Sintesa Obat
Tim Penyusun:
Ihsan Ikhtiarudin, M.Si
apt. Rahma Dona, M.Si
apt. Enda Mora, M.Farm
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
2021
Diktat Praktikum ini milik:
NAMA : __________________________________
NIM : __________________________________
KELAS : __________________________________
GRUP : __________________________________
KELOMPOK : __________________________________
Untuk diperhatikan:
File Diktat Penuntun Praktikum ini wajib dicetak warna
oleh masing-masing mahasiswa dengan lengkap sebagai
pegangan selama praktikum Daring (Online) maupun Luring
(Offline) pada semester Ganjil 2021/2022.
Dilarang keras mengupload file Diktat ini pada Website
atau Media Sosial apapun tanpa Izin tertulis dari Tim
Penyusun Diktat.
Penuntun Praktikum Sintesa Obat
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas nikmat dan
rahmatnya akhirnya kami dapat menyelesaikan Diktat Penuntun Praktikum ini sebagai
pedoman mahasiswa dalam melaksanakan Praktikum Sintesa Obat pada Program Studi S1
Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
Pokok bahasan pada diktat ini mencakup tata tertib pelaksanaan praktikum sintesa
obat dan materi-materi praktikum yang akan dipraktikkan pada semester ganjil Tahun
Akademik 2021-2022 ini. Diktat ini dirancang sedemikian rupa dilengkapi dengan materi
mengenai analisis retrosintesis, reaksi kimia yang terlibat dalam setiap percobaan, dan
prosedur kerja yang memudahkan mahasiswa memahami setiap tahapan kerja pada sintesa
obat ataupun sintesa senyawa bahan alam yang dapat dilakukan di laboratorium.
Tentunya penulis menyadari bahwa diktat ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan masukan yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
untuk membuat diktat penuntun praktikum ini menjadi lebih baik di masa mendatang.
Akhirnya, Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga tersusunnya Penuntun Praktikum Sintesa Obat ini. Mudah-mudahan
Diktat Penuntun Praktikum ini bermanfaat bagi Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Riau untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai proses sintesis beberapa senyawa
obat dan juga beberapa senyawa bahan alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai
obat.
Mengetahui,
Ketua STIFAR Ketua Prodi S1,
DAFTAR ISI
A. Waktu Praktikum
1. File Diktat Penuntun Praktikum ini wajib dicetak oleh masing-masing
mahasiswa dengan lengkap sebagai pegangan selama praktikum Daring dan
Luring pada semester Ganjil 2021/2022.
2. Dilarang keras mengupload file Diktat ini pada Website dan Media Sosial
lainnya tanpa Izin tertulis dari Tim Penyusun Diktat
3. Untuk Pelaksanaan Praktikum Daring, Mahasiswa melakukan absensi pada
Smart Learning STIFAR Riau sesuai dengan waktu absensi yang telah
ditetapkan.
4. Untuk Pelaksanaan Praktikum Non Daring, mahasiswa harus hadir paling lambat
10 menit sebelum jadwal praktikum dimulai.
5. Bila berhalangan hadir karena izin atau sakit harus memberi tahu dengan surat
keterangan yang diketahui orang tua (bila izin) dan surat keterangan dari dokter
(bila sakit).
6. Mahasiswa yang tidak hadir tanpa surat keterangan di atas akan dianggap alfa,
dan jika lebih dari 2 kali tidak mengikuti praktikum maka tidak diperbolehkan
mengikuti Ujian Akhir Praktikum. Dengan kata lain, nilai praktikum sintesa obat
dianggap E (gagal).
7. Untuk pelaksanaan objek praktikum daring, akan dilakukan melalui media
Smart Learning, Google Meet, Youtube, dan Google Form.
8. Untuk pelaksanaan objek praktikum luring, setiap mahasiswa diwajibkan
menggunakan jas laboratorium, masker, sarung tangan, dan mengikuti setiap
protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh laboratorium maupun satgas
penanggulangan COVID-19 STIFAR Riau, termasuk jika ada aturan mengenai
vaksin atau sertifikat vaksin.
9. Sebelum melaksanakan objek praktikum, mahasiswa diharapkan dapat membaca
diktat dan memahami objek praktikum yang akan dilaksanakan. Karena,
sebelum pelaksanaan objek akan selalu ada responsi untuk menguji kesiapan
mahasiswa.
10. Mahasiswa hendaknya berhati-hati dan mengikuti arahakan laboran dan asisten
praktikum dengan baik ketika menggunakan suatu peralatan. Apabila mahasiswa
7. Jangan membuang sisa zat kimia sembarangan, buanglah pada tempat yang sudah
ditentukan (tanyakan ke asisten dan laboran) dan langsung diencerkan dengan air
sesegera mungkin.
C. Pengamatan Praktikum
1. Untuk proses pratikum daring, mahasiswa harus mengisi setiap data hasil
pengamatan pada lembar kerja praktikan yang telah tersedia pada diktat
penuntun praktikum sintesa obat, kemudian memfoto atau menscan lembar kerja
tersebut, dan menguploadnya melalui link yang akan diberikan oleh asisten
praktikum.
2. Untuk proses praktikum non daring, mahasiswa harus mengisi setiap data hasil
pengamatan pada lembar kerja praktikan yang telah disediakan pada diktat
penuntun praktikum sintesis obat, dan meminta asisten untuk mengecek data
pengamatan saudara dan juga paraf dari asisten tersebut.
