Anda di halaman 1dari 51

Penuntun Praktikum

Sintesa Obat
Tim Penyusun:
Ihsan Ikhtiarudin, M.Si
apt. Rahma Dona, M.Si
apt. Enda Mora, M.Farm

PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
2021
Diktat Praktikum ini milik:

NAMA : __________________________________

NIM : __________________________________

KELAS : __________________________________

GRUP : __________________________________

KELOMPOK : __________________________________

JADWAL PRAKTIKUM : __________________________________

Untuk diperhatikan:
File Diktat Penuntun Praktikum ini wajib dicetak warna
oleh masing-masing mahasiswa dengan lengkap sebagai
pegangan selama praktikum Daring (Online) maupun Luring
(Offline) pada semester Ganjil 2021/2022.
Dilarang keras mengupload file Diktat ini pada Website
atau Media Sosial apapun tanpa Izin tertulis dari Tim
Penyusun Diktat.
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas nikmat dan
rahmatnya akhirnya kami dapat menyelesaikan Diktat Penuntun Praktikum ini sebagai
pedoman mahasiswa dalam melaksanakan Praktikum Sintesa Obat pada Program Studi S1
Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.

Pokok bahasan pada diktat ini mencakup tata tertib pelaksanaan praktikum sintesa
obat dan materi-materi praktikum yang akan dipraktikkan pada semester ganjil Tahun
Akademik 2021-2022 ini. Diktat ini dirancang sedemikian rupa dilengkapi dengan materi
mengenai analisis retrosintesis, reaksi kimia yang terlibat dalam setiap percobaan, dan
prosedur kerja yang memudahkan mahasiswa memahami setiap tahapan kerja pada sintesa
obat ataupun sintesa senyawa bahan alam yang dapat dilakukan di laboratorium.

Tentunya penulis menyadari bahwa diktat ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan masukan yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
untuk membuat diktat penuntun praktikum ini menjadi lebih baik di masa mendatang.

Akhirnya, Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga tersusunnya Penuntun Praktikum Sintesa Obat ini. Mudah-mudahan
Diktat Penuntun Praktikum ini bermanfaat bagi Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Riau untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai proses sintesis beberapa senyawa
obat dan juga beberapa senyawa bahan alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai
obat.

Pekanbaru, 24 September 2021

Tim Penyusun Diktat


Praktikum Sintesa Obat

Mengetahui,
Ketua STIFAR Ketua Prodi S1,

apt. Enda Mora, M.Farm Dr. apt. Meiriza Djohari, M.Kes

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


i
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum Sintesa Obat ................................................... iii

Percobaan I : Sintesis Aspirin dengan Metode Ultrasonikasi dan Pemurnian


Crude Product Aspirin .................................................................... 1
Percobaan II : Uji Kemurnian dan Karakterisasi Sifat Fisika Aspirin
Hasil Sintesis.................................................................................... 7
Percobaan III : Sintesis Senyawa Analog Kalkon dengan Metode Pengadukan ...... 11
Percobaan IV : Pemurnian Crude Product, Uji Kemurnian, dan Karakterisasi Sifat
Fisika Analog Kalkon Hasil Sintesis ............................................... 20
Percobaan V : Sintesis Senyawa Analog Flavonol dengan Metode Pengadukan ... 26
Percobaan VI : Pemurnian Crude Product dan Uji Kemurnian Analog Flavonol
Hasil Sintesis.................................................................................... 34
Percobaan VII : Karakterisasi Sifat Fisika dan Pengukuran Spektrum UV Analog
Flavonol Hasil Sintesis .................................................................... 39

Bahan Bacaan ............................................................................................................... 42

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


ii
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM SINTESA OBAT

A. Waktu Praktikum
1. File Diktat Penuntun Praktikum ini wajib dicetak oleh masing-masing
mahasiswa dengan lengkap sebagai pegangan selama praktikum Daring dan
Luring pada semester Ganjil 2021/2022.
2. Dilarang keras mengupload file Diktat ini pada Website dan Media Sosial
lainnya tanpa Izin tertulis dari Tim Penyusun Diktat
3. Untuk Pelaksanaan Praktikum Daring, Mahasiswa melakukan absensi pada
Smart Learning STIFAR Riau sesuai dengan waktu absensi yang telah
ditetapkan.
4. Untuk Pelaksanaan Praktikum Non Daring, mahasiswa harus hadir paling lambat
10 menit sebelum jadwal praktikum dimulai.
5. Bila berhalangan hadir karena izin atau sakit harus memberi tahu dengan surat
keterangan yang diketahui orang tua (bila izin) dan surat keterangan dari dokter
(bila sakit).
6. Mahasiswa yang tidak hadir tanpa surat keterangan di atas akan dianggap alfa,
dan jika lebih dari 2 kali tidak mengikuti praktikum maka tidak diperbolehkan
mengikuti Ujian Akhir Praktikum. Dengan kata lain, nilai praktikum sintesa obat
dianggap E (gagal).
7. Untuk pelaksanaan objek praktikum daring, akan dilakukan melalui media
Smart Learning, Google Meet, Youtube, dan Google Form.
8. Untuk pelaksanaan objek praktikum luring, setiap mahasiswa diwajibkan
menggunakan jas laboratorium, masker, sarung tangan, dan mengikuti setiap
protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh laboratorium maupun satgas
penanggulangan COVID-19 STIFAR Riau, termasuk jika ada aturan mengenai
vaksin atau sertifikat vaksin.
9. Sebelum melaksanakan objek praktikum, mahasiswa diharapkan dapat membaca
diktat dan memahami objek praktikum yang akan dilaksanakan. Karena,
sebelum pelaksanaan objek akan selalu ada responsi untuk menguji kesiapan
mahasiswa.
10. Mahasiswa hendaknya berhati-hati dan mengikuti arahakan laboran dan asisten
praktikum dengan baik ketika menggunakan suatu peralatan. Apabila mahasiswa

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


iii
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

baik sengaja maupun tidak sengaja merusak / memecahkan alat saat


melaksanakan praktikum non daring, maka mahasiswa tersebut dan
kelompoknya harus mengganti dengan alat yang sama, penggantian paling
lambat sebelum ujian akhir paraktikum dilaksanakan, atau dengan perjanjian
lainnya sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir praktikum.
11. Selama pelaksanaan praktikum daring mahasiswa hendaknya mengikuti setiap
materi yang diberikan dengan baik, dengan pakaian yang rapi dan sopan, serta
meminta izin melalui kolom chat Meet jika ingin ke kamar kecil atau jika ada
keperluan mendesak lainnya. Karena akan selalu memantau secara acak
kehadiran mahasiswa di Meet dan berhak mencoret kehadiran apabila ketika
mahasiswa ybs dipanggil tidak menjawab.
12. Selama praktikum non daring berlangsung mahasiswa dilarang meninggalkan
laboratorium, kecuali dengan izin asisten, laboran atau dosen.
13. Selama praktikum berlangsung mahasiswa dilarang mengobrol hal-hal yang
tidak berkaitan dengan objek praktikum yang sedang berlangsung.

B. Petunjuk Keselamatan Kerja untuk Pelaksanaan Praktikum Non Daring


1. Selama melakukan praktikum meja kerja harus selalu bersih. Biasakan selalu
membuang sampah pada tempatnya.
2. Peralatan yang akan digunakan harus diyakini sudah benar-benar bersih. Jika
meragukan, silahkan tanyakan ke asisten, dan boleh dicuci kembali untuk
memastikan peralatan tersebut bersih.
3. Zat-zat yang mengeluarkan gas/beracun harus dikerjakan di lemari asam.
4. Jangan memegang stop kontak listrik, jika tangan anda dalam keadaan basah.
5. Jangan menuangkan air ke dalam asam sulfat pekat, bila ingin mengencerkan asam
pekat tersebut. Tetapi tuangkanlah asam sulfat ke dalam air melalui dinding tabung
sambil digoyang. Lakukan di dalam lemari asam dan selalu ingat untuk
menggunakan alat pelindung diri.
6. Dalam melaksanakan percobaan mulut tabung reaksi atau mulut corong pisah tidak
boleh dihadapkan ke teman atau pada diri sendiri.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


iv
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

7. Jangan membuang sisa zat kimia sembarangan, buanglah pada tempat yang sudah
ditentukan (tanyakan ke asisten dan laboran) dan langsung diencerkan dengan air
sesegera mungkin.

C. Pengamatan Praktikum
1. Untuk proses pratikum daring, mahasiswa harus mengisi setiap data hasil
pengamatan pada lembar kerja praktikan yang telah tersedia pada diktat
penuntun praktikum sintesa obat, kemudian memfoto atau menscan lembar kerja
tersebut, dan menguploadnya melalui link yang akan diberikan oleh asisten
praktikum.
2. Untuk proses praktikum non daring, mahasiswa harus mengisi setiap data hasil
pengamatan pada lembar kerja praktikan yang telah disediakan pada diktat
penuntun praktikum sintesis obat, dan meminta asisten untuk mengecek data
pengamatan saudara dan juga paraf dari asisten tersebut.
3. Pada kertas lembar kerja praktikan, harus dicantumkan
- Nama dan NIM mahasiswa
- Hari/Tanggal Percobaan dan Jam Praktikum
- Nama Asisten dan Paraf Asisten yang bersangkutan

D. Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum Sintesis obat terdiri dari 2 laporan yaitu Laporan Sementara
dan Laporan Akhir. Laporan Sementara adalah Lembar Kerja Praktikan pada
Diktat yang harus dikumpulkan dan diparaf setelah melakukan praktikum pada
hari tersebut, kemudian akan dikembalikan ke Anda untuk dilampirkan pada
laporan akhir, sedangkan Laporan Akhir untuk setiap objek praktikum di
kumpulkan sehari sebelum objek percobaan berikutnya dimulai.
2. Laporan dituliskan pada kertas A4 dengan margin kiri, kanan atas dan bawah
masing-masing yaitu 4, 3, 3, dan 3 cm. Baik laporan sementara maupun laporan
akhir dibuat dengan tulisan tangan.
3. Susunan Laporan Akhir secara umum adalah sebagai berikut:
a. Halaman Cover harus mencantumkan Judul Percobaan, Logo STIFAR,
Disusun oleh: Nama Mahasiswa, NIM, Kelompok, Hari/Tanggal/Jam
Praktikum, Nama Dosen dan Asisten sesuai percobaan yang dilakukan, serta
Identitas Prodi sebagaimana terdapat pada cover skripsi.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


v
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

b. Isi laporan harus mencakup:


a. Judul Percobaan,
b. Tujuan Percobaan,
c. Tinjauan Pustaka (cukup satu halaman kertas A4 saja dan harus disertai
dengan sitasi atau sumbernya terkait teori singkat yang berhubungan
dengan objek percobaan),
d. Alat dan Bahan yang digunakan,
e. Skema Kerja,
f. Lembar Kerja Praktikan,
g. Pembahasan (sebaiknya diperkuat dengan teori dari beberapa literatur),
h. Pertanyaan dan Jawaban (jika ada),
i. Kesimpulan,
j. Daftar pustaka (Minimal terdiri dari 5 literatur)

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


vi
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

PERCOBAAN I
SINTESIS ASPIRIN DENGAN METODE ULTRASONIKASI
DAN PEMURNIAN CRUDE PRODUCT ASPIRIN

A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami reaksi asetilasi asam salisilat dalam sintesis aspirin.
2. Untuk memahami prosedur sintesis aspirin dengan metode ultrasonikasi
3. Untuk memahami prosedur pemurnian aspirin dengan metode rekristalisasi

B. Landasan Teori
1. Reaksi Esterifikasi
Ester dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi, yaitu reaksi pembentukan
ester dari reaksi antara asam karboksilat dan alkohol. Pada umumnya, agar reaksi
ini dapat berlangsung dengan cepat, reaksi ini membutuhkan asam pekat sebagai
katalis. Asam yang biasa digunakan adalah asam sulfat pekat atau asam fosfat
pekat. Selain menghasilkan ester, reaksi ini juga melepaskan sejumlah molekul air
sebagai produk samping, sebagaimana digambarkan pada reaksi berikut.

