Kualitas manusia Indonesia dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu oleh pendidik
profesional. Oleh karena itu, guru dan dosen sebagai pendidik professional mempunyai fungsi, peran,
dan kedudukan yang sangat strategis. Undang-undang yang mengatur tentang guru dan dosen adalah
UU No 14 Tahun 2005.
Guru
Dosen
Kualifikasi akademik
Kompetensi
Sertifikasi
Sertifikat pendidikan
Guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan dengan prinsip :
d)BAB IV Guru
Guru wajib :
Memiliki kompetensi :
1.Pedagogik : kemampuan
e)BAB V Dosen
Dosen wajib :
Memiliki kualifikasi akademik melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai
dengan bidang keahlian
Jabatan akademik :
1.Assisten ahli
2.Lektor
3.Lektor kepala
4.Profesor
2.Memperoleh perlindungan, rasa aman dan jaminan keselamatan, dan memiliki kebebasan berserikat
dalam organisasi profesi
Kewajiban guru
1.Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran
Kewajiban dosen
•Faktor terpenting dan yang paling prinsip dalam UU Guru dan Dosen
1.Mutu
UU Guru dan dosen diharapkan dapat mengatur segala perihal yang menunjang pencapaian mutu
2.Kesejahteraan
2.Masalah kesejahteraan
3.Masalah sertifikasi
1.Guru
a.Permendiknas SKG
2.Dosen
1.Guru tetap
a.Guru PNS
3.Pendidikan profesi
KONSEP
Menurut Musriadi (2016) untuk membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya, terlebih dahulu
harus tahu apa itu profesi dan apa itu guru. profesi berasal dari bahasa latin “professio” yang
mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Sedangkan guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Untuk membedakan profesi guru dan profesi lainnya cukup sulit misalnnya
polisi, tentara, perawat, atau pramugari mungkin bisa cepat dikenali seragamnya. Namun guru tidak
demikian karena guru dilihat dari berbagai aspek misalnya (1) jabatan guru sebagai suatu profesi (2)
profesi sebagai keahlian khusus (3) guru sebagai profesi yang luhur, dll.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.Keahlian diperoleh
dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat
dipertanggung jawabkan.Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi jika memiliki beberapa syarat-syarat
tertentu.
Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari (Undang-undang nomor 8 Tahun
1974).Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan
anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan profesi harus mempunyai
wadah untuk meyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi
profesi.Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia yang
lebih dikenal dengan singkatan PGRI.Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap,
mutu, dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka.
KOMPETENSI
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
NOMER 4
Pengembangan kooperatif (cooperative development) adalah suatu bentuk pengembangan guru yang
dilakukan melalui kerja sama dengan teman sejawat dalam suatu tim yang bekerja sama secara
sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian
masukan, saran, nasehat, atau bantuan teman sejawat. Teknik pengembangan yang digunakan bisa
melalui pertemuan KKG atau MGMP/MGBK. Teknik ini disebut juga dengan istilah peer supervision atau
collaborative supervision.
Pengembangan mandiri (self directed development) adalah bentuk pengembangan yang dilakukan
melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk ini memberikan otonomi secara luas kepada guru. Guru
berusaha untuk merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis balikan untuk
pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi diri (self evaluation/self
supervision)
MANFAAT
Memperkaya Know-How
Guru dan tendik yang mengikuti program pelatihan setidak-tidaknya akan mendapatkan pengetahuan
tentang know-how dari para profesional yang didatangkan sebagai pemateri.
Guru dan tendik yang berhasil lulus dalam program pelatihan profesi baik dari lembaga swasta maupun
pemerintah seharusnya bisa menjadi lebih kreatif dalam membuat materi belajar.
Problem Solving
Tugas guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pengembang bakat dari siswa di sekolah.
Tacit knowledge adalah sebuah pengetahuan unik yang hanya dimiliki oleh satu orang saja
Seorang guru haruslah membuat kesimpulan atau opini yang berdasarkan pada data.
Guru yang telah menjalani program pelatihan juga diharapkan memiliki kemampuan pembuatan
keputusan yang baik.
Tujuan kegiatan pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan mutu guru agar guru lebih
profesional dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, kegiatan tersebut bertujuan untuk
memperbanyak guru yang profesional, bukan untuk mempercepat atau memperlambat kenaikan
pangkat/golongan.
TANTANGAN
Tantangan pertama adalah revolusi industri 4.0 di mana pengaruh teknologi digital semakin menyatu
dengan hidup manusia. Kedua, globalisasi yang menyebabkan terjadinya kompetisi tenaga kerja
antarnegara."Tantangan ketiga, kebutuhan akan generasi yang unggul. Keempat, besarnya jumlah
penduduk yang masih muda dan menuntut pola pengajaran yang baru,
seorang guru harus bisa mengubah pola pikir dan perilaku para siswa agar lebih baik dan mampu
menciptakan pelajar yang etis-moralis
Pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 42 ayat (1) “Pendidik harus memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Dalam pasal ini
sangat jelas dikatakan bahwa guru di Indonesia harus memiliki kualifikasi minimum serta harus
mengikuti sertifikasi untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
Kemudian dijelaskan lagi pada Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 8,
pasal 9, dan pasal 10. Pasal 8 berbunyi “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.” Pasal 9 berbunyi “Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.” Sedangkan pada pasal 10
tertulis “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.” Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru lebih lanjut diatur dalam
Peraturaan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 16 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) “Setiap guru wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional.”.
Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 kualifikasi akademik yang harus dimiliki
oleh guru meliputi:
Kualifikasi akademik Guru PAUD / TK / RA Guru pada PAUD, TK, RA harus memiliki kualifikasi akademik
minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang
diperolah dari program studi yang terakreditasi.
Kualifikasi akademik Guru SD / MI Guru pada SD dan MI harus memiliki kualifikasi akademik minimum
Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) dalam bidang pendidikan SD/MI atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang ter akreditasi.
Kualifikasi akademik Guru SMP / MTS Guru pada SMP dan MTS harus memiliki kualifikasi akademik
minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di
ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi.
Kualifikasi akademik Guru SMA / MA Guru pada SMA dan MA harus memiliki kualifikasi akademik
minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di
ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi
Kualifikasi akademik Guru SDLB / SMPLB / SMALB Guru pada SDLB, SMPLB dan SMALB harus memiliki
kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) dalam bidang pendidikan khusus atau
program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta diperoleh dari program studi
yang ter akreditasi.
Kualifikasi akademik Guru SMK / MAK Guru pada SMA dan MAK harus memiliki kualifikasi akademik
minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di
ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi.
Kompetensi Guru
Kompetensi guru yang dijelaskan pada Permendiknas No.16 Tahun 2007 dikembangkan secara utuh
dalam empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, social, dan professional.