Anda di halaman 1dari 168

PENGARUH KEPRIBADIAN PROAKTIF, KINERJA KERJA,

DAN PROMOSI DIRI TERHADAP KESUKSESAN KARIR

KARYAWAN PADA PONDOK PESANTREN MAHASISWA

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Nama : Hafidz Anindita

Nomor Induk Mahasiswa : 16311002

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Sumber Daya Manusia

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020

i
PENGARUH KEPRIBADIAN PROAKTIF, KINERJA KERJA, DAN

PROMOSI DIRI TERHADAP KESUKSESAN KARIR KARYAWAN PADA

PONDOK PESANTREN MAHASISWA STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai
derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Manajemen pada Fakultas Bisnis dan
Ekonomika UII

Oleh:
Nama : Hafidz Anindita

Nomor Induk Mahasiswa : 16311002

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Sumber Daya Manusia

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020

ii
iii
iv
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirahim wa Alhamdulillahirabbil’alamin

peneliti persembahkan penelitian ini untuk:

Allah Subhanahu wa Ta’ala atas karunia nikmat dan hidayah-Nya.

vii
Motto

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda,

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim, no. 2699)

viii
Pengaruh Kepribadian Proaktif, Kinerja Kerja, Promosi Diri, terhadap
Kesuksesan Karir pada Pondok Pesantren Mahasiswa Stikes Surya Global
Yogyakarta

Hafidz Anindita
Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
16311002@students.uii.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis


kepribadian proaktif, kinerja kerja, dan promosi diri terhadap kesuksesan karir pada
Pondok Pesantren Mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta. Data yang diambil
dari penelitian ini didapatkan dari wawancara kepada 3 responden serta melalui
kuesioner yang berdasarkan skala Likert 5 poin, penyebarannya menggunakan
sampel sebesar 120 karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap di Pondok
Pesantren Mahasiswa sehingga penelitian ini disebut dengan penelitian sensus,
kuesioner yang kembali hanya sebesar 109 kuesioner. Alat bantu analisis yang
digunakan adalah SmartPLS v. 3. 0. Dengan metode analisis SEM (Structure
Equation Modeling). Hasil dari penelitian ini adalah kepribadian proaktif tidak
memiliki pengaruh positif terhadap kesuksesan karir secara langsung namun
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja kerja yang mana kinerja
kerja ditemukan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kesuksesan karir,
selain itu promosi diri juga ditemukan memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kesuksesan karir.

Kata Kunci: Kepribadian Proaktif, Kinerja Kerja, Promosi Diri, Kesuksesan Karir

ix
The Influence of Proactive Personality, Work Performance, Self Promotion, on
Career Success at the Stikes Surya Global Yogyakarta Student Islamic
Boarding School

Hafidz Anindita
Management, Faculty of Business and Economics,
Islamic University of Indonesia
16311002@students.uii.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this study was to test and analyze proactive personality, work
performance, and self-promotion of career success at the Surya Global Student
Islamic Boarding School Yogyakarta. The data taken from this study were obtained
from interviews with 3 respondents and through questionnaires based on a 5-point
Likert scale, the distribution used a sample of 120 employees who were permanent
employees at the Student Islamic Boarding School so this research was called a
census research, the returned questionnaires were only 109 questionnaires. The
analysis tool used is SmartPLS v. 3. 0. With the SEM (Structure Equation
Modeling) analysis method. The results of this study show that proactive
personality does not have a direct positive effect on career success but has a
significant positive effect on work performance where work performance is found
to have a significant positive effect on career success, besides that self-promotion
has also been found to have a positive and significant effect. towards career success.

Keywords: Proactive Personality, Job Performance, Self Promotion, Career


Success

x
KATA PENGANTAR

Assallamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur selalu terucapkan kepada


Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat karunia hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan Judul “Pengaruh Kepribadian
Proaktif, Kinerja Kerja, dan Promosi Diri terhadap Kesuksesan karir pada Pondok
Pesantren mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta”, dalam rangka
menyelesaikan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Bisnis
dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shalallhu ‘Alaihi wa Salam,
yang mana kita harapkan syafa’atnya di hari akhir kelak, aamien.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan ribuan terima kasih


beriring doa jazakallah khoiran katsir kepada:

1. Orang tua yang saya cintai dan semoga selalu dalam kasih Allah Subhanahu
wa Ta’ala, bapak Drs. Anung Pranowo, S.E.,M.M dan Ibu Siti Aisyah
Untari, S.E. serta kedua saudara saya yang senantiasa memberikan
dukungan moral.
2. Bapak Muafi, Dr., SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dari awal penelitian ini dimulai hingga akhirnya
dapat terselesaikan dengan baik.
3. Seluruh civitas akademika Universitas Islam Indonesia yang telah
membantu terwujudnya penelitian ini.
4. Seluruh civitas akademika Pondok Pesantren Mahasiswa Surya Global
Yogyakarta yang telah bersedia membantu penelitian ini sebagai objek
penelitian sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

xi
5. Sahabat-sahabat seperjuangan DPR RI, The Gak Wacana’s, Sahabat
Takmir, Seputar Skripsi, dan kamu serta semua teman-teman yang
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
6. Semua pihak yang terlibat dan tidak bisa penulis tuliskan satu persatu.

Penulis dengan kesadaran penuh merasa bahwa penelitian ini jauh dari kata
sempurna, dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan wawasan yang
dimiliki penulis. Kendati begitu penulis telah mencurahkan kemampuan yang
penulis miliki untuk membuat penelitian ini memiliki hasil yang sebaik mungkin
beriring pengorbanan, doa, dan ketekunan sehingga terwujudlah penelitian ini.

Kesempurnaan dan sebenar-benarnya kebenaran hanya dimiliki Allah


Subhanahu wa Ta’ala dan segala macam kesalahan hanya berasal dari makhlukNya
termasuk manusia, oleh karena itu, segala bentuk ketiksempurnaan dan kesalahan
yang masih ada dalam penelitian ini penulis ucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya, do’a penulis semoga sebagaimanapun itu penelitian ini dapat
berguna dan memberikan manfaat untuk siapapun. Allahumma Aamien.

Wassallamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Sleman,
Penyusun

Hafidz Anindita

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN..............................................................................i


HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .......... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
MOTTO…………………………………………………………………………..vi
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiiiiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xixi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 7
1.3 TUJUAN PENELITIAN ........................................................................ 7
1.4 MANFAAT PENELITIAN .................................................................... 8
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 9
2.1 PENELITIAN TERDAHULU ............................................................... 9
2.1.1 Kepribadian Proaktif dengan Kesuksesan Karir Karyawan .............. 9
2.1.2 Kepribadian Proaktif dengan Kinerja Kerja ................................... 13
2.1.3 Kinerja Kerja dengan Kesuksesan Karir Karyawan ....................... 17
2.1.4 Promosi Diri dengan Kesuksesan Karir Karyawan ........................ 21
2.2 LANDASAN TEORI ........................................................................... 28
2.2.1 Kepribadian Proaktif ..................................................................... 28
2.2.2 Job Performance (Kinerja Kerja)................................................... 33
2.2.3 Self Promotion (Promosi Diri) ...................................................... 38
2.2.4 Kesuksesan Karir .......................................................................... 42

xiii
2.3 HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.................................................... 48
2.3.1 Kepribadian Proaktif dengan Kesuksesan Karir ............................ 48
2.3.2 Kepribadian Proaktif dengan Kinerja Kerja ................................... 50
2.3.3 Kinerja Kerja dengan Kesuksesan Karir ........................................ 49
2.3.4 Promosi Diri dengan Kesuksesan Karir ......................................... 50
2.4 KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................ 51
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 52
3.1 PENDEKATAN PENELITIAN ........................................................... 53
3.2 OBJEK PENELITIAN ......................................................................... 53
3.2.1 Profil Perusahaan .......................................................................... 54
3.2.2 Visi ............................................................................................... 54
3.2.3 Misi .............................................................................................. 54
3.3 VARIABEL PENELITIAN ................................................................. 55
3.3.1 Variabel Eksogen.......................................................................... 55
3.3.2 Variabel Endogen ......................................................................... 56
3.4 DEFINISI OPERASIONAL DAN INDIKATOR PENELITIAN ......... 56
3.4.1 Variabel Eksogen.......................................................................... 56
3.4.2 Variabel Endogen ......................................................................... 61
3.5 POPULASI DAN SAMPEL ................................................................ 61
3.6 JENIS DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................... 62
3.6.1 Jenis Data ..................................................................................... 62
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 63
3.7 METODE ANALISIS DATA .............................................................. 64
3.7.1 Analisis Deskriptif ........................................................................ 64
3.7.2 Analisis Structural Equation Model (SEM) ................................... 65
3.7.3 Partial Least Square ...................................................................... 65
3.7.4 Evaluasi Model Pengukuran.......................................................... 65
3.7.5 Evaluasi Model Struktural (Outer Model) ..................................... 66
3.7.6 Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ...................................... 67
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA............................................. 69
4.1. PENGUMPULAN DATA.............................................................................70
4.2 ANALISIS DESKRIPTIF......................................................................... 70

xiv
4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ......................................... 71
4.3 ANALISIS KUANTITATIF........................................................................83
4.3.1 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)................................................83
4.4. EVALUASI MODEL STRUKTURAL (INNER MODEL).........................94
4.4.1 R-Square (R2)...............................................................................................94
4.4.2. Uji Signifikansi (Bootstrapping).................................................................95
4.4.3. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis...............................................................100
4.5. PEMBAHASAN ..................................................................................... 96
4.5.1. Kepribadian Proaktif terhadap Kesuksesan Karir...............................100
4.5.2 Kepribadian Proaktif terhadap Kinerja Kerja............................................102
4.5.3 Kinerja Kerja terhadap Kesuksesan Karir .................................... 104
4.5.4 Promosi Diri terhadap Kesuksesan Karir ..................................... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 111
5.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 111
5.2 SARAN .................................................................................................. 111
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 113
LAMPIRAN .................................................................................................... 118

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengaruh Kepribadian Proaktif terhadap Kesuksesan Karir..................12

Tabel 2.2 Pengaruh Kepribadian Proaktif terhadap Kinerja Kerja.........................16

Tabel 2.3 Pengaruh Kinerja Kerja terhadap Kesuksesan Karir..............................19

Tabel 2.4 Pengaruh Promosi Diri terhadap Kesuksesan Karir...............................23

Tabel 2.5 Tabel Rujukan Kepribadian Proaktif.....................................................24

Tabel 2.6 Tabel Rujukan Kinerja Kerja.................................................................25

Tabel 2.7 Tabel Rujukan Promosi Diri..................................................................26

Tabel 2.8 Tabel Rujukan Kesuksesan Karir...........................................................27

Tabel 2.9 Contoh Tujuan Karir Berjangka.............................................................47

Tabel 3.1 Skala Likert............................................................................................65

Tabel 4.1 Tingkat Kuesioner..................................................................................70

Tabel 4.2 Karakteristik Responden........................................................................71

Tabel 4.3 Kepribadian Proaktif (X1)......................................................................73

Tabel 4.4 Hasil Analisis Kepribadian Proaktif (X1)...............................................75

Tabel 4.5 Kinerja Kerja..........................................................................................75

Tabel 4.6 Hasil Analisis Kinerja Kerja (X2)..........................................................77

Tabel 4.7 Promosi Diri (X3)...................................................................................78

Tabel 4.8 Hasil Analisis Promosi Diri (X3)...........................................................80

Tabel 4.9 Kesuksesan Karir (Y).............................................................................81

Tabel 4.10 Hasil Analisis Kesuksesan Karir (Y)...................................................82

Tabel 4.11 Convergent Validity.............................................................................84

Tabel 4.12 Hasil Uji pada Kepribadian Proaktif....................................................86

xvi
Tabel 4.13 Hasil Uji pada Kinerja Kerja................................................................87

Tabel 4.14 Hasil Uji pada Promosi Diri.................................................................88

Tabel 4.15 Hasil Uji pada Kesuksesan Karir.........................................................88

Tabel 4.16 Hasil Uji pada Kepribadian Proaktif (lanjutan)...................................90

Tabel 4.17 Hasil Uji pada Kinerja Kerja...............................................................90

Tabel 4.18 Hasil Uji pada Promosi Diri.................................................................91

Tabel 4.19 Hasil Uji pada Kesuksesan Karir.........................................................92

Tabel 4.20 Hasil Nilai Cross Loading....................................................................93

Tabel 4.21 Konstruksi Reliabilitas dan Validitas...................................................94

Tabel 4.22 Hasil Analisis R-Square.......................................................................95

Tabel 4.24 Hasil t Statisitk....................................................................................96

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4.1 Kerangka Teori................................................................................53

Gambar 4.1 Hasil Uji Outer Model........................................................................85

Gambar 4.2 Hasil Uji Outer Model (lanjutan).......................................................89

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Angket Kuesioner Penelitian..........................................................115

Lampiran 2 : Panduan Wawancara......................................................................123

Lampiran 3 : Tabulasi Data Mentah....................................................................128

Lampiran 4 : Hasil Uji Deskriptif........................................................................136

Lampiran 5 : Hasil Uji Outer Model....................................................................137

Lampiran 6 : Hasil Uji Inner Model.....................................................................142

Lampiran 7 : Surat Keterangan Permohonan Ijin Penelitian...............................143

Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian.................................................................144

Lampiran 9 : Biodata Peneliti..............................................................................145

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karir menjadi sebuah variabel yang penting dalam perusahaan terutama

secara individu untuk menyukseskan karir karyawan. Tidak berbeda dengan

perusahaan sekolah tinggi kesehatan seperti Stikes Surya Global. Stikes Surya

Global merupakan sekolah tinggi kesehatan yang lahir pada tahun 2003. Pada awal

kemunculannya Stikes Surya Global sukses untuk menjadi salah satu pilihan yang

tepat untuk melanjutkan pendidikan ketingkat lebih tinggi. Rival bisnis yang ada

ketika itu tergolong masih sangat sedikit terutama pada Daerah Istimewa

Yogyakarta. Tingginya peminat untuk melanjutkan pendidikan kesehatan

menjadikan Stikes Surya Global pada saat itu sangat digemari oleh lulusan SMA

atau sekolah sederajat dikarenakan potensi peluang kerja setelah lulus dari

pendidikan kesehatan sangat tinggi. Stikes Surya Global menjadi rujukan sekolah

tinggi kesehatan lain dalam membangun sekolah tinggi kesehatan.

Dengan bertambahnya tahun dan perkembangan zaman Stikes Surya Global

(Surya Global) juga mengalami beberapa perkembangan dan penyesuaian model

bisnisnya. Mulai dari jumlah prodi yang disediakan dan sistem pendidikan yang

berbasis pondok pesantren. Inilah yang menjadikan Stikes Surya Global memiliki

keunikan tersendiri dibandingan dengan sekolah tinggi kesehatan yang lainnya.

Setelah melewati masa hidup lebih dari 17 tahun tentu Stikes Surya Global

sudah melewati banyak dinamika bisnis ataupun manajerial yang ada di dalamnya.

Terlebih karena basis sistem dari pondok pesantren Stikes Surya Global

1
2

menerapkan sistem manajerial yang sedikit berbeda dengan sistem manajerial pada

umumnya yang ada pada sebuah sekolah tinggi. Termasuk di dalamnya adalah

manajemen karir karyawannya. Keunikan dari sistem manajemen kesuksesan karir

yang ada pada Stikes Surya Global. Dalam melakukan penilaian kinerja Stikes

Surya Global tidak hanya menggunakan penilaian kinerja secara umum melainkan

memasukan unsur penilaian secara spiritual seperti sejauh mana seorang karyawan

menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimin. Ini merupakan salah satu

contoh dari manajemen karir yang ada dalam perusahaan ini. Sehingga alasan

bahwa sistem manajerial Stikes Surya Global termasuk manajemen karirnya ini

cukup untuk menjadikan Stikes Surya Global sebagai objek penelitian terkait

manajemen karir. Fakta ini didasarkan dengan wawancara oleh narasumber objek.

Karir adalah sebuah rangkaian proses yang berkaitan dengan posisi dan

jabatan seseorang selama dia berada dalam sebuah organisasi. Mathis & Jackson

(2008) menyebutkan karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja

yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya. Manajemen karir adalah proses

untuk memungkinkan karyawan untuk lebih memahami dan mengembangkan

keterampilan dan minat karir mereka dan untuk menggunakan keterampilan dan

minat ini secara paling efektif baik di dalam perusahaan maupun setelah mereka

meninggalkan perusahaan (Dessler, 2013). Manajemen karir terdiri dari proses

perencanaan karir dan suksesi manajemen. Perencanaan karir membentuk

perkembangan individu dalam suatu organisasi sesuai dengan penilaian kebutuhan

organisasi dan kinerja, potensi dan preferensi anggota individu perusahaan

(Armstrong, 2003).
3

Karir menjadi sebuah variabel yang penting dalam perusahaan terutama

secara individu untuk menyukseskan karir mereka. Dalam Seibert et al.,(1999)

menyebutkan bahwa definisi karir sukses atau keberhasilan karir adalah hasil

psikologis positif atau terkait pekerjaan atau prestasi yang diakumulasikan sebagai

hasil dari pengalaman kerja. Untuk mengukur kesuksesan karir pada karyawan,

tentu ada faktor-faktor yang memengaruhi kesuksesan karir tersebut, termasuk di

dalamnya adalah personalitas atau kepribadian dari individu tersebut. Jalur karir

sering berubah ketika individu menghadapi kompleksitas realitas organisasi dan

perubahan sehingga seorang karyawan atau individu harus bertanggung jawab atas

perencanaan dan pengembangan karir mereka sendiri (Siswanti dan Muafi, 2010).

Seibert et al.,(1999) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara individu dan

kepribadian proaktif dengan karir sukses.

Seseorang yang memiliki kepribadian proaktif akan dengan mandiri

memahami lingkungan yang ia tempati termasuk di dalam sebuah perusahaan. Hasil

penelitian oleh Yang dan Chau (2016) menyebutkan ulasan meta-analitik

sebelumnya telah menyatakan bahwa kepribadian proaktif terkait dengan berbagai

hasil individu dan organisasi yang diinginkan termasuk keberhasilan karir yang

obyektif dan subyektif keberhasilan karir. Dalam penelitian oleh Seiber et al.,

(1999) menyebutkan keberhasilan karir dipelajari dengan referensi objektif dan

subyektif. Penelitian selanjutnya dikemukakan oleh Siswanti dan Muafi (2010)

yang menghasilkan kesimpulan bahwa variabel kepribadian proaktif tidak memiliki

signifikansi terhadap kesuksesan karir seorang karyawan. Dengan begitu penelitian

terdahulu ini menjadi landasan bahwa dalam menilai kesuksesan karir seorang
4

karyawan kepribadian proaktif memiliki signifikansi terhadap kesuksesan karir

didukung dengan jumlah penelitan dengan hasil terbanyak.

Prestasi kerja atau kinerja seorang karyawan dalam perihal manajemen

dalam sebuah perusahaan juga sangat penting. Dalam penelitian oleh Yang dan

Chau (2016) menyatakan bahwa kepribadian proaktif terkait dengan berbagai hasil

individu dan organisasi yang diinginkan termasuk di dalamnya juga kinerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Prabhu (2018) menyebutkan adanya korelasi yang

signifikan antara variabel kepribadian proaktif dengan kinerja seorang karyawan.

Penelitian ini dilakukan pada 900 karyawan yang ada di Amerika Serikat. Penelitian

oleh Fuller, et al., (2010) juga menyebutkan bahwa adanya signifikansi antara

variabel kepribadian proaktif dengan kinerja seorang karyawan. Sampel yang

diambil adalah 120 karyawan diAmerika utara. Penelitian oleh Crant (1995)

menyebutkan adanya korelasi yang signifikan antara kepribadian proaktif dengan

kinerja kerja karyawan. Penelitian ini membuktikan adanya korelasi antara

kepribadian proaktif dengan kinerja kerja. Dengan melakukan perhitungan pada

hubungan variabel ini memungkinkan untuk memudahkan manajemen untuk

meningkatkan kinerja kerjanya.

Kinerja atau prestasi kerja juga memiliki signifikansi terhadap kesuksesan

karir karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Bozionelos et al., (2016)

menunujukan adanya hubungan yang signifikan antara variabel kinerja dengan

kesuksesan karir. Penelitian ini dibuat dengan tujuan mengembangkan dan menguji

model yang menempatkan kemampuan kerja dan kinerja sebagai variabel

intervening dalam hubungan antara penerimaan mentoring dan kesuksesan karir.


5

Penelitian yang dilakukan oleh Lau dan Shaffer (1999) juga menunjukan hasil yang

sama yakni adanya signifikansi antara variabel kinerja dengan kesuksesan karir.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan kerangka teori dan hipotesis

yang dapat diuji yang menghubungkan hubungan variabel kinerja kerja dengan

kesuksesan karir. Ng and Feldman (2010) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa

ada variabel kinerja kerja memiliki signifikansi dengan kesuksesan karir. Penelitian

yang telah ditemukan ini adalah bukti bahwa variabel kinerja atau prestasi kerja

seorang karyawan memilki signifikansi terhadap variabel kesuksesan karir.

Self Promotion atau promosi diri merupakan sifat yang ada di dalam

seseorang untuk mencoba menarik perhatian supervisor atau atasan untuk

mendapatkan posisi tertentu dalam benak atasannya tersebut. Kebanyakan seorang

promotor melakukan promosi diri untuk mendapatkan hal yang ia inginkan seperti

gaji atau bonus tertentu atau sebuah jabatan tertentu. Variabel ini dekat dengan

variabel ingratiation. Seperti yang disebutkan dalam penelitian Judge dan Bretz

(1994) bahwa dalam memahami perilaku politik maka kita dapat memahami

melalui dua variabel yakni promosi diri dengan ingratiation. Penelitian oleh

Siswanti dan Muafi (2010) menyatakan bahwa variabel promosi diri memiliki

signifikansi terhadap variabel kesuksesan karir pegawai keperintahan kota. Dalam

penelitian lain oleh Judge dan Bretz (1992) menyebutkan adanya signifikasi antara

variabel promosi diri dengan kesuksesan karir. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menguji pengaruh perilaku pengaruh politik terhadap kesuksesan karir

dengan variabel taktik Job-focused (self promotion), Supervisor-focused

(Ingratiation). Penelitian lain yang dikemukakan oleh Nabi (1999) menyebutkan


6

adanya signifikansi antara variabel Career Strategy yang di dalamnya termasuk

dimensi promosi diri berpengaruh secara signifikan pada kesuksesan karir. Dari

penelitian yang telah disebutkan ini menjadi landasan bahwa variabel promosi diri

memiliki signifikansi terhadap kesuksesan karir karyawan.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kesuksesan karir

yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam sebuah perusahaan melalui beberapa

variabel yang telah disebutkan di atas. Variabel kepribadian proaktif akan

menggunakan teori dari Bateman dan Crant (1993) bernama PPS (Proactive

Personality Scale). Sedangkan untuk variabel kinerja menggunakan teori dari Ferris

et al.,(2001). Variabel promosi diri menggunakan teori dari Wayne and Ferris

(1990). Kesuksesan karir karyawan menggunakan teori dari Greenhaus, et

al.,(1990).
7

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dengan didasari latar belakang penelitian terdahulu serta objek penelitian

kami memiliki rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kepribadian proaktif terhadap kesuksesan karir?

2. Apakah terdapat pengaruh kepribadian proaktif terhadap kinerja kerja?

3. Apakah terdapat pengaruh kinerja kerja terhadap kesuksesan karir?

4. Apakah terdapat pengaruh promosi diri terhadap kesuksesan karir?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Dengan didasari latar belakang penelitian terdahulu serta objek penelitian

maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan atau menganalisis seberapa besar signifikasi antara

variabel kepribadian proaktif dengan kesuksesan karir.

2. Untuk menguji dan atau menganalisis seberapa besar signifikasi antara

variabel kepribadian proaktif dengan kinerja kerja.

3. Untuk menguji dan atau menganalisis seberapa besar signifikasi antara

variabel kinerja kerja dengan kesuksesan karir.

4. Untuk menguji dan atau menganalisis seberapa besar signifikasi antara

variabel promosi diri dengan kesuksesan karir.


8

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Harapannya penelitian ini akan memiliki manfaat bagi penulis, praktisi,

dan akademisi. Harapan tersebut antara lain:

1. Bagi Akademisi

Harapannya penelitian ini dapat memberikan sumbangan literatur guna

memperluas wawasan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan

variabel yang sama berupa kepribadian proaktif, kinerja kerja, promosi diri atau

kesuksesan karir karyawan. Harapannya penelitian ini juga dapat memberikan

sumbangsi literasi terhadap bidang Sumber Daya Manusia secara umum.

2. Bagi Penulis

Harapannya penelitian ini mampu membantu penulis dalam menemukan ilmu

baru terutama pada teori tentang pengaruh variabel kepribadian proaktif, kinerja

kerja, dan promosi diri terhadap kesuksesan karir. Selain itu sebagai tempat dan

waktu yang tepat untuk menerapkan teori yang telah diterima selama masa studi

hingga saat ini. Pengalaman yang didapatkan diharapkan dapat menjadi ilmu

yang berguna bagi penulis dimasa yang akan datang.


BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Untuk mendasari penelitian ini maka diperlukan melakukan beberapa

review singkat pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya, guna memperkuat landasan kami dalam menuliskan penelitian ini dan

memulai penelitian ini. Berasal dari sumber jurnal dan artikel yang sesuai dengan

tema dan variabel yang sesuai yakni terkait kepribadian proaktif, kinerja kerja,

promosi diri dan kesuksesan karir dari karyawan. Empat variabel ini yang akan

menjadi hal yang mendasari penelitian ini.

2.1.1 Kepribadian Proaktif dengan Kesuksesan Karir Karyawan

1. Yang dan Chau (2016)

Makalah ini dituliskan oleh Fu Yang dan Rebbeca Chau dengan judul Proactive

personality and career success. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji

signifikansi variabel kepribadian proaktif bawahan dengan evaluasi subyektif

dari kesuksesan karir oleh pengawas langsung, serta memberikan konsep

kualitas pertukaran anggota pemimpin atau leader member exchange (LMX)

sebagai mediator untuk memahami hubungan ini. Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2015. Mereka menggunakan 360 bawahan yang ada di daratan China

sebagai objek penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi linear karena penelitian ini hanya melihat signifikansi tiga variabel yang

searah.

9
10

Penelitian ini membuktikan beberapa hal. Salah satunya adalah hubungan yang

signifikan antara variabel kepribadian proaktif dengan karir sukses seorang

karyawan dalam sebuah perusahaan. Variabel lain yang dibahas dalam penelitian

ini antara lain adalah LMX (Leader Member Exchange) yang peneliti gunakan

sebagai variabel intervening.

2. Seibert et al.,(1999)

Peneliti makalah ini adalah Scott E. Seibert, Michael Crant, dan Maria L Kraimer

pada tahun 1999 dengan judul Proactive Personality and Career Sucsess.

Peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk menguji signifikansi antara

variabel kepribadian proaktif dengan kesuksesan karir karyawan. Scott

menggunakan 496 karyawan (320 pria dan 176 wanita) dari beberapa pekerjaan

dan organisasi. Hasilnya kepribadian proaktif secara positif memiliki

signifikansi pada dua indikator yang menujukan kesuksesan karir karyawan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dibuat adalah variabel

yang digunakan yakni variabel kepribadian proaktif dan kesuksesan karir.

Kemudian persamaan kedua adalah metode yang digunakan yakni kuantitatif.

Perbedaannya adalah lokasi dari penelitian yang dilakukan. Perbedaan yang

kedua adalah alat analisis yang digunakan, penelitian yang akan dilakukan

menggunakan alat PLT.

3. Siswanti dan Muafi (2010)

Penulis makalah ini adalah Yuni Siswanti dan Muafi pada tahun 2010 dengan

judul The Effect of Proactive Personality, Self Promotion, and Ingratiation on

Career Success for Employee of Public Organization. Tujuan dari penelitian ini
11

adalah untuk menghitung signifikansi pengaruh variabel ingratiation,

kepribadian proaktif, dan promosi diri terhadap karir seorang karyawan dalam

sebuah perusahaan. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta. Menggunakan

metode survey pada 96 karyawan yang ada pada kantor pemerintahan. Teknik

penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Penelitian

ini menggunakan teknik statistik analisis regresi.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah pengaruh kepribadian proaktif

terhadap karir dinyatakan tidak signifikan. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah adanya variabel kepribadian proaktif dan

kesuksesan karir. Persamaan yang kedua adalah metode yang digunakan yakni

menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan yang ada adalah objek penelitian

yang diteliti. Perbedaan yang kedua adalah pada alat analisisnya.


12

Tabel 2.1
Tabel Pengaruh
Kepribadian Proaktif terhadap Kesuksesan Karir
X1 Identitas Jurnal Variable dan Hasil
ke Teori
Y Yang dan Chau Kepribadian Pengaruh
“Proactive Proaktif: siginifikansi
personality and - Seibert (1999) yang
career success” ditemukan
Journal of Kesuksesan pada variabel
Managerial Karir: kepribadian
Psychology - Eby (2003) proaktif pada
kesuksesan
Volume 31, No. 2; karir dengan
2016 dimediasi
dengan LMX
Sampling: (Leader
360 supervisor Member
Exchange)
Metode Penelitian:
Metode Kuantitatif
Seibert et al., Kepribadian Pada variabel
“Proactive Proaktif: kepribadian
Personality and -Bateman and proaktif secara
Career Sucsess” Crant (1993) signifikan
Journal of Applied akan
Phsycology Kesuksesan memengaruhi
Karir: kesuksesan
Volume 84 (1999) -Greenhaus, karir seorang
No. 3 416-427 Parasuman, dan karyawan.
Sampling: Wormley’s
496 Karyawan (1990)

Metode Penelitian:
Metode Kuantitatif
13

X1 Identitas Jurnal Variable dan Hasil


ke Teori
Y Muafi dan Siswanti. Bahwa tidak
“The Effect of ada pengaruh
Proactive Kepribadian siginifikansi
Personality, Self Proaktif variabel
Promotion, and -Seibert (1999) kepribadian
Ingratiation on proaktif pada
Career Success for Kesuksesan kesuksesan
Employee of Public Karir: karir, penulis
Organization “ -Judge & Bretz., berpendapat
Global Journal of (1994) bahwa
Management and keaktifan
Business Research personal pada
objek yang
Vol. 10 Issue 2 (Ver diteliti tidak
1.0), April 2010 cukup menjadi
alasan untuk
Sampling: seorang
96 Employees karyawan
memiliki
Metode: kesuksesan
Metode Kuantitatif karir.

2.1.2 Kepribadian Proaktif dengan Kinerja Kerja

1. Prabhu (2018)

Penelitian ini dilakukan oleh Veena P. Prabhu pada tahun 2018 dengan judul

Organizational Change and Proactive Personality Effect on Job Performance

and Job Satisfaction. Makalah ini ditulis dengan tujuan melihat signifikansi

antara variabel perubahan organisasi dan kepribadian proaktif pada variabel

kinerja dan kepuasan kerja. Menggunakan organisasi nirlaba dengan sekitar 900

karyawan yang bekerja di kantor-kantor tersebar di seluruh negara bagian.

Hasil yang didapatkan adalah kepribadian proaktif secara signifikan

berpengaruh terhadap kinerja kerja. Persamaan yang ada pada penelitian ini
14

dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang digunakan yakni

kepribadian proaktif dengan kinerja kerja. Persamaan yang kedua adalah metode

yang digunakan yakni menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan yang ada

adalah objek penelitian yang diteliti. Perbedaan yang kedua adalah pada alat

analisisnya.

2. Fuller Jr, Hester, dan Cox (2010)

Penelitian ini dituliskan oleh Jerry dkk pada tahun 2010 dengan judul Proactive

Personality and Job Performance: Exploring Job Autonomy as a Moderator.

Makalah ini dibuat dengan dua tujuan. Pertama melihat signifikansi antara

variabel kepribadian proaktif dengan kinerja kerja seorang karyawan. Kedua

melihat hubungan antara variabel kepribadian proaktif dengan kinerja kerja

seorang karyawan ditinjau dari dengan otonomi kerja. Sampel yang diambil

adalah 120 karyawan di Amerika utara.

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah adanya signifikansi antara

variabel kepribadian proaktif dengan kinerja kerja. Pada hipotesis kedua

disebutkan adanya signifikansi antara variabel kepribadian proaktif dengan

kinerja ditinjau dari dengan otonomi kerja level rendah. Persamaan yang ada

pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang

digunakan yakni kepribadian proaktif dengan kinerja kerja. Persamaan yang

kedua adalah metode yang digunakan yakni menggunakan metode kuantitatif.

Perbedaan yang ada adalah objek penelitian yang diteliti. Perbedaan yang kedua

adalah pada alat analisisnya.


15

3. Crant (1995)

Penelitian ini ditulis oleh J. Michel Crant pada tahun 1995 dengan judul The

Proactive Personality Scale and Objective Job Performance Among Real Estate

Agent. Makalah ini dibuat untuk melihat signifikansi antara variabel kepribadian

proaktif dengan kinerja kerja. Kriteria untuk mengukur validitas hubungan ini

adalah dengan Big Five factor. Para peserta untuk penelitian ini diambil dari 146

agen real estate di sebuah kota Midwestern berukuran sedang.

Hasil dari penelitian ini adalah adanya siginifikansi antara variabel kepribadian

proaktif dengan kinerja kerja. Persamaan yang ada pada penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang digunakan yakni

kepribadian proaktif dengan kinerja kerja. Persamaan yang kedua adalah metode

yang digunakan yakni menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan yang ada

adalah objek penelitian yang diteliti. Perbedaan yang kedua adalah pada alat

analisisnya.
16

Tabel 2.2
Tabel Pengaruh
Kepribadian Proaktif terhadap Kinerja Kerja
X1 Identitas Jurnal Variable dan Hasil
ke Teori
X2 Prabhu Kepribadian Penelitian
“Organizational Proaktif: dengan model
Change and Proactive -Bateman and analisis SEM
Personality Effect on Crant (1993) ini
Job Performance and menghasilkan
Job Satisfaction” Kinerja kepribadian
Journal of Applied Kerja: proaktif secara
Business and -William dan signifikan
Economics Anderson berpengaruh
(1991) terhadap
Volume 20(4). 2018 - Ferris et kinerja kerja.
Sampling: al.,(2001)
900 Karyawan

Metode Penelitian:
Metode Kuantitatif

Fuller, Hester, dan Kepribadian Adanya


Cox. Proaktif: pengaruh
“Proactive Personality -Seibert (1999) signifikansi
and Job Performance: antara
Exploring Job kepribadian
Autonomy as a proaktif dengan
Moderator” kinerja kerja
Journal Managerial Kinerja tanpa dilalui
Issues Kerja: oleh variabel
- otonomi kerja.
Vol. 22, No. 1; (2010)
Sampling:
120 Karyawan

Metode Penelitian:
Metode Kuantitatif
17

X1 Identitas Jurnal Variable dan Hasil


ke Teori
X2 Crant Kepribadian Adanya
“The Proactive Proaktif: pengaruh
Personality Scale and Bateman and siginifikansi
Objective Job Crant (1993) antara
Performance Among kepribadian
Real Estate Agent” proaktif dengan
Journal of Applied Kinerja kinerja kerja
Pshycology Kerja:
Katerberg and
Volume 80. Number 4 Blau (1983)
(1995) 532-537

Sampling:
146 agen real estate

Metode penelitian:
Metode Kuantitatif

2.1.3 Kinerja Kerja dengan Kesuksesan Karir Karyawan

1. Bozionelos, Kostopoulos, Heijden, Rousseau, Bozionelos, et al..(2016)

Penelitian ini dituliskan oleh Nikos, dkk dengan judul Employability and Job

Performance as Links in the Relationship Between Mentoring Receipt and

Career Success. A Study in SMEs. Penelitian ini dibuat dengan tujuan

mengembangkan dan menguji model yang menempatkan kemampuan kerja dan

kinerja sebagai variabel intervening dalam hubungan antara penerimaan

mentoring dan kesuksesan karir. Partisipan adalah 207 profesional Teknologi

Informasi (TI) yang dipekerjakan di perusahaan kecil dan menengah (UKM)

ditiga negara Eropa.

Hasil dari penelitian ini adalah variabel kinerja dan kesuksesan karir dinyatakan

tidak signifikan. Persamaan yang ada pada penelitian ini dengan penelitian yang
18

akan dilakukan adalah variabel yang digunakan yakni kinerja dengan kesuksesan

karir. Persamaan yang kedua adalah metode yang digunakan yakni

menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan yang ada adalah objek penelitian

yang diteliti. Perbedaan yang kedua adalah pada alat analisisnya.

2. Lau dan Shaffer (1999)

Penelitian ini dituliskan oleh Victor dan Margaret pada tahun 1999 dengan judul

“Career success: the effects of personality”. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengembangkan kerangka teori dan hipotesis yang dapat diuji yang

menghubungkan hubungan antara sifat-sifat kepribadian tertentu dan kesuksesan

karir.

Hasil dari penelitian ini adalah variabel kinerja kerja memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kesuksesan karir seorang karyawan. Persamaan yang ada

pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang

digunakan yakni kinerja dengan kesuksesan karir. Perbedaan yang ada adalah

objek penelitian yang diteliti. Perbedaan yang kedua adalah pada alat

analisisnya.

3. Ng and Feldman (2010)

Penelitian ini dituliskan oleh Ng dan Feldman dengan judul “Human capital and

objective indicators of career success: The mediating effects of cognitive ability

and conscientiousness” pada tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menguji proses mediasi di mana sumber daya manusia (mis. Pendidikan dan

pengalaman kerja) berkontribusi pada indikator objektif kesuksesan karir (mis.

Gaji dan promosi). Pada variabel kinerja dihubungkan dengan karir karyawan
19

dengan indikator kinerja tugas inti dan kinerja kontekstual memediasi hubungan

antara kemampuan kognitif dan indikator objektif keberhasilan karir (gaji dan

promosi).

Hasil dari penelitian ini adalah variabel kinerja memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kesuksesan karir seorang karyawan. Persamaan yang ada

pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang

digunakan yakni kinerja dengan kesuksesan karir. Perbedaan yang ada adalah

objek penelitian yang diteliti. Perbedaan yang kedua adalah pada alat

analisisnya.

Tabel 2.3
Tabel Pengaruh
Kinerja Kerja terhadap Kesuksesan Karir

X2 Identitas Jurnal Variable dan Hasil


ke Teori
Y Bozionelos, dkk Kinerja Kerja: Kinerja Kerja
“Employability and - Bretz, tidak ada
Job Performance as Milkovich dan pengaruh
Links in the Read (1992) signifikan
Relationship Between -Wanous dan terhadap
Mentoring Receipt Hudy, (2001) kesuksesan
and Career Success. A -Bergkvist dan karir.
Study in SMEs” Rossiter (2007)
Group and
Organization Kesuksesan
Mangement Karir:
- Gattiker dan
Volume 41 (2). 2016 Larwood
Sampling: (1986)
207 Karyawan

Metode Penelitian:
Metode Kuantitatif
20

X2 Identitas Jurnal Variable dan Hasil


ke Teori
Y Lau dan Shaffer Greenhaus et Prestasi kerja
“Career success: the al., (1990) adalah
effects of personality” pengukuran
Career Development positif yang
International signifikan dari
kesuksesan
Volume 4(4) [1999] karir objektif
225-230 dan kesuksesan
karir subyektif.
Metode Penelitian:
Metode Kuantitatif

Ng dan Feldman Kinerja Kerja: Penelitian


“Human capital and - Hochwarter et membuktikan
objective indicators of al., (2000) pengaruh
career success: The signifikan
mediating effects of Kesuksesan kinerja kerja
cognitive ability and Karir: dan karir
conscientiousness” - Judge et al., sukses.
Journal of (1999)
Occupational and
Organizational
Psychology

Volume 83, (2010)


207–235

Metode Penelitian:
Metode Kuantitatif
21

2.1.4 Promosi Diri dengan Kesuksesan Karir Karyawan

1. Siswanti dan Muafi (2010)

Penulis makalah ini adalah Yuni Siswanti dan Muafi pada tahun 2010 dengan

judul “The Effect of Proactive Personality, Self Promotion, and Ingratiation on

Career Success for Employee of Public Organization”. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk menghitung signifikansi pengaruh variabel ingratiation,

kepribadian proaktif, dan promosi diri terhadap karir seorang karyawan.

Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta. Menggunakan metode survey pada 96

karyawan yang ada pada kantor pemerintahan. Teknik penarikan sampel yang

digunakan adalah metode purposive sampling.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah pengaruh promosi diri

terhadap karir dinyatakan signifikan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

yang akan dilakukan adalah adanya variabel kepribadian proaktif dan

kesuksesan karir. Persamaan yang kedua adalah metode yang digunakan yakni

menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan yang ada adalah objek penelitian

yang diteliti. Perbedaan yang kedua adalah pada alat analisisnya.

2. Nabi (1999)

Penelitian ini dituliskan oleh Nabi pada tahun 1999 dengan judul “An

investigation into the differential profile of predictors of objective and subjective

career success”. Tujuan dari makalah ini adalah menguji signifikansi antara

Career Strategy Behavior di dalamnya terdapat promosi diri terhadap

kesuksesan karir. Penelitian dilakukan pada 2.585 karyawan. Perhitungan

dilakukan dengan metode kuesioner.


22

Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan korelasi yang signifikan diperoleh

antara Career Strategy Behavior pada keberhasilan karir. Persamaan penelitian

ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah adanya variabel promosi diri

dan kesuksesan karir. Metode yang digunakan yakni menggunakan metode

kuantitatif. Perbedaan yang ada adalah objek penelitian yang diteliti. Perbedaan

yang kedua adalah pada alat analisisnya.

3. Judge dan Bretz Jr. (1994)

Penelitian ini dituliskan oleh Timothy A. Judge dan Robert D. Bretz Jr. pada

tahun 1994 dengan judul Political Influence Behavior and Career Success.

Judge dan Bretz mengemukakan bahwa pemahaman tentang kesuksesan karir

berfokus pada politik organisasi, termasuk perilaku ingratiation dan promosi

diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perilaku pengaruh

politik terhadap kesuksesan karir dengan variabel taktik Job-focused,

Supervisor-focused, Self-focused.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah pengaruh promosi diri

terhadap karir dinyatakan tidak signifikan. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah adanya variabel promosi diri dan

kesuksesan karir. Persamaan yang kedua adalah metode yang digunakan yakni

menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan yang ada adalah objek penelitian

yang diteliti. Perbedaan yang kedua adalah pada alat analisisnya.


23

Tabel 2.4
Tabel Pengaruh
Promosi Diri terhadap Kesuksesan Karir

X3 Identitas Jurnal Variable dan Hasil


ke Teori
Y Muafi dan Siswanti Promosi Diri: Promosi Diri
“The Effect of - Cook et yang termasuk ke
Proactive Personality, al.,(1999) dalam politic
Self Promotion, and influence dalam
Ingratiation on Career Kesuksesan perusahaan
Success for Employee of Karir: terbukti
Public Organization “ - Judge & signifikan
Global Journal of Bretz., terhadap
Management and (1994) kesuksesan karir
Business Research karyawan.

Vol. 10 Issue 2 (Ver


1.0), April 2010

Sampling:
96 Employees

Metode:
Metode Kuantitatif
Nabi Promosi Diri: strategi karir (Self
“An investigation into - Nabi (1998) Promotion)
the differential profile terbukti memiliki
of predictors of Kesuksesan pengaruh
objective and subjective Karir: signifikan
career success” - Gattiker and terhadap objektif
Career Development Larwood's dan subjektif
International (1986) kesuksesan karir

Vol 4/4, 212 224


1999

Sampling:
2.585 karyawan

Metode:
Kuantitatif
24

X3 Identitas Jurnal Variable dan Hasil


ke Teori
Y Judge dan Bretz Promosi Diri: Promosi Diri (job
“Political Influence - Wayne and focused tactics)
Behavior and Career Ferris (1990) terbukti tidak
Success.” memiliki
CAHRS Working Kesuksesan pengaruh
Paper #92-07 Karir: signifikan
1994 - Extrinsic: 4 terhadap
variabel kesuksesan karir.
- Instrinsic:
Sampling: Faces Scale
651 alumni sekolah oleh Kunin
industrial (1955),
Satisfaction
Metode: with Life
Kuantitatif Scale oleh
Diener,
Emmons,
Larsen, &
Griffin,
(1985)

Di bawah ini tabel yang memuat rujukan dari teori yang digunakan:

Tabel 2.5
Tabel Rujukan Kepribadian Proaktif

Variabel Tokoh Pengukuran Teori Penelitian


Selanjutnya
Seibert et 17 Proactive Teori yang akan dipakai
al.,(1999) Personality Scale, pada penelitian yang akan
Short version. datang ialah teori:

17 Proactive Personality
Kepribadian Bateman dan 17 Proactive Scale
Proaktif Crant (1993) Personality Scale
Teori ini dipilih
Five-Factor dikarenakan merupakan
Robert McCrae
Model of teori yang pengukurannya
(2002)
Personality paling sesuai.
25

Teori yang akan digunakan pada penelitian kali pada variabel eksogen

kepribadian proaktif adalah teori dari Bateman dan Crant pada tahun 1993

bernama 17 proactive personality scale (PPS). Teori ini dianggap tepat untuk

digunakan pada penelitian ini karena PPS berisi perhitungan lengkap sejauh

mana seorang karyawan memiliki kepribadian yang proaktif. Kesamaan yang

dimiliki oleh teori ini objek yang digunakan adalah sama-sama seorang

karyawan.

Tabel 2.6
Tabel Rujukan Kinerja Kerja

Variabel Tokoh Pengukuran Teori Penelitian


Selanjutnya
21 Factor Teori yang akan dipakai
Analysis of pada penelitian yang akan
William dan Performance datang ialah teori:
Anderson (1991) Items

Kinerja
Kerja 15 Factor 15 Factor Loadings on the
Loadings on the Job Performance
Ferris et al.,(2001)
Job Performance Dimensions
Dimensions
Teori ini dipilih dikarenakan
Katerberg and merupakan teori yang
Blau (1983) - pengukurannya paling
sesuai dengan penelitian
Criterion Items yang akan dilakukan.
Hochwarter et al.,
Based on Job
(2000)
Analysis Results

Teori yang akan digunakan pada penelitian kali ini pada variabel eksogen dan

endogen kinerja kerja adalah teori dari Ferris et al.,(2001) bernama 15 Factor

Loadings on the Job Performance Dimensions. Kesamaan yang dimiliki oleh

teori ini objek yang digunakan adalah sama-sama seorang karyawan.


26

Tabel 2.7
Tabel Rujukan Promosi Diri

Variabel Tokoh Pengukuran Teori Penelitian


Selanjutnya
Teori yang akan dipakai
Political Influence pada penelitian yang akan
Cook et al.,(1999) datang ialah teori:
Behavior
Political Influence
Promosi Behavior
Diri Wayne and Ferris Political Influence
(1990) Behavior Teori ini dipilih
dikarenakan merupakan
teori yang pengukurannya
paling sesuai dengan
- penelitian yang akan
Nabi (1998)
dilakukan.

Teori yang akan digunakan pada penelitian kali ini pada variabel eksogen self

promotion atau promosi diri adalah teori dari Wayne dan Ferris bernama

Political Influence Behavior pada tahun 1990. Item yang digunakan dipilih

menyesuaikan penelitian yang berfokus pada Job Focused Tactics. Pengambilan

item didasari oleh penyesuaian taktik yang digunakan karyawan untuk mencapai

kesuksesan atau keberhasilan karir (Judge dan Brezt, 1992). Kesamaan yang

dimiliki oleh teori ini objek yang digunakan adalah sama-sama seorang

karyawan.
27

Tabel 2.8
Tabel Rujukan Kesuksesan Karir

Variabel Tokoh Pengukuran Teori Penelitian


Selanjutnya
5 Item Model
Eby (2003)
Career Scale
Greenhaus,
5 item Career
Parasuman, dan
Success
Wormley’s (1990)
Teori yang akan dipakai
Kesuksesan Judge & Bretz., 4 Variables pada penelitian yang akan
Karir Extrinsic Career datang ialah teori:
(1994)
Success
5 item Career Success
3 Factors:
Gattiker dan Teori ini dipilih
Perception of
Larwood (1986) dikarenakan merupakan
Career Success
teori yang pengukurannya
paling sesuai dengan
4 Variables penelitian yang akan
Judge et al.,(1999) Extrinsic Career dilakukan.
Success

Six Faces Scale


Kunin (1955)
Diener, Emmons, Satisfaction with
Larsen, & Griffin, Life Scale (5
(1985) item)

Teori yang akan digunakan pada penelitian kali pada variabel endogen

kesuksesan karir adalah teori dari Judge & Bretz pada tahun 1994 bernama 5

item Career Succsess. Teori ini tepat untuk digunakan pada penelitian ini karena

memiliki posisi yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan. Kesamaan

yang dimiliki oleh teori ini objek yang digunakan adalah sama-sama seorang

karyawan.
28

2.2 LANDASAN TEORI

2.2.1 Kepribadian Proaktif

2.2.1.1 Pengertian Kepribadian Proaktif

Kepribadian proaktif adalah seseorang yang relatif tidak dibatasi oleh

kekuatan situasional, dan yang memengaruhi perubahan lingkungan (Bateman dan

Crant, 1993). Pekerja dengan kepribadian proaktif cenderung terlibat dalam

perilaku proaktif seperti mencari umpan balik, melampaui uraian tugas, mengambil

inisiatif untuk terlibat dalam pembelajaran yang relevan dengan pekerjaan, dan

pergi keluar untuk bertemu dengan pelanggan (Dubrin, 2013). Penggambaran

perilaku proaktif adalah mengambil inisiatif dalam meningkatkan keadaan saat ini

atau menciptakan yang baru; ini melibatkan menantang status quo daripada secara

pasif beradaptasi dengan kondisi saat ini (Crant, 2000).

Berdasarkan penjelasan tentang kepribadian di atas, dapat disimpulkan

bahwa kepribadian proaktif adalah perilaku seseorang yang tidak terpengaruh

dengan situasi yang ada bahkan cenderung memiliki inisiatif untuk meningkatkan

keadaan atau bahkan menciptakan sebuah keadaan yang lebih baik dilingkungan

kerjanya. Kepribadian proaktif akan berdampak pada munculnya sikap, performa

atau kinerja, perilaku, dan karir yang berkesinambungan (Crant dan Jiang, 2017).

Dubrin (2013) dalam bukunya menambahkan pekerja proaktif memiliki

beberapa karakteristik tertentu. Karakteristik dari setiap pekerja yang proaktif akan

sangat tergantung kepada tempat pekerja itu bekerja. Karena pada dasarnya seorang

pekerja yang proaktif memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan kepribadian


29

proaktif dilingkungan perusahaan. Di bawah ini adalah beberapa karakteristik dari

kepribadian proaktif:

1. Keinginan untuk mengontrol

Dalam Dubrin (2013) bahwa dia mempelajari bagaimana keinginan untuk

kontrol terkait dengan perilaku proaktif di antara 69 manajer yang telah

memperoleh gelar MBA. Penelitian dilakukan dengan menggunakan

kuesioner berisi seberapa besar seorang manajer memiliki keinginan untuk

mengontrol suatu hal.

2. Pengambilalihan tempat kerja

Pengambilalihan tempat kerja dapat diartikan sebagai mengalihan

fungsional yang terdapat di dalam sebuah organisasi atau sebuah

departemen. Efek yang akan ditimbulkan adalah perubahan atau taking over

work yang disetujui perusahaan akan membuat karyawan tersebut meras

lebih bertanggung jawab atas pekerjaannya atau perubahan yang ia usulkan

(Dubrin 2013).

3. Memiliki kemampuan kognitif diatas rata-rata

Seseorang yang memiliki kepribadian proaktif memiliki keterampilan

kognitif di atas rata-rata. Menjadi cerdas atau memiliki keterampilan

kognitif yang baik merupakan standar yang harus dimiliki oleh setiap orang

yang memiliki kepribadian proaktif. Dengan keterampilan kognitif yang

baik seseorang dapat memiliki peluang yang lebih untuk mengenali apa

yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi yang ada atau mencegah

masalah. (Ashford dan Black, 1996) menafsirkan penelitian untuk


30

menunjukkan bahwa kemampuan kognitif umum dapat menjadi prediksi

perilaku proaktif pada pekerjaan.

4. Memiliki percaya diri yang tinggi

Konsep self efficacy yang dipahami secara umum adalah perasaan percaya

diri untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan. Keyakinan dalam diri

bahwa seorang karyawan dapat mengerjakan tugas dengan baik dalam

menjadi seorang yang proaktif adalah penting. Ketika seseorang yang

memiliki kepribadian proaktif merasa mampu untuk mengerjakan suatu

tugas ini akan berdampak kepada persepsi kemampuan seseorang tersebut.

5. Menetapkan tujuan yang menantang

Orang proaktif biasanya akan menetapkan tujuan yang menantang, dan

kadang-kadang berisiko. Tujuan yang ditetapkan memiliki risiko namun

bukan berarti tidak realistis. Tujuan yang ditetapkan cenderung susah untuk

dicapai dan perlu usaha yang lebih dalam mencapainya. Orang dengan

kepribadian proaktif cenderung mendorong orangnya untuk ikut berpikir

bahwa tujuan yang sulit ini layak untuk dicapai.

6. Mencari peluang, dan menghancurkan yang perlu dihancurkan

Karyawan yang memiliki kepribadian proaktif cenderung mencari peluang

dalam setiap keadaan. Mereka cenderung mencari celah untuk mendapatkan

keuntungan bagi perusahaan. Seperti mencari cara untuk menghemat biaya

dalam produksi, atau pada tahap selanjutnya seperti memikirkan cara untuk

memberikan pelayanan pendidikan untuk masyarakat dengan status sosial

yang rendah. Untuk mencapai tujuannya tersebut karyawan dengan


31

kepribadian proaktif cenderung melawan dan tidak menghiraukan beberapa

peraturan yang dianggap tidak memiliki nilai pada proses pencapaian tujuan

tersebut.

