Anda di halaman 1dari 4

RESUME KEGIATAN WEBINAR DENGAN UNIVERSITAS Dr.

SOETOMO
DENGAN TEMA “MENJADI GURU PENGGERAK MERDEKA BELAJAR”
SABTU, 25 JULI 2020

Acara:
1. Pembukaan
2. Berdoa
3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
4. Penyampaian materi
Hasil resume materi:
Guru merupakan penggerak utama daalam dunia pendidikan, oleh karena itu guru
harus bisa melaksanakan kolaborator dengan timnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Mendikbud) yaitu Nadiem


Anwar Makarim, telah mengemukakan konsep kurikulum baru pada akhir tahun 2019.
Konsep yang diberi nama ‘Merdeka Belajar’ ini diyakini menjadi solusi untuk reformasi
sistem pendidikan Indonesia. Melalui Merdeka Belajar, siswa diharapkan menjadi
seorang yang mandiri, berani, pintar bersosialisasi, sopan, beradab, dan berkompetensi .

Konsep Merdeka Belajar memiliki beberapa perbedaan dengan konsep pendidikan yang
sebelumnya.
Konsep ini akan merubah sistem pengajaran yang biasanya terpaku di dalam kelas, kini
dapat memasukkan instrumen lain di luar kelas sebagai bahan ajar seperti obs ervasi
lingkungan maupun pencarian daring. Keaktifan siswa dalam mencari ilmu baru dari
sumber yang semakin beragam diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa.

Peningkatan kualitas siswa tentunya diiringi peningkatan kualitas tenaga pendidik. Sesuai
dengan motto Merdeka Belajar yang digunakan yaitu ‘Merdeka Belajar, Guru Penggerak’,
konsep ini juga menuntut inisiatif guru sebagai tangan pertama pemberi materi dan
contoh bagi murid. Menurut Pak Nadiem, pembelajaran tidak akan pernah terjadi jika
dalam prosesnya tidak ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum
yang ada oleh guru dalam kompetensi di level apapun.

Motto Merdeka Belajar: ‘Merdeka Belajar, Guru Penggerak’

Oleh karena itu, tepatnya pada tanggal 3 Juli 2020, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud) meluncurkan rangkaian Merdeka Belajar yang ke
lima yaitu Guru Penggerak. Melalui video yang diupload di kanal media sosial resmi
Kemendikbud RI, Pak Nadiem selaku Mendikbud menjelaskan tujuan dari Guru
Penggerak dalam konsep kurikulum buatannya.

Sebelum kita mengetahui tujuan dari Guru Penggerak, kita harus mengetahui terlebih
dahulu definisi dari Guru Penggerak itu sendiri.

Guru Penggerak : Program untuk Membentuk Pemimpin-Pemimpin Pendidikan


Indonesia
Guru Penggerak merupakan suatu program pelatihan, identifikasi, atau pembibitan calon
pemimpin-pemimpin pendidikan Indonesia di masa depan. Program ini bertujuan untuk
mencari agen-agen perubahan yang di masa depan akan memberikan dampak besar bagi
institusi pendidikan guna melahirkan generasi penerus unggul Indonesia. Program ini
sangat penting dan diharapkan sukses agar masa depan unit pendidikan Indonesia dapat
terjaga.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika kita ingin meningkatkan kualitas siswa
maka kita juga harus meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya. Tenaga pendidik atau
guru menjadi tombak utama dari kegiatan belajar mengajar. Program Guru Penggerak
dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan para guru demi memenuhi konsep
kurikulum Merdeka Belajar.

Konsep Merdeka Belajar berkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila, dimana ada enam
aspek yang perlu diperhatikan.
Enam aspek dari Profil Pelajar Pancasila harus dimiliki oleh siswa dan guru guna
mencapai tujuan Merdeka Belajar. Hal tersebut juga menjadi alasan keberadaan program
Guru Penggerak karena pembentukannya bertujuan untuk memenuhi enam aspek tersebut.

Enam aspek Profil Pelajar Pancasila yang dirumuskan Kemendikbud yaitu: 1) Beriman,
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2) Kreatif, 3) Gotong
Royong, 4) Berkebinekaan Global, 5) Bernalar Kritis, 6) Mandiri.

Setelah mengetahui penjelasan dari Guru Penggerak kemudian timbul pertanyaan. Jika
ada Guru Penggerak, apa perbedaan peran guru yang telah ada sekarang dan Guru
Penggerak?

Guru yang Baik Belum Tentu Guru Penggerak, Tetapi Guru Penggerak Sudah Pasti Guru
yang Baik
Dalam video tersebut, Pak Nadiem menjelaskan perbedaan peran guru yang telah ada
sekarang dan Guru Penggerak. Sekilas, perbedaan keduanya tidak begitu signifikan.
Tetapi ada batasan yang jelas bahwa Guru Penggerak dituntut memiliki kapabilitas yang
lebih dari guru pada umumnya. Seorang Guru Penggerak harus mempunyai karakteristik
sebagai guru yang baik, namun guru yang baik belum tentu adalah seorang Guru
Penggerak.

