Anda di halaman 1dari 36

Re-Design

Perjanjian Kerja Bersama


(PKB) berdasarkan UU
Cipta Kerja & PP
turunannya

Soeprayitno
Direktur PT.Pusat Studi Apindo | ATC
 Tantangan Hubungan OUTLINE
Industrial di era UU Cipta Mendesain Ulang
Kerja & Masa Pandemi PKB berdasarkan
UU Ciptaker & PP
 Pemetaan Perubahan Hak turunannya |
Normatif Tantangan
 Mitigasi Resiko PKB perusahaan tetap
 Tips & Tricks survive di era
Pandemi
Lobi|Negosiasi|Diplomasi
28 Mei 2021
 Tantangan OUTLINE
Mendesain Ulang
Hubungan PKB berdasarkan
UU Ciptaker & PP
turunannya |
Industrial di era Tantangan
perusahaan tetap
UU Cipta Kerja survive di era
Pandemi
& Masa
28 Mei 2021
Pandemi
Agustus 2019–Agustus 2020

-17,28% I. Akomodasi dan Makan Minum


Persentase Perubahan Penurunan Upah
-15,70% L. Real Estat
Buruh Rata-rata Menurut Lapangan
-12,13% H. Transportasi dan Pergudangan
Pekerjaan Utama,
-7,97% J. Informasi dan Komunikasi Perubahan upah buruh pada satu tahun
-7,72% D. Pengadaan Listrik dan Gas
terakhir disebabkan oleh berbagai macam
faktor merupakan dampak ikutan dari adanya
pandemi Covid-19, di antaranya perubahan jam
-7,13% C. Industri Pengolahan

-6,00% B. Pertambangan dan Penggalian


kerja dan kebijakan perusahaan lainnya seperti
-5,94% A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan merumahkan buruh dengan pemotongan upah
-4,69% O. Administrasi Pemerintahan dan kebijakan lainnya. Perubahan upah buruh
R,S,T,U. Jasa Lainnya
antar lapangan usaha juga berbeda. Upah buruh
-4,32%
pada kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan
-4,17% Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Minum sangat terdampak pandemi, dimana rata-
-4,08% G. Perdagangan Besar dan Eceran rata upah buruh pada kategori ini turun 17,28
-2,46% M, N. Jasa Perusahaan persen. Selanjutnya Real Estat turun 15,70
-2,05% P. Jasa Pendidikan
persen, sedangkan Transportasi dan
Pergudangan turun sebesar 12,13 persen. Pada
K. Jasa Keuangan dan Asuransi
Industri Pengolahan yang merupakan sektor
-1,77%

-1,41% E. Pengadaan Air


padat karya juga terdampak relatif signifikan
-0,47% F. Konstruksi dimana upah buruhnya turun 7,13 persen.
Agustus 2019–Agustus 2020

Agustus 2020
Perubahan
Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2019
Laki-Laki+ Ags 2019–Ags 2020
Laki-Laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 2 027 607 2 058 027 1 295 061 1 907 188 -5,94

B. Pertambangan dan Penggalian 4 763 844 4 491 310 4 255 452 4 478 006 -6,00 Rata-rata Upah Buruh
C. Industri Pengolahan 2 837 733 2 915 594 2 155 609 2 635 446 -7,13

D. Pengadaan Listrik dan Gas

E. Pengadaan Air
4 046 646

2 484 749
3 737 694

2 553 825
3 702 576

1 965 033
3 734 427

2 449 753
-7,72

-1,41
Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama
F. Konstruksi 2 785 500 2 727 204 3 970 149 2 772 404 -0,47

G. Perdagangan Besar dan Eceran 2 460 091 2 518 841 2 076 508 2 359 811 -4,08

H. Transportasi dan Pergudangan 3 584 671 3 081 365 3 935 847 3 149 968 -12,13

I. Akomodasi dan Makan Minum 2 333 127 2 193 773 1 604 707 1 929 990 -17,28 (rupiah)
J. Informasi dan Komunikasi 4 284 788 4 063 738 3 649 601 3 943 383 -7,97

