Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rezha Miftahul Fadilah

NIM : 117200056
Mata Kuliah : Pendaftaran Tanah B

Land Management, Land Administration System & Cadastre


A. Land Management
Land management atau manajemen lahan adalah suatu proses pengelolaan, penggunaan
serta pengembangan sumberdaya lahan dari perspektif lingkungan maupun ekonomi, menuju
pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan lahan adalah proses dimana sumber daya lahan
dimanfaatkan dengan baik Pengelolaan lahan yang berkelanjutan adalah pengelolaan lahan
tanpa merusak proses ekologi atau mengurangi keanekaragaman hayati seperti
keanekaragaman spesies, populasi, habitat dan ekosistem. Lahan sering dikelola untuk
berbagai manfaat untuk mendukung kehidupan manusia. Untuk memastikan keberlanjutan
jangka panjang, pengelolaan lahan perlu mempertimbangkan faktor ekonomi, sosial dan
lingkungan yang tergambar dalam suatu paradigma pengelolaan lahan.
Paradigma pengelolaan lahan bersifat kompleks dan sangat interdisipliner. Lahan dan
properti harus dilihat sebagai aset dan sumber daya alam yang langka. Pengelolaan tanah dan
properti yang tepat sangat penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal itu
didasari dari konteks suatu negara dalam membuat struktur pengelolaan lahan. Struktur dalam
pengelolaan lahan tiap negara sangat berbeda-beda. Kegiatan pengelolaan lahan dapat
digambarkan oleh tiga komponen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yaitu :
1. Land policy framework (kerangka kebijakan pertanahan)
Kerangka kebijakan pertanahan adalah bagian dari kebijakan nasional untuk,
mempromosikan tujuan seperti memajukan pembangunan ekonomi, keadilan sosial,
pemerataan dan stabilitas politik yang berkaitan dengan keamanan kepemilikan,
perpajakan properti riil, kontrol penggunaan lahan, pengelolaan lingkungan, dll.
2. Land information infrastructure (infrastruktur informasi pertanahan)
Infrastruktur informasi pertanahan adalah rangkaian informasi fungsi administrasi
pertanahan yang menjamin pengelolaan hak, pembatasan dan tanggung jawab yang
tepat. Infrastruktur informasi pertanahan ini berupa data kadaster dan topografi serta
infrastruktur data spasial (berbagi data, pemulihan biaya, akses ke data, model dan
standar data).
3. Land administration function (fungsi administrasi pertanahan)
Fungsi administrasi pertanahan ini didasarkan pada kebijakan pertanaha dan difasilitasi
oleh prasarana informasi pertanahan yang memberikan informasi yang lengkap dan
terkini tentang lingkungan binaan dan alam. Dalamn kata lain, fungsi administrasi
pertanahan ini menggabungkan kebijakan pertanahan dan informasi pertanahan
sehingga menjadi satu kesatuan fungsi pertanahan demi terciptanya pembangunan
berkelanjutan.
B. Land Administration System
Land administration system atau sistem administrasi pertanahan adalah proses
penentuan, pencatatan, dan penyebaran informasi tentang penguasaan, nilai, dan penggunaan
tanah ketika menerapkan kebijakan pengelolaan tanah. Administrasi pertanahan, baik formal
maupun informal, terdiri dari berbagai sistem dan proses untuk mengelola hak atas tanah,
regulasi penggunaan lahan serta penilaian tanah dan perpajakan. Administrasi pertanahan
dilaksanakan melalui serangkaian prosedur untuk mengelola informasi tentang hak dan
perlindungannya. Administrasi pertanahan membutuhkan aktor untuk melaksanakan prosedur.
Dalam pengaturan adat, pemimpin adat memainkan peran utama dalam administrasi tanah,
misalnya dalam mengalokasikan hak dan menyelesaikan sengketa. Sedangkan dalam
pengaturan yang lebih formal, lembaga administrasi pertanahan dapat mencakup pendaftaran
tanah, survei tanah, perencanaan kota dan pedesaan, dan penilaian tanah dan perpajakan, serta
sistem pengadilan. Sistem Administrasi Pertanahan berkaitan dengan empat fungsi
administrasi pertanahan yaitu:

1. Land tenure (kepemilikan tanah)


Land tenure atau kepemilikan tanah bearasal dari kata kerja Prancis "tenir" yang berarti
"memegang” sehingga kepemilikan tanah adalah nama yang diberikan dalam sistem
hukum umum dimana tanah dimiliki oleh seorang individu, yang dikatakan
"memegang" tanah. Kepemilikan lahan merupakan bagian penting dari struktur sosial,
politik dan ekonomi. Ini multi-dimensi, membawa ke dalam bermain aspek sosial,
teknis, ekonomi, kelembagaan, hukum dan politik yang sering diabaikan tetapi harus
diperhitungkan. Aturan tenurial lahan dapat didefinisikan dengan baik dan dapat
ditegakkan di pengadilan formal atau melalui struktur adat dalam suatu komunitas.
Aturan tenurial menentukan bagaimana hak milik atas tanah akan dialokasikan dalam
masyarakat nantinya. Secara sederhana, sistem kepemilikan lahan menentukan siapa
yang dapat menggunakan sumber daya apa untuk jangka waktu berapa lama serta
kondusi yang seperti apa. Ada berbagai macam mode kepemilikan dan penguasaan
tanah yaitu penguasaan tanah tradisional dan kepemilikan tanah feodal.
2. Land value (nilai tanah)
Land value atau nilai tanah adalah penilaian nilai tanah dan properti; pengumpulan
pendapatan melalui perpajakan; dan pengelolaan dan penyelesaian sengketa penilaian
tanah dan perpajakan. Unsur-unsur yang membentuk nilai tanah adalah Utilitas atau
kegunaan, kelangkaan dan keinginan. Faktor yang mempengaruhi nilai lahan yaitu
berupa atribut fisik tanah, kekuatan hukum atau pemerintah, faktor sosial, dan kekuatan
ekonomi. Terdapat beberapa prinsip-prinsip Penilaian Tanah, yaitu :
a) Utilitas, kelangkaan, dan keinginan
b) Batasan kepemilikan dan penggunaan lahan
c) Faktor-faktor yang berkontribusi pada nilai tanah
d) Penggunaan tanah tertinggi dan terbaik
Terdapat pula tata cara penilaian lahan, yaitu :
a) Mendefinisikan tugas
b) Menentukan data yang dibutuhkan dan sumbernya
c) Mengumpulkan dan merekam data
d) Memverifikasi data
e) Menganalisis dan menafsirkan data
f) Memperkirakan nilai pasar
g) Pemeriksaan & analisis publik nilai pasar tanah
h) Pembaruan penilaian secara berkala

3. Land use (penggunaan tanah)


Land use atau penggunaan tanah disini bemaksud penggunaan lahan oleh manusia.
Penggunaan lahan adalah deskripsi tentang bagaimana orang memanfaatkan lahan.
Penggunaan lahan ini melibatkan pengelolaan dan modifikasi lingkungan alam atau
hutan belantara menjadi lingkungan binaan seperti ladang, padang rumput, dan
pemukiman. Penggunaan lahan juga telah didefinisikan sebagai "pengaturan, kegiatan
dan masukan yang dilakukan orang dalam jenis tutupan lahan tertentu untuk
memproduksi, mengubah atau memeliharanya" (FAO, 1997a; FAO/UNEP, 1999).
Penggunaan lahan dan praktik pengelolaan lahan memiliki dampak besar pada sumber
daya alam termasuk air, tanah, nutrisi, tanaman dan hewan. Informasi penggunaan
lahan dapat digunakan untuk mengembangkan solusi untuk masalah pengelolaan
sumber daya alam seperti salinitas dan kualitas air. Perencanaan penggunaan lahan
adalah istilah yang digunakan untuk cabang kebijakan publik yang mencakup berbagai
disiplin ilmu yang berusaha untuk mengatur dan mengatur penggunaan tanah dengan
cara yang efisien dan etis, sehingga mencegah konflik penggunaan lahan. Untuk itu
harus diperhatikan 3 hal sebagai berikut, yaitu :
a) Kontrol tata guna lahan melalui adopsi kebijakan tataruang dan regulasi guna
lahan tingkat nasional, regional, dan lokal
b) Penguatan regulasi tata guna lahan
c) Pengelolaan dan “adjudication” konflik tata guna lahan.

4. Land development (pengembangan tanah).


Land development atau pengembangan tanah yaitu pengembangan lahan yang mengacu
pada pengubahan lanskap dalam beberapa cara seperti perubahan bentuk-lahan dari
kondisi alam atau semi-alamiahnya untuk tujuan epertanian atau perumahan.
Pengembangan lahan ini erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur baru,
Implementasi rencana konstruksi, dan perubahan (konversi) guna-lahan melalui ijin
perencanaan dan ijin penjaminan.
C. Cadastre
Cadastre atau kadaster menurut International Federation of Surveyors (FIG 1995)
mendefinisikan kadaster sebagai “sistem informasi pertanahan berbasis persil dan terkini yang
berisi catatan kepentingan atas tanah (misalnya hak, pembatasan dan tanggung jawab). Ini
biasanya mencakup deskripsi geometris bidang tanah yang terkait dengan catatan lain yang
menggambarkan sifat kepentingan, kepemilikan atau kendali kepentingan tersebut, dan
seringkali nilai bidang dan peningkatannya. Secara singkat kadaster adalah tentang identifikasi
bidang tanah untuk tujuan mengamankan hak atas tanah, menilai nilai tanah/pajak, dan
mengendalikan penggunaan tanah. Identifikasi bidang tanah dalam sistem kadaster
menyediakan infrastruktur dasar untuk menjalankan sistem yang saling terkait, dimana
memfasilitasi administrasi tiga bidang utama, yaitu dalam bidang kepemilikan tanah, nilai
tanah, dan penggunaan tanah.

Anda mungkin juga menyukai