Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nadia Sumarno

NIM : 1911222015
Mata Kuliah : Patofisiologi Penyakit Tidak Menular
Tugas : Resume video “Iron Deficiency Anemia”
Tanggal : 21 September 2020

Video berjudul “Anemia Defisiensi Besi” berdurasi sekitar 10 menit yang


diupload oleh Osmosa di channel youtubenya berisi penjelasan sesuai dengan
judulnya. Penjelasan video tersebut dalam Bahasa Inggris menyebutkan bahwa
anemia adalah kondisi dimana tubuh kekurangan jumlah sel darah merah sehat.
Sedangkan anemia defisiensi besi merupakan anemia yang disebabkan oleh terjadinya
defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah kejadian anemia yang paling sering
terjadi di dunia.
Sel darah merah memiliki hemoglobin yang bertugas sebagai pembawa oksigen
ke seluruh tubuh. Hemoglobin mengandung besi yang berperan penting sebagai
pengikat oksigen. Ketika sel darah merah mati atau sudah rusak, besi akan dirombak
kembali. Akan tetapi nyatanya tubuh sering kali kehilangan besi, salah satunya ketika
berkeringat. Untuk itulah dibutuhkan asupan zat besi yang cukup dari makanan.
Terdapat dua jenis zat besi, yaitu :
1. Besi heme, terikat pada hemoglobin dan myoglobin. Terkandung dalam protein
hewani seperti daging.
2. Besi non heme, bebas dan tidak terikat. Terdapat pada produk nabati seperti
bayam dan biji-bijian.
Pada proses pencernaan, zat besi diolah pada bagian duodenum (usus dua belas
jari) yang mengubah besi heme dan non heme menjadi Fe 2+ dengan bantuan enzim.
Kemudian di simpan sementara oleh ferritin. Ketika tubuh membutuhkan zat besi,
ferritin akan melepaskan beberapa molekul dan masuk ke dalam darah. Kasus anemia
defisiensi besi bisa terjadi karena 4 sebab :
1. Kekurangan asupan makanan
2. Kekurangan penyerapan
3. Meningkatnya kebutuhan
4. Meningkatnya ekskresi
Kekurangan asupan makanan yang mengandung zat besi menjadi penyebab
umum terjadinya anemia defisiensi besi.
Kekurangan zat besi dapat mengganggu proses pembentukan hemoglobin
sehingga memaksa sum-sum tulang belakang mengeluarkan sel darah merah ekstra
yang ukurannya lebih kecil dan pucat. Jadi anemia defisiensi besi juga bisa disebut
anemia hipokromik. Sel darah merah yang kecil tidak mampu mengangkut oksigen
yang cukup untuk tubuh sehingga kondisi ini disebut hipoksia.
Hipoksia mengirimkan ransangan ke sum-sum tulang belakang untuk
memberikan sel darah merah yang lebih banyak sehingga menyebabkan
dikeluarkannya sel-sel darah merah yang belum matang. Hal inilah yang menjadi
penyebab keanehan bentuk pada sel darah merah dan perbedaan ukurannya.
Gejala pada penderita anemia seperti pucat, jantung berdetak kencang, perut
kembung, dan mudah lelah. Sedangkan gejala kekurangan zat besi adalah kuku
cekung, rambut rontok, dan pica (memakan yang bukan makanan). Anemia dapat
didiagnosis melalui beberapa cara yaitu terjadinya penurunan jumlah hemoglobin,
mengukur MCV, penurunan jumlah ferritin, variasi ukuran sel darah merah, dan
lainnya.
Pengobatan pada anemia dapat dengan cara memberikan suplemen tambahan
yang mengandung zat besi. Selain itu juga dengan memberikan jus jeruk yang
membantu dalam proses penyerapannya. Namun pemberian suplemen tambahan bisa
berefek samping seperti mual, diare, dan sembelit. Pada kasus yang parah, anemia
terkadang membutuhkan tranfusi darah.

Anda mungkin juga menyukai