7. Penilaian dikombinasikan dengan kemampuan untuk menyampaikan

penilaian

Pekerja dengan kepribadian proaktif tidak akan dengan mudah menerima

penilaian terhadap suatu kejadian atau peristiwa dari atasannya ataupun dari

bawahannya. Pekerja dengan kepribadian proaktif cenderung memiliki

penilaian yang in endogen terhadap suatu hal. Risiko dari memiliki

penilaian yang in endogen adalah bahwa pekerja harus memiliki kemauan

dan kemampuan untuk menyampaikan penilaiannya terhadap suatu

kejadian. Dengan begitu pemahaman tentang penilaian yang dimiliki oleh

pekerja dengan kepribadian proaktif akan lebih mudah dipahami oleh

bawahannya, kerabat kerja ataupun atasannya.

8. Bangun lebih pagi

Christoph Randler menemukan korelasi kecil tapi positif dalam sebuah

survei terhadap 367 siswa yang diukur dengan kuesioner. Contoh

pertanyaan adalah: Saya menghabiskan waktu mengidentifikasi tujuan

jangka panjang untuk diri saya sendiri dan Saya merasa bertanggung jawab

atas hidup saya sendiri. Dari penelitian ini dibuktikan bahwa orang dengan

kepribadian proaktif yang lebih baik cenderung semangat dalam menjalani

hari sehingga mereka tidak ingin terlambat pada kegiatan esok harinya.
32

9. Menghitung kemungkinan keberhasilan

Seorang karyawan dengan perilaku proaktif mempertimbangkan setiap

keputusan yang diajukan bermanfaat bagi dirinya sendiri ataupun bagi

perusahaan. Karyawan dengan kepribadian proaktif akan menghitung

dengan hati-hati kemungkinan keberhasilan dari sebuah putusan yang ia

ajukan. Seperti peluang pasar atau pengalaman dengan kejadian yang sama

di tempat lain atau perusahaan lain. Dalam jangka panjangnya karyawan

dengan kepribadian proaktif juga akan mempertimbangkan jika usulan ini

disampaikan kepada manajer tingkat atas akan memengaruhi karirnya dalam

perusahaan atau bahkan sesuai tidaknya dengan minat saya.

2.2.1.2 Pengukuran Kepribadian Proaktif

Dalam Bateman dan Crant (1993) menyebutkan ada 17 item yang bisa

dijadikan alat ukur dalam menilai kepribadian proaktif disebut dengan PPS

(Proactive Personality Scale):

1. Mencari cara untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.

2. Merasa bisa mengubah komunitas yang ditempati, atau bahkan mengubah

dunia.

3. Tidak membiarkan orang lain untuk memulai ide baru dalam suatu proyek

baru.

4. Di mana pun ia berada seal membawa perubahan yang signifikan.

5. Menikmati tantangan yang terjadi pada ide yang dimiliki.

6. Senang untuk melihat idenya diterapkan.

7. Jika saya melihat sesuatu yang tidak saya sukai, saya memperbaikinya.
33

8. Tidak peduli apa pun kemungkinannya, jika saya percaya pada sesuatu saya

akan mewujudkannya.

9. Saya suka menjadi juara untuk ide-ide saya, bahkan melawan oposisi orang

lain.

10. Saya unggul dalam mengidentifikasi peluang.

11. Saya selalu mencari cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu.

12. Jika saya percaya pada suatu ide, tidak ada halangan yang akan mencegah

saya mewujudkannya.

13. Saya suka menantang status quo.

14. Ketika saya memiliki masalah, saya mengatasinya secara langsung.

15. Saya hebat dalam mengubah masalah menjadi peluang.

16. Saya bisa melihat peluang yang baik jauh sebelum orang lain bisa.

17. Jika saya melihat seseorang dalam masalah, saya membantu dengan cara

apa pun yang saya bisa.

2.2.2 Job Performance (Kinerja Kerja)

2.2.2.1 Pengertian Kinerja Kerja

Armstrong (2003) menyebutkan kinerja adalah konstruksisi multi dimensi

pengukuran variabel yang tergantung pada berbagai faktor, mereka juga

menyatakan bahwa penting untuk menentukan apakah tujuan pengukuran adalah

untuk menilai hasil kinerja atau perilaku. Robbins (1996) kinerja adalah rangkaian

interaksi dari dari tiga hal kemampuan yakni (A= Ability), motivasi (M=

Motivation) serta kesempatan (O= Opportunity), Sehingga kinerja dapat di artikan

dalam suatu rumus= {ƒ(A x M x O)} yang berarti kinerja adalah fungsi dari ability,
34

motivation dan opportunity. Kinerja kerja diartikan secara operasional perusahaan

untuk mencapai tujuan melalui kerja yang ditampakkan dengan kualitas yang baik

(Wijono, 2010).

Fauzi dan Nugroho (2020) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

kinerja performance atau prestasi kerja adalah penampilan kerja maupun hasil yang

dicapai oleh seseorang baik barang ataupun produk maupun berupa jasa yang

biasanya digunakan sebagai dasar penilaian atas karyawan atau organisasi kerja

yang bersangkutan yang mencerminkan pengetahuan karyawan tentang

pekerjaannya. Fauzi dan Nugroho menambahkan kinerja atau performance

merupakan prestasi yang dicapai oleh seorang karyawan dalam setiap melakukan

pekerjaan atau tugasnya di mana karyawan tersebut dapat menggunakan segenap

kemampuan pengetahuan bagi tenaga kerja atau karyawan yang berbasis

kompetensi kinerja nya diukur berdasarkan kemampuan skill, attitude-nya pada

setiap saat melaksanakan tugasnya kemampuan ditinjau dan penguasaan teori dan

kemampuan praktis misalnya lancar berbahasa asing mampu mengoperasikan

komputer dan lain sebagainya.

Manajemen kinerja harus berasal dari apa yang perlu dicapai organisasi

untuk memenuhi tujuan strategisnya. Setiap karyawan memiliki kontribusi untuk

mencapai tujuan yang lebih besar melalui pekerjaannya. Dalam arti tertentu, jumlah

semua kinerja dalam semua pekerjaan dalam organisasi harus sama dengan rencana

strategis untuk organisasi. Manajemen kinerja menghubungkan strategi dengan

hasil. Ketika strategi organisasi telah ditetapkan, mereka harus diterjemahkan ke

tindakan tingkat departemen atau unit (Mathis dan Jackson, 2008).


35

Bozionelos et al.,(2016) berpendapat bahwa kinerja pekerjaan akan terkait

dengan kesuksesan karir. Mereka mengasumsikan bahwa karyawan yang berkinerja

lebih baik lebih sangat mungkin untuk menerima reward organisasi serta merasa

lebih positif terkait prestasi dan prospek karir masa depan.

Dari pengertian yang telah disebutkan di atas kinerja kerja adalah suatu

aktivitas di dalamnya berbagai dimensi yang di dalamnya termasuk kemampuan,

motivasi, dan kesempatan kerja dalam sebuah perusahaan. Lau dan Shaffer (1999)

menyebutkan investigasi efek kinerja pekerjaan terhadap kesuksesan karir terbatas.

Para peneliti sering lebih tertarik pada apa yang berkontribusi pada kinerja

pekerjaan, daripada apa yang dihasilkan oleh kinerja pekerjaan. Hal ini dikarenakan

hasil yang didapatkan oleh sebuah kinerja yang baik secara umum berdampak pada

meningkatnya kinerja perusahaan secara umum. Padahal hasil dari sebuah kinerja

yang baik dapat juga dilihat dari sisi seorang karyawan atau individu.

Ferris et al.,(2001) menyebutkan sebuah anekdot yang beranggapan bahwa

tidak setiap karyawan yang pintar dalam menyelesaikan masalahnya di kantor

menjadi bukti bahwa dia memiliki kinerja kerja yang baik. Karyawan dengan

kemampuan sosial yang baik juga belum tentu memiliki kemampuan yang baik

dalam menyelesaikan sebuah masalah di perusahaan. Anekdot ini berkembang

sehingga menyimpulkan bahwa social skill dan general mental ability (GMA)

diperlukan dalam menentukan proses kinerja disebuah perusahaan guna

mendapatkan kesuksesan karir.


36

Ng dan Feldman, (2010) menyebutkan bahwa cognitive ability (kemampuan

kognitif) dan organizational tenure (masa kerja organisasi) terkait dengan kinerja

pekerjaan. Kinerja pekerjaan, pada gilirannya, akan menjadi pengukuran langsung

dan langsung dari gaji dan promosi dalam suatu organisasi. Faktor-faktor istimewa

nantinya juga akan masuk ke dalam keputusan gaji dan promosi, atau dalam hal ini

berarti karir objektif.

Fauzi & Hidayat (2020) menyebutkan bahwa kinerja kerja dipengaruhi

secara individu (seperti kepuasan kerja dan lain sebagainya) oleh faktor-faktor

berikut:

1. Dorongan

Setiap orang menjalankan kegiatan yang didukung oleh faktor internal dan

eksternal.

2. Kemampuan

Setiap orang memiliki keahlian yang berbeda-beda sehingga setiap orang

akan berbeda.

3. Kebutuhan

Kebutuhan individu memengaruhi kinerja pegawai, Kebutuhan hidup

pegawai akan meningkatkan kinerja.

4. Harapan mengenai imbalan

Melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan yang mengharapkan suatu gaji

atau upah.

5. Imbalan internal.

6. Eksternal.
37

7. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.

Fauzi dan Hidayat (2020) menambahkan bahwa kinerja dalam fungsinya

memiliki hubungan dengan kepuasan kerja karyawan dan tingkat imbalan atau

timbal balik yang diberikan juga dipengaruhi oleh kemapuan dan sifat-sifat

individu.

2.2.2.2 Pengukuran Kinerja Kerja

Dalam Ferris et al.,(2001) menyebutkan ada tiga dimensi yakni lima item

dinilai kinerja kerja tugas inti, lima dinilai dedikasi kerja, dan lima dinilai

pengembangan fasilitasi interpersonal, 15 item dibagi menjadi:

1. Menanggapi panggilan dalam beberapa menit saat bertugas.

2. Periksa kode pemrograman dan secara menyeluruh menguji semua

perubahan pemrograman.

3. Mendukung tujuan proyek tim dengan memenuhi tenggat waktu pekerjaan

pribadi.

4. Menghindari absen terlambat, terutama selama permintaan puncak atau

kritis. Sengaja bekerja berjam-jam yang sulit dan tidak biasa ketika dituntut

oleh situasi.

5. Saya rela bekerja keras diwaktu yang tidak biasa ketika dituntut oleh situasi

yang sulit.

6. Temukan solusi kreatif dan akal untuk masalah teknis yang rumit.

7. Mengusulkan solusi teknis yang unggul untuk mencapai tujuan bisnis.

8. Menerapkan tingkat keterampilan teknis tertinggi dalam menyelesaikan

persyaratan kerja.
38

9. Terus mencari pertumbuhan profesional pengembangan melalui pengajaran

mandiri.

10. Menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, bahkan di bawah tekanan yang

disebabkan oleh tekanan waktu.

11. Mengungkapkan nilai dan penghargaan positif untuk pekerjaan dan ide

orang lain.

12. Bekerja sama dengan anggota tim lainnya dengan berbagi informasi secara

terbuka.

13. Menciptakan hubungan kerja yang efektif dengan anggota tim dan mitra.

14. Mengembangkan dan memelihara hubungan klien yang positif.

15. Mendengarkan dengan cermat dan merespons dengan penuh pertimbangan

dalam bertukar informasi pekerjaan.

2.2.3 Self Promotion (Promosi Diri)

2.2.3.1 Pengertian Promosi Diri

Menurut Cook et al., (1999) promosi diri berfokus pada mendapatkan

perhatian lebih kepada atasan. Orang yang memiliki promosi diri memberikan

penampilan yang kompeten melalui ekspresi kepercayaan diri, mengarahkan

perhatian pada pencapaian yang diakui, atau dengan menjalankan perilaku yang

dianggap baik oleh individu target. Judge dan Bretz (1994) mengemukakan bahwa

pemahaman tentang kesuksesan karir berfokus pada politik organisasi, termasuk

perilaku ingratiation dan promosi diri (Siswanti dan Muafi, 2010). (Hartog et al.,

2018) menyebutkan promosi diri adalah suatu bentuk manajemen kesan yang

bertujuan untuk menyajikan kepada orang lain citra positif diri sendiri dengan
39

menekankan kekuatan, kontribusi, atau prestasi seseorang. Di tempat kerja, promosi

diri sering ditujukan pada pemimpin, dengan karyawan berusaha menunjukkan citra

positif dan mengesankan pemimpin mereka.

Dari pengertian yang telah disebutkan di atas bahwa self promotion atau

promosi diri adalah sebuah manajemen diri untuk mendapatkan kesan baik

dihadepan seseorang dengan tujuan tertentu seperti mendapatkan kesan baik atau

sebuah promosi jabatan. Promosi diri sering dikaitkan dengan ingratiation seperti

dalam penelitian Judge dan Bretz (1994) menyebutkan bahwa politik organisasi

memiliki dua dimensi yakni perilaku ingratiation dan promosi diri sebagai dimensi

untuk mencapai kesuksesan karir.

Orang-orang pada umumnya berusaha membuat kesan yang baik pada orang

lain dan lebih suka memotret diri mereka sendiri dengan cara yang positif. Salah

satu strategi manajemen kesan yang menonjol adalah untuk terlibat dalam promosi

diri dengan menarik perhatian orang lain pada kekuatan, prestasi yang ia miliki dan

kepentingan seseorang (Hartog et al.,2018). Promosi diri adalah bagian dari

perilaku politik dalam sebuah perusahaan Judge dan Bretz (1994). Sehingga untuk

memahami mengenai promosi diri dianggap perlu juga untuk memahami

bagaimana sebuah perusahaan memiliki politik di dalamnya. Apa yang memicu

politik organisasi? Kebanyakan komentator berpendapat pemicunya ada pada

ambisi pribadi dan kepentingan diri sendiri. Namun, seperti yang akan kita lihat,

motif dan kondisi lain yang kurang pribadi (faktor eksternal) dapat memicu perilaku

politik (Buchanan, 2008).


40

Godfrey, et al,(1986) menyebutkan promotor diri memiliki tugas yang sulit,

karena situasi percakapan memberi mereka lebih sedikit peluang strategis. Seorang

promotor diri harus bersikap seolah-olah tidak menampakkan bahwa ia sedang

melakukan promosi atas dirinya melainkan melalui mempelajari cara menghadapi

objek yang ia hadapi seperti atasan atau teman kerja. Misalnya, kandidat pekerjaan

yang mempromosikan diri dapat bertujuan untuk meningkatkan reputasi mereka

atau memengaruhi persepsi kompetensi dalam wawancara kerja, dan karyawan

yang mempromosikan diri dapat berupaya untuk secara positif memengaruhi kesan

para pemimpin dengan menyoroti prestasi mereka, menciptakan citra positif dan

sukses di mata pemimpin mereka dapat bermanfaat bagi karyawan karena

pemimpin biasanya memiliki pengaruh terhadap keputusan yang penting bagi

karyawan (Hartog et al.,2018).

(Buchanan, 2008) menyebutkan bahwa promosi diri atau self promotion

adalah salah satu taktik yang paling umum digunakan oleh karyawan dalam

melakukan politik dalam organisasi. Tidak jarang pula taktik promosi diri

digunakan pada sebuah interview. Kendati dalam teorinya perilaku politik adalah

promosi diri berdampingan dengan ingratiation namun perilaku promosi diri

ditemukan lebih efektif untuk mendapatkan kesan yang baik dibandingkan dengan

ingratiation.

2.2.3.2 Pengukuran Promosi Diri

Wayne dan Ferris (1990) mengembangkan klasifikasi trikotomi dari

pengaruh perilaku atau taktik yang memanifestasikan motivasi dalam meraih

kesuksesan karir. Taktik yang berfokus pada atasan diarahkan pada atasan
41

(supervisor-focused tactics), dan dimaksudkan untuk meningkatkan pengaruh

atasan terhadap bawahan jelas merupakan upaya ingratiation. Taktik yang berfokus

pada diri (self-focused tactics) sendiri dimaksudkan untuk menciptakan kesan

bahwa individu adalah orang yang sopan atau baik. Motivasi di balik taktik yang

berfokus pada diri sendiri kurang jelas. Taktik yang berfokus pada pekerjaan

berorientasi pada pekerjaan (Job Focused Tactics), dan termasuk peningkatan dan

tindakan mempromosikan diri yang dimaksudkan untuk membuat seseorang

tampak lebih kompeten di pekerjaannya. Dengan demikian, motivasi di balik

penggunaan taktik yang berfokus pada pekerjaan adalah promosi diri (Self

Promotion).

Mengacu pada penelitian Wayne dan Ferris (1990) menggunakan beberapa

item untuk mengukur promosi diri (Judge dan Bretz, 1992):

1. Mencoba untuk membuat acara dibawah tanggung jawab Anda untuk tampil

lebih baik daripada yang sebenarnya.

2. Mencoba untuk bertanggung jawab atas sebuah acara, bahkan ketika Anda

tidak sepenuhnya bertanggung jawab.

3. Mencoba untuk membuat acara yang Anda tanggung jawabi tidak tampak

separah yang sebenarnya terjadi pada atasan Anda.

4. Mencoba untuk membuat atasan Anda berpikir bahwa Anda bertanggung

jawab atas sebuah acara positif yang terjadi dalam kelompok kerja Anda.

5. Tiba di kantor lebih awal agar terlihat baik di depan atasan Anda.

6. Bekerja lembur di kantor sehingga atasan Anda akan melihat Anda bekerja

lembur dan berpikir bahwa Anda adalah pekerja keras.


42

7. Buat atasan Anda sadar akan prestasi Anda.

8. Setuju dengan pendapat utama atasan langsung Anda bahkan ketika Anda

tidak setuju dalam hati.

9. Ciptakan kesan bahwa Anda adalah orang yang baik bagi atasan Anda.

10. Berikan perhatian pada kehidupan pribadi atasan Anda.

11. Sering menyebutkan acara positif yang Anda telah tangani.

12. Bertanggung jawab atas sebuah acara yang tidak memiliki nilai baik bagi

atasan anda, bahkan ketika Anda tidak sepenuhnya bertanggung jawab.

2.2.4 Kesuksesan Karir

2.2.4.1 Pengertian Kesuksesan Karir

Karir adalah semua pekerjaan yang diadakan selama kehidupan kerja

seseorang (Werther dan Keith, 1996). Kita dapat mendefinisikan karir sebagai

posisi pekerjaan yang dipegang seseorang selama bertahun-tahun. Manajemen karir

adalah proses untuk memungkinkan karyawan untuk lebih memahami dan

mengembangkan keterampilan dan minat karir mereka dan untuk menggunakan

keterampilan dan minat ini secara paling efektif baik di dalam perusahaan maupun

setelah mereka meninggalkan perusahaan (Dessler, 2013). Karir mengacu pada

urutan individu dari sikap dan perilaku yang terkait dengan pengalaman dan

aktivitas terkait pekerjaan selama rentang hidup seseorang (Noe et al., 2010).

Dalam Seibert et al.,(1999) menyebutkan bahwa definisi karir sukses atau

keberhasilan karir adalah hasil psikologis positif atau terkait pekerjaan atau prestasi

yang diakumulasikan sebagai hasil dari pengalaman kerja. Dan dalam penelitian

yang sama Seiber et al., (1999) menyebutkan keberhasilan karir dapat dipelajari
43

dengan referensi objektif dan subyektif. Istilah kesuksesan karir objektif mengacu

pada pencapaian karir yang dapat diamati, seperti gaji dan sejarah promosi.

Keberhasilan karir subyektif mencerminkan perasaan kepuasan dan prestasi orang-

orang dengan karir mereka. Dua komponen karir ini tidak harus saling bersatu.

Orang yang secara ekstrinsik sukses mungkin tidak merasa puas dengan prestasi

mereka. Begitu pula sebaliknya.

Dari pengertian yang telah disebutkan dapat diartikan bahwa kesuksesan

karir adalah sebuah aktivitas posisi seorang karyawan dalam sebuah perusahaan

terpacu pada sikap dan perilaku diri selama rentang hidup seorang karyawan. Judge

dan Bretz (1994) mengemukakan bahwa pemahaman tentang kesuksesan karir

berfokus pada politik organisasi, termasuk perilaku ingratiation dan promosi diri.

Selain itu hasil penelitian oleh Seibert et al.,(1999) menunjukkan bahwa ada

hubungan positif antara individu dengan kepribadian proaktif dan dua indikator

keberhasilan karir, yaitu laporan diri subjektif (biaya dan promosi) dan subjektif

(kepuasan karir). Dalam penelitian lain menunjukan bahwa hasil positif antara

indikator kinerja kerja dengan indikator variabel karir sukses (Ng & Feldman,

2010).

Untuk memahami karir perlu juga diketahui bahwa dalam karir itu sendiri

terdapat tahapan perjalanannya. Tahapan karir merupakan sebuah jenjang yang

harus dilalui untuk mencapai jenjang karir tertentu (Elbadiansyah, 2019). Larasati

(2018) menyebutkan secara umum, tahapan perjalanan karir seseorang dapat

dikelompokkan ke dalam 5 (lima) tahapan yang didasarkan pada usia. Tahapan

pengembangan karir seseorang, terdiri dari :


44

1. Tahap Pertumbuhan Periode dari lahir sampai usia 14 tahun. Orang

mengembangkan konsep diri dengan mengidentifikasikan diri dan

berinteraksi dengan orang lain (keluarga, teman, guru,dll)

2. Tahap Penjelajahan Usia 15 sampai dengan 24 tahun. Secara serius

menjelajahi berbagai alternative kedudukan, berusaha mencocokkan

alternative tersebut dengan minat dan kemampuan.

3. Tahap Penetapan Tujuan Usia 24 sampai dengan 44 tahun, jantung dari

kehidupan kerja, terdiri dari :

a. Sub Tahap Percobaan.

Usia 25 sampai dengan 30 tahun menentukan apakah bidang pilihannya

cocok, jika tidak maka akan mengubahnya.

b. Sub Tahap Pemantapan.

Usia 30 sampai dengan 40 tahun Kedudukan diperusahaan ditetapkan

dan perencanaan karir lebih eksplisit dijalankan.

c. Sub Tahap Krisis Pertengahan Karir

Membuat penilaian baru yang besar atas kemajuan mereka sehubungan

dengan ambisi dan tujuan awal karir.

4. Tahap Pemeliharaan Usia 45 sampai dengan 60 tahun. Menciptakan suatu

tempat di dunia kerja dan kebanyakan usaha sekarang diarahkan pada

memelihara tempat tersebut.

5. Tahap Kemerosotan Orang menghadapi prospek harus menerima

berkurangnya level kekuasaan dan bertanggungjawab.


45

Dalam Greenhaus et al.,(2010) bahwa dalam tujuan karir memiliki

komponen tertentu. Tujuan karir dapat dilihat dalam dua cara mendasar:

1. komponen konseptual dan operasionalnya dan oleh dimensi tinggi. Tujuan

karir konseptual merangkum sifat yang ingin dicapai tanpa menentukan

pekerjaan atau posisi tertentu. Mencerminkan nilai-nilai signifikansi

seseorang, minat, kepribadian, kemampuan, dan preferensi gaya hidup.

Misalnya, tujuan konseptual individu mungkin untuk memegang pekerjaan

pemasaran yang memerlukan penelitian dan analisis yang luas, menawarkan

banyak tanggung jawab, luas dan beragam dalam langkah, memerlukan

bantuan dengan klien, tidak terkait dengan tanggung jawab keluarga, dan

menyediakan diperusahaan kecil yang berorientasi pada pertumbuhan.

Tujuan konseptual ini membahas sifat tugas, mengatur antarpribadi dan

fisik, dan kepedulian gaya hidup. tujuan karir operasional juga harus

mewujudkan elemen instrumental dalam arti bahwa pencapaian tujuan

operasional dapat menyebabkan (atau berperan dalam) pencapaian tujuan

berikutnya. Contohnya adalah tujuan operasional mungkin untuk mencapai

posisi manajer riset pemasaran di Perusahaan X, dan pencapaian tujuan

manajer pemasaran dapat memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuan

berikutnya dari wakil presiden pemasaran. Pada individu yang berbeda bisa

jadi tujuan operasional mungkin tetap pada posisinya saat ini di masa

mendatang. Penting untuk menyadari bahwa tujuan operasional hanyalah

sebuah kendaraan untuk memenuhi tujuan konseptual yang mendasarinya.


46

2. Tujuan Karir Jangka Pendek versus Jangka Panjang. Sasaran karir memiliki

dimensi waktu di mana seseorang dapat membedakan antara fokus jangka

pendek dan jangka panjang. Tentu saja, apa yang dianggap pendek versus

panjang relatif dan cenderung bervariasi tergantung pada sejumlah faktor.

Biasanya, tujuan jangka pendek adalah tujuan yang memiliki fokus lebih

cepat, sedangkan tujuan jangka panjang umumnya dianggap memiliki

jangka waktu lima hingga tujuh tahun. Sebagai contoh tabel dibawah ini

menggambarkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang di departemen

Sumber Daya Manusia.

Tabel 2.9
Contoh Tujuan Karir Berjangka

Tujuan Jangka Tujuan Jangka


Pendek Panjang
Lebih banyak tanggung Keterlibatan dalam
jawab untuk mengelola kegiatan perencanaan
Konseptual operasi sumber daya sumber daya manusia.
manusia.
Paparan luas ke semua Keterlibatan dalam
aspek sumber dayaperencanaan jangka
manusia panjang perusahaan.
Lebih banyak interaksi Keterlibatan dalam
dengan manajemen lini. pengembangan dan
implementasi
kebijakan.
Manajer Sumber Daya Direktur Sumber Daya
Operasional Manusia dalam 2-3 Manusia Korporat
tahun. dalam 5 tahun.
Sumber: Greenhaus et al.,(2010)

2.2.4.2 Pengukuran Kesuksesan Karir

Eby, et al.,(2003) menyebutkan ada tiga variabel yang menunjukan

karakteristik kesuksesan dalam karir. Variabel ini adalah tolak ukur penilaian dalam

karir sukses, persepsi pemasaran internal (keyakinan bahwa seseorang berharga


47

bagi atasannya saat ini) dan persepsi pemasaran eksternal (keyakinan bahwa

seseorang bernilai bagi pengusaha lain) yang mana dalam penelitian yang sama

menjadi indikator tambahan dalam kesuksesan karir.

Variabel yang pertama dari Knowing Why Variable adalah career insight.

Dalam variabel ini seseorang memiliki pandangan yang luas, tujuan yang jelas,

mengetahui kelebihan dan kekurangan dari orang tersebut atas tujuan karir yang

ingin dicapainya. Variabel ini juga membuktikan individu yang memiliki identitas

karir tinggi untuk berkarir di perusahaan mereka.

Variabel yang kedua adalah kepribadian proaktif. Individu yang proaktif

mengidentifikasi peluang dan mengambil tindakan menunjukkan inisiatif.

