Anda di halaman 1dari 9

POLA PERTUMBUHAN BATUAN KARBONAT LAPANGAN KANCIL

INTERVAL“MID MAIN CARBONATE” FORMASI CIBULAKAN


ATAS, CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

Gilang Anugrah Pribadi*, Ildrem Syafri1, Febriwan Mohammad1


1
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Bandung

*Korespondensi: fahmghifarry@yahoo.com

ABSTRAK
Interval Mid Main Carbonate pada Lapangan “Kancil” merupakan interval target pada penelitian ini.
Termasuk kedalam bagian dari Formasi Cibulakan Atas, Cekungan Jawa Barat Utara. Cekungan Jawa
Barat Utara terletak di barat laut Jawa dan meluas sampai lepas pantai utara Jawa. Cekungan Jawa Barat
Utara secara regional merupakan sistem busur belakang (back arc system) yang terletak diantara lempeng
mikro sunda dan tunjaman lempeng India-Australia (Narpodo, 1996). Penelitian ini mempunyai tujuan
untuk mengetahui pola pertumbuhan batuan karbonat berdasarkan parameter sikuen stratigrafi. Data –
data yang digunakan adalah data wireline log pada 2 sumur , data serbuk bor, data batuan inti dan data
lintasan seismik. Penelitian ini dimulai dengan interpretasi litofasies berdasarkan pada deskripsi data
serbuk bor dan batuan inti. Kemudian melakukan analog terhadap interval yang tidak mempunyai data
batuan inti melalui respon log gamma ray. Selanjutnya melakukan penentuan parasikuen pada setiap
sumur untuk mengetahui kronostratigrafinya dan melakukan analisis bentuk pertumbuhanan batuan
karbonat berdasarkan gambaran citra seismik. Secara umum pertumbuhan batuan karbonat memiliki pola
yang sama, diawali oleh pola keep-up carbonate (Miall, 2010) pada parasikuen 1 , catch-up carbonate
pada parasikuen 2 dan drowning atau give-up carbonate pada parasikuen 3.

Kata Kunci : Cekungan Jawa Barat Utara, Formasi Cibulakan Atas, Mid Main Carbonate, Sikuen
Stratigrafi

ABSTRACT
Mid Main Carbonate interval on "Kancil" field was the target interval in this study. It was included in
part of the Upper Cibulakan Formation, North West Java Basin. North West Java Basin was located in
the northwest of Java and extended to the north Java offshore. North West Java Basin was a regional
back arc system located between the micro-sunda plate and the Indian-Australian plate subduction
(Narpodo, 1996). This research had purpose to know the growth pattern of carbonate rock based on
sequence stratigraphic parameter. The data used were wireline log data on 2 wells, mud log data, core
data and seismic line data. This study began with the interpretation of lithofacies based on the
description of the mud log and core data. Then, interpreted an analog to the interval that does not have
the core data through the gamma ray log response. Next, analyzed parasequence determination on each
well to know its chronostratigraphy and analyzed of carbonate growth pattern based on seismic image. In
general, the growth of carbonate rocks had the same pattern, started with catch-up carbonate (Miall,
2010) on parasequence 1, keep-up carbonate on parasequence 2 and drowning or give-up carbonate on
parasequence 3.

Keywords : North West Java Basin, Upper Cibulakan Formation, Mid Main Carbonate, Sequence
Stratigraphy

1. PENDAHULUAN pemasalahan yang menyangkut eksplorasi


dan produksi hidrokarbon memiliki aspek
Industri minyak dan gasbumi dewasa ini
serta kendala tertentu yang mendorong
terus mengalami perkembangan dan
pesatnya perkembangan penelitian dan
kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
pengoptimalan studi cekungan dalam usaha

207
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.01, No. 03, Desember 2017: 207-215

untuk menemukan lapangan minyak baru cekungan, yaitu (dari barat ke timur) Sub
atau dalam usaha pengembangan dan Cekungan Ciputat, Sub Cekungan Pasir
optimalisasi produksi pada lapangan yang Putih, dan Sub Cekungan Jatibarang.
sudah ditemukan. Cekungan Jawa Barat
Utara merupakan dalah satu cekungan yang
sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon,
termasuk Formasi Cibulakan Atas.
Sikuen stratigrafi adalah suatu pendekatan
berorientasi proses untuk menginterpretasi
paket sedimenter. Pengetahuan ini
memberikan pemahaman proses-proses
pengendapan dan faktor- faktor yang secara
langsung mempengaruhinya untuk
menjelaskan dan menafsirkan kejadiannya,
penyebarannya, dan geometri fasies
sedimenter tersebut terutama fasies pada
batuan karbonat yang menjadi target dari
penelitian ini karena fasies pada batuan
karbonat mempunyai karakteristik yang
khas dan menarik untuk dipelajari lebih
lanjut.
Pengetahuan yang didapat dari
mengidentifikasi dan mengklasifikasi fasies
batuan dan merekonstruksi model
pengendapan karbonat berdasarkan konsep
sikuen stratigrafi akan membantu
subsurface geologist dalam eksplorasi
maupun pengembangan reservoar karbonat
dan dengan dilakukakannya studi akhir ini
diharapkan dapat menambah wawasan
terhadap fasies serta urutan paket-paket
pengendapan yang ada pada daerah
penelitian. Gambar 1. Kolom Stratigrafi Cekungan
Jawa Barat Utara (Arpandi dan
Padmosukismo, 1975)
2. TINJAUAN PUSTAKA
Stratigrafi regional Cekungan Jawa Barat
Cekungan Jawa Barat Utara yang merupakan
Utara terdiri atas beberapa formasi (Gambar
salah satu rangkaian cekungan belakang
1), yaitu:
busur (back-arck basin) di Indonesia bagian
1. Batuan Dasar
Barat. Cekungan ini merupakan cekungan
Litologi batuan dasar di Cekungan Jawa
yang terbentuk dari sistem zona subduksi
Barat Utara adalah batuan beku berumur
antara Lempeng Mikro Sunda dan Lempeng
Kapur Tengah – Kapur Akhir dan batuan
Australia. Cekungan Jawa Barat Utara
metamorf berumur Tersier. Batuan
dikontrol oleh sistem sesar normal berarah
metasedimen derajat rendah (filit, sekis)
utara – selatan . Sesar normal tersebut
hadir sebagai produk dari subduksi yang
mengakibatkan terbentuknya horst yang
berasosiasi dengan busur Meratus yang aktif
merupakan daerah tinggian, graben yang
pada waktu Kapur.
merupakan daerah rendahan, serta membagi
2. Formasi Jatibarang
cekungan ini menjadi beberapa sub
Formasi Jatibarang terdiri dari litologi tuf
cekungan. Pada saat ini Cekungan Jawa
dengan perselingan batulempung serpih dan
Barat Utara terbagi menjadi tiga sub
andesit porfiri. Formasi ini berumur Eosen

208
Pola Pertumbuhan Batuan Karbonat Lapangan Kancil Interval“Mid Main Carbonate” Formasi Cibulakan Atas, Cekungan
Jawa Barat Utara
(Gilang Anugrah Pribadi)

