Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid yang diampu oleh
Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa
shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita menuju jalan yang lurus.
Adapun penulisan makalah yang berjudul “Iman, Kufur dan Nifaq” ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Tauhid”. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pengampu mata kuliah “Ilmu Tauhid”, Ibu Fiena Saadatul Ummah, M.Pd. Kami juga berterima
kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan makalah. Kami berharap agar makalah ini
mampu memberikan sudut pandang baru bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam proses
pembuatan makalah. Kami berharap terbuka pada kritik dan saran sebagai bagian dari revisi
makalah “Ilmu Tauhid” ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
A. Iman ..................................................................................................... 2
B. Kufur .................................................................................................... 3
C. Nifaq .................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ......................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi yaitu aqidah atau keyakinan dan
sesuatu yang diamalkan atau amaliyah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan
implementasi dari aqidah itu. Islam adalah agama yang bersumber dari Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang berintikan keimanan dan perbuatan.
Keimanan dalam islam merupakan dasar atau pondasi yang diatasnya berdiri syariat-syariat
islam. Keimanan kita kepada Allah SWT harus terus menerus dipupuk agar semakin kokoh
dan kuat, karena ketika keimanan kita terkikis akan menyeret kita kepada kufur. Kekufuran
apabila tertanam dalam jiwa manusia akan menjerumuskan kepada perbuatan yang
menyimpang yaitu syrik dan nifaq. Iman, kufur dan nifaq termasuk hal yang dapat
membatalkan tauhid seseorang setidaknya mengurangu kesempurnaan keimanan seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Iman?
2. Apa yang dimaksud dengan Kufur?
3. Apa yang dimaksud dengan Nifaq?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu Iman
2. Untuk mengetahui apa itu Kufur
3. Untuk mengetahui apa itu Nifaq
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. IMAN
Kata “Iman” berasal dari bahasa Arab yang berati tasdiq (membenarkan). Iman
itu tempatnya dalam hati yang membenarkan semua yang dibawah Nabi Muhammad
SAW baik yang bersifat wajib maupun yang mustahil bagi Allah swt.1
Menurut Hasbi Al-Shiddiqi Iman ialah membenarkan dalam hati sedang Islam
ialah mengerjakan kewajiban kewajiban dan melaksanakan amalan-amalan lahir (al
imanu al-tasdiqu bil qalbi wal I'tirafu billisani, wal islamu ibaratun an ada 'I
alwajibat).
Menurut ahli Hadis Iman ialah ma'rifat dalam hati, membenarkan secara lisan
dan mengamalkan dengan anggota badan. Iman itu bisa bertambah kuat karena ketaatan
dan bisa berkurang karena perbuatan ma'siyat.
Menurut Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Anas, Nabi Muhammad
SAW bersabda Islam adalah amalan lahir dan iman amalan dalam hati (Al-Islam
‘Alanniyah wa al-Iman fi al-Qalbi)2
1. Iman adalah tasdik dalam hati akan wujud Allah dan keberadaan Nabi dan Rasul
Allah. Menurut konsep ini iman dan kufur itu adalah semata-mata urusan hati,
bukan terlihat dari luar. Jika seseorang sudah tasdik (membearkan/meyakini) akan
adanya Allah maka ia disebut telah beriman, sekalipun perbuatannya belum sesuai
dengan tuntutan ajaran agamanya. Konsep ini banyak dianut oleh mazhab Murji’ah,
sebagian penganut Jahamiyah dan sebagian penganut Asy’ariyah.
1 Latief Mahmud, Buku Ajar Ilmu Kalam (Pamekasan: Stain Pamekasan Press, 2006), hal.12
2 Latief Mahmud, Karimullah, Ilmu Tauhid, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2018), hal.23
2
2. Iman adalah tasdiq di dalam hati dan diikrarkan dengan lisan. Dengan demikian
seseorang dapat digolongkan beriman apabila ia mempercayai dalam hatinya akan
keberadaan Allah dan mengikrarkan (mengucapkan) kepercayaan itu dengan lisan.
Antara keimanan dan amal perbuatan manusia tidak terdapat hubungan yang
terpenting dalam iman itu adalah tasdiq dan ikrar. Konsep ini banyak pula dianut
oleh kelompok Murji’ah
3. Iman adalah tasdiq di dalam hati, ikrar dengan lisan dan dibuktikan dengan
perbuatan. Antara iman dan perbuatan terdapat keterkaitan, karena iman seseorang
ditentukan pula dengan amal perbuatannya. Konsep keimanan seperti ini dianut
oleh Mu’tazilah, Khawarij dan lain-lain.
Dari urarian singkat diatas terlihat bahwa konsep iman dikalangan kaum
muslimin adalah bervariasi, ada yang hanya memasukkan unsur tasdiq, ada yang
menambah unsur ikrar tanpa unsur amal perbuatan, ada pula yang mengumpulkn ketiga
unsur tersebut yaitu: tasdiq, ikrar, dan amal perbuatan.
Golongan yang berpendapat bahwa iman seseorang itu dapat bertambah atau
berkurang pada tasdiq dan amalnya. Tasdiq yang bertambah tentu di ikuti oleh frekuensi
amal perbuatannya dan ketaatannya. Bertambah atau berkurangnya tasdiq seseorang
tergantung kepada:
a. Kuat atau lemahnya dalil (bukti) yang diterima oleh seseorang sehingga dapat
menguatkan atau melemahkan tasdiqnya
b. Diri pribadi seseorang itu, artinya kemampuannya menyerap dalil-dalil
keimanan, makin kuat daya serapnya kuat pula tasdiqnya. Sebaliknya jika daya
serapnya lemah atau tidak baik maka tasdiqnya akan lemah pula.
c. Pengamalan terhadap ajaran agama. Seseorang yang melaksanakan ajaran-
ajaran agamanya dengan baik dan benar, akan merasakan kekuatan iman yang
3
tinggi. Makin tinggi frekuensi amaliahnya, makin bertambah kuat imannya
atau tasdiqnya.3
B. KUFUR
Kufur adalah lawan dari iman. Dengan demikian, kufur berarti mengingkari
atau tidak memercayai akan adanya Allah dan agama yang Dia turunkan melalui para
rasul-Nya. Secara lebih khusus, demikian pengertian yang lazim berlaku dalam Islam,
kufur adalah mengingkari atau tidak percaya kepada Allah dan risalah Nabi Muhammad
SAW. Ringkasnya, kufur adalah mengingkari atau menolak agama Islam dengan segala
ajarannya. Pelaku kekufuran ini disebut kafir. Dalam hal ini, orang yang percaya akan
adanya Allah, tetapi tidak percaya kepada risalah Nabi Muhammad SAW dan menolak
agama yang beliau ajarkan, tetap dipandang kafir oleh Islam. Dengan demikian, kufur
itu mempunyai bebe rapa konotasi, bisa kufur dalam arti menolak memercayai adanya
Allah maupun tidak beragama sama sekali (atheis), atau memercayai Tuhan selain
Allah, atau memercayai Allah tetapi mengingkari rukun iman yang lain, seperti
menging kari kenabian Muhammad dan kebenaran Al-Qur'an. Dalam konteks inilah,
kaum ahl al-Kitab, oleh Islam, tetap dipan dang sebagai pelaku kekufuran, karena
mereka hanya perca ya akan adanya Allah akan tetapi menolak mengakui risalah
Muhammad SAW dan kebenaran Al-Qur'an.4
Kufur ada dua macam: Kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar mengakibatkan
kekekalan di dalam neraka, sedangkan kufur kecil layak mendapatkan ancaman siksa
dan tidak mengakibatkan kekekalan di dalam neraka, seperti yang disebutkan
Rasulullah . yaitu mencela nasab, meratapi orang yang meninggal dunia, menyetubuhi
istri pada duburnya, mendatangi dukun dan peramal, yang semuanya disebut dengan
istilah kufur, atau seperti firman Allah,
"Dan, barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka merekalah orang-orang yang kufur." (Al-Maidah: 44).
Menurut Ibnu Abbas dan Thawus, ini merupakan kufur yang tidak
mengeluarkan pelakunya dari agama. Tapi siapa yang melakukannya layak mendapat
sebutan kufur, tidak seperti kufur kepada Allah dan hari akhirat.Atha menyebutnya
4
kufur tidak seperti kufur yang semestinya, zhalim tidak seperti zhalim yang semestinya,
fusuk tidak seperti fusuk yang semestinya.
Ada yang mena'wili ayat ini sebagai berikut: Tidak memutuskan perkara
menurut apa yang diturunkan Allah, karena mengingkarinya. Ada pula yang mena
wilinya sebagai berikut: Tidak memutuskan perkara menurut semua ketetapan yang
diturunkan Allah. Ada pula yang mena wilinya sebagai berikut: Memutuskan perkara
secara sengaja dan bukan karena tidak tahu dan bukan kesalahan ta'wil, menurut
ketetapan yang bertentangan dengan nash. Ada pula yang menganggapnya sebagai
kufur yang mengeluarkan pelakunya dari agama. 5
Pendapat yang benar, memutuskan perkara tidak menurut apa yang diturunkan
Allah bisa berarti dua jenis kufur, kecil dan besar, tergantung dari keadaan pelakunya.