Karakteristik ini memfasilitasi keberhasilan dalam karir karena meningkatnya

kebutuhan untuk menyesuaikan dengan kondisi kerja yang selalu berubah,

mengambil tanggung jawab pribadi untuk karir dirinya dan orang lain. Variabel

yang ketiga adalah terbuka untuk pengalaman. Individu yang tinggi pada sifat ini

cenderung imajinatif, ingin tahu, dan berpikiran luas. Individu memiliki

ketertarikan dengan hal yang baru dan memiliki kemauan untuk menerima

tantangan. Yang dimaksudkan terbuka dengan pengalaman adalah seorang individu

merasa bahwa mendapat pengalaman baru adalah hal yang akan membangun.

Greenhaus, et al., (1990) menyebutkan ada lima item yang dapat digunakan

dalam mengukur kesuksesan karir yakni :

1. Saya merasa puas dengan pencapaian karir saya saat ini.

2. Saya merasa puas dengan segala proses pencapaian karir yang saya lalui

sampai saat ini .


48

3. Saya merasa puas dengan proses pencapaian pendapatan saya saat ini.

4. Saya merasa puas dengan proses pencapaian karir saya saat ini.

5. Saya merasa puas dengan proses yang saya lalui, seiring dengan proses

tersebut saya mendapatkan skills baru.

2.3 HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

2.3.1 Kepribadian Proaktif dengan Kesuksesan Karir

Dalam penelitian Yang dan Chau (2016) menyebutkan adanya korelasi yang

signifikan antara variabel kepribadian proaktif dengan kesuksesan karir karyawan

dalam sebuah perusahaan. Penelitian ini menggunakan teori dari Seibert et

al.,(1999) pada variabel kepribadian proaktif dan teori dari Eby, et al., (2003) pada

variabel kesuksesan karir. Pada penelitian oleh Seibert et al.,(1999) menghasilkan

adanya pengaruh yang signifikan antara kepribadian proaktif dengan kesuksesan

karir seorang karyawan. Penelitian ini menggunakan teori dari Bateman dan Crant

(1993) untuk variabel kepribadian proaktif dan teori dari Greenhaus, et al., (1990)

untuk variabel kesuksesan karir. Dalam penelitian Siswanti dan Muafi (2010)

menyebutkan adanya korelasi positif antara kepribadian proaktif dengan

kesuksesan karir. Penelitian ini menggunakan teori Seibert et al.,(1999) untuk

variabel kepribadian proaktif dan menggunakan teori dari Judge dan Bretz, (1994)

untuk variabel kesuksesan karir. Berdasarkan dengan penelitian hubungan dari dua

variabel tersebut,maka hipotesis yang kami ajukan adalah:

H1: Terdapat pengaruh positif signifikan kepribadian proaktif terhadap

kesuksesan karir.
49

2.3.2 Kepribadian Proaktif dengan Kinerja Kerja

Dalam penelitian oleh Prabhu (2018) menyebutkan adanya hubungan yang

signifikan antara variabel kepribadian proaktif dengan kinerja kerja. Teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Bateman dan Crant (1993) untuk

variabel kepribadian proaktif, teori untuk variabel kinerja menggunakan dari

William dan Anderson (1991) dan Ferris et al.,(2001). Pada penelitian (Fuller et al.,

2010) menyebutkan adanya pengaruh signifikan antara variabel kepribadian

proaktif dengan kinerja. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari

Seibert et al.,(1999) untuk variabel kepribadian proaktif dan pada variabel kinerja

peneliti menggunakan data yang diperoleh dari perusahaan berupa beberapa

dimensi dalam kinerja didasari oleh penelitian dari Huber (1989). Dalam penelitian

Crant (1995) menyebutkan bahwa adanya signifikansi antara variabel kepribadian

proaktif dengan kesuksesan karir. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teori dari Bateman dan Crant (1993) untuk variabel kepribadian proaktif, untuk

variabel kinerja menggunakan teori dari Katerberg dan Blau (1983). Dari penelitian

yang telah dikemukakan di atas maka dalam penelitian ini hipotesis kedua yang

diajukan adalah:

H2: Terdapat pengaruh positif signifikan kepribadian proaktif pada kinerja

kerja.

2.3.3 Kinerja Kerja dengan Kesuksesan Karir

Penelitian oleh Bozionelos, et al., (2016) menyebutkan bahwa variabel

kinerja tidak ditemukan signifikan terhadap variabel kesuksesan karir. Teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Brezt et al.,(1992), Wanous dan
50

Hundy (2001), dan Bergkvist dan Rossiter (2007) untuk variabel kinerja, sedangkan

untuk variabel kesuksesan karir menggunakan teori dari Gattiker dan Lardword

(1986). Pada penelitian lain oleh Ng dan Feldman (2010) menyebutkan adanya

signifikansi antara variabel kinerja dengan kesuksesan karir seorang karyawan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Hochwarter (2000)

untuk variabel kinerja, sedangkan untuk variabel kesuksesan karir menggunakan

teori dari Judge et al.,(1999). Pada penelitian yang dilakukan oleh Lau dan Shaffer

(1999) menyebutkan Dari penelitian yang ditemukan maka hipotesis ketiga yang

diajukan adalah:

H3: Terdapat pengaruh positif signifikan kinerja kerja terhadap kesuksesan

karir.

2.3.4 Promosi Diri dengan Kesuksesan Karir

Penelitian oleh Siswanti dan Muafi (2010) menyebutkan adanya

signifikansi positif antara variabel promosi diri dengan kesuksesan karir. Teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Cook et al.,(1999) untuk variabel

promosi diri, dan menggunakan teori dari Judge dan Bretz (1994) untuk variabel

kesuksesan karir. Penelitian oleh Nabi (1999) menyebutkan bahwa ditemukan

adanya signifikansi dari variabel promosi diri terhadap variabel kesuksesan karir.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bozionelos (1996) untuk variabel

promosi diri dan teori dari Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin, (1985) untuk

variabel kesuksesan karir. Berbeda dengan hasil yang lainnya penelitian oleh Judge

dan Bretz (1992) menyebutkan bahwa tidak adanya signifikansi antara variabel

promosi diri dengan kesuksesan karir. Teori yang digunakan adalah teori dari
51

Wayne dan Ferris (1990) untuk variabel promosi diri, sedangkan untuk variabel

kesuksesan karir menggunakan teori dari Diener, Emmons, Larsen, & Griffin,

(1985), dan Kunin (1955). Pada penelitian Dari penelitian yang ditemukan maka

hipotesis terakhir yang diajukan adalah:

H4: Terdapat pengaruh positif signifikan kinerja kerja terhadap variabel

kesuksesan karir.

2.4 KERANGKA PEMIKIRAN

Menurut Sugiyono (2010) menyebutkan kerangka berpikir adalah sebuah

model konseptual tentang bagaimana teori terkait dengan beragam faktor yang telah

terkait dengan hal yang penting, dengan demikian dapat dipertanggungjawabkan

yang membahas tentang pemahaman yang melandasi pemahaman yang memahami,

pemahaman lain yang mendasarinya dan menjadi pondasi bagi setiap orang yang

dicari atau suatu proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Maka

dengan kerangka berpikir yang baik akan akan menjelaskan garis besar penelitian

yang akan dilakukan.

Kerangka berpikir yang akan menjelaskan tentang Hubungan antara

variabel Kepribadian Proaktif, Kinerja kerja, dan Promosi Diri kepada Kesuksesan

Karir pada karyawan di Stikes Surya Global Yogyakarta:

a. X1→Z: Yang dan Chau (2016), Seibert et al.,(1999), Siswanti dan Muafi

(2010).

b. X1→X2: Prabhu (2018), Fuller, Hester, Cox (2010), Crant, (1995).

c. X2→Z: Bozionelos, dkk. (2016), Ng dan Feldman (2010), Lau dan Shaffer

(1999).
52

d. X3→Z: Siswanti dan Muafi (2010), Nabi (1999).

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu maka peneliti akan

mengemukakan kerangka teori sebagai berikut:

Gambar 2.4.1
Kerangka Teori
53

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan secara

kuantitatif. Metode kuantitatif adalah salah satu dari tiga metode yang paling sering

digunakan dalam sebuah penelitian. Nama lain metode ini adalah metode survey

yang mana menganalisa sebuah sampel dalam sebuah populasi kemudian membuat

klaim atas dasar sampel tersebut. Tujuannya adalah untuk menguji dampak dari

suatu treatment (atau intervensi) pada hasil, mengendalikan semua faktor lain yang

mungkin memengaruhi hasil itu Creswell (2009). Pengambilan data pada sampel

akan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang akan diisi oleh karyawan

yang minimal sudah berada dalam perusahaan selama satu tahun guna

mengantisipasi pengetahuan karyawan terkait manajemen karir yang ada dalam

perusahaan Stikes Surya Global. Creswell (2009) menambahkan penelitian dengan

metode ini bersifat deduktif yakni membangun penelitian di atas sebuah study atau

sebuah teori tertentu. Metode ini terstruktur dan dengan tata cara yang telah

disesuaikan ruang lingkup penelitian dibatasi dengan variabel.

3.2 OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian yakni Stikes Surya Global beralamat di: Jalan Ringroad

Selatan Blado, Balong Lor, Potorono, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55194. Dengan nomor telpon (0274) 4469098.


54

3.2.1 Profil Perusahaan

Yayasan Surya Global Yogyakarta mengambil peran aktif dalam bidang

pendidikan tinggi kesehatan sebagai sarana nyata dalam usaha mencerdaskan anak

bangsa. Dengan komitmen tersebut Yayasan Surya Global mendirikan dan

meresmikan Perguruan Tinggi yang bergerak di bidang Ilmu Kesehatan yang diberi

nama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Tepatnya pada

tanggal 13 Maret 2003 dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional No. 35/D/O/2003 tanggal 23 Maret 2003 dengan resmi Stikes Surya

Global berdiri.

3.2.2 Visi

Menjadi institusi pendidikan tinggi kesehatan yang menghasilkan tenaga kesehatan

berkarakter Agamis, Humanis dan Kompeten di bidangnya dengan

mengembangkan dan menerapkan ilmu kesehatan untuk kesejahteraan dan

kemuliaan peradaban manusia.

3.2.3 Misi

Misi dari perusahaan ini adalah :

a) Menyelenggarakan pendidikan tinggi kesehatan yang berlandaskan pada

keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan akhlak mulia.

b) Mengembangkan perilaku agamis, sikap humanis dan kompeten di

bidangnya bagi seluruh civitas akademik STIKES Surya Global.

c) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang mampu mendukung kemajuan

pendidikan kesehatan Nasional sehingga terwujud sistem kesehatan

Nasional yang bertujuan meningatkan derajat kesehatan masyarakat.


55

d) Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kesehatan yang kontekstual

untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemuliaan peradaban bangsa dan

Negara Indonesia.

e) Mengembangkan dan memanfaatkan Ilmu Kesehatan untuk peningkatan

kesejahteraan hidup masyarakat dan kemuliaan peradaban Bangsa dalam

rangka pengabdian kepada masyarakat.

f) Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan prinsip good governance.

Dalam rangka untuk mencapai visi dan misi dari Stikes Surya Global (Surya

Global) yang terdiri dari 3 (tiga) pilar utama yaitu Agamis, Humanis dan Kompeten.

Visi agamis akan kita capai melalui beberapa program yang ada di Pondok

Pesantren Mahasiswa Stikes Surya Global untuk mahasiswa muslim dan untuk

mahasiswa non muslim melalui kegiatan-kegiatan yang telah disusun oleh lembaga

keagamaan terkait yang telah bekerja sama dengan Stikes Surya Global. Untuk visi

Humanis akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan dalam payung kepanduan

pramuka Surya Global. Dan visi kompeten melalui kegiatan-kegiatan tri dharma

yang dilakukan di kampus Stikes Surya Global.

3.3 VARIABEL PENELITIAN

3.3.1 Variabel Eksogen

Menurut Creswell (2009) menyebutkan variabel eksogen adalah variabel

yang (mungkin) menyebabkan, memengaruhi, atau memengaruhi hasil. Mereka

juga disebut variabel pengobatan, di manipulasi, anteseden, atau pengukuran.

Variabel eksogen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kepribadian

proaktif, kinerja kerja, dan promosi diri.


56

3.3.2 Variabel Endogen

Nama lain untuk variabel endogen adalah kriteria, hasil, dan variabel

pengaruh. Sedangkan menurut Sekaran dan Bougie (2017), variabel endogen

merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini

variabel endogen yang digunakan adalah Kesuksesan Karir.

3.4 DEFINISI OPERASIONAL DAN INDIKATOR PENELITIAN

3.4.1 Variabel Eksogen

1. Kepribadian Proaktif (Proactive Personality)

Bateman dan Crant (1993) menyebutkan Perilaku proaktif adalah perilaku yang

secara langsung mengubah lingkungan. Dalam penelitiannya Bateman dan

Crant tidak menyebutkan dimensi ataupun indikator dalam pengukuran

kepribadian proaktif karena penelitian tersebut ditujukan untuk membuat

proactive scale yakni sebuah pengukuran yang berdasarkan pada self measure

sehingga dapat membantu peneliti selanjutnya untuk menghitung variabel

kepribadian proaktif. Bateman dan Crant mengembangkannya scale tersebut

menjadi 17 item dalam pengukuran kepribadian proaktif bernama Proactive

Personality Scale yang akan penulis gunakan sebagai alat ukur dalam variabel

eksogen kepribadian proaktif yaitu:

1. Mencari cara untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.

2. Merasa bisa mengubah komunitas yang ditempati, atau bahkan mengubah

dunia.

3. Tidak membiarkan orang lain untuk memulai ide baru dalam suatu proyek

baru.
57

4. Di mana pun ia berada selalu membawa perubahan yang signifikan.

5. Menikmati tantangan yang terjadi pada ide yang dimiliki.

6. Senang untuk melihat idenya diterapkan.

7. Jika saya melihat sesuatu yang tidak saya sukai, saya memperbaikinya.

8. Tidak peduli apa pun kemungkinannya, jika saya percaya pada sesuatu

saya akan mewujudkannya.

9. Saya suka menjadi juara untuk ide-ide saya, bahkan melawan oposisi

orang lain.

10. Saya unggul dalam mengidentifikasi peluang.

11. Saya selalu mencari cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu.

12. Jika saya percaya pada suatu ide, tidak ada halangan yang akan mencegah

saya mewujudkannya.

13. Saya suka menantang status quo.

14. Ketika saya memiliki masalah, saya mengatasinya secara langsung.

15. Saya hebat dalam mengubah masalah menjadi peluang.

16. Saya bisa melihat peluang yang baik jauh sebelum orang lain bisa.

17. Jika saya melihat seseorang dalam masalah, saya membantu dengan cara

apa pun yang saya bisa.

2. Kinerja Kerja (Job Performance)

Ferris et al.,(2001) menyebutkan sebuah anekdot yang beranggapan bahwa

tidak setiap karyawan yang pintar dalam menyelesaikan masalahnya di kantor

menjadi bukti bahwa dia memiliki kinerja yang baik. Anekdot ini berkembang

sehingga menyimpulkan bahwa social skill dan general mental ability (GMA)
58

diperlukan dalam menentukan proses kinerja disebuah perusahaan guna

mendapatkan kesuksesan karir.

Dari ketiga dimensi tersebut kemudian Ferris et al.,(2001) membagi masing

masing dimensi menjadi 15 item yang digunakan sebagai alat ukur kinerja

kerja. Penulis menggunakan pembagian item tersebut sebagai alat ukur

pengukuran pada variabel kinerja kerja yakni:

1. Menanggapi panggilan dalam beberapa menit saat bertugas.

2. Periksa kode pemrograman dan secara menyeluruh menguji semua

perubahan pemrograman.

3. Mendukung tujuan proyek tim dengan memenuhi tenggat waktu pekerjaan

pribadi.

4. Menghindari absen terlambat, terutama selama permintaan puncak atau

kritis. Sengaja bekerja berjam-jam yang sulit dan tidak biasa ketika

dituntut oleh situasi.

5. Saya rela bekerja keras diwaktu yang tidak biasa ketika dituntut oleh

situasi yang sulit.

6. Temukan solusi kreatif dan akal untuk masalah teknis yang rumit.

7. Mengusulkan solusi teknis yang unggul untuk mencapai tujuan bisnis.

8. Menerapkan tingkat keterampilan teknis tertinggi dalam menyelesaikan

persyaratan kerja.

9. Terus mencari pertumbuhan profesional pengembangan melalui

pengajaran mandiri.
59

10. Menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, bahkan di bawah tekanan yang

disebabkan oleh tekanan waktu.

11. Mengungkapkan nilai dan penghargaan positif untuk pekerjaan dan ide

orang lain.

12. Bekerja sama dengan anggota tim lainnya dengan berbagi informasi secara

terbuka.

13. Menciptakan hubungan kerja yang efektif dengan anggota tim dan mitra.

14. Mengembangkan dan memelihara hubungan klien yang positif.

15. Mendengarkan dengan cermat dan merespons dengan penuh pertimbangan

dalam bertukar informasi pekerjaan.

3. Promosi Diri (Self Promotion)

Judge dan Bretz (1994) mengemukakan bahwa pemahaman tentang

kesuksesan karir berfokus pada politik organisasi, termasuk perilaku

ingratiation dan promosi diri. self promotion atau promosi diri adalah sebuah

manajemen diri untuk mendapatkan kesan baik di depan seseorang dengan

tujuan tertentu seperti mendapatkan kesan baik atau sebuah promosi jabatan.

Wayne dan Ferris (1990) mengembangkan klasifikasi trikotomi dari pengaruh

perilaku atau taktik yang memanifestasikan motivasi dalam meraih kesuksesan

karir. Taktik yang berfokus pada pekerjaan berorientasi pada pekerjaan (Job

Focused Tactics), dan termasuk peningkatan dan tindakan mempromosikan

diri yang dimaksudkan untuk membuat seseorang tampak lebih kompeten

dipekerjaannya. Dengan demikian, motivasi di balik penggunaan taktik yang

berfokus pada pekerjaan adalah promosi diri (Self Promotion).


60

Ferris dan Wayne kemudian mengembangkan dimensi taktik yang berfokus

pada pekerjaan tersebut manjadi beberapa item pengukuran yang digunakan

untuk mengukur variabel promosi diri. Item tersebut adalah:

1. Saya menyebut-nyebut keberhasilan dari sebuah event yang telah saya

lakukan.

2. Saya mencoba untuk memperlihatkan event di bawah tanggung jawab saya

nampak lebih baik daripada yang sebenarnya.

3. Saya mencoba untuk terlihat bertanggung jawab atas sebuah event yang

memiliki nilai positif bagi atasan saya, bahkan ketika saya tidak

sepenuhnya bertanggung jawab.

4. Saya mencoba untuk membuat event yang saya tanggung jawabi tidak

tampak seburuk yang sebenarnya terjadi.

5. Saya mencoba untuk membuat atasan saya berpikir bahwa saya

bertanggung jawab atas sebuah event yang memiliki nilai positif di depan

atasan saya yang terjadi dalam kelompok kerja saya.

6. Saya tiba di kantor lebih awal agar terlihat baik di depan atasan saya.

7. Saya bekerja lembur di kantor sehingga atasan saya akan melihat saya

bekerja lembur dan berpikir bahwa saya adalah pekerja keras.

8. Saya mencoba membuat atasan saya sadar akan prestasi saya.

9. Saya menunjukan bahwa saya setuju dengan pendapat atasan saya

meskipun dalam hati sebenarnya tidak.

10. Saya mencoba menciptakan kesan bahwa saya adalah orang baik di depan

atasan saya.
61

11. Saya tidak setuju dengan pendapat atasan saya.

12. Saya mencoba bertanggung jawab atas event yang tidak memiliki nilai

baik di depan atasan saya, bahkan ketika saya tidak sepenuhnya

bertanggung jawab.

3.4.2 Variabel Endogen

Kesuksesan Karir (Career Succsess)

Kesuksesan karir adalah adalah sebuah aktivitas posisi seorang karyawan

dalam sebuah perusahaan terpacu pada sikap dan perilaku diri selama

rentang hidup seorang karyawan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Greenhaus, et al.,(1990) menyebutkan item yang digunakan sebagai alat

ukur kesuksesan karir seorang karyawan yakni:

1. Saya merasa puas dengan pencapaian karir saya saat ini.

2. Saya merasa puas dengan segala proses pencapaian karir yang saya lalui

sampai saat ini .

3. Saya merasa puas dengan proses pencapaian pendapatan saya saat ini.

4. Saya merasa puas dengan proses pencapaian karir saya saat ini.

5. Saya merasa puas dengan proses yang saya lalui, seiring dengan proses

tersebut saya mendapatkan skills baru.

3.5 POPULASI DAN SAMPEL


Menurut Arikunto (2006) sampel adalah sebagian atau sebagai wakil

populasi yang akan diteliti. Sehingga sampel yang diberikan harus benar-benar

mewakilkan populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh karyawan tetap Stikes Surya Global yang berjumlah 120 orang.
62

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 120 pula sehingga penelitain ini disebut

dengan penelitian sensus.

3.6 JENIS DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.6.1 Jenis Data

1. Data Primer

Menurut Hasan (2002:82) data primer ialah data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau

yang bersangkutan yang memerlukannya. Sedangkan Sugiyono (2010)

menyebutkan, data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Pada penelitian ini penulis akan menggunaan data

primer yang merupakan karyawan dari civitas akademik Stikes Surya Global.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2010) menyebutkan sumber data sekunder adalah sumber

data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

lewat orang lain atau lewat dokumen. Sekaran dan Bougie (2017)

menyebutkan, data sekunder merupakan data yang mengacu pada informasi

yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada. Dalam penelitian ini,

data sekunder yang penulis gunakan berupa : profil, sejarah, visi dan misi,

tujuan, struktur organisasi, serta dokumen lain yang terkait dengan penelitian.
63

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner.

Creswell (2009) menyebutkan salah satu teknik untuk menghubungkan variabel,

pertanyaan penelitian atau hipotesis, dan item pada instrumen survei sehingga

pembaca dapat dengan mudah menentukan bagaimana peneliti akan menggunakan

item kuesioner. Sedangkan Sugiyono (2010) memberikan definisi kuesioner

sebagai teknik pengumpulan data yang cukup efisien bila peneliti tahu dengan pasti

variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan oleh responden.

Penelitian kali ini peneliti akan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data

dari karyawan Stikes Surya Global Yogyakarta. Pernyataan dan jawaban yang ada

disesuaikan dengan skala yang akan digunakan yakni skala likert. Sugiyono (2010),

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Setiap pernyataan dana tau

pertanyaan yang diajukan disediakan lima (5) pilihan jawaban dengan nilai yang

berbeda.

Tabel 3.1.
Skala Likert

Jawaban Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Jawaban (Khusus pada Promosi Diri) Nilai
Selalu (SLL) 5
Sering (S) 4
Beberapa Kali (BK) 3
Jarang (J) 2
Tidak Pernah (TP) 1
64

Kuesioner yang yang diberikan terdiri dari variabel kepribadian proaktif,

kinerja kerja, promosi diri, dan kesuksesan karir karyawan atau civitas akademik

yang ada pada Stikes Surya Global Yogyakarta.

Selain itu peneliti juga melakukan wawancara guna melengkapi data yang

dapat diolah guna memaksimalkan hasil penelitian ini. Wawancara ini melibatkan

pertanyaan-pertanyaan yang tidak terstruktur dan umumnya terbuka yang

jumlahnya sedikit dan dimaksudkan untuk mendapatkan pandangan dan pendapat

dari para peserta (Creswell. 2009).

3.7 METODE ANALISIS DATA

Analisis data adalah kegiatan untuk mengelompokan data berdasaran

variabel dan respondennya, mengumpulkan data dari setiap variabel yang

dibutuhkan dalam penelitian, kemudian menghitungnya dengan tujuan untuk

mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang telah dibuat dan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan.

Menurut Sugiyono (2010) analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan

setelah seluruh data dari responden atau sumber lain terkumpul.

3.7.1 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010) adalah suatu metode yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis

dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.


65

3.7.2 Analisis Structural Equation Model (SEM)

SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang

mampu menganalisis pola hubungan antara konstruksi laten dan indikatornya,

konstruksi laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara

langsung. Dalam penelititan kali ini peneliti melakukan analisa menggunakan

sistem analisis ini. Software yang peneliti gunakan yakni PLS (Partical Least

Square). Teknik analisa ini lebih digunakan untuk membenarkan dan memeriksa

suatu model dalam penelitian. Hal ini digunakan karena analisis SEM PLS bisa

digunakan untuk mengukur penelitian yang sifatnya sosial atau tanpa rasio yang

terhitung (seperti gaji, laba bersih, berat badan).

3.7.3 Partial Least Square

Menurut Ghozali (2006) menyebutkan PLS adalah model persamaan

strukturan berbasis variance (PLS) mampu menggambarkan variabel laten (tak

terukur langsung) dan diukur menggunakan indikator (variable manifest).

Penelitian ini memiliki variabel yang laten atau tidak terukur secara langsung

sehingga model analisis dari PLS menjadi model yang sesuai dengan penelitian ini.

3.7.4 Evaluasi Model Pengukuran

Menurut Hair et al., (2017) model pengukuran (juga disebut sebagai outer

model dalam PLS-SEM) dari konstruksi yang menampilkan hubungan antara

konstruksi dan variabel indikator. Dibawah ini adalah model persamaan outer

model reflective :
66

X = Ʌx ξ + εx
Y= Ʌy η + εy

X dan y merupakan variabel laten yang menggambarkan eksogen dan

endogen, Ʌx dan Ʌy adalah matrix loading yang menggambarkan koefisien regresi

sederhana yang menghubugkan variabel laten dengan indicator variabel tersebut.

Poin Ԑx dan Ԑy menggambarkan kesalahan/error residual dari pengukuran.

3.7.5 Evaluasi Model Struktural (Outer Model)

Pengujian validitas dalam model ini di evaluasi melalui dua proses evaluasi

yakni convergent validity dan discriminant validity. Sedangkan outer model dengan

indikator formatif di evaluasi melalui substantive content yaitu dengan

membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari indikator

konstruksi tersebut (Ghozali dan Hengky, 2015).

Hartono (2011) menyebutkan reliabilitas menunjukkan akurasi dan

ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Pendekatan yang

dilakukan dalam uji reliabilitas pada metode PLS menggunakan dua acara yakni

Cronbach’s alpha dan Composite reliability. Cronbach’s alpha mengukur batas

bawah nilai reliabilitas suatu konstruksi sedangkan composite reliability mengukur

nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruksi. Dalam mengukur konsistensi suatu

konstruksi composite reliability dinilai lebih baik.

1. Convergent Validity

Prinsip dari convergent validity adalah pengukuran dari suatu kontruk

seharusnya berkorelasi tinggi. Pengujian validitas ini menggunakan loading


67

factor yakni korelasi antara skor item/komponen dengan skor konstruksi yang

digunakan. Dari indikator yang mengukur tersebut nilai dengan angka > 0,5

dianggap signifikan secara partikal (Hair, et al.,2006), kemudian nilai AVE

(average variance extracted) harus lebih besar dengan dari 0,5 (Ghozali dan

Hengky, 2015). Penelitian pada tahap awal dari pengembangan skala

pengukuran, niali dengan angka 0,5 – 0,6 masih dianggap cukup (Ghozali dan

Hengky, 2015). Validitas convergent memiliki prinsip bahwa pengukur dari

sebuah konstruksi seharusnya berkorelasi tinggi sedangkan validitas

discriminant memilki prinsip sebaliknya yakni seharusnya tidak berkorelasi

tinggi (Ghozali dan Hengky, 2015).