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 4 223 513 4 144 027 4 156 560 4 148 675 -1,77

L. Real Estat 3 974 555 3 247 408 3 681 688 3 350 489 -15,70

M, N. Jasa Perusahaan 3 433 245 3 406 457 3 166 144 3 348 635 -2,46

O. Administrasi Pemerintahan 3 977 945 3 991 603 3 300 353 3 791 221 -4,69

P. Jasa Pendidikan 2 725 957 3 126 899 2 393 704 2 670 091 -2,05

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3 423 255 3 646 545 3 114 933 3 280 541 -4,17

R,S,T,U. Jasa Lainnya 1 770 708 2 195 473 1 333 671 1 694 250 -4,32

Rata-rata Upah Buruh 2 907 530 2 980 557 2 354 599 2 756 345 -5,20
Millenial dan Pencari Kerja Baru
Merupakan kelompok yang dominan dalam pengangguran terbuka
dan pekerja setengah menganggur, justru
lebih menginginkan pasar
tenaga kerja yang lebih fleksibel
3 ,0 1 0 ,6
6,5 PEKERJA TIDAK PENUH DAN PENGANGGURAN
55+ 17,1 2 8 ,9 TERBUKA MENURUT KELOMPOK UMUR (%)
9,6 TAHUN 2019
45-54 22,1
21,1 Berdasarkan kelompok umur:
35-44
24,4 • 56% pengangguran terbuka berumur
15-24 tahun;
25-34 26,3 20,8
• Sementara itu untuk pekerja tidak
15-24 penuh, kelompok umur 25-34 tahun
56,5 18,0 mengisi 26% dari seluruh pekerja
24,0 setengah penganggur; dan
11,3 • Kelompok umur 55+ mengisi 29%
pekerja paruh waktu.
PENGANGGURAN SETENGAH PARUH
TERBUKA PENGANGGUR WAKTU Sumber : BPS, Agustus 2019

3
PEKERJA TIDAK PENUH DAN PENGANGGURAN TERBUKA
MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN (%) TAHUN 2019

• Pengangguran terbuka Indonesia 1 0 ,5 6 ,4 7 ,3


mayoritas adalah pekerja yang baru 1,6 1,7
masuk ke pasar tenaga kerja dan juga 3,1 9,8 6,2
pekerja dengan pendidikan tertinggi
Universitas
SMA. 24,5 13,8
18,2 DI/DII/DIII
• Mayoritas pekerja setengah
penganggur juga merupakan pekerja 18,0
SMK
yang masih di periode awal umur 28,2 19,5
bekerja dan berbekal ketrampilan yang SMA
lebih rendah (SD).
• Sedikit berbeda dengan pekerja paruh 16,0
53,1 SMP
waktu yang mayoritas sudah lama di 44,5
SD/ belum
pasar kerja namun juga kurang 17,6
bersekolah
terampil (SD) Sumber : BPS, Agustus 2019
PENGANGGURAN SETENGAH PARUH
TERBUKA PENGANGGUR WAKTU

4
 Pemetaan Perubahan
OUTLINE
Hak Normatif Mendesain Ulang

6 + 64 PKB berdasarkan
UU Ciptaker & PP
turunannya |
|Beberapa Pasal yang dirubah dan dihapuskan
dalam Undang-Undang Nomor 13Tahun 2003
Tantangan
oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 perusahaan tetap
|Terdapat kontradiksi pengaturan tentang PHK, survive di era
yakni point 37 melarang secara implisit tindakan
sepihak pengusaha melakukan PHK sementara pada Pandemi
point lain, yakni point 42 Pasal 81 memberikan
peluang cukup lebar bagi perusahaan untuk
melakukan PHK secara sepihak. Kontradiksi point 37
28 Mei 2021
dengan point 42 Pasal 81 tentang Ketenagakerjaan
dalam Undang-Undang Nomor 11
Permasalahan pada
No Isu Utama Regulasi Terkait
Regulasi Terkait
1 Alih Daya UU Nomor 13 / 2003 1. Tidak terdapat definisi yang definisi yang jelas
tentang mengenai “alih daya”, sehingga berpotensi
Ketenagakerjaan terjadinya perselisihan mengenai suatu pekerjaan
sebagaimana telah yang diserahkan kepada perusahaan lain
diubah dalam UU tergolong sebagai alih daya atau bukan.
Nomor 11 / 2020 2. Terdapat kewajiban pelindungan berupa jaminan
tentang Cipta Kerja kelangsungan bekerja terhadap pekerja PKWT
dalam hal objek pekerjaan pada pemberi
PP Nomor 35 / 2021 pekerjaan tetap ada.
tentang PKWT, Alih 3. Pemberian uang Kompensasi bagi Tenaga Alih
Daya, WKWI, dan Daya yang berstatus PKWT
PHK
2 Pengupahan UU Nomor 13 / 2003 tentang • Gubernur yang
Ketenagakerjaan sebagaimana berwenang dalam
telah diubah dalam UU Nomor 11 penetapan upah dan
/ 2020 tentang Cipta Kerja. dilakukan setiap tahun
PP Nomor 36 / 2021 tentang sekali.
Pengupahan • Terdapat beberapa
Gubernur yang dalam
penetapan upah
minimum bertentangan
dengan peraturan
perundang-undangan,
namun tidak terdapat
sanksi bagi Gubernur
tersebut
3 Pemutusan UU Nomor 13 / Proses PHK dilakukan melalui pemberitahuan Terdapat 2 alasan PHK
Hubungan 2003 tentang PHK, saat ini yang dikecualikan dari lain yang seharusnya
Kerja Ketenagakerjaa pemberitahuan PHK hanya: juga tidak
(PHK) n sebagaimana 1. pekerja/buruh mengundurkan diri atas memerlukan
telah diubah kemauan sendiri; pemberitahuan PHK,
dalam UU 2. pekerja/buruh dan pengusaha berakhir
yakni:
Nomor 11 / hubungan kerjanya sesuai dengan
1. Pekerja mangkir
2020 tentang perjanjian kerja waktu tertentu;
selama 5 (lima) hari
Cipta Kerja 3. pekerja/buruh mencapai usia pensiun
sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan berturut-turut,
PP Nomor perusahaan, atau perjanjian kerja bersama; setelah diberikan
35 / 2021 atau surat panggilan
tentang 4. pekerja/buruh meninggal dunia. sebanyak 2 (dua)
PKWT, 5. PHK dilakukan terhadap Pekerja/Buruh kali; dan
Alih Daya, karena alasan Pekerja/Buruh melakukan 2. Pelanggaran
pelanggaran bersifat mendesak yang diatur Perjanjian Kerja,
WKWI, dan
dalam Perjanjian Kerja, PP/PKB. PP/PKB setelah
PHK
diberikan surat
peringatan
4 Mogok Kerja UU Nomor 13 / 2003 1.Mogok kerja hanya dapat dihentikan atas Dispute
tentang kesepakatan para pihak yang berselisih. penentuan
Ketenagakerjaan Kesepakatan untuk menghentikan mogok makna
kerja hampir tidak mungkin terjadi. ‘akibat
Sampai saat ini tidak pernah ada mogok kegagalan
kerja yang dihentikan berdasarkan perundingan
kesepakatan kedua pihak. Sehingga mogok ’
kerja menjadi ber-larut2 dan cenderung
mengganggu kepentingan umum.

