CIPTA
Disusun oleh :
Nama : Syifa Khoerunnisa
NPM : 10040020254
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara yang wilayahnya dipisahkan oleh samudera, selat,
dan lautan yang mengakibatkan keberagaman SARA (Suku, Adat, Ras, dan Agama)
sehingga memiliki adat dan kebudayaan tradisional yang berbeda satu sama lain. Negara
Indonesia termasuk dalam negara yang terkaya akan budaya yang beragam dan
memiliki keunikan tersendiri.
Seni dan kebudayaan tradisional merupakan salah satu hasil pemikiran atau ide manusia
berdasarkan kemampuan, keahlian, dan keterampilan yang mereka miliki. Terkait
dengan potensi yang sangat besar dalam wujud pengetahuan tradisional serta seni dan
budaya tradisional yang dimiliki oleh Indonesia, maka hal ini wajib dilindungi oleh
negara, terutama pemerintah.
Hak Kekayaan Intelektual muncul dari usaha-usaha yang kreatif yang karyanya dapat
diterima dikalangan masyarakat luas. Undang-undang di Indonesia sudah banyak yang
mengatur tentang HKI contohnya dalam bidang paten, merek, hak cipta, rahasia dagang,
desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, serah simpan, karya cetak dan karya
rekam, semua Undang-undang tersebut dimaksudkan guna untuk melindungi
kepentingan hukum dari karya intelektual.
Adanya unsur keharusan pendaftaran bagi karya HKI agar mendapat perlindungan
hukum sebagaimana mestinya. Karena pada hakekatnya harus mendapatkan
perlindungan hukum, agar memperoleh jaminan hak ekonomi demi kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Maraknya permasalahan yang klasik dalam hal perkembangan budaya di Indonesia yang
menjadikan kebudayaan Indonesia sering diakui oleh negara asing, sehingga pemerintah
Indonesia untuk segera menentukan sikap dan membuat kebijakan untuk melindungi
berbagai karya warisan budaya Indonesia. Bagaimana perlindungan hukum mengenai
seni dan budaya tradisional di Indonesia sebagai objek hak cipta? Upaya yang
seharusnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendukung perlindungan seni dan
budaya tradisional Indonesia secara hukum?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah, tujuannya untuk membahas beberapa hal yang sesuai
dengan permasalahan yaitu :
1. Untuk mengetahui pentingnya HKI dalam perlindungan hukum terhadap seni dan
budaya tradisional di Indonesia.
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap seni dan budaya tradisional di
Indonesia sebagai objek hak cipta.
3. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam mendukung perlindungan seni dan
budaya tradisional di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
A. PERLINDUNGAN HUKUM SENI DAN BUDAYA TRADISIONAL INDONESIA SEBAGAI OBJEK HAK
CIPTA.
Seni dan budaya tradisional Indonesia merupakan suatu karya intelektual yang perlu
mendapatkan perlindungan. Karya tradisional Indonesia adalah identitas dan jati diri bangsa
Indonesia yang dapat dimanfaatkan secara ekonomi demi kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat.
Hak Kekayaan Intelektual adalah hak yang berasal dari kegiatan kreatif suatu kemampuan daya
pikir manusia, yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai bentuknya (berwujud
maupun tidak berwujud), bermanfaat serta berguna untuk menunjang kehidupan dan memiliki
nilai ekonomi.
Karya tradisional merupakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang termasuk dalam Hak Cipta.
Dalam Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, hak cipta merupakan hak
eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu
ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Karena karya tradisional juga merupakan hak eksklusif (hak yang melekat pada diri manusia)
maka perlu dilindungi oleh hukum yang berlaku. Agar suatu karya tradisional tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan seperti pembajakan, pengklaiman, dan lain sebagainya. Persoalan
terjadi pada ekspresi budaya tradisional atau EBT (Traditional Cultural Expressions /Expressions
of Folklore) sebagai salah satu bentuk dari kekayaan intelektual tradisional. Ekspresi budaya
tradisional Indonesia juga mempunyai potensi ekonomi yang menjanjikan terutama terkait
dengan industri pariwisata dan industri ekonomi kreatif.
EBT merupakan istilah yang di gunakan WIPO (World International Property Organization)
dalam berbagai fora internasional. Pemaknaan EBT yang dikemukakan oleh WIPO ditujukan
untuk memberikan garisan atau batasan terhadap suatu karya budaya yang bersifat tradisional
dan dimiliki oleh suatu masyarakat tradisional sebagai karya intelektual yang berasal dari
kebudayaan tradisional milik kelompok masyarakat tradisional. Pemberian makna tersebut
menjadi acuan untuk menetapkan suatu karya intelektual dari budaya tradisional dan
mengkaitkannya pada satu kelompok masyarakat sebagai pengemban.
Ekspresi budaya tradisional merupakan suatu ciptaan yang dilindungi dan sebagaimana diatur
dalam Pasal 38 ayat (1) UU Hak Cipta bahwa hak cipta atas ekspresi budaya tradisional
dipegang oleh Negara. Dalam Penjelasan Pasal 38 ayat (1) UU Hak Cipta disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan "ekspresi budaya tradisional" mencakup salah satu atau kombinasi bentuk
ekspresi sebagai berikut:
a. Verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun puisi, dalam
berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang dapat berupa karya sastra aupun narasi
informatif;
b. Musik, mencakup antara lain, vokal, instrumental, atau kombinasinya;
c. Gerak, mencakup antara lain, tarian;
d. Teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat;
e. Seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang terbuat dari
berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas,
tekstil, dan lain-lain atau kombinasinya; dan
f. Upacara adat.
Sebagaimana telah disebutkan di atas tadi, ekspresi budaya tradisional (EBT) adalah suatu
ciptaan yang hak ciptanya dipegang oleh Negara di mana Negara wajib menginventarisasi,
menjaga, dan memelihara ekspresi budaya tradisional tersebut serta penggunaannya harus
memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat pengembannya. Lalu menurut pada
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, budaya tradisional termasuk dalam
karya ciptaan yang dilindungi.
B. UPAYA PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PERLINDUNGAN SENI DAN BUDAYA
TRADISIONAL INDONESIA SECARA HUKUM
Untuk perlindungan seni dan budaya tradisional Indonesia, pemerintah dapat melakukan
dengan cara-cara seperti berikut:
1) Inventarisasi
3. Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu berisi data mengenai 4 hal yaitu: objek
pemajuan kebudayaan; sumber daya manusia kebudayaan, lembaga kebudayaan,
dan pranata kebudayaan; sarana dan prasarana kebudayaan; dan data lain terkait
kebudayaan.
2) Publikasi
3) Pengamanan
4) Pemeliharaan
5) Penyelamatan
Pemerintah Indonesia perlu membuat suatu kebijakan baru yang berkaitan dengan
perlindungan HKI yang khusus mengatur mengenai pengetahuan tradisional dan ekspresi
budaya tradisional, serta melakukan upaya perlindungan pengetahuan tradisional dan ekspresi
budaya tradisional dengan cara melakukan identifikasi seluruh pengetahuan tradisional dan
ekspresi budaya tradisional yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia dan kemudian
dimasukkan dalam database Negara.
Dengan melakukan inventarisasi terhadap ekspresi budaya tradisional dan hasilnya dikelola
sedemikian rupa sehingga membawa manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Sehingga
nantinya dokumentasi ini dapat digunakan oleh pihak yang mengalami kasus penyalahgunaan
ekspresi budaya tradisional sebagai dasar pembuktian. Hal ini untuk menunjukkan keseriusan
pemerintah dalam perlindungan EBT masyarakat adatnya dibawah sistem hukum hak cipta.
Perlindungan karya tradisional juga harus dilakukan dibawah sistem hukum HKI khususnya hak
cipta sebagai bukti kepemilikan agar dapat dikomersialkan dan mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi. Serta diperlukan juga sosialisasi kepada masyarakat mengenai hak cipta terutama bagi
Aparatur Sipil Negara yang membidangi urusan hukum, urusan kebudayaan dan pariwisata
untuk memudahkan implementasi UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta .
Karya tradisional merupakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang termasuk dalam Hak Cipta.
Dalam Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, hak cipta merupakan hak
eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu
ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.