Anda di halaman 1dari 8

RESUME PERTEMUAN 6

PERMASALAHAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYAKIT BERBASIS


LINGKUNGAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Dosen Pengajar :

Winarko, SKM, M.Kes


Imam Thohari, ST., M.Mkes

Instruktur :
Olievia Rachma Akhsani, SKM., M.KL

Penyusun:
Tia Monica Kristiana (P27833319035)

Semester 6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
PROGRAM STUDI DIV SANITASI LINGKUNGAN
A. TUJUAN
1. Tujuan khusus
a. Mengetahui permasalahan kesehatan dan kesling, indikator masalah
kesehatan dan kesling, upaya pendekatan penanganan masalah
kesehatan dan kesling di puskesmas
b. Memahami permasalahan kesehatan dan kesling, indikator masalah
kesehatan dan kesling, upaya pendekatan penanganan masalah
kesehatan dan kesling di puskesmas
c. Menerapkan permasalahan kesehatan dan kesling, indikator masalah
kesehatan dan kesling, upaya pendekatan penanganan masalah
kesehatan dan kesling di puskesmas
d. Menganalisis permasalahan kesehatan dan kesling, indikator masalah
kesehatan dan kesling, upaya pendekatan penanganan masalah
kesehatan dan kesling di puskesmas
2. Tujuan umum
a. Memahami permasalahan kesehatan dan kesling, indikator masalah
kesehatan dan kesling, upaya pendekatan penanganan masalah
kesehatan dan kesling di puskesmas

B. HASIL RINGKASAN
1. Permasalahan kesehatan dan kesling
Masalah-masalah kesehatan lingkungan antara lain adalah:
a. Urbanisasi penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari
desa ke kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di
pulau Jawa dan terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan
penduduk desa berbondong-bondong datang ke kota besar mencari
pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah tangga, kuli
bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan menjadi pengemis dan
pengamen jalanan yang secara tidak langsung membawa dampak sosial
dan dampak kesehatan lingkungan, seperti munculnya permukiman
kumuh dimanamana
b. Tempat pembuangan sampah
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah
dilakukan secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem
pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas
juga menyebabkan pencemaran pada udara, tanah, dan air selain
lahannya juga dapat menjadi tempat berkembangbiaknya agens dan
vektor penyakit menular.
c. Penyediaan sarana air bersih
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya sekitar 60%
penduduk Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama
untuk penduduk perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau
sumber air lain. Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan
penyakit gastroenteritis mulai muncul di mana-mana
d. Pencemaran udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang
batas normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan
bermotor. Selain itu, hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah
nusantara bahkan sampai ke negara tetangga akibat pembakaran hutan
untuk lahan pertanian dan perkebunan
e. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan
industri dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai
atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan
kegiatan MCK di bantaran sungai. Akibatnya, kualitas air sungai
menurun dan apabila di-gunakan untuk air baku memerlukan biaya
yang tinggi.
f. Bencana alam/pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering
terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya
menambah banyak permasalahan kesehatan lingkungan.
g. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali
menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh,
pemberian izin tempat permukinan, gedung atau tempat industri baru
tanpa didahului dengan studi kelayakan yang berwawasan lingkungan
dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran udara, air, dan tanah
serta masalah sosial lain.
h. Penyakit berbasis lingkungan
Macam-macam jenis penyakit yang terjadi akibat lingkungan antara
lain:
1) Malaria
2) Demam berdarah
3) Diare
4) Kecacingan
5) Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
6) Tuberkulosis paru (TB-paru) ( Buku Ajar Dasar Kesehatan
Lingkungan, 2019)

Lingkungan adalah faktor utama penyebab ganguan kesehatan , berikut


merupakan beberapa penyakit berbasis lingkungan:

a. Penyakit Demam Berdarah Dengue


Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Demam
berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic
fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah
yang tiba-tiba (shock), dan kematian. Terdapat tiga jenis demam
dengue: demam berdarah klasik, dengue hemorrhagic fever, dan dengue
shock syndrome. Gejala dari demam berdarah klasik:
1) demam selama 4 hingga 7 hari setelah digigit oleh nyamuk yang
terinfeksi, serta : Demam tinggi, hingga 40 ºC,
2) Sakit kepala parah,
3) Nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata),
4) Nyeri otot dan sendi parah,
5) Mual dan muntah,
6) Serta Ruam (Ruam mungkin muncul di seluruh tubuh 3 sampai
4 hari setelah demam, kemudian berkurang setelah 1 hingga 2
hari. ruam kedua bisa muncul beberapa hari kemudian.

Faktor Penyebab Penyakit DBD


Nyamuk yang berasal dari famili tertentu yaitu Aedes aegypti atau Aedes
albopictus dapat membawa virus untuk menginfeksi darah manusia
dengan gigitan dan mentransfer darah yang terinfeksi ke orang lain.
Begitu Anda pulih dari demam berdarah, imunitas Anda akan terbentuk
namun hanya sampai strain tertentu

Langkah Pembasmian Nyamuk Aedes Aegypti

1) Menguras
Memeriksa dan membuang genangan air yang berada di
dalam tempat yang sering dijadikan tempat penampungan
air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air
minum, penampung air lemari es dan lain-lain
2) Menutup
Menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air
seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya agar
nyamuk Aedes aegypti tidak bisa masuk untuk bertelur dan
berkembang biak di dalamnya.
3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas
yang sudah tidak terpakai yang memiliki potensi untuk jadi
tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
b. Penyakit Diare
Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir
saja. Faktor lingkungan (environment) yang merupakan epidemiologi
diare atau penyebaran diare sebagian besar disebabkan karena faktor
lingkungan yaitu sanitasi lingkungan yang buruk dan lingkungan sosial
ekonomi .
1) Sumber air minum
2) Jenis tempat pembuangan tinja
3) Pengelolaan sampah
4) Faktor terapi obat
5) Faktor psikologis
6) Faktor Sosio Ekonomi
7) Faktor Pendidikan

Pencegahan Diare

1) Menggunakan air bersih yaitu, tidak berwarna, tidak berbau,


dan tidak berasa
2) Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk
mematikan sebagian besar kuman penyakit
3) Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan,
sesudah makan, dan sesudah buang air besar (BAB)
4) Memberikan ASI pada anak sampai berusia dua tahun
5) Menggunakan jamaban yang sehat
6) Membuang tinja bayi dan anak dengan benar
2. Indikator masalah kesehatan dan kesling
a. Penggunaan Air Bersih
Air merupakan media penularan penyakit yang paling cepat, karena
sifatnya yang fleksibeluntuk tempat berkembangbiak, maka dari itu
perlu menjaga kualitas dan kuantitas air
b. Rumah Sehat
Kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan
penyakit diantaraanggota keluarga/ tetangga sekitar
c. Keluarga Yang Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Persediaan air yang bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat
sampah dan pengelolaanair limbah.
d. Tempat Umum Dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Makanan termasuk minuman yang tidak di kelola denbgan baik justru
akan menjadi mediayang sangat efektif di dalam penularan penyakit
saluran pencernaan(food borne deaseases).Terjadinya peristiwa
keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawakematian
banyak bersumber dari tempat pengolahan makanan (TPM)
3. Upaya pendekatan penanganan masalah kesehatan dan kesling di
puskesmas
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan,bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif). Upaya tersebut dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (Ni Kadek Widiastuti, 2019). Berikut merupakan perbedaan
pendekatan preventif dan kuratif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Perbedaan pendekatan preventif dan kuratif pada pelayanan kesehatan

Sumber : Suharman dan Sudibyo Supardi, 2016


Daftar Pustaka

Supardi , Sudibyo dan Suharman. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat PKM. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/IKM-PKM-Komprehensif.pdf Diakses pada 18 Februari
2022 pukul 21:06

Tim Kesehatan Lingkungan.2019. Buku Ajar Dasar Kesehatan Lingkungan.Universitas


Lampung Mangkurat http://kesmas.ulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2019/02/BUKU-
AJAR-DASAR-DASAR-KESEHATAN-LINGKUNGAN.pdf Diakses pada 18
Februari 2022 pukul 19:59

Widiastuti , Ni Kadek. 2019. Promosi Kesehatan Rumah Sakit . Dinkes Provinsi Bali.
https://diskes.baliprov.go.id/pkrs-promosi-kesehatan-rumah-sakit/ Diakses pada 18
Februari 2022 pukul 21:27

Anda mungkin juga menyukai