Guru yang baik yaitu guru dengan kinerja baik tetapi hanya di dalam kelas saja. Mereka
mampu meningkatkan prestasi muridnya, mengajar dengan kreatif dan inovatif, serta
mengembangkan kompetensi dirinya. Sedangkan peran Guru Penggerak tak hanya sebatas
sukses dalam mengurus kelas yang diampunya. Selain menjadi guru yang baik, Guru
Penggerak juga harus memiliki kemauan untuk memimpin, berinovasi, melakukan
perubahan. Atas dasar tersebut maka kejarcita hadir untuk mendukung para guru agar
menjadi guru penggerak.
Berikut 6 peran Guru Penggerak dalam program Merdeka Belajar:
1. Mendorong Peningkatan Prestasi Akademik Murid
Peran ini merupakan peran yang dimiliki oleh kedua jenis guru, baik itu Guru Penggerak
maupun guru dengan definisi baik. Peran mendorong peningkatan prestasi akademik
murid selaras dengan tujuan Merdeka Belajar yaitu menciptakan generasi hebat di masa
yang akan datang. Peran ini juga sesuai dengan aspek Profil Pelajar Pancasila yang
mengharuskan siswa untuk bernalar kritis dan berakhlak mulia agar prestasi akademiknya
meningkat.

2. Mengajar dengan Kreatif


Guru yang baik mampu menemukan metode yang tepat dalam penyampaian materi
belajar, begitu juga Guru Penggerak. Terkadang siswa merasa jenuh ketika bahan aj ar
yang dijelaskan guru hanya disampaikan dengan metode tradisional semacam penyalinan
buku teks. Melalui pengajaran dengan metode yang kreatif, guru secara tidak langsung
telah memberi contoh kepada siswa untuk selalu berinovasi dalam mencari ilmu.

3. Mengembangkan Diri Secara Aktif


Mengembangkan diri secara aktif tak hanya menjadi sebuah keharusan untuk siswa, tetapi
berlaku juga untuk Guru Penggerak maupun guru dengan definisi baik. Mengembangkan
diri secara aktif berarti selalu berinovasi serta mampu berusaha sendiri dalam
meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan salah satu aspek Profil
Pelajar Pancasila yaitu mandiri.

4. Mendorong Tumbuh Kembang Murid Secara Holistik


Mulai dari poin ke-4 hingga ke-6 adalah peran yang hanya dimiliki oleh Guru Penggerak.
Mereka mendorong tumbuh kembang murid secara holistik mengikuti seluruh aspek
Profil Pelajar Pancasila, bukan hanya di kelasnya tetapi juga di kelas lain. Guru
Penggerak tidak terpaku dengan kurikulum yang ditentukan. Mereka juga melihat standar
pencapaian Profil Pelajar Pancasila dan mencocokkan dengan metode pengajarannya.

5. Menjadi Pelatih (Coach/Mentor) Bagi Guru Lain untuk Pembelajaran yang Berpusat
Pada Murid
Guru Penggerak memiliki program untuk melatih potensi mentorshipdan kepemimpinan
mereka untuk mampu membantu guru-guru lain. Guru Penggerak memiliki tempat
pelatihannya berbentuk sekolah, sehingga para guru yang lulus baru bisa menjadi Guru
Penggerak. Jalur karir dari Guru Penggerak yaitu menjadi kepala sekolah, pengawas
sekolah, serta instruktur pelatihan guru. Ketiga posisi tersebut
membutuhkan skill kepemimpinan yang tinggi.
Guru Penggerak diharapkan mampu untuk melakukan perubahan di masing-masing
institusi pendidikan mereka. Dalam mewujudkannya, Kemendikbud akan berkolaborasi
dengan semua kepala dinas dan pemerintah daerah untuk memastikan hal ini terjadi,
sehingga peran Guru Penggerak dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia.

6. Menjadi Teladan dan Agen Transformasi Bagi Ekosistem Pendidikan


Perbedaan yang mendasar dari guru pada umumnya dan Guru Penggerak yaitu besaran
dampak yang dibuat. Guru Penggerak diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan di
dalam ekosistem pendidikan. Mereka harus mempunyai dampak lain selain perubahan
positif di kelasnya sendiri. Guru Penggerak harus memberikan dampak kepada guru-guru
lain serta dampak kepada sekolahnya. Mereka layaknya lilin/obor perubahan di masing-
masing unit pendidikannya, bahkan di luar unit pendidikannya.
Guru Penggerak Adalah Ujung Tombak Reformasi Pendidikan Indonesia
Pak Nadiem berpesan bahwa kepemimpinan adalah segala-galanya bagi masing-masing
unit pendidikan kita. Tanpa kepemimpinan, masing-masing unit pendidikan yang kita
miliki hanya terpaku pada penyelesaian tugas-tugas struktural saja. Ketika kepala sekolah
dan pengawas sekolah dapat berfokus pada kualitas pembelajaran dan peningkatan
kemampuan masing-masing guru di sekolahnya, barulah transformasi pendidikan akan
terjadi.

Mengetahui, Surabaya, 25 Juli 2020

Kepala SMP Negeri 53 Surabaya Peserta Webinar,

Dr. Lulus Kanti Rahayu, M.Pd Hj. Sukarti, S.Pd.


Pembina Tk. 1 Penata
NIP. 1962041989032006 NIP. 197211102008012007

Anda mungkin juga menyukai