Siapa yang meyakini keharusan memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, namun dia menyimpang darinya karena durhaka, sementara dia juga mengakul
bahwa dia layak mendapat hukuman, maka ini disebut kufur kecil. Jika dia yakin bahwa
itu merupakan hukum Allah. namun dia yakin bahwa penerapannya tidak wajib dan
boleh memilih yang lain, maka ini disebut kufur besar.
Kufur besar ada lima macam: Takdzib, istikbar, i’radh, syakk, nifaq. Kufur
takdzib ialah keyakinan terhadap kedustaan para rasul Tapi yang termasuk jenis ini
jarang terjadi di kalangan orang-orang kafir Kufur istikbar atau iba lalah seperti
kufurnya Iblis. Dia tidak mengingkari adanya perintah Allah, namun dia tidak patuh
karena rasa takabur di dalam dirinya. Yang termasuk jenis ini adalah kufurnya orang
yang mengakui kebenaran para rasul, nammun dia tidak mau mengikutinya karena rasa
takabur. Ini adalah kufurnya musuh musuh para rasul, seperti kufuruya Fir’aun dan para
pengikutnya dan kufurnya Abu Thalib. Kufur i'radh artinya berpaling dari Rasul
dengan pendengaran atau hatinya tidak membenarkan dan tidak pula mendustakan,
tidak menolong dan tidak pula memusuhinya serta tidak peduli terhadap apa yang
dibawanya, seperti kata seseorang dari Bani Abdi Yalail kepada Nabi SAW. "Demi
Allah, aku akan mengatakan satu kalimat kepadamu, jika engkau benar, maka engkau
lebih mulia untuk kutolak, dan jika engkau dusta, maka engkau lebih hina daripada aku
harus berbicara denganmu." Kufur syakk artinya tidak pernah memiliki kemantapan
hati untuk membenarkan atau mendustakan rasul, tapi selalu ada keragu-raguan dalam
5 Ibn Qayyim Al-Jauziyah, Madarijus Salikin, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2008) hal.102
5
dirinya. Keragu-raguan ini akan terus membayang jika dia tidak mau melihat bukti-
bukti kebenaran Rasululullah, tidak mau mendengar dan tidak mau memperhatikannya.
Padahal kejelasan bukti ini perti kejelasan matahari pada siang hari. Kufur nifaq artinya
memperlihatkan iman dengan lisannya, namun memendam pendustaan di dalam
hatinya. Ini merupakan nifaq yang paling besar, dan di bagian mendatang akan
diuraikan macam-macamnya.6
C. NIFAQ
Nifaq, dalam bahasa Arab, berarti sikap dan tindakan mengaku beriman melalui
ucapan lisan tetapi kufur di dalam hati. Pelaku nifaq ini disebut munafiq. Nifaq
merupakan penyakit yang tersembunyi di dalam batin, yang bisa memenuhi seluruh
batin dan hatinya, sementara dia tidak menyadarinya, sebab hal ini tidak bisa diketahui
orang lain. Nifaq ini tersembunyi karena keadaannya yang samar-samar. Dia mengira
nifaq itu bagus, tapi ternyata merusak. 8
Nifaq ada dua macam: Besar dan kecil. Nifaq yang besar mengakibatkan
kekekalan di dalam neraka dan berada di lapisan paling bawah. Gambarannya, orang
munafik menampakkan iman kepada Allah, para malaikat, kitab, para rasul dan hari
6 Ibid, hal.103
7 Suryan A. Jamrah, Op.Cit,. Hal.58
8 Ibid, hal. 59
6
akhirat di hadapan orang-orang Muslim, padahal di dalam batinnya dia tidak memiliki
Iman itu. Dia tidak beriman bahwa Allah menurunkan wahyu kepada manusia yang
dijadikan-Nya sebagai rasul. yang memberi petunjuk, peringatan dan ancaman. 9
Tindakan nifaq ini di lakukan mungkin dengan maksud istihza (pelecehan), dan
mungkin pula untuk tujuan lain, seperti tujuan politis atau untuk merusak akidah dan
ibadah umat Islam dari dalam. Tindakan nifaq dan munculnya orang-orang munafik ini
sudah terjadi sejak awal sejarah Islam, pada masa hidup Rasulullah SAW. Misalnya,
kasus Abdullah Ibn Ubai Ibn Salul yang menyebarkan berita bohong (hadits al-ifki)
untuk memfitnah Siti 'Aisyah, istri Rasulullah SAW. Demikian pula Abdullah Ibn Saba
yang terkenal sebagai penyebar fitnah dan perusak akidah umat Islam di masa generasi
sahabat. Di Indonesia sendiri, kasus tindakan nifaq ini kiranya dapat pula ditujukan,
antara lain kepada Snouck Hurgronje, bila keislamannya di tengah-tengah Muslimin,
khususnya di Aceh, pada masa penjajahan dahulu hanya sekadar untuk kepen tingan
politik kolonial di zamannya.