2. Composite Reliability

Untuk mengukur reliabilitas suatu konstruksi dengan indikator refleksif dapat

dilakukan dengan dua cara yakni Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability.

Penggunaan Cronbach’s Alpha dalam uji validitas relatif akan menghasilkan

nilai yang rendah (under estimate) sehingga disarankan untuk menggunakan

Composite Reliability. Standar penilaian dalam pengukuran ini adalah di atas

nilai 0,7 meskipun pada nilai 0,6 masih dapat diterima (Ghozali dan Hengky,

2015).

3.7.6 Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

1. R-Square (R2)

Ghozali dan Hengky (2015) menyebutkan hasil dari PLS R-Square

mempresentasikan jumlah variance dari konstruksi yang dijelaskan pada

modelnya. Semakin tinggi nilai R2 mengartikan semakin baik pula model


68

prediksi dan penelitian yang dibuat. R-square digunakan sebagai alat untuk

menilai setiap variabel endogen sebagai kekuatan prediksi dari model

struktural. Jika nilai R-square berada pada angka 0.75, 0.50 dan 0.25 maka

dapat dinyatakan bahwa model yang diajukan kuat (Hair et al., dalam Ghozali

dan Latan 2015).

2. Bootstraping (Uji Hipotesis)

Fungsi dari bootstrapping adalah untuk menilai signifikansi pengaruh antar

variabel. Metode ini menggunakan seluruh sampel untuk melakukan uji

kembali atau biasa disebut resampling. Dalam metode ini (resampling

bootstrap) nilai yang digunakan adalah t-value sebesar 1.65 (significance level

= 10%), 1.96 (significance level = 5%), dan 2.58 (significance level = 1%).
69

BAB 4

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

4.1 PENGUMPULAN DATA

Hasil dari penyebaran kuesioner secara online melalui platform google form

kepada seluruh karyawan tetap Pondok Pesantren Stikes Surya Global berjumlah

109 orang. Jumlah kuesioner yang dapat diisi mencapai 120 orang dan sampai

tenggat waktu yang ditentukan 109 karyawan telah mengisi kuesioner tersebut.

Tingkat persentase pengisian kuesioner yang akan diolah terdapat dalam tabel 4.1

sebagai berikut:

Tabel 4.1
Tingkat Kuesioner
Kriteria Jumlah Persentase
Kuesioner yang dapat diisi 120 100
Jumlah Kuesioner yang diisi 109 90,84
Jumlah Kuesioner yang tidak 0 0
lengkap
Jumlah Kuesioner yang memenuhi 109 90,84
syarat
Sumber data Primer, tahun 2020
Tabel 4.1 menunjukkan jumlah kuesioner yang dapat diisi sejumlah 120 dan

telah diisi oleh responden sejumlah 109 karyawan. Dari 109 kuesioner tersebut

semua diisi dengan lengkap sehingga dapat dikatakan layak. Dengan kata lain

sejumlah 90.84 % kuesioner telah diisi.


70

4.2 ANALISIS DESKRIPTIF

Pada bagian ini akan mendeskripsikan data yang diperoleh dari responden

yang mengisi kuesioner. Data deskriptif ini menggambarkan kondisi atau keadaaan

dari responden yang berguna untuk menambahkan informasi mengenai objek

penelitian ini.

Tabel 4.2
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
Pria 62 57%
Wanita 47 43%
Pendidikan Terakhir
SD 1 1%
SMP 2 2%
SMA 45 41%
Sarjana 51 47%
Pascasarjana 10 9%
Lama Bekerja
a. < 6 Bulan
b. 6 Bulan – 1 Tahun 2 2%
c. 1 Tahun – 1,5 Tahun 4 4%
d. 1,5 Tahun – 2 Tahun 17 16%
e. Lebih dari 2 Tahun 86 79%
TOTAL 109 100
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 4)

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang

mengisi kuesioner sejumlah 62 karyawan atau 57% persen berjenis kelamin pria

sedangkan 47 lainnya merupakan wanita dengan persentase 43% persen. Jika dilihat

dari sisi pengisi responden berdasarkan pendidikan terakhir sebanyak 3 orang

merupakan lulusan sekolah dasar, 2 orang lulusan sekolah menengah pertama, 45

orang merupakan lulusan sekolah menengah atas, 51 orang lulusan sarjana, 12

orang lulusan pascasarjana. Dilihat dari sisi lama bekerja dari responden yang
71

mengisi kuesioner terlihat bahwa sebanyak 2 orang merupakan karyawan dengan

lama bekerja 6 bulan – 1 tahun, sebanyak 4 orang 1 – 1,5 tahun, sebanyak 17 orang

1,5 – 2 tahun , dan sisanya yakni 86 orang telah bekerja pada Stikes Surya Global

selama lebih dari 2 tahun.

4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Di dasarkan pada data yang telah dikumpulkan dari responden dan

kemudian dianalisis untuk mengetahui deskriptif terhadap masing-masing variabel.

Penilaian tersebut berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Skor penilaian terendah : 1

Skor penilaian tertinggi : 5

5−1
Interval = = 0,80
5

Sehingga diperoleh batasan dari setiap skor penilaian pada setiap variabel

sebagai berikut:

1. 1,00-1,80 = Sangat Baik

2. 1,81-2,60 = Baik

3. 2,61-3,40 = Netral

4. 3,41-4,20= Buruk

5. 4,21-5,00 = Sangat Buruk


72

4.2.1.1. Deskripsi Variabel Eksogen

Pada penelitian ini Kepribadian Proaktif, Kinerja Kerja, dan Promosi Diri

adalah variabel eksogen. Hasil dari analisis variabel eksogen pada penelitian ini

ditunjukkan pada tabel 4.3,4.5, dan 4.7 berikut:

1. Kepribadian Proaktif (X1)

Tabel 4.3
Kepribadian Proaktif (X1)

Kode Item Mean Kriteria


KP1 Saya selalu mencari cara untuk
Sangat
mendapatkan hidup yang lebih 4,55
Baik
baik.
KP2 Saya merasa bisa mengubah
komunitas yang saya tempati, atau 3,982 Baik
bahkan mengubah dunia.
KP3 Saya tidak akan membiarkan
orang lain untuk memulai ide baru 2,789 Netral
dalam suatu proyek baru.
KP4 Di mana pun saya berada selalu
membawa perubahan yang 3,872 Baik
signifikan.
KP5 Saya menikmati tantangan yang
3,972 Baik
terjadi pada ide yang dimiliki.
KP6 Saya senang apabila melihat Sangat
4,404
idenya diterapkan. Baik
KP7 Jika saya melihat sesuatu yang
Sangat
tidak saya sukai, saya 4,275
Baik
memperbaikinya.
KP8 Saya tidak peduli pada
kemungkinan yang akan terjadi,
3,899 Baik
jika saya percaya pada sesuatu
saya akan mewujudkannya.
KP9 Saya akan memperjuangkan ide-
ide saya untuk dijalankan, bahkan 3,147 Netral
akan melawan orang lain.
KP10 Saya unggul dalam
3,890 Baik
mengidentifikasi peluang.
KP11 Saya selalu mencari cara yang
Sangat
lebih baik untuk melakukan 4,303
Baik
sesuatu.
73

Lanjutan Tabel 4.3

Kode Item Mean Kriteria


KP12 Jika saya percaya pada suatu ide,
tidak ada halangan yang akan 3,807 Baik
mencegah saya mewujudkannya.
KP13 Saya suka menantang status quo. 3,000 Netral
KP14 Ketika saya memiliki masalah,
saya mengatasinya secara 4,174 Baik
langsung.
KP15 Saya hebat dalam mengubah
3,798 Baik
masalah menjadi peluang.
KP16 Saya bisa melihat peluang yang
3,844 Baik
baik jauh sebelum orang lain bisa.
KP17 Jika saya melihat seseorang dalam
Sangat
masalah, saya membantu dengan 4,413
Baik
cara apa pun yang saya bisa.
Rata-Rata 3,889 Baik
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 3)

Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif pada Tabel 4.3

memperlihatkan bahwa responden menilai variabel kepribadian proaktif

(X1) memiliki nilai rata-rata sebesar 3,889353 dengan kriteria baik. Pada

item dengan kode KP1 memiliki nilai rata-rata tersebesar yakni 4,55 yakni

dengan item Saya selalu mencari cara untuk mendapatkan hidup yang lebih

baik. Sebaliknya, pada item dengan kode KP3 memiliki nilai rata-rata

terendah yakni 2,789 dengan item Saya tidak akan membiarkan orang lain

untuk memulai ide baru dalam suatu proyek baru.

Dari hasil ini dapat ditunjukkan bahwa responden dari Stikes Surya

Global Yogyakarta sebagian besar atau mayoritas berpendapat bahwa

mereka memiliki kepribadian proaktif yang baik sesuai dengan skala

perhitungan yang ada dari para ahli.


74

Dengan didasarkan dari analisis tersebut pula dibuat data frekuensi

variabel kepribadian proaktif yang dapat dilihat dari tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4
Hasil Deskripsi Kepribadian Proaktif (X1)
Sakal Range Kategori Frekuensi Persentase
1. 1-17 Sangat
Kurang (SK)
2. 18-34 Kurang (K)
3. 36-51 Sedang (S) 5 5%
4. 52-68 Baik (B) 55 50%
5. 67-85 Sangat Baik 49 45%
(SB)
Kepribadian Proaktif 109 100
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 3)

Dari data yang telah diolah pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa

frekuensi pada variabel eksogen kepribadian proaktif memiliki dominasi pada

kategori Baik, yakni dengan nominal 55 responden. Nominal yang kedua

terbanyak ada pada kategori Sangat Baik yakni ada pada 49 responden, dan

pada kategori Sedang ada pada 5 responden saja.

2. Kinerja Kerja (X2)

Tabel 4.5
Kinerja Kerja
Kode Item Mean Kriteria
Saya akan segera menanggapi
KK1 4,468 Sangat Baik
panggilan kerja saat bertugas.
Saya selalu mengecek kembali
perubahan yang ada di dalam
KK2 4,248 Sangat Baik
perusahaan saya. (contoh: sistem
shift kerja)
Saya tetap mendukung tujuan
KK3 proyek tim tanpa melupakan 4,376 Sangat Baik
waktu pekerjaan pribadi
75

Lanjutan Tabel 4.5

Kode Item Mean Kriteria


Saya menghindari absen
KK4 terlambat, terutama selama 4,45 Sangat Baik
masa-masa sibuk.
Saya rela bekerja keras diwaktu
yang tidak biasa ketika dituntut
KK5 4,294 Sangat Baik
oleh situasi yang sulit.
Saya sering menemukan solusi
KK6 kreatif dan akal untuk suatu 4,229 Sangat Baik
masalah yang rumit.
Solusi teknis yang saya temukan
KK7 sering saya usulkan untuk 4,193 Baik
mencapai tujuan bisnis.
Saya selalu memaksimalkan
KK8 usaha saya dalam mengerjakan 4,339 Sangat Baik
suatu pekerjaan
Saya terus mencari cara untuk
KK9 bertumbuh melalui pengajaran 4,431 Sangat Baik
mandiri.
Saya tetap bisa menghasilkan
pekerjaan yang berkualitas,
KK10 4,312 Sangat Baik
bahkan di bawah tekanan yang
disebabkan oleh tekanan waktu.
Saya sering memuji pekerjaan
KK11 4,431 Sangat Baik
dan ide orang lain.
Bila berada dalam satu tim saya
bekerja sama dengan anggota
KK12 4,431 Sangat Baik
tim lainnya dengan berbagi
informasi secara terbuka.
Saya berusaha menciptakan
KK13 hubungan kerja yang efektif 4,541 Sangat Baik
dengan anggota tim.
Mengembangkan dan
KK14 memelihara hubungan dengan
4,422 Sangat Baik
klien (misal supplier atau orang
tua wali mahasiswa santri).
76

Lanjutan Tabel 4.5

Kode Item Mean Kriteria


Mendengarkan dengan cermat
dan merespons dengan penuh
KK15 4,477 Sangat Baik
pertimbangan dalam bertukar
informasi pekerjaan.
Rata-Rata 4,376 Sangat Baik
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 3)

Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif pada Tabel 4.5

memperlihatkan bahwa responden menilai variabel eksogen kinerja kerja

(X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,376 dengan kriteria Sangat Baik.

Pada item dengan kode KK13 memiliki nilai rata-rata tersebesar yakni 4,541

yakni dengan item Saya berusaha menciptakan hubungan kerja yang efektif

dengan anggota tim. Sebaliknya, pada item dengan kode KK7 memiliki nilai

rata-rata terendah yakni 4,193 dengan item Solusi teknis yang saya temukan

sering saya usulkan untuk mencapai tujuan bisnis.

Dari hasil ini dapat ditunjukkan bahwa responden dari Stikes Surya

Global Yogyakarta sebagian besar atau mayoritas berpendapat bahwa

mereka memiliki kinerja kerja yang baik sesuai dengan skala perhitungan

yang ada.
77

Dengan didasarkan dari analisis tersebut dibuat pula data frekuensi

variabel kepribadian proaktif yang dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6
Hasil Deskripsi Kinerja Kerja (X2)
Sakal Range Kategori Frekuensi Persentase
1. 1-15 Sangat Kurang
(SK)
2. 16-30 Kurang (K)
3. 31-45 Sedang (S) 0%
4. 46-60 Baik (B) 11 10%
5. 61-75 Sangat Baik 98 90%
(SB)
Kinerja Kerja 109 100
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 3)

Dari data yang telah diolah pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa

frekuensi pada variabel eksogen kinerja kerja memiliki dominasi pada

kategori Sangat Baik, yakni dengan nominal 98 responden. Nominal yang

kedua terbanyak ada pada kategori Baik yakni ada pada 11 responden saja.

Kategori tidak memiliki nominal sama sekali.


78

3. Promosi Diri (X3)

Tabel 4.7
Promosi Diri (X3)
Kode Item Mean Kriteria
Saya menyebut-nyebut
SP1 keberhasilan dari sebuah event 2,688 Netral
yang telah saya lakukan.
Saya mencoba untuk
memperlihatkan event dibawah
SP2 2,661 Netral
tanggung jawab saya nampak lebih
baik daripada yang sebenarnya.
Saya mencoba untuk terlihat
bertanggung jawab atas sebuah
event yang memiliki nilai positif di
SP3 2,532 Buruk
depan atasan saya, bahkan ketika
saya tidak sepenuhnya
bertanggung jawab.
Saya mencoba untuk membuat
event yang saya tanggung jawab
SP4 2,725 Netral
tidak tampak seburuk yang
sebenarnya terjadi.
Saya mencoba untuk membuat
atasan saya berpikir bahwa saya
bertanggung jawab atas sebuah
SP5 2,798 Netral
event yang memiliki nilai positif di
depan atasan saya yang terjadi
dalam kelompok kerja saya.

Saya tiba di kantor lebih awal agar Netral


SP6 2,642
terlihat baik di depan atasan saya.

Saya bekerja lembur di kantor


sehingga atasan saya akan melihat
SP7 2,486 Buruk
saya bekerja lembur dan berpikir
bahwa saya adalah pekerja keras.
79

Lanjutan Tabel 4.7

Kode Item Mean Kriteria


Saya mencoba membuat atasan saya
SP8 2,679 Netral
sadar akan prestasi saya.
Saya menunjukkan bahwa saya
setuju dengan pendapat atasan saya
SP9 2,743 Netral
meskipun dalam hati sebenarnya
tidak.
Saya mencoba menciptakan kesan
bahwa saya adalah orang baik di Netral
SP10 2,752
depan atasan saya.
Saya tidak setuju dengan pendapat
Netral
SP11 2,844
atasan saya.
Saya mencoba bertanggung jawab
atas event yang tidak memiliki nilai
baik di depan atasan saya, bahkan Netral
SP12 2,789
ketika saya tidak sepenuhnya
bertanggung jawab.
Rata-Rata 2,782 Netral
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 3)

Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif pada Tabel 4.7

memperlihatkan bahwa responden menilai variabel eksogen promosi diri

(X3) memiliki nilai rata-rata sebesar 2,782 dengan kriteria Netral. Pada item

dengan kode SP11 memiliki nilai rata-rata terbesar yakni 2,844 yakni

dengan item Saya tidak setuju dengan pendapat atasan saya. Sebaliknya,

pada item dengan kode SP7 memiliki nilai rata-rata terendah yakni 2,486

dengan item Saya bekerja lembur di kantor sehingga atasan saya akan

melihat saya bekerja lembur dan berpikir bahwa saya adalah pekerja keras.
80

Dari hasil ini dapat ditunjukkan bahwa responden dari Stikes Surya

Global Yogyakarta sebagian besar atau mayoritas berpendapat bahwa

mereka memiliki sikap promosi diri yang Netral sesuai dengan skala

perhitungan yang ada.

Dengan didasarkan dari analisis tersebut dibuat pula data frekuensi

variabel kepribadian proaktif yang dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8
Hasil Deskripsi Promosi Diri (X3)
Sakal Range Kategori Frekuensi Persentase
1. 1-12 Sangat Kurang
(SK)
2. 13-24 Kurang (K) 34 31%
3. 25-36 Sedang (S) 28 26%
4. 37-48 Baik (B) 38 35%
5. 49-75 Sangat Baik 9 8%
(SB)
Kinerja Kerja 109 100
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 3)

Dari data yang telah diolah pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa

frekuensi pada variabel eksogen promosi diri memiliki dominasi pada

kategori baik, yakni dengan nominal 38 responden. Nominal yang kedua

terbanyak ada pada kategori kurang yakni ada pada 34 responden saja. Pada

kategori sedang responden yang ada pada nominal 28 orang. Sedangkan

pada kategori sangat baik responden yang ada berada pada nominal 12

orang.
81

4.2.1.1. Hasil Analisis Variabel Endogen

Pada penelitian ini adalah variabel endogen yang digunakan adalah

kesuksesan karir. Hasil dari analisis variabel endogen pada penelitian ini ditunjukan

pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9
Kesuksesan Karir (Y)
Kode Item Mean Kriteria
Saya merasa puas dengan
KSK1 pencapaian karir saya saat ini. 4,073 Baik
Saya merasa puas dengan
segala proses pencapaian karir
KSK2 yang saya lalui sampai saat ini. 4,119 Baik
Saya merasa puas dengan
proses pencapaian pendapatan
KSK3 saya saat ini. 3,945 Baik
Saya merasa puas dengan
proses pencapaian karir saya
KSK4 saat ini. 4,239 Sangat Baik
Saya merasa puas dengan
proses yang saya lalui, seiring
dengan proses tersebut saya
KSK5 mendapatkan skills baru. 4,587 Sangat Baik
Rata-Rata 4,537 Sangat Baik
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 3)

Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif pada Tabel 4.9 memperlihatkan

bahwa responden menilai variabel endogen kesuksesan karir (Y) memiliki nilai

rata-rata sebesar 4,537 dengan kriteria Sangat Baik. Pada item dengan kode KSK5

memiliki nilai rata-rata terbesar yakni 4,587 yakni dengan item Saya merasa puas

dengan proses yang saya lalui, seiring dengan proses tersebut saya mendapatkan

skills baru. Sebaliknya, pada item dengan kode KSK3 memiliki nilai rata-rata
82

terendah yakni 3,945 dengan item Saya merasa puas dengan proses yang saya lalui,

seiring dengan proses tersebut saya mendapatkan skills baru.

Dari hasil ini dapat ditunjukkan bahwa responden dari Stikes Surya Global

Yogyakarta sebagian besar atau mayoritas berpendapat bahwa mereka memiliki

kesuksesan karir pada tingkatan yang sangat baik sesuai dengan skala perhitungan

yang ada.

Dengan didasarkan dari analisis tersebut dibuat pula data frekuensi variabel

kesuksesan karir yang dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10
Hasil Deskripsi Kesuksesan Karir (Y)
Sakal Range Kategori Frekuensi Persentase
1. 1-5 Sangat Kurang (SK)
2. 6-10 Kurang (K) 2 2%
3. 11-15 Sedang (S) 11 10%
4. 16-20 Baik (B) 17 16%
5. 21-25 Sangat Baik (SB) 79 72%
Kinerja Kerja 109 100
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 3)

Dari data yang telah diolah pada Tabel 5.0 dapat diketahui bahwa frekuensi

pada variabel endogen kesuksesan karir memiliki dominasi pada kategori sangat

baik, yakni dengan nominal 79 responden. Nominal yang kedua terbanyak ada pada

kategori baik yakni ada pada 17 responden. Pada kategori sedang responden yang

ada pada nominal 11 orang. Sedangkan pada kategori kurang responden yang ada

berada pada nominal 2 orang saja.


83

4.3 ANALISIS KUANTITATIF

Alat untuk menguji hipotesis yang ada pada penelitian ini adalah

menggunakan Partial Least Square (PLS). PLS adalah metode analisis dengan

menggunakan model Strustural Equation Modelling (SEM). Keunggulan dari

metode ini adalah tidak memerlukan banyak asumsi. Alat bantu yang digunakan

pada penelitian ini adalah SmartPLS versi 3.

4.3.1 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Tujuan pengujian model pengukuran akan dilakukan untuk menunjukkan

hasil uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah konstruksi sudah memenuhi syarat untuk

dilanjutkan sebagai penelitian atau tidak. Ada dua macam evaluasi yang akan

dilakukan pada uji validitas ini yaitu:

1. Convergent Validity

Convergent Validity model pengukuran dengan item yang memiliki

nilai korelasi antara skor item dan nilai konstruksi. Convergent Validity diukur

dengan factor AVE, composite reliability, R Square, cronbachs alpha. Hasil

indeks AVE, composite reliability, R Square, cronbachs alpha yang dilakukan

pada penelitian dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini:


84

Tabel 4.11
Convergent Validity
Variabel AVE Composite Cronbachs
Reliability Alpha
Kepribadian Proaktif 0,693 0,900 0,854
Kinerja Kerja 1,000 1,000 1,000
Promosi Diri 0,698 0,962 0,958
Kesuksesan Karir 0,756 0,925 0,892
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai suatu

variabel dapat dilihat dari nilai AVE dari variabel tersebut. Standar penilaian

minimum untuk dapat dikatakan memiliki realibilitas yang tinggi adalah

apabila nilai composite reliability di atas 0.7 dan nilai AVE di atas 0.5.

berdasarkan tabel 4.11 memperlihatkan bahwa semua variabel berada pada

nilai di atas standar yang telah ditentukan yakni pada variabel kepribadian

proaktif memiliki nilai 0.9, kinerja kerja memiliki nilai 1.0, promosi diri

memiliki nilai 0.962, dan pada kesuksesan karir memiliki nilai sebesar 0.925.

Nilai pada AVE juga memiliki nilai di atas standar yakni 0,693 pada

kepribadian proaktif, 1.000 pada kinerja kerja, 0.698 pada promosi diri, dan

0,756 pada kesuksesan karir.


85

Hasil dari uji outer model yang menunjukkan nilai outer loading dengan

menggunakan alat bantu SmartPLS.

Gambar 4.1 Hasil Uji Outer Model

Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Hasil yang ditunjukan pada gambar 4.1 memperlihatkan bahwa

konstruksi kepribadian proaktif memiliki 17 item pengukur, kinerja kerja

memiliki 15 item pengukuran, promosi diri memiliki 12 item pengukuran, dan

kesuksesan karir memiliki 5 item pengukuran. Untuk melihat hasil dari uji ini
86

pada setiap item yang ada pada setiap variabelnya dapat dilihat dari tabel 4.12,

4.13, 4.14, dan 4.15 dibawah ini:

Tabel 4.12
Hasil Uji pada Kepribadian Proaktif

Kode Nilai Loading Kriteria Keterangan


KP1 0,406 0.5 Tidak Valid
KP2 0,538 0.5 Valid
KP3 0,153 0.5 Tidak Valid
KP4 0,514 0.5 Valid
KP5 0,566 0.5 Valid
KP6 0,295 0.5 Tidak Valid
KP7 0,647 0.5 Valid
KP8 0,659 0.5 Valid
KP9 0,2 0.5 Tidak Valid
KP10 0,718 0.5 Valid
KP11 0,54 0.5 Valid
KP12 0,73 0.5 Valid
KP13 0,172 0.5 Tidak Valid
KP14 0,682 0.5 Valid
KP15 0,705 0.5 Valid
KP16 0,717 0.5 Valid
KP17 0,437 0.5 Tidak Valid
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Jika dilihat dari hasil analisa outer loading yang ada pada tabel 4.12

maka dapat dilihat bahwa sebagian besar item yang ada pada variabel eksogen

berupa kepribadian proaktif telah memiliki nilai di atas 0,5 yang artinya valid.

Beberapa item yang tidak valid ada pada 6 item saja, yakni pada item dengan

kode KP1 dengan nominal nilai 0.406, KP3 dengan nominal nilai 1.153, KP6

dengan nominal nilai 0.295, KP9 dengan nominal nilai 0.200, KP13 dengan

nominal nilai, KP17 dengan nominal nilai 0.437.


87

Tabel 4.13
Hasil Uji pada Kinerja Kerja

Kode Nilai Loading Kriteria Keterangan


KK1 0,635 0.5 Valid
KK2 0,744 0.5 Valid
KK3 0,645 0.5 Valid
KK4 0,488 0.5 Tidak Valid
KK5 0,574 0.5 Valid
KK6 0,662 0.5 Valid
KK7 0,664 0.5 Valid
KK8 0,507 0.5 Valid
KK9 0,540 0.5 Valid
KK10 0,592 0.5 Valid
KK11 0,533 0.5 Valid
KK12 0,676 0.5 Valid
KK13 0,571 0.5 Valid
KK14 0,414 0.5 Tidak Valid
KK15 0,597 0.5 Valid
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Jika dilihat dari hasil analisa outer loading yang ada pada tabel 4.13

maka dapat dilihat bahwa sebagian besar item yang ada pada variabel eksogen

berupa kinerja kerja telah memiliki nilai di atas 0,5 yang artinya valid.

Beberapa item yang tidak valid ada pada 2 item saja, yakni pada item dengan

kode KK2 dengan nominal nilai 0.488, dan KK14 dengan nominal nilai 0.414.
88

Tabel 4.14
Hasil Uji pada Promosi Diri

Kode Nilai Loading Kriteria Keterangan


SP1 0,795 0.5 Valid
SP2 0,803 0.5 Valid
SP3 0,775 0.5 Valid
SP4 0,838 0.5 Valid
SP5 0,791 0.5 Valid
SP6 0,912 0.5 Valid
SP7 0,918 0.5 Valid
SP8 0,811 0.5 Valid
SP9 0,878 0.5 Valid
SP10 0,892 0.5 Valid
SP11 0,689 0.5 Valid
SP12 0,759 0.5 Valid
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Jika dilihat dari hasil analisa outer loading yang ada pada tabel 4.14

maka dapat dilihat bahwa semua item yang ada pada variabel eksogen berupa

promosi diri telah memiliki nilai di atas 0,5 yang artinya valid.