3. Pada kertas lembar kerja praktikan, harus dicantumkan
- Nama dan NIM mahasiswa
- Hari/Tanggal Percobaan dan Jam Praktikum
- Nama Asisten dan Paraf Asisten yang bersangkutan
D. Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum Sintesis obat terdiri dari 2 laporan yaitu Laporan Sementara
dan Laporan Akhir. Laporan Sementara adalah Lembar Kerja Praktikan pada
Diktat yang harus dikumpulkan dan diparaf setelah melakukan praktikum pada
hari tersebut, kemudian akan dikembalikan ke Anda untuk dilampirkan pada
laporan akhir, sedangkan Laporan Akhir untuk setiap objek praktikum di
kumpulkan sehari sebelum objek percobaan berikutnya dimulai.
2. Laporan dituliskan pada kertas A4 dengan margin kiri, kanan atas dan bawah
masing-masing yaitu 4, 3, 3, dan 3 cm. Baik laporan sementara maupun laporan
akhir dibuat dengan tulisan tangan.
3. Susunan Laporan Akhir secara umum adalah sebagai berikut:
a. Halaman Cover harus mencantumkan Judul Percobaan, Logo STIFAR,
Disusun oleh: Nama Mahasiswa, NIM, Kelompok, Hari/Tanggal/Jam
Praktikum, Nama Dosen dan Asisten sesuai percobaan yang dilakukan, serta
Identitas Prodi sebagaimana terdapat pada cover skripsi.
PERCOBAAN I
SINTESIS ASPIRIN DENGAN METODE ULTRASONIKASI
DAN PEMURNIAN CRUDE PRODUCT ASPIRIN
A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami reaksi asetilasi asam salisilat dalam sintesis aspirin.
2. Untuk memahami prosedur sintesis aspirin dengan metode ultrasonikasi
3. Untuk memahami prosedur pemurnian aspirin dengan metode rekristalisasi
B. Landasan Teori
1. Reaksi Esterifikasi
Ester dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi, yaitu reaksi pembentukan
ester dari reaksi antara asam karboksilat dan alkohol. Pada umumnya, agar reaksi
ini dapat berlangsung dengan cepat, reaksi ini membutuhkan asam pekat sebagai
katalis. Asam yang biasa digunakan adalah asam sulfat pekat atau asam fosfat
pekat. Selain menghasilkan ester, reaksi ini juga melepaskan sejumlah molekul air
sebagai produk samping, sebagaimana digambarkan pada reaksi berikut.
2. Aspirin
Aspirin, juga dikenal sebagai asam asetilsalisilat (ASA),
adalah obat yang digunakan untuk mengobati rasa sakit, demam,
atau peradangan. Kondisi peradangan spesifik di mana aspirin
digunakan misalnya pada penyakit Kawasaki, perikarditis, dan
demam rematik. Pada kasus tertentu, aspirin juga digunakan dalam
jangka panjang untuk membantu mencegah serangan jantung, stroke
iskemik, dan pembekuan darah pada orang yang berisiko tinggi. Obat ini juga dapat
menurunkan risiko jenis kanker tertentu, terutama kanker kolorektal. Aspirin adalah
obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).
5. Sonikasi
Sonikasi adalah suatu proses menerapkan energi suara untuk menggerakkan
partikel dalam sampel, untuk berbagai keperluan. Energi suara yang diterapkan
biasanya berada pada daerah frekuensi ultrasonik (> 20 kHz), sehingga proses ini
dikenal juga dengan istilah ultrasonikasi.
Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair, dan gas.
Proses sonikasi ini mengubah sinyal listrik menjadi getaran fisik yang dapat
diarahkan untuk suatu bahan dengan menggunakan alat yang bernama sonikator.
Bagian utama dari perangkat sonikator adalah generator listrik ultrasonik.
Perangkat ini membuat sinyal (biasanya sekitar 20 kHz) yang berkekuatan ke
transduser. Transduser mengubah sinyal listrik menjadi getaran mekanik yang
kemudian dikeluarkan melewati probe. Probe mengirimkan getaran ke larutan
yang disonikasi. Probe bergerak naik dan turun pada tingkat kecepatan yang tinggi,
meskipun amplitudo dapat dikontrol dan dipilih berdasarkan larutan yang
disonikasi. Gerakan cepat probe menimbulkan efek yang disebut kavitasi.
Sonikasi ini biasanya dilakukan untuk memecah senyawa atau sel untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Getaran ini memiliki efek yang sangat kuat pada larutan,
menyebabkan pecahnya molekul dan putusnya sel. Ultrasonikasi dapat
diaplikasikan untuk berbagai keperluan, seperti pada proses ekstraksi beberapa
senyawa metabolit sekunder dari tanaman, mikroalga dan rumput laut, dan bisa
juga diaplikasikan untuk mensintesis berbagai senyawa obat.
Dalam hal kinetika kimia, aplikasi gelombang ultrasonik dapat
meningkatkan kereaktifan kimia pada suatu sistem yang secara efektif bertindak
sebagai katalis untuk lebih mereaktifkan atom–atom dan molekul dalam
sistem. Kavitasi yang terjadi terbukti dapat mengurangi waktu reaksi,
meningkatkan rendemen dalam reaksi kimia, dan meningkatkan selektivitas reaksi.
6. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu metode pemurnian suatu padatan senyawa
organik dalam suatu pelarut tertentu. Metode pemurnian ini didasarkan pada
prinsip bahwa kelarutan dari kebanyakan padatan senyawa organik (solid) akan
meningkat dengan meningkatnya temperatur. Jika larutan didinginkan secara
perlahan, maka kelarutan senyawa organik dalam larutan tersebut akan berkurang,
sehingga senyawa organik yang awalnya larut tersebut akan keluar dari fase
larutan (aq) dan akan kembali membentuk padatan (s).
