TINJAUAN PUSTAKA
Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian
terintegrasi untuk intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sentisif telah
tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Salah satu faktornya yaitu lemahnya
SDM yang masih kurang pada setiap OPD, lalu anggaran yang belum bisa
Rahmia Yunita Sari S, Rizky Widya Astuti, Ummu Balwis Munafarida Sinambela
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2020. Penelitian ini
9
10
ini adalah dari sisi kekuatan, bahwa ketersediaan sarana pelayanan seperti
puskesmas dapat dikatakan sudah ada dan tersebar di Kota Medan. Lalu pada segi
tenaga pengelola program juga sudah dapat dikatan baik karena sudah dilakukan
pemberian Pendidikan dan pelatihan. Dari sisi kelemahan yaitu adanya keterbatasan
petugas dalam pemantauan dan keterbatasan waktu serta focus Dinas Kesehatan
yang beralih pada penanggulangan wabah Covid-19. Dari sesi peluang, sudah ada
pelaksanaan program stunting. Dari sisi ancaman yaitu masyarakat yang masih
yang masih kurang dan keadaan pandemic Covid-19 yang sedang melanda
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2020, sudah dilakukan tetapi
masih belum optimal yang mana dibuktikan dengan target pencapaian atas program
stunting nasional yang tidak tercapai oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Itu semua
terjadi karena pandemic Covid-19 yang sedang terjadi membuat fokus Dinas
Kesehatan beralih.
stunting bagi anak, tetapi masyarakat menganggap bahwa stunting terjadi akibat
dalam implementasinya dilihat dari aspek komunikasi, dimana dinas terkait telah
melakukan sosialisasi stunting kepada masyarakat serta dampak stunting bagi anak,
tetapi masyarkakt menganggap bahwa stunting terjadi akibat dari faktor keturunan
bukan kekuarangan gizi. Dilihat dari teori Edward III, dari segi sumber daya,
implementasi kebijakan ini memiliki sumber daya yang cukup, namun masih
kekurangan SDM dari sisi kauntitas dan kualitas untuk melakukan penyuluhan
implementasi kebijakan tersebut telah dinilai cukup kuat namun masih harus ada
pembenahan dari sisi regulasi untuk lebih tegas dalam menangani permasalahan
stunting serta menghilangkan ego sectoral antar SKPD yang bertanggung jawab
Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang Hasil Penelitian
Digunakan
Hermawati dan Analisis Implementasi Menggunakan Untuk pelaksanaan implementasi
Sastrawan Kebijakan Program penelitian program penanggulangan stunting
Penanggulangan Stunting kualitatif terintegrasi untuk intervensi gizi
Terintegrasi di Kabupaten deskriptif spesifik dan intervensi gizi sentisif
Lombok Utara telah dijalankan oleh pihak-pihak
terkait, namun dampak yang diberikan
kepada masyarakat untuk penurunan
prevalensi stunting atas program yang
dijalankan tidak begitu signifikan
dalam memberikan dampak.Masih
banyaknya hambatan dalam
pelaksanaan program kegiatan
sehingga program yang telah
direncanakan tidak berjalan dengan
sebagaimana mestinya. Salah satu
faktornya yaitu lemahnya SDM yang
masih kurang pada setiap OPD, lalu
anggaran yang belum bisa
dimobilisasi secara efektif dan efisien
sehingga perencanaan program
kebijakan penanggulangan stunting
masih terhambat.
2.2. Teori
Untuk dapat mencapai tujuan penelitian, maka peneliti megutip beberapa
teori yang relevan yang digunakan untuk dasar dalam melaksanakan penelitian.
Sebuah kebijakan publik harus tetap diawasi dan salah satu mekanisme
untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan
lingkuangan kebijakan, kinerja yang dicapai, dampak yang terjadi dan sebagainya.