Pada praktiknya, baik yang dilakukan dalam skala kecil di laboratorium


maupun dalam skala besar di pabrik, ester tidak hanya dapat disintesis dengan
bahan baku asam karboksilat saja. Bahan baku asam karboksilat pada reaksi
esterifikasi dapat digantikan dengan turunan dari asam karboksilat, seperti asil
halida dan anhidrida (asam karboksilat anhidrat). Kedua senyawa turunan asam
karboksilat ini bersifat lebih reaktif daripada asam karboksilat, sehingga pada kasus
tertentu lebih disukai sebagai bahan baku dalam mensintesis ester.
Jika suatu asil halida direaksikan dengan alkohol, maka akan terbentuk ester
dan produk samping asam klorida, sedangkan jika suatu anhidrida (asam
karboksilat anhidrat) direaksikan dengan alkohol, maka akan terbentuk ester dan
produk samping berupa asam karboksilat.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


1
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

2. Aspirin
Aspirin, juga dikenal sebagai asam asetilsalisilat (ASA),
adalah obat yang digunakan untuk mengobati rasa sakit, demam,
atau peradangan. Kondisi peradangan spesifik di mana aspirin
digunakan misalnya pada penyakit Kawasaki, perikarditis, dan
demam rematik. Pada kasus tertentu, aspirin juga digunakan dalam
jangka panjang untuk membantu mencegah serangan jantung, stroke
iskemik, dan pembekuan darah pada orang yang berisiko tinggi. Obat ini juga dapat
menurunkan risiko jenis kanker tertentu, terutama kanker kolorektal. Aspirin adalah
obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).

3. Analisis Retrosintesis Aspirin


Analisis retrosintesis aspirin dilakukan dengan pendekatan diskoneksi, yaitu
diskoneksi ikatan C-O ester. Berdasarkan analisis retrosintesis tersebut, dapat
diketahui bahwa aspirin sebagai molekul target dapat disintesis menggunakan
bahan baku asam salisilat dan asam asetat. Namun, dalam praktik di laboratorium
dan dalam skala industri, bahan baku yang lebih sering digunakan dalam sintesis
aspirin adalah asam salisilat dan asam asetat anhidrat.

4. Reaksi Sintesis Aspirin

Reaksi di atas, selain menghasilkan aspirin, juga menghasilkan produk


samping yaitu asam asetat yang dapat larut dalam air dingin, sedangkan aspirin
bersifat sukar larut dalam air dingin, sehingga aspirin dan produk samping tersebut
dapat dipisahkan dengan mudah melalui penyaringan dan pencucian kristal aspirin
yang terbentuk dengan aquades dingin. Reaksi sintesis aspirin ini, selain disebut
sebagai reaksi esterifikasi juga disebut sebagai reaksi O-asetilasi, karena terjadi
pemasukan gugus asetil dari asam asetat anhidrat pada atom O yang terdapat pada
asam salisilat. Reaksi ini pertama kali dilakukan oleh Felix Hofmann dari
perusahaan Buyer, Jerman.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


2
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

5. Sonikasi
Sonikasi adalah suatu proses menerapkan energi suara untuk menggerakkan
partikel dalam sampel, untuk berbagai keperluan. Energi suara yang diterapkan
biasanya berada pada daerah frekuensi ultrasonik (> 20 kHz), sehingga proses ini
dikenal juga dengan istilah ultrasonikasi.
Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair, dan gas.
Proses sonikasi ini mengubah sinyal listrik menjadi getaran fisik yang dapat
diarahkan untuk suatu bahan dengan menggunakan alat yang bernama sonikator.
Bagian utama dari perangkat sonikator adalah generator listrik ultrasonik.
Perangkat ini membuat sinyal (biasanya sekitar 20 kHz) yang berkekuatan ke
transduser. Transduser mengubah sinyal listrik menjadi getaran mekanik yang
kemudian dikeluarkan melewati probe. Probe mengirimkan getaran ke larutan
yang disonikasi. Probe bergerak naik dan turun pada tingkat kecepatan yang tinggi,
meskipun amplitudo dapat dikontrol dan dipilih berdasarkan larutan yang
disonikasi. Gerakan cepat probe menimbulkan efek yang disebut kavitasi.
Sonikasi ini biasanya dilakukan untuk memecah senyawa atau sel untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Getaran ini memiliki efek yang sangat kuat pada larutan,
menyebabkan pecahnya molekul dan putusnya sel. Ultrasonikasi dapat
diaplikasikan untuk berbagai keperluan, seperti pada proses ekstraksi beberapa
senyawa metabolit sekunder dari tanaman, mikroalga dan rumput laut, dan bisa
juga diaplikasikan untuk mensintesis berbagai senyawa obat.
Dalam hal kinetika kimia, aplikasi gelombang ultrasonik dapat
meningkatkan kereaktifan kimia pada suatu sistem yang secara efektif bertindak
sebagai katalis untuk lebih mereaktifkan atom–atom dan molekul dalam
sistem. Kavitasi yang terjadi terbukti dapat mengurangi waktu reaksi,
meningkatkan rendemen dalam reaksi kimia, dan meningkatkan selektivitas reaksi.

6. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu metode pemurnian suatu padatan senyawa
organik dalam suatu pelarut tertentu. Metode pemurnian ini didasarkan pada
prinsip bahwa kelarutan dari kebanyakan padatan senyawa organik (solid) akan
meningkat dengan meningkatnya temperatur. Jika larutan didinginkan secara
perlahan, maka kelarutan senyawa organik dalam larutan tersebut akan berkurang,
sehingga senyawa organik yang awalnya larut tersebut akan keluar dari fase
larutan (aq) dan akan kembali membentuk padatan (s).

C. Alat dan bahan yang digunakan


1. Alat: Neraca analitik, erlenmeyer 50 mL, spatula, pipet tetes, gelas ukur,
aluminium foil, ultrasonikator, botol semprot, beaker glass, kertas saring, corong
Buchner, ice bath, dan waterbath.
2. Bahan: Asam salisilat, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat, etanol, akuades, es
kristal, dan kertas label.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


3
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

D. Prosedur kerja
1. Sintesis aspirin:
Sebanyak 2 gram asam salisilat ditempatkan dalam erlenmeyer dan dengan hati-
hati dipipetkan 5 mL asam asetat anhidrat melalui dinding erlenmeyer sedemikian
rupa sehingga semua kristal asam salisilat yang menempel pada dinding
erlenmeyer terbawa ke dasar erlenmeyer. Setelah itu, tambahkan 3 tetes asam
sulfat pekat sebagai katalis di dalam lemari asam dan tutup mulut Erlenmeyer
dengan aluminium foil. Campuran tersebut kemudian diultrasonikasi selama 30
menit. Setelah itu, segera tuangkan 20 mL aquades dan pindahkan erlenmeyer ke
dalam wadah berisi air es (ice bath) hingga terbentuk padatan atau kristal. Padatan
yang terbentuk kemudian dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring
menggunakan corong Buchner, dicuci dengan aquades dingin, sehingga diperoleh
crude product aspirin. Crude product aspirin yang diperoleh kemudian
dimurnikan dengan metode rekristalisasi.

2. Rekristalisasi crude product aspirin:


Crude product aspirin dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kecil, ditambahkan
dengan 5 mL etanol panas, sambil memanaskan Erlenmeyer tersebut di atas
waterbath atau hotplate pada suhu 50oC hingga semua padatan crude product
larut dengan sempurna. Disaat bersamaan, hangatkan 50 mL aquades dalam
beaker glass kecil di atas waterbath pada suhu yang sama. Tambahkan 50 mL
aquades hangat tersebut ke dalam larutan crude product aspirin, dan biarkan pada
waterbath hingga kekeruhan pada larutan berkurang, kemudian saring larutan
dalam keadaan panas dan tamping filtrat dalam erlenmeyer. Filtrat didinginkan
hingga temperatur ruang, setelah itu dinginkan erlenmeyer berisi filtrat tersebut
dalam icebath. Endapan aspirin yang terbentuk disaring dengan corong Buchner
(menggunakan kertas saring yang telah ditimbang beratnya), dicuci dengan
aquades dingin dan beri label (Hari, Jam praktikum, dan Kelompok). Hasil
rekristalisasi dikeringkan di dalam lemari pengering. Setelah kering, Kristal
aspirin hasil rekristalisasi yang diperoleh ditimbang, dan dihitung rendemennya.
Kemudian dilanjutkan dengan uji kemurnian dan karakterisasi sifat fisikanya pada
percobaan II.

3. Penyimpanan dan Pelabelan


Perlu diperhatikan bahwa setiap kelompok harus menyimpan produk aspirin hasil
rekristalisasi yang diperoleh pada percobaan ini di dalam vial gelap bertutup dan
diberi label “aspirin hasil rekristalisasi” dan dilengkapi dengan label data
kelompok praktikum Anda (Hari, Jam dan Kelompok), karena senyawa aspirin
tersebut akan digunakan pada percobaan berikutnya (Percobaan II).

E. Pertanyaan
1. Tuliskan rumus struktur asam salisilat, asetat anhidrida, asam sulfat pekat, dan
etanol!

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


4
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

2. Tuliskan kembali analisis retrosintesis aspirin sesuai dengan percobaan yang


saudara lakukan!
3. Manakah senyawa awal yang dijadikan sebagai pereaksi pembatas pada percobaan
ini?
4. Apa fungsi penambahan asam sulfat pekat pada percobaan ini?
5. Metode apa yang Saudara gunakan untuk mensintesis aspirin pada percobaan ini?
6. Bagaimana prinsip kerja alat pada metode tersebut?
7. Tuliskan reaksi lengkap sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat!
8. Tuliskan reaksi lengkap sintesis aspirin dari asam salisilat dan asetil klorida!
9. Apa yang dimaksud dengan rekristalisasi?
10. Bagaimana prinsip pemurnian dengan rekristalisasi?
11. Pelarut apa yang digunakan dalam rekristalisasi crude product aspirin pada
percobaan ini?
12. Hitunglah berat aspirin murni yang dihasilkan secara teoritis jika berat asam
salisilat yang bereaksi adalah 2 gram dengan melengkapi data pada tabel berikut.

1. Konversi berat asam salisilat (C7H6O3) ke mol


Berat asam salisilat = 2 g
Berat Molekul (BM) asam salisilat = 138 g/mol
Mol asam salisilat = 2 g / 138 g mol-1 = …………. mol

Asam salisilat → Aspirin


M ……….. mol -
B ……….. mol ………….. mol
S - …………. mol

2. Konversi mol aspirin ke berat aspirin (C9H8O4)


mol aspirin = ……….. mol
BM aspirin = 180 g/mol
Berat aspirin teoritis = ……….. mol x 180 g/mol = ..……. g

13. Menggunakan persamaan di bawah ini, hitunglah rendemen aspirin yang didapat
jika berat kristal aspirin yang diperoleh berdasarkan percobaan adalah 2,01 gram!

Rendemen (%) = Berat aspirin hasil percobaan x 100%


Berat aspirin teoritis

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


5
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

Nama Mahasiswa : …………………………………. Asisten : ……………….………


NIM : …………………………………. Paraf : …………………….…
Judul Praktikum : Sintesis Aspirin dengan Metode Ultrasonikasi dan Pemurnian Crude
Product aspirin
Hari/Tanggal : …………………………………. Pukul : ……………………….