D. Prosedur kerja
1. Sintesis aspirin:
Sebanyak 2 gram asam salisilat ditempatkan dalam erlenmeyer dan dengan hati-
hati dipipetkan 5 mL asam asetat anhidrat melalui dinding erlenmeyer sedemikian
rupa sehingga semua kristal asam salisilat yang menempel pada dinding
erlenmeyer terbawa ke dasar erlenmeyer. Setelah itu, tambahkan 3 tetes asam
sulfat pekat sebagai katalis di dalam lemari asam dan tutup mulut Erlenmeyer
dengan aluminium foil. Campuran tersebut kemudian diultrasonikasi selama 30
menit. Setelah itu, segera tuangkan 20 mL aquades dan pindahkan erlenmeyer ke
dalam wadah berisi air es (ice bath) hingga terbentuk padatan atau kristal. Padatan
yang terbentuk kemudian dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring
menggunakan corong Buchner, dicuci dengan aquades dingin, sehingga diperoleh
crude product aspirin. Crude product aspirin yang diperoleh kemudian
dimurnikan dengan metode rekristalisasi.
E. Pertanyaan
1. Tuliskan rumus struktur asam salisilat, asetat anhidrida, asam sulfat pekat, dan
etanol!
13. Menggunakan persamaan di bawah ini, hitunglah rendemen aspirin yang didapat
jika berat kristal aspirin yang diperoleh berdasarkan percobaan adalah 2,01 gram!
PERCOBAAN II
UJI KEMURNIAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIKA
ASPIRIN HASIL SINTESIS
A. Tujuan percobaan
Untuk menentukan kemurnian dan karakterisasi sifat fisika aspirin hasil sintesis
melalui uji KLT dan penentuan titik leleh
B. Landasan Teori
1. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) mempunyai beberapa kegunaan dalam sintesis
obat. Melalui uji KLT, kita dapat mengontrol atau mengamati jalannya suatu
reaksi sintesis dengan cara membandingkan pola noda dari campuran reaksi
dengan noda dari senyawa asal (bahan baku). Jika noda-noda pada campuran
reaksi memiliki Rf (Retardation Factor) yang sama dengan Rf senyawa awal
(bahan baku), dapat disimpulkan bahwa reaksi belum selesai, dengan kata lain,
tidak semua bahan baku berhasil dikonversi menjadi produk (molekul target).
Selain itu, melalui uji KLT kita juga dapat menentukan kemurnian dari suatu
senyawa hasil sintesis dan uji KLT juga dilakukan untuk menghitung nilai Rf yang
merupakan sifat fisika dari suatu senyawa dan membandingkannya dengan Rf
standar aspirin murni untuk memastikan apakah senyawa yang diperoleh tersebut
benar merupakan aspirin. Jika produk hasil sintesis memiliki nilai Rf yang sama
dengan standar aspirin setelah dibandingkan dengan minimal paling tidak 3 sistem
eluen yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa senyawa yang diperoleh
tersebut benar merupakan aspirin. Namun, untuk menguatkan kesimpulan tersebut
juga perlu dilakukan beberapa uji kemurnian lainnya, seperti penentuan titik leleh
dan analisis HPLC. Selain itu, analisis spektroskopi (UV-Vis, IR, MS dan NMR)
untuk mengkonfirmasi stuktur produk hasil sintesis.
2. Titik Leleh
Titik leleh (melting point, mp) adalah temperatur pada saat suatu padatan atau
kristal mulai meleleh hingga meleleh sempurna. Titik leleh merupakan sifat fisika
dari suatu senyawa yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang
tidak diketahui dengan cara membandingkan titik leleh senyawa tersebut dengan
titik leleh beberapa senyawa standar atau membandingkannya dengan literatur.
Selain itu, dengan mengetahui range titik leleh dari suatu kristal, kita dapat
mengetahui apakah suatu kristal tersebut telah murni atau belum. Semakin tajam
range titik leleh suatu senyawa, maka semakin tinggi tingkat kemurnian senyawa
tersebut. Senyawa murni umumnya memiliki range titik leleh yang tajam ( 2oC).
Titik leleh suatu senyawa dapat ditentukan menggunakan alat pengukur titik leleh,
misalnya Fisher John atau Stuart melting point apparatus. Berdasarkan literatur,
kristal aspirin meleleh pada temperatur 134-136 oC, sedangkan kristal asam
salisilat meleleh pada temperatur 158–161 oC.
D. Prosedur Kerja
1. Uji KLT aspirin hasil rekristalisasi:
a. Siapkan campuran eluen etanol:air (7:3) dalam gelas ukur 10 mL. Masukkan
eluen tersebut ke dalam chamber hingga tinggi eluen di dalamnya tidak lebih
dari 0.4 cm dari dasar chamber. Tutuplah chamber dan biarkan chamber
menjadi jenuh oleh uap eluen.
b. Siapkan plat KLT dengan ukuran panjang x lebar (5 x 3 cm), beri garis awal
dan batas akhir elusi pada plat tersebut menggunakan pensil, tandai tempat
penotolan sampel larutan dengan pensil seperti pada gambar berikut.
0,4 cm
4 cm 5 cm
0,6 cm
3 cm
f. Setelah eluen mencapai garis batas akhir, keluarkan plat dari dalam chamber
dengan pinset, eluen dikeringanginkan dan noda pada plat diamati, dilingkari
dengan pensil dan di foto di bawah lampu UV 254/365 untuk dilampirkan pada
laporan praktikum.
g. Jika aspirin hasil rekristalisasi (AR) memiliki nilai Rf yang sama dengan Rf
aspirin murni (AM), maka dapat disimpulkan bahwa benar senyawa yang
diperoleh adalah aspirin. Selain itu, jika pada hasil KLT aspirin hasil
rekristalisasi hanya terdapat satu noda, maka dapat disimpulkan bahwa aspirin
yang diperoleh telah murni.
h. Hitunglah nilai Rf dari aspirin tersebut.
