PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
B. KLASIFIKASI
3
3. Letak sungsang tidak sempurna
Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (inkomplit or
footling) (10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu
kaki disamping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat keatas. Pada presentasi
kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki. Selain bokong bagian terendah
juga kaki dan lutut, terdiri dari:
a. Kedua kaki: letak kaki sempurna.
b. Satu kaki : letak kaki tidak sempurna, frekunsi 24%.
c. Kedua lutut: letak lutut sempurna
d. Satu lutut :letak lutut tidak sempurna, frekuensi 1%
Posisi bokong ditentukan oleh 4 sakrum, ada 4 posisi yaitu:
a. Sakrum kiri depan.
b. Sakrum kanan depan.
c. Sakrum kiri belakang
d. Sakrum kanan belakang.
C. PENYEBAB
4
8. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
9. Janin sudah lama mati.
10. Sebab yang tidak diketahui.
D. KOMPLIKASI
5
BAB III
PEMBAHASAN
A. SPONTAN BRACH
1. Pengertian
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri, tanpa tarikan ataupun
manipulasi selain menyangga bayi. dibagi menjadi 3 tahap :
a. Fase Lambat Pertama
Tahapan persalinan dari bokong sampai umbilikus. Disebut fase lambat oleh
karena pada fase ini umumnya tidak terdapat hal-hal yang membahayakan
jalannya persalinan. Pada fase ini, penolong bersikap pasif menunggu
jalannya persalinan.
b. Fase Cepat
Tahapan persalinan dari umbilikus sampai mulut. Disebut fase cepat oleh
karena dalam waktu < 8 menit ( 1 – 2 kali kontraksi uterus ) fase ini harus
sudah berakhir. Pada fase ini, tali pusat berada diantara kepala janin dengan
PAP sehingga dapat menyebabkan terjadinya asfiksia janin.
c. Fase lambat Kedua
Tahapan persalinan dari mulut sampai seluruh kepala. Pertolongan pada
tahap persalinan ini tidak boleh tergesa-gesa oleh karena persalinan kepala
yang terlalu cepat pada presentasi sungsang dapat menyebabkan terjadinya
dekompresi kepala sehingga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.
2. Mekanisme Persalinan
Terdapat perbedaan dasar antara persalinan pada presentasi sungsang
dengan persalinan pada presentasi belakang kepala. Pada presentasi belakang kepala,
bila kepala sudah lahir maka sisa tubuh janin akan mengalami proses persalinan
selanjutnya dan umumnya tanpa kesulitan. Pada presentasi sungsang, lahirnya
bokong dan bagian tubuh janin tidak selalu dapat diikuti dengan persalinan kepala
6
secara spontan. Dengan demikian maka pertolongan persalinan sungsang
pervaginam memerlukan keterampilan khusus dari penolong persalinan. Engagemen
dan desensus bokong terjadi melalui masuknya diameter bitrochanteric bokong
melalui diameter oblique panggul. Panggul anterior anak umumnya mengalami
desensus lebih cepat dibandingkan panggul posterior. Pada saat bertemu dengan
tahanan jalan lahir terjadi putar paksi dalam sejauh 450 dan diikuti dengan
pemutaran panggul anterior kearah arcus pubis sehingga diameter bi-trochanteric
menempati diameter antero-posterior pintu bawah panggul. Setelah putar paksi
dalam, desensus bokong terus berlanjut sampai perineum teregang lebih lanjut oleh
bokong dan panggul anterior terlihat pada vulva. Melalui gerakan laterofleksi tubuh
janin, panggul posterior lahir melalui perineum. Tubuh anak menjadi lurus
( laterofleksi berakhir ) sehingga panggul anterior lahir dibawah arcus pubis.
Tungkai dan kaki dapat lahir secara spontan atau atas bantuan penolong persalinan.
Setelah bokong lahir, terjadi putar paksi luar bokong sehingga punggung berputar
keanterior dan keadaan ini menunjukkan bahwa saat itu diameter bisacromial bahu
sedang melewati diameter oblique pintu atas panggul. Bahu selanjutnya mengalami
desensus dan mengalami putar paksi dalam sehingga diameter bis-acromial berada
pada diameter antero-posterior jalan lahir. Segera setelah bahu, kepala anak yang
umumnya dalam keadaan fleksi maksimum masuk panggul melalui diameter oblique
dan kemudian dengan cara yang sama mengalami putar paksi dalam sehingga bagian
tengkuk janin berada dibawah simfisis pubis. Selanjutnya kepala anak lahir melalui
gerakan fleksi. Engagemen bokong dapat terjadi pada diameter tranversal panggul
dengan sacrum di anterior atau posterior. Mekanisme persalinan pada posisi
tranversal ini sama dengan yang sudah diuraikan diatas, perbedaan terletak pada
jauhnya putar paksi dalam ( dalam keadaan ini putar paksi dalam berlangsung sejauh
900). Kadang-kadang putar paksi dalam terjadi sedemikian rupa sehingga punggung
anak berada dibagian posterior dan pemutaran semacam ini sedapat mungkin
dicegah oleh karena persalinan kepala dengan dagu didepan akan jauh lebih sulit
bila dibandingkan dengan dagu di belakang selain itu dengan arah pemutaran seperti
itu kemungkinan terjadinya hiperekstensi kepala anak juga sangat besar dan ini akan
memberi kemungkinan terjadinya “after coming head” yang amat besar.
7
3. Teknik / Penatalaksanaan
8
B. MANUAL AID
1. Pengertian
Untuk melahirkan lengan dan bahu dapat di lakukan prasat secara klasik ,
cara mueller, atau cara loevset. Terdiri dari 3 tahapan :
a. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
b. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
c. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
2. Indikasi
3. Teknik / Penatalaksanaan
a. Cara Klasik
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga
bokong dan kaki lahir.
2) Tali pusat dikendorkan.
3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas
Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
4) Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang. Masukkan dua
jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan
lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
9
5) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu
dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
b. Cara Muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan
cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir. Melahirkan bahu depan terlebih
dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke
arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan. Setelah bahu dan lengan
depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan
belakang.
c. Cara Loevset
Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala /
nuchal arm yaitu :
1) Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua
tangan. Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang muchal.
2) Memutar kembali 180 derajat ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke
kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara
Klasik atau Muller.
d. Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan
ibu-bayi. Keadaan bayi / ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1) Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha
sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin
sehingga kaki bawah menjadi fleksi,tangan yang lain mendorong fundus
ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua
jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
2) Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari
10
diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari
lain di depan betis, kaki ditarik turun ke bawah sampai pangkal paha
lahir.
3) Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua
ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di
depan paha.
4) Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir
kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dievaluasi ke atas
hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter lahir berarti
bokong telah lahir.
5) Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang
akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan
trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus cunam ke bawah.
Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller atau Lovset.
11
f. Cara melahirkan kepala
Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid bila
dengan Bracht kepala belum lahir).
1) Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah
memegang kuda (Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi di atas
tangan kanan).
2) Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
3) Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi
4) Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
5) Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong
persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir
dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut..
12
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Letak Sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian
rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri). Ada 4 tipe kelainan
letak sungsang yaitu:
1. Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%).
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke
atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian
pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong
2. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada presentasi
bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling )
( 10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping
bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian
paling rendah adalah satu atau dua kaki.
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin. Buku Acuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2002.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta 2005
Mauren Boyle, Micheal, J., Kreo. Kedaruratan dalam Persalinan. 2008. Jakarta: EGC
arney, H., Kriebs, M., Jan., Gegor, L., Carolyn. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4. vol 2.
2008. Jakarta: EGC
14