2.Mogok kerja yang dilakukan pekerja


disebabkan karena hal yang normative,
maka pengusaha harus membayar upah
selama mogok kerja dilakukan..
Hal ini bertentangan dengan prinsip no work
no pay dan tidak mendorong pekerja untuk
berunding secara optimal.
5 Usia Kerja 18 Pasal 1 ayat (26) dan Banyak angkatan Pasal 7 UU No.1/1974, tentang
Tahun Pasal 68 UU No. 13/2003 : kerja lulusan Perkawinan: “Perkawinan
“Anak adalah setiap SMA/SMK yang hanya diijinkan jika pihak
orang yang berumur di tidak bisa bekerja pria sudah mencapai umur 19
bawah 18 tahun” di sektor formal tahun dan pihak wanita sudah
karena usia
mencapai umur 15 tahun”
kurang dari 18
tahun sehingga
Pasal 63 UU No.24/ 2013,
pengangguran
tentang Administrasi
meningkat.
Kependudukan : “Penduduk
Warga Negara Indonesia dan
Orang Asing yang memiliki
Izin Tinggal Tetap yang telah
berumur ”17 (tujuh belas)
tahun atau telah kawin atau
pernah kawin wajib memiliki
KTP-el”
6 Jaminan Kehilangan PP Nomor 37/2021 Salah satu Terdapat pekerja yang enggan
Pekerjaan (JKP) tentang Jaminan persyaratan melepaskan status
Kehilangan sebagai peserta kepesertaan JKN yang
Pekerjaan (JKP) JKP adalah harus berjenis PBI, dikarenakan
diikutsertakan status hubungan kerja mereka
dalam program hanya PKWT jangka waktu
Jaminan tertentu, terdapat
Kesehatan kekhawatiran pekerja, bila
Nasional (JKN) setelah PKWT berakhir,
dengan jenis pekerja tidak mampu
pekerja membayar iuran JKN.
penerima upah
pada badan Sehingga, untuk pekerja yang
usaha tidak bersedia melepaskan
PBI-nya memilih untuk tidak
bekerja dengan pengusaha
yang ketat dalam pelaksanaan
compliance perihal ini.
No Ketentuan Dalam Pasal Undang- Undang Ketentuan Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja 2003 Yang dirubah dan Dihapus
1 Pasal 81 Perubahan Pasal 13 tentang
Lembaga Pelatihan Kerja
2 Pasal 81 Perubahan Pasal 14 tentang Kewajiban memiliki
perizinan usaha bagi Lembaga Pelatihan Kerja
3 Pasal 81 Perubahan Pasal 37 tentang
Penempatan Tenaga Kerja
4 Pasal 81 Perubahan Pasal 42 tentang Kewajiban Pemberi
Kerja memiliki rencana penggunaan tenaga kerja
dan pelarangan bagi tenaga kerja asing
5 Pasal 81 Pasal 43 dihapus
6 Pasal 81 Pasal 44 dihapus
7 Pasal 81 Perubahan Pasal 45 tentang
Kewajiban Bagi Pekerja Asing
8 Pasal 81 Pasal 46 dihapus
9 Pasal 81 Perubahan Pasal 47 tentang Kewajiban Pemberi
Kerja memberikan kompensasi bagi pekerja asing
10 Pasal 81 Pasal 48 dihapus
11 Pasal 81 Perubahan Pasal 49 tentang Penggunaan Tenaga Kerja
Asing diatur oleh PP

12 Pasal 81 Perubahan Pasal 56 tentang Perjanjian Kerja


13 Pasal 81 Perubahan Pasal 57 tentang Perjanjian Kerja untuk
waktu tertentu
14 Pasal 81 Perubahan Pasal 58 tentang masa percobaan kerja
15 Pasal 81 Perubahan Pasal 59 tentang kualifikasi pekerjaan dalam
Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu
16 Pasal 81 Perubahan Pasal 61 tentang berakhirnya perjanjian
kerja
17 Pasal 81 Perubahan Pasal 61 dan Pasal 62 tentang kompensasi
dan berakhirnya Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu
18 Pasal 81 Pasal 64 dihapus
19 Pasal 81 Pasal 65 dihapus
20 Pasal 81 Perubahan Pasal 66 tentang hubungan kerja antara
perusahaan dan buruh, upah buruh, dan perizinan
berusaha serta perlindungan buruh
21 Pasal 81 Perubahan Pasal 77 tentang kewajiban pengusaha
mengenai ketentuan waktu kerja
22 Pasal 81 Perubahan Pasal 78 tentang kewajiban pengusaha
yang memperkerjakan buruh melebihi waktu kerja
23 Pasal