3. Penyimpanan Aspirin:
Kristal aspirin hasil percobaan disimpan dalam vial gelap yang telah diberi label
“aspirin murni” dan dilengkapi dengan label data kelompok praktikum Anda
(Hari, Jam dan Kelompok).
E. Pertanyaan
1. Sebutkan setidaknya tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu senyawa hasil sintesis!
2. Sebutkan kegunaan-kegunaan uji KLT dalam bidang sintesis obat!
3. Apa kepanjangan dari Rf? dan bagaimana cara menghitung nlai Rf?
4. Sebutkan setidaknya 5 sifat fisika suatu senyawa!
5. Apa yang dimaksud dengan titik leleh?
6. Bagaimanakah range titik leleh suatu senyawa murni?
7. Apa nama alat yang digunakan untuk pengukuran titik leleh?
8. Berapa titik leleh (oC) asam salisilat berdasarkan literatur?
9. Berapa titik leleh (oC) aspirin berdasarkan literatur?
1. Uji KLT
a. Jenis plat KLT yang digunakan: _______________________________________
b. Eluen yang digunakan dan perbandingannya: _____________________________
c. Perhitungan nilai Rf asam salisilat (AS):
PERCOBAAN III
SINTESIS SENYAWA ANALOG KALKON DENGAN METODE PENGADUKAN
A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami aplikasi reaksi kondensasi aldol silang (kondensasi Claisen-
Schmidt) pada sintesis analog kalkon sebagai salah satu model senyawa bahan
alam.
2. Untuk memahami prosedur sintesis senyawa analog kalkon dengan metode
pengadukan menggunakan pengaduk magnetik (magnetic stirring method).
B. Landasan Teori
1. Reaksi Kondensasi Aldol
Suatu senyawa karbonil bisa mempunyai dua kapabilitas fungsional dalam
suatu reaksi kimia, yaitu sebagai elektrofil dan nukleofil. Karbon karbonil bersifat
sebagai elektrofil, sedangkan karbon alfa dalam suatu senyawa karbonil berpotensi
sebagai nukleofil.
Reaksi kondensasi merupakan reaksi penggabungan dua atau lebih molekul-
molekul atau disebut juga sebagai reaksi pembentukan ikatan karbon-karbon,
seringkali diikuti oleh reaksi hilangnya atau tereliminasinya suatu molekul kecil
seperti air dan alkohol.
Tahapan awal kondensasi aldol terjadi ketika basa merebut hidrogen alfa
dari asetaldehid yang bersifat asam, sehingga dihasilkan ion enolat. Pada tahap
kedua, ion enolat yang bertindak sebagai nukleofil kemudian menyerang gugus
Reaksi kondensasi aldol silang yang sukses dapat terjadi jika salah satu
reaktan tidak mempunyai hidrogen alfa, karena senyawa karbonil yang tidak
mempunyai hidrogen alfa tidak mungkin dapat melakukan kondensasi sesamanya
5. Kalkon (1,3-difenil-2-propen-1-on)
Kalkon dan analognya adalah suatu zat
warna alami dan merupakan salah satu dari senyawa
intermediet penting dalam biosintesis senyawa-
senyawa golongan flavonoid. Nama IUPAC dari
kalkon adalah 1,3-difenil-2-propen-1-on. Kedua cincin aromatik pada senyawa
tersebut dihubungkan oleh 3 atom karbon yang merupakan suatu sistem karbonil α,
β tak jenuh.
Senyawa analog kalkon telah dilaporkan memiliki berbagai aktivitas
biologis yang menarik seperti antimikroba, antioksidan, antitumor, anti-inflamasi,
sitotoksik, antikanker, antimalaria, antiangiogenik, antipoliperatif dan lain
sebagainya. Aktivitas biologi analog kalkon ini, selain disebabkan oleh kehadiran
gugus karbonil α, β tak jenuh, juga dipengaruhi oleh jenis dan posisi subtituen (R)
yang terikat pada kedua cincin aromatiknya.
Dalam bidang sintesis, senyawa kalkon telah digunakan untuk membuat
berbagai macam senyawa heterosiklik seperti isoksazol, quinolinon, tiadiazin,
benzodiazepin, flavon, ketimin , tak jenuh, pirazolin dan turunanya, flavonol,
flavanonol, flavanon, dan senyawa-senyawa lainnya yang juga memiliki aktivitas
biologi yang menarik.
D. Prosedur kerja
1. Sintesis kalkon:
Sebanyak 15 mmol 2’-hidroksiasetofenon dan 15 mmol …-metoksibenzaldehid
dilarutkan dalam 15 mL etanol di dalam labu bulat dan ditambahkan 30 mL larutan
kalium hidroksida 5N. Campuran reaksi diaduk menggunakan magnetic stirrer
(pengaduk magnetik). Jalannya reaksi dipantau melalui uji KLT pada menit ke-30
(Prosedur uji KLT untuk memantau jalannya reaksi sintesis dapat dilihat pada
prosedur 2). Reaksi dilanjutkan selama hingga menit ke-60. Setelah reaksi selesai,
ke dalam campuran reaksi ditambahkan sekitar 15 ml aquades dingin secara
perlahan dan kemudian ditambahkan dengan 15-25 mL larutan HCl 3N dingin
2. Uji KLT untuk memantau jalannya reaksi sintesis kalkon pada menit ke-30:
a. Siapkan campuran eluen n-heksan:etilasetat 9:1 dalam gelas ukur 10 mL.
