Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rezha Miftahul Fadilah

NIM :117200056
Kelas : Petrologi B

Batuan Sedimen
A. Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat lithifikasi bahan rombakan dari
batuan asal, maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan
organisme. Bahan rombakan batuan sedimen dapat terbentuk dari batuan asal berupa
batuan beku, batuan metamorf maupun batuan sedimen itu sendiri. Batuan asal akan
mengalami proses pelapukan akibat terkena matahari, angin, hujan dan lain sebagainya
hingga lapuk lalu tererosi dan tertransport ke suatu cekungan pengendapan lalu mengeras
(membatu) atau biasa disebut dengan proses lithifikasi. Batuan sedimen di muka bumi
ini hanya berkisar ± 5% dari seluruh batuan yang ada pada bumi tetapi di muka bumi
penyebarannya menempati lebih dari 75% luasan.

B. Klasifikasi Batuan Sedimen


Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, yaitu:
1. Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan genesa atau sejarah terbentuknya
a) Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari akumulasi
atau pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Dimulai dari
batuan asal yang mengalami pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun kimiawi
(dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju ke suatu cekungan
pengendapan hingga mengeras dan menjadi batu, dimana saat proses lthifikasi,
endapan ini mengalami proses Diagenesis, yakni proses perubahan-perubahan
yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen. Contoh
batuan sedimen klastik adalah batu pasir, batu breksi, batu konglomerat, dll.
b) Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk
sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu
juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara
kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Batuan
sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan
organisme. Batuan sedimen non klastik dibedakan menjadi 3 berdasarkan
mineral pembentukannya yaitu silikaan (rijang), karbonan (batubara), dan
karbonatan (travertine, tufa, bioherm, biostrom, dll).
2. Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan diskripsinya
- Golongan detritus halus
Batuan sedimen golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai
laut dalam. Golongan detritus halus ini berukuran butir clay hingga fine. Contoh
batuannya adalah batu lanau, serpih, batu lempung, dan nepal.
- Golongan detritus kasar
Batuan sedimen golongan ini diendapkan dengan proses mekanis. Lingkungan
tempat pengendapan batuan ini berada di sungai danau atau laut. Batuan ini
memiliki ukuran butir sedang-boulder. Contoh batuannya adalah breksi,
konglomerat, dan batu pasir.
- Golongan karbonat
Batuan sedimen golongan ini terbentuk dari sekumpulan cangkang yang
mengandung kapur dimana lebih dari 50% terdiri dari garam-garam karbonat.
Batuan sedimen golongan karbonat ini mengalami dua kali proses pengendapan,
yaitu pertama kali terjadi di lingkungan laut litoral sampai neritic dan proses
keduanya diendapkan pada lingkungan laut neritik sampai batial.
- Golongan silika
Batuan sedimen golongan ini merupakan batuan yang proses terbentuknya
merupakan gabungan antara proses organic dan kimiawi tetapi tidak mengalami
transportasi. Contoh batuannya adalah batu rijang (chert), radiolan dan diatom.
- Golongan evaporit
Batuan sedimen golongan ini di lingkungan danau atau laut yang tertutup dan
mengandung air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Contoh
batuannya adalah batu gip, anhidrit, batu garam.
- Golongan Batubara
Batuan sedimen golongan ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari
tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak akan
memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkunga pengendapan batubara
biasanya terletak pada lingkungan rawa, delta, atau danau.

C. Pemerian Batuan Sedimen


1. Pemerian Batuan Sedimen Klastik
a) Tekstur
Tekstur adalah kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir
serta susunannya (Pettijohn, 1975)
i. Ukuran Butir (Grain Size)
Ukuran butir material penyusun batuan sedimen didasarkan pada pada Skala
Wentworth, 1922.
Gambar 1 Skala Wentworth 1922
ii. Pemilahan / Sortasi (Sorting)
Pemilahan atau sortasi adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun
batuan endapan/sedimen. Pemilahan terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Pemilahan baik (well sorted), dimana ukuran besar butir yang seragam
pada semua komponen batuan sedimen.
- Pemilahan sedang (moderated sorted), dimana ukuran hampir atau agak
seragam.
- Pemilahan buruk (poorly sorted), dimana ukuran butir yang tidak seragam
mulai dari lempung hingga kerikil.
Gambar 2. Pemilahan

iii. Derajad Pembundaran (Roundness)


Derajad pembundaran atau kebundaran adalah nilai membulat atau
meruncingnya bagian tepi butiran pada batuan klastik sedang sampai kasar.
Menurut pettitjohn, (1987) kebundaran terbagi menjadi enam tingkatan, yaitu:
- Membundar Sempurna (Well Rounded), dimana hampir semua
permukaan cembung (Equidimensional).
- Membundar (Rounded), dimana pada umumnya memiliki permukaan
bundar, ujung-ujung dan tepi butiran cekung.
- Agak Membundar (Subrounded), dimana permukaan umumnya datar
dengan ujung-ujung yang membundar.
- Agak Menyudut (Sub Angular), dimana permukaan datar dengan ujung-
ujung yang tajam.
- Menyudut (Angular), dimana permukaan kasar dengan ujung-ujung butir
runcing dan tajam.
- Sangat Menyudut (Very Angular), dimana permukaannya sangat kasar
dengan ujung-ujung butir yang sangat runcing dan tajam.
Gambar 3 Derejad Pembundaran
iv. Kemas
Terdapat 2 komponen yaitu grain orientation mengacu pada sumbu arah
aliran pada bidang horizontal. Orientasi ini disebabkan oleh transportasi dan
proses pengendapan. Grain packing mengacu pada pola jarak atau kerapatan
butir. Kemas terbagi menjadi dua yaitu:
- Kemas tertutup
Apabila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan
atau bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast
supported). Apabila ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil),
maka disebut bimodal clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada
tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.
- Kemas terbuka
Apabila butiran fragmen tidak slaing bersentuhan, karena di antaranya
terdapat material yang lebih halus yang disebut matril (matrix sipported).
b) Struktur
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan
sedimen yang disebabkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi
pembentuknya. Struktur sedimen klastik terbagi menjadi 2, yaitu:
- Struktur primer (perlapisan sejajar, laminasi, pilihan (graded bedding),
silang siur (cross bedding)).
- Struktur sekunder (gelembur gelombang (ripple mark), rekah kerut (mud
crack), cetak suling, cetak beban, berkas jejak organisme)
c) Komposisi mineral
- Fragmen
Fragmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa
pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.
- Matriks
Matriks (massa dasar) adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari
fragmen dan terletak diantaranya sebagai massa dasar. Matrik dapat berupa
pecahan batuan, mineral atau fosil.
- Semen
Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen,
dapat berbentuk Amorf atau Kristalin. Pada sedimen berbutir halus
(lempung dan lanau) semen umumnya tidak hadir karena tidak adanya
rongga antar butiran. Bahan bahan semen yang lazim adalah:
o Semen karbonat (kalsit dan dolomit)
o Semen silika (kalsedon, kuarsit)
o Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit)
2. Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik
a) Tekstur
Tekstur pada batuan sedimen non klastik terbagi menjadi 2, yaitu amorf dan
kristalin
i. Amorf
Amorf terdiri dari mineral-mineral yang tidak membentuk kristal-kristal
ii. Kristalin
Kristalin terdiri dari kristal – kristal yang interlocking (saling mengunci satu
sama lain). Untuk pemeriannya menggunakan skala Wenthworth dengan
modifikasi sebagai berikut:

b) Struktur
- Struktur Fossiliferous
Struktur Fossiliferous adalah struktur yang ditunjukkan oleh adanya fosil atau
kom posisi yang terdiri dari fosil (terdapat pada batuan sedimen organik).
- Struktur Oolitik
Struktur Oolitik adalah struktur dimana suatu fragmen klastik diselubungi oleh
mine ral nonklastik , bersifat konsentris dengan diameter berukuran < 2mm
- Struktur Pisolitik
Struktur Pisolitik merupakan struktur yang sama dengan Oolitik tetapi ukuran
diameternya > 2mm.
- Struktur Konkresi
- Struktur Konkresi merupakan struktur yang sama dengan Oolitik tetapi tidak
menunjukkan sifat konsentris.
- Struktur Cone in Cone:
Struktur Cone in Cone adalah struktur pada batu gamping kristalin yang
menunjukkan pertumbuhan kerucut per kerucut.
- Struktur Bioherm
Struktur Bioherm adalah struktur yang tersusun oleh organisme murni dan
bersifat insitu.
- Struktur Biostrome
Struktur Biostrome adalah struktur seperti Bioherm tetapi bersifat klastik /
berlapis. Bioherm dan Biostrome merupakan struktur luar yang hanya tampak
dilapangan.
- Struktur Septaria
Struktur Septaria merupakan struktur sejenis struktur konkresi, tetapi
mempunyai komposisi lempungan. Ciri khasnya adanya rekahan rekahan yang
tidak teratur akibat penyusutan ba han bahan lempungan tersebut karena proses
dehidrasi, kemudian celah celah yang terbentuk terisi oleh kristal kristal
karbonat berukuran kasar.
- Struktur Geode
Struktur Geode merupakan struktur yang banyak dijumpai pada batu gamping,
berupa rongga rongga yang terisi oleh kristal kalsit atau kwarsa yang tumbuh
kearah pusat rongga tersebut
- Stuktur Stylolit
Stuktur Stylolit merupakan struktur hubungan antar butir yang bergerigi.
c) Komposisi Mineral
Batuan sedimen nonklastik umumnya tersusun oleh satu macam mineral atau biasa
disebut sebagai monomineralik. Komposisinya dapat berupa material organic seperti
karbon, garam-garam karbonat, ataupun silika. Contoh mineralnya adalah adalah
kalsit, kalsedon, gypsum, dll.

3. Pemerian Batuan Sedimen Karbonat


a) Tekstur
Perbedaan pemerian batuan sedimen karbonat klastik dengan batuan sedimen
lainnya terletak pada ukuran butirnya.

b) Struktur
Pemerian struktur pada batuan sedimen karbonat klastik sama dengan batuan
sedimen klastik
c) Komposisi Mineral
Terdapat pemerian fragmen, matrik, dan semen hanya terdapat perbedaan
istilah, meliputi:
i. Allochem
Allochem adalah penyebutan fragmen pada batuan sedimen karbonat klastik.
Macam - macamnya: - Kerangka Organisme (Skeletal), berupa cangkang
binatang atau kerangka hasil pertumbuhan. - Intraclast, merupakan butiran-
butiran dari hasil abrasi batu gamping yang telah ada. - Pisolit, merupakan
butiran-butiran oolit berukuran lebih dari 2 mm. - Pellet, menyerupai oolit
tetapi tidak menunjukan struktur konsentris.
ii. Mikrit
Mikrit merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikron, berupa kristal-kristal
karbonat terbentuk secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari
air laut dan mengisi rongga antar butir.
iii. Sparit
Sparit merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan,
berukuran halus (0,02-0,1 mm), dapat terbentuk langsung dari sedimentasi
secara insitu atau rekristalisasi dari mikrit.
Kesimpulan
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari hasil denudasi, reaksi
kimia dan lithifikasi bahan rombakan dari batuan asal baik batuan beku, bataun
metamorf maupun batuan sedimen itu sendiri, yang mengalami proses pelapukan dan
tererosi hingga terendapkan ditempat itu juga atau mengalami tertransport pada suatu
cekungan pengendapan dan mengalami proses diagenesa.
Batuan sedimen dapat di klasifikasikan menjadi dua berdasar genesanya yaitu
batuan sedimen klastik yang lapuk kemudian tertransport serta terendapkan di tempat
lain dan batuan sedimen non klastik yang lapuk dan terendapkan di tempat itu juga atau
tidak tertransport. Berdasar diskripsinya batuan sedimen dibagi menjadi 6 golongan,
yaitu: batuan sedimen golongan dedtritus kasar, golongan dedtritus halus, golongan
karbonat, golongan silika, golongan evaporite dan batuan sedimen golongan batu bara.
Pemerian nama batuan sedimen dibedakan menjadi 3 yaitu batuan sedimen
klastik, non klastik, dan karbonatan. Ketiga penggolongan nama batuan tersebut
didasarkan pada ukuran butir (grain size), pemilahan/sortasi (sorting), derajat
pembudaran (roundness), kemas (fabric), struktur, dan komposisi mineral

Anda mungkin juga menyukai