Data dan Hasil Pengamatan:

1. Penimbangan bahan baku dan sintesis aspirin


a. Berat asam salisilat yang ditimbang: ___________________________________
b. Volume asam asetat anhidrat yang ditambahkan: _________________________
c. Katalis yang digunakan: _____________________________________________
d. Waktu reaksi: _____________________________________________________

2. Rekristalisasi crude product aspirin


a. Warna crude product aspirin: ________________________________________
b. Pelarut yang digunakan untuk rekristalisasi: ____________________________
c. Berat kertas saring: ________________________________________________
d. Berat kertas saring + kristal aspirin hasil rekristalisasi: ____________________
e. Berat kristal aspirin hasil rekristalisasi: ________________________________
f. Warna Kristal aspirin hasil rekristalisasi: _______________________________
g. Perhitungan rendemen aspirin hasil rekristalisasi:

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


6
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

PERCOBAAN II
UJI KEMURNIAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIKA
ASPIRIN HASIL SINTESIS

A. Tujuan percobaan
Untuk menentukan kemurnian dan karakterisasi sifat fisika aspirin hasil sintesis
melalui uji KLT dan penentuan titik leleh

B. Landasan Teori
1. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) mempunyai beberapa kegunaan dalam sintesis
obat. Melalui uji KLT, kita dapat mengontrol atau mengamati jalannya suatu
reaksi sintesis dengan cara membandingkan pola noda dari campuran reaksi
dengan noda dari senyawa asal (bahan baku). Jika noda-noda pada campuran
reaksi memiliki Rf (Retardation Factor) yang sama dengan Rf senyawa awal
(bahan baku), dapat disimpulkan bahwa reaksi belum selesai, dengan kata lain,
tidak semua bahan baku berhasil dikonversi menjadi produk (molekul target).
Selain itu, melalui uji KLT kita juga dapat menentukan kemurnian dari suatu
senyawa hasil sintesis dan uji KLT juga dilakukan untuk menghitung nilai Rf yang
merupakan sifat fisika dari suatu senyawa dan membandingkannya dengan Rf
standar aspirin murni untuk memastikan apakah senyawa yang diperoleh tersebut
benar merupakan aspirin. Jika produk hasil sintesis memiliki nilai Rf yang sama
dengan standar aspirin setelah dibandingkan dengan minimal paling tidak 3 sistem
eluen yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa senyawa yang diperoleh
tersebut benar merupakan aspirin. Namun, untuk menguatkan kesimpulan tersebut
juga perlu dilakukan beberapa uji kemurnian lainnya, seperti penentuan titik leleh
dan analisis HPLC. Selain itu, analisis spektroskopi (UV-Vis, IR, MS dan NMR)
untuk mengkonfirmasi stuktur produk hasil sintesis.

2. Titik Leleh
Titik leleh (melting point, mp) adalah temperatur pada saat suatu padatan atau
kristal mulai meleleh hingga meleleh sempurna. Titik leleh merupakan sifat fisika
dari suatu senyawa yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang
tidak diketahui dengan cara membandingkan titik leleh senyawa tersebut dengan
titik leleh beberapa senyawa standar atau membandingkannya dengan literatur.
Selain itu, dengan mengetahui range titik leleh dari suatu kristal, kita dapat
mengetahui apakah suatu kristal tersebut telah murni atau belum. Semakin tajam
range titik leleh suatu senyawa, maka semakin tinggi tingkat kemurnian senyawa
tersebut. Senyawa murni umumnya memiliki range titik leleh yang tajam ( 2oC).
Titik leleh suatu senyawa dapat ditentukan menggunakan alat pengukur titik leleh,
misalnya Fisher John atau Stuart melting point apparatus. Berdasarkan literatur,
kristal aspirin meleleh pada temperatur 134-136 oC, sedangkan kristal asam
salisilat meleleh pada temperatur 158–161 oC.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


7
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

C. Alat dan Bahan yang digunakan


1. Alat: Vial, chamber, pinset, pensil, penggaris, pipa kapiler, lampu UV, dan alat
pengukur titik leleh SMP-11.
2. Bahan: etanol, aquades, dan plat KLT.

D. Prosedur Kerja
1. Uji KLT aspirin hasil rekristalisasi:
a. Siapkan campuran eluen etanol:air (7:3) dalam gelas ukur 10 mL. Masukkan
eluen tersebut ke dalam chamber hingga tinggi eluen di dalamnya tidak lebih
dari 0.4 cm dari dasar chamber. Tutuplah chamber dan biarkan chamber
menjadi jenuh oleh uap eluen.
b. Siapkan plat KLT dengan ukuran panjang x lebar (5 x 3 cm), beri garis awal
dan batas akhir elusi pada plat tersebut menggunakan pensil, tandai tempat
penotolan sampel larutan dengan pensil seperti pada gambar berikut.

0,4 cm

4 cm 5 cm

0,6 cm
3 cm

c. Siapkan 3 buah vial dan beri label AS (asam salisilat), AR (Aspirin


Rekristalisasi), dan AM (Aspirin Murni). Larutkan sedikit padatan asam
salisilat ke dalam vial AS, sedikit padatan aspirin rekristalisasi ke dalam vial
AR dan sedikit padatan aspirin murni ke dalam vial AM dengan pelarut etanol.
Cek kepekatan larutan yang telah Anda buat dengan menotolkan sedikit larutan
menggunakan pipa kapiler di atas plat KLT lain dan amati nodanya di bawah
lampu UV. Jika noda pada plat KLT terlihat terlalu pekat di bawah lampu UV,
maka encerkan larutan dengan menambahkan etanol. Jika noda terlihat samar-
samar, maka tambahkan zat terlarut ke dalam larutan atau bisa juga dengan
melakukan penotolan berulang pada plat yang akan digunakan untuk uji KLT.
d. Setelah prosedur a-c dilakukan dengan baik, totolkan masing-masing sampel
larutan di dalam vial AS, AR dan AM tersebut pada plat KLT yang telah
disiapkan menggunakan pipa kapiler.
e. Masukkan plat ke dalam chamber yang telah berisi eluen menggunakan pinset
dan amatilah eluen yang merambat pada plat KLT tersebut.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


8
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

f. Setelah eluen mencapai garis batas akhir, keluarkan plat dari dalam chamber
dengan pinset, eluen dikeringanginkan dan noda pada plat diamati, dilingkari
dengan pensil dan di foto di bawah lampu UV 254/365 untuk dilampirkan pada
laporan praktikum.
g. Jika aspirin hasil rekristalisasi (AR) memiliki nilai Rf yang sama dengan Rf
aspirin murni (AM), maka dapat disimpulkan bahwa benar senyawa yang
diperoleh adalah aspirin. Selain itu, jika pada hasil KLT aspirin hasil
rekristalisasi hanya terdapat satu noda, maka dapat disimpulkan bahwa aspirin
yang diperoleh telah murni.
h. Hitunglah nilai Rf dari aspirin tersebut.

2. Penentuan Titik Leleh Aspirin:


Nyalakan alat pengukur titik leleh SMP-11, totolkan pipa kapiler pada sampel
aspirin hasil sintesis. Atur temperatur alat dan tempatkan pipa kapiler berisi
sampel tersebut pada alat SMP-11. Amati sampel pada pipa kapiler melalui kaca
pembesar. Catat temperatur pada saat kristal mulai meleleh hingga kristal meleleh
sempurna sebagai titik leleh percobaan. Bandingkan titik leleh aspirin yang
diperoleh berdasarkan percobaan ini dengan titik leleh aspirin berdasarkan
literatur.

3. Penyimpanan Aspirin:
Kristal aspirin hasil percobaan disimpan dalam vial gelap yang telah diberi label
“aspirin murni” dan dilengkapi dengan label data kelompok praktikum Anda
(Hari, Jam dan Kelompok).

E. Pertanyaan
1. Sebutkan setidaknya tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu senyawa hasil sintesis!
2. Sebutkan kegunaan-kegunaan uji KLT dalam bidang sintesis obat!
3. Apa kepanjangan dari Rf? dan bagaimana cara menghitung nlai Rf?
4. Sebutkan setidaknya 5 sifat fisika suatu senyawa!
5. Apa yang dimaksud dengan titik leleh?
6. Bagaimanakah range titik leleh suatu senyawa murni?
7. Apa nama alat yang digunakan untuk pengukuran titik leleh?
8. Berapa titik leleh (oC) asam salisilat berdasarkan literatur?
9. Berapa titik leleh (oC) aspirin berdasarkan literatur?

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


9
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

Nama Mahasiswa : …………………………………. Asisten : ……………….………


NIM : …………………………………. Paraf : …………………….…
Judul Praktikum : Uji Kemurnian dan Karakterisasi Sifat Fisika Aspirin Hasil Sintesis
Hari/Tanggal : …………………………………. Pukul : ………………………

Data dan Hasil Pengamatan:

1. Uji KLT
a. Jenis plat KLT yang digunakan: _______________________________________
b. Eluen yang digunakan dan perbandingannya: _____________________________
c. Perhitungan nilai Rf asam salisilat (AS):

d. Perhitungan nilai Rf aspirin hasil sintesis/rekristalisasi (AR):

e. Perhitungan nilai Rf aspirin murni (AM):

2. Penentuan Titik Leleh


1. Titik leleh aspirin teoritis: __________________________________________
2. Titik leleh aspirin hasil sintesis: _____________________________________
3. Range titik leleh aspirin hasil sintesis: ________________________________
4. Kesimpulan:

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


10
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

PERCOBAAN III
SINTESIS SENYAWA ANALOG KALKON DENGAN METODE PENGADUKAN

A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami aplikasi reaksi kondensasi aldol silang (kondensasi Claisen-
Schmidt) pada sintesis analog kalkon sebagai salah satu model senyawa bahan
alam.
2. Untuk memahami prosedur sintesis senyawa analog kalkon dengan metode
pengadukan menggunakan pengaduk magnetik (magnetic stirring method).

B. Landasan Teori
1. Reaksi Kondensasi Aldol
Suatu senyawa karbonil bisa mempunyai dua kapabilitas fungsional dalam
suatu reaksi kimia, yaitu sebagai elektrofil dan nukleofil. Karbon karbonil bersifat
sebagai elektrofil, sedangkan karbon alfa dalam suatu senyawa karbonil berpotensi
sebagai nukleofil.
Reaksi kondensasi merupakan reaksi penggabungan dua atau lebih molekul-
molekul atau disebut juga sebagai reaksi pembentukan ikatan karbon-karbon,
seringkali diikuti oleh reaksi hilangnya atau tereliminasinya suatu molekul kecil
seperti air dan alkohol.

Tahapan awal kondensasi aldol terjadi ketika basa merebut hidrogen alfa
dari asetaldehid yang bersifat asam, sehingga dihasilkan ion enolat. Pada tahap
kedua, ion enolat yang bertindak sebagai nukleofil kemudian menyerang gugus

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


11
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

karbonil dari molekul asetaldehid lainnya melalui reaksi adisi nukleofilik,


menghasilkan suatu produk yaitu -hidroksi aldehid yang disebut sebagai produk
aldol karena produk tersebut mempunyai gugus aldehid dan gugus alkohol.
Selanjutnya, produk aldol tersebut dapat mengalami dehidrasi menghasilkan
senyawa karbonil , tak jenuh yang lebih stabil.

