan menengah dan papas, penebangan pohon dan lain
tinggi sangat penting untuk sebagainya. Pada pembangunan
memperhitungankan dampak-dampak permukiman, perubahan ini akan
seperti meningkatnya arus transfortasi dan menyangkut wilayah yang cukup luas,
kegiatan lainnya. Bangkitan kendaraan sehingga penting untuk ditelaah secara
dari permukiman baru mungkin terlalu tersendiri. Standar kinerja perancangan
sudah mempertimbangkan kenerja–kinerja

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 89


yang ingin dicapai diproses selanjutnya. yang harus dilakukan dan dikembangkan
Menurut Handler (1970), standart kinerja adalah seperti pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Standar kinerja berwawasan lingkungan


Unit Perancangan/ Tapak/Kawasan Bangunan
Standar Kinerja Internal : Eksternal Internal : Eksternal
Kinerja teknik dan : :
lingkungan : :
Kinerja manusia : :
Kinerja simbolis : :
Kinerja ekonomi : :

Perancang mungkin lebih mudah standar prosentase luas terbangun. Luas


memasukkan gagasan yang berkaitan terbangun dapat merupakan hasil
dengan kinerja teknik dan lingkungan pertimbangan antara unsur buatan dan
daripada dengan kinerja manusia yang unsur buatan sendiri, tetapi juga perlu
bersifat luas atau sosial masyarakat. masukan eksternal, antara lain dengan
Demikian juga dengan kinerja ekonomi, mempertimbangkan bagaimana dampak
sejauh itu menyangkut efisiensi luasan tertutup lahan kepada alam, karena
pengembang dan positif terhadap daya ada kaitannya dengan larian air. Kinerja
jual properti. eksternal juga mencerminkan bagaimana
hubngan antara lingkungan buatan yang
5.2.1. Kinerja teknik dan lingkungan terbangun dengan lingkungan buatan
a. Secara internal, kinerja teknik sekelilingnya.
dan lingkungan mengacu kepada sejauh Pemahaman terhadap adanya
mana dan seefisien apa komponen keterkaitan yang saling mempengaruhi
bangunan dan unsur fisik membangun antara berbagai unsur ekosistem, alam
fungsi-fungsi yang harus dipikulnya. umumnya diperlakukan sebagai objek
Dalam rancangan tapak, hal ini misalnya bagaimana unsur tersebut dapat
menyangkut kinerja teknik sistem bermanfaat bagi manusia. Dalam
jejaring : material, Ukuran; Luas tapak perancangan arsitektur, misalnya alam
terbangun dan sebagainya. Sedangkan lebih dilihat untuk kepentingan struktur dn
dalam rancangan bangunan, menyangkut estetika bangunan atau ruang agar
hal-hal untuk menjaga keselamatan pengguna bangunan atau sarana tersebut
manusia dan ketahanan bangunan, merasa aman dan nyaman. Sebagai
misalnya tentang penerangan, ventilasi perancang tentunya telah memikirkan
dan lain-lain. Kinerja teknik dan tentang daya dukung tanah, arah
lingkungan internal secara umum melihat pemandangan yang indah untuk menjadi
bagaimana unsur-unsur alam terhadap orientasi bangunannya, bagaimana
unsur buatan dan unsur buatan terhadap bentang alam harus dirubah agar mendapat
unsur buatan sendir. posisi bangunan serta ruang yang lebih
b. Secara eksternal, kinerja baik dan cantik. Manusia sebagai
eksternal memperlihatkan bagaimana pengguna menjadi sangat sentral, dan
unsur buatan memperlakukan alam atau semua peraturan ditujukan untuk
bagaimana alam harus diperlakukan. menjamin keselamatan, keamanan dan
Sebenarnya antara eksternal dan internal kenyamanan penghuni yang lazim disebut
dapat saling terkait pula, misalnya untuk

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 90


sebagai persyaratan kelaikan huni atau b. Bekerja sama dengan ekosistem,
pakai itu. misalnya menyesuaikan batas
Ketika manusia mendirikan banjir dengan intensitas dan
bangunan atau sarana ruang lainnya, maka frekuensi banjir yang dapat
dia sedang mengintervensi kondisi ekologi diterima serta dengan melindungi
ditempat tersebut. Curahan air hujan sema struktur yang rentan
dibuatnya tidak dapat menyerap kedalam terhadap bahaya banjir
tanah, karena tanah ditutup dengan c. Mengikuti proses ekosistem yang
bangunan dan atau pengerasan. Vegetasi ada, yaitu dengan menerima
yang dapat menahan air hujan dan ekosistem seperti apa adanya.
melepskannya kembali melalui penguapan Misalnya tidak membangun di
ke udara mungkin menjadi berkurang. wilayah-wilayah yang berpotensi
Perubahan bentang alam dengan papas terjadi banjir, mengikuti arah angin
dan isi (Cut and Fill), mungkin memotong dan cahaya matahari.
aliran air tanah permukaan akan
mengakibatkan air larian yang berpotensi Tindakan layak lingkungan dalam
sebagai penyebab banjir menjadi semakin kaitan yang lebih teknis sifatnya,
besar, dan ada kemungkinan daerah lain umumnya adalah tindakan yang menjaga
mengalami kesulitan untuk memperoleh keanekaragaman hayati, misanya pada
air bersih karena sumber air menjadi vegetasi lansekap, penggunaan bahan-
hilang. bahan dan peralatan yang hemat energi
Suatu permukiman dapat disebut dan sumberdaya alam lainnya,
sebagai layak lingkungan, maka pertama- penggunaan bahan-bahan yang
tama proses ekologi merupakan faktor terhancurkan secara alami, tidak
yang menjadi dasar pengelolaannya. mencemari, dapat didaur ulang dan
Perencanaan lingkungan dan pengelolaan digunakan kembali. Dalam kaitan dengan
tanah harus bertumpu pada informasi pencemran, transfortasi seringkali
ekologis tentang keterkaitan antara iklim, diangkat menjadi permasalahan
geologi dan gemorfologi, air, tanah dan dikemudian hari. Kendaraan-kendaraan
hewan (Hough, 1984). Yeang (1995) bermotor, yang sering digunakan untuk
menyebutkan bahwa dengan pendekatan membantu mobilitas masyarakat
ekologis, maka setiap tapak harus benar- merupakan sumber pencemar udara yang
benar dianalisis secara tersendiri, karena mungkin terbesar untuk didaerah
setiap tapak secara ekologis masing- perkotaan. Pola penggunaan tanah dapat
masing berbeda. Rancangan tidak dapat digunakan untuk menbantu mengatasi
dibuat semata-mata seragam untuk masalah tersebut, misalnya dengan
komoditi ekonomi tanpa memperhatikan menggunakan pengembangan kawasan
perbedaan ekosistem tempat pemukiman. campuran. Pola ini memungkinkan jarak
Menurut Yeang (1995), ada 3 strategi dari tempat tinggal ketempat kerja dan
yang mungkin dilakukan oleh perancang tempat –tempat kebutuhan hidup sehari-
untuk merancang lingkungan binaan hari dapat ditempuh dengan kendaraan
dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu : tidak bermotor.
a. Pengendalian proses ekositem, Sebagai upaya untuk meningkatkan
misalnya dengan membuat kolam kualitas lingkungan alami, dalam arti
retensi untuk mengendalikan menjaga kebersihan udara dan mengurangi
banjir atau memanipulasi arah suhu udara lokal, serta menjaga peresapan
angin. air, penghijauan tidak dapat ditinggalkan.

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 91


Upaya yang umum dianjurkan adalah (kinerja internal) disebutkan perlunya
dengan menanami semua lahan atau lingkungan yang mendukung kesehatan
ruang diantara bangunan, termasuk atap, jasmani penduduknya, maka secara
dan atau dengan membuat hutan-hutan singkat dapat dikatakan bahwa dalam
buatan didaerah perkotaan. Daerah-daerah kelaikan lingkungan, haruslah diciptakan
yang diperkirakan akan terkena lingkungan yang mampu mendukung
pencemaran udara yang tinggi, seperti kesehatan sosial, budaya dan politik
misalnya di daerah sekitar terminal atau penghuninya.
industri semestinya pula mempunyai Kinerja sosial dan ekonomi,
daerah hijau yang cukup luas. sebagaimana dikonsepkan keberlanjutan,
tampaknya merupakan bagian yang sukar
5.2.2. Standar kinerja manusia/sosial dapat dipenuhi oeh pengembang, terutama
Berbagai kriteia teknik dan pengembang skala kecil dan menengah
lingkungan, internal dan eksternal yang berorientasi provit. Pengembang
sebenarnya bermuara pada kinerja berskala besar mungkin mempunyai
manusia. Mengapa pembangunan mesti kemampuan untuk berbuat lebih, akan
berwawasan lingkungan, jawabnya mesti tetapi bila tidak ada insentif ekonomi,
untuk kehidupan manusia iru sendiri. mungkin juga tidak akan tertarik. Konsep
Menurut Handler (1970), kinerja manusia sosial tampaknya perlu dipecahkan
menggambarkan keefektifan manusia ditingkat yang lebih makro. Cukup banyak
secara fisik, mental dan cerapan konsep sosial yang memerlukan kajian
(perceptual) dan sejauh mana keefektifan kembali dengan telaah-telaah sosial yang
fungsi serta tugas yang mereka harus berkembang saat ini sekarang.
jalankan dalam lingkungan yang dibangun Keputusan perancangan juga cenderung
tersebut. Kinerja ini mencakup kesehatan, berorientasi kedalam, misalnya kebutuhan
kesejahteraan, kesiagaan dan efektivitas untuk mengamankan lingkungan
tugas. Sedangkan kriteria eksternal, umumnya diselesaikan dengan
menyangkut hubungan unsur masyarakat menggunakan benteng (pagar) dan portal-
dengan masyarakat dan manusia dengan portal sekeliling kawasan permukiman.
manusia, atau menggambarkan tujuan- Masing-masing blok dalam stu kawasan
tujuan sosial yang ingin dicapai. Tujuan sering melindungi dirinya sendiri dengan
eklsternal kemanusiaan menyangkut portal dan polisi tidur. Cara ini, dapat
hubungan masyarakat dan manusia di dikatakan dengan jelas membentuk
dalam lingkungan yang diciptakan dan segregasi antar kawasan dan menghambat
antara lingkungan yang diciptakan dengan mobilitas penduduk.
lingkungan sekitarnya. Pentingnya kawasan campuran
Permukiman disyaratkan antar status sosio-ekonomi dapat
mempunyai sarana pendidikan, kesehatan dijelaskan melalui terori konsumsi kolektif.
dan keagamaan. Akan tetapi, permukiman Menurut Kuswartojo dan Suparti (1977),
itu sendiri belum dilihat sebagai suatu masyarakat desa melakukan migrasi ke
sarana yang harus sehat bagi kehidupan kota untuk memperoleh konsumsi kolektif
sosio-ekonomi, sosio budaya dan sosio yang tidak ada ditempat asalnya.
politik, serta sebagai tempat generasi Sementara masyarakat elit kota cenderung
muda berkembang dan mendapat mengamankan konsumsi tersebut untuk
pendidikan supaya tumbuh menjadi dirinya sendiri. Pembangunan kawasan
generasi muda yang lebih baik di masa permukiman yang berwawasan
mendatang. Bilamana dalam kelaikan huni lingkungan semestinya memberikan

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 92


peluang kepada masyarakat yang tidak alokasi sumberdaya diantara berbagai
mampu untuk memperoleh konsumsi pengguna dilingkup yang lebih luas yaitu
kolektif yang tidak dapat dibangun atas masyaarakat sebagai penghuni dan
bebannya. Dalam keadaan seeperti ini kawasan sekitarnya.
sehatusnya ada subsidi silang untuk Perkara ekonomi yang paling
pelayanan yang bersifat publik, dari populer dipembangunan adalah
masyarakat yang lebih mampu ke status pemerataan dalam semua aspek kehidupan
sosio-ekonomi dibawahnya. Bila rumah masyarakat. Dalam pembangunan
sangat sederhana atau rumah sederhana permukiman yang berwawasan
dibangun dalam kawasan tersendiri, maka lingkungan permasalahan pemerataan ini
kawasan tersebut mungkin akan miskin dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti :
oleh pelayanan yang diperlukan, misalnya a. Pemerataan pembangunan dapat
vasilitas tempat bermain, Lapangan diartikan secara politis, yaitu
olahraga dan vasilitas umum lainnya. bahwa setiap daerah mendapat
alokasi yang sama dalam
5.2.3. Kinerja simbolis pembagunan permukiman.
Kinerja ini lebih berkaitan dengan Pemerataan pengembangan
estetika lingkungan, baik dalam arti permukiman semestinya adalah
bangunan individual maupun kawasan peluang yang sama bagi setiap
secara keseluruhan. Kinerja ini wilayah untuk mengembangkan
memberikan suatu identitas kepada permukimannya sesuai dengan
penghuninya, yang mengungkapkan karakter unsur-unsur yang ada
bagaimana lingkungan yang bersifat didaerah tersebut.
perangkat keras memberikan arti kepada b. Adanya kesempatan yang sama
manusia penghuninya. Kinerja ini untuk mendapatkan akses kepada
tampaknya perlu diangkat dari persoalan semberdaya alam, yaitu tanah, air
sosial yang dihadapi, sehingga kinerja dan udara yang bersih. Jika
simbolis ini memang mencerminkan sumberdaya alam ini hanya
identitas yang dikehendaki oleh dikuasai oleh sebahagian kecil
penghuninya. masyarakat maka akan terjadi
permasalahan dikemudian hari
5.2.4. Kinerja ekonomi antar pengembang dengan
Kinerja ini berkaitan dengan penghuni atau antar penghuni
masalah alokasi sumberdaya diantara dengan penghuni lainnya.
berbagai penggunaannya. Masalah ini c. Adanya peluang yang sama bagi
timbul karena sumberdaya umumnya semua kelompok masyarakat
bersifat langkah, karena itu perlu ada untuk mengembangkan dan
pemanfaatan dan pengalokasian yang memperoleh permukiman yang
efisien dan efektif. Kriteria kinerja ini sesuai dengan karakter dan unsur-
adalah kemampuan untuk menghasilkan unsur yang mendukung
keuntungan kepada pengembang dan atau kehidupannya.
investor. Dalam permukiman yang d. Adanya peluang yang sama bagi
berwawasan lingkungan, kinerja ekonomi semua pelaku yang terlibat dalam
tidak hanya untuk mengukur efisiensi pengembangan permukiman untuk
penggunaan sumberdaya dalam proses berpartisipasi dalam mewujudkan
pembangunan dan operasi lingkungan pengembangan permukiman yang
yang dibangun, melainkan juga masalah berwawasan lingkungan. Dalam

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 93


hal ini, pengembangan akan mudah menimbulkan erosi
permukiman menjadi bagian dari yang dapat menyebabkan
pemerataan kesempatan kerja pendangkalan sungai, banjir
kepada berbagai skala usaha serta kedaeah yang lebih rendah.
berbagai sarana mengembangkan d. Terjadi pencemaran air, udara dan
kemitraan antara berbagai pelaku kebisingan
pembangunan. Kegiatan penggalian dan
Pembangunan permukiman dapat penimbunan yang dilakukan dengan tidak
merupakan bagian pertumbuhan ekonomi secara cermat, dapat membahayakan
dalam arti yang sangat luas, bukan hanya penduduk setempat yang menggunakan
dalam arti swastanisasi produsen rumah. areal konstrusi untuk lalu lintas atau
Kebijaksanaan ekonomi dan sektor lain tempat bermain lainnya.
untuk memacu pertumbuhan, banyak
berdampak pada ruang. Misalnya kegiatan 5.4. Proses Penghunian dan Biokimia
eksploitasi sumberdaya alam, akan manusia
melahirkan permukiman bagi pekerjanya. Tujuan sosio-ekonomi
Pembangunan semacam ini sebenarnya pembangunan akan tampak jelas bilamana
sama dengan pembangunan permukiman, permukiman sudah dihuni. Bila
hanya saja titik masuknya dari tempat dikemudian hari terwujud suatu komunitas
kerja. yang mampu memelihara dan
mengembangkan kehidupan sosial serta
5.3. Proses Konstruksi lingkungan fisik, tidak saja secara internal,
Rancangan yang berwawasan melainkan juga dengan lingkungan
lingkungan dapat merupakan awal yang disekitarnya. Maka satuan permukiman
baik bagi pengembangan permukiman tersebut dapat memberikan harapan lebih
terencana. Akan tetapi, yang akan lebih pasti akan terwujudnya cita-cita
menentukan tercapainya tujuan adalah pembangunan yang berkelanjutan
implementasinya. Bagian rancangan yang (sustainable development). Proses
mempunyai pengaruh terhadap penghunian umumnya tidak segera
perubahan ekologis, seperti misalnya berlangsung meskipun fasilitas yang
perubahan bentang alam. Perubahan tersedia sudah selesai dibangun, karena
ekologis sendiri baru akan terjadi pda komunitas masih memerlukan waktu
tahap konstruksi, oleh karena itu untuk tumbuh berkembang. Menurut
pengawaan dan pemantauan jelas sangat Kuswartojo dan Suparti (1997), hal –hal
diperlukan agar rencana yang berwawasan yang sangat pentig menjadi perhatian
lingkungan tidak diubah kearah sebaliknya dalam merujudkan permukiman
demi mengejar efesiensi dan keuntungan berwawasan lingkungan adalah :
semata. Kondisi lingkungan alami
yang mungkin akan mengalami perubahan 5.4.1. Proses penghunian yang terhambat
terutama adalah : secara ekologi sangat tidak
a. perubahan rona awal kawasan menguntungkan, karena pekarangan yang
lingkungan dibiarkan tidak ditanami tanah mudah
b. Penggalian dan penimbunan serta tererosi dan dapat mendangkalkan
menghilangnya berbagai macam saluran-saluran pembuangan air. Pada
flora dan fauna pembangunan permukiman rumah
c. Tanah yang dibiarkan terbuka sederhana secara umum terdapat tenggang
tanpa tanaman dan pepohonan waktu cukup lama untuk mewujudkan

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 94


permukiman berwawasan lingkungan memisahkan sampah organik dan sampah
kareana banyak pembatas-pembatas yang anorganik.
dihadapi oleh penghuni. Tetapi bagi
permukiman masyarakat kelas menegah 5.4.3. Pemeliharaan kawasan permukiman,
keatas, proses mewujudkan permukiman Pemeliharaan lingkungan di
berwawasan lingkungan relatif lebih cepat perumahan dan permukiman sering
karena semua fasilitas sudah dibuat oleh menjadi permasalahan bagi penghuni,
pengembang. pengembang dan pemerintah setempat
terutama pada ruang-ruang terbuka untuk
5.4.2. Sampah (waste) merupakan masalah kepentingan umum. Daerah-daerah ini
yang sangat krusial bukan saja diperkotaan, dapat meliputi jalan-jalan utama,
dipermukiman tetapi juga sudah masuk pedestrian, taman-taman dan jalur hijau
kewilayah pedesaan karena sampah akan terbuka. Sedangkan daerah-daerah yang
berdampak terhadap kehidupan masih dapat diidentifikasikan menjadi
masyarakat. Keberadaan sampah di bagian penghuni, seperti misalnya
kawasan permukiman yang tidak ditangani penggalan jalan dan saluran air hujan di
dengan baik akan sangat mengganggu muka rumah, biasanya dipelihari oleh
kesehatan dan kenyamanan masyarakat penghuni masing-masing.
terutama oleh penghuni kawasan
permukiman tersebut. Konsep permikiman 6. KESIMPULAN
berwawasan lingkungan menganjurkan
bahwa sampah harus dikurangi dan banyak 1. Permukiman adalah area tanah
digunakan sebagai bahan pengelolaan 4 R yang digunakan sebagai
(Renewal, Reuse, Recycling dan lingkungan tempat tinggal atau
Regeneration). lingkungan hunian dan tempat
Dalam hal tahap prakonstruksi, kegiatan yang mendukung
pelaksanaan pengelolaan sampah akan perikehidupan dan merupakan
sangat ditentukan oleh prilaku kawasan perkotaan maupun
penghuninya sendiri. Di kawasan pedesaan.
perkotaan, masalah sampah sudah 2. Pembangunan berwawasan
ditangani oleh pemerintah kota malalui lingkungan atau pembangunan
dinas kebersihan dan keindahan kota berkelanjutan (sustainable
sampai kepemrintahan paling rendah yaitu development) adalah adalah
rukun tetengga. Tetapi semakin tingginya uapaya sadar dan berencana dalam
pertambahan penduduk dan menggunakan dan mengelola
perkembangan permukiman dikawasan sumberdaya secara bijaksana
perkotaan, pertambahan volume sampah dalam pembangunan yang
akan semakin banyak pula sehingga sulit berkesinambugan untuk
untuk dikendalikan. Dalam membantu meningkatkan mutu hidup
perintah untuk memecahkan permasalahan 3. Syarat-syarat permukiman yang
sampah dikawasan permukiman perlu berwawasan lingkungan adalah
adalah usaha kreatif dari masyarakat bebas dari bencara banjir, jauh dari
seperti misalnya pendaur-ulangan dan sumber pencemar dan kebisingan,
pembuatan kompos. Setiap rumah tangga kondisi lahan yang stabil,
dapat berperan membantu proses tersedianya sumber air bersih yang
pembuangan sampah ini, misalnya dengan cukup, mudah dijangkau atau
mempunyai aksesibilitas yang baik.

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 95


4. Tujuan sosio-ekonomi
pembangunan akan tampak jelas
bilamana permukiman sudah
dihuni. Bila dikemudian hari
terwujud suatu komunitas yang
mampu memelihara dan
mengembangkan kehidupan sosial
serta lingkungan fisik, tidak saja
secara internal, melainkan juga
dengan lingkungan disekitarnya.
Maka satuan permukiman tersebut
dapat memberikan harapan lebih
pasti akan terwujudnya cita-cita
pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development).

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimus, Undang-Undang
Republik Indonesia No.32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Handler, Benyamin, 1970. System
Approach to Architecture.
Amerika Elsivier Publishing
Company
3. Hough, Michael, 1989. City Form
and Natural Process, Towards a
NewUrban Vernacular. London,
Routledge
4. Kuswartojo, Tjuk dan Suparti,
Amir Salim (1997). Perumahan
dan Permukiman yang
Berwawasan Lingkungan.
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta
Indonesia.
5. Yeang, Ken. 1995. Designing With
Nature, The Ecological Basis for
architectural Design. MicGraw
Hill, Inc.

VOL 06, NO. 02, BULAN DESEMBER TAHUN 2019 96

Anda mungkin juga menyukai