Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Refleksi Minggu Ke-9

Oleh:
Ai Nurhasanah
CGP Angkatan 4

Pada Jurnal Refleksi kali ini saya akan memaparkan pengalaman pada saat mengikuti
Lokakarya ke 2 yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Februari 2022 di Bogor Valley hotel.
Tema yang diusung adalah Mengembangkan Komunitas Belajar. Pengalaman setelah
mengikuti Lokakarya ini saya mendapatkan pengetahuan yang baru dan menarik baik pada
saat pembelajaran. Materi ini disampaikan dengan cara yang menyenagkan sehingga kami
tidak merasa bosan dalam mengikutinya, karena kami diajak untuk aktif dan dan diasah
kemampuan untuk dapat menyampaikan permasalahan serta solusi yang terjadi pada saat
pembelajaran. Metode penyampaian yang kooperatif dan kreatif menginspirasi bagi kami
sebagai pengajar untuk dapat mengikuti metode tersebut agar di kelas menjadi lebih
menyenangkan.
Pembelajaran diawali dengan berdoa dan motivasi dari Pengajar Praktik kemudian
kami disajikan video yang menarik sebagai stimulus untuk mengarahkan kami betapa
pentingnya membentuk komunitas belajar. Melalui diskusi kelompok, kami diajak untuk
menganalisis permasalahan yang menjadi kegelisahan yang sama tentang praktek yang telah
kami lakukan di kelas. Dari masing-masing kelompok teridentifikasi permasalahan yang
berkaitan dengan siswa (pembinaan karakter, pembalajaran di kelas), rekan sejawat (respon
dan komunikasi) dan metode pembelajaran.
Strategi pembelajaran untuk komunitas ini ada beberapa tahap yakni : membangun
jejaring dengan rekan sejawat, memberikan ruang berbagi informasi, saling mendukung dan
berbagi, dan mendorong untuk mengembangkan aksi nyata yang terukur. Kemudian kami
berganti kelompok dengan tugas sesuai dengan aktivitas yang diarahkan instruktur/Pengajar
praktik. Metode yang digunakan adalah Zigsaw. Kelompok ‘do’ khusus membahas perumusan
tindakan untuk menyelesaikan masalah, kelompok ‘re’ membahas merancang program
komunitas pembelajar dan kelompok terakhir merefleksikan dan menyiapkan dokumen.
Hal yang menarik dan meyenangkan lainnya adanya ‘ice breaking’ yang kreatif
sehingga kelas menjadi lebih hidup dan tidak membosankan, karena disetiap pertemuan
memiliki cara yang berbeda untuk menyemangati kami semua. Juga dipenghujung
pembelajaran diterapkan metode To Stay to Stray untuk membahas Tahapan Pengembangan
Komunitas Praktisi. Kami di bagi 3 kelompok dan akan berwisata dengan mengunjungi
masing-masing kelompok. Setiap kelompok menuliskan kata kunci dari tahapan
pengembangan tersebut. Kelompok 1 menjelaskan Tahap Merintis tahap memulai komunitas
dengan strategi : Membangun percakapan awal, menemukan pengikut pertama, membangun
percakapan bermakna. Kelompok 2 Tahap menumbuhkan dengan cara : Menyelenggarakan
pertemuan belajar secara rutin, mendokumentasikan dan membagikan hasil belajar.
Kelompok 3 Tahap Merawat Keberlanjutan melalui : mengembangkan anggota menjadi
penggerak komunitas praktisi, menginisiasi kolaborasi, menyelenggaran proyek kegiatan
murid.
Hambatan atau kesulitan dalam menerapkan komunitas praktisi ini adalah
keterampilan mengatur waktu sehingga harus benar-benar terencana dengan baik dengan
menyusun skala prioritas, juga harus punya komitmen yang kuat untuk memberikan
kontribusi dalam mengurus komunitas dan berkolaborasi sesama anggota. Tantangan
berikutnya adalah komunikasi efektif yang harus senantiasa di jaga dan harus berlapang dada
untuk menerima masukan dan kritikan.
Harapan yang terpenting setelah mengikuti pembelajaran mengembangkan
komunitas belajar ini, dapat dilaksanakan dengan sunguh-sunguh dan tercipta kumitas
kebaikan dalam proses pembelajaran. Juga hasil dari komunitas ini dapat menghasilkan
pengetahuan baru untuk membantu mengubah praktek pembelajaran menjadi lebih baik dan
mengakomodasi perubahan kebutuhan dan teknologi.
Berikut dokumentasi pada saat kegiatan Lokakrya :

Pembukaan Lokakarya

Diskusi Kelompok
Presentasi Kelompok

Peserta Lokakarya Kelas C bersama Pengajar Praktek

Anda mungkin juga menyukai