2. Reaksi Kondensasi Aldol Silang (Kondensasi Claisen-Schimdt)


Ketika ion enolat dari suatu aldehid atau keton menyerang gugus karbonil
dari aldehid ataupun keton yang lain, maka reaksi tersebut disebut sebagai reaksi
kondensasi aldol silang. Pada reaksi kondensasi aldol silang ini, bisa saja terjadi
kondensasi antara sesama aldehid, sesama keton, ataupun antara suatu aldehid
dengan suatu keton dan sebaliknya yang akan menyebabkan banyaknya
kemungkinan produk yang terbentuk, sebagaimana dicontohkan pada reaksi di
bawah ini.

Reaksi kondensasi aldol silang yang sukses dapat terjadi jika salah satu
reaktan tidak mempunyai hidrogen alfa, karena senyawa karbonil yang tidak
mempunyai hidrogen alfa tidak mungkin dapat melakukan kondensasi sesamanya

Reaksi kondensasi aldol silang di atas disebut juga sebagai reaksi


kondensasi kondensasi Claisen-Schmidt. Schmidt diambil dari nama ahli kimia
German, J.G. Schmidt sebagai penemu reaksi tersebut pada tahun 1880, sedangkan
Claisen diambil dari nama ilmuwan kimia Ludwig Claisen yang telah
mengembangkan reaksi tersebut antara tahun 1881 dan 1889. Reaksi kondensasi
Claisen-Schmidt dewasa ini dikenal sebagai salah satu reaksi organik yang ramah
lingkungan dan banyak digunakan dalam sintesis-sintesis senyawa organik
khususnya dalam sintesis berbagai senyawa analog kalkon dari suatu aldehid
aromatik yang tidak memiliki hidrogen alfa dan keton aromatik yang memiliki
hidrogen alfa.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


12
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

3. Reaksi Kondensasi Claisen-Schmidt dengan Katalis Basa


Metode utama yang sering digunakan untuk mensintesis senyawa kalkon
adalah melalui reaksi kondensasi aldol dengan katalis basa. Basa yang sering
digunakan adalah NaOH atau KOH. Sintesis kalkon melalui metode ini biasanya
menggunakan etanol sebagai pelarut. Mekanisme reaksi pembentukan kalkon
dengan katalis basa dapat dilihat pada Gambar berikut.

4. Reaksi kondensasi Claisen-Schmidt dengan katalis asam


Reaksi kondensasi Claisen-Schmidt juga dapat terjadi dalam suasana asam.
Mekanisme reaksi kondensasi yang dikatalis asam adalah menyangkut protonasi
senyawa karbonil dan pembentukan enol. Protonasi terjadi pada karbonil
benzaldehid dan asetofenon, sedangkan pembentukan enol terjadi pada senyawa
asetofenon. Mekanisme reaksi pembentukan kalkon dengan katalis asam dapat
dilihat pada Gambar berikut.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


13
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

5. Kalkon (1,3-difenil-2-propen-1-on)
Kalkon dan analognya adalah suatu zat
warna alami dan merupakan salah satu dari senyawa
intermediet penting dalam biosintesis senyawa-
senyawa golongan flavonoid. Nama IUPAC dari
kalkon adalah 1,3-difenil-2-propen-1-on. Kedua cincin aromatik pada senyawa
tersebut dihubungkan oleh 3 atom karbon yang merupakan suatu sistem karbonil α,
β tak jenuh.
Senyawa analog kalkon telah dilaporkan memiliki berbagai aktivitas
biologis yang menarik seperti antimikroba, antioksidan, antitumor, anti-inflamasi,
sitotoksik, antikanker, antimalaria, antiangiogenik, antipoliperatif dan lain
sebagainya. Aktivitas biologi analog kalkon ini, selain disebabkan oleh kehadiran
gugus karbonil α, β tak jenuh, juga dipengaruhi oleh jenis dan posisi subtituen (R)
yang terikat pada kedua cincin aromatiknya.
Dalam bidang sintesis, senyawa kalkon telah digunakan untuk membuat
berbagai macam senyawa heterosiklik seperti isoksazol, quinolinon, tiadiazin,
benzodiazepin, flavon, ketimin ,  tak jenuh, pirazolin dan turunanya, flavonol,
flavanonol, flavanon, dan senyawa-senyawa lainnya yang juga memiliki aktivitas
biologi yang menarik.

6. Analisis Retrosintesis kalkon


Analisis retrosintesis kalkon dilakukan menggunakan pendekatan IGF
(Interkonversi Gugus Fungsi) dan juga diskoneksi. Gugus etilen keton (karbonil α,β
tak jenuh) pada kalkon dapat dikonversi menjadi gugus β-hidroksi karbonil (1,3-
difungsi). Selanjutnya, diskoneksi 1,3-difungsi dilakukan untuk mengetahui bahan
baku yang dapat digunakan. Berdasarkan analisis retrosintesis, dapat disimpulkan
bahwa kalkon sebagai molekul target dapat disintesis menggunakan bahan baku
asetofenon dan benzaldehid.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


14
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

7. Reaksi sintesis kalkon


Sintesis kalkon dan analognya dapat dilakukan dengan metode pengadukan
menggunakan pengaduk magnetik (magnetic stirrer) pada temperatur ruang selama
1 jam. Etanol digunakan sebagai pelarut dan kalium hidroksida berfungsi sebagai
katalis.

C. Alat dan bahan yang digunakan:


1. Alat: Neraca analitik, spatula, pipet tetes, labu bulat, gelas ukur, magnetic stirrer,
tiang statif, corong Buchner, vial, chamber, beaker glass, batang pengaduk, corong
kaca, erlenmeyer, icebath, pensil, penggaris, pipa kapiler, pinset dan lampu UV
254 dan 366 nm.
2. Bahan: 2’-hidroksiasetofenon, metoksibenzaldehid (2-metoksibenzaldehid
untuk kelas A, 3-metoksibenzaldehid untuk kelas B, 4-metoksibenzaldehid
untuk kelas C), etanol absolut, larutan kalium hidroksida 5N, larutan asam klorida
3N, aquades, n-heksana, etil asetat, indikator universal, kertas saring, es kristal,
kertas label dan plat KLT GF254.

D. Prosedur kerja
1. Sintesis kalkon:
Sebanyak 15 mmol 2’-hidroksiasetofenon dan 15 mmol …-metoksibenzaldehid
dilarutkan dalam 15 mL etanol di dalam labu bulat dan ditambahkan 30 mL larutan
kalium hidroksida 5N. Campuran reaksi diaduk menggunakan magnetic stirrer
(pengaduk magnetik). Jalannya reaksi dipantau melalui uji KLT pada menit ke-30
(Prosedur uji KLT untuk memantau jalannya reaksi sintesis dapat dilihat pada
prosedur 2). Reaksi dilanjutkan selama hingga menit ke-60. Setelah reaksi selesai,
ke dalam campuran reaksi ditambahkan sekitar 15 ml aquades dingin secara
perlahan dan kemudian ditambahkan dengan 15-25 mL larutan HCl 3N dingin

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


15
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

hingga pH campuran produk mendekati netral. Endapan yang terbentuk disaring


dengan corong Buchner (menggunakan kertas saring yang telah ditimbang
beratnya), dicuci dengan aquades dingin dan n-heksana dingin serta diberi label
(Hari, jam praktikum dan Kelompok). Crude product dikeringkan di dalam lemari
pengering. Setelah kering, crude product analog kalkon yang diperoleh ditimbang
dan dihitung rendemennya. Pemurnian, uji kemurnian dan karakterisasi sifat fisika
crude product dilakukan pada percobaan IV.

2. Uji KLT untuk memantau jalannya reaksi sintesis kalkon pada menit ke-30:
a. Siapkan campuran eluen n-heksan:etilasetat 9:1 dalam gelas ukur 10 mL.
Masukkan campuran eluen ke dalam chamber hingga tinggi eluen di dalamnya
tidak lebih dari 0,4 cm dari dasar chamber. Jenuhkan chamber dengan uap
eluen.
b. Siapkan plat KLT dengan ukuran panjang x lebar (5 x 3 cm), beri garis awal
dan batas akhir elusi pada plat tersebut menggunakan pensil, tandai tempat
penotolan sampel larutan dengan pensil seperti pada gambar berikut.

0,4 cm

4 cm 5 cm

0,6 cm
3 cm

c. Siapkan 3 buah vial dan beri label A (Aldehid = ….-metoksibenzaldehid), K


(Keton = 2’-hidroksiasetofenon), dan CR (Campuran Reaksi). Masukkan
sedikit padatan metoksibenzaldehid ke dalam vial A dan sedikit padatan 2’-
hidroksiasetofenon ke dalam vial K. Kemudian pipet sedikit campuran reaksi
pada labu bulat dan masukkan ke dalam vial CR. Larutkan masing-masing zat
dalam vial tersebut dengan 10 tetes etil asetat, jika tidak larut, tambahkan
dengan 5 tetes etanol. Cek kepekatan larutan yang telah Anda buat dengan
menotolkan sedikit larutan menggunakan pipa kapiler di atas plat KLT lain dan
amati nodanya di bawah lampu UV. Jika noda pada plat KLT terlihat terlalu
pekat di bawah lampu UV, maka encerkan larutan dengan menambahkan etil
asetat. Jika noda terlihat samar-samar, maka tambahkan zat terlarut ke dalam
larutan atau bisa juga dengan melakukan penotolan berulang pada plat yang
akan digunakan untuk uji KLT.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


16
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

d. Setelah prosedur a-c dilakukan dengan baik, totolkan masing-masing sampel


larutan di dalam vial A, K dan CR tersebut pada plat KLT yang telah disiapkan
menggunakan pipa kapiler.
e. Masukkan plat ke dalam chamber yang telah berisi eluen menggunakan pinset
dan amatilah eluen yang merambat pada plat KLT.
f. Setelah eluen mencapai garis batas akhir, keluarkan plat dengan pinset, eluen
dikeringanginkan dan noda pada plat diamati, dilingkari dengan pensil dan di
foto dengan baik di bawah lampu UV 254 dan 366 untuk dilampirkan pada
laporan praktikum.

3. Menghitung rendemen crude product analog kalkon:


Crude product yang diperoleh ditimbang untuk dihitung rendemennya dengan
rumus berikut:

Rendemen crude product (%) = Berat crude product analog kalkon x 100%
Berat analog kalkon teoritis

4. Penyimpanan dan Pelabelan


Perlu diperhatikan bahwa setiap kelompok harus menyimpan crude product
senyawa analog kalkon yang diperoleh pada percobaan ini di dalam vial bertutup
dan diberi label “crude product analog kalkon kalkon” dan dilengkapi dengan
label data kelompok praktikum Anda (Hari, Jam dan Kelompok), karena crude
product tersebut akan digunakan pada percobaan berikutnya (Percobaan IV).

E. Pertanyaan
1. Tuliskan struktur 2’-hidroksiasetofenon, 2-metoksibenzaldehid, 3-
metoksibenzaldehid, dan 4-metoksibenzaldehid, beserta rumus molekul dan berat
molekul nya!
2. Konversikanlah satuan di bawah ini dan lampirkan cara perhitungannya!
a. 15 mmol 2’-hidroksiasetofenon = ….…… gram
b. 15 mmol …-metoksibenzaldehid = …….… gram
3. Berapa gram KOH yang ditimbang untuk membuat larutan KOH 5N
menggunakan labu takar 100 mL? Lampirkan cara perhitungannya!
4. Berapa mL HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan HCl 3N
menggunakan labu takar 100 mL? Lampirkan cara perhitungannya!
5. Tuliskan analisis retrosintesis analog kalkon untuk menentukan bahan baku yang
akan digunakan pada percobaan ini!
6. Tuliskan reaksi sintesis analog kalkon pada percobaan ini!
7. Tuliskan mekanisme reaksi sintesis analog kalkon pada percobaan ini!
8. Melalui analisis retrosintesis, sarankan bahan baku yang dapat digunakan untuk
mensintesis molekul target dengan struktur berikut!

