50
3.1.5 Alur Pasien Masuk di Ruang P2 RSUD Otanaha
Administrasi Pekarya
1. Mengisi registrasi Menyiapkan tempat tidur
2. Pengurusan jaminan Klien Masuk dan fasilitas lainnya
perawatan selambat-
lambatnya 3x24 jam
Perawat Asociate
Implementasi sesuai rencana yang dibuat oleh BP
5
3.2 M1 (Man /Ketenagaan)
3.2.1 Sumber Daya Manusia
1. Struktur Organisasi Ruangan P2 (Interna) RSUD Otanaha
DIREKTUR
dr. Grace Tumewu
Kasie Keperawatan
Ns. Euis Herawati Hidayat, S.Kep.MM
Kepala Ruangan
Ns. Fatmawaty Y. Mooduto, S.Kep
Anggota Anggota
1. Nurafni Katili, Amd.Kep 1. Lilan Hippy, Amd.Kep
2. Ns. Nur Alvionita Surianto, S.Kep 2. Ns. Vidya V.Hidayat, S.Kep
3. Wisnu Abdullah, Amd.Kep 3. Asri Susanti, Amd.Kep
4. Syamsul Mantali, Amd.Kep 4. Novrianti Djibran, S.Tr.Kep
5. Roy Angio, Amd.Kep
6.
Administrasi
Novianti Umar
S1
1. Keperawatan 4 33,33%
& Ners
D3
2. 7 58,33%
Keperawatan
D4
3. 1 8,33%
keperawatan
Jumlah 12 100%
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel di atas ketenagaan di Ruang P2 Untuk tingkat pendidikan rata-rata
yang terbanyak adalah DIII keperawatan sebanyak 7 perawat (58,33%), kemudian S1
Keperawatan & Ners sebanyak 4 perawat (33,33%) dan 1 perawat DIV
8 keperawatan (8,33%).
3. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 3.4 Distribusi Ketenagaan berdasarkan Masa Kerja di Ruang P2 RSUD Otanaha
No Masa Kerja Jumlah Persen
1. ≥ 5 Tahun 6 54,55%
2. < 5 tahun 5 45,45%
Jumlah 11 100%
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel di atas, tenaga keperawatan di ruangan P2 memiliki pengalaman
kerja paling tinggi rata-rata ≥ 5 tahun (57,14%)
4. Karakteristik Berdasarkan Pelatihan Yang Diperoleh
Tabel 3.5 Distribusi Ketenagaan berdasarkan Pelatihan yang diperoleh di Ruang P2
RSUD Otanaha
No Pelatihan Jumla Persen
h
1. BTCLS 11 91,67%
2. Belum 1 0,08333333
mengikuti
Pelatihan
Jumlah 12 100%
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel di atas, terdapat perawat yang sudah memperoleh pelatihan
tambahan antara lain pelatihan BTCLS sebanyak 11 orang (91,67%) dan yang belum
mengikuti pelatihan sama sekali adalah 1 orang (0,083%).
3.2.3 Analisa Kebutuhan Tenaga Perawat
Analisa kebutuhan tenaga perawat diruang P2 berdasarkan:
a) Metode Rasio
RSUD Otanaha bertipe C dengan jumlah tempat tidur yang ada diruangan P2
sebanyak 24 tempat tidur. Dimana, terdapat 4 kamar dengan masing-masing 6 tempat tidur
didalamnya, maka jumlah perawat yang dibutuhkan yaitu :
TT : Tenaga Perawat 24 : 11
Jadi kebutuhan tenaga perawat diruang P2 kurang lebih sekitar 2,18 atau 2 orang
b) Rumus Gillies
Menentukan Rata-rata pasien dalam 1 bulan menggunakan rumus Gillies Dimana:
= 68,2 % x 24
= 1,636 atau 2 orang
Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan pasien perhari, yaitu :
Perawatan Langsung
Keperawatan Self Care 0 pasien : 0 x 2 jam = 0 jam
Keperawatan partial care 2 pasien : 2 x 3 jam = 6 jam
Keperawatan Total Care 0 pasien : 0 x 3 jam = 0 jam
Jumlah jam perawatan : 6 Jam
Perawatan Tidak Langsung
Rata-rata pasien perhari x 1 jam = 2 x 1 jam = 2 jam
Waktu Penyuluhan Kesehatan
Rata-rata pasien perhari x 0,25 jam = 2 x 0,25 jam = 0,5 jam Total jam secara
keseluruhan adalah jam 8,5 jam
Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perpasien perhari adalah
8,5 jam : 2 pasien = 4,25 jam/pasien/hari
Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan P2 interna dengan
menggunan rumus Gillies yaitu :
AxBxC=F=
H (C – D) E G
12
3.3 M2 (SARANA DAN PRASARANA)
3.3.1 Tata Letak Gedung
1. Lokasi
Berdasarkan hasil observasi bahwa lokasi bangunan rawat inap ruang P2 terletak pada lokasi
yang tenang, aman dan nyaman, namun masih berada sedikit jauh dari ruangan yang memiliki
hubungan antar ruang pelayanan, seperti laboratorium, radiologi ataupun ruangan terkait lainnya.
