Surface Air Kerma (Esak) : Analisa Pengaruh Faktor Eksposi Terhadap Entrance
Surface Air Kerma (Esak) : Analisa Pengaruh Faktor Eksposi Terhadap Entrance
Surface Air Kerma (Esak) : Analisa Pengaruh Faktor Eksposi Terhadap Entrance
ABSTRACT
The research has been analyzed of the effect of exposure factors at the entrance surface air kerma (ESAK)
of the thorax radiographs. This research uses anthropomorphic phantom, multipurpose detectors, FFD 100 cm, with
radiation field 25 cm × 25 cm. irradiation conditions is given by the variation of expose factors using tube voltage
50-100 kV and tube current-time 2-20 mAs. The results of research showed that the effect of the tube voltages to the
entrance surface air kerma experience is increase a specific approximated by an polynomial equation with a
correlation coefficient value R2 = 1 and the variation of the tube current-time increased linearly approximated by a
approach linear equation R2 = 1, uses of tube current time under 4 mAs with resulted lower the entrance surface air
kerma based on IAEA Safety Series No. 115 (1996) is 0.4 mGy at examination of thorax radiographic, and conducted
a calculation uncertainly value of every expose factors using variations of tube voltage and tube current-time based
on scenarios three of IAEA Technical Report Series No. 457(2007).
Keywords: entrance surface air kerma, thorax radiography, the tube voltage, tube current-time, phantom
anthoropomorphic.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang analisa pengaruh faktor eksposi terhadap entrance surface air kerma
(ESAK) pada pemeriksaan radiografi thorak. Penelitian ini menggunakan pantom anthropomorphic, detektor
multipurpose, FFD 100 cm, dengan luas lapangan penyinaran 25 cm x 25 cm. kondisi penyinaran diberikan dengan
variasi faktor eksposi menggunakan tegangan tabung 50-100 kV dan arus-waktu tabung 2-20 mAs. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengaruh tegangan tabung terhadap entrance surface air kerma menyalami kenaikan yang
spesifik dengan pendekatan persamaan polinomial dengan nilai koefisien kolerasi R2 = 1 dan pada variasi arus-waktu
tabung mengalami kenaikan secara linear dengan pendekatan persamaan linear dengan nilai koefisien kolerasi R2 =
1, pada penggunaan arus-waktu tabung dibawah 4 mAs menghasilkan entrance surface air kerma yang lebih rendah
berdasarkan rekomendasi IAEA Safety Series No. 115 tahun 1996 yaitu 0.4 mGy pada pemeriksaan radiografi thorax,
serta dilakukan perhitungan nilai ketidakpastian setiap faktor eksposi pada penggunaan variasi tegangan tabung dan
waktu-arus tabung pada skenario tiga berdasarkan IAEA Technical Report Series No 457 tahun 2007.
Kata kunci: entrance surface air kerma, radiografi thorak, tegangan tabung, arus-waktu tabung, phantom
anthoropomorphic.
271
Muhammad Irsal, dkk Analisa Pengaruh.....
menggunakan dosis entrance skin dose atau terhadap entrance surface air kerma (ESAK),
ESD [3]. Pengukuran entrance surface air untuk mengetahui nilai dosis pada variasi
kerma dapat dilakukan dengan pengukuran tegangan tabung dan arus-waktu tabung.
secara tidak langsung dengan menggunakan
incident air kerma dan factor backscatter atau DASAR TEORI
dapat melakukan pengukuran secara langsung
menggunakan thermoluminesensi dosimeter KERMA (Kinetic Energy Released in
TLD.[4] MAtter). Kerma menurut definisi IAEA adalah
Sebelumnya telah dilakukan penelitian jumlah seluruh energi kinetik awal yang
oleh Ida Bagus Manuaba pada tahun 2010 ditransfer dari partikel tak bermuatan (foton) ke
tentang pengukuran Entrance Surface Dose partikel bermuatan (elektron) dalam suatu
(ESD) pada pemeriksaan dada computed material dengan massa tertentu.[7].
radiography (CR) dengan beberapa metode Pengukuran entrance surface air kerma
pengukuran, dengan hasil penelitian dapat ditentukan dengan pengukuran secara
menunjukan hasil pengukuran ESD rata-rata tidak langsung dengan menggunakan incident
thorax (PA) di tiga rumah sakit. Nilai ESD thorax air kerma dan factor backscatter atau dapat
PA di tiga rumah sakit memiliki pola yang sama, melakukan pengukuran secara langsung
yaitu ESD cenderung meningkat terhadap menggunakan TLD.[4]
kenaikan ketebalan pasien dan penggunaan faktor Pengukuran ESAK menggunakan nilai
eksposi standar. Pada pengukuran ESD secara incindet air kerma dan faktor backscatter
tidak langsung menunjukkan bahwa hasil diudara, pemilihan faktor backscatter
pengukuran ESD secara langsung menggunakan didasarkan pada HVL dan ukuran lapangan
TLD tidak berbeda jauh hasilnya jika dilakukan yang digunakan. Persamaan ESAK tidak
dengan menggunakan metoda kalkulasi. langsung :
Sistem proteksi radiasi untuk pasien yang
mendapat paparan radiologi diagnostik diatur = (1)
oleh prinsip-prinsip pembenaran dan optimasi,
termasuk pertimbangan tingkat referensi = Y d (2)
diagnostik (Diagnostic Reference Levels). Oleh
karena itu, prosedur radiologi diagnostik
Ke : entrance surface air kerma (mGy)
dibenarkan jika manfaat kepada pasien yang
B : backscatter factor
dihasilkan dari gambaran radiologi harus lebih
Ki : incident air kerma (mGy)
besar dari pada paparan terhadap pasien.
Y(d) : tube output pada jarak d (mGy/mAs)
Setelah paparan medis telah dibenarkan, maka
Plt : tube loading (mAs)
prinsip optimasi harus diterapkan, yaitu
d : jarak fokus ke detector
pemeriksaan radiologi harus dilakukan dengan
dFTD : jarak fokus ke meja pemeriksaan
peralatan dan parameter eksposi yang
tp : tebal objek radiasi (pasien/pantom)
memastikan dosis untuk pasien serendah
mungkin dan sejalan dengan tujuan
Tube output pada jarak d (Y(d))
diagnostik.[5].
merupakan fungsi kVp dan hubungan didekati
International Atomic Energy Agency
dengan persamaan power (power function),
(IAEA) pada buku Safety Series No. 115
regresi power biasanya digunakan untuk
merekomendasikan nilai ESD pada pasien
menampilkan data hasil experiment yang
pemeriksaan radiografi thorak adalah 0.4 mGy
meningkat dengan laju peningkatan yang
[6].
spesifik.[7]. Power function sesuai dengan
Pada penelitian ini akan membahas
persamaan :
mengenai analisa pengaruh faktor eksposi
272
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal 271- 278
= (3)
273
Muhammad Irsal, dkk Analisa Pengaruh.....
0.12 40 50 60 70 80 90 100
0.1 Tegangan tabung (kV)
0.08 Gambar 3. Grafik hasil pengukuran dan perhitungan
0.06 pada tegangan tabung
0.04 y = 0,000008x2,142
0.02 R² = 0,9978 Pengukuran incident air kerma terhadap
0 variasi mAs pesawat, data pesawat yang
40 50 60 70 80 90 100 diambil bervariasi dengan rentang mengikuti
Tegangan tabung (kV) kenaikan mAs dari pesawat GE mulai dari arus-
waktu tabung 2 mAs sampai 20 mAs, dengan
Gambar 2. Grafik persamaan power (power function)
tegangan tabung menggunakan 60 kV pada keseluruhan
penyinaran. Hasil pengukuran ditampilkan
Dari grafik persamaan power (power dalam bentuk grafik pada gambar 4 :
function) terlihat bahwa nilai dosis naik secara 1.2
spesifik terhadap kenaikan kV dengan
1
persamaan garis :
Eksposi (mGy)
0.8
y = 0,000008x2,142 (4)
0.6
Dengan nilai koefisien korelasi R2 = 0.4
0,9978, arus-waktu tabung (mAs) yang y = 0,0519x - 0,0023
0.2
R² = 1
cenderung konstan, memperkuat linearitas
0
hubungan tegangan tabung dengan dosis pada 0 5 10 15 20
pesawat radiografi GE. Dari persamaan garis
Arus-waktu tabung (mAs)
ini dapat digunakan untuk menghitung nilai
Gambar 4. Grafik persamaan linear arus-waktu tabung
keluaran dosis (output) pada jarak d [Y(d)] terhadap eksposi
dengan x sebagai nilai tegangan tabung saat
melakukan eksposi pada pesawat sinar-X. Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai
Nilai incident air kerma hasil pengukuran keluaran dosis eksposi mempunyai hubungan
dan perhitungan menggunakan persamaan 2 linear terhadap kenaikan mAs, Dengan nilai
dengan nilai keluaran output menggunakan koefisien korelasi R2 = 1, nilai keluaran dosis
persamaan 4, mempunyai hasil yang cenderung (output) yang cenderung sama memperkuat
sama pada setiap eksposi tegangan tabung (kV), linearitas hubungan mAs dengan dosis pada
maka di tampilkan grafik tegangan tabung (kV) pesawat radiografi.
yang digunakan terhadap hasil incident air Nilai incident air kerma hasil pengukuran
kerma menggunakan pengukuran dan dan perhitungan menggunakan persamaan 2
dengan nilai keluaran output menggunakan
274
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal 271- 278
ESAK (mGy)
grafik arus-waktu tabung (mAs) yang
1.5
digunakan terhadap hasil incident air kerma
menggunakan pengukuran dan perhitungan 1
yang diperlihatkan oleh grafik pada gambar 5 :
1.2 0.5 y = 0,0003x2 - 0,0092x + 0,1527
R² = 1
Incident air kerma (mGy)
1 0
0.8 40 60 80 100
Tegangan tabung (kV)
0.6
Gambar 6. Grafik persamaan polynomial tegangan
0.4 Pengukuran tabung
0.2 Perhitungan
0 Dengan nilai koefisien korelasi R2 = 1
0 5 10 15 20 nilai arus-waktu tabung yang cenderung
Arus-waktu tabung (mAs)
konstan memperkuat linearitas hubungan
Gambar 5. Grafik hasil pengukuran dan perhitungan
kenaikan tegangan dengan dosis ESAK. Ini
pada arus-waktu tabung sesuai dengan literature pada buku Bushberg
pada tahun 2002 bahwa kenaikan eksposi
Entrace skin air kerma adalah paparan mendekati kVp2 (Eksposi ≈ kVp2)
yang diukur dengan satuan mGy pada pusat Pada variasi arus-waktu paparan dengan
sumbu sinar-X dimana titik tersebut merupakan menggunakan persamaan 1 diatas, nilai ESAK
daerah yang akan dikenai radiasi dengan pada variasi arus-waktu tabung adalah dari
memperhitungkan faktor backscatter. Data 0.135 – 1.359 mGy, jadi kenaikan arus-waktu
yang diambil adalah parameter tegangan tabung tabung mempengaruhi nilai ESAK. Hubungan
dan waktu paparan yang divariasikan. untuk linear mAs terhadap ESAK diperlihatkan oleh
mendapatkan nilai ESAK, tube output pada grafik pada gambar 7:
jarak d [Y(d)] merupakan fungsi kV dan 1.6
hubungan didekati dengan persmaan grafik 1.4
power function, berdasarkan data pengukuran 1.2
ESAK (mGy)
275
Muhammad Irsal, dkk Analisa Pengaruh.....
276
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal 271- 278
DAFTAR PUSTAKA
277