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


17
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

9. Apa fungsi penambahan larutan kalium hidroksida 5N pada percobaan ini?


10. Apa fungsi etanol pada percobaan ini?
11. Hitunglah berat analog kalkon yang dihasilkan secara teoritis jika 15 mmol
2’hidroksiasetofenon direaksikan dengan 15 mmol …-metoksibenzaldehid!
12. Apa nama IUPAC senyawa analog kalkon yang dihasilkan pada percobaan ini?

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


18
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

Nama Mahasiswa : …………………………………. Asisten : ……………….………


NIM : …………………………………. Paraf : …………………….…
Judul Praktikum : Sintesis Senyawa Analog Kalkon dengan Metode Pengadukan
Hari/Tanggal : …………………………………. Pukul : ………………………..

Data dan Hasil Pengamatan:

1. Penimbangan bahan baku dan sintesis kalkon


a. Berat 2’-hidroksiasetofenon yang ditimbang: ____________________________
b. Berat ...-metoksibenzaldehid yang ditimbang: ____________________________
e. Katalis yang digunakan: ___________________ Jumlah: ___________________
f. Pelarut yang digunakan: ___________________ Jumlah: ___________________
g. Waktu reaksi: _____________________________________________________

2. Uji KLT untuk memantau berlangsungnya reaksi sintesis kalkon (30 menit reaksi)
a. Eluen yang digunakan dan perbandingannya: ____________________________
b. Jumlah noda pada campuran reaksi: ___________________________________
c. Apakah pada noda campuran reaksi ada yang nilai Rf nya sama dengan Rf
…-metoksibenzaldehid? _____________________________________________
d. Apakah pada noda campuran reaksi ada yang nilai Rf nya sama dengan Rf
2’-hidroksiasetofenon? ______________________________________________
e. Kesimpulan: ______________________________________________________

3. Penimbangan crude product kalkon


a. Berat kertas saring: ________________________________________________
b. Berat kertas saring + crude product analog kalkon: ______________________
c. Berat crude product analog kalkon: ___________________________________
d. Warna crude product analog kalkon: __________________________________
e. Perhitungan rendemen crude product analog kalkon:

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


19
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

PERCOBAAN IV
PEMURNIAN CRUDE PRODUCT, UJI KEMURNIAN, DAN KARAKTERISASI
SIFAT FISIKA ANALOG KALKON HASIL SINTESIS

A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami prosedur pemurnian crude product analog kalkon hasil sintesis
dengan metode rekristalisasi.
2. Untuk memahami prosedur uji kemurnian crude product analog kalkon hasil
sintesis melalui uji KLT
3. Untuk memahami prosedur penentuan titik leleh analog kalkon hasil sintesis
melalui uji KLT

B. Alat dan bahan yang digunakan:


1. Alat: Beaker glass, spatula, pipet tetes, waterbath, batang pengaduk, corong kaca,
erlenmeyer, icebath, vial, gelas ukur, chamber, pensil, penggaris, pipa kapiler,
pinset, lampu UV254 dan 366, neraca analitik, dan alat pengukur titik leleh SMP-11.
2. Bahan: Crude product analog kalkon hasil sintesis percobaan III, etanol absolut,
n-heksana, etil asetat, metanol, aluminium foil, es kristal, kertas saring, aquades,
plat KLT GF254 dan kertas label.

C. Prosedur kerja
1. Rekristalisasi crude product analog kalkon hasil sintesis
Panaskan pelarut etanol absolut di atas waterbath atau hotplate dalam wadah
tertutup pada temperatur sekitar 50-60 oC. Padatan atau kristal crude product
analog kalkon yang diperoleh pada percobaan III ditempatkan di dalam beaker
glass dan kemudian ditambahkan dengan etanol absolut panas pipet demi pipet
sambil diaduk di atas waterbath atau hotplate hingga padatan crude product larut
(pelarut jangan ditambahkan berlebihan). Siapkan corong kaca dan kertas saring.
Larutan crude product disaring dalam keadaan panas dan filtratnya di tampung
menggunakan Erlenmeyer ukuran 50 mL. Filtrat tersebut dibiarkan dingin pada
temperatur ruang. Kemudian tutup mulut erlenmeyer dengan aluminium foil dan
dinginkan erlenmeyer berisi filtrat tersebut dalam wadah berisi pecahan es.
Kristal yang terbentuk kemudian disaring dengan corong Buchner (mengunakan
kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya), dicuci dengan n-heksana dingin
sebanyak 5 pipet dan dikeringanginkan pada temperatur ruang. Setelah kering,
timbang berat dan hitung rendemen padatan analog kalkon hasil rekristalisasi
tersebut keesokan harinya (di luar jam praktikum sintesa obat). Untuk uji
kemurnian senyawa analog kalkon hasil rekristalisasi, dapat dilakukan dengan
menggunakan analog kalkon hasil rekristalisasi meskipun belum kering,
mengikuti prosedur 2.
Catatan: Jika kristal tidak terbentuk juga, maka jenuhkan filtrat pada elenmenyer
dengan menguapkan sebagian pelarut menggunakan waterbath, kemudian biarkan
dingin hingga mencapai suhu ruang, lalu dinginkan kembali di dalam icebath

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


20
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

2. Uji KLT untuk menentukan kemurnian analog kalkon hasil rekristalisasi:


a. Siapkan campuran eluen n-heksan:etilasetat 9:1 dalam gelas ukur 10 mL.
homogenkan campuran tersebut dan masukkan campuran ke dalam chamber
hingga tinggi eluen di dalamnya tidak lebih dari 0,4 cm dari dasar chamber dan
tutuplah chamber tersebut agar menjadi jenuh dengan uap eluen dan agar eluen
tidak menguap.
b. Siapkan plat KLT dengan ukuran panjang x lebar (5 x 3 cm), beri garis awal
dan batas akhir elusi pada plat tersebut menggunakan pensil, tandai tempat
penotolan sampel larutan dengan pensil
c. Siapkan 3 buah vial dan beri label A (aldehid = …-metoksibenzaldehid), K
(keton = 2’-hidroksiasetofenon), dan C (chalcone = analog kalkon hasil
rekristalisasi). Masukkan sedikit padatan …-metoksibenzaldehid ke dalam vial
A, sedikit padatan 2’-hidroksiasetofenon ke dalam vial K dan sedikit padatan
analog kalkon hasil rekristalisasi ke dalam vial C. Larutkan masing-masing zat
dalam vial tersebut dengan beberapa tetes etil asetat. Cek kepekatan larutan
yang telah Anda buat dengan menotolkan sedikit larutan menggunakan pipa
kapiler di atas plat KLT lain dan amati nodanya di bawah lampu UV. Jika noda
pada plat KLT terlihat terlalu pekat di bawah lampu UV, maka encerkan
larutan dengan menambahkan etil asetat. Jika noda terlihat samar-samar, maka
tambahkan zat terlarut ke dalam larutan atau bisa juga dengan melakukan
penotolan berulang pada plat yang akan digunakan untuk uji KLT.
d. Setelah prosedur a-c dilakukan dengan baik, totolkan masing-masing sampel
larutan di dalam vial A, K dan C tersebut pada plat KLT yang telah disiapkan
menggunakan pipa kapiler.
e. Masukkan plat ke dalam chamber yang telah berisi eluen menggunakan pinset
dan amatilah eluen yang merambat pada plat KLT.
f. Setelah eluen mencapai garis batas akhir, keluarkan plat dengan pinset, eluen
dikeringanginkan dan noda pada plat diamati, dilingkari dengan pensil dan di
foto dengan baik di bawah lampu UV 254 da 366 nm untuk dilampirkan pada
laporan praktikum. Beri kesimpulan pada lembar kerja apakah analog kalkon
hasil rekristalisasi sudah murni atau belum. Contoh hasil KLT dan foto yang
baik di bawah lampu UV 254 nm dapat dilihat pada gambar berikut.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


21
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

g. Hitunglah nilai Rf senyawa aldehid, keton dan kalkon tersebut pada lembar
kerja.

3. Perhitungan rendemen analog kalkon hasil rekristalisasi:


Prosedur ini dilakukan di luar jam praktikum (keesokan harinya). Kristal kalkon
hasil rekristalisasi yang telah kering ditimbang dengan neraca analitik, catat berat
kalkon yang diperoleh melalui percobaan. Rendemen (%) kalkon yang diperoleh
dapat dihitung dengan membandingkan berat kalkon percobaan hasil rekristalisasi
dan berat kalkon teoritis berdasarkan rumus berikut:

Rendemen (%) = Berat analog kalkon hasil rekristalisasi x 100%


Berat analog kalkon teoritis

4. Penentuan Titik Leleh analog Kalkon hasil rekristalisasi:


Prosedur ini dilakukan di luar jam praktikum (keesokan harinya). Nyalakan alat
pengukur titik leleh SMP-11, totolkan pipa kapiler pada sampel kalkon hasil
sintesis. Atur temperatur alat dan tempatkan pipa kapiler berisi sampel tersebut
pada alat SMP-11. Amati sampel pada pipa kapiler melalui kaca pembesar. Catat
temperatur pada saat kristal mulai meleleh hingga kristal meleleh sempurna
sebagai titik leleh percobaan. Bandingkan titik leleh analog kalkon yang diperoleh
berdasarkan percobaan ini dengan titik leleh analog kalkon berdasarkan literatur.

5. Penyimpanan dan Pelabelan:


Perlu diperhatikan bahwa setiap kelompok harus menyimpan analog kalkon hasil
rekristalisasi yang diperoleh pada percobaan ini di dalam vial bertutup dan diberi
label “analog kalkon” dan dilengkapi dengan label data kelompok praktikum
Anda (Hari, Jam dan Kelompok), karena senyawa analog kalkon tersebut akan
dipakai sebagai bahan baku pada percobaan berikutnya (Percobaan V).

D. Pertanyaan
1. Apa nama IUPAC dari senyawa analog kalkon yang saudara sintesis pada
percobaan sebelumnya?
2. Metode pemurnian apa yang digunakan untuk memurnikan crude product analog
kalkon pada percobaan ini?
3. Bagaimana prinsip pemurnian dengan metode tersebut?
4. Pelarut apa yang digunakan dalam pemurnian crude product analog kalkon
tersebut?
5. Sebutkan setidaknya tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu senyawa hasil sintesis!
6. Sebutkan kegunaan-kegunaan uji KLT dalam bidang sintesis obat!
7. Apa kepanjangan dari Rf? dan bagaimana cara menghitung nlai Rf?

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


22
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

8. Sebutkan setidaknya 5 sifat fisika suatu senyawa!


9. Apa yang dimaksud dengan titik leleh?
10. Bagaimanakah range titik leleh suatu senyawa murni?
11. Apa nama alat yang digunakan untuk pengukuran titik leleh?
12. Berapa titik leleh (oC) analog kalkon hasil sintesis pada percobaan ini?
13. Berapa titik leleh (oC) analog kalkon tersebut berdasarkan literatur? (lampirkan
sumber kutipan beserta daftar pustakanya)

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


23
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

Nama Mahasiswa : …………………………………. Asisten : ……………….………


NIM : …………………………………. Paraf : …………………….…
Judul Praktikum : Pemurnian Crude Product, Uji Kemurnian, dan Karakterisasi Sifat
Fisika Analog Kalkon Hasil Sintesis
Hari/Tanggal : …………………………………. Pukul : ……………………….