Akhir-Oligosen Awal dan memiliki dangkal. Formasi Cibulakan Atas secara


hubungan tidak selaras dengan batuan dasar. selaras diendapkan di atas Formasi Baturaja
Kehadiran Formasi Jatibarang di Cekungan dan di atas Formasi Cibulakan Atas
Jawa Barat utara merupakan suatu pertanda diendapkan secara selaras pula Formasi
bahwa cekungan berada dekat dengan pusat Parigi. Berdasarkan studi. Formasi
vulkanisma, sehingga dapat diinterpretasikan Cibulakan Atas dibagi menjadi tiga anggota,
bahwa pada saat Formasi Jatibarang yaitu : Anggota Massive, Main dan Pre-
diendapkan, posisi cekungan berada pada Parigi.
jalur gunung api (intra arc basin). 6. Formasi Parigi
3. Formasi Talang Akar Formasi Parigi dicirikan oleh dominasi
Formasi Talang Akar bagian bawah terdiri batugamping dengan sisipan dolomit,
dari perselingan batulempung serpih batugamping pasiran dan batulempung
karbonan serta batupasir dengan sisipan gampingan. Sejak Miosen Tengah hingga
batulanau dan batubara. Sedimen-sedimen Miosen Akhir terjadi siklus transgresi kedua
tersebut diendapkan secara tidak selaras di pada siklus sedimentasi Neogen yang
atas Formasi Jatibarang. Formasi Talang mengendapkan batugamping Formasi Parigi
Akar bagian bawah terbentuk pada fase yang melampar hampir ke seluruh wilayah
tektonik syn-rift. Formasi ini diendapkan cekungan. Berdasarkan studi foraminifera
pada Oligosen Akhir di lingkungan planktonik dan bentonik, umur Formasi
pengendapan lacustrine hingga fluvial- Parigi adalah Miosen Akhir dan diendapkan
deltaic. Formasi Talang Akar Atas terdiri pada lingkungan pengendapan laut dangkal
dari perselingan batugamping, serpih dan yang relatif stabil .
batupasir, diendapkan dengan siklus 7. Formasi Cisubuh
transgresif Oligosen Akhir - Miosen Awal Formasi Cisubuh diendapkan pada Miosen
pada lingkungan deltaic - laut dangkal. Akhir hingga Plio - Pleistosen. Formasi ini
Formasi Talang Akar Atas merupakan dicirikan oleh batulempung pada bagian
sedimen awal post-rift pada Cekungan Jawa bawah dan secara berangsur diendapkan
Barat Utara. batupasir serta konglomerat pada bagian
4. Formasi Baturaja atas. Formasi Cisubuh bagian bawah
Formasi Baturaja diendapkan secara selaras diendapkan pada lingkungan inner-neritic
di atas Formasi Talang Akar. Formasi ini dan bergradasi ke atas menjadi litoral-
terdiri dari litologi batugamping dengan paralik. Hal ini mengindikasikan adanya
perselingan tipis dolomite, batulempung perubahan lingkungan ke arah yang lebih
serpih, napal, dan batugamping terumbu dangkal akibat pengangkatan selama Plio -
pada daerah tinggian. Formasi ini berumur Pleistosen. Di atas Formasi Cisubuh secara
Miosen Awal dan diendapkan pada tidak selaras diendapkan endapan Kuarter.
lingkungan pengendapan laut dangkal.
Pengendapan Formasi Baturaja yang 3. METODE
berkembang luas pada Cekungan Jawa Barat Pada penelitian ini, dilakukan beberapa
Utara menandai kondisi tektonik yang relatif analisis dan interpretasi data untuk
stabil. mengetahui fasies dan lingkungan
5. Formasi Cibulakan Atas pengendapan Mid Main Carbonate, Formasi
Formasi Cibulakan Atas diendapkan pada Cibulakan Atas pada Lapangan „GA‟,
Miosen Tengah terdiri dari serpih yang Cekungan Jawa Barat Utara. Analisis dan
dominan dengan perselingan batupasir dan interpretasi data yang dilakukan diantaranya
batugamping klastik serta batugamping deskripsi data batuan inti dan deskripsi data
terumbu yang berkembang secara lokal serbuk bor. Analisis litofasies dilakukan
menginterpretasikan dua sistem untuk mengetahui fenomena geologi yang
pengendapan utama yang mengontrol terjadi melalui data rekaman batuan, analisis
sedimentasi di Formasi Cibulakan Atas , elektrofasies dilakukan untuk mengartikan
yaitu sistem pengendapan delta dan laut respon dari data log sumur ke dalam arti

209
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.01, No. 03, Desember 2017: 207-215

geologi, korelasi kronostratigrafi dibutuhkan Skeletal Wackstone. Fasies ini berdasarkan


untuk mengetahui persebaran lateral batuan deskripsi secara megaskopis memiliki
menggunakan prinsip sikuen stratigrafidan ukuran butir/cangkang Wackestone
yang terakhir melakukan analisis pola termasuk ke dalam kategori batuan
pertumbuhan batuan karbonat pada setiap karbonat klastik berdasarkan klasifikasi
parasikuen pada interval daerah penelitian. Dunham (1962). Fasies ini mengandung
cangkang dominan dan jejak fosil. Karakter
4. HASIL DAN PEMBAHASAN litologi umumnya memiliki warna krem
4.1 Analisis Litofasies hingga putih abu-abu, lunak hingga keras,
A. Litofasies Sumur Kancil-1 material lempung, kalsit, dan relief fosil
Pada Formasi Cibulakan Atas interval Mid foraminifera. Fasies ini diendapkan pada
Main Carbonate di Sumur Kancil-1, lingkungan Inner Shelf - Lagoon Reef
terdapat 4 jenis fasies batuan karbonat berdasarkan klasifikasi Christopher Kendall
diantaranya adalah fasies Skeletal dan Maurice Tucker (2010)
Wackestone-Packstone, Interclastics Fasies batuan karbonat paling muda adalah
Mudstone Interbeded Shale, Skeletal fasies Chalky Mudstone. Fasies ini
Wackestone dan Chalky Mudstone. berdasarkan deskripsi secara megaskopis
Fasies batuan karbonat yang paling tua memiliki ukuran butir/cangkang Mudstone
berdasarkan posisi stratigrafi adalah fasies termasuk ke dalam kategori batuan
Skeletal Wackestone-Packestone . Fasies ini karbonat klastik berdasarkan klasifikasi
berdasarkan deskripsi secara megaskopis Dunham (1962). Fasies ini mengandung
memiliki ukuran butir/cangkang Wackstone material kapur yang dominan. Karakter
sampai Packestone termasuk ke dalam litologi umumnya memiliki warna krem
kategori batuan karbonat klastik hingga putih, lunak hingga agak keras, ter-
berdasarkan klasifikasi Dunham (1962). rekristalisasi, kalsit, dan terdapat jejak
Fasies ini mengandung banyak cangkang. material organik. Fasies ini diendapkan
Karakter litologi umumnya memiliki warna pada lingkungan Inner Shelf - Lagoon Reef
krem hingga putih, agak keras hingga keras, berdasarkan klasifikasi Christopher Kendall
didominasi oleh mineral kalsit dan jejak- dan Maurice Tucker (2010). Secara
jejak fosil. Fasies ini diendapkan pada keseluruhan fasies dalam sumur Kancil-1
lingkungan Inner Shelf - Lagoon Reef pada Interval Mid Main Carbonate Formasi
berdasarkan klasifikasi Christopher Kendall Cibulakan Atas terdapat pada kolom
dan Maurice Tucker (2010) . stratigrafi (Gambar 2) .
Fasies batuan karbonat selanjutnya adalah
fasies Interclastics Mudstone Interbeded B. Litofasies Sumur Kancil-2
Shale . Fasies ini berdasarkan deskripsi Pada Sumur Kancil-2, terdapat 2 jenis
secara megaskopis memiliki ukuran fasies batuan karbonat diantaranya adalah
butir/cangkang Mudstone termasuk ke fasies Argillaceous Coral Grainstone dan
dalam kategori batuan karbonat klastik Coral and Foraminifera Grainstone.
berdasarkan klasifikasi Dunham (1962). Fasies batuan karbonat yang paling tua
Fasies ini mengandung fragmen batuan berdasarkan posisi stratigrafi adalah fasies
(lithoclast). Karakter litologi umumnya Argillaceous Coral Grainstone. Fasies ini
memiliki warna abu-abu, halus hingga berdasarkan deskripsi secara megaskopis
keras, didominasi oleh material lempung, memiliki ukuran butir/cangkang Grainstone
terdapat jejak fosil dan laminasi termasuk ke dalam kategori batuan
batulempung . Fasies ini diendapkan pada karbonat klastik berdasarkan klasifikasi
lingkungan Inner Shelf - Lagoon Reef Dunham (1962). Fasies ini didominasi oleh
berdasarkan klasifikasi Christopher Kendall coral dan material argillaceous (kandungan
dan Maurice Tucker (2010) lempung) . Karakter litologi umumnya
Fasies batuan karbonat selanjutnya memiliki warna abu-abu muda hingga abu-
berdasarkan posisi stratigrafi adalah fasies abu, halus hingga agak keras, fragmen

210
Pola Pertumbuhan Batuan Karbonat Lapangan Kancil Interval“Mid Main Carbonate” Formasi Cibulakan Atas, Cekungan
Jawa Barat Utara
(Gilang Anugrah Pribadi)

kristalin di beberapa bagian, terdapat foraminifera. Karakter litologi umumnya


beberapa unsur karbonan dan material memiliki abu-abu muda, halus hingga
lempung, dan juga terdapat mineral kalsit keras, terdapat mineral kalsit , argillaceous,
serta sedikit glaukonitan. Fasies ini material karbonan, beberapa fragmen
diendapkan pada lingkungan Lagoon Reefs kristalin, jejak fosil dan di beberapa bagian
berdasarkan klasifikasi Christopher Kendall sedikit glaukonit, dolomit serta terdapat
dan Maurice Tucker (2010) . rekahan . Fasies ini diendapkan pada
Fasies batuan karbonat selanjutnya lingkungan Lagoon Reef berdasarkan
berdasarkan posisi stratigrafi adalah fasies klasifikasi Christopher Kendall dan
Coral and Foraminifera Grainstone . Maurice Tucker (2010). Secara keseluruhan
Fasies ini berdasarkan deskripsi secara fasies dalam sumur Kancil-2 pada Interval
megaskopis memiliki ukuran Mid Main Carbonate Formasi Cibulakan
butir/cangkang Grainstone termasuk ke Atas terdapat pada kolom stratigrafi
dalam kategori batuan karbonat klastik (Gambar 2)
berdasarkan klasifikasi Dunham (1962).
Fasies ini didominasi coral dan

Gambar 2. Kolom Stratigrafi Sumur Kancil -1 (kiri) dan Kancil-2 (kanan)

211
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.01, No. 03, Desember 2017: 207-215

4.2 Analisis Elektrofasies korelasi antar sumur berdasarkan parameter


Pola log gamma ray biasanya menjadi sikuen nya.
parameter utama dalam penentuan litologi
pada interval tertentu di dalam sumur,
selain itu biasa digunakan juga log
tambahan seperti log neutron dan log
densitas sebagai data penguat interpretasi
litologi bawah permukaan . Pola respon
umum log gamma ray ini digunakan dalam
analisa elektrofasies untuk menentukan
jenis litologi terutama dan pola perubahan
keadaan energi pengendapan pada setiap
sumur yang terdapat di lapangan Kancil.
Dalam penentuan fasies pada setiap sumur
di lapangan GA yang tidak memiliki batuan
inti didasarkan atas analog dari pola respon
log gamma ray yang dibantu dengan
interpretasi log lainnya (Tabel 1). Pola
setiap respon log gamma ray mengacu pada
klasifikasi respon log menurut Kendall
(2003) .
Tabel 1 . Respon Log Gamma Ray
Terhadap Litofasies

4.3 Kronostratigrafi
Konsep sikuen stratigrafi menjadi salah satu
parameter penting dalam penentuan urutan
waktu pengendapan berdasarkan paket – Gambar 3. Korelasi Sumur Kancil-1
paket pengendapan nya dari yang berumur dengan Sumur Kancil-2
tua hingga yang muda. Sikuen stratigrafi
juga berperan penting dalam melakukan Interval penelitian dibagi menjadi 3
parasikuen, pada parasikuen 1 yaitu fase

212
Pola Pertumbuhan Batuan Karbonat Lapangan Kancil Interval“Mid Main Carbonate” Formasi Cibulakan Atas, Cekungan
Jawa Barat Utara
(Gilang Anugrah Pribadi)

Lowstand System Tract (LST) menurut baik dari litofasies, elektrofasies,


Kendall (2003). Fase ini menandai kronostratigrafi dan bentuk geometri citra
dimulainya pertumbuhan karbonat pada seismik (Gambar 4) maka terdapat 3 pola
interval Mid Main Carbonate pada saat utama pertumbuhan batuan karbonat pada
keadaan air laut dangkal dengan penetrasi interval yang mengacu pada parameter
yang cukup. Selanjutnya, dengan dibatasi sikuen stratigrafi . Diawali pada parasikuen
Transgressive Surface (TS) dimulai lah 1 dimana air laut berada pada titik terendah
parasikuen 2 yaitu fase Transgressive dan naik secara perlahan yaitu fase
System Tract (TST) . Pada fase ini air laut Lowstand System Tract (LST). Pada fase ini
mulai naik menyebabkan mulai tinggi nya mulai terjadi pertumbuhan karbonat dengan
kolom air sebagai ruang akomodasi. Oleh pola pertumbuhan keep-up carbonate
sebab itu pertumbuhan karbonat mulai (Miall, 2010) dicirikan dengan karbonat
terganggu dengan dominan nya influks yang tumbuh vertikal dan menyebar secara
silisklastik pada bagian atas interval Mid lateral. Pada parasikuen 2 terjadi fase
Main Carbonate di setiap sumur. Transgressive System Tract (TST) diawali
Parasikuen 3 diawali dengan muncul nya dengan batas transgressive surface (TS) ,
Flooding Surface (FS) maka berubahlah pola pertumbuhan pada fase ini adalah
fase menjadi Highstand System Tract. Pada catch-up carbonate (Miall, 2010), dicirikan
keadaan ini air laut mulai mencapai titik oleh pertumbuhan yang vertikal dan tidak
maksimum sehingga pertumbuhan karbonat sempat menyebar secara lateral seperti
mati dan sedimentasi mulai berubah sebelumnya karena naik nya muka air laut
menjadi pengendapan silisiklastik (Gambar secara cepat. Pada fase ini terjadi influks
3). sedimen silisiklastik yang cukup dominan
4.4 Pola Pertumbuhan Batuan dicirikan salah satunya dengan nilai log
Karbonat gamma ray yang naik dan data litofasies
Pada sumur Kancil-1 dan Kancil-2 terdapat dari batuan inti. Selanjutnya parasikuen 3
kemiripan pola pertumbuhan karbonat yaitu fase Highstand System Tract (HST) .
berdasarkan integrasi dari setiap analisis

Gambar 4. Bentuk dan Kemenerusan Horizon pada Lintasan Seismik

213
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.01, No. 03, Desember 2017: 207-215

Diawali dengan batas flooding surface (FS) lebih dominan yang dicirikan dengan nilai
dari parasikuen sebelumnya, pada fase ini log gamma ray meningkat dan defleksi ke
pertumbuhan telah selesai dan karbonat arah kanan di karena kan peningkatan unsur
mati dikenal dengan istilah give-up radioaktif yang terendapkan bersama
carbonate (Miall, 2010) dikarena kan laju batulempung dan sedimen berbutir halus
pembentukan ruang akomodasi menjadi lainnya. Pola pertumbuhan pada sumur
lebih cepat sehingga karbonat tidak bisa Kancil-1 dan Kancil-2 secara umum
tumbuh dan pada fase ini pola sedimentasi memiliki bentuk geometri yang identik
berubah kembali menjadi pengendapan (Gambar 5).
sedimen silisiklastik bebutir halus yang

Gambar 5. Pola pertumuhan karbonat setiap sumur

5. KESIMPULAN satu sama lain. Secara kesulurhan terdapat 3


Litofasies yang terdapat pada daerah pola pertumbuhan, yaitu pola keep-up
penelitian dari data batuan inti diantaranya carbonate pada parasikuen 1 , pola catch-
Skeletal Wackestone-Packstone, up carbonate pada parasikuen 2 dan pola
Interclastics Mudstone Interbeded Shale, give-up carbonate atau pengendapan
Skeletal Wackestone , Chalky Mudstone, kembali sedimen silisiklastik pada
Argillaceous Coral Grainstone dan Coral parasikuen 3.
and Foraminifera Grainstone.
Berdasarkan analisis elektrofasies yang UCAPAN TERIMAKASIH
dilakukan berdasarkan analog melalui
respon log gamma ray didapatkan lima pola
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Kendall (2003) yaitu Bell, Funnel, Esa yang telah mengizinkan penulis
Symmetrical, Cylindrical dan Serrated yang menyelesaikan penelitian ini. Terima
identik dengan masing masing litofasies kasih kepada pembimbing telah
(Tabel 1). membimbing dalam pengerjaan
Kronostratigrafi pada setiap sumur di penelitian ini, kedua orang tua yang
daerah penelitian dibagi menjadi 3 telah memberikan dukungan dan doa
parasikuen, diantaranya parasikuen 1 yaitu untuk kelancaran penelitian ini dan
fase Lowstand System Tract (LST), terima kasih kepada dosen Fakultas
parasikuen 2 yaitu fase Transgressive Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
System Tract (TST) dan yang terakhir
yang telah membimbing dalam
parasikuen 3 yaitu fase Highstand System
Tract (HST).
penyelesaian penelitian ini.
Pola pertumbuhan karbonat pada sumur
Kancil-1 dan Kancil-2 memiliki kemiripan

214
Pola Pertumbuhan Batuan Karbonat Lapangan Kancil Interval“Mid Main Carbonate” Formasi Cibulakan Atas, Cekungan
Jawa Barat Utara
(Gilang Anugrah Pribadi)

DAFTAR PUSTAKA and nomenclature. Report for the


International Commission on
Arpandi, D., Patmokismo, S., 1975 The Stratigraphy.Newsletters on
Cibulakan Formation as One of The Stratigraphy Special Issue 44/3, 173-
Most Prospective Stratigraphic Unitsin 245.
The Northwestjava Basinal Area, IPA Miall, Andrew D, 2010, The Geology of
Proceeding, Vol 4th Annual Stratigraphic Sequence, 2nd edition,
Convention, Jakarta. Springer-Verlag Berlin Heidelberg,
Dunham, Robert J. 1962. Classification of London.
Carbonate Rocks According to Narpodo, J., 1996. Studi Konversi
Depositional Textures, AAPG Memoir Kedalaman dengan Metode Stacking
1. Velocity dan Layer Cake di daerah
Kendall. 2003. Carbonate and Relatives Jawa Barat Utara, Skripsi-S1
Change in Sea Level. Mar. Geol. 44 Geofisika FMIPA UGM, Yogyakarta..
Kendall, C.G.St.C., Tucker, M.E. (2010)
Sequence stratigraphy: methodology

215

Anda mungkin juga menyukai