Tabel 4.15
Hasil Uji pada Kesuksesan Karir

Kode Nilai Loading Kriteria Keterangan


KSK1 0,872 0.5 Valid
KSK2 0,865 0.5 Valid
KSK3 0,828 0.5 Valid
KSK4 0,846 0.5 Valid
KSK5 0,666 0.5 Valid
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Jika dilihat dari hasil analisa outer loading yang ada pada tabel 4.15

maka dapat dilihat bahwa semua item yang ada pada variabel endogen berupa

kesuksesan karir telah memiliki nilai di atas 0,5 yang artinya valid.
89

Berdasarkan nilai loading yang ada pada tabel di atas masih terdapat

beberapa konstruksi item yang belum memenuhi standar untuk dapat

dinyatakan valid atau standar convergent validity dikarenakan item tersebut

tidak memiliki nilai di atas 0,5. Untuk itu dilakukan pelanjutan analisa sampai

dinyatakan semua item yang dipakai memiliki nilai yang valid atau di atas 0.5

dengan tidak mengikutkan item yang sebelumnya telah dinyatakan sebagai

item yang tidak memiliki validitas. Hasil dari analisa lanjutan itu dapat

digambarkan ulang dalam bentuk diagram path sebagai berikut:

Gambar 4.2 Hasil Uji Outer Model (lanjutan)

Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)


90

Kemudian hasil yang didapatkan setelah melakukan pengujian ulang dapat dilihat

pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16
Hasil Uji pada Kepribadian Proaktif (lanjutan)

Kode Nilai Loading Kriteria Keterangan


KP2 0,628 0.5 Valid
KP4 0,68 0.5 Valid
KP5 0,618 0.5 Valid
KP8 0,725 0.5 Valid
KP10 0,758 0.5 Valid
KP12 0,750 0.5 Valid
KP15 0,802 0.5 Valid
KP16 0,838 0.5 Valid
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Jika dilihat dari hasil analisa outer loading yang ada pada tabel 4.16

maka dapat dilihat bahwa semua item yang ada pada variabel eksogen berupa

kepribadian proaktif telah memiliki nilai di atas 0,5 yang artinya valid.

Beberapa item yang tidak valid yang telah dihapus karena memiliki nilai

dibawah standar 0.5 berjumlah 7 yakni item dengan kode KP1, KP3, KP6, KP9,

KP11, KP13, KP17.

Tabel 4.17
Hasil Uji pada Kinerja Kerja (lanjutan)

Kode Nilai Loading Kriteria Keterangan


KK2 0,714 0.5 Valid
KK3 0,689 0.5 Valid
KK6 0,830 0.5 Valid
KK7 0,764 0.5 Valid
KK10 0,629 0.5 Valid
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)
91

Jika dilihat dari hasil analisa outer loading yang ada pada tabel 4.17

maka dapat dilihat bahwa semua item yang ada pada variabel eksogen berupa

kinerja kerja telah memiliki nilai di atas 0,5 yang artinya valid. Beberapa item

yang tidak valid karena memiliki nilai dibawah standar 0.5 berjumlah 10 yakni

item.

Tabel 4.18
Hasil Uji pada Promosi Diri (lanjutan)
Kode Nilai Loading Kriteria Keterangan
SP1 0,795 0.5 Valid
SP2 0,803 0.5 Valid
SP3 0,775 0.5 Valid
SP4 0,838 0.5 Valid
SP5 0,791 0.5 Valid
SP6 0,912 0.5 Valid
SP7 0,918 0.5 Valid
SP8 0,811 0.5 Valid
SP9 0,878 0.5 Valid
SP10 0,892 0.5 Valid
SP11 0,689 0.5 Valid
SP12 0,759 0.5 Valid
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Jika dilihat dari hasil analisa outer loading yang ada pada tabel 4.18

maka dapat dilihat bahwa semua item yang ada pada variabel eksogen berupa

promosi diri telah memiliki nilai di atas 0,5 yang artinya valid. Semua item

diikut sertakan karena hasil yang ada menunjukkan bahwa nominal nilainya

valid.
92

Tabel 4.19
Hasil Uji pada Kesuksesan Karir(lanjutan)

Kode Nilai Loading Kriteria Keterangan


KSK1 0,865 0.5 Valid
KSK2 0,86 0.5 Valid
KSK3 0,832 0.5 Valid
KSK4 0,851 0.5 Valid
KSK5 0,671 0.5 Valid
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

Jika dilihat dari hasil analisa outer loading yang ada pada tabel 4.19

maka dapat dilihat bahwa semua item yang ada pada variabel eksogen berupa

promosi diri telah memiliki nilai di atas 0,5 yang artinya valid. Semua item

diikutsertakan karena hasil yang ada menunjukkan bahwa nominal nilainya

valid.

Berdasarkan dengan hasil analisa di atas maka nilai loading yang

dihasilkan dapat disimpulkan bahwa pada tahap pengujian ini semua item pada

setiap variabel sudah valid dengan memenuhi standar convergent validity atau

dengan memiliki nilai loading di atas 0,5.

2. Discriminant Validity

Discriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap

hubungan konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel

lainnya. Hubungan model discriminant validity yang dimiliki berupa nilai

loading akan dibandingkan dengan konstruksi yang dituju untuk melihat


93

apakah nilainya lebih besar atau tidak dengan standar nilai 0.5. hasil dari

perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.20 dibawah ini:

Tabel 4.20
Hasil Nilai Cross Loading
Kode Kepribadian Kinerja Promosi Kesuksesan
Proaktif Kerja Diri Karir
KP2 0,628 0,323 0,157 0,291
KP4 0,680 0,16 0,231 0,232
KP5 0,618 0,327 0,144 0,159
KP8 0,725 0,282 0,192 0,422
KP10 0,758 0,381 0,306 0,283
KP12 0,750 0,377 0,3 0,463
KP15 0,802 0,297 0,312 0,278
KP16 0,838 0,325 0,367 0,344
KK2 0,271 0,751 -0,038 0,368
KK3 0,292 0,672 -0,104 0,346
KK6 0,504 0,726 0,126 0,428
KK7 0,410 0,710 0,027 0,399
KK10 0,423 0,598 -0,009 0,328
PD1 0,327 -0,028 0,795 0,143
PD2 0,356 -0,027 0,803 0,158
PD3 0,299 -0,038 0,775 0,148
PD4 0,197 -0,018 0,838 0,136
PD5 0,141 -0,028 0,791 0,138
PD6 0,305 -0,011 0,912 0,324
PD7 0,359 0,037 0,918 0,351
PD8 0,313 0,001 0,811 0,119
PD9 0,298 0,062 0,878 0,251
PD10 0,286 0,014 0,892 0,274
PD11 0,309 -0,074 0,689 0,008
PD12 0,329 -0,08 0,759 0,122
KSK1 0,395 0,406 0,227 0,865
KSK2 0,368 0,469 0,191 0,86
KSK3 0,354 0,46 0,238 0,832
KSK4 0,329 0,371 0,224 0,851
KSK5 0,345 0,391 0,224 0,671
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)
94

3. Composite Reliability
Dalam aplikasi SmartPLS terdapat cara untuk mengukur realibilitas

suatu konstruksi, yakni dengan Cronbach’s Alpha dan composite reliability.

Namun penilaian dengan menggunakan Cronbach’s Alpha memberikan nilai

yang lebih rendah. Sehingga composite reliability lebih disarankan untuk

digunakan dengan minimal standar nilai 0,7. Pada tabel 4.21 di bawah ini

disajikan hasil dari nilai tersebut disertakan pula nilai AVE dari setiap

konstruksi.

Tabel 4.21
Konstruksi Reliabilitas dan Validitas
AVE Composite Cronbach’s
Reliability Alpha
Kepribadian
Proaktif 0,531 0,900 0,872
Kinerja Kerja 0,531 0,849 0,777
Promosi Diri 0,679 0,962 0,958
Kesuksesan Karir 0,671 0,910 0,874
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 5)

4.4 EVALUASI MODEL STRUKTURAL (INNER MODEL)

Inner model adalah model yang menggambarkan spesifikasi hubungan antar

variabel laten. Nama lainnya adalah inner relation, yang artinya adalah

menggambarkan hubungan variabel laten berdasarkan teori penelitian. Model ini di

evaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruksi dependen, stone geisser

Q-square test untuk Q2 predictive relevance uji signifikansi dari koefisien

parameter jalur struktural.

4.4.1 R-Square (R2)

Digunakan untuk mengukur kekuatan prediksi dari model struktural yang

mana menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap variabel


95

endogen. Apakah memiliki pengaruh substantif atau tidak. Jika nilai R-square

berada pada angka 0.75, 0.50 dan 0.25 maka dapat dinyatakan bahwa model yang

diajukan kuat (Hair et al., dalam Ghozali dan Latan 2015). Berikut adalah tabel

hasil dari analisis R-square:

Tabel 4.22
Hasil Analisis R-Square
Variabel R R Square
Square Adjusted
Kesuksesan Karir 0,344 0,325
Kinerja Kerja 0,287 0,280
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 6)
Hasil yang digambarkan pada tabel 4.22 menunjukkan bahwa nilai R-square

kesuksesan karir adalah sebesar 0,325. Hasil ini menunjukkan bahwa kepribadian

proaktif, kinerja kerja, dan promosi diri berpengaruh terhadap kesuksesan karir

sebesar 32,5 persen. Dan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain di luar

variabel yang dijadikan variabel penelitian. Sedangkan pada kinerja kerja

ditunjukan bahwa pengaruh kepribadian proaktif memiliki nilai r-square sebesar 28

persen.

4.4.2 Uji Signifikansi (Bootstrapping)

Untuk melihat sebuah hipotesis itu dapat diterima atau tidak maka

diperlukan uji hipotesis ini. Fungsinya adalah menilai signifikansi pengaruh antar

variabel. Metode ini menggunakan seluruh sampel untuk melakukan uji kembali

atau biasa disebut resampling. Dalam metode ini (resampling bootstrap) nilai yang

digunakan adalah t-value sebesar 1.65 (significance level = 10%), 1.96 (significance

level = 5%), dan 2.58 (significance level = 1%).


96

Tabel 4.23
Hasil t Statisitk
Item Original Sample Standard T Statistics P Keterangan
Sample Mean Deviation (|O/STDEV|) Values
(O) (M) (STDEV)
Kepribadian
H1
H1 Proaktif ->
Ditolak
Kesuksesan Karir 0,123 0,128 0,096 1,274 0,203
Kepribadian
H2
H2 Proaktif -> Kinerja
Diterima
Kerja 0,536 0,555 0,072 7,418 0,000*
Kinerja Kerja -> H3
H3
Kesuksesan Karir 0,447 0,444 0,095 4,716 0,000* Diterima
Promosi Diri -> H4
H4
Kesuksesan Karir 0,220 0,251 0,074 2,960 0,003* Diterima
(*signifikan= P Value < 0.005)
Sumber: Data primer diolah, tahun 2020 (Lampiran 6)
4.5. PEMBAHASAN

4.5.1. Kepribadian proaktif terhadap kesuksesan karir

Pada tabel 4.23 pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis 1 ditolak

dengan rincian memiliki nilai t statistics sebesar 1,274 dengan nilai two tailed 1,96

pada significance level 5% yang artinya bahwa nilai kriteria t-statistik harus sebesar

>1,96. Pada original sample menunjukkan nilai 0,123 yang berarti pada kepribadian

proaktif memiliki pengaruh negatif terhadap kesuksesan karir. Ini artinya nilai

semakin tinggi atau semakin rendah dari eksogen tidak akan berpengaruh pada nilai

endogen-nya yang mana pada penelitian ini adalah kepribadian proaktif dan

kesuksesan karir.

Hasil ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yakni penelitian oleh

Yang dan Chau (2016) yang menyatakan bahwa kepribadian proaktif dibuktikan

memiliki signifikansi terhadap kesuksesan karir karyawan. Perbedaan yang ada

pada penelitian yang dilakukan terletak pada teori yang digunakan pada kesuksesan
97

karir menggunakan dimensi dan item pengukuran yang berbeda. Selain itu hasil

penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian oleh Seibert et al.,(1999) yang

menyatakan bahwa kepribadian proaktif memiliki signifikansi terhadap kesuksesan

karir. Perbedaannya terletak pada penggunaan variabel kepribadian proaktif

terhadap kesuksesan karir melewati variabel lain sebagai mediasi. Namun demikian

hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siswanti dan Muafi (2010)

yang menyatakan bahwa kepribadian proaktif terbukti tidak memiliki signifikansi

terhadap kesuksesan karir karyawan. Pada penelitian oleh Siswanti dan Muafi

tersebut mereka menyebutkan bahwa untuk mendalami hasil yang diperoleh maka

dilakukanlah wawancara pada beberapa objek penelitian yang menghasilkan bahwa

ada beberapa karyawan yang memiliki kedekatan hubungan terhadap atasan,

sehingga apabila ada promosi karir atasan akan memilih karyawan yang ia tahu

betul secara psikologi meskipun bisa jadi ada karyawan lain yang lebih memiliki

kemampuan dan kompetensi.

Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Siswanti dan Muafi

(2010) dengan penelitian yang dilakukan saat ini, persamaan ini terletak pada lokasi

penelitian yang dilakukan yakni di negara Indonesia pada beberapa penelitian yang

lain seperti milik Seiber et al.,(1999) dan Yang dan Chau (2016) dilakukan dengan

objek penelitian perusahaan yang ada di luar Indonesia. Hal ini cukup menarik

karena secara umum di luar negeri dapat diartikan bahwa kepribadian proaktif

memiliki nilai signifikansi terhadap kesuksesan karir seorang karyawan dalam

sebuah perusahaan lain halnya seperti di Indonesia yang mana penelitian milik

Siswanti dan Muafi (2010) membuktikan bahwa kepribadian proaktif tidak


98

memengaruhi kesuksesan karir seorang karyawan di dalam suatu perusahaan secara

signifikan. Ini membuktikan bahwa dalam proses penilaian seorang karyawan

untuk dapat memiliki kesempatan kenaikan karir atau promosi di Indonesia tidak

sekadar hanya pada ada kepribadian seorang tersebut melainkan ada faktor lain

yang membuat seorang karyawan itu memiliki kesuksesan karir. Pada variabel lain

seperti promosi diri nanti akan dibahas bagaimana sebuah promosi diri yang

dilakukan oleh karyawan di Indonesia dapat memengaruhi karir karyawan tersebut.

Meskipun sampel dari penelitian ini sangat kecil tapi namun dapat menjadi referensi

hasil penelitian yang lainnya bahwa kepribadian proaktif yang selama ini dinilai

menjadi sebuah sikap yang positif dari seorang karyawan terkadang tidak begitu

diperhatikan oleh perusahaan yang ada sehingga kepribadian tersebut tidak

memengaruhi karir dari karyawan. Padahal jika dilihat dari item yang ada dalam

skala pengukuran kepribadian proaktif (PPS) yang dibuat oleh Bateman dan Crant

(1993) menyebutkan beberapa sikap positif yang harusnya dapat berguna bagi

perusahaan. Seperti pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa item dengan kode KP11

yang berbunyi saya selalu mencari cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu

memiliki kriteria sangat baik atau item dengan kode KP17 yang berisi jika saya

melihat seseorang dalam masalah saya membantu dengan cara apapun yang saya

bisa memiliki kriteria yang sangat baik pula. Item ini membuktikan bahwa seorang

yang memiliki kepribadian proaktif khususnya pada objek yang diteliti yakni

Pesantren Mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta sebenarnya memiliki

beberapa kepribadian yang bisa membantu perusahaan.


99

Peneliti melakukan wawancara untuk memperdalam hasil dari penelitian ini

dalam wawancara ini kami mendapatkan hasil yang menunjukkan perbedaan

dengan penelitian sebelumnya yakni kepribadian proaktif yang dimiliki oleh

karyawan dinilai dengan berbeda tidak seperti yang ada pada ada perusahaan lain.

Hasil ini didukung dengan hasil wawancara kepada salah satu narasumber sebagai

berikut:

“……….Basisnya kita kan pondok pesantren mas sehingga beberapa


keputusan itu hasil musyawarah, kesepakatan jamaah ngoten (gitu), jadi
kadang ketika ada yang yang memiliki sebuah pikiran dan dia terlalu ngotot
sama idenya itu di jamaah malah kadang jadi kurang suka termasuk atasan,
mungkin kalau di tempat lain bakal jadi nilai plus tapi kalau di kita belum
tentu karena keputusan apapun itu hasilnya dari musyawarah tadi itu
mas,…..” (Narasumber A, Warung Bakmi Jawa Joglo Kalegan, 17/9/2020,
20.21WIB).
“…Ya jane (sebenarnya) dasarnya ya memang kita ini kalau dalam
memperlakukan karir (manajemen karir) itu nggak sama sih sama tempat
lain mas, ya kadang ada yang yang punya karir yang bagus gitu cuman ya
nggak tergantung karena suatu hal gitu, ada yang dia aktif gitu kelihatannya
tapi karirnya nggak naik-naik soalnya ya memang enggak sesuai gitu sama
visi-misi kita,…” (Narasumber B, Stikes Surya Global Yogyakarta,
16/9/2020, 10.20 WIB).
“ …tergantung. Kalo misal orangnya aktif tapi tidak sesuai sama
kemaslahatan kan malah kacaukan? Iya ngga selalu orang yang aktif juga
dipandang baik, kadang malah kebablasan (terlalu) berani trus malah jadi
ngga disukain to (kan),…” (Narasumber C, Stikes Surya Global
Yogyakarta, 16/9/2020, 13.30 WIB).

Wawancara ini menghasilkan kesimpulan bahwa karyawan dengan sikap

yang proaktif tidak selalu atau bahkan cenderung untuk memiliki kemungkinan

untuk dinilai sebagai karyawan yang memiliki kepribadian yang tidak sesuai

dengan keinginan atasan sehingga karir dari karyawan ini tidak selalu baik atau

memiliki kesuksesan karir. Pada wawancara tersebut pula disimpulkan manajemen

karir yang ada pada Stikes Surya Global Yogyakarta tidak sama dengan perusahaan
100

secara umum yang jenjang karirnya jelas. Ini disebabkan penilaian kinerja yang ada

bukan hanya dilihat dari sisi kinerja kerja saja, melainkan juga pada spiritual.

Kepribadian yang tidak baik ini bergambar pada tabel 4.3 yakni item dengan kode

KP3 yang berbunyi saya tidak akan membiarkan orang lain untuk memulai ide baru

dalam suatu proyek baru dengan kriteria netral, item dengan kode KP13 yang

menyebutkan saya suka menantang status quo dengan kriteria netral, item dengan

kode KP7 yang berisi jika saya melihat sesuatu yang tidak saya sukai maka saya

memperbaikinya dengan kriteria sangat baik, terlihat juga pada ada item dengan

kode KP12 yang berbunyi jika saya percaya pada suatu ide tidak ada halangan yang

akan mencegah saya untuk mewujudkannya. Kemungkinan besar item seperti inilah

yang dianggap menjadi sebuah nilai negatif oleh atasan dalam pesantren mahasiswa

Stikes Surya Global Yogyakarta. Sekalipun beberapa item bernilai “netral” namun

hal itu tetap membuktikan bahwa kepribadian pada kode tersebut dimiliki oleh

sebagian karyawan yang ada dalam perusahaan ini. Sehingga bisa jadi beberapa

item yang lain bisa mendukung kinerja dari karyawan tersebut namun membuat

atasan menilai kepribadian tersebut dengan penilaian yang negatif.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya karyawan pada Pesantren

Mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta memiliki nilai positif pada kepribadian

proaktifnya namun tidak semua karyawan memahami visi dan misi pada

perusahaan ini. Hal ini yang membuat kepribadian proaktif yang dimiliki itu tidak

sesuai dengan keinginan atasan atau bahkan bertentangan dengan keinginan atasan.
101

4.5.2. Kepribadian Proaktif terhadap Kinerja Kerja

Pada tabel 4.23 pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2 diterima dengan

rincian memiliki nilai t statistics sebesar 7,418 dengan nilai two tailed 1,96 pada

significance level 5% yang artinya bahwa nilai kriteria t-statistik harus sebesar

>1,96. Pada original sample menunjukkan nilai 0,536 yang berarti pada kepribadian

proaktif memiliki pengaruh positif terhadap kinerja kerja. Artinya nilai semakin

tinggi atau semakin rendah dari eksogen akan berpengaruh pada nilai endogen-nya

yang mana pada penelitian ini adalah kepribadian proaktif dan kinerja kerja.

Dari hasil yang didapatkan ini dapat dilihat bahwa pada penelitian

sebelumnya telah terdapat penelitian dengan hasil serupa membuktikan bahwa

kepribadian proaktif secara positif signifikan berpengaruh terhadap kinerja kerja

yakni penelitian yang dilakukan oleh Prabhu (2018) dengan dengan menggunakan

alat analisis yang sama yaitu SEM dan pengukuran yang sama oleh Bateman dan

Crant (1993) dengan teori proactive personality scales (PPS). Fuller, et al (2010)

menyebutkan hasil yang serupa yakni adanya pengaruh signifikansi antara

kepribadian proaktif dengan kinerja kerja tanpa dimediasi oleh variabel otonomi

kerja yang menjadi salah satu variabel yang ada dalam penelitian tersebut.

di dalam Pondok Pesantren Mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta

sendiri kinerja yang baik tentu dinilai sebagai nilai plus tersendiri bagi diri seorang

karyawan. Walaupun tentu penilaian yang diberikan menilai berbagai aspek yang

ada di dalamnya. Terbuktikan bahwa karyawan yang memiliki kepribadian proaktif

menjadi salah satu alasan yang menunjang kinerja kerja dari karyawan. Kinerja

yang baik atau buruk dapat dilihat dari penilaian dari sebuah perusahaan.
102

Contohnya, pada objek penelitian kali ini kepribadian proaktif secara langsung

tidak memiliki nilai yang positif signifikan terhadap atau untuk menunjang karir

karyawan. Namun kendati demikian kepribadian proaktif yang dapat menunjang

kinerja kerja seorang karyawan berupa keaktifan yang baik menurut sudut pandang

perusahaan mampu menunjang kesuksesan karir karyawan tersebut. Sebaliknya

kepribadian yang proaktif namun tidak sesuai dengan kebaikan dari sudut pandang

perusahaan tidak akan berdampak pada karir karyawan tersebut.

Item yang ada pada proactive personality scale terbukti memiliki signifikansi

terhadap kinerja kerja dari karyawan. Namun sama halnya dengan yang telah

penulis tuliskan sebelumnya bahwa item yang dianggap sebagai sebuah kepribadian

yang proaktif tidak semuanya dianggap memiliki nilai positif, termasuk ketika

melewati variabel kinerja kerja tidak semua item yang ada pada proactive

personality scale dianggap sebagai sebuah kinerja yang baik oleh perusahaan.

Namun apabila hal itu dianggap menjadi sebuah nilai positif maka akan membantu

seorang karyawan untuk memiliki kesuksesan karir yang lebih baik. Contohnya

pada item dengan kode KP10 yang berbunyi saya ahli dalam mengidentifikasikan

peluang dengan kriteria baik atau pada KP14 yang menyebutkan ketika saya

memiliki masalah saya mengatasinya secara langsung, kemudian pada KP16 yang

berisi saya bisa melihat peluang yang baik jauh sebelum orang lain bisa kemudian

pada KP17 yang berbunyi jika saya melihat seseorang dalam masalah saya

membantu dengan cara apapun yang saya bisa. Item inilah yang berkemungkinan

menjadi kepribadian yang dianggap sebagai sebuah kinerja yang baik.


103

Ini berarti ada beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan

kinerja kerja karyawan sesuai dengan yang diinginkan oleh atasan yang pertama

adalah dengan meningkatkan ke pahaman serta cara implementasi visi dan misi

perusahaan pada karyawan dengan begitu sikap kepribadian yang proaktif yang

dimiliki oleh karyawan dapat sesuai dengan keinginan atasan kedua Dengan

mengetahui item yang dapat mendukung kinerja kerja jadi karyawan yang sesuai

dengan keinginan atasan. Peningkatan pribadian yang sudah diidentifikasi sebagai

item yang dapat meningkatkan kinerja kerja sesuai dengan keinginan dari atasan.

Hal seperti ini dapat dilakukan dengan menggunakan pelatihan dalam perusahaan

dengan model yang berbagai macam. Seperti yang telah disampaikan oleh Mathis

dan Jackson (2008) yakni pelatihan adalah proses di mana orang memperoleh

kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Pelatihan memberi karyawan

pengetahuan dan keterampilan khusus yang dapat diidentifikasi untuk digunakan

dalam pekerjaan mereka saat ini. Penggunaan pelatihan organisasi dapat mencakup

keterampilan keras seperti mengajar perwakilan penjualan cara menggunakan

sumber daya intranet, manajer cabang cara meninjau laporan laba rugi, atau magang

ahli mesin cara menyiapkan mesin bor. Keterampilan lunak sangat penting dalam

banyak hal dan dapat diajarkan juga. Mereka mungkin termasuk berkomunikasi,

membimbing, mengelola rapat, dan bekerja sebagai bagian dari tim. Dengan begitu

pelatihan dapat dijadikan sebuah saran untuk membuat karyawan pada pondok

pesantren mahasiswa Stikes Surya Global memiliki kepribadian yang sesuai dengan

visi dan misi perusahaan.


104

4.4.3 Kinerja Kerja terhadap Kesuksesan Karir

Pada tabel 4.23 pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 3 diterima dengan

rincian memiliki nilai t statistics sebesar 4,716 dengan nilai two tailed 1,96 pada

significance level 5% yang artinya bahwa nilai kriteria t-statistik harus sebesar

>1,96. Pada original sample menunjukkan nilai 0,536 yang berarti pada kepribadian

proaktif memiliki pengaruh positif terhadap kinerja kerja. Artinya nilai semakin

tinggi atau semakin rendah dari eksogen akan berpengaruh pada nilai endogennya

yang mana pada penelitian ini adalah kepribadian proaktif dan kinerja kerja.

Dari hasil yang didapatkan ini dapat dilihat bahwa pada beberapa penelitian

sebelumnya telah terdapat penelitian dengan hasil serupa membuktikan bahwa

kinerja kerja secara positif dan signifikan yakni penelitian yang dilakukan oleh Ng

dan Feldman (2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji proses

mediasi di mana sumber daya manusia (mis. Pendidikan dan pengalaman kerja)

berkontribusi pada indikator objektif kesuksesan karir (mis. Gaji dan promosi).

Pada penelitian Lau dan Shaffer (1999) menujukan hasil bahwa kinerja kerja yang

dihipotesiskan memiliki hubungan yang signifikan dan positif terbukti benar dan

hipotesisnya dapat diterima.

Pada hipotesis sebelumnya nilai dari kinerja kerja secara signifikan dan positif akan

meningkat seiring dengan meningkatnya nilai pada kepribadian proaktif. Namun

perlu dilihat juga pada tabel 4.22 yang menunjukkan kepribadian proaktif hanya

memiliki persentase sebesar 28% dalam memengaruhi kinerja kerja. Yang artinya

bahwa 72% lainnya ada pada variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada variabel eksogen kepribadian proaktif


105

tidak dapat memengaruhi kesuksesan karir secara langsung, namun harus melewati

atau dimediasi oleh variabel lain seperti kinerja kerja. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Seibert et al.,(2001) membuktikan bahwa kepribadian proaktif

dengan melewati beberapa variabel penghubung atau mediasi menghasilkan bukti

yang signifikan terhadap karir karyawan.

Inilah yang menjadikan peningkatan beberapa item yang ada di dalam kepribadian

proaktif secara signifikan akan memengaruhi kinerja kerja dari seorang karyawan

yang apabila ketika kinerja kerja dari suatu karyawan itu baik sesuai dengan

keinginan perusahaan keuntungannya sendiri adalah bagi perusahaan tersebut dan

juga bagi karyawan yakni berupa mendapatkan kesuksesan karir yang diinginkan.

Ini akan menjadikan keuntungan untuk kedua belah pihak yakni karyawan dan

perusahaan.

Secara umum memang kinerja kerja akan meningkatkan penilaian terhadap

karyawan tersebut sehingga memperbesar kemungkinan seorang karyawan untuk

memiliki penilaian baik di depan atasan. Lakukan penilaian secara objektif adalah

cara yang tepat untuk menilai untuk memberikan karir yang sesuai dengan kerja

keras dari karyawan tersebut. Kinerja kerja terbukti memiliki signifikansi secara

langsung terhadap kesuksesan karir namun perlu diperhatikan juga bahwa dari 3

variabel yang diteliti yakni kepribadian proaktif, kinerja kerja dan promosi diri

hanya memiliki signifikansi sebesar 32,5% terhadap kesuksesan karir sehingga

variabel lain dapat ditemukan untuk membuat karir yang dimiliki karyawan

menjadi lebih baik.


106

Perlu menjadi sebuah catatan juga bahwa tidak semua item kinerja kerja dalam

penelitian ini sebuah pengukuran yang tepat untuk memiliki karir yang sukses

dalam Stikes Surya Global sehingga diperlukan sebuah usaha untuk membuat

karyawan memahami visi dan misi dari perusahaan sehingga kinerja yang

dihasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan. Seperti melalui

latihan. apabila telah dilakukan namun belum efektif maka perlu ada perbaikan

terhadap latihan tersebut atau mungkin sistem menggunakan juga perlu diperbaiki

semisal tidak melakukan pelatihan dengan cara yang formal melainkan dengan

percontohan dari beberapa atasan.

Pada masa sekarang ini di mana banyak perusahaan yang memiliki jenis yang sama

sehingga persaingan lebih ketat maka diferensiasi seperti yang dilakukan oleh

Pondok Pesantren Mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta perlu dikuatkan

kembali dengan mengkhususkan kinerja ini sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Dengan memiliki diferensiasi yang sulit ditiru oleh perusahaan lain seperti sikap

atau kepribadian yang khusus hal ini akan meningkatkan daya saing yang dimiliki

perusahaan atas perusahaan lain yang sejenis. Semisal jika pada Pondok Pesantren

Mahasiswa Stikes Surya Global yang mana penilaian tidak hanya sekedar melalui

kinerja yang dimiliki saja melainkan melalui ibadah yang dilakukan oleh karyawan

pemahaman ini harus dikaitkan dengan visi misi yang ada pada perusahaan.

Sehingga hasilnya karyawan tidak hanya melakukan ibadah yang baik untuk

mendapatkan kinerja yang baik saja melainkan memang memahami visi dan misi

perusahaan. Hal seperti ini tidak dimiliki oleh banyak perusahaan sehingga dapat
107

menjadi sebuah nilai keunggulan atau diferensiasi bagi perusahaan tersebut dalam

hal ini yakni pondok pesantren mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta.

4.4.4 Promosi Diri terhadap Kesuksesan Karir

Pada tabel 4.23 pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 4 diterima dengan

rincian memiliki nilai t statistics sebesar 2,960 dengan nilai two tailed 1,96 pada

significance level 5% yang artinya bahwa nilai kriteria t-statistik harus sebesar

>1,96. Pada original sample menunjukkan nilai 0,220 yang berarti pada promosi

diri memiliki pengaruh positif terhadap kesuksesan karir. Artinya nilai semakin

tinggi atau semakin rendah dari eksogen tidak akan berpengaruh pada nilai

endogen-nya yang mana pada penelitian ini adalah promosi diri dan kesuksesan

karir.

Dari hasil yang didapatkan ini bahwa pada penelitian sebelumnya telah

terdapat penelitian dengan hasil serupa atau sejalan yakni penelitian yang dilakukan

oleh Siswanti dan Muafi (2010), pada penelitian tersebut menyebutkan bahwa objek

yang digunakan yakni Pemda Sleman memiliki kesempatan besar untuk

mendapatkan perhatian atasan atas kemampuan dan kompetensi yang dimiliki

karyawan. Tidak berbeda dengan yang ada pada Pondok Pesantren Mahasiswa

Stikes Surya Global Yogyakarta bahwa beberapa penilaian juga didasarkan pada

observasi atau pemantauan dari koordinator divisi yang telah dipilih,dan bukan

merupakan sebuah rahasia siapa yang dijadikan pemantau tersebut. Selain itu pada

penelitian oleh Nabi (1999) ditemukan korelasi yang signifikan diperoleh antara

Career Strategy Behavior dengan item di dalamnya adalah promosi diri pada

keberhasilan karir atau kesuksesan karir.


108

Dengan item yang telah digunakan untuk melakukan penelitian maka dapat dilihat

bahwa ada beberapa item promosi diri yang memiliki nilai tinggi dibandingkan

dengan beberapa item lainnya nya. Item dengan kode SP11 memiliki nilai tertinggi

dibanding item lainnya dengan berisi saya tidak setuju dengan pendapat atasan

saya, selain itu dapat dilihat pula item dengan kode SP9 yang berisikan saya setuju

dengan pendapat atasan saya meskipun dalam hati sebenarnya tidak, artinya

karyawan menunjukkan bahwa dia setuju dengan pendapat atasan meskipun dalam

hati sebenarnya tidak, hal ini dapat di atasi dengan lebih mendengarkan pendapat

dari karyawan dan menghargai pendapatnya jika tidak sesuai maka atasan harus

bisa menjelaskan alasan mengapa apa pendapat tersebut ditolak. Item lain yang

memiliki nilai tinggi juga terdapat pada item dengan kode SP12 yang berisi saya

mencoba bertanggung jawab atas acara yang tidak memiliki nilai baik di mata

atasan saya bahkan ketika tidak sepenuhnya bertanggung jawab, dan juga pada ada

item dengan kode SP5 saya mencoba untuk membuat atasan saya berpikir bahwa

saya bertanggung jawab atas event atau acara cara yang memiliki nilai positif di

depan atasan saya yang terjadi dalam kelompok kerja saya”. Ini membuktikan

bahwa karyawan yang memiliki promosi diri di Pondok Pesantren Mahasiswa

Stikes Surya Global Yogyakarta sering menunjukkan bahwa mereka bertanggung

jawab atas sebuah acara baik itu memiliki nilai positif ataupun tidak. Hal ini juga

perlu diperhatikan oleh perusahaan.

Karakteristik orang yang bekerja pada pondok pesantren adalah memiliki pikiran

yang selalu positif (khusnuzon) sehingga penilaian yang dilakukan oleh atasan
109

terhadap bawahannya selalu berdasarkan dengan apa yang nampak saja atau apa

yang ditampakkan saja sehingga apabila seorang karyawan selalu melakukan

promosi diri yakni menunjukkan hal baik di depan atasannya maka itu yang akan

menjadi penilaiannya. Dalam kasus ini membuat seorang karyawan yang memiliki

tingkat promosi diri yang tinggi dia juga memiliki tingkat kesuksesan karir yang

tinggi pula. Peneliti menemukan 2 hal yang perlu diperhatikan pada kasus ini, yang

pertama adalah penilaian yang dilakukan oleh atasan harus bersifat objektif artinya

tidak hanya melihat dari sisi apa yang ditunjukkan melainkan realitanya seperti

mungkin pencatatan dalam ibadah absen dan lain sebagiannya, yang kedua dengan

memberikan pemahaman visi dan misi dari perusahaan, yang mana harus

dipahamkan oleh atasan, seorang karyawan akan menunjukkan promosi diri yang

sesuai dengan kinerjanya, namun poin pertama yakni penilaian secara objektif jauh

lebih penting dibanding dengan poin yang kedua karena penilaian akan yang

objektif akan membuat sikap promosi diri tidak akan berdampak secara signifikan,

hal ini dapat dibangun dengan sistem penilaian yang baik.

Untuk memperdalam pemahaman akan hasil ini maka dilakukan proses wawancara,

dalam wawancara tersebut ditemukan bukti yang memperkuat hasil ini yakni:

“…manajer tingkat atas tinggal menerima laporan dari para koordinator,


nah kadang para koordinator ini juga melaporkan penilaian dari keseharian
seseorang ini jadi secara subjektif melakukan penilaian terhadap teman-
teman yang lain…” (Narasumber A, Warung Bakmi Jawa Joglo Kalegan,
17/9/2020, 20.21WIB).
“…ada penilaian yang sifatnya tidak tertulis artinya ya dari penilaian mata
atasan…”(Narasumber B, Stikes Surya Global Yogyakarta, 16/9/2020,
10.20 WIB).
“…pernah juga saya menilai temen-temen itu itu dari pelaporan secara
lisan Mas jadi nggak selalu dari yang kita tuliskan secara pelaporan kertas
begitu…”(Narasumber C, Stikes Surya Global Yogyakarta, 16/9/2020,
13.30 WIB).
110

Pada wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada penilaian

karyawan terdapat penilaian yang berbentuk tidak tertulis atau subjektifitas dari

para koordinator yang ditunjuk sebagai penilaian dari karyawan tau bisa dibilang

dari karyawan yang dipercaya sehingga atasan tidak perlu secara langsung meliat

karyawan pada tingkat dibawah untuk melakukan penilaian. Menurut Cook et al.,

(1999) promosi diri berfokus pada mendapatkan perhatian lebih kepada atasan.

Sehingga dapat dilihat dengan bentuk penilaian di Pondok Pesantren Mahasiswa

Stikes Surya Global Yogyakarta tersebut dengan mendapat perhatian dari atasan

dengan prestasi yang dimiliki karyawan atau kebaikan yang lainnya akan

berdampak pada penilaian karyawan tersebut. Meskipun promosi diri memiliki

rata-rata yang memiliki kriteria netral namun hasil dari uji signifikansi promosi diri

tetap menunjukkan miliki nilai yang positif dan signifikan terhadap kesuksesan

karir karyawan, artinya meskipun kecil tapi promosi diri tetap memiliki pengaruh

terhadap kesuksesan karir di perusahaan ini.


111

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan dari olah data kuesioner yang

disebarkan kepada para responden di Stikes Surya Global Yogyakarta, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa:

1. Kepribadian proaktif tidak memiliki pengaruh positif terhadap kesuksesan

karir karyawan.

2. Kepribadian proaktif memiliki pengaruh positif dan terhadap kinerja kerja.

3. Kinerja kerja memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan

karir.

4. Promosi diri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan

karir.

5.2 SARAN

Berikut peneliti tuliskan kontribusi praktis atau saran untuk objek penelitian

sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan praktek kerja kedepannya

1. Stikes Surya Global Yogyakarta diharapkan dapat memberikan penilaian

secara adil dan objektif guna meningkatan proses penilaian karyawan.

2. Membentuk tim khusus yang memiliki tugas untuk menanamkan prinsip kerja,

visi dan misi dari Stikes Surya Global sendiri guna mengarahkan karyawan

karyawan dengan kepribadian yang proaktif untuk mengarahkan pikirannya

sesuai dengan keinginan atasan atau kemaslahatan bersama.


112

3. Diharapkan juga atasan untuk lebih terbuka dengan masukan dari karyawan,

sehingga proses musyawarah tidak memiliki dominasi yang berlebihan.

4. Bagi karyawan di Stikes Surya Global diharapkan untuk lebih memahami arti

dari visi dan misi perusahaan.

Selain itu peneliti juga menuliskan kontribusi penelitian ini untuk peneliti

selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama atau serupa:

1. Diharapkan untuk dapat menambahkan variabel lain dalam penelitian ini

karena variabel eksogen dari penelitian ini hanya berdampak kecil kepada

endogennya sehingga peneliti rasa dengan menambahkan variabel penelitian

akan membuat hasil penelitian lebih valid.


113

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Michael. 2003. A Handbook of Human Resource Management


Practice Edition. London: Kogan Page
Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bumi Aksara.
Ashford, S. J., & Black, J. S. (1996). Proactivity During Organizational Entry:
The Role of Desire for Control. Journal of Applied Psychology, 81(2), 199–
214. https://doi.org/10.1037//0021-9010.81.2.199
Bateman, T. S., & Crant, J. M. (1993). The Proactive Component of
Organizational Behavior. Journal of Organizational Behavior, 14(2), 103–
118.
Bozionelos, N., Kostopoulos, K., Van der Heijden, B., Rousseau, D. M.,
Bozionelos, G., Hoyland, T., Miao, R., Marzec, I., Jędrzejowicz, P.,
Epitropaki, O., Mikkelsen, A., Scholarios, D., & Van der Heijde, C. (2016).
Employability and Job Performance as Links in the Relationship Between
Mentoring Receipt and Career Success: A Study in SMEs. In Group and
Organization Management (Vol. 41, Issue 2).
https://doi.org/10.1177/1059601115617086
Buchanan, D. A. (2008). You stab my back, I’ll stab yours: Management
experience and perceptions of organization political behaviour. British
Journal of Management, 19(1), 49–64. https://doi.org/10.1111/j.1467-
8551.2007.00533.x
Crant, J. M. (1995). The Proactive Personality Scale and Objective Job
Performance Among Real Estate Agents. Journal of Applied Psychology,
80(4), 532–537. https://doi.org/10.1037/0021-9010.80.4.532
Crant, J. M. (2000). Proactive Behavior in Organizations. Journal of
Management, 26(3), 435–462. https://doi.org/10.1177/014920630002600304
Crant, J. M., & Jiang, K. (2017). Proactive Personality : A Twenty-Year Review.
July, 193–225.
Creswell, J. W. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. In Journal of Chemical Information and Modeling
(3rd ed., Vol. 53, Issue 9). SAGE Publications, Inc.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Den Hartog, D. N., De Hoogh, A. H. B., & Belschak, F. D. (2018). Toot Your
Own Horn? Leader Narcissism and the Effectiveness of Employee Self-
Promotion. Journal of Management, 46(2), 261–286.
https://doi.org/10.1177/0149206318785240
Dessler, Garry. 2013. Human Resource Management – Thirteenth Edition. New
Jersey: Prentice Hall.
114

Dubrin, A. J. (2013). Proative Personality and Behavior for Individual and


Organizational Productivity. Edward Elgar Publishing.
Diener, E., Emmons, R.A., Larsen, R.J., & Griffin, S. 1985. The satisfaction with
life scale. Journal of Personality Assessment, 49: 71-75.
Eby, L. T., Butts, M., & Lockwood, A. (2003). Predictors of Success in the Era of
the Boundaryless Career. Journal of Organizational Behavior, 24(6), 689–
708. https://doi.org/10.1002/job.214
Elbadiansyah. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. CV IRDH.
Fauzi, A., & Hidayat, N. R. (2020). Manajemen Kinerja. Airlangga University
Press.
Ferris, G. R., Witt, L. A., & Hochwarter, W. A. (2001). Interaction of Social Skill
and General Mental Ability on Job Performance and Salary. Journal of
Applied Psychology, 86(6), 1075–1082. https://doi.org/10.1037/0021-
9010.86.6.1075
Fuller, J. B., Hester, K., & Cox, S. S. (2010). Proactive Personality and Job
Performance: Exploring Job Autonomy as a Moderator. Journal of
Managerial Issues, 22(1), 35–51.
Gattiker, U. and Larwood, L. (1986), ``Subjective career success: a study of
managers and support personnel'', Journal of Business and Psychology, Vol.
1, pp. 78-94.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I., & Hengky, L. (2015). Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan Smart
PLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris. BP Undip.
Godfrey, D. K., Jones, E. E., & Lord, C. G. (1986). Self-Promotion Is Not
Ingratiating. Journal of Personality and Social Psychology, 50(1), 106–115.
https://doi.org/10.1037/0022-3514.50.1.106
Greenhaus, J. H., Parasuraman, S., & Wormley, W. M. (1990). Effects of Race on
Organizational Experience, Job Performance Evaluations, and Career
Outcomes. Academy of Management Journal, 33(1), 64–86.
https://doi.org/10.2307/256352
Greenhaus, Jeffrey H, Gerard, C. A., & Godshalk, V. M. (2010). Carreer
Management (4th ed.). SAGE Publications, Inc.
Hair, J.F. (2006). Multivariate Data Analysis (5th ed.). Gramedia Pustaka Utama.
115

Hair, Joseph F, Sarstedt, M., Ringle, C. M., & Gudergan, S. P. (2017). Advanced
Issues in Partial Least Squares Structural Equation Modeling. SAGE
Publications, Inc.
Harrell-cook, A. G., Ferris, G. R., & Dulebohn, J. H. (1999). Political Behaviors
as Moderators of the Perceptions of Organizational Politics-Work Outcomes
Relationships. Journal of Organizational Beha, 20(7), 1093–1105.
Hartono, J. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. BPFE.
Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Ghalia Indonesia.
Hochwarter, W. A., Witt, L. A., & Kacmar, K. M. (2000). Perceptions of
organizational politics as a moderator of the relationship between
conscientiousness and job performance. Journal of Applied Psychology, 85,
472–478.
Huber, L.V. (1989). Comparison of the Effect of Specific and Gneral Performance
Standarts on Performance Appraisal Decision. Departement of Management
and Organization. Vol.2. https://doi.org/10.1111/j.1540 5915.1989.tb01566.x
Judge, T. A., & Bretz, R. D. (1992). The Effects of Work Values on Job Choice
Decisions Effects of Work Values on Job Choice Decisions. Journal of
Applied Psychology, 77, 261–271. https://doi.org/10.1037/0021-
9010.77.3.261
Judge, T. A., & Bretz, R. D. (1994). Political Influence Behavior and Career
Success. Journal of Management, 20(1), 43–65.
https://doi.org/10.1177/014920639402000103
Judge, T. A., Higgins, C. A., Thoresen, C. J., & Barrick, M. R. (1999). The big
five personality traits, general mental ability, and career success across the
life span. Personnel Psychology, 52, 621–651.
Katerberg, R., & Blau, G. J. (1983). An Examination of Level and Direction of
Effort and Job Performance. Academy of Management Journal, 26(2), 249–
257. https://doi.org/10.2307/255973
Kunin, T. 1955. The construction of a new type of attitude measure. Personnel
Psychology,.8: 65-77.
Larasati. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. CV Budi Utama.
Lau, V. P., & Shaffer, M. A. (1999). Career Success: The Effects of Personality.
Career Development International, 4(4), 225–231.
https://doi.org/10.1108/13620439910270607
Mathis, R.L. and Jackson J.H. 2008. Human resource management, 12th ed.
Mason, Ohio: Thomson South Western.
116

Nabi, G. R. (1999). An Investigation Into the Differential Profile of Predictors of


Objective and Subjective Career Success. Career Development International,
4(4), 212–225. https://doi.org/10.1108/13620439910270599
Ng, T. W. H., & Feldman, D. C. (2010). Human Capital and Objective Indicators
of Career Success: The Mediating Effects of Cognitive Ability and
Conscientiousness. Journal of Occupational and Organizational Psychology,
83(1), 207–235. https://doi.org/10.1348/096317909X414584
Noe, R. A., John, R., Hollandbeck, Berry, G., & Patrick, M. W. (2010).
Manajemen Sumber Daya Manusia Mencapai Keunggulan Bersaing.
Salemba Empat.
Prabhu, V. P. (2018). Organizational Change and Proactive Personality: Effect on
Job Performance and Job Satisfaction. Journal of Applied Business and
Economics, 20(4), 178–202.
Robbins, S. P. (1996). Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi
(Keenam). Penerbit PT.Bhuana Ilmu Populer.
Seibert, S. E., Grant, J. M., & Kraimer, M. L. (1999). Proactive Personality and
Career Success. Journal of Applied Psychology, 84(3), 416–426.
https://doi.org/10.1037/0021-9010.84.3.416
Sekaran, U., & Bougie, R. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan
Pengembangan-Keahlian. Salemba Empat.
Siswanti, Y., & Muafi. (2010). The Effect of Proactive Personality , Self
Promotion , and Ingratiation on Career Success for Employee of Public
Organization. Management, 10(2), 90–95.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Wayne, S. J., & Ferris, G. R. (1990). Influence Tactics, Affect, and Exchange
Quality in Supervisor-Subordinate Interactions: A Laboratory Experiment
and Field Study. Journal of Applied Psychology, 75(5), 487–499.
https://doi.org/10.1037/0021-9010.75.5.487
Wanous, J. P., & Hudy, M. J. (2001). Single-item reliability: A replication and
extension. Organizational Research Methods, 4, 361-375.
Werther, W. B., & Keith, D. (1996). Human Resource and Personal Management
(5th ed.). McGrau-Hill.
Wijono, S. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi. Fajar Interpratama Offset.
Williams, L. J., & Anderson, S. E. (1991). Job satisfaction and organizational
commitment as predictors of organizational citizenship and in-role behaviors.
Journal of Management, 17(3), 601-617.
117

Yang, F., & Chau, R. (2016). Proactive Personality and Career Success. Yang, Fu
Chau, Rebecca, 31(1), 467–482.
118

LAMPIRAN
119

LAMPIRAN 1:
ANGKET KUESIONER PENELITIAN
Perihal : Kuesioner Penelitian
Yth. Responden Penelitian ditempat
Bismillahirrahmanirahim,

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Universitas
Islam Indonesia
Nama : Hafidz Anindita
NIM : 16311002
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen

Dalam rangka mencari data dan dalam rangka menyusun penelitian tugas
akhir dengan judul “Pengaruh Kepribadian Proaktif, Kinerja Kerja, Dan Promosi
Diri Terhadap Kesuksesan Karir Karyawan Pada Pondok Pesantren Mahasiswa
STikes Surya Global Yogyakarta” maka dengan rendah hati kami memohon pada
bapak/ibu untuk mengisi kuisisoner ini dalam rangka memenuhi kebutuhan
penelitian tersebut. Kelengkapan dan keseriusan anda dalam mengisi kuisisoner ini
akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian kami. Kerahasiaan dari data dan
pengisian akan dijaga dan privasi dari setiap responden tidak akan tersebar kepada
responden lain. Dari semua jawaban ini juga tidak akan mempengaruhi penilaian
kinerja pada setiap karyawan dan responden. Harapan kami bapak/ibu dapat
mengisi kuisioiner ini karena hasil dari penelitian akan dapat digunakan untuk
kemajuan dari organisasi ini sendiri.

Atas perhatian dan partisipasi bapak/ibuk sekalian dalam penelitian ini kami
ucapkan Jazakumullah Khairan Katsir. Barakallahu Fii Kum.

Hormat kami

Hafidz Anindita
120

A. Identitas Responden
Responden diminta untuk memberikan jawaban/tanggapan terhadap
pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kenyataan yang ada dan dialami
dengan melingkari jawaban yang ada dibawah ini:
1. Nama/ Jenis Kelamin : …………………………(tidak perlu nama asli)
a. Pria
b. Wanita
2. Nomor Telpon : ………………………………………
(bagi nomor yang terpilih akan mendapatkan pulsa dengan jumlah tertentu)
3. Pendidikan Terakhir :
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Sarjana
e. Pascasarjana

4. Masa Kerja :
a. Kurang dari 6 Bulan
b. 6 Bulan – 1 Tahun
c. 1 Tahun – 1,5 Tahun
d. 1,5 Tahun – 2 Tahun
e. Lebih dari 2 Tahun
121

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Baca dan pahami pertanyaan yang tersedia dibawah ini dalam setiap
pertanyaan terdapat lima pilihan jawaban. Bapak/ibuk cukup memilih
satu dari lima jawab yang disediakan.
2. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
kolom yang tersedia pada bagian kanan masing-masing pernyataan
dengan skala :
 SS = Sangat Setuju
 S = Setuju
 R = Ragu-ragu
 TS = Tidak Setuju
 STS = Sangat Tidak Setuju
Khusus pada variabel Promosi Diri skala yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
 SLL = Selalu
 S = Sering
 BK = Beberapa Kali
 J = Jarang
 TP = Tidak Pernah

Contoh :

Kepribadian Proaktif
No Pernyataan SS S R TS STS
1.1 X

Promosi Diri
No Pernyataan SLL S BK J TP
1.1 X
122

C. Daftar Pertanyaan
Bagian 1 : Kinerja Kerja (X1)
Petunjuk pengisian : Berikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang
dianggap paling tepat pada alternatif jawab berikut ini :
Skor 5 : Sangat Setuju (SS)
Skor 4 : Setuju (S)
Skor 3 : Ragu-ragu (R)
Skor 2 : Tidak Setuju (TS)
Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

Khusus pada Variabel Promosi Diri (X3)


Petunjuk pengisian : Berikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang
dianggap paling tepat pada alternatif jawab berikut ini :
Skor 5 : Selalu (SLL)
Skor 4 : Sering (S)
Skor 3 : Beberapa Kali (BK)
Skor 2 : Jarang (J)
Skor 1 : Tidak Pernah (TP)

Jika ada yang perlu ditanyakan dalam hal pengisian kuesioner atau penelitian yang
akan dilakukan silahkan hubungi nomor ini 0877-3884-4468 (telp/WhatsApp) atau
melalui E-mail Anin966@gmail.com .
123

1. (X1) Kepribadian Proaktif


Proactive Personality Scale
No Pernyataan STS TS R S SS

1 Saya selalu mencari cara untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.

Saya merasa bisa mengubah komunitas yang saya tempati, atau


2
bahkan mengubah dunia.
Saya tidak akan membiarkan orang lain untuk memulai ide baru
3
dalam suatu proyek baru.
Di mana pun saya berada selalu membawa perubahan yang
4
signifikan.
5 Saya menikmati tantangan yang terjadi pada ide yang dimiliki.
6 Saya senang apabila melihat idenya diterapkan.
Jika saya melihat sesuatu yang tidak saya sukai, saya
7
memperbaikinya.
Saya tidak peduli pada kemungkinan yang akan terjadi, jika saya
8
percaya pada sesuatu saya akan mewujudkannya.
Saya akan memperjuangkan ide-ide saya untuk dijalankan, bahkan
9
akan melawan orang lain.
10 Saya unggul dalam mengidentifikasi peluang.
11 Saya selalu mencari cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu.
Jika saya percaya pada suatu ide, tidak ada halangan yang akan
12 mencegah saya mewujudkannya.
13 Saya suka menantang status quo.
14 Ketika saya memiliki masalah, saya mengatasinya secara langsung.
15 Saya hebat dalam mengubah masalah menjadi peluang.
16 Saya bisa melihat peluang yang baik jauh sebelum orang lain bisa.
Jika saya melihat seseorang dalam masalah, saya membantu dengan
17
cara apa pun yang saya bisa.
124

2. (X2) Job Performance (Kinerja Kerja)

Kinerja Tugas Inti, Dedikasi Kerja, Pengembangan Fasilitasi Interpersonal


No Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya akan segera menanggapi panggilan kerja saat bertugas.
Saya selalu mengecek kembali perubahan yang ada didalam
2
perusahaan saya. (contoh: sistem shift kerja)
Saya tetap mendukung tujuan proyek tim tanpa melupakan waktu
3
pekerjaan pribadi.
Saya menghindari absen terlambat, terutama selama masa-masa
4
sibuk.
Saya rela bekerja keras diwaktu yang tidak biasa ketika dituntut
5 oleh situasi yang sulit.
Saya sering menemukan solusi kreatif dan akal untuk suatu masalah
6
yang rumit.
Solusi teknis yang saya temukan sering saya usulkan untuk
7
mencapai tujuan bisnis.
Saya selalu memaksimalkan usaha saya dalam mengerjakan suatu
8
pekerjaan
Saya terus mencari cara untuk bertumbuh melalui pengajaran
9
mandiri.
Saya tetap bisa menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, bahkan di
10
bawah tekanan yang disebabkan oleh tekanan waktu.
11 Saya sering memuji pekerjaan dan ide orang lain.
Bila berada dalam satu tim saya bekerja sama dengan anggota tim
12
lainnya dengan berbagi informasi secara terbuka.
Saya berusaha menciptakan hubungan kerja yang efektif dengan
13
anggota tim.
Mengembangkan dan memelihara hubungan dengan klien (misal
14 supplier atau orang tua wali mahasiswa santri).
125

No Pernyataan STS TS R S SS
Mendengarkan dengan cermat dan merespons dengan penuh
15
pertimbangan dalam bertukar informasi pekerjaan.

3. (X3) Promosi Diri

Job Focused Tactics


No Pernyataan TP J BK S SLL
1 Saya menyebut-nyebut keberhasilan dari sebuah event yang telah
saya lakukan.
2 Saya mencoba untuk memperlihatkan event dibawah tanggung jawab
saya nampak lebih baik daripada yang sebenarnya.
3 Saya mencoba untuk terlihat bertanggung jawab atas sebuah event
yang memiliki nilai positif didepan atasan saya, bahkan ketika saya
tidak sepenuhnya bertanggung jawab.
4 Saya mencoba untuk membuat event yang saya tanggung jawabi
tidak tampak seburuk yang sebenarnya terjadi.
5 Saya mencoba untuk membuat atasan saya berpikir bahwa saya
bertanggung jawab atas sebuah event yang memiliki nilai positif
didepan atasan saya yang terjadidalam kelompok kerja saya.
6 Saya tiba di kantor lebih awal agar terlihat baik di depan atasan saya.
7 Saya bekerja lembur di kantor sehingga atasan saya akan melihat saya
bekerja lembur dan berpikir bahwa saya adalah pekerja keras.
8 Saya mencoba membuat atasan saya sadar akan prestasi saya.
9 Saya menunjukan bahwa saya setuju dengan pendapat atasan saya
meskipun dalam hati sebenarnya tidak.
10 Saya mencoba menciptakan kesan bahwa saya adalah orang baik
didepan atasan saya.
11 Saya tidak setuju dengan pendapat atasan saya.
126

No Pernyataan TP J BK S SLL
12 Saya mencoba bertanggung jawab atas event yang tidak memiliki
nilai baik didepan atasan saya, bahkan ketika saya tidak sepenuhnya
bertanggung jawab.

4. (Y) Kesuksesan Karir

No Pernyataan STS TS R S SS
Saya merasa puas dengan pencapaian karir saya saat ini.
1
Saya merasa puas dengan segala proses pencapaian karir yang saya
2
lalui sampai saat ini .
Saya merasa puas dengan proses pencapaian pendapatan saya saat
3
ini.
Saya merasa puas dengan proses pencapaian karir saya saat ini.
4
Saya merasa puas dengan proses yang saya lalui, seiring dengan
5
proses tersebut saya mendapatkan skills baru.
127

LAMPIRAN 2
PANDUAN WAWANCARA
a. Bagaimana manajemen karir yang ada Ponpes Mahasiswa Stikes Surya Global
Yogyakarta?
b. Apakah karyawan yang memiliki sikap kepribadian proaktif cenderung
memiliki karir yang baik?
c. Pada umumnya karyawan yang seperti apa yang bisa mendapatkan karir yang
baik?
d. Bagaimana penilaian yang ada pada Ponpes Mahasiswa Stikes Surya Global
Yogyakarta?
Transkrip Wawancara
Narasumber: (A) Karyawan Stikes Surya Global
Tanggal: 17 September 2020
Waktu: 20.20-20.40 WIB
Tempat : Warung Makan Bakmi Jawa Joglo Kalegan

 Narasumber A (Bagian Firstline Manager)


H : Kalau disini bentuk manajemen karirnya bagaimana sih pak?
N(A) : Kalau disini manajemen karirnya nya yang mana jenjang karir itu
satu orang sama orang lain bisa sangat berbeda, karena ya memang fokus kita
bukan di karirnya tapi fungsinya, jadi kalau dia dibutuhkan disuatu divisi
misalkan ya dia kita pindah ke situ, kalau nggak ya enggak kita suruh
kembangkan divisi yang dia bawahi,

H : Nah, kalau karyawan disini yang punya kepribadian proaktif tuh


apakah karirnya selalu bagus pak? Maksudnya apakah dari jabatan tuh
berkemungkinan punya jabatan yang lebih tinggi dibanding yang lain?
N(A) : Basisnya kita kan pondok pesantren mas sehingga beberapa
keputusan itu hasil musyawarah, kesepakatan jamaah (ngoten) gitu, jadi kadang
ketika ada yang yang memiliki sebuah pikiran dan dia terlalu ngotot sama idenya
itu di jamaah malah kadang jadi kurang suka termasuk atasan, mungkin kalau di
tempat lain bakal jadi nilai plus tapi kalau di kita belum tentu karena keputusan
apapun itu hasilnya dari musyawarah tadi itu mas jadi enggak bisa kita terlalu
punya pikiran sendiri atau bahkan melawan orang-orang sekitar,,
128

H : ada ngga pak karakteristik khusus seorang karyawan yang biasanya


cenderung punya kesempatan untuk punya posisi yang bagus gitu?
N(A) : yang jelas yang sesuai sama visi misi kita (kinerjanya dan
pemahamannya) dia bisa melihat ke arah mana visi misi kita ini harus dijalankan
dan dia harus berbuat apa semisal dia tahu bahwa pekerjaan kita disini itu adalah
profesi untuk berdakwah gitu jadi kerja tidak sekedar kerja, dia menjadikan
pekerjaannya itu sebagai dakwahnya dia sebagai ibadahnya dia nah orang-orang
seperti ini adalah orang-orang yang bisa membawa pondok menjadi pondok
yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan kenapa kita membangun ini (pondok),
dia nggak terlalu mementingkan uang nggak terlalu menanyakan soal kenaikan
gaji ya dia fokus aja untuk mengembangkan pondok ini,

H : Dalam melakukan penilaian karyawan, di Stikes sendiri bagaimana


mekanismenya pak?
N(A) : Gampangnya atau simpelnya penilaian kita tuh nggak sama mas
sama di perusahaan lain yang cuman menghitung target kerja dan kinerja kita
ada dua lembar penilaian satunya itu khusus untuk istilahnya ngecek spiritualitas
kita kayak Salat kita salat Sunnah atau mungkin puasa sunah kita jamaah kita ke
mesjid nah itu nanti semua dinilai menjadi poin selain jadi penilaian itu juga bisa
jadi poin bonus nanti kita jadikan acuan ngasih bonus gaji ke karyawan, banyak
yang bilang nanti kalau misalkan menjadi niatnya adalah untuk gaji gimana atau
untuk jadi salat untuk bonus gimana tapi kan ini bentuk ikhtiar kita biar temen-
temen tuh salatnya ibadahnya terjaga, dan membentuk pribadi yang jujur juga
soalnya pelaporan ini bentuknya pribadi ke beberapa koordinator begitu jadi di
manajer tingkat atas tinggal menerima laporan dari para koordinator, nah kadang
para koordinator ini juga melaporkan penilaian dari keseharian seseorang ini jadi
secara subjektif melakukan penilaian terhadap teman-teman yang lain.,
129

Narasumber: (B) Karyawan Stikes Surya Global


Tanggal: 16 September 2020
Waktu: 10.20-10.30 WIB
Tempat : Ponpes Stikes Surya Global Yogyakarta

 Narasumber B (Bagian Logistik)


H : Kalau disini bentuk manajemen karirnya tuh bagaimana pak?
N(B) : kalau disini posisinya nya nggak terlalu penting juga sih kadang
orang nggak ada yang mempermasalahkan juga, mau ditempatkan bagaimana
kayaknya kok ngga ada masalah,

H : Karyawan punya kepribadaian yang aktif apa karirnya cenderung


bagus pak?
N(B) : bisa iya bisa nggak tapi rata-rata ya tergantung orangnya kalau
kalau dia memang bang bisa ditugaskan di posisi yang lebih tinggi ya pasti di
naikkan kalau nggak ya nggak,

H : terus karyawan yang gimana pak yang karirnya cenderung bagus?


Dapet jabatan yang lumayan begitu?
N(B) : ya yang kinerja nya bagus sih Mas kalau dia kerja kinerja nya bagus
ya pasti punya penilaian yang bagus juga termasuk di aspek keagamaannya itu
nanti kan juga dinilai, dan yang pasti juga loyal sama kita jadi udah lama nama
karyawan lama gitu sehingga mungkin dari petinggi-petinggi juga kayak
sreg(yakin) gitu sama orangnya,

H : Lalu cara menilai karyawan itu disini bagaimana pak?


N(B) : ada dua sih Mas yang satu penilaian kinerja secara umum kalau
yang satu lembar kaya untuk penilaian ibadah kita gitu, jadi di ini tuh untuk
bonus nanti dihitung di akhir bulan yang menghitung ketua dari beberapa orang
kelompok begitu cuman ini ada hubungannya sama karir atau nggak kurang tahu
juga sih Mas, dan pasti ada penilaian yang sifatnya tidak tertulis artinya ya dari
penilaian mata atasan,
130

Narasumber: (C) Karyawan Stikes Surya Global


Tanggal: 16 September 2020
Waktu: 13.30-13.45 WIB
Tempat : Ponpes Stikes Surya Global Yogyakarta

 Narasumber C (Bagian Data Digital)


H : Mas, disini bentuk manajemen karirnya tuh gimana sih?
N(C) : gimana ya, ya ada tapi nggak terlalu terlihat karena orang fokus
sama kerjaannya masing-masing itu kan yang ngatur atasan jadi ya Kita sebagai
bawahan ya jalan aja yang penting, Ya jane(sebenarnya) dasarnya ya memang
kita ini kalau dalam memperlakukan karir itu nggak sama sih sama tempat lain
mas ya kadang ada yang yang punya karir yang bagus gitu cuman ya nggak
tergantung karena suatu hal gitu, ada yang dia aktif gitu kelihatannya tapi
karirnya nggak naik-naik soalnya ya memang enggak sesuai gitu sama visi-misi
kita,

H : Nah mas, kalo untuk karyawan dengan kepribadian yang aktif nih,
apakah mereka cenderung punya karir yang baik, misal punya kemungkinan
untuk dapet posisi yang lebih atas begitu?
N(C) : oh kalau itu tergantung dia aktifnya gimana dulu, kalau aktif nya
bagus sesuai sama yang kita butuhkan visi-misi tadi ya bisa ya sama seperti yang
saya sampaikan tadi Mas kalau dia aktifnya bagus ya dia bakal dianggap bagus
atau dinilai bagus sama atasan sama yang petinggi-petinggi atau malah
sebaliknya dia malah ah dia agak jelek karena terlalu aktif ngide sendiri dan
kadang idene ngawur,

H : Lha trus yang punya jalan karir yang bagus tuh yang bagaimana
pak?
N(C) : ya itu tadi Mas dia aktif tapi aktifnya arahnya ke hal yang baik
ibadahnya juga bagus bisa paham sama tujuan an-naziat sama yang jelas harus
pintar juga dan memang punya kemampuan gitu untuk ditempatkan di posisi
yang atas tapi hampir nggak ada yang dalam waktu singkat bisa mencapai posisi
yang lumayan di atas gitu ya minimal 2-3 tahun lebih lah baru bisa,

H : nah, terus bagaimana sih karyawan itu dinilai?


N(C) : oh iya kalau itu ada yang buat kita beda sama di tempat lain itu
namanya lembar penilaian yang isinya itu tentang ibadah kita selama di kantor
itu gimana tapi yang lembar untuk kinerja kita secara umum itu juga ada udah
ngapain aja terus belanja apa aja mungkin atau udah ngapain aja untuk tugas kita
itu juga ada ya penilainya dari situ si Mas itu dilaporkannya sebulan sekali, jadi
131

kalau ibadah kita lagi dan itu juga dapat peringatan dari koordinator divisi untuk
meningkatkan ibadah dan semacam itu, pernah juga saya menilai temen-temen
itu itu dari pelaporan secara lisan Mas jadi nggak selalu dari yang kita tuliskan
secara pelaporan kertas begitu.
LAMPIRAN 3
TABULASI DATA MENTAH
1. Tabulasi Data Mentah Kepribadian Proaktif
PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 PP8 PP9 PP10 PP11 PP12 PP13 PP14 PP15 PP16 PP17 Jumlah
5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 78
5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 82
5 4 2 3 3 2 4 3 2 2 4 4 2 3 4 5 4 56
4 3 1 4 4 4 5 2 2 4 4 2 2 4 2 3 4 54
1 3 1 5 4 5 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 5 55
5 3 1 4 4 5 4 4 2 4 4 2 2 4 3 3 5 59
4 4 1 4 3 4 4 3 2 3 4 2 2 4 3 3 3 53
5 4 2 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 5 5 67
4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 72
5 4 2 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 62
5 2 5 3 5 5 4 1 2 3 5 3 5 5 3 3 5 64
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 79
5 5 1 3 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 5 74
5 4 2 4 4 4 5 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 64
5 4 4 5 4 4 4 3 2 4 5 2 2 4 4 4 4 64
5 3 1 4 3 5 5 3 1 2 5 5 3 5 4 3 4 61
5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 3 4 5 5 4 76
5 4 2 5 4 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 69
4 2 1 2 1 2 4 4 2 1 3 2 2 3 2 2 4 41
5 4 1 3 5 4 3 5 2 3 5 3 3 3 3 4 5 61
4 4 3 3 3 5 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4 52
5 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 64
4 4 2 3 4 5 4 2 3 3 5 2 3 4 3 3 4 58
4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 61
5 2 2 3 3 5 3 3 3 4 4 3 5 4 3 3 4 59
4 1 1 3 4 5 3 2 1 2 4 2 1 3 2 1 4 43
3 4 2 3 4 5 3 3 3 2 4 2 1 3 1 3 4 50
5 3 1 2 5 5 5 3 3 3 5 3 1 5 3 1 3 56
5 5 1 3 5 5 4 3 3 5 5 2 3 4 4 4 5 66
4 3 2 4 4 5 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 58
5 3 4 3 3 5 5 4 2 3 5 2 2 5 2 2 5 60
5 5 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 63
5 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 3 4 5 68
4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 73
4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 68
5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 66
4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 71
4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 69
5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 72
5 4 4 3 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 70
5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 75
5 3 2 3 3 5 4 5 5 4 5 5 3 3 4 5 4 68
5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 76
4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 76
5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 78
4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 2 4 5 74
4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 73
4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 73
4 3 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 73
4 5 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 70
4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 74
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 71
4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 74
5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 69
3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 67
5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 81
4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 78
4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 74
129

PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 PP8 PP9 PP10 PP11 PP12 PP13 PP14 PP15 PP16 PP17 Jumlah
5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 63
4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 70
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 68
5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 75
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 65
4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 69
4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 70
4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 70
5 3 1 3 4 4 5 3 1 4 4 4 1 5 3 3 5 58
5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 78
5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 81
5 3 1 2 3 5 5 4 1 5 5 4 2 5 2 2 5 59
5 4 1 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 4 2 2 5 56
5 3 1 2 3 4 4 2 1 3 4 3 2 4 3 2 5 51
5 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 4 1 4 3 3 5 57
5 5 3 4 5 5 5 5 2 5 5 5 2 5 5 5 5 76
5 5 2 5 4 5 5 3 2 5 5 3 2 4 4 4 5 68
5 3 1 3 3 4 4 3 1 2 2 2 1 3 3 3 3 46
5 2 2 2 3 5 4 2 1 3 5 3 1 4 3 2 5 52
5 5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 5 64
5 3 1 2 3 4 4 4 5 4 5 5 1 4 5 5 5 65
5 5 1 4 4 4 5 5 1 4 4 4 2 5 4 4 4 65
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 66
5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 73
4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 72
5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 70
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 67
4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 5 65
4 5 5 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 65
5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 72
4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 66
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 63
5 4 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 72
5 3 2 3 3 4 5 4 1 3 3 4 3 4 4 4 5 60
5 5 2 3 4 5 4 4 1 2 4 3 2 4 2 2 5 57
5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 2 5 5 5 5 75
5 5 1 4 4 4 4 4 2 3 5 3 2 4 2 2 5 59
5 5 1 5 4 5 5 5 1 5 5 5 3 5 5 5 5 74
5 5 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 58
5 4 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 72
5 5 1 4 4 4 4 3 1 3 5 5 2 5 3 3 5 62
5 5 1 4 4 3 5 4 2 5 5 5 4 5 5 5 5 72
5 2 2 5 4 4 4 2 2 4 4 5 2 4 4 4 4 61
5 3 2 2 2 4 4 5 1 5 5 2 2 4 4 4 5 59
4 5 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 5 57
5 3 1 3 3 5 5 3 1 3 5 4 1 5 3 3 5 58
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 69
5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 73
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 70
4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 69
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 63
130

2. Tabulasi Data Mentah Kinerja Kerja


KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 Jumlah
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 73
4 5 5 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 61
5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 3 4 5 5 5 68
4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 66
4 2 3 5 4 3 3 3 5 4 3 2 4 5 3 53
5 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 65
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 48
5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 65
5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 65
5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 73
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 72
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 73
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 73
5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 67
5 5 5 5 3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 69
4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 66
5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 69
4 3 2 4 4 2 2 5 4 3 4 5 5 5 5 57
4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 70
3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 47
5 4 3 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 3 64
4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 66
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 63
4 3 3 3 1 3 3 5 4 4 3 3 3 3 3 48
5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 71
5 4 3 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 62
3 5 3 5 5 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 66
4 4 5 3 5 4 5 5 5 2 4 4 5 5 4 64
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 58
5 3 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4 3 61
4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 5 5 5 3 4 63
4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 69
5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 70
4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 63
5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 65
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 63
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 63
5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 5 67
5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 64
4 4 5 4 4 5 4 3 5 5 4 3 4 4 5 63
4 5 3 5 4 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 65
4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 61
4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 64
5 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 65
4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 65
5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 67
5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 66
5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 65
5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 67
4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 64
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 63
4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 59
4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 55
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
4 3 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 64
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 62
5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 66
4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 61
5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 65
131

KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 Jumlah
4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 59
5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 58
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 60
4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 67
5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 72
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 68
4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 63
5 3 4 5 5 3 3 5 5 4 5 5 5 5 5 67
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 5 5 5 61
5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 68
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 63
5 4 4 5 4 2 3 4 5 3 5 4 4 5 5 62
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 69
4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 72
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 61
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 63
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 62
4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 68
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 63
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 62
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 62
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 56
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 3 5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 64
5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 70
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 72
4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 68
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 72
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 69
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 73
5 5 5 3 4 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 67
5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 71
4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 65
4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 65
4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 66
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 64
4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 66
132

3. Tabulasi Data Mentah Promosi Diri


SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9 SP10 SP11 SP12 Jumlah
4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 5 5 51
4 4 2 3 4 3 4 4 4 5 5 5 47
3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 40
2 1 1 1 3 2 1 2 2 1 3 3 22
4 5 1 1 3 1 1 2 1 2 3 3 27
1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 3 1 18
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 15
3 2 2 2 3 3 3 4 2 4 2 2 32
3 3 4 3 3 1 1 1 1 1 2 1 24
2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 36
2 3 1 4 4 1 1 1 2 2 1 2 24
3 3 5 4 5 1 1 1 4 3 1 3 34
3 2 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 17
3 2 4 2 3 2 1 3 2 2 3 2 29
2 3 5 4 5 1 1 1 3 4 1 3 33
2 3 2 3 3 2 2 5 1 2 3 2 30
3 2 1 3 4 2 3 3 3 4 2 1 31
2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 3 3 21
1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 16
2 2 2 3 4 2 2 3 3 2 1 3 29
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 17
1 1 1 1 3 1 1 2 1 2 3 2 19
3 2 2 3 2 2 2 4 2 2 3 1 28
5 4 4 4 1 2 1 1 1 2 2 2 29
2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 21
2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 31
3 2 5 3 5 3 2 3 1 1 4 4 36
1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 4 4 22
2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 21
1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 14
3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47
4 4 4 5 4 3 3 3 3 4 2 3 42
4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 50
3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 37
3 2 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 45
3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 48
5 5 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 45
5 4 5 5 3 3 3 3 4 3 4 3 45
3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 43
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 51
5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 57
3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 48
4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 55
3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 49
3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 42
4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 41
4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 42
4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 42
4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 43
4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 44
4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 42
4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 51
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 40
3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 34
4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 47
3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 43
4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 45
4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 43
3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 3 48
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 44
133

SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9 SP10 SP11 SP12 Jumlah
4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 41
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 39
3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 42
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 52
2 1 1 3 4 3 3 3 3 3 3 1 30
3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
2 2 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 37
1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 14
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
3 2 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 30
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13
1 2 2 4 4 4 4 4 3 4 2 2 36
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 17
2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 24
4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 40
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 32
3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 29
4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 42
3 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 46
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 26
4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 40
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 38
4 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 38
1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 16
2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 28
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 13
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 13
1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 14
1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 1 17
1 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 1 16
1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 18
2 2 1 2 3 1 1 1 3 3 3 3 25
3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 18
1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 2 2 18
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 17
1 1 1 2 1 1 1 3 3 3 3 1 21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 37
4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 42
1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 25
2 4 4 2 3 2 2 3 4 4 4 2 36
3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 38
134

4. Tabulasi Data Mentah Kesuksesan Karir


KSK1 KSK2 KSK3 KSK4 KSK5 Jumlah
5 5 5 5 5 25
5 5 3 3 4 20
5 4 5 4 3 21
4 4 4 4 4 20
1 1 1 3 4 10
2 2 2 2 5 13
2 2 3 2 3 12
4 4 4 4 5 21
3 3 3 4 4 17
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 20
3 4 3 4 4 18
3 3 5 3 5 19
3 3 3 3 3 15
5 5 4 5 4 23
5 5 3 5 5 23
5 5 2 4 4 20
4 4 4 4 5 21
3 4 3 3 4 17
5 5 3 5 5 23
2 3 3 4 2 14
2 2 1 2 5 12
2 2 2 2 4 12
3 3 2 3 4 15
1 2 1 1 3 8
4 4 4 4 4 20
4 4 3 4 4 19
3 3 1 3 5 15
3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 15
4 4 3 5 4 20
5 5 5 4 5 24
5 4 4 4 5 22
4 5 5 4 5 23
5 5 5 4 5 24
5 4 4 5 4 22
5 5 4 4 5 23
4 4 4 5 5 22
5 5 4 5 5 24
5 4 5 4 4 22
5 5 4 4 5 23
4 4 5 5 5 23
5 5 5 5 4 24
4 4 3 5 5 21
4 4 5 4 5 22
5 4 5 5 5 24
4 3 4 5 5 21
4 5 4 5 5 23
5 4 4 5 5 23
5 5 4 5 4 23
5 5 4 4 4 22
5 4 4 5 5 23
5 5 4 4 4 22
3 4 4 3 4 18
4 3 4 5 5 21
5 4 5 4 5 23
4 4 4 4 5 21
4 4 5 5 5 23
4 4 4 4 5 21
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 5 21
135

KSK1 KSK2 KSK3 KSK4 KSK5 Jumlah


5 4 4 4 5 22
4 4 5 5 5 23
4 4 5 5 5 23
4 4 4 5 5 22
4 4 4 4 5 21
4 4 4 4 4 20
5 5 5 5 5 25
3 4 4 4 4 19
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
2 3 2 2 4 13
5 5 4 5 5 24
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 5 21
3 3 3 3 4 16
3 5 5 5 5 23
5 5 4 4 4 22
5 5 4 4 5 23
4 4 4 4 5 21
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 5 21
4 4 4 5 5 22
4 4 5 5 5 23
4 4 4 5 5 22
4 4 4 4 5 21
4 4 4 5 5 22
4 4 4 5 5 22
4 4 4 5 5 22
4 4 4 4 5 21
3 5 5 5 5 23
4 4 5 4 5 22
5 5 4 5 5 24
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
5 4 4 4 4 21
5 5 5 4 5 24
4 5 5 5 5 24
4 4 4 4 4 20
4 4 4 5 5 22
5 4 5 5 5 24
3 3 3 4 4 17
5 5 5 5 5 25
4 5 4 5 5 23
4 4 5 5 5 23
4 5 4 5 5 23
4 5 2 4 4 19
3 4 4 5 5 21
136

LAMPIRAN 4
HASIL UJI DESKRIPTIF

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase


Jenis Kelamin
Pria 62 57%
Wanita 47 43%
Pendidikan
Terakhir
1 1%
SD
2 2%
SMP
45 41%
SMA
51 47%
Sarjana
10 9%
Pascasarjana
Lama Bekerja
f. < 6 Bulan
g. 6 Bulan – 1 Tahun 2 2%
h. 1 Tahun – 1,5 Tahun 4 4%
i. 1,5 Tahun – 2 Tahun 17 16%
j. Lebih dari 2 Tahun 86 79%
TOTAL 109 100
137

LAMPIRAN 5
HASIL UJI OUTER MODEL
1. Hasil Uji Outer Model
138

2. Hasil Uji Outer Model setelah modifikasi


139

3. Convergent Validity dan Composite Reliability

4. Discriminant Validity
140

Cross Loading
141
142

LAMPIRAN 6
HASIL UJI INNER MODEL
1. R-Square

2. Koifisien Jalur Hasil t Statistik


143

LAMPIRAN 7
SURAT KETERANGAN PERMOHONAN IJIN PENELITIAN
144

LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar: Asrama Ponpes Stikes Surya Global


145

LAMPIRAN 9
BIODATA PENELITI

Nama : Hafidz Anindita

Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 5 Agustus 1997

Jenis Kelamin : Laki-laki

NIM : 16311002

Alamat Asal :Jl.Ringin 1, Ringin Sari, Maguwoharjo, Depok, Sleman,


Yogyakarta.

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Fakultas : Bisnis dan Ekonomi

Jurusan : Manajemen (Sumber Daya Manusia)

Riwayat Pendidikan : 1) SD Muhammadiyah Condong Catur Pusat

2) MTs Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

3) MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

Email : Anin966@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai