Anda di halaman 1dari 12

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No.

1 Maret 2019, hal 13-24

POLA KOMUNIKASI PENGAJAR DALAM UPAYA


MENINGKATKAN MOTIVASI PESERTA DIDIK
DI TALKINC SCHOOL FOR PUBLIC SPEAKING
and TV PRESENTER JAKARTA

Iis Dewi Lestari1 Marista Christina Shally K2 Meryana Chandri Kustanti3


Universitas Indraprasta PGRI
Iisdewi lestari@yahoo.co.id1, marista.kabelen@gmail.com2,
meryana.chandri@yahoo.com3

Abstract: Almostall activities of human requiresa communication skill whether it is verbalor


non verbal communication. One of the example is teaching process. Teaching process involve
teacher as a senderand student as a recipient in the communication process. TALKinc as an
informal school of communication has succesfully graduated professional public speakers
or communicator in a variety of industries. Based on that, this research purpose to analyse
how the communication process and how the communication pattern between teacher and
student to escalate student motivation. The research method was using qualitative method
and the data collection was using observation. The result is the communication pattern that
has been used by teacher isCircular model from Osgood and Schamm (1954). Where the
pattern have two ways communication process and one of the essential key factor is feedback
from recipient.

Keyword: Communication Pattern, Teacher, Motivation

Abstrak:Semua kegiatan manusia membutuhkan komunikasi baik secara verbal maupun non
verbal. Salah satu bentuk kegiatan manusia yang membutuhkan komunikasi adalah kegiatan
belajar mengajar. Didalam proses kegiatan belajar mengajar yang bertindak sebagai komunikator
adalah pengajar sedangkan komunikannya adalah peserta didik. TALKinc sebagai lembaga
pendidikan non formal yang bergerak di bidang pengajaran keahlian komunikasi memiliki
keberhasilan mencetak lulusan-lulusan yang sukses dibidangnya. Hal tersebut yang mendasari
penelitian ini untuk menganalisa proses komunikasi dan pola komunikasi pengajar di TALKinc
dalam upaya meningkatkan motivasi peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dan teknik pengumpulan data adalah observasi. Hasil observasi menyimpulkan
bahwa pola komunikasi yang terbentuk dari proses komunikasi di TALKinc adalah pola
sirkuler (Osgood dan Schamm,1954) dimana bentuk komunikasinya adalah komunikasi dua
arah dimana pola tersebut terdapat unsur feedback (reaksi dari komunikan).

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Pengajar, Motivasi

PENDAHULUAN dilakukan pengajar tentu saja memiliki pola


Komunikasi adalah kunci dari hubungan komunikasi yang berperan meningkatkan
yang melibatkan manusia satu dengan manusia motivasi pada peserta didik. Seperti halnya
lainnya. Salah satu kegiatan manusia yang yang dikatakan oleh Wahyono (2010;129)
memerlukan komunikasi adalah kegiatan pengajar sebagai aset utama institusi
belajar-mengajar. Dalam komunikasi yang pendidikan berperan dalam menyampaikan