Masukkan campuran eluen ke dalam chamber hingga tinggi eluen di dalamnya
tidak lebih dari 0,4 cm dari dasar chamber. Jenuhkan chamber dengan uap
eluen.
b. Siapkan plat KLT dengan ukuran panjang x lebar (5 x 3 cm), beri garis awal
dan batas akhir elusi pada plat tersebut menggunakan pensil, tandai tempat
penotolan sampel larutan dengan pensil seperti pada gambar berikut.
0,4 cm
4 cm 5 cm
0,6 cm
3 cm
Rendemen crude product (%) = Berat crude product analog kalkon x 100%
Berat analog kalkon teoritis
E. Pertanyaan
1. Tuliskan struktur 2’-hidroksiasetofenon, 2-metoksibenzaldehid, 3-
metoksibenzaldehid, dan 4-metoksibenzaldehid, beserta rumus molekul dan berat
molekul nya!
2. Konversikanlah satuan di bawah ini dan lampirkan cara perhitungannya!
a. 15 mmol 2’-hidroksiasetofenon = ….…… gram
b. 15 mmol …-metoksibenzaldehid = …….… gram
3. Berapa gram KOH yang ditimbang untuk membuat larutan KOH 5N
menggunakan labu takar 100 mL? Lampirkan cara perhitungannya!
4. Berapa mL HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan HCl 3N
menggunakan labu takar 100 mL? Lampirkan cara perhitungannya!
5. Tuliskan analisis retrosintesis analog kalkon untuk menentukan bahan baku yang
akan digunakan pada percobaan ini!
6. Tuliskan reaksi sintesis analog kalkon pada percobaan ini!
7. Tuliskan mekanisme reaksi sintesis analog kalkon pada percobaan ini!
8. Melalui analisis retrosintesis, sarankan bahan baku yang dapat digunakan untuk
mensintesis molekul target dengan struktur berikut!
2. Uji KLT untuk memantau berlangsungnya reaksi sintesis kalkon (30 menit reaksi)
a. Eluen yang digunakan dan perbandingannya: ____________________________
b. Jumlah noda pada campuran reaksi: ___________________________________
c. Apakah pada noda campuran reaksi ada yang nilai Rf nya sama dengan Rf
…-metoksibenzaldehid? _____________________________________________
d. Apakah pada noda campuran reaksi ada yang nilai Rf nya sama dengan Rf
2’-hidroksiasetofenon? ______________________________________________
e. Kesimpulan: ______________________________________________________
PERCOBAAN IV
PEMURNIAN CRUDE PRODUCT, UJI KEMURNIAN, DAN KARAKTERISASI
SIFAT FISIKA ANALOG KALKON HASIL SINTESIS
A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami prosedur pemurnian crude product analog kalkon hasil sintesis
dengan metode rekristalisasi.
2. Untuk memahami prosedur uji kemurnian crude product analog kalkon hasil
sintesis melalui uji KLT
3. Untuk memahami prosedur penentuan titik leleh analog kalkon hasil sintesis
melalui uji KLT
C. Prosedur kerja
1. Rekristalisasi crude product analog kalkon hasil sintesis
Panaskan pelarut etanol absolut di atas waterbath atau hotplate dalam wadah
tertutup pada temperatur sekitar 50-60 oC. Padatan atau kristal crude product
analog kalkon yang diperoleh pada percobaan III ditempatkan di dalam beaker
glass dan kemudian ditambahkan dengan etanol absolut panas pipet demi pipet
sambil diaduk di atas waterbath atau hotplate hingga padatan crude product larut
(pelarut jangan ditambahkan berlebihan). Siapkan corong kaca dan kertas saring.
Larutan crude product disaring dalam keadaan panas dan filtratnya di tampung
menggunakan Erlenmeyer ukuran 50 mL. Filtrat tersebut dibiarkan dingin pada
temperatur ruang. Kemudian tutup mulut erlenmeyer dengan aluminium foil dan
dinginkan erlenmeyer berisi filtrat tersebut dalam wadah berisi pecahan es.
Kristal yang terbentuk kemudian disaring dengan corong Buchner (mengunakan
kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya), dicuci dengan n-heksana dingin
sebanyak 5 pipet dan dikeringanginkan pada temperatur ruang. Setelah kering,
timbang berat dan hitung rendemen padatan analog kalkon hasil rekristalisasi
tersebut keesokan harinya (di luar jam praktikum sintesa obat). Untuk uji
kemurnian senyawa analog kalkon hasil rekristalisasi, dapat dilakukan dengan
menggunakan analog kalkon hasil rekristalisasi meskipun belum kering,
mengikuti prosedur 2.
Catatan: Jika kristal tidak terbentuk juga, maka jenuhkan filtrat pada elenmenyer
dengan menguapkan sebagian pelarut menggunakan waterbath, kemudian biarkan
dingin hingga mencapai suhu ruang, lalu dinginkan kembali di dalam icebath
g. Hitunglah nilai Rf senyawa aldehid, keton dan kalkon tersebut pada lembar
kerja.
D. Pertanyaan
1. Apa nama IUPAC dari senyawa analog kalkon yang saudara sintesis pada
percobaan sebelumnya?
2. Metode pemurnian apa yang digunakan untuk memurnikan crude product analog
kalkon pada percobaan ini?
3. Bagaimana prinsip pemurnian dengan metode tersebut?
4. Pelarut apa yang digunakan dalam pemurnian crude product analog kalkon
tersebut?
5. Sebutkan setidaknya tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu senyawa hasil sintesis!
6. Sebutkan kegunaan-kegunaan uji KLT dalam bidang sintesis obat!
7. Apa kepanjangan dari Rf? dan bagaimana cara menghitung nlai Rf?
1. Rekristalisasi crude product kalkon dan perhitungan rendemen analog kalkon hasil
rekristalisasi
a. Pelarut yang digunakan untuk rekristalisasi: ____________________________
b. Berat kertas saring: ________________________________________________
c. Berat kertas saring + kristal analog kalkon hasil rekristalisasi: ______________
d. Berat kristal analog kalkon hasil rekristalisasi: __________________________
e. Warna Kristal analog kalkon hasil rekristalisasi: _________________________
f. Perhitungan rendemen analog kalkon hasil rekristalisasi:
c. Jumlah noda analog kalkon hasil rekristalisasi berdasarkan uji KLT: _________
d. Kesimpulan:
PERCOBAAN V
SINTESIS SENYAWA ANALOG FLAVONOL
DENGAN METODE PENGADUKAN
A. Tujuan percobaan
1. Untuk memahami aplikasi reaksi Flyn-Algar-Oyamada (FAO) pada sintesis
senyawa analog flavonol menggunakan bahan baku senyawa analog 2’-hidroksi
kalkon.
2. Untuk memahami prosedur sintesis analog flavonol dengan metode pengadukan
menggunakan magnetic stirrer.
B. Landasan Teori
1. Reaksi Flynn–Algar–Oyamada (FAO)
Reaksi Flynn–Algar–Oyamada (FAO) merupakan suatu reaksi yang
digunakan untuk membentuk epoksida dan siklisasi intramolekuler dari suatu
struktur dengan rantai terbuka, menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) dalam
larutan basa. Reaksi ini banyak digunakan dalam sintesis organik, seperti untuk
mensintesis senyawa flavanonol dan flavonol dari analog 2’-hidroksikalkon.
Mekanisme reaksi pembentukan flavanonol dan flavonol dapat dilihat pada
gambar berikut.
0,4 cm
4 cm 5 cm
0,6 cm
3 cm
c. Siapkan 2 buah vial dan beri label C (Analog kalkon) dan CR (campuran
reaksi). Masukkan sedikit padatan analog kalkon ke dalam vial C. Ambil sedikit
campuran reaksi dengan pipet tetes dan masukkan ke dalam vial CR. Larutkan
masing-masing zat dalam vial tersebut dengan beberapa tetes etanol. Cek
kepekatan larutan yang telah Anda buat dengan menotolkan sedikit larutan
menggunakan pipa kapiler di atas plat KLT lain dan amati nodanya di bawah
lampu UV. Jika noda pada plat KLT terlihat terlalu pekat di bawah lampu UV,
maka encerkan larutan dengan menambahkan etil asetat. Jika noda terlihat
samar-samar, maka tambahkan zat terlarut ke dalam larutan atau bisa juga
dengan melakukan penotolan berulang pada plat yang akan digunakan untuk uji
KLT.
Rendemen crude product (%) = Berat crude product analog flavonol x 100%
Berat analog flavonol teoritis
4. Penyimpanan:
Simpan crude product analog flavonol hasil percobaan pada vial bertutup dan
diberi label “crude product flavonol” dan dilengkapi dengan label data kelompok
praktikum Anda (Hari, Jam dan Kelompok). Crude product tersebut akan dipakai
pada percobaan berikutnya (Percobaan VI)
E. Pertanyaan
1. Tuliskan struktur senyawa berikut beserta rumus molekul dan berat molekul nya!
a. 2’-hidroksi-…-metoksi kalkon, Nama IUPAC: (E)-1-(2-hydroxyphenyl)-3-
(…-methoxyphenyl)prop-2-en-1-one
b. ….’-metoksi flavonol, Nama IUPAC: 3-hydroxy-2-(….-methoxyphenyl)-4H-
chromen-4-one
2. Konversikanlah satuan di bawah ini dan lampirkan cara perhitungannya!
4 mmol senyawa analog kalkon pada soal nomor 1 = ………… gram
3. Berapa gram KOH yang ditimbang untuk membuat larutan KOH 3N
menggunakan labu takar 100 mL? Lampirkan cara perhitungannya!
4. Berapa mL HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan HCl 3N
menggunakan labu takar 100 mL
5. Tuliskan analisis retrosintesis analog flavonol untuk menentukan bahan baku yang
akan digunakan pada percobaan ini!
6. Tuliskan reaksi sintesis analog flavonol pada percobaan ini!
7. Tuliskan struktur flavonol yang terbentuk jika diketahui bahan baku analog
kalkon sebagai berikut.
8. Melalui analisis retrosintesis, sarankan struktur bahan baku yang dapat digunakan
untuk mensintesis molekul target berikut:
PERCOBAAN VI
PEMURNIAN CRUDE PRODUCT DAN UJI KEMURNIAN
ANALOG FLAVONOL HASIL SINTESIS
A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami prosedur pemurnian crude product analog flavonol hasil
sintesis dengan metode rekristalisasi.
2. Untuk memahami prosedur uji kemurnian crude product analog flavonol hasil
sintesis dengan metode KLT
C. Prosedur kerja
1. Rekristalisasi crude product analog flavonol hasil sintesis
Panaskan etanol absolut di atas waterbath atau hotplate pada temperatur 50-60 oC
dalam wadah tertutup. Padatan atau kristal crude product analog flavonol
ditempatkan di dalam beaker glass dan ditambahkan dengan etanol panas pipet
demi pipet sambil diaduk di atas waterbath hingga seluruh padatan crude product
analog flavonol tersebut larut (pelarut jangan ditambahkan berlebihan). Siapkan
corong kaca dan kertas saring. Larutan crude product analog flavonol disaring
dalam keadaan panas dan filtratnya di tampung menggunakan erlenmeyer ukuran
50 mL. Filtrat tersebut dibiarkan dingin pada temperatur ruang. Kemudian tutup
mulut erlenmeyer dengan aluminium foil dan dinginkan erlenmeyer berisi filtrat
tersebut dalam wadah berisi pecahan es. Kristal yang terbentuk kemudian
disaring dengan corong Buchner (mengunakan kertas saring yang telah ditimbang
sebelumnya), dicuci dengan n-heksana dingin dan dikeringanginkan pada
temperatur ruang. Setelah kering, timbang berat dan hitung rendemen senyawa
flavonol hasil rekristalisasi tersebut keesokan harinya (di luar jam praktikum
sintesa obat). Untuk uji kemurnian senyawa analog flavonol hasil rekristalisasi,
dapat digunakan analog flavonol yang belum kering mengikuti prosedur 2.
Catatan: Jika kristal tidak terbentuk juga, maka jenuhkan larutan dengan
menguapkan sebagian pelarut menggunakan waterbath, kemudian biarkan hingga
mencapai suhu ruang, lalu dinginkan kembali larutan di dalam icebath
4 cm 5 cm
0,6 cm
3 cm
c. Siapkan 2 buah vial dan beri label C (analog kalkon) dan F (flavonol hasil
rekristalisasi). Masukkan sedikit padatan analog kalkon ke dalam vial C dan
sedikit padatan analog flavonol hasil rekristalisasi ke dalam vial F. Larutkan
masing-masing senyawa dalam vial tersebut dengan beberapa tetes etil asetat.
Cek kepekatan larutan yang telah Anda buat dengan menotolkan sedikit larutan
menggunakan pipa kapiler di atas plat KLT lain dan amati nodanya di bawah
lampu UV. Jika noda pada plat KLT terlihat terlalu pekat di bawah lampu UV,
maka encerkan larutan dengan menambahkan etil asetat. Jika noda terlihat
samar-samar, maka tambahkan zat terlarut ke dalam larutan atau bisa juga
dengan melakukan penotolan berulang pada plat yang akan digunakan untuk
uji KLT.
d. Setelah prosedur a-c dilakukan dengan baik, totolkan masing-masing sampel
larutan di dalam vial C dan F tersebut pada plat KLT yang telah disiapkan
menggunakan pipa kapiler.
e. Masukkan plat ke dalam chamber yang telah berisi eluen menggunakan pinset
dan amatilah eluen yang merambat pada plat KLT.
f. Setelah eluen mencapai garis batas akhir, keluarkan plat dengan pinset, eluen
dikeringanginkan dan noda pada plat diamati, dilingkari dengan pensil dan di
foto dengan baik di bawah lampu UV 254 dan 366 nm untuk dilampirkan pada
laporan praktikum. Beri kesimpulan pada lembar kerja apakah analog flavonol
hasil rekristalisasi sudah murni atau belum. Contoh hasil KLT dan foto yang
baik dapat dilihat pada gambar di halaman selanjutnya.
g. Hitunglah nilai Rf senyawa kalkon dan flavonol tersebut pada lembar kerja
kelompok praktikum Anda (Hari, Jam dan Kelompok), serta label “murni” atau
“belum murni”.
D. Pertanyaan
1. Apa nama IUPAC dari senyawa analog flavonol yang saudara sintesis pada
percobaan sebelumnya?
2. Metode pemurnian apa yang digunakan untuk memurnikan crude product analog
flavonol pada percobaan ini?
3. Bagaimana prinsip pemurnian dengan metode tersebut?
4. Pelarut apa yang digunakan dalam pemurnian crude product analog flavonol
tersebut?
5. Sebutkan setidaknya tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu senyawa hasil sintesis!
6. Sebutkan kegunaan-kegunaan uji KLT dalam bidang sintesis obat!
7. Apa kepanjangan dari Rf? dan bagaimana cara menghitung nlai Rf?
e. Jumlah noda analog kalkon hasil rekristalisasi berdasarkan uji KLT: _________
f. Kesimpulan:
PERCOBAAN VII
KARAKTERISASI SIFAT FISIKA DAN PENGUKURAN SPEKTRUM UV
SENYAWA ANALOG FLAVONOL HASIL SINTESIS
A. Tujuan percobaan:
1. Untuk memahami prosedur pengukuran titik leleh senyawa analog flavonol hasil
sintesis
2. Untuk memahami prosedur pengukuran spektrum UV dan melihat pengaruh
penambahan pereaksi geser terhadap spektrum UV senyawa analog flavonol hasil
sintesis
C. Prosedur kerja
1. Penentuan Titik Leleh analog flavonol hasil rekristalisasi:
Nyalakan alat pengukur titik leleh SMP-11, totolkan pipa kapiler pada sedikit
kristal flavonol hasil sintesis. Atur temperatur alat dan tempatkan pipa kapiler
berisi sampel tersebut pada alat SMP-11. Amati kristal yang terdapat di dalam
pipa kapiler melalui kaca pembesar. Catat temperatur pada saat kristal mulai
meleleh hingga kristal meleleh sempurna sebagai titik leleh percobaan.
Bandingkan titik leleh analog flavonol yang diperoleh berdasarkan percobaan ini
dengan titik leleh analog flavonol dengan struktur yang sama berdasarkan
literatur.
D. Pertanyaan
1. Apa nama IUPAC dari senyawa analog flavonol yang saudara murnikan pada
percobaan sebelumnya?
2. Sebutkan setidaknya 5 sifat fisika suatu senyawa!
3. Apa yang dimaksud dengan titik leleh?
4. Bagaimanakah range titik leleh suatu senyawa murni?
5. Apa nama alat yang digunakan untuk pengukuran titik leleh?
6. Berapa titik leleh (oC) analog flavonol hasil sintesis pada percobaan ini?
7. Berapa titik leleh (oC) analog flavonol tersebut berdasarkan literatur? (lampirkan
sumber kutipan beserta daftar pustakanya)
8. Berapa panjang gelombang maksimum dari analog flavonol hasil sintesis pada
percobaan ini tanpa penambahan pereaksi geser?
9. Berapa panjang gelombang maksimum dari analog flavonol tersebut berdasaarkan
literatur? (lampirkan sumber kutipan beserta daftar pustakanya)
10. Apa yang dimaksud dengan pereaksi geser?
11. Pereaksi geser apa yang digunakan dalam analisis senyawa analog flavonoid hasil
sintesis tersebut?
12. Bagaimana cara menyiapkan larutan yang akan digunakan sebagai pereaksi geser
tersebut sebanyak 10 mL?
13. Berapa panjang gelombang maksimum dari analog flavonol hasil sintesis pada
percobaan ini setelah ditambahkan dengan pereaksi geser?
Bahan Bacaan:
1. Fieser, L.F. 1941. Experiment in Organic Chemistry 2nd Eds. D.C. Heat and Company,
Boston.
2. Moore, S. Traditional Undergraduate Experiment: Synthesis of Aspirin. Spinsolve®
Magritek. Available online on http://www.magritek.com. Diakses pada tanggal 3 Juli 2017.
3. Olmsted III, J. 1998. Synthesis of Aspirin, A General Chemistry Experiment. Journal of
Chemical Education, 75(10): 1261-1263.
4. Ikhtiarudin, I., Frimayanti, N., Teruna, H.Y., Zamri, A., 2017. Microwave-Assisted
Synthesis, Molecular Docking Study and in vitro Evaluation of Halogen Subtituted
Flavonols Against P388 Murine Leukimia Cells. Proceeding of ICST 2016: Applied Sciences
and Technology, 1(1): 375-381.
5. Ikhtiarudin, I., Lelani, Zamri, A., Teruna, H.Y., Yuharmen. 2014. Sintesis dan Uji
Toksisitas Senyawa Analog Kalkon Turunan 2’-hidroksiasetofenon dan Halobenzaldehid.
Jurnal Photon, 5(1): 57-63.
6. Dona, R., Frimayanti, N., Ikhtiarudin, I., Iskandar, B., Maulana, F, & Silalahi, N.T. 2019.
Studi In Silico, Sintesis, dan Uji Sitotoksik Senyawa p-Metoksi Kalkon Terhadap Sel Kanker
Payudara MCF-7. J Sains Farm Klin, 6(3): 243–249.
7. Ikhtiarudin, I., Agistia, N., Frimayanti, N., Harlianti, T., Jasril. 2020. Microwave-assisted
synthesis of 1-(4-hydroxyphenyl)-3-(4-methoxyphenyl)prop-2-en-1-one and its activities as
an antioxidant, sunscreen, and antibacterial. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 23(2): 51-60.
8. Zamri, A., Teruna, H.Y., Ikhtiarudin, I. 2016. Pengaruh Variasi Daya Terhadap Selektivitas
Reaksi Sintesis Analog 2’-Hidroksicalkon menggunakan Iradiasi Gelombang Mikro.
Molekul, 11(2): 299-307.
9. Jasril J., Ikhtiarudin, I., Zamri A., Teruna, H.Y., Frimayanti, N. 2017. New fluorinated
chalcone and pyraoline analogs: synthesis, docking, and molecular dynamic studies as
anticancer agents. Thai Journal of Pharmaceutical Sciences, 41(3): 93-98.
10. Jasril, Zamri, A., Ikhtiarudin, I., Teruna, H.Y. 2016. 5-(4-Fluorophenyl)-3-(naphthalene-1-
yl)-1-phenyl-4,5-dihydro-1H-pyrazole. Molbank, M891: 1-5.
11. Britton, R.G., Horner-Glister, E., Pomenya, O.A., Smith, E.E., Denton, R., Jenkins, P.R.,
Steward, W.P., Brown, K., Gescher, A. & Sale, S. 2012. Synthesis and Biological Evaluation
of Novel Flavonols as Potential Anti-Prostate Cancer Agent. European Journal of Medicinal
Chemistry, 54: 952-958.
12. Burmistrova, O., Marrero, M.T., Estevez, S., Welsch, I., Brouard, I., Quintana, J. & Estevez,
F. 2014. Synthesis and Effects on Cell Viability of Flavonols and 3-Methyl Ether Derivatives
on Human Leukemia Cells. European Journal of Medicinal Chemistry, 84: 30-41.
13. Dias, T.A., Duarte, C.L., Lima, C.F., Proenca, M.F. & Pereira-Wilson, C. 2013. Superior
Anticancer Activity of Halogenated Chalcones and Flavonols Over the Natural Flavonol
Quercetin. European Journal of Medicinal Chemistry, 65: 500-510.
14. Jadhav, S.B., Bagul, K.R., Bagul, P.R. & Gaikwad, K.V. 2008. Synthesis of Some Novel
Flavonol Derivatives and Its Antimicrobial Activity. Oriental Journal of Chemistry, 24(2):
583-588.
15. Solomons, T.W.G. 1994. Fundamental of Organic Chemistry, 4th Ed. John Wiley & Sons,
Inc., New York.
16. Solomons, T.W.G. & Fryhle, C.B. 2011. Organic Chemistry, 10th Ed. John Wiley & Sons,
Inc., New Jersey.
17. Volhardt, P. and Schore, N. 2011. Organic Chemistry, Structure and Function, 6th Ed. W.H.
Freeman and Company, New York.
18. Wade, L.G. 2006. Organic Chemistry, 6th Ed. Peason Education, Inc., New Jersey.