Anda di halaman 1dari 5

I.

ALIRAN-ALIRAN DALAM KRIMINOLOGI

A. PEMBAGIAN MENURUT BONGER


Bonger membagi aliran dalam kriminologi menjadi :
1. Mazhab Italia atau Mazhab Antropologi
Lombroso → Penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai ciri-ciri tertentu,
seperti tengkoraknya, roman mukanya, yang berbeda dari orang biasa. Tulang dahi
yang melengkung, dan tipe atau morfologi penjahat tertentu. Lombroso juga
mengeluarkan teori atavisme, yaitu seorang penjahat merupakan gejala atavisme,
artinya ia dengan sekonyong-konyong mendapatkan kembali sifat yang sudah tidak
dimiliki oleh nenek moyangnya yang terdekat, melainkan dari nenek moyangnya yang
lebih jauh.
Ferri → Rumus timbulnya kejahatan adalah hasil dari keadaan fisik, individu dan sosial.
Pada suatu waktu unsur individu tetap paling penting. Keadaan sosial memberikan
bentuk pada kejahatan, tetapi yang lebih dominan adalah bakatnya yang biologis, anti
sosial.
2. Mazhab Perancis atau Mazhab Lingkungan
Lacassagne → Yang terpenting adalah lingkungan sosial di sekeliling; keadaan sosial
sekeliling adalah tempat pembenihan untuk kejahatan, kumannya adalah si penjahat,
suatu unsur yang baru mempunyai arti apabila menemukan tempat pembenihan yang
membuatnya berkembang.
G. Tarde → Kejahatan bukanlah suatu gejala yang antropologi tetapi sosiologis, yang
seperti halnya kejadian-kejadian masyarakat lainnya dikuasai oleh peniruan.
3. Mazhab Bio-Sosiologis
Tiap kejahatan adalah hasil unsur-unsur yang terdapat di dalam individu, masyarakat
dan keadaan fisik. (Tokoh → Von Liszt, Van Hamel, Exner, Aschaffenburg, Simons).
Rumus aliran ini :
Tiap kejahatan = unsur individu + unsur lingkungan
tekanannya adalah pada kata “tiap”, artinya suatu kejahatan tertentu secara individual
adalah hasil dari dua unsur tadi. Artinya, manusia itu tidak ada yang sama, dalam hal
apa saja, dan antara lain oleh karena kelakuan orang itu satu sama lain berbeda pula.
Bakat-bakat individual secara tersendiri tidak dapat dipakai sebagai unsure yang
menimbulkan kejahatan, atau tidak perlu ada hubungannya dengan kejahatan.
1
4. Mazhab Spiritualis
De Baets → Dalam berkurangnya daya (yaitu agama) itu, saya melihat salah satu sebab
terpenting dari penambahan jumlah kejahatan yang menakutkan ini…

B. PEMBAGIAN MENURUT SUTHERLAND

ALIRAN TAHUN KAJIAN METODE

CLASSICAL 1775 HEDONISM ARM-CHAIRS

CARTOGRAPHIC 1830 ECOLOGY, MAPS STATISTIC


CULTURE,
COMPOSISTIO OF
POPULATION

SOCIALIST 1850 ECONOMIC STATISTIC


DETERMINISM

TIPOLOGI 1875 MORPHOLOGICAL CLINICAL STATISTIC


LOMBROSIAN TYPE, BORN
CRIMINAL
TIPOLOGI 1905 FEEBLE- CLINICAL, TEST
MENTAL MINDEDNESS STATISTICS
TESTERS

PSYCHIATRIC 1905 PSYCHOPATHY CLINICAL


STATISTICS

SOCIOLOGICAL 1915 GROUP AND CLINICAL STATISTIC


SOCIAL
PROCESSES

1. Mazhab Klasik
 Seseorang melakukan tindakan atau perbuatan berdasarkan pertimbangan untuk
memilih kesenangan (pleasure) atau sebaliknya yaitu penderitaan.
 Pelaku memiliki kehendak bebas
 Persoalan sebab kejahatan telah dijawab secara sempurna sehingga tidak
diperlukan lagi penelitian untuk menggali sebab musabab kejahatan.
 Tokohnya adalah Becaria

2
2. Mazhab Kartographik
 Mula-mula memikirkan distribusi kejahatan di dalam lingkungan tertentu pada
wilayah-wilayah geografis dan sosiologis.
 Kemudian penganut mazhab ini berpendapat bahwa segala kejahatan sebagai
ekspresi kondisi sosial tertentu
 Melakukan penyusunan statistik kriminal
3. Mazhab Sosialis
 Mengacu pada ajaran Karl Marx dan Friedrich Engels (1850) yang berdasarkan pada
determinisme ekonomi.
 Kriminalitas adalah konsekuensi dari masyarakat kapitalis akibat sistem ekonomi
yang diwarnai penindasan terhadap buruh, sehingga menciptakan faktor-faktor
yang mendorong berbagai penyimpangan terhadap kejahatan.
4. Mazhab Tipologi
Meliputi tiga kelompok yang berpendapat bahwa perbedaan antara penjahat dan
bukan penjahat terletak pada sifat tertentu pada kepribadian, yang mengakibatkan
seseorang tertentu dalam suatu keadaan tertentu berbuat kejahatan dan seseorang
yang lain tidak.
o Lombrosian : Penjahat memiliki tipe tersendiri/ born criminal
o Mental testersi : Penjahat adalah mereka yang mengidap kelemahan otak
o Psikiatrik : Kejahatan umumnya dilakukan oleh mereka yang mengalami hambatan
kedewasaan emosionalnya.
5. Mazhab Sosiologi
 Menekankan pada a function of environment
 Bahwa kejahatan terjadi karena faktor sosial

