1.DEFENISI
a. Pengertian
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri
Kusuma, 2013:108).
akut yang disebabkan oleh virus dengue (albovirus) dan ditukarkan oleh
2013:233).
Demam dengue (dengue fever, selanjutnya di singkat DF) adalah penyakit yang
terutama terdapat pada anak remaja atau dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam,
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan/tanpa ruam (rash)
danlimfadenopati, demam bifasik, sakit kepala, yang hebat, nyeri pada pergerakan
bola mata, rasa pengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan bintik-bintik
mosquitos. The mosquito Aedes aegypti is the main species that spreads this
disease. With early and aggressive care, most people recover from dengue
haemorrhagic fever. However, half of untreated patients who go into shock do not
berdarah dengue adalah suatu infeksi virus pada individu atau seseorang yang
disebabkan oleh virus arbovirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
(2011:293).
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah
yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap bergantung darah
yang banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang banyak
mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah
diambil dengan jalan bernapas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
7,37-7,45.
Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung. Selama darah berada didalam pembuluh darah, darah akan tetap
encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluh darah maka ia akan menjadi beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut
sedikit demi sedikit obat anti pembekuan/sitras natrikus, dan keadaan ini sangat
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapart darah sebanyak kira-kira
1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap
orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh
darah. Jika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair yang warnanya
merah, tetapi apabila dilihat dibawah mikroskop maka nyatalah bahwa dalam darah
terdapat benda-benda kecil bundar yang disebut sel-sel darah. Sedangkan cairan
(Syaifuddin, 2011:301).
2011:304).
c. Etiologi
aedes aegypti dengan bintik hitam putih pada tubuhnya. Virus dengue merupakan
virus RNA rantai tunggal, genus flavivirus dari family Flaviviridae, terdiri atas 4
tipe virus yaitu D1, D2, D3 dan D4. Struktur antingen ke-4 serotipe ini sangat mirip
satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing – masing tipe virus tidak
dapat saling memberikan perlindungan silang. Variasi genetik yang berbeda pada
ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar tipe virus, tetapi juga di dalam tipe
virus itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Perantara pembawa
virus dengue, dalam hal ini nyamuk Aedes disebut vector. Biasanya nyamuk Aedes
yang menggigit tubuh manusia adalah nyamuk betina, sedangkan nyamuk jantan
lebih menyukai aroma yang manis pada tumbuh – tumbuhan. Seseorang yang
tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama
hidupnya.Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan
oleh distiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 700C. Keempat tipe tersebut
telah ditemukan pula di Indonesia dengan tipe DEN 3 yang paling banyak
d. Fatofisiologi
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan
dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot pegal seluruh
badan,hyperemia ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada
systemretikuloendutelial seperti pembesaran
kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limfa. Ruam pada DF disebabkan oleh
mulai dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat renjatan.
tidak segera diatasi berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.
Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastik setelah
kerusakan dinding pembuluh darah yang ditrotif atau akibat radang, menimbulkan
mediate farmakologis yang bekerja singkat. Sebab lain kematian DHF adalah
pendarahan hebat, yang biasanya timbul setelah renjatan berlangsung lama dan
faktor XIIa ini akan mengaktifkan faktor koagulasi lainnya secara berurutan
sasaran khusus yaitu fibrin. Fibrin polimer akan dipecah menjadi fragmen X dan Y.
dikenal sebagai D-dimer. Degradasi fibrin ini (FDP) memiliki sifat sebagai anti
menurunnya berbagai faktor koagulasi seperti faktor II, V, VII, VIII, IX, dan X
serta plasminogen. Hal ini memperberat perdarahan yang terjadi pada penderita
DBD.
Sistem kinin dan sistem komplemen juga turut diaktifkan oleh faktor XIIa.
enzim proteolitik. Kalikrein akan mengubah kinin menjadi bradikinin, suatu zat
yang berperan dalam proses spesifik diantaranya adalah proses inflamasi yang
inflamasi dan memegang peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh terhadap
infeksi. Komplemen merupakan sejumlah protein inaktif yang dapat diaktifkan oleh
faktor XIIa. Sebagai hasil akhir aktivasi ini ialah terjadi lisis dari sel. Disamping itu
darah.
dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit menimbulkan dugaan
terbukti dengan terdapatnya komplek imun dalam peredaran darah. Kelainan system
terbukti terganggu oleh aktifasi sitem koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada
DHF/DSS, terutama pada pasien dengan pendarahan hebat, sejak lama telah
Telah dibuktikan bahwa DIC secara potensial dapat terjadi juga pada pasien
DHF tanpa renjatan. Dikatakan pada masa dini DHF, peran DIC tidak menonjol
terjadinya asidosis
dan renjatan, maka renjatan akan memperberat DIC sehingga perannya akan
Pada penderita DHF dapat terjadi leukopenia ringan sampai lekositosis sedang.
Lekopeni dapat dijumpai antara hari pertama dan ketiga dengan hitung jenis yang
masih dalam batas normal. Jumlah granulosit menurun pada hari ketiga sampai ke
delapan. Pada syok berat, dapat dijumpai lekositosis dengan netropenia absolut. Hal
lain yang menarik adalah ditemukannya cukup banyak (20 – 50%) limfosit
bertransformasi atau atipik dalam sediaan apus darah tepi penderita DBD, terutama
pada infeksi sekunder. Limfosit atipik ini merupakan sel berinti satu (mononuklear)
dengan struktur kromatin inti halus dan agak padat, serta sitoplasma yang relatif
lebar dan berwarna biru tua. Oleh karenanya sel ini juga dikenal sebagai limfosit
plasma biru. Limfosit plasma biru ini sudah dapat ditemukan sejak hari ketiga panas
e. Manifestasi Klinis
ini terpenuhi:
perdarahan lain.
tekanan nadi menurun (<20 mmhg) atau hipotensi disertai kulit dingin,
sebagai berikut :
perdarahan lain.
3) Derajat III : Gagal sirkulasi dimanifestasikan dengan nadi cepat
4) Derajat IV: Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah Rutin
a) Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui ).
2) Kimia darah
a) Hiponatremia.
b) Hipoproteinemia.
c) Hipokalemia.
e) Ureum meningkat.
3) Urine
Albuminurial ringan
4) Sumsum tulang
6) Foto thorak
7) USG
Hematomegali – Splenomegali
h. Penatalaksanaan medik
yang hilang
diberikan teh manis, sirup, susu dan bila mau lebih baik
adalah jus buah, teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit.
ditemukan.
(Nursalam, 2013:159).
2. Konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
1. Pengkajian primer
a. Data Umum
informasi data.
b. Airway
- Kondisi trauma :
c. Breathing
d. Circulation
e. Disability
1) Riwayat Kesehatan
seperti trombositopenia.
AMPLE
sakit
sebagai berikut:
1) Keadaan umum:
sebagai berikut :
tampak sianosis.
Hidung :Epi
taksis Tenggorokan
:Hiperemia
yang lemah.
d) Abdomen (Perut).
RL test.
kedua ekstrimitas.
4) Pemeriksaan Penunjang
P : 11,0 – 15,5
– 48 %.
P : 34 – 45 %.
P : 150.000 – 430.000/mm3.
Infeksi virus
dengue Melalui
gigitan nyamuk
Membentuk virus
Menstimulasi
Trombosit kehilangan SSP
fungsi Merangsang
meningkatkan sistem imun tubuh
agregasi sel-sel
melawan monosit eosinofil,
infeksi
neotropil, dan
antibody
Mengeluarkan
Di musnahkan oleh zat pirogen
Peningkatan metabolisme
retikuloendoteal tubuh endogen
Terbentuk kompleks
Trombositopenia anti body dalam sirkulasi darah
Menstimulas
Peningkatan kerja i
5. Intervensi Keperawatan
(NOC) (NIC)
perdarahan dengan kriteria hasil : 2. Anjurkan pasien banyak minum air putih
dengan proses infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
virus keperawatan selama x 24 jam, pasien 2. Berikan kompres hangat dibagian lipatan
memberikan terapi.
sesuai dengan usia dan BB, BJ 3. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan
output
pasien makan
pemberian terapi
kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor intake dan ouput makanan dan
berhubungan dengan keperawatan selama x 24 jam, pasien kaji ada atau tidak alergi makanan
lainnya
Table 2.1 Intervensi Keperawatan pada DHF (NIC & NOC 2013)
6. Implementaasi Kperawatan
rencana tersebut harus diperlukan kerja sama dengan tim kesehatan yang
7. Evaluassi
hasil pemeriksaan klien, melihat langsung keadaan dan keluhan klien, yang