Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDIDIKAN PANCASILA
OLEH :
DOSEN PENGAMPU
KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati
dalam menyelesaikan Critical Book Report (CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi
mata kuliah “Pendidikan Pancasila“. Saya telah menyusun Critical Book Report ini dengan sebaik-
baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya
selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar Critical Book Report ini
menjadi lebih baik lagi.
Dalam penyusunan Critical Book Report ini kiranya dapat memberikan kontribusi positif
bagi pembaca dimanaa setelah membaca Critical Book Report ini dapat menambah wawasan
pembaca untuk lebih memperdalam mata kuliah ini.
Selanjutnya, saya berharap semoga Critical Book Report ini dapat dipahami. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan. Akhir kata penulis
saya ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan..............................................................................................................................
PENDAHULUAN
Buku Pembanding
Judul Buku : PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN
TINGGI Penulis : DRS. H.M. ALWI KADERI, M.Pd.I
Penerbit : ANTASARI PRESS
Kota Terbit : Banjarmasin
Tahun Terbit :-
ISBN :-
2.2 HASIL KAJIAN
BUKU UTAMA
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok Kaidah Negara Fundamental Seperti telah
disebutkan bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang
fundamental (staatsfundamentalnorm) yang memberikan faktor-faktor mutlak bagi
adanya suatu tertib hukum Indonesia dan berkedudukan sebagai asas bagi hukum
dasar baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta peraturan-peraturan hukum yang
lainnya yang lebih rendah.
A. Pancasila Adalah Suatu Filsafat Pancasila sebagai filsafat didasarkan atas pendapat
para ahli dan teori causalitas Aristoteles (Zurmaini Yunus, 1985). Beberapa pendapat
mengatakan bahwa Pancasila adalah suatu filsafat. Meskipun dinyatakan dalam
bentuk yang berbeda-beda, tetapi tidak ada pertentangan antara satu dengan yang lain.
Semua pendapat mengakui bahwa Pancasila adalah suatu filsafat. Muh. Yamin
(1962), misalnya, menegaskan bahwa Pancasila tersusun secara harmonis dalam suatu
sistem falsafah.
BAB VI PANCASILA DAN ETIKA POLITIK
A. Pengertian Etika dan Etika Politik Indonesia Mengkaji etika berarti mengkaji baik,
buruk, benar ataupun salah. Etika juga sering dikaitkan dengan hal yang pantas
ataupun yang tidak pantas. Etika merupakan salah satu cabang filsafat. Etika
merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat-
predikat nilai „betul‟ (right) dan „salah‟ (wrong) dalam arti „susila‟ (immoral). Sebagai
pokok bahasan yang khusus, etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan
orang dapat disebut susila atau bijak (Kattsoff, 2004).
BAB I PENDAHULUAN
Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing. Pancasila terdiri
atas lima sila, dia diabadikan dalam Naskah Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke
empat, dia dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Sekalipun di dalam
Pembukaan tersebut tidak secara eksplisit disebutkan kata Pancasila, namum setiap
yang membacanya sudah pasti mengetahuinya, bahwa yang dimaksud dalam
pernyataan terakhir dari alinea ke empat pembukaan UUD 1945 tersebut adalah
Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum. Sehingga seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan
Pancasila sebagai kaedah hukum konstitusional, pada dasarnya tidak berlaku dan
harus dicabut. Sebagai dasar negara, Pancasila telah terkait dengan struktur kekuasaan
secara formal.
A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis dan Terminologis Bila kita kaji
secara ilmiah tentang apa fungsi dan kedudukan Pancasila, niscaya akan tampak
bahwa Pancasila itu memiliki pengertian yang luas, baik dalam konteks
kedudukannya sebagai Dasar Negara, sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Sebagai
Ideologi Bangsa dan Negara, atau dalam konteks sebagai kepribadian bangsa, serta
dalam proses terjadinya. Sehingga terdapat berbagai macam terminologi yang harus
kita deskripsikan secara objektif. Sehingga dalam konteks pembahasan tentang
pengertian Pancasila ini, akan kita jumpai berbagai macam penekanan, sesuai dengan
kedudukan dan fungsi Pancasila tersebut, terutama dalam perumusan dan pembahasan
yang berdasarkan sejarah (kajian diakronis) Pancasila, sejak masih berupa nilai-nilai
yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa, hingga menjadi menjadi Dasar Negara,
bahkan sampai pada tataran pelaksanaannya dalam sejarah kenegaraan Indonesia di
masa lalu. Misalnya ketika masa Orde Lama sedang berkuasa, pada saat itu kita
jumpai berbagai macam rumusan Pancasila yang berbeda-beda. Agar kita dapat
memahaminya secara baik dan benar, maka kita harus mendeskripsikannya secara
objektif, sesuai dengan kedudukan dan perumusan dari Pancasila itu sendiri.
Pancasila sebagai dasar negara RI sebelum disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara RI. Nilai-nilai tersebut berupa adat-
istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai relegius. Nilai-nilai tersebut telah melekat dan
teramalkan oleh masyarakat ketika itu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itulah
maka Kausa Materialis dari Pancasila itu pada dasarnya adalah Bangsa Indonesia itu
sendiri.
A. Dasar Filosofis Pancasila sebagai dasar negara dan bangsa adalah merupakan
nilai-nilai yang sistematis, fundamental dan menyeluruh. Oleh sebab itu maka sila-
sila Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, hierarkhis dan sistematis.
Sehingga kelima sila dari pancasila tersebut bukan terpisah-pisah dan makna sendiri-
sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna yang utuh pula. Dalam konteks yang
demikianlah pengertian sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem filsafat.
A. Pengertian Ideologi Secara etimologis Istilah ideologi berasal dari kata “idea”,
yang dapat diartikan sebagai “gagasan, konsep, pengertian dasar, dan citacita”, serta
“logos” yang berarti “ilmu”. Sedangkan kata “idea” itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu dari kata “ eidos”, yang berarti bentuk. Disamping itu ada pula kata
“Idein” yang berarti melihat. Maka secara harfiah idiologi dapat diartikan dengan
ilmu pengertianpengertian dasar, yang dalam keseharian “idea” disamakan artinya
dengan cita-cita. Yaitu cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai.
Sehingga cita-cita tersebut sekaligus menjadi dasar, menjadi pandangan atau faham.
(Kaelan, Achmad Zubaidi, 2007: 30).
Buku Pembanding
Dibandingkan dengan buku satu (utama), Buku ini lebih menjelaskan pembahasan
mengenai pancasila. Memilik 15 Bab yang perbab nya menjelaskan mudah di pahami.
Dibuku ini tidak tercantum tahun terbit dan penerbit nya. Keterkaitan antara bab pada
buku ini sangat berhubungan antara bab ke bab yang lainnya.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kiranya penulis buku semakin dapat menyajikan buku yang jauh lebih baik lagi sehingga
dapat membantu para pembaca untuk mendapat kan informasi yang disajikan dari buku.
Semoga critical book review ini juga dapat memberikan informasi bagi pembaca.