Data dan Hasil Pengamatan:

1. Rekristalisasi crude product kalkon dan perhitungan rendemen analog kalkon hasil
rekristalisasi
a. Pelarut yang digunakan untuk rekristalisasi: ____________________________
b. Berat kertas saring: ________________________________________________
c. Berat kertas saring + kristal analog kalkon hasil rekristalisasi: ______________
d. Berat kristal analog kalkon hasil rekristalisasi: __________________________
e. Warna Kristal analog kalkon hasil rekristalisasi: _________________________
f. Perhitungan rendemen analog kalkon hasil rekristalisasi:

2. Uji KLT untuk menentukan kemurnian kalkon hasil sintesis


a. Eluen yang digunakan dan perbandingannya: _____________________________
b. Perhitungan nilai Rf ...-metoksibenzaldehid (A):

f. Perhitungan nilai Rf 2’-hidroksiasetofenon (K):

g. Perhitungan nilai Rf analog kalkon hasil rekristalisasi (C):

c. Jumlah noda analog kalkon hasil rekristalisasi berdasarkan uji KLT: _________

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


24
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

d. Kesimpulan:

3. Penentuan Titik Leleh


a. Titik leleh analog kalkon berdasarkan literatur: _________________________
b. Titik leleh analog kalkon hasil rekristalisasi: ___________________________
c. Range titik leleh analog kalkon hasil rekristalisasi: ______________________
d. Kesimpulan:

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


25
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

PERCOBAAN V
SINTESIS SENYAWA ANALOG FLAVONOL
DENGAN METODE PENGADUKAN

A. Tujuan percobaan
1. Untuk memahami aplikasi reaksi Flyn-Algar-Oyamada (FAO) pada sintesis
senyawa analog flavonol menggunakan bahan baku senyawa analog 2’-hidroksi
kalkon.
2. Untuk memahami prosedur sintesis analog flavonol dengan metode pengadukan
menggunakan magnetic stirrer.

B. Landasan Teori
1. Reaksi Flynn–Algar–Oyamada (FAO)
Reaksi Flynn–Algar–Oyamada (FAO) merupakan suatu reaksi yang
digunakan untuk membentuk epoksida dan siklisasi intramolekuler dari suatu
struktur dengan rantai terbuka, menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) dalam
larutan basa. Reaksi ini banyak digunakan dalam sintesis organik, seperti untuk
mensintesis senyawa flavanonol dan flavonol dari analog 2’-hidroksikalkon.
Mekanisme reaksi pembentukan flavanonol dan flavonol dapat dilihat pada
gambar berikut.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


26
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

2. Tinjauan Umum Flavonoid


Flavonoid merupakan pigmen berwarna kuning yang dikenal dengan nama
latin Flavus yang berarti warna kuning. Senyawa flavonoid dapat ditemukan pada
buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, batang, bunga, teh,
wine, propolis, madu dan pada berbagai jenis makanan lainnya. Senyawa flavonoid
dikenal memiliki berbagai aktivitas biologi yang menarik, seperti antioksidan,
antikanker, antiplak, antimikrob, dan antivirus.
Struktur dasar dari senyawa flavonoid adalah 2-fenil-benzo[]piran atau inti
flavan, yang terdiri dari dua cincin benzen (A dan B) dihubungkan melalui suatu
cincin piran heterosiklik (C). Atom karbon dinomori menurut sistem penomoran
yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C, serta angka “beraksen”
untuk cincin B, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.

Flavonoid dapat diklasifikasikan berdasarkan asal usul biosintesisnya.


Beberapa kelas flavonoid misalnya kalkon, flavanon, flavan-3-ol dan flavan-3,4-
diol merupakan intermediet dalam biosintesis senyawa antosianidin,
proantosianidin, flavon dan flavonol. Intermediet maupun produk biosintesis
tersebut dapat terakumulasi pada jaringan tumbuhan. Dua kelas tambahan dari
flavonoid adalah isoflavonoid dan neoflavonoid yang merupakan isomer dari
flavonoid. Berbagai jenis kerangka senyawa flavonoid dapat dilihat pada Gambar
berikut.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


27
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

Beberapa analog flavonol turunan 2’-hidroksikalkon tersubstitusi seperti 3-


hidroksi-2-(3,4,5-trimetoksifenil)-4H-kromen-4-on (a), 3-metoksi-2-(3,4,5-
trimetoksi fenil)-4H-kromen-4-on (b), 6-floro-3-hidroksi-2-(3,4,5-trimetoksifenil)-
4H-kromen-4-on (c) dan 7-floro-3-hidroksi-2-(3,4,5-trimetoksifenil)-4H-kromen-4-
on (d) dilaporkan berpotensi untuk diteliti lebih lanjut dan dikembangkan sebagai
obat kanker prostat berdasarkan uji sitotoksik menggunakan cell line 22rv1 kanker
prostat pada manusia dengan nilai IC50 < 5 µM. Senyawa 2-(4-bromophenyl)-3-
hydroxy-4H-chromen-4-one (e) menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap cell line
HCT116 dengan nilai IC50 = 4,6 µM dan juga terhadap human leukemia cell line
dengan IC50 = 3,3 µM. Selain memiliki potensi bioaktivitas sebagai antikanker,
senyawa flavonol juga sangat dikenal dengan aktivitas antioksidannya. Quercetin
(f) merupakan salah satu senyawa flavonol yang terdapat di alam dan mempunyai
aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenil-2-pikrilhidrazil) yang
sangat tinggi. Aktivitas yang sangat beragam dari senyawa flavonoid disebabkan
oleh keanekaragaman strukturnya membuat senyawa ini banyak dijadikan sebagai
model struktur oleh para peneliti dalam hal penemuan senyawa-senyawa dengan
sifat farmakologi yang ditargetkan.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


28
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

3. Analisis Retrosintesis Flavonol


Melalui diskoneksi ikatan C-O pada karbon 2 dan 3 yang terdapat pada
cincin heterosiklik flavonol, dapat diketahui bahwa senyawa flavonol dapat
disintesis menggunakan bahan baku 2’-hidroksikalkon dan hidrogen peroksida.

4. Reaksi Sintesis Flavonol:


Sintesis flavonol dapat dilakukan dengan metode pengadukan dalam pelarut
etanol absolut. KOH ditambahkan ke dalam campuran reaksi sebagai katalis untuk
dan H2O2 ditambahkan sebagai oksidator.

C. Alat dan bahan yang digunakan:


a. Alat: Neraca analitik, spatula, pipet tetes, labu bulat, gelas ukur, magnetic stirrer,
tiang statif, corong Buchner, vial, chamber, beaker glass, batang pengaduk, corong
kaca, erlenmeyer, icebath, pensil, penggaris, pipa kapiler, pinset dan lampu UV 254
dan 366 nm.
b. Bahan: Analog kalkon hasil percobaan IV (Ingat bahwa masing-masing kelas
memiliki analog kalkon yang berbeda), etanol absolut, larutan kalium hidroksida
3N, larutan hidrogen peroksida 30%, larutan asam klorida 3N, aquades, n-heksana,
etil asetat, indikator universal, kertas saring, es kristal, kertas label dan plat KLT
GF254.

D. Prosedur kerja sintesis analog flavonol


1. Sintesis analog flavonol
Sintesis analog flavonol dilakukan berdasarkan modifikasi metode Britton et
al. (2012). Sebanyak 5 mmol analog kalkon dilarutkan dalam 50 mL etanol absolut
dengan bantuan ultrasonikator, kemudian ditambahkan larutan KOH 3 N sebanyak
10 mL. Campuran tersebut kemudian didinginkan di atas mangkuk berisi es di
dalam frezzer selama 15 menit. Kemudian sebanyak 2,5 mL H2O2 30%
ditambahkan ke dalam campuran reaksi dan diaduk menggunakan magnetic stirrer
selama 30 menit pada temperatur kamar. Siapkan plat KLT dan eluen yang

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


29
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

dibutuhkan sambil menunggu 30 menit, kemudian lakukan uji KLT untuk


memonitor reaksi pada menit ke-30 mengikuti prosedur 2. Jika reaksi belum
selesai, lanjutkan reaksi hingga menit ke-60. Setelah reaksi selesai, ke dalam
campuran reaksi ditambahkan larutan HCl 3N sebanyak 10-15 mL sedikit demi
sedikit sampai terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk disaring dengan kertas
saring Whatman 42, sambil dicuci dengan aquades dingin dan n-heksana dingin.
Crude product dikeringkan dalam desikator. Keesokan harinya (di luar jam
praktikum), timbang dan hitunglah rendemen crude product analog flavonol
tersebut.

2. Uji KLT untuk memantau jalannya reaksi sintesis flavonol


a. Siapkan campuran eluen n-heksan:etilasetat 8:2 dalam gelas ukur 10 mL.
Masukkan campuran ke dalam chamber hingga tinggi eluen di dalam chamber
tidak lebih dari 0,4 cm dari dasar chamber dan tutuplah chamber tersebut agar
chamber dijenuhi oleh uap eluen.
b. Siapkan plat KLT dengan ukuran panjang x lebar (5 x 3 cm), beri garis awal dan
batas akhir elusi pada plat tersebut menggunakan pensil, tandai tempat penotolan
sampel larutan dengan pensil seperti pada gambar berikut.

0,4 cm

4 cm 5 cm

0,6 cm
3 cm
c. Siapkan 2 buah vial dan beri label C (Analog kalkon) dan CR (campuran
reaksi). Masukkan sedikit padatan analog kalkon ke dalam vial C. Ambil sedikit
campuran reaksi dengan pipet tetes dan masukkan ke dalam vial CR. Larutkan
masing-masing zat dalam vial tersebut dengan beberapa tetes etanol. Cek
kepekatan larutan yang telah Anda buat dengan menotolkan sedikit larutan
menggunakan pipa kapiler di atas plat KLT lain dan amati nodanya di bawah
lampu UV. Jika noda pada plat KLT terlihat terlalu pekat di bawah lampu UV,
maka encerkan larutan dengan menambahkan etil asetat. Jika noda terlihat
samar-samar, maka tambahkan zat terlarut ke dalam larutan atau bisa juga
dengan melakukan penotolan berulang pada plat yang akan digunakan untuk uji
KLT.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


30
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

d. Setelah prosedur a-c dilakukan dengan baik, totolkan masing-masing sampel


larutan di dalam vial C dan CR tersebut pada plat KLT yang telah disiapkan
menggunakan pipa kapiler.
e. Masukkan plat ke dalam chamber yang telah berisi eluen menggunakan pinset
dan amatilah eluen yang merambat pada plat KLT.
f. Setelah eluen mencapai garis batas akhir, keluarkan plat dengan pinset, eluen
dikeringanginkan dan noda pada plat diamati, dilingkari dengan pensil dan di
foto dengan baik di bawah lampu UV 254 nm dan 366 nm untuk dilampirkan
pada laporan praktikum. Berikan simpulan apakah reaksi sudah selesai atau
belum berdasarkan hasil uji KLT tersebut.

