Anda di halaman 1dari 14

Bab 11

TINDAKAN PENCABUTAN GIGI PADA PELAYANAN


ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
INDIVIDU
drg. Ita Astit Karmawati, MARS

PENDAHULUAN

Saudara mahasiswa, salam semangat untuk Anda semua. Anda pasti sudah
mengenal bahwa salah satu tindakan kuratif dalam kesehatan gigi adalah tindakan
pencabutan gigi. Pada kesempatan sebelumnya Anda pasti sudah pernah
mempelajari teori tentang
pencabutan gigi, baik gigi susu maupun gigi tetap.
Pada bab ini Anda akan mempelajari dua topik yang meliputi pencabutan gigi
susu dengan anestesi permukaan (surface anesthesia) dan gigi tetap akar tunggal
dengan anestesi infiltrasi (infiltration anesthesia), dimana keduanya dilakukan
sebagai tindakan kuratif pada pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien
individu.
Cara anestesi lokal yang dipakai adalah yang termasuk dalam jenis anestesi
permukaan (surface anesthesia) dan anestesi infiltrasi (infiltration anesthesia).
Selain menentukan jenis obat anestesi yang dipakai, Anda juga akan dipandu
untuk dapat menentukan kasus pencabutan gigi sesuai indikasi; menyiapkan alat,
bahan, dan obat; mengatur posisi pasien dan operator; pemberian komunikasi
terapeutik; persetujuan tindakan medis; pelaksanaan anestesi permukaan (surface
anesthesia) atau anestesi infiltrasi (infiltration anesthesia); fiksasi dan tumpuan
jari; gerakan pencabutan; serta pemberian instruksi setelah pencabutan gigi.
Tujuan setelah mengikuti mata kuliah ini Anda (mahasiswa) mampu melakukan
tindakan pencabutan gigi pada pasien pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
individu sesuai prosedur dengan cara anestesi permukaan (surface anesthesia) dan
anestesi infiltrasi (infiltration anesthesia).
Namun demikian sebelum Anda melakukan praktik pencabutan gigi pada pasien
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut individu di klinik, Anda sudah harus
menguasai pengetahuan dan keterampilan tentang Dasar-dasar Pencabutan Gigi,
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Kedokteran Gigi, Komunikasi Terapeutik,
serta Etika Profesi. Untuk itu persiapkan diri Anda dengan mempelajari kembali
ilmu-ilmu di atas, sebagai bekal untuk melakukan tindakan pencabutan gigi pada
pasien pelayanan asuhan kesehatan gigi individu.
Topik 2
Tindakan Pencabutan Gigi Tetap Akar Tunggal
Dengan Anestesi Permukaan (Infiltration
Anesthesia)
Mari kita masuk pada topik kedua, yaitu topik tentang tindakan pencabutan gigi
tetap akar tunggal dengan anestesi infiltrasi (infiltration anesthesia). Yang
dimaksud dengan gigi tetap akar tunggal disini adalah Gigi Tetap Anterior
Rahang Atas dan Rahang Bawah. Siapkan diri Anda untuk berhadapan dengan
pasien yang berusia lebih dari 7 tahun, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa,
atau bahkan tua. Perhatikan prosedur yang harus Anda lakukan.
A.INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PENCABUTAN GIGI TETAP AKAR
TUNGGAL DENGAN ANESTESI INFILTRASI
Gigi geligi yang termasuk gigi tetap akar tunggal adalah Gigi Tetap
Anterior Rahang Atas (13 sampai dengan 23) dan Anterior Rahang Bawah (33
sampai dengan 43). Disini Anda harus dapat mengidentifikasi kasus gigi tetap
akar tunggal yang memenuhi kriteria indikasi pencabutan dengan menggunakan
anestesi infiltrasi. Untuk itu pelajari kembali matakuliah Dasar-dasar Pencabutan
Gigi. Selain itu, pahami pula indikasi dan kontra indikasi keadaan umum pasien
untuk tindakan anestesi infiltrasi. Dari kasus dan keadaan umum pasien yang
diidentifikasi sudah sesuai indikasi, maka Anda dapat menentukan obat anestesi
yang sesuai. Perhatikan 4 hal utama bila Anda akan melakukan pencabutan gigi
menggunakan anestesi infiltrasi yaitu: pasien harus cukup tidur (minimal 6 jam),
pasien sudah makan pagi terlebih dahulu, tekanan darah (tensi) pasien normal,
pasien tidak meminum obat pengencer darah.
Misalnya pasien Ny. X umur 40 th, dengan keadaan umum sehat, semalam pasien
tidur selama 8 jam, sudah sarapan pagi, tidak ada kontra indikasi penyakit
sistemik, tensi normal dan tidak mengkonsumsi obat pengencer darah. Dalam
mulut Tn. X ada kasus gigi 11. nekrosis pulpa, fraktur setengah mahkota (gigi
tetap akar tunggal), disertai derajat kegoyangan 1. Pada pasien ini baru boleh
dilakukan pencabutan dengan anestesi infiltrasi.
Gambar 11.14. Fraktur Setengah Mahkota (Gigi Tetap Akar Tunggal)

Sumber: www.klinikjoydental.com, diunduh 24 November 2017

B.ALAT, BAHAN, DAN OBAT ANESTESI


Selanjutnya Anda harus dapat menyiapkan alat pencabutan gigi berupa
tang gigi tetap akar tunggal yang sesuai dengan kasus yang dijumpai. Jangan lupa
siapkan juga bahan-bahan yang dibutuhkan pada tindakan pencabutan gigi seperti
cotton pellet, cotton roll, cotton applicator, dan tampon. Adapun obat yang harus
disiapkan adalah obat anestetikum untuk anestesi infiltrasi yaitu Lidocaine HCl
dengan adrenalin atau epinephrine (misal: Pehacain bentuk ampul, Scandonest
bentuk carpul), dan Lidocaine HCL tanpa adrenalin atau epinephrine (Lidocaine
HCl bentuk ampul, Xylestesin bentuk carpul). Selain itu perlu juga disediakan
anestetikum permukaan seperti Xylonor Spray atau Anesthetic Gel yang
diperlukan untuk mengantisipasi bila pasien takut merasa sakit saat ditusuk jarum
suntik.
Adapun obat anestesi umum yaitiu:

 Midazolam (Versed), obat yang menekan ingatan tentang prosedur,


biasanya diberikan dua jam sebelum prosedur dalam kombinasi dengan
Tylenol dalam anestesi umum sehingga orang tersebut akan pulang tanpa
ingatan akan operasi.
 Gas sevofluran dalam kombinasi dengan nitrous oxide dan oksigen sering
digunakan selama anestesi umum diikuti dengan penggunaan gas isofluran
untuk mempertahankan anestesi selama prosedur. Pada anak-anak, aroma
buah-buahan yang manis sering digunakan dengan gas untuk mengilhami
inhalasi yang dalam. Aroma datang dalam ceri, apel, permen karet ,
semangka.
 Propofol , obat dengan efek yang mirip dengan Sodium Pentathol , sering
digunakan melalui infus intravena melalui infus selama anestesi umum
setelah gas dimulai.
 Morfin sering digunakan untuk mengontrol rasa sakit selama operasi gigi
dengan anestesi umum. Morfin biasanya diberikan melalui IV.
 Ketorolak sering diberikan melalui IV untuk menekan rasa sakit dan
peradangan saat di bawah anestesi umum.
Berikutnya adalah Antiseptik yang akan digunakan untuk dioleskan pada mukosa
gigi yang akan dicabut dan tampon yang akan digunakan menutup luka bekas
pencabutan dan kemudian meminta pasien untuk menggigit tampon dengan keras.
C.POSISI PASIEN DAN OPERATOR
Setelah alat, bahan, dan obat tersedia di atas tray dental unit, maka segera
posisikan pasien dan operator (Anda) sesuai dengan lokasi gigi yang akan dicabut.
Bila pencabutan untuk gigi anterior rahang atas, maka posisi pasien ditidurkan
dengan sandaran punggung membentuk sudut 30˚ dari lantai, muka pasien
menengok ke kanan (menghadap operator) dan mulut pasien setinggi bahu
operator, sedangkan posisi operator pada arah jam 7 atau jam 8.
Bila gigi yang akan dicabut adalah gigi anterior rahang bawah maka posisi pasien
ditidurkan sandaran punggung membentuk sudut 45˚ dari lantai, muka pasien
menengok ke kanan (menghadap operator) dan mulut pasien setinggi siku
operator, serta posisi operator berada pada arah jam 7 atau jam 8.
D.PEMBERIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Selanjutnya setelah pasien duduk dengan nyaman, maka silahkan berikan
komunikasi terapuetik sesuai dengan prosedur pencabutan gigi tetap akar tunggal
menggunakan anestesi infiltrasi agar pasien dapat memahami tindakan yang akan
di berikan . Komunikasi terapeutik yang diberikan meliputi: menunjukkan elemen
gigi yang akan dicabut, menyampaikan tujuan dari tindakan pencabutan, dan
menceritakan prosedur tindakan pencabutan.
Adapun fungsi dari komunikasi terapuetik yaitu:
 Meningkatkan kemandirian pasien melalui proses realisasi diri.
 Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan
saling tergantung dan mencintai.
 Meningkatkan kesejahteraan klien dan peningkatan fungsi dan
kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapaia tujuan personal yang
realistik
E.PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
Setelah Anda menjelaskan komunikasi terapeutik, jelaskan pula risiko yang
akan terjadi berkaitan dengan tindakan pencabutan gigi pada pasien atau orang
tua/wali pasien bila pasien masih dibawah umur. Bila pasien dan orang tua/wali
pasien sudah memahami dan menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan,
mintalah tanda tangan pasien atau orang tua/wali pasien.

F.PELAKSANAAN ANESTESI INFILTRASI


Langkah selanjutnya adalah melakukan anestesi infiltrasi sesuai dengan
kasus. Untuk mengingatkan kembali seperti yang sudah Anda pelajari di mata
kuliah Dasar-dasar Pencabutan Gigi, maka ikuti prosedur di bawah ini.
1.Bila menggunakan obat anestesi infiltrasi Pehacain dalam bentuk ampul, maka
berikut adalah langkah-langkahnya:
a.Persiapkan obat anestetikum dengan memasukkan obat anestetikum pada
disposable syringe, pastikan tidak ada udara terjebak di dalam syringe.
b.Ambil cotton pellet yang sudah dibasahi antiseptik
c.Tarik bibir sampai terlihat mucolabial fold dari gigi yang akan dicabut (rahang
atas maupun rahang bawah), lalu olesi dengan antiseptik tadi
d.Tusukkan jarum pada mucolabial fold gigi yang akan dicabut dengan bevel
jarum
menghadap tulang, sampai menatap tulang
e.Lakukan aspirasi untuk mengetahui apakah jarum masuk ke dalam pembuluh
darah atau tidak
f.Bila tidak ada darah dalam syringe, depositkan obat sebanyak 1,5 cc, lalu tarik
keluar jarum
g.Selanjutnya ambil cotton pellet yang sudah dibasahi antiseptik
h.Untuk gigi rahang atas oleskan pada bagian palatal yaitu di daerah seperempat
palatum dari gigi yang akan dicabut. Untuk rahang bawah oleskan pada bagian
lingual yaitu didaerah ujung akar dari gigi yang akan dicabut
i.Tusukkan jarum di bagian palatal yaitu pada seperempat palatum atau bagian
lingual daerah ujung akar dari gigi yang akan dicabut dengan bevel jarum
menghadap tulang, sampai menatap tulang
j.Lakukan aspirasi untuk mengetahui apakah jarum masuk ke dalam pembuluh
darah atau tidak
k.Bila tidak ada darah dalam syringe, depositkan obat sebanyak 0,5 cc, lalu tarik
jarum keluar
l.Tunggu antara 3-5 menit, lakukan pengecekan dengan melihat apakah gusi
(mukosa) sudah pucat, atau bila ditusuk dengan sonde sudah tidak terasa
2.Bila menggunakan obat anestesi infiltrasi Scandonest (atau Xylestesin) dalam
bentukcarpule, maka berikut adalah langkah-langkahnya:

a.Persiapkan obat anestetikum dengan memasukkan carpule obat anestetikum


pada
citoject, pastikan obat bisa keluar dari ujung jarum
b.Ambil cotton pellet yang sudah dibasahi antiseptik
c.Tarik bibir sampai terlihat mucolabial fold dari gigi yang akan dicabut (rahang
atas maupun bawah), lalu olesi dengan antiseptik tadi
d.Tusukkan jarum pada mucolabial fold gigi yang akan dicabut dengan bevel
jarum menghadap tulang, sampai menatap tulang.
e.Depositkan obat sebanyak 1,5 cc, lalu tarik jarum keluar
f.Selanjutnya ambil cotton pellet yang sudah dibasahi antiseptik
g.Untuk gigi rahang atas oleskan pada bagian palatal yaitu di daerah seperempat
palatum dari gigi yang akan dicabut. Untuk rahang bawah oleskan pada bagian
lingual yaitu didaerah ujung akar dari gigi yang akan dicabut
h.Tusukkan jarum di bagian palatal yaitu pada seperempat palatum atau bagian
lingual daerah ujung akar dari gigi yang akan dicabut dengan bevel jarum
menghadap tulang, sampai menatap tulang
i.Depositkan obat sebanyak 0,5 cc, lalu tarik jarum keluar
j.Tunggu antara 3-5 menit, lakukan pengecekan dengan melihat apakah gusi
(mukosa) sudah pucat, bila ditusuk dengan sonde sudah tidak terasa.
G.FIKSASI JARI
Hal yang perlu di perhatikan fiksasi jari dalam memegang gigi yang akan
dicabut, pada prinsipnya sama dengan cara fiksasi jari pada gigi susu di atas,
yaitu:
1.Untuk Gigi Tetap anterior rahang atas: ibu jari di sebelah palatal dan jari
telunjuk di sebelah labial
2.Gigi Tetap anterior rahang bawah: jari telunjuk di sebelah lingual dan ibu jari di
sebelah labial, ketiga jari yang lain menyangga dagu
3.Bila untuk gigi Tetap Caninus rahang bawah kanan dapat pula dengan cara: jari
telunjuk di sebelah bukal dan ibu jari di sebelah lingual, ketiga jari yang lain
menyangga dagu. Perhatikan bahwa operator ada di arah jam 11, dengan lengan
sedikit merangkul pasien.

H.GERAKAN PENCABUTAN
Beberapa hal perlu diperhatikan saat melakukan gerakan pencabutan gigi
adalah bahwa Gigi Tetap akarnya masih panjang dan tertanam dalam tulang.
Untuk itu perlu digoyangkan dan dilonggarkan terlebih dahulu sebelum dicabut.
Disini diingatkan kembali gerakan pencabutan sebagai berikut:
1. Gigi tetap anterior rahang atas: lepaskan perlekatan gigi dari jaringan
periodontium menggunakan bein, goyangkan gigi dengan bein, bila gigi
telah longgar maka pegang gigi menggunakan tang yang sesuai, luksasi ke
arah labial-palatal, bila sudah longgar lakukan rotasi, lalu ekstraksi ke arah
bawah dan keluar dari mulut. Di bawah ini adalah contoh gambar
penggunaan bein.
Gambar 11.15 Penggunaan Bein.
Sumber: Sariningsih, 2006.

2. Gigi tetap anterior rahang bawah: lepaskan perlekatan gigi dari jaringan
periodontium menggunakan bein, goyangkan gigi dengan bein, bila gigi
telah longgar maka pegang gigi menggunakan tang yang sesuai, luksasi ke
arah labial-palatal, bila sudah longgar lakukan rotasi, lalu ekstraksi ke arah
atas dan keluar dari mulut

Gambar 11.16. Cara Memegang Gigi Dengan Tang Pencabutan


Sumber: www.doomandbloom.net, diunduh 05 Februari 2018
3. Segera setelah gigi tercabut lakukan pengecekan apakah masih ada sisa
akar atau serpihan gigi yang tertinggal.
4. Bila tidak ada, lakukan penekanan luka pencabutan menggunakan cotton
roll atau tampon selama 10 detik untuk menghentikan pendarahan.
5. Kemudian instruksikan pasien untuk berkumur 1 kali saja Segera ambil
tampon yang sudah diberi antiseptik dan letakkan pada luka bekas
pencabutan

Gambar 11.17. Teknik Melletakkan Tampon


Sumber: www.steadyhealth.com, diunduh 24 November 2017

I.PEMBERIAN INSTRUKSI SETELAH PENCABUTAN GIGI


Setelah gigi tercabut dan luka bekas pencabutan ditutup dengan tampon antiseptik,
maka langkah berikutnya adalah memberikan instruksi setelah pencabutan sebagai
berikut:
1.Gigit tampon selama 60 menit, agar terjadi pembekuan darah
2.Bila sudah 60 menit, tampon boleh dibuang
3.Jangan berkumur terlalu keras dan sering, agar bekuan darah tidak terlepas yang
dapat menyebabkan terjadi pendarahan lagi
4.Tidak boleh menghisap-hisap luka bekas pencabutan, agar bekuan darah tidak
terlepas yang dapat menyebabkan terjadi pendarahan lagi
5.Tidak boleh menyentuh/mengorek luka bekas pencabutan dengan jari maupun
lidah, karena dapat menyebabkan bekuan darah terlepas dan terjadi infeksi karena
jari yang kotor
6.Bila ingin makan, hari ini pakailah sisi rahang yang tidak dicabut, agar bekuan
darah tidak terlepas yang dapat menyebabkan pendarahan lagi
7.Sementara ini jangan makan dan minum yang panas, agar pembuluh darah tidak
melebar yang dapat menyebabkan terjadi pendarahan yang berlebihan
8.Bila pasien merokok, selama 1 hari ini tidak boleh merokok dahulu, agar
pembuluh darah tidak melebar yang dapat menyebabkan terjadi pendarahan yang
berlebihan.

Latihan

Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah Latihan berikut!
1)Sebutkan prosedur pencabutan gigi 31 dengan obat anestesi Scandonest pada
pasien laki-laki usia 30 th yang tidak menderita penyakit sistemik.
2)Lakukanlah pencabutan Gigi Tetap anterior rahang atas dengan indikasi
pencabutan anestesi infiltrasi menggunakan alat citoject. Mintalah pembimbing
untuk mengawasi !
3)Lakukanlah pencabutan Gigi Tetap anterior rahang bawah dengan indikasi
pencabutan anestesi infiltrasi menggunakan alat disposable syringe. Mintalah
pembimbing untuk mengawasi !

Ringkasan
Tindakan pencabutan gigi tetap akar tunggal dengan anestesi infiltrasi pada
pasien pelayanan asuhan kesehatan individu dilakukan pada pasien dengan usia
lebih dari 7 tahun. Obat anestesi yang biasanya digunakan adalah Lidocaine HCl,
Pehacain, Scandonest, atau Xylestesin. Agar prosedur pencabutan dapat berjalan
dengan lancar dan aman, maka penting untuk memperhatikan indikasi; keadaan
umum dan penyakit sistemik yang diderita oleh pasien; pemilihan alat, bahan dan
obat anestesi yang tepat; posisi pasien dan operator; pemberian komunikasi
terapeutik; persetujuan tindakan medis; pelaksanaan anestesi permukaan; fiksasi

Tes 2
jari; gerakan pencabutan; dan pemberian instruksi setelah pencabutan gigi.

1)Lakukanlah pencabutan gigi 11 fraktur setengah mahkota, pada pasien wanita


usia 24 tahun dengan tensi normal dan tidak menderita penyakit sistemik.
2)Mintalah pembimbing anda untuk mengawasi dan menilai tindakan pencabutan
yang anda lakukan menggunakan Format Penilaian yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
www.pakar gigi.com. (2014). Cara Mencabut Gigi Sulung Pada Anak. [Internet]. [cited
2017 Nov 21]. Available from: http://www.pakargigi.com.

www.rining.co.id. (2015). MengenaiObat anestesi topical: Chloraethyl. [Internet]. [cited


2017 Des 06]. Available from: www.rining.co.id.

www.universaldental.com.pk. (2017). Mengenai Obat anestesi topical: Xylonor Spray.


[Internet]. [cited 2017 Desember 06]. Available from: http://www.universaldental.com.

www.amt-dental.com. (2014). Mengenai Obat anestesi topical: Precaine Gel [Internet].


[cited 2017 Des 06]. Available from: www.amt-dental.com.

www.steadyhealth.com. (2017). Teknik meletakkan tampon [Internet]. [cited 2017


November 24]. Available from: www.steadyhealth.com.

www.klinikjoydental.com.(2017). fraktur setengah mahkota (gigi tetap akar tunggal)


[Internet]. [di akses 2017 November 24].
Available from: www.klinikjoydental.com.www.doomandbloom.net.(2017).How

to extract atooth [Internet]. [cited 2017February 05]. Available from:


www.doomandbloom.net

Endo T, Gabka J, Taubenheim L (Januari 2008). "Anestesi intraligmentary: manfaat dan


keterbatasan (diakses 11 february 2022)

Riadi muchlisin,2020 komunikasi terapuetik(pengertian,fungsi,karakteristik,prinsip dan


Teknik) https://www.kajianpustaka.com/2020/06/komunikasi-terapeutik-pengertian-
fungsi-karakteristik-prinsip-dan-teknik.html (diakses 11 february 2022)

Anda mungkin juga menyukai