13
Iis D.L, Marista C.S dan Meryana C.K, Pola Komunikasi Pengajar Dalam Upaya Meningkatkan................

ilmu pengetahuan agar dapat diterima, komunikasi berarti “proses penyampaian suatu
dipahami dan diimplementasikan oleh pernyataan oleh seseorang kepada orang lain”.
muridnya. (Onong Uchjana Effendy, 1993: 4). Fungsi
Seorang pengajar sebagai motivator komunikasi yang paling mendasar yakni
memiliki tantangan yang besar ditengah- menginformasikan (to inform), mendidik (to
tengah arus perkembangan teknologi global. educate), menghibur (to entertain),
Teknologi yang semakin berkembang mempengaruhi (to influence). (Effendy, 1993;
membuat penggunaan gadget memiliki 55). Sedangkan Rudolph F. Verdeber
berbagai fitur hiburan yang secara langsung mengemukakan bahwa komunikasi
dapat mempengaruhi turunnya motivasi mempunyai dua fungsi yaitu fungsi sosialdan
belajar peserta didik.Pengertian motivasi fungsi pengambilan keputusan. (Mulyana,
menurut Harsuko (2016;193) dirangkum dari 2001; 4)
pernyataan berbagai ahli adalah keadaan
psikologis seseorang yang menimbulkan Unsur-unsur Komunikasi
semangat dan kekuatan sehingga dapat Dalam sebuah komunikasi yang
mencapai tujuan dengan maksimal.Mengacu dilakukan tentunya memiliki komponen dasar
kepada Fathurrohman (2017;37) proses agar tercapai apa itu tujuan komunikasi. Unsur
pembelajaran yang berkualitas disuatu ini merupakan bagian vital dari komunikasi,
lembaga pendidikan dilihat dari motivasi diantaranya Pesan atau berita (message),
peserta didik dan kreatifitas pengajarnya dalam Saluran atau media komunikasi, Komunikan
memberikan informasi yang berupa ilmu (receiver),Effect atau umpan balik (feedback).
pengetahuan. (Muhammad, 2015; 17-18)
Berdasarkan pemaparan diatas maka,
peneliti ingin membedah pola komunikasi Pengertian Komunikasi Efektif
pengajar dalam sebuah proses belajar Menurut Jalaluddin (2008: 13)
mengajar yang secara langsung dan tidak komunikasi yang efektif ditandai dengan
langsung memiliki peran penting dalam upaya adanya pengertian yang dapat menimbulkan
meningkatkan motivasi belajar pada peserta kesenangan, mempengaruhi sikap,
didik sekolah Public Speakingand TV meningkatkan hubungan sosial yang baik,
Presenter TALKinc yang berlokasi di dan pada akhirnya menimpbulkan suatu
Jl.Kendal no.18 Menteng Jakarta Pusat. tindakan.
TALKinc adalah lembaga pendidikan non
formal yang tersertifikasi oleh Dikti untuk Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi
meluluskan para profesional MC dan TV Efektif
Presenter serta Public Speaker non akademik. Wilbur Schramm (dalam Effendy,
TALKinc sendiri sudah berdiri lebih dari 10 2003:41-42) menampilkan suatu hal yang
tahun dan didirikan oleh Becky Tumewu dan disebut “the condition of success in
Erwin Parengkuan yang berprofesi sebagai communication”, yakni kondisi yang harus
publik figur serta MC TV presenter serta dipenuhi apabila kita ingin agar suatu pesan
Public Speaker. mendapatkan tanggapan sesuai dengan yang
dikehendaki. Kondisi tersebut dapat
Kajian Pustaka dirumuskan sebagai berikut:
Pengertian Komunikasi a. Pesan harus dirancang dan disampaikan
Komunikasi berasal dari bahasa latin sedemikian rupa, sehingga dapat
yaitu Communicatio, dan bersumber dari kata menarik perhatian komunikan.
Communis yang secara etimologis berarti satu b. Pesan harus menggunakan lambang-
makna, sedangkan secara terminologis lambang tertuju kepada pengalaman

14
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No. 1 Maret 2019, hal 13-24

yang sama antara komunikator dan 4. Pola komunikasi sirkular


komunikan sehingga sama-sama Kata sirkular secara harfiah berarti bulat,
mengerti. bundar, atau keliling. Dalam proses
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan sirkular itu terjadinya feedback atau
pribadi komunikan dan menyarankan umpan balik, yaitu terjadinya arus dari
beberapa cara untuk memperoleh komunikan ke komunikator, sebagai
kebutuhan tersebut. penentu utama keberhasilan komunikasi.
d. Pesan harus menyarankan suatu jalan Dalam pola komunikasi seperti ini, proses
untuk memperoleh kebutuhan tadi yang komunikasi berjalan terus yaitu adanya
layak bagi situasi kelompok tempat umpan balik antara komunikator dan
komunikan berada pada saat ia komunikan.
digerakkan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah proses
Pola Komunikasi penyampaian pesan dari komunikator kepada
Pola komunikasi merupakan bentuk atau komunikan. Komunikasi dimulai dengan
pola hubungan dari dua orang atau lebih dalam pengiriman yang memiliki pikiran atau ide.
proses pengiriman dan penerimaan cara yang Pikiran atau ide ini kemudian diolah
tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat sedemikian rupa sehinggadapat dimengerti
dipahami (djamarah, 2004 : 1). oleh pengirim atau penerima (encoding).
Ada beberapa macam pola komunikasi Penyampaian ide ini dilakukan melalui saluran
yaitu: yang menghubungkan pengirim dengan
1. Pola komunikasi primer pola komunikasi penerimapesan. Dan penerima pesan harus
primer siap menerima pesan agar pesan itu dapat
Pola komunikasi yang merupakan suatu diubah menjadi pikiran (decoding).Kata
proses penyampaian oleh komunikator “proses” dalam pemahaman komunikasi
kepada komunikan dengan menggunakan berarti sebuah fenomena dinamis. Proses
suatu simbol sebagai media atau saluran. dalam komunikasi juga merupakan gerak
2. Pola komunikasi sekunder maju dari waktu ke waktu dan adanya
Pola komunikasi secara sekunder adalah keberlanjutan. Artinya bahwa di antara orang-
proses penyampaian oleh komunikator orang yang berkomunikasi akan terjadi timbal
kepada komunikan dengan menggunakan balik pemahaman secara bersama dan terus
alat atau sarana sebagai media kedua berusaha menjaga keseimbangan dari waktu
setelah memakai lambang pada media ke waktu.
pertama.
3. Pola komunikasi linear Pengertian Motivasi
Kata linear mengandung makna lurus Dalam belajar, tingkat ketekunan peserta
yang berarti perjalanan dari satu titik didik sangat ditentukan oleh adanya motif
ketitik yang lain secara lurus, yang berarti dan kuat lemahnya motivasi belajar yang
penyampaian pesan oleh komunikator ditimbulkan motif tersebut, Thursan Hakim
kepada komunikan sebagai titik termina. (2000:26).Motivasi diartikan sebagai
Jadi, dalam proses komunikasi ini kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,
biasanya terjadi dalam e-journal “Acta tekanan, atau mekanisme psikologis yang
Diurna” Volume VI. No. 1. Tahun 2017 mendorong seseorang atau sekelompok orang
komunikasi tatap muka (face to face), untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan
tetapi juga adakalanya komunikasi apa yang dikehendakinya, Sudarwan Danim
bermedia. (2004 : 2).Menurut Mc. Donald yang dikutip

15
Iis D.L, Marista C.S dan Meryana C.K, Pola Komunikasi Pengajar Dalam Upaya Meningkatkan................

Oemar Hamalik (2002:1973), motivasi adalah Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar
suatu perubahan energi di dalam pribadi atau karya-karya monumentel dari seseorang.
seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan juga Keabsahan Data
sebagai dorongan dari dalam diri, seseorang Sugiyono (2006:273-274), menjelaskan
dan dorongan ini disebut penggerak. Belajar ada tiga macam trianggulasi. Ketiga
tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk trianggulasi tersebut yaitu triangulasi sumber,
berhasil” (Hamalik, 2004:61). pengumpulan data, dan waktu.

METODOLOGI PENELITIAN Teknik Analisis Data


Langkah-langkah analisis data menurut
Waktu dan Tempat Penelitian Miles dan Huberman (1992:15-19), adalah
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 sebagai berikut:
bulan dari Agustus 2018 sampai Desember 1) Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan
2018 di TALKinc School for Public Speaking data di lokasi penelitian dengan
and TV Presenter yang berlokasi di Jl.Kendal melakukan observasi, wawancara, dan
no.18 Menteng Jakarta Pusat. dokumentasi.
2) Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi,
Metode Penelitian pemfokusan, pengabstrakan, transformasi
Metode penelitian yang digunakan adalah data kasar yang ada di lapangan.
penelitian kualitatif, mengacu kepada 3) Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi
Prastowo (2010;13-15) bahwa dalam informasi yang memungkinkan penelitian
penelitian kualitatif data yang diperoleh berupa dilakukan.
informasi fakta dan melibatkan manusia 4) Penarikan kesimpulan, yaitu dalam
sebagai instrumen penelitian. pengumpulan data, peneliti harus
mengerti dan tanggap terhadap sesuatu
Subjek dan Objek Penelitian yang diteliti langsung di lapangan dengan
Subjek penelitian adalah sesuatu yang menyusun pola-pola pengarahan dan
diteliti subjek ini dapat berupa orang, benda sebab akibat.
maupun suatu lembaga. Subjek penelitian ini
adalah pengajar di sebuah lembaga yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
TALKinc. Objek penelitian ini pola
komunikasi yang efektif dalam pengajarannya. Deskripsi Objek Penelitian
Dalam objek penelitian akan dilihat bagaimana TALKinc didirikan di Jakarta pada tahun
pola, teknik dan strategi komunikasi yang 2003 oleh Erwin Parengkuan dan Becky
dilakukan oleh pengajar untuk meningkatkan Tumewu.TALKinc adalah institusi pendidikan
motivasi peserta didik. yang berbentuk sekolah informal dan berfokus
kepada pengembangan keahlian komunikasi.
Teknik Pengumpulan Data TALKinc memiliki tiga program yaitu regular
Metode pengumpulan data yang class, in-house training dan private program.
dilakukan adalah observasi lapangan dan Regular Class terdiri dari dua kategori yaitu
wawancara. Menurut Malhotra (2006;284), professional class dan basic class.
bahwa dalam observasi tidak terstruktur Professional class terbagi menjadi dua jurusan
peneliti bisa mengamati segala aspek yaitu public speaking dan mc-tv presenter.
fenomena yang berhubungan dengan masalah Sedangkan, program basic class terdiri dari
sehingga proses analisa lebih fleksibel. boosting confidence , speaking impressively,

16
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No. 1 Maret 2019, hal 13-24

serta total look. Selain regular class, TALKinc Observasi


memiliki program in-house training dimana Observasi yang dilakukan oleh para
program ini dikhususukan untuk para peneliti terdiri dari pengamatan tiga kegiatan
perusahaan yang ingin mengembangkan TALKinc yaitu Seminar Personal Branding,
kemampuan komunikasi karyawan mereka Kelas Professional Public Speaking dan Kelas
baik dari level bawah sampai level atas. In house Training. Peneliti merancang lima
Sedangkan private program banyak diminati aspek berdasarkan unsur-unsur komunikasi
oleh para publik figur yang ingin yang dijelaskan oleh Muhammad (2015,17-
mengembangkan kemampuan didepan publik 18) untuk memudahkan pengamatan yang
baik secara komunikasi maupun branding terdiri dari unsur teknik komunikasi, body
dan personality. language, media, interaksi,feedback.

17
Iis D.L, Marista C.S dan Meryana C.K, Pola Komunikasi Pengajar Dalam Upaya Meningkatkan................

18
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No. 1 Maret 2019, hal 13-24

Triangulasi Data
1. Wawancara dengan Erwin Parengkuan 2. Wawancara dengan Peserta Didik
Triangulasi data dilakukan untuk Hasil wawancara dari tiga orang peserta
pengecekkan keabsahan data dengn cara didik menyimpulkan bahwa tanggapan mereka
melakukan wawancara kepada narasumber mengenai proses belajar mengajar di TALKinc
yaitu Erwin Parengkuan SE. sebagai salah sangat positif. Peserta didik merasa bahwa
satu praktisi komunikasi dan fasilitator para pengajar pengajar juga mampu membuat
sekaligus pemilikyang menjabat sebagai ikatan dengan peserta didik sehingga
direktur operasional TALKinc.Berdasarkan menciptakan hubungan yang personal namun
hasil wawancara tersebut bahwa TALKinc tetap profesional.Pengajar selalu memotivasi
memiliki prinsipyaitu tiga pilar yang menjadi peserta didik untuk selalu tampil percaya diri
acuan adalah confidence, communication karena hal tersebut adalah modal utama
technique, body language. seorang public speaker.
Selain ketiga pilar tersebut, yang menjadi
kekuatan fasilitator TALKinc adalah PEMBAHASAN
mengikuti zaman dengan menggunakan segala Menurut Jalaluddin (2008: 13)
fasilitas moderen dengan maksimal. Selain komunikasi yang efektif memiliki tujuan akhir
itu,pengajar juga harus mementingkan dimana terciptanya pengertian yang mendalam
feedback. Feedback atau reaksi menjadi vital sehingga timbulnya tindakan atau perubahan
dalam komunikasi untuk menciptakan sikap ke arah yang lebih baik. Pengertian
hubungan komunikasi dua arah dan tersebut akan menimbulkan suatu dorongan
menghindari hambatan miss (motivasi) untuk mewujudkan perubahan
communication.Seorang fasilitator sikap. Berdasarkan Danim (2004:2) motivasi
bertanggung jawab sebagai pendidik sehingga dijelaskan sebagai kekuatan, dorongan,
memotivasi peserta didik untuk memiliki kebutuhan, semangat, tekanan, atau
rasa percaya diri yang tinggi dan proporsional mekanisme psikologis yang mendorong