3. Menghitung rendemen crude product analog flavonol:


Crude product analog flavonol yang diperoleh ditimbang untuk dihitung
rendemennya dengan rumus berikut:

Rendemen crude product (%) = Berat crude product analog flavonol x 100%
Berat analog flavonol teoritis

4. Penyimpanan:
Simpan crude product analog flavonol hasil percobaan pada vial bertutup dan
diberi label “crude product flavonol” dan dilengkapi dengan label data kelompok
praktikum Anda (Hari, Jam dan Kelompok). Crude product tersebut akan dipakai
pada percobaan berikutnya (Percobaan VI)

E. Pertanyaan
1. Tuliskan struktur senyawa berikut beserta rumus molekul dan berat molekul nya!
a. 2’-hidroksi-…-metoksi kalkon, Nama IUPAC: (E)-1-(2-hydroxyphenyl)-3-
(…-methoxyphenyl)prop-2-en-1-one
b. ….’-metoksi flavonol, Nama IUPAC: 3-hydroxy-2-(….-methoxyphenyl)-4H-
chromen-4-one
2. Konversikanlah satuan di bawah ini dan lampirkan cara perhitungannya!
4 mmol senyawa analog kalkon pada soal nomor 1 = ………… gram
3. Berapa gram KOH yang ditimbang untuk membuat larutan KOH 3N
menggunakan labu takar 100 mL? Lampirkan cara perhitungannya!
4. Berapa mL HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan HCl 3N
menggunakan labu takar 100 mL
5. Tuliskan analisis retrosintesis analog flavonol untuk menentukan bahan baku yang
akan digunakan pada percobaan ini!
6. Tuliskan reaksi sintesis analog flavonol pada percobaan ini!
7. Tuliskan struktur flavonol yang terbentuk jika diketahui bahan baku analog
kalkon sebagai berikut.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


31
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

8. Melalui analisis retrosintesis, sarankan struktur bahan baku yang dapat digunakan
untuk mensintesis molekul target berikut:

9. Apa fungsi etanol pada percobaan ini?


10. Apa fungsi penambahan kalium hidroksida dan hidrogen peroksida pada
percobaan ini?
11. Apa fungsi penambahan asam klorida pada percobaan ini?
12. Hitunglah berat analog flavonol yang dihasilkan secara teoritis jika jumlah mol
analog kalkon yang bereaksi adalah sebanyak 2 mmol!
13. Hitunglah rendemen (%) analog flavonol jika diperoleh analog flavonol sebanyak
0,5 gram!

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


32
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

Nama Mahasiswa : …………………………………. Asisten : ……………….………


NIM : …………………………………. Paraf : …………………….…
Judul Praktikum : Sintesis Senyawa Analog Flavonol dengan Metode Pengadukan
Hari/Tanggal : …………………………………. Pukul : ………………………..

Data dan Hasil Pengamatan:

1. Penimbangan bahan baku dan sintesis analog flavonol


a. Berat analog kalkon yang ditimbang: ___________________________________
b. Berat KOH yang ditimbang: __________________________________________
c. Volume H2O2 30% yang digunakan: ___________________________________
d. Pelarut yang digunakan: _____________________________________________
e. Waktu reaksi: _____________________________________________________
f. Volume HCl yang dipakai untuk netralisasi: _____________________________

2. Uji KLT untuk memantau berlangsungnya reaksi sintesis flavonol


a. Eluen yang digunakan: _____________________________________________
b. Jumlah noda pada campuran reaksi: ___________________________________
c. Apakah noda pada campuran reaksi ada yang nilai Rf nya sama dengan Rf analog
kalkon pada pengamatan di bawah lampu UV 254 nm? ____________________
d. Apakah noda pada campuran reaksi ada yang nilai Rf nya sama dengan Rf analog
kalkon pada pengamatan di bawah lampu UV 366 nm? ____________________
e. Kesimpulan: ______________________________________________________

3. Penimbangan crude product analog flavonol


a. Berat kertas saring: _________________________________________________
b. Berat kertas saring + crude product analog flavonol: ______________________
c. Berat crude product analog flavonol: ___________________________________
d. Warna crude product analog flavonol: __________________________________
e. Perhitungan rendemen crude product:

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


33
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

PERCOBAAN VI
PEMURNIAN CRUDE PRODUCT DAN UJI KEMURNIAN
ANALOG FLAVONOL HASIL SINTESIS

A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami prosedur pemurnian crude product analog flavonol hasil
sintesis dengan metode rekristalisasi.
2. Untuk memahami prosedur uji kemurnian crude product analog flavonol hasil
sintesis dengan metode KLT

B. Alat dan bahan yang digunakan:


1. Alat: Beaker glass, spatula, pipet tetes, waterbath, batang pengaduk, corong kaca,
erlenmeyer, icebath, vial, gelas ukur, chamber, pensil, penggaris, pipa kapiler,
pinset, lampu UV254 dan 366, dan neraca analitik.
2. Bahan: Crude product analog flavonol hasil sintesis percobaan V (ingat, masing-
masing kelas mensintesis analog flavonol dengan strutur yang berbeda),
etanol absolut, n-heksana, etil asetat, aluminium foil, es kristal, kertas saring,
aquades, plat KLT GF254 dan kertas label.

C. Prosedur kerja
1. Rekristalisasi crude product analog flavonol hasil sintesis
Panaskan etanol absolut di atas waterbath atau hotplate pada temperatur 50-60 oC
dalam wadah tertutup. Padatan atau kristal crude product analog flavonol
ditempatkan di dalam beaker glass dan ditambahkan dengan etanol panas pipet
demi pipet sambil diaduk di atas waterbath hingga seluruh padatan crude product
analog flavonol tersebut larut (pelarut jangan ditambahkan berlebihan). Siapkan
corong kaca dan kertas saring. Larutan crude product analog flavonol disaring
dalam keadaan panas dan filtratnya di tampung menggunakan erlenmeyer ukuran
50 mL. Filtrat tersebut dibiarkan dingin pada temperatur ruang. Kemudian tutup
mulut erlenmeyer dengan aluminium foil dan dinginkan erlenmeyer berisi filtrat
tersebut dalam wadah berisi pecahan es. Kristal yang terbentuk kemudian
disaring dengan corong Buchner (mengunakan kertas saring yang telah ditimbang
sebelumnya), dicuci dengan n-heksana dingin dan dikeringanginkan pada
temperatur ruang. Setelah kering, timbang berat dan hitung rendemen senyawa
flavonol hasil rekristalisasi tersebut keesokan harinya (di luar jam praktikum
sintesa obat). Untuk uji kemurnian senyawa analog flavonol hasil rekristalisasi,
dapat digunakan analog flavonol yang belum kering mengikuti prosedur 2.

Catatan: Jika kristal tidak terbentuk juga, maka jenuhkan larutan dengan
menguapkan sebagian pelarut menggunakan waterbath, kemudian biarkan hingga
mencapai suhu ruang, lalu dinginkan kembali larutan di dalam icebath

2. Uji KLT untuk menentukan kemurnian analog kalkon hasil rekristalisasi:

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


34
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

a. Siapkan campuran eluen n-heksan:etilasetat 8:2 dalam gelas ukur 10 mL.


Homogenkan campuran tersebut dan masukkan campuran ke dalam chamber
hingga tinggi eluen di dalamnya tidak lebih dari 0,4 cm dari dasar chamber dan
tutuplah chamber tersebut agar eluen tidak menguap dan chamber menjadi
jenuh dengan uap eluen.
b. Siapkan plat KLT dengan ukuran panjang x lebar (5 x 3 cm), beri garis awal
dan batas akhir elusi pada plat tersebut menggunakan pensil, tandai tempat
penotolan sampel larutan dengan pensil

4 cm 5 cm

0,6 cm
3 cm

c. Siapkan 2 buah vial dan beri label C (analog kalkon) dan F (flavonol hasil
rekristalisasi). Masukkan sedikit padatan analog kalkon ke dalam vial C dan
sedikit padatan analog flavonol hasil rekristalisasi ke dalam vial F. Larutkan
masing-masing senyawa dalam vial tersebut dengan beberapa tetes etil asetat.
Cek kepekatan larutan yang telah Anda buat dengan menotolkan sedikit larutan
menggunakan pipa kapiler di atas plat KLT lain dan amati nodanya di bawah
lampu UV. Jika noda pada plat KLT terlihat terlalu pekat di bawah lampu UV,
maka encerkan larutan dengan menambahkan etil asetat. Jika noda terlihat
samar-samar, maka tambahkan zat terlarut ke dalam larutan atau bisa juga
dengan melakukan penotolan berulang pada plat yang akan digunakan untuk
uji KLT.
d. Setelah prosedur a-c dilakukan dengan baik, totolkan masing-masing sampel
larutan di dalam vial C dan F tersebut pada plat KLT yang telah disiapkan
menggunakan pipa kapiler.
e. Masukkan plat ke dalam chamber yang telah berisi eluen menggunakan pinset
dan amatilah eluen yang merambat pada plat KLT.
f. Setelah eluen mencapai garis batas akhir, keluarkan plat dengan pinset, eluen
dikeringanginkan dan noda pada plat diamati, dilingkari dengan pensil dan di
foto dengan baik di bawah lampu UV 254 dan 366 nm untuk dilampirkan pada
laporan praktikum. Beri kesimpulan pada lembar kerja apakah analog flavonol
hasil rekristalisasi sudah murni atau belum. Contoh hasil KLT dan foto yang
baik dapat dilihat pada gambar di halaman selanjutnya.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


35
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

g. Hitunglah nilai Rf senyawa kalkon dan flavonol tersebut pada lembar kerja

3. Perhitungan rendemen analog flavonol hasil rekristalisasi:


Prosedur ini dilakukan di luar jam praktikum (keesokan harinya). Kristal flavonol
hasil rekristalisasi yang telah kering ditimbang dengan neraca analitik, catat berat
flavonol yang diperoleh melalui percobaan. Rendemen (%) flavonol yang
diperoleh dapat dihitung dengan membandingkan berat flavonol hasil
rekristalisasi dan berat flavonol teoritis berdasarkan rumus berikut:

Rendemen (%) = Berat analog flavonol hasil rekristalisasi x 100%


Berat analog flavonol teoritis

4. Penyimpanan dan Pelabelan:


Perlu diperhatikan bahwa setiap kelompok harus menyimpan analog flavonol
hasil rekristalisasi yang diperoleh pada percobaan ini di dalam vial bertutup dan
diberi label “analog flavonol hasil rekristalisasi” dan dilengkapi dengan label data

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


36
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

kelompok praktikum Anda (Hari, Jam dan Kelompok), serta label “murni” atau
“belum murni”.

D. Pertanyaan
1. Apa nama IUPAC dari senyawa analog flavonol yang saudara sintesis pada
percobaan sebelumnya?
2. Metode pemurnian apa yang digunakan untuk memurnikan crude product analog
flavonol pada percobaan ini?
3. Bagaimana prinsip pemurnian dengan metode tersebut?
4. Pelarut apa yang digunakan dalam pemurnian crude product analog flavonol
tersebut?
5. Sebutkan setidaknya tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu senyawa hasil sintesis!
6. Sebutkan kegunaan-kegunaan uji KLT dalam bidang sintesis obat!
7. Apa kepanjangan dari Rf? dan bagaimana cara menghitung nlai Rf?

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


37
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

Nama Mahasiswa : …………………………………. Asisten : ……………….………


NIM : …………………………………. Paraf : …………………….…
Judul Praktikum : Pemurnian Crude Product dan Uji Kemurnian Analog Flavonol Hasil
Sintesis
Hari/Tanggal : …………………………………. Pukul : ……………………….

Data dan Hasil Pengamatan:

1. Rekristalisasi crude product flavonol dan perhitungan rendemen analog flavonol


hasil rekristalisasi
a. Pelarut yang digunakan untuk rekristalisasi: ____________________________
b. Berat kertas saring: ________________________________________________
c. Berat kertas saring + kristal analog flavonol hasil rekristalisasi: _____________
d. Berat kristal analog flavonol hasil rekristalisasi: _________________________
e. Warna Kristal analog flavonol hasil rekristalisasi: ________________________
f. Perhitungan rendemen analog flavonol hasil rekristalisasi:

2. Uji KLT untuk menentukan kemurnian flavonol hasil sintesis


a. Eluen yang digunakan: ______________________________________________
b. Perhitungan nilai Rf analog kalkon (C):

c. Perhitungan nilai Rf analog flavonol hasil rekristalisasi (F):

e. Jumlah noda analog kalkon hasil rekristalisasi berdasarkan uji KLT: _________
f. Kesimpulan:

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


38
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

PERCOBAAN VII
KARAKTERISASI SIFAT FISIKA DAN PENGUKURAN SPEKTRUM UV
SENYAWA ANALOG FLAVONOL HASIL SINTESIS

A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami prosedur pengukuran titik leleh senyawa analog flavonol hasil
sintesis
2. Untuk memahami prosedur pengukuran spektrum UV dan melihat pengaruh
penambahan pereaksi geser terhadap spektrum UV senyawa analog flavonol hasil
sintesis

B. Alat dan bahan yang digunakan:


1. Alat: Beaker glass, spatula, pipet tetes, batang pengaduk, corong kaca, labu takar
10 mL, vial, neraca analitik, alat pengukur titik leleh SMP-11, dan
spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu).
2 Bahan: Crude product analog flavonol hasil pemurnian pada percobaan VI
(ingat, masing-masing kelas memiliki analog flavonol dengan strutur yang
berbeda), etanol absolut, aluminium foil, dan kertas label.

C. Prosedur kerja
1. Penentuan Titik Leleh analog flavonol hasil rekristalisasi:
Nyalakan alat pengukur titik leleh SMP-11, totolkan pipa kapiler pada sedikit
kristal flavonol hasil sintesis. Atur temperatur alat dan tempatkan pipa kapiler
berisi sampel tersebut pada alat SMP-11. Amati kristal yang terdapat di dalam
pipa kapiler melalui kaca pembesar. Catat temperatur pada saat kristal mulai
meleleh hingga kristal meleleh sempurna sebagai titik leleh percobaan.
Bandingkan titik leleh analog flavonol yang diperoleh berdasarkan percobaan ini
dengan titik leleh analog flavonol dengan struktur yang sama berdasarkan
literatur.

2. Pengukuran spektrum UV senyawa analog flavonol hasil sintesis:


a. Pengukuran spektrum UV tanpa penambahan pereaksi geser.
Timbang 10 mg senyawa analog flavonol hasil rekristalisasi, kemudian
larutkan dalam 10 mL etanol absolut, sehingga diperoleh larutan induk 1000
µg/mL. Buat larutan uji dengan konsentrasi 10 µg/mL sebanyak 10 mL
dengan mengencerkan larutan induk dengan labu takar 10 mL. Bagi dua
larutan uji tersebut. Bagian pertama akan dipakai untuk prosedur 2a dan
bagian pertama akan dipakai untuk prosedur 2b. Masukkan larutan uji 10
µg/mL tersebut ke dalam kuvet dan ukur serapannya pada rentang 200-600
nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Simpan file PDF spektrum yang
diperoleh, catat panjang gelombang maksimum dan absorbansi yang
diperoleh pada lembar kerja praktikan.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


39
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

b. Pengukuran Spektrum UV dengan penambahan pereaksi geser.


Sebanyak 5 mL larutan uji 10 µg/mL yang telah dibuat pada prosedur 2a
ditambahkan dengan 3 tetes larutan NaOH 2M. Kocok hingga homogen,
kemudian masukkan ke dalam kuvet dan ukur spektrum serapannya pada
rentang 200-600 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Simpan file
PDF spektrum yang diperoleh, catat panjang gelombang maksimum dan
absorbansi yang diperoleh pada lembar kerja praktikan.
c. Membuat Overlay Spektrum UV pada prosedur 2a dan 2b
Saudara akan dipandu oleh laboran/analis untuk membuat overlay spektrum
UV tersebut.

3. Penyerahan produk akhir praktikum


Perlu diperhatikan bahwa setiap kelompok harus menyerahkan sisa analog
flavonol yang telah digunakan pada percobaan ini kepada asisten praktikum dan
laboran.

D. Pertanyaan
1. Apa nama IUPAC dari senyawa analog flavonol yang saudara murnikan pada
percobaan sebelumnya?
2. Sebutkan setidaknya 5 sifat fisika suatu senyawa!
3. Apa yang dimaksud dengan titik leleh?
4. Bagaimanakah range titik leleh suatu senyawa murni?
5. Apa nama alat yang digunakan untuk pengukuran titik leleh?
6. Berapa titik leleh (oC) analog flavonol hasil sintesis pada percobaan ini?
7. Berapa titik leleh (oC) analog flavonol tersebut berdasarkan literatur? (lampirkan
sumber kutipan beserta daftar pustakanya)
8. Berapa panjang gelombang maksimum dari analog flavonol hasil sintesis pada
percobaan ini tanpa penambahan pereaksi geser?
9. Berapa panjang gelombang maksimum dari analog flavonol tersebut berdasaarkan
literatur? (lampirkan sumber kutipan beserta daftar pustakanya)
10. Apa yang dimaksud dengan pereaksi geser?
11. Pereaksi geser apa yang digunakan dalam analisis senyawa analog flavonoid hasil
sintesis tersebut?
12. Bagaimana cara menyiapkan larutan yang akan digunakan sebagai pereaksi geser
tersebut sebanyak 10 mL?
13. Berapa panjang gelombang maksimum dari analog flavonol hasil sintesis pada
percobaan ini setelah ditambahkan dengan pereaksi geser?

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


40
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

Nama Mahasiswa : …………………………………. Asisten : ……………….………


NIM : …………………………………. Paraf : …………………….…
Judul Praktikum : Karakterisasi Sifat Fisika dan Pengukuran Spektrum UV Senyawa
Analog Flavonol Hasil Sintesis
Hari/Tanggal : …………………………………. Pukul : ……………………….

Data dan Hasil Pengamatan:

1. Penentuan Titik Leleh


a. Titik leleh analog flavonol berdasarkan literatur: _________________________
b. Titik leleh analog flavonol hasil rekristalisasi: ___________________________
c. Range titik leleh analog flavonol hasil rekristalisasi: ______________________
d. Kesimpulan:

2. Pengukuran Spektrum UV 1 (tanpa penambahan pereaksi geser)


a. Berat senyawa yang ditimbang: _______________________________________
b. Pelarut yang digunakan: _____________________________________________
c. Volume larutan yang dibuat: _________________________________________
d. Panjang gelombang maksimum 1: _____________________________________
e. Absorbansi 1: _____________________________________________________
f. Panjang gelombang maksimum 2: _____________________________________
g. Absorbansi 2: _____________________________________________________

3. Pengukuran Spektrum UV 2 (dengan penambahan pereaksi geser)


a. Pereaksi geser yang digunakan: _______________________________________
b. Panjang gelombang maksimum 1: _____________________________________
c. Absorbansi 1: _____________________________________________________
d. Panjang gelombang maksimum 2: _____________________________________
e. Absorbansi 2: _____________________________________________________

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


41
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

Bahan Bacaan:

1. Fieser, L.F. 1941. Experiment in Organic Chemistry 2nd Eds. D.C. Heat and Company,
Boston.
2. Moore, S. Traditional Undergraduate Experiment: Synthesis of Aspirin. Spinsolve®
Magritek. Available online on http://www.magritek.com. Diakses pada tanggal 3 Juli 2017.
3. Olmsted III, J. 1998. Synthesis of Aspirin, A General Chemistry Experiment. Journal of
Chemical Education, 75(10): 1261-1263.
4. Ikhtiarudin, I., Frimayanti, N., Teruna, H.Y., Zamri, A., 2017. Microwave-Assisted
Synthesis, Molecular Docking Study and in vitro Evaluation of Halogen Subtituted
Flavonols Against P388 Murine Leukimia Cells. Proceeding of ICST 2016: Applied Sciences
and Technology, 1(1): 375-381.
5. Ikhtiarudin, I., Lelani, Zamri, A., Teruna, H.Y., Yuharmen. 2014. Sintesis dan Uji
Toksisitas Senyawa Analog Kalkon Turunan 2’-hidroksiasetofenon dan Halobenzaldehid.
Jurnal Photon, 5(1): 57-63.
6. Dona, R., Frimayanti, N., Ikhtiarudin, I., Iskandar, B., Maulana, F, & Silalahi, N.T. 2019.
Studi In Silico, Sintesis, dan Uji Sitotoksik Senyawa p-Metoksi Kalkon Terhadap Sel Kanker
Payudara MCF-7. J Sains Farm Klin, 6(3): 243–249.
7. Ikhtiarudin, I., Agistia, N., Frimayanti, N., Harlianti, T., Jasril. 2020. Microwave-assisted
synthesis of 1-(4-hydroxyphenyl)-3-(4-methoxyphenyl)prop-2-en-1-one and its activities as
an antioxidant, sunscreen, and antibacterial. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 23(2): 51-60.
8. Zamri, A., Teruna, H.Y., Ikhtiarudin, I. 2016. Pengaruh Variasi Daya Terhadap Selektivitas
Reaksi Sintesis Analog 2’-Hidroksicalkon menggunakan Iradiasi Gelombang Mikro.
Molekul, 11(2): 299-307.
9. Jasril J., Ikhtiarudin, I., Zamri A., Teruna, H.Y., Frimayanti, N. 2017. New fluorinated
chalcone and pyraoline analogs: synthesis, docking, and molecular dynamic studies as
anticancer agents. Thai Journal of Pharmaceutical Sciences, 41(3): 93-98.
10. Jasril, Zamri, A., Ikhtiarudin, I., Teruna, H.Y. 2016. 5-(4-Fluorophenyl)-3-(naphthalene-1-
yl)-1-phenyl-4,5-dihydro-1H-pyrazole. Molbank, M891: 1-5.
11. Britton, R.G., Horner-Glister, E., Pomenya, O.A., Smith, E.E., Denton, R., Jenkins, P.R.,
Steward, W.P., Brown, K., Gescher, A. & Sale, S. 2012. Synthesis and Biological Evaluation
of Novel Flavonols as Potential Anti-Prostate Cancer Agent. European Journal of Medicinal
Chemistry, 54: 952-958.
12. Burmistrova, O., Marrero, M.T., Estevez, S., Welsch, I., Brouard, I., Quintana, J. & Estevez,
F. 2014. Synthesis and Effects on Cell Viability of Flavonols and 3-Methyl Ether Derivatives
on Human Leukemia Cells. European Journal of Medicinal Chemistry, 84: 30-41.
13. Dias, T.A., Duarte, C.L., Lima, C.F., Proenca, M.F. & Pereira-Wilson, C. 2013. Superior
Anticancer Activity of Halogenated Chalcones and Flavonols Over the Natural Flavonol
Quercetin. European Journal of Medicinal Chemistry, 65: 500-510.
14. Jadhav, S.B., Bagul, K.R., Bagul, P.R. & Gaikwad, K.V. 2008. Synthesis of Some Novel
Flavonol Derivatives and Its Antimicrobial Activity. Oriental Journal of Chemistry, 24(2):
583-588.
15. Solomons, T.W.G. 1994. Fundamental of Organic Chemistry, 4th Ed. John Wiley & Sons,
Inc., New York.
16. Solomons, T.W.G. & Fryhle, C.B. 2011. Organic Chemistry, 10th Ed. John Wiley & Sons,
Inc., New Jersey.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


42
Penuntun Praktikum Sintesa Obat

17. Volhardt, P. and Schore, N. 2011. Organic Chemistry, Structure and Function, 6th Ed. W.H.
Freeman and Company, New York.
18. Wade, L.G. 2006. Organic Chemistry, 6th Ed. Peason Education, Inc., New Jersey.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021-2022


43

Anda mungkin juga menyukai