C. PENDEKATAN FAKTOR GANDA


Suatu kejahatan disebabkan oleh suatu gabungan keadaan sekeliling atau “faktor-faktor”,
dan kejahatan yang lain oleh keadaan sekeliling atau factor-faktor yang lain pula.

II. METODE MEMPELAJARI KEJAHATAN

A. JENIS STUDI

3
Studi kasus, studi ini dihubungkan dengan waktu dapat dilakukan dengan cara :
1. Menyelidiki delik atau pelakunya pada suatu ketika yang tidak terlalu lama setelah
peristiwanya terjadi sehingga kesan dari delik atau pelakunya masih cukup diingat oleh
mereka yang bersangkutan;
2. Menyelidiki delik atau pelakunya di kemudian hari dengan menggunakan sumber yang
berasal dari waktu terjadinya delik atau yang bersangkutan dengan pelakunya.
Studi kelompok atau social, studi ini biasanya dilakukan pada waktu yang jauh terpisah dari
peristiwanya walaupun tidak tertutup kemungkinan dilakukan segera setelah kejadian.
Datanya diperoleh dari :
1. Statistik
2. Angket
3. Tes masal dan pengukuran masal
4. Penyelidikan pendapat atau referendum
B. PENYELIDIKAN SEGERA SETELAH TERJADINYA DELIK
Cara yang dipakai di dalam penyelidikan ini pada umumnya dilakukan dengan wawancara,
dan bagi pelaku juga diadakan penyelidikan psikologis. Dicari sebanyak-banyaknya sumber
dari yang bersangkutan dengan delik tersebut untuk mendapatkan penjelasan. Segera
setelah delik itu terjadi dan diketahui sebanyak mungkin, maka sekelompok atau sebagian
dari orang selain pelaku sendiri diwawancarai sebagai narasumber mengenai si pelaku. Dari
si pelaku sendiri, tidak mungkin digali informasi yang sebenarnya dan lengkap, baik
mengenai kehidupannya sekarang, perwatakannya, maupun masa lalunya.
C. PENYELIDIKAN LAMA SETELAH KEJADIAN
Untuk penyelidikan macam ini yang dapat dipergunakan sebagai sumber pada waktu
terjadinya peristiwa antara lain : laporan surat kabar atau majalah, buku cerita yang
menguraikan tentang peristiwa pidana, laporan pengadilan, memoir hakim dan terutama
pejabat polisi, cerita berdasarkan kejadian masa lalu, foto atau film yang hanya melukiskan
tidak lebih dari satu fase dari delik, bias juga memakai biografi.
D. STATISTIK
Statistik merupakan salah satu sarana yang paling banyak dipergunakan untuk membantu
kriminologi, khususnya untuk bagian dari kriminologi dalam arti yang luas, yaitu sosiologi
criminal. Dengan mengadakan pencatatan kejahatan kita dapat meninjau secara
menyeluruh gejala-gejala kejahatan itu melalui angka-angka statistiknya.
Dua hal yang berhubungan dengan statistic yaitu ;
4
1. Dari statistik tidak dapat diperoleh penjelasan yang langsung tentang sebab
kriminalitas, statistik hanya memberikan data tentang factor-faktor individual.
2. Harus selalu memperhitungkan adanya “hidden criminality” yang berubah menurut
waktu, tempat dan sifat pelanggaran sehingga angka dalam statistic harus ditambah
dengan angka yang belum diketahui (faktor x).
Pencatatan angka statistik dewasa ini pada umumnya dilaksanakan oleh :
1. Kepolisian dan organ penyidik lainnya
2. Kejaksaan sebagai organ penuntut
3. Pengadilan sebagai organ pengadilan
4. Organ pelaksana putusan pengadilan seperti Lembaga Pemasyarakatan dan juga BISPA
di Indonesia.
“dark number”
E. ANGKET
Di dalam angket digunakan daftar pertanyaan yang seragam dan disampaikan kepada
orang-orang tertentu yang dituju, baik secara tertulis maupun dengan cara wawancara.
F. TES MENTAL
Tes mental dilakukan dengan cara tes psikologi yang telah dibakukan dengan berbagai
jenisnya, dan diantaranya ada pula yang dipakai untuk membantu memecahkan problem
kriminologi.
G. PENGUKURAN MASAL
Misalnya pencarian bukti akan ada atau tidaknya hubungan antara ciri-ciri tubuh dengan
kejahatan, meskipun dewasa ini para peneliti tidak mengakui adanya korelasi atau
hubungan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai