Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MANAJEMEN PEMASARAN

Disusun oleh:
Andri Saputra 210901601016
Andi Dewi Sartika 210901600016
Nur Anita 210901600001
Ayu 210901600015
Sarmila 210901600014
Sri Fitriani 210901600017

PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulliah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
PENGANTAR AKUNTANSI yang berjudul “ MANAJEMEN PEMASARAN ”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyakmendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengharapkan kritik dan saran tentang kesempurnaan makalah ini. Dan tidak lupa
pula penulis mengucapkanterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
PENGANTAR BISNIS. Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah
diberikan kepada penulis supaya diterima Allah SWT sebagai sebuah kebaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada
umumnya.
Makassar,19 Agustus 2021

Hormat Kami
Kelompok 3

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia usaha salah satu kegiatan yang harus dilakukan yaitu pemasaran.
Ketika berbicara tentang pemasaran pasti membutuhkan manajemen agar
kegiatan pemasaran bisa berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. Manajemen
merupakan suatu proses mengelola atau mengatur suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan tertentu melalui sekelompok orang yang dapat mendatangkan
hasil. Manajemen pemasaran termasuk upaya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan karena berhubungan langsung dengan
konsumen sebagai pemakai produk. Maka manajemen pemasaran dapat
diartikan sebagai kegiatan dari perusahaan yang sangat erat kaitannya dengan
situasi pasar.
Dalam era persaingan yang semakin ketat pelaku usaha harus pandai dalam
memilih strategi pemasaran yang digunakan. Menawarkan produk-produk yang
dibutuhkan konsumen dengan kualitas yang lebih baik dari produk lain dan
berbeda akan menjadi poin penting dalam meningkatkan kepuasan konsumen
atas penggunaan produk. Sehingga konsumen mau dan rela kembali menikmati
apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi pelanggan setia bagi
perusahaan. Untuk itu sebagai manajer pemasaran harus bisa mengikuti
perkembangan zaman agar produk bisa diterima konsumen sesuai dengan
masanya.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa definisi dari pemasaran itu sendiri ?
2. Konsep pemasaran
3. Strategi pemasaran
4. Rencana-rencana pemasaran

1.3 Tujuan
Beberapa rumusan masalah yang didapat terdapat beberapa tujuan yang dicapai
yaitu bagi :
1. Diri sendiri
Tujuan bagi diri sendiri adalah untuk dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran
dalam memahami pemasaran
2. Pembaca
Pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
setelah membaca makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PEMASARAN


Pada era 1970-an, pemirsa televisi di Indonesia hanya disuguhi satu stasiun
televisi yakni TVR Keadaan sangat berubah tatkala di tahun 1980-an pemerintah
memperkenankan pihak swasta untuk memasuki kancah bisnis siaran televisi.
Maka dalam waktu hampir bersamaan 2 stasiun telev swasta beroperasi di
Indonesia (yakni RCTI di tahun 1989 dan SCTV di tahun 1990), sehingga TVRI
yang semula memonopoli siaran televisi di Indonesia harus bersaing dengan
televisi swasta Saat ini TVRI sudah ditinggalkan oleh sebagian besar pemirsa
setianya. Apa yang menyebabkan sebagian besar pemirsa TVRI berpindah
saluran menjadi penonton stasiun televisi swasta? Beberapa faktor yang
menyebabkan hal tersebut terjadi antara lain adalah kualitas program dan
kualitas pemancar. Hal ini diakui oleh Ketua Dewan Pengawas Lembaga
Penyiaran Publik, Zainn Step (Republika, 2007). Menurutnya, "Jika TVRI ingin
dapat diterima pemirsa maka perubahan dan perbaikan harus dilakukan".
Fenomena terjadinya migrasi penonton TVRI ke TV swasta merupakan fenomena
pemasaran Migrasi tersebut dipicu oleh masalah pemenuhan kebutuhan (needs)
dan keinginan (wants) para pelanggan. Pemirsa TVRI berpindah ke TV swasta
karena TVRI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan sebagian besar
para pemirsanya. Lalu apakah yang dimaksud dengan kebutuhan dan keinginan?
Kebutuhan merupakan keperluan mendasar manusia (Kotler dan Keller, 2009).
Manusia memerlukan udara, makanan, minuman, pakaian dan perumahan.
Manusia juga sangat memerlukan pendidikan, rekreasi dan hiburan. Sedangkan
keinginan merupakan kebutuhan yang telah dipelajari oleh seorang konsumen
(Futrell, 2009) dan dikaitkan dengan objek pemuas kebutuhan yang spesifik.
Sebagai contoh orang Sunda dan orang Minang sama-sama memiliki kebutuhan
akan makanan.
Pada saat rasa lapar datang, orang Sunda barangkali lebih berkenan untuk
memuaskan rasa laparnya dengan menyantap nasi tutug oncom yang dipadu
dengan pepes ikan mas, lalap dan sambal Cibiuk. Sedang orang Minang
barangkali akan memuaskan rasa laparnya dengan menyantap nasi ditambah
rendang, sambal balado dan gulai kepala ikan kakap merah. Kembali ke
fenomena migrasi penonton TVRI ke stasiun televisi swasta di tahun 1980-an.
Sepanjang tahun 1970-an, pemirsa televisi beranggapan bahwa kebutuhan
mereka akan hiburan sudah dapat dipuaskan melalui siaran TVRI.
Tetapi setelah stasiun televisi swasta muncul, mereka merasakan adanya
sebagian keinginan mereka akan hiburan dan rekreasi yang tidak bisa dipenuhi
oleh TVRI selama ini. Dengan demikian stasiun televisi swasta telah lebih
berhasil memenuhi kebutuhan yang tersembunyi maupun kebutuhan yang tidak
disadari oleh para pemirsa televis pada saat itu.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari fenomena tersebut adalah: Pertama, agar
perusahaan dapat mempertahankan pelanggannya maka perusahaan harus
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan para pelanggan secara terus-
menerus. Perusahaan melakukan hal ini dengan menawarkan barang dan jasa
yang memiliki nilai (value) kepada konsumen. Nilai menunjukkan

2.2 PERKEMBANGAN KONSEP PEMASARAN


Konsep pemasaran telah mengalami evolusi yang dimulai dari konsep produksi
(production concept) hingga konsep pemasaran (marketing concept) yang
dikenal saat ini. Sebelum konsep pemasaran diadopsisecara luas, pelaku bisnis
telah mengadopsi konsep produksi, konsep produk (product concept) dan
konsep penjualan (selling concept) di dalam upaya mereka menawarkan produk
yang yang mereka jual kepada konsumen.

Konsep Produksi
Perusahaan yang mengadopsi konsep ini memiliki keyakinan bahwa konsumen
akan menyukai produk yang murah dan tersedia secara luas. Konsep produksi
bermuara pada pemikiran ekonom Klasik Jean Baptist Say, yang menyatakan
bahwa “Supply creates it’s own demand (penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri)” selama produk yang ditawarkan memiliki harga yang
murah. Oleh sebab itu perusahaan yang mengadopsi konsep produksi akan
berkonsentrasi pada pencapaian efisiensi produksi, menekan biaya agar tetap
rendah dan melakukan distribusi massal.
Kotler (2009) mencontohkan adopsi konsep produksi oleh perusahaan
computer Lenovo di Tiongkok yang dapat menjual produk laptopnya dengan
harga lebih rendah dibanding pesaing karena perusahaan ini memanfaatkan
tenaga kerja yang memiliki upah lebih rendah dibandingkan perusahaan Jepang
atau Amerika.

Konsep Produk
Bila perusahaan yang menganut konsep produksi memiliki keyakinan bahwa
konsumen akan membeli produk yang lebih murah dan tersedia secara luas,
maka perusahaan yang menganut konsep produk berasumsi bahwa konsumen
akan tertarik untuk membeli produk perusahaan bilamana produk tersebut
memiliki kualitas yang lebih bagus dibanding produk pesaing, memiliki fitur
produk yang lebih menarik dibanding pesaing atau memiliki kinerja yang lebih
baik dibanding produk pesaing. Beberapa perusahaan mobil dunia seperti
Cadillac, Lamborghini, dan Ferrari maupun pembuatan jam tangan kelas dunis
seperti Rolex nampaknya masih bertumpu pada konsep produk yang superior
dibanding produk pesaing di dalam mencoba meraih konsumen kelas atas.

Konsep Penjualan
Perusahaan yang mengadopsi konsep penjualan memiliki pandangan bahwa
konsumen perorangan maupun konsumen bisnis tidak akan melakukan
pembelian produk perusahaan hingga perusahaan aktivitas penjualan dan
promosi yang agresif (Kotler, 2009). Hal ini misalnya pernah disampaikan oleh
Sergio Zymar―mantan Direktur Pemasaran Coca-Cola―yang menyatakan bahwa,
“tujuan pemasaran adalah melakukan lebih banyak sehingga meningkatkan laba”
(Kotler, 2009).

Konsep Pemasaran
Perusahaan yang mengadopsi konsep pemasaran berpendapat bahwa agar
produk (baik barang maupun jasa) dapat diterima oleh konsumen, maka
perusahaan pertama-tama harus mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Selanjutnya perusahaan membuat produk sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Perbedaan antara konsep pemasaran dengan konsep penjualan dijelaskan
dengan sangat baik oleh Theodore Levitt (Kotler, 1009). Menurut Levitt,
“penjualan berfokus kepada kebutuhan si penjual. Penjualan dikuasai dengan
kebutuhan penjual untuk menjual produknya menjadi uang tunai; sedangkan
konsep pemasaran didasari oleh ide untuk memenuhi kebutuhan konsumen
melalui penawaran produk”.

Anda mungkin juga menyukai