Adapun batas-batas lokasi ruang perawatan anak bawah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan radiologi
b. Sebelah barat berbatasan dengan rumah warga
c. Sebelah selatan berbatasan dengan lahan kosong
d. Sebelah timur berbatasan dengan ruangan tropik
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 24 tahun 2016 Pasal 10 tentang letak
bangunan (site plane), yaitu harus memenuhi syarat zonasi berdasarkan tingkat resiko
penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi berdasarkan tingkat pelayanan
atau kedekatan hubungan fungsi antar ruang pelayanan.
2. Pencahayaan
Terang disemua ruang dengan pencahayaan yang cukup dan adekuat untuk observasi
klinis, yang tersebar di setiap ruangan di ruangan P2.
3. Ventilasi
Terdapat ventilasi dan jendela disetiap ruangan dan setiap ruangan yang terdapat
paparan cahaya matahari.
4. Lantai dan Atap
Lantai keramik, bersih dan kering. Atap di ruangan terpakai tripleks.
5. Dinding
Kondisi dinding disetiap ruangan terpakai keramik dan dinding beton yang cukup kuat
hamper disemua ruangan, namun untuk cat dindingnya masih dalam keadaan bagus.
6. Sarana air bersih
Memiliki 1 kamar mandi di setiap kamar pasien dan airnya bersih, pembuangan air
limbah baik dan lancar.
7. Tempat sampah medis dan non medis terpisah.
8. Terdapat handscrub disetiap pintu ruangan
9. Berdasarkan hasil observasi ruang P2 memiliki 24 tempat tidur dengan klasifikasi
masing-masing ruangan terdapat 6 kamar tidur
Tabel 3.7 Daftar fasilitas untuk pasien di Ruang P2 RSUD Otanaha
No. Nama barang Jumlah Kondisi Ideal
13 Usulan
1 Tempat tidur 24 buah Baik 1:1 -
2 Kipas angin 3 buah Baik 1/ruangan -
3 Kursi Roda 1 buah Baik 2-3/ ruangan Perlu ditambah 2
buah
4 Jam Dinding 1 buah Baik 1/ruangan -
5 Timbangan 1 buah Baik 1/ruangan -
Dewasa
6 Wastafel 3 buah Baik - -
7 TV 1 buah Baik 1/ruangan -
8 Kursi tamu - - - -
9 Tempat sampah 1 buah Baik - -
medis
10 Tempat sampah 1 buah Baik - -
non medis
11 Loker medis 1 buah Baik - -
perawat
12 Kursi perawat 3 buah kursi Baik 1:1 -
panjang
Sumber : Data Primer 2022
Kesimpulan:
Berdasarkan Tabel 3.7 untuk fasilitas bagi pasien di Ruangan P2 berupa tempat tidur,
AC, tempat sampah medis sudah memadai, namun untuk kursi roda hanya 1 buah dan jam
dinding perlu ditambahkan karena jam dinding hanya berada di nurses station diharapkan
untuk setiap kamar pasien memiliki 1 jam dinding. Tempat sampah terdapat di dekat nurse
station sebanyak 2 buah yakni tempat sampah medis dan non medis.
3.3.1 Fasilitas untuk petugas kesehatan
1. Ada ruangan khusus untuk kepala ruangan
2. Terdapat 1 kamar mandi/WC yang berada di ruang perawat dan biasa digunakan oleh
petugas perawat ruang P2
3. Belum ada ruang sholat khusus petugas dan keluarga pasien
4. Belum ada ruang khusus untuk dokter dan gizi
Adapun peraturan Menteri Kesehatan No.56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan
perizinan rumah sakit. Persyaratan peralatan yang ada pada ruang P2 yang ada di Rumah Sakit
Tipe C seperti pada tabel dibawah ini: 14
Tabel 3.8 Daftar alatkesehatan yang ada pada ruangan P2 di Rumah Sakit Tipe C
No. Nama barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan
1 Lemari es 1 buah Baik 1/ruangan -
2 Tabung O2 5 buah Baik 2/ruangan -
3 Suction 2 Tabung - - 2/ruangan Perlu diadakan
4 Set Instrumen Steril 2 buah Baik 2/ruangan -
Berdasarkan Tabel 3.9 Alat Pencatatan dan pelaporan di ruang P2 sudah memiliki banyak
fasilitas alat pencatatan dan pelaporan. Berdasarkan hasil observasi di ruang P2 terdapat leaflet
10 penyakit namun, leaflet tersebut tidak diberikan kepada pasien ataupun keluarga yang pindah
ruangan maupun yang akan pulang.
Masalah M2 (Material) :
Ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana di ruang P2 masih kurang, seperti alat
kesehatan dan ruang sholat khusus petugas dan keluarga pasien.
Tabel diatas menunjukkan dari 11 perawat diketahui bahwa ada sebanyak 90,91%
mengatakan penggunaan model asuhan keperawatan menjadikan lama hari perawatan
semakin pendek dan 0,09% mengatakan sebaliknya. Sebanyak 100% perawat mengatakan
jumlah rata-rata hari rawat inap pasien kurang lebih 2-5 hari. Seluruh perawat juga
mengatakan jika model MAKP tidak memberikan beban kerja berat bagi perawat dan
tidak memberatkan dalam pembiayaan, serta tidak mendapat banyak kritikan dari pasien
di ruangan. Sebanyak 100 % mengatakan penggunaan metode tersebut meningkatkan
kepercayaan pasien.
Tabel 3.12 pelaksanaan model asuhan keperawatan
Jawaban
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 11 orang perawat ada sebanyak 100%
perawat yang mengatakan telah terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat dan
tim kesehatan lain, dan sebanyak 0 % mengatakan tidak. 19
Sebanyak 100% perawat
mengatakan kontinuitas rencana keperawatan sudah terlaksana. Ada 100 % perawat yang
mengatakan sudah menjalankan kegiatan sesuai tupoksi.
Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 11 responden sebanyak 100% yang
menyatakan ada format persetujuan sentralisasi obat. Untuk proses penerimaan obat dari
pasien/keluarga pasien, perawat di ruangan mengatakan obat yang diresepkan oleh dokter
langsung diserahkan ke keluarga pasien, kemudian keluarga pasien mengambil obat di
apotik, di bagian apotik akan menjelaskan terkait dosis dan penggunaan obat tersebut
dalam pemantauan perawat.
Tabel 3.19 Cara Penyimpanan Obat
Pernyataan Jawaban Total
Ya Persentase Tidak Persentase (%)
Ruangan terdapat ruangan khusus
untuk sentralisasi obat 11 100% 0 0% 100
Sebelum memberikan obat kepada
pasien perawat selalu 11 100% 0 0%
menginformasikan jumlah 100
kepemilikan obat yang telah
digunakan
Perawat memberikan etiket dan
alamat pada obat-obat pasien 11 100% 0 0% 100
Pernyataan Presentase
ya Tidak Presentase Total
Perawat bersedia
Melakukan 11 100% 0 0% 100%
perencanaan pulang
Pembagian tugas
tentang perencanaan 11 100% 0 0%
Pulang
Pemberian
brosur/leaflet saat 11 100% 0 0%
melakukan
perencanaan pulang
Menggunakan bahasa
Indonesia saat 11 100% 0 0%
Melakukan
perencanaan pulang
kepada pasien
Bahasa yang perawat
gunakan dalam 11 100% 0 0%
melakukan
perencanaan pulang
mengalami kesulitan
untuk dipahami
Pasien
Setiap selesai
Melakukan 11 100% 0 0%
perencanaan pulang,
perawat melakukan
pendokumentasian 32
Pernyataan
Ada format
pendokumentasian yang 11 100% 0 0%
baku di ruangan
Perawat sudah
mengerti cara 11 100% 0 0%
pengisian format
dokumentasi
Format yang
digunakan dapat 11 100% 0 0% 100%
membantu perawat
dalam melakukan
pengkajian pada
pasien
Perawat sudah
melaksanakan 11 100% 0 0%
pendokumentasian
dengan tepat waktu
Model dokumentasi
yang digunakan dapat 11 100% 0 0%
menambah beban
kerja perawat
Model dokumentasi 34
3.5 M4 (Money)
1. Sumber Pendapatan dan Tata Cara Penagihan
a. Jenis Pasien Masuk
1) BPJS
2) JKN
3) Umum
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa jumlah gaji PNS disesuaikan dengan
golongan masing – masing perawat, sedangkan untuk tenaga perawat kontrak Ners dan D
III Keperawatan gaji per bulan sebesar Rp.800.000. Jasa perbulan perawat disesuaikan
dengan jumlah pasien yang masuk dan poin perawat. Sedangkan untuk jasa jaga malam
perawat diberikan makan malam yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit.