Evaluasi kebijakan adalah hal yang penting dalam kebijakan publik karena
merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat
membuahkan hasil yaitu dibandingkan antara hasil yang diperolah dengan tujuan
dan/atau target kebijakan publik yang ditentukan. Evaluasi kebijakan publik bukan
hanya melihat hasil (outcomes) atau dampak (impacts), tetapi juga untuk melihat
kebijakan adalah :
15
kriteria yang jelas dalam menilai bagaimana suatu kebijakan telah dilakukan
dengan baik.
telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi
tercapai.
nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
tujuan dan sasaran, anlis dapat menguji alternatif sumber nilai (misalnya,
16
yang lain.
Di bawah ini adalah kriteria Evaluasi Kebijakan menurut Dunn, sebagai berikut:
kebijakan atau disebut juga evaluasi sumatif. Dunn membagi tiga pendekatan
evaluasi implementasi kebijakan, yaitu evaluasi semu, evaluasi formal dan evaluasi
Dunn:
a. Evaluasi Semu
untuk menghasilkan informasi yang andal dan valid tentang hasil kebijakan, tanpa
berusaha mempertanyakan nilai atau nilai hasil ini kepada orang, kelompok, atau
masyarakat secara keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi semu adalah bahwa
ukuran nilai atau nilai jelas dengan sendirinya atau tidak kontroversial. Dalam
variasi dalam hasil kebijakan dalam hal input kebijakan dan variabel proses.
b. Evaluasi Formal
18
untuk menghasilkan informasi yang andal dan valid tentang hasil kebijakan tetapi
Asumsi utama evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan sasaran yang diumumkan
secara resmi adalah ukuran yang tepat dari nilai atau nilai kebijakan dan program.
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang andal dan valid tentang hasil
Perbedaan utama antara evaluasi teoretis keputusan, di satu sisi, dan evaluasi semu
dan evaluasi formal di sisi lain, adalah bahwa evaluasi teoretis keputusan mencoba
memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan sasaran yang tersembunyi serta
nyata dari para pemangku kepentingan. Salah satu tujuan utama evaluasi keputusan
Dunn, yang terdiri dari 6 (enam) indikator evaluasik kebijakan yaitu Efektivitas,
stunting pada janin, ibu hamil, balita, anak-anak. Program pencegahan stunting
nagari yang dituangkan dalam 5 (lima) paket layanan. Lima paket layanan tersebut
terdiri dari:
d. Perlindungan sosial
Visi dan misi Presiden RI untuk Implementasi Perbup Nomor 33 Tahun 2019
menurunkan angka stunting agar tentang Aksi Konvergensi Program atau
menghasilkan SDM yang berkualitas Kegiatan Percepatan Pencegahan Stunting di
sehingga bonus demografi 2024 dapat Kabupaten Pasaman Barat. Pelaksanaan
tercapai Program-Program Percepatan Pencegahan
Stunting di Kabupaten Pasaman Barat
Indikator Evaluasi:
1. Efektivitas Evaluasi Kebijakan pada Program
Percepatan Pencegahan Stunting di
2. Efisiensi Kabupaten Pasaman Barat
3. Kecukupan
4. Pemerataan
5. Responsivitas
6. Ketepatan/ Kelayakan
20
Konsep bisa disebut sebagai istilah dan definisi yang merupakan gambaran
secara abstrak akan suatu kejadian baik individu, kelompok yang menjadi pusat
berkaitan satu dengan lainnya. Untuk dapat batasan yang jelas pada masing-masing
berikut:
yang mana pertumbuhan pada janin, bayi dalam kandungan, balita, anak-
anak, dan remaja yang mengalami pertumbuhan yang tidak sesuai standar
atau normalnya yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pola hidup dan
kondisi kekurangan gizi pada janin, bayi dalam kandungan, balita, anak-
sebagai berikut:
Tabel 2.2
Definisi Operasional
2. Masyarakat hidup
sejahtera tanpa adanya
stunting.