Ciri yang menonjol dari seorang munafik ini adalah ke pura-puraan penuh
kebohongan. Misalnya, berpura-pura masuk Islam secara lahiriah, tetapi kufur secara
batiniah, karena tujuannya memeluk Islam hanya untuk melecehkan atau menodai
Islam dari dalam.
Sebagai perbuatan pura-pura masuk Islam dengan tujuan negatif tertentu,
pelaku nifaq atau orang munafik sangat berbahaya bagi Islam dan umatnya. Seorang
munafik adalah lawan berwajah kawan, musuh dalam selimut, yang setiap saat siap
meluncurkan panah kemunafikannya kepada Islam dan umatnya. Bila tindakan nifaq
itu dilakukan oleh orang orang Islam itu sendiri, maka kesatuan dan persaudaraan umat
dapat terancam, citra Islam sebagai agama yang men junjung t binggi nilai moral akan
tercemar.10
Allah telah menyibak tabir orang-orang munafik dan mengungkap rahasia
mereka di dalam Al-Qur'an. Perkara mereka dijelaskan di hadapan orang lain. agar
menjadi peringatan. Di awal surat Al-Baqarah disebutkan tiga macam golongan
manusia yang ada di dunia ini, yaitu: Orang-orang Mukmin, orang orang kafir dan
orang-orang munafik. Empat ayat tentang orang-orang Mukmin,dua ayat tentang
orang-orang kafir dan tiga belas ayat tentang orang-orang munafik. Ayat tentang
7
mereka lebih banyak jumlahnya, karena jumlah mereka yang cukup banyak dan cobaan
yang mereka akibatkan lebih menyeluruh serta lebih membahayakan Islam dan para
pemeluknya. Cukup berat cobaan yang harus ditanggung Islam, karena mereka
menisbatkan diri kepada Islam, menunjukkan loyalitas kepada Islam, padahal
hakekatnya mereka adalah musuh Islam.
Demi Allah, berapa banyak orang yang seakan membela Islam, padahal
sebenarnya dia menghancurkan Islam. Berapa banyak orang yang membangun fondasi
benteng, padahal sebenarnya dia merusaknya. Islam dan para pemeluknya senantiasa
dalam intalan bahaya karena keberadaan mereka. 11
Al-Qur'an dengan tegas mencela dan mengancam tindakan nifaq ini dengan
siksa yang sangat berat. Orang munafik di mata Al-Qur'an tidak berbeda dengan orang
kafir, bahkan bisa lebih berbahaya. Baik dari segi moral maupun agama sikap munafik
ini adalah perbuatan hina sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surah An-Nisa ayat
145 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) dalam Neraka yang
paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi
mereka.”12
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kata “Iman” berasal dari bahasa Arab yang berati tasdiq (membenarkan). Iman itu
tempatnya dalam hati yang membenarkan semua yang dibawah Nabi Muhammad
SAW baik yang bersifat wajib maupun yang mustahil bagi Allah swt.
2. Kufur adalah mengingkari atau tidak percaya kepada Allah dan risalah Nabi
Muhammad SAW. Ringkasnya, kufur adalah mengingkari atau menolak agama
Islam dengan segala ajarannya. Pelaku kekufuran ini disebut kafir.
3. Nifaq, dalam bahasa Arab, berarti sikap dan tindakan mengaku beriman melalui
ucapan lisan tetapi kufur di dalam hati. Pelaku nifaq ini disebut munafiq.
B. Saran
Kami menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang
jauh dari kata sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah
di atas.
9
DAFTAR PUSTAKA
Latief Mahmud, Buku Ajar Ilmu Kalam, Stain Pamekasan Press, Pamekasan, 2006
Suryan A. Jamrah, Studi Ilmu Kalam, Kencana, Jakarta 2015
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Kathur Suhardi, Madarijus Salikin, Pustaka Al-Kautsar,
Jakarta Timur, 2008
Latief Mahmud, Karimullah, Ilmu Tauhid, Duta Media Publishing, Pamekasan, 2018
10