Anda di halaman 1dari 8

RESUME PERTEMUAN 7

LAYANAN KESLING ATAU KLINIK SANITASI

PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Dosen Pengajar :

Winarko, SKM, M.Kes


Imam Thohari, ST., M.Mkes

Instruktur :
Olievia Rachma Akhsani, SKM., M.KL

Penyusun:
Tia Monica Kristiana (P27833319035)

Semester 6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
PROGRAM STUDI DIV SANITASI LINGKUNGAN
A. TUJUAN
1. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian dan tujuan klinik sanitasi, prinsip kerja layanan
klinik sanitasi, indikator masalah kesehatan dan kesehatan lingkungan,
upaya pendekatan penanganan masalah kesehatan dan kesling di
puskesmas
b. Memahami pengertian dan tujuan klinik sanitasi, prinsip kerja layanan
klinik sanitasi, indikator masalah kesehatan dan kesehatan lingkungan,
upaya pendekatan penanganan masalah kesehatan dan kesling di
puskesmas
c. Menerapkan pengertian dan tujuan klinik sanitasi, prinsip kerja layanan
klinik sanitasi, indikator masalah kesehatan dan kesehatan lingkungan,
upaya pendekatan penanganan masalah kesehatan dan kesling di
puskesmas
d. Menganalisis pengertian dan tujuan klinik sanitasi, prinsip kerja layanan
klinik sanitasi, indikator masalah kesehatan dan kesehatan lingkungan,
upaya pendekatan penanganan masalah kesehatan dan kesling di
puskesmas

2. Tujuan umum
a. Memahami pengertian dan tujuan klinik sanitasi, prinsip kerja layanan
klinik sanitasi, indikator masalah kesehatan dan kesehatan lingkungan,
upaya pendekatan penanganan masalah kesehatan dan kesling di
puskesmas

B. HASIL RINGKASAN
1. Pengertian dan tujuan klinik sanitasi
Klinik sanitasi adalah Ruang Pelayanan Informasi tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit berbasis lingkungan. Disebut Penyakit berbasis
lingkungan, karena sumber penyakitnya berasal dari lingkungan yang jelek (air,
udara, tanah yang tercemar), yaitu Penyakit Diare, Kecacingan, ISPA, Malaria,
DBD, TB, Paru, Kulit/Gatal-Gatal, Keracunan Makanan/minuman/Pestisida
dan keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja. Tujuannya untuk
memperoleh informasi dari penderita/keluarga antara lain:
a. Dapat mengetahui penyebab penyakit
b. Mampu melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit akibat
lingkungan
c. Dapat Mengetahui secara tepat Gaya Hidup Pasien dan Kondisi Lingkungan
Pasien
d. Dapat memberikan saran yang tepat kepada pasien sesuai dengan masalah
yang dihadapinya
e. Dapat Menyusun Rencana Intervensi Perbaikan Lingkungan ( Sukidi , 2018)

2. Prinsip layanan klinik sanitasi


Pelayanan klinik sanitasi puskesmas
a. Didalam gedung
Pelayanan klinik sanitasi di dalam gedung puskesmas meliputi
pelayanan konseling sanitasi terhadap pasien yang memiliki
permasalahan penyakit berbasis lingkungan ataupun klien yang ingin
berkonsultasi tentang kesehatan lingkungan. Kiteria utama penderita
penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk petugas poli pelayanan
umum ke petugas klinik sanitasi antara lain sebagai berikut :
1) Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan
faktor lingkungan
2) Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit
yang sama (berulang)
3) Dalam 1 keluarga terdapat 2 orang atau lebih penderita penyakit
yang sama. Khusus untuk penderita TB Paru BTA + harus
dirujuk ke petugas klinik sanitasi
4) Adanya kecenderungan jumlah penderita meningkat atau
potensial KLB
b. Luar Gedung
Kegiatan luar gedung dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil
wawancara/ konseling didalam gedung (puskesmas). Tujuan kunjungan
lapangan atau inspeksi lapangan pada dasarnya untuk lebih memastikan
faktor lingkungan atau perilaku yang sebelumnya diduga kuat sebagai
faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit dengan cara melakukan
pengamatan dan pemeriksaan langsung
c. Klinik sanitasi online
Inovasi pelayanan klinik sanitasi secara online bertujuan untuk
mempermudah pasien/klien yang ingin melakukan konsultasi secara
cepat dan mudah dengan memanfaatkan teknologi internet. Klinik
sanitasi online ini bisa dilakukan tanpa pasien/klien harus berkunjung
ke klinik sanitasi di puskesmas. Melalui klinik sanitasi online ini, pasien
cukup mengisikan di google form yang sudah disediakan sesuai dengan
jenis penyakitnya. Setelah itu, aka nada tindak lanjut dari petugas
puskesmas terkait dengan pelayanan. (Guntoro, 2021)

3. Indikator masalah kesehatan dan kesehatan lingkungan


a. Penggunaan Air Bersih
Air merupakan media penularan penyakit yang paling cepat, karena sifatnya
yang fleksibeluntuk tempat berkembangbiak, maka dari itu perlu menjaga
kualitas dan kuantitas air
b. Rumah Sehat
Kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan
penyakit diantaraanggota keluarga/ tetangga sekitar
c. Keluarga Yang Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Persediaan air yang bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah
dan pengelolaanair limbah.
d. Tempat Umum Dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Makanan termasuk minuman yang tidak di kelola denbgan baik justru akan
menjadi mediayang sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran
pencernaan(food borne deaseases).Terjadinya peristiwa keracunan dan
penularan penyakit akut yang sering membawakematian banyak bersumber
dari tempat pengolahan makanan (TPM)
Masalah kesehatan yang berkaitan dengan kesling:

a. ISPA

ISPA merupakan salah satu masalah penyakit berbasis lingkungan


yang penting untuk diperhatikan karena termasuk dalam penyakit
akut dan menular yang dapat menyebabkan kematian di negara
berkembang termasuk Indonesia (Dongky and Kadrianti, 2016). Penyakit
ISPA mencakup penyakit saluran napas bagian atas dan saluran napas
bagian bawah. Penyakit ISPA disebabkan oleh virus atau bakteri yang
ditandai dengan demam disertai dengan salah satu atau lebih gejala seperti
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak (Sofia,
2017). Salah satu faktor penyebab penyakit ISPA di lingkungan
pemukiman adalah kondisi sanitasi rumah. Sarana sanitasi rumah meliputi
suhu, kelembaban udara, kepadatan hunian, ventilasi, pencahayaan,
konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, pembuangan kotoran
manusia, dan penyediaan air bersih

4. Upaya pendekatan penanganan masalah kesehatan dan kesling di


pukesmas
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan,bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif). Upaya tersebut dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (Ni Kadek Widiastuti, 2019). Berikut merupakan perbedaan
pendekatan preventif dan kuratif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Perbedaan pendekatan preventif dan kuratif pada pelayanan kesehatan
Sumber : Suharman dan Sudibyo Supardi, 2016
Daftar Pustaka

Sukidi. 2018.Pelayanan klinik sanitasi. Puskesmas Gendoh


https://spm.banyuwangikab.go.id/uploads/berkas/sop/sop-pelayanan-konsultasi-
sanitasi.pdf Diakses pada 20 Februari pukul 8:20

Guntoro. 2021. Pelayanan Klinik Sanitasi. Puskesmas Padureso


https://puskesmaspadureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/37/pelayanan
-klinik-sanitasi Diakses pada 20 Februari pukul 9:06

Supardi , Sudibyo dan Suharman. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat PKM. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/IKM-PKM-Komprehensif.pdf Diakses pada 20 Februari
2022 pukul 9:30

Widiastuti , Ni Kadek. 2019. Promosi Kesehatan Rumah Sakit . Dinkes Provinsi Bali.
https://diskes.baliprov.go.id/pkrs-promosi-kesehatan-rumah-sakit/ Diakses pada 20
Februari 2022 pukul 9:40

Inayatulillah dkk. 2021. Faktor Resiko Sanitasi Rumah terjadinya Penyakit ISPA di desa
Modopuro Kabupaten Mojokerto Tahun 2021. Poltekkes Surabaya
https://hisan.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/hisan/article/view/10/2 Diakses
pada 20 Februari 2022 pukul 9:52

Sofia, S. (2017) ‘Faktor Risiko Lingkungan dengan Kejadian ISPA pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar’, AcTion: Aceh
Nutrition Journal, 2(1), p. 43 dalam Inayatulillah dkk. 2021. Faktor Resiko Sanitasi
Rumah terjadinya Penyakit ISPA di desa Modopuro Kabupaten Mojokerto Tahun 2021.
Poltekkes Surabaya https://hisan.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/index.php/hisan/article/view/10/2 Diakses pada 20 Februari 2022 pukul 9:52

Dongky, P. and Kadrianti, K. (2016) ‘Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah Dengan
Kejadian Ispa Balita Di Kelurahan Takatidung Polewali Mandar’, Unnes Journal
of Public Health, 5(4), p. 324 dalam Inayatulillah dkk. 2021. Faktor Resiko Sanitasi
Rumah terjadinya Penyakit ISPA di desa Modopuro Kabupaten Mojokerto Tahun 2021.
Poltekkes Surabaya https://hisan.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/index.php/hisan/article/view/10/2 Diakses pada 20 Februari 2022 pukul 9:52

Anda mungkin juga menyukai