3. Saran dan prasarana
Tabel 3.27 sarana dan prasarana
Sarana dan Pelayanan
No. Jenis Pelayanan
Kelas I Kelas II Kelas III
1. Prawat Inap/hari Rp. 225.000 Rp. 180.000 Rp.142.500
Tindakan Keperawatan
42
1. April 173 24
Didapatkan jumlah pasien pada bulan januaril sebanyak 173 pasien, adapun
jumlah tempat tidur 24 TT sehingga :
Rumus menghitung BOR
BOR = Jumlah Hari Rawat x 100
Jumlah TT x Jumlah Hari/Periode
Menghitung BOR dalm 1 bulan
Bulan Januari : BOR = 507 x 100 = 68,14%
24x31
Dapat disimpulkan untuk periode januari 2022 BOR yang didapatkan adalah
68,14%, sedangkan menurut Depkes, 2011 ideal BOR yaitu 60-85%. Dimana kategori
<60% menunjukkan penggunaan tempat tidur belum dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya atau kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat,
sedangkan jika kategorinya menunjukkan nilai >85% ada kemungkinan kejadian
infeksi nosokomial yang tinggi atau dapat menunjukkan tingkat pemanfaatan atau
penggunaan tempat tidur yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan hasil penilaian BOR
44
untuk 1 bulan terakhir diruang perawatan anak lantai bawah masuk dalam kategori
ideal.
b. ALOS ( Average Length Of Stay)
Menurut Depkes RI (2015) ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Dimana indicator ini disamping dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut, secara umum nilai
ALOS yang ideal yaitu antara 6-9 hari (Depkes RI 2005)
168
= 1,41 hari TOI = 2 Hari
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur diruang P2 1 bulan terakhir masuk kedalam kategori ideal.
d. BTO (Bed Turn Over)
Bed Turn Over adalah frekuensi pemakaian tepat tidur pada satu periode,
45 Idelnya satu tempat
beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satuan waktu tertentu.
tidur dalam satu tahun dipakai >30 kali (Depkes, 2005)
BTO = Jumlah pasien keluar hidup + Mati
Jumlah tempat tidur
= 168 = 7 kali
24
Jumlah pasien dalam 1 bulan terakhir adalah : 173
Berdasarkan hasil perhitungan BTO selama 1 bulan terakhir, diperoleh rata-
rata frekuensi pemakaina tempat tidur diruang P2 adalah 7 kali putaran dalam 1
bulan, jadi 7 x 12 bulan yaitu 84 x. Sehingga hal ini menunjukkan pemakaian bed
diruang P2 masuk dalam kategori ideal.
46
No Analisis SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
1. M1
Strengths
- 5 orang perawat
0,5 2 1
memiliki
pengalaman kerja >
5 tahun
S = 3,4
- Uraian
ketenagakerjaan di
ruang P2
4 orang perawat 0,8 3 2,4
s1 ners
7 orang perawat
d3
1 orang perawat
d4 S-W
Weakness = 3,4-6,9
= -3,5
- Perawat yang
mengikuti pelatihan
0,9 3 2,7
selain BTCLS tidak
ada
- Lebih dari setengah
total perawat 47
0,7 3 2,1
diruangan
W = 6,9
pengalaman
kerjanya < 5 tahun
- Perawat dengan
tingkat pendidikan 0,7 3 2,1
yang profesional
2. M2
Strengths
- Adanya nurse
0,8 3 2,4
station S = 3,6
- Tersedianya
administrasi 0,6 2 1,2
penunjang (buku
injeksi, buku visite,
S-W
SOP, dll) = 3,6 – 6,1
Weakness = 2,5
- Kurangnya beberapa
1 4 4
fasilitas diruangan
W = 6,1
- RS tipe c 0,7 3 2,1
Opportunity
0 0 0 O=0
-
Threats
- Ada kesenjangan 48
T = 2,4
0,8 3 2,4
antara jumlah pasien
dengan peralatan O–T
= 0 – 2,4
yang ada
= -2,4