19
Iis D.L, Marista C.S dan Meryana C.K, Pola Komunikasi Pengajar Dalam Upaya Meningkatkan................

seseorang atau sekelompok orang untuk dimana fasilitator sebagai komunikator dan
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan peserta didik sebagai komunikan. Suatu proses
tujuannya. pengajaran melibatkan berbagai unsur
Proses komunikasi terdiri dari unsur- komunikasi yang saling berkaitan dan
unsur yang menunjang efektifitas. Kaitannya terjadilah suatu pola komunikasi dengan hasil
dalam penelitian ini bahwa proses belajar akhir sesuai tujuan pembelajaran agar
mengajar adalah sebuah proses komunikasi, terciptanya pengertian bagi peserta didik.

Gambar 1
The Communication Process

The key parts of this model are


1. The sender 4. The channel 7. Noise
2. Encoding 5. Decoding 8. Feedback
3. The message 6. The receiver
Sumber : Robbins (2011: 378)
Berdasarkan hasil pengamatan, proses belajar disampaikan, sehingga media tidak digunakan
mengajar di TALKinc mengacu kepada sebagai alat komunikasi karena sistem
Robbins (2011:378) The Communication pengajaran TALKinc bersifat langsung tatap
Process. muka. Decoding, kata-kata yang menyusun
Unsur-unsur penting yang mendukung informasi berupa materi pengajaran diterima
proses komunikasi pengajaran di TALKinc oleh komunikan dan dicerna untuk dipahami.
adalah, sender yaitu pengajar/fasilitator The receiver, adalah peserta didik yaitu
dimana dari segi pengajar TALKinc sengaja komunikan yang terdiri dari berbagai latar
merekrut pengajar yang berpengalaman baik belakang untuk menerima informasi yang
dalam dunia akademis maupun non akademis. disampaikan.
Sender dalam proses encoding menyusun Noise adalah gangguan, dimana
kata-kata yang disesuaikan dengan kriteria gangguan tersebut bisa menjadi hambatan
peserta didik agar memiliki persepsi yang dalam pengiriman informasi seperti suara
sama. Lalu message, pesan itu sendiri yang berisik atau suara tidak terdengar, ruangan
terdiri dari materi-materi berupa informasi yang tidak nyaman atau sempit dan lain-lain.
yang ingin disampaikan. The channel, dalam Hambatan juga bisa berupa persepsi atau
hal ini media hanya berfungsi sebagai alat pikiran negatif (pesimistis) dari peserta didik
pendukung memperkuat informasi yang yang menimbulkan rasa tidak percaya diri

20
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No. 1 Maret 2019, hal 13-24

sehingga sulitnya menerima ataupun perubahan energi di dalam pribadi seseorang


memahami materi komunikasi yang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan
disampaikan pengajar. reaksi. Seseorang yang memiliki motivasi
Feedback, reaksi atau tanggapan yang ditandai dengan adanya perubahan sikap
diberikan oleh peserta didik berupa tindakan kearah yang lebih baik. Cangara (2005:37)
mengikuti instruksi pengajar ataupun bahasa menjelaskan bahwa pola komunikasi sirkular
tubuh yang positif seperti mengangguk membentuk suatu ikatan antara komunikan
menunjukkan pemahaman terhadap materi. dan komunikator yang berulang sehingga pola
Ataupun reaksi berupa konfirmasi kata-kata komunikasi dua arah ini menjadi tukar
atau kalimat menjawab pertanyaan peserta menukar fungsinya dalam komunikasi.
didik. Unsur ini merupakan hal yang paling
penting dimana tujuan akhir dari proses belajar Gambar 2
mengajar TALKinc adalah reaksi positif dari Pola Komunikasi Sirkular Menurut Osgood
peserta didik. dan Scharmm
Unsur-unsur dalam komunikasi
membentuk sebuah proses komunikasi yang
kemudian proses tersebut membentuk sebuah
pola komunikasi. Narula (2006:11)
menjelaskan bahwa pola komunikasi terbentuk
berdasarkan proses komunikasi dan
bagaimana proses tersebut terbagi menjadi
bentuk klasifikasi komunikasi yang linear
atau non linear. Proses komunikasi yang terjadi
di TALKinc dapat digolongkan kedalam
kategori non-linear dikarenakan terjadi proses
komunikasi dua arah dan melibatkan banyak
unsur didalamnya. Berdasarkan hasil observasi
proses belajar mengajar di TALKinc terdapat
unsur-unsur yang mengacu kepada pola Melalui penjelasan Steinberg (2006:19)
komunikasi sirkuler. Djamarah (2004:1) komunikasi sirkuler dapat dikatakan model
menjelaskan pola komunikasi sirkuler adalah komunikasi yang dinamis dimana penjelasan
pola komunikasi yang kompleks dimana lebih detail terdapat dalam model komunikasi
terdapat banyak unsur yang mendukung dan transaksi (A transactional model of
saling terkait untuk mewujudkannya pesan communication adapted from Verderber 1990).
sampai dan dimengerti oleh komunikannya. Model komunikasi transaksi menjelaskan
Menurut Osgood dan Scharmm (1964) pola bahwa faktor pengiriman pesan dari
komunikasi Sirkular adalah proses pengiriman komunikator kepada komunikan baik verbal
pesan yang simultan atau terus-menerus maupun non verbal dikelilingi berbagai aspek.
dimana setiap pengiriman pesan didapat reaksi Faktor latar belakang pendidikan, kebudayaan,
atau aksi oleh komunikannya sebagai gender, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman,
feedback. sikap serta perasaan. Aspe-aspek tersebut
Menurut Mc. Donald yang dikutip Oemar yang mempengaruhi bagaimana pesan tersebut
Hamalik (2002:1973), motivasi adalah suatu diinterpretasikan oleh komunikan.

21
Iis D.L, Marista C.S dan Meryana C.K, Pola Komunikasi Pengajar Dalam Upaya Meningkatkan................

Mengutip Narula (2006:1) bahwa Ilmu yang melibatkan banyak unsur.


komunikasi memiliki kaitan kuat dengan ilmu 2. Hambatan-hambatan komunikasi dalam
psikologi. sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar di TALKinc
komunikasi efektif yang terjalin antara dua meliputi dua jenis hambatan yaitu yang
pihak didasari oleh kedekatan emosional bersifat teknis maupun non teknis.
keduanya. Komunikasi dua arah yang berulang Hambatan teknis tidak ditemukan dalam
dan didasari kedekatan emosi membuat observasi dikarenakan hambatan tersebut
pengajar bisa memenuhi fungsi komunikasi sudah dicegah sebelumnya oleh tim
yaitu harus bisa mempengaruhi (to influence) TALKinc. Namun, hambatan non teknis
komunikannya (Effendy:1993:55). Sehingga, seperti persepsi negatif dari peserta didik
komunikan dapat terpengaruh untuk yang menimbulkan rasa tidak percaya
mengambil keputusan melakukan sesuatu diri mereka sehingga menghambat
pada saat tertentu sesuai instruksi komunikator pemahaman materi selalu timbul di awal
(Mulyana:2001:4) sesi dari sebagaian kecil peserta didik.
Hal tersebut diperkuat dari penjelasan 3. Solusi yang dilakukan pengajar dalam
Erwin Parengkuan selaku Managing Director mengatasi hambatan non teknis adalah
bahwa TALKinc mengutamakan bagaimana dengan menganalisa terlebih dahulu
memotivasi peserta didik untuk meningkatkan penyebab persepsi negatif dan
rasa percaya diri mereka dengan kepiawaian membangun ikatan emosional agar dapat
pengajar yang memiliki ketrampilan untuk menstimulasi peserta untuk mengubah
membangun emosi dan ikatan dengan peserta pandangan tersebut menjadi persepsi
didik.Penjelasan tersebut juga diperkuat oleh positif. Sehingga, pengajar dapat lebih
pernyataan dari salah satu perwakilan peserta mudah untuk memotivasi peserta didik.
didik bahwa mereka merasa memiliki ikatan
emosional yang kuat dengan pengajar.
Sehingga, mereka mempercayai dan meyakini
apa yang dikatakan oleh pengajar dan kata- Saran
kata tersebut menjadi dorongan mereka untuk Adapun saran-saran dalam penelitian ini
mengubah sikap ke arah yang lebih positif. sebagai berikut :
1. Diadakannya penelitian lanjutan berupa
penelitian untuk mengetahui sejauh apa
SIMPULAN DAN SARAN perubahan sikap peserta didik sebagai
Simpulan objek penelitian.
Simpulan yang dapat diambil dari 2. Diadakannya penelitian lanjutan dengan
penelitian ini bahwa : menggunakan metode kuantitatif berupa
1. Proses komunikasi yang terjadi di penyebaran kuesionaire yang diisi oleh
TALKinc dalam upaya meningkatkan peserta didik mengenai komponen
motivasi peserta didik meliputi feedback pengajar.
komunikasi dua arah yang membentuk 3. Diadakannya penelitian serupa dengan
pola komunikasi sirkuler. Dimana objek penelitian di sekolah formal untuk
komunikasi sirkuler adalah model mengetahui lebih dalam menngenai pola
kompleks proses komunikasi non linear komunikasi efektif pengajar

22
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No. 1 Maret 2019, hal 13-24

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Narula, U. 2006. Communication Models.


Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok, New Delhi: Atlantic Publisher
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Narula, U. 2006. The Handbook of
Djamarah, Bahri Syaiful. (2004). Pola Communiation Models, Perspective and
Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Strategies. New Delhi: Atlantic
Keluarga. Jakarta: PT. Reneka Cipta. Publisher.

Effendi, Onong Uchjana, (2008), Ilmu Teori Miles, B. Mathew dan Michael Huberman.
dan Filsafat Komunikasi. Bandung : 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
PT. Citra Aditya Bakti. Sumber Tentang Metode-metode
Baru.Jakarta: UIP.
Fathurrohman, M. 2017. Belajar dan
Pembelajaran Moderen.Yogyakarta: Muhammad, Arni, 2015, Komunikasi
Garudhawacana Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hafied, Cangara. (2005). Pengantar Ilmu Mulyana, Dedy, 1992, Nuansa – Nuansa
Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Hamalik, Oemar. (2002). Pendidikan pengajar
berdasarkan pendekatan kompetensi. Muleong, Lexy J, 2001, Metodologi Penelitian
Jakarta : PT. Bumi Aksara. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosada Karya.
Handoko, Hani T. (1992). Manajemen
Personalia dan SDM. Jakarta: BPFE. Nofrion. 2016. Komunikasi Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara Efektif.
Jakarta: Puspa Swara. Pace R Wayne dan Faules F Don, 2010,
Komunikasi Organisasi, Bandung: PT.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Remaja Rosda Karya.
Aplikasi Praktis Pembuatan. Proposal
dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Rakhmat, Jalaludin, 1990, Metode Penelitian
Press Komunikasi, Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Harsuko, R. 2016. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Malang: UB Press. Robbins, P, Stephen. 2011. Organizational
Behavior. New Jersey: Pearson
Littlejhohn, W Stephen, 2008, Theories Of Education
Human Communication : Tenth Edition.
Amerika : Waveland Press. Rogers, M Everett, 1976, Communication in
Organization, USA : Free Press.
Nasution, S. 1992. Metode Penelitian
Naturalistik Kualitatif. Bandung: Sardiman,A.M.2001. Interaksi dan Motivasi
Penerbit:Tarsito Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

23
Iis D.L, Marista C.S dan Meryana C.K, Pola Komunikasi Pengajar Dalam Upaya Meningkatkan................

Sardiman, A.M.2005. Interaksi dan Motivasi


Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Scharmm, Wilbur. 1954. How Communication


Work.dalam The Process and Effectof
Communication. Urbana University
Illinios Pers.

Steinberg, S. 2006. 4th Edition. Introduction


to Communication. Cape Town: Mega
Digital

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R & C Alfabeta.

Sutrisno, Hadi, 1992, Metodologi Research


Jilid I, Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.

Wahyono. J.2010. Sekolah Kaya Pengajar


Kaya Sekolah Miskin Pengajar Miskin.
Jakarta:Elex Media Komputindo

W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran.


Jakarta: Grasindo.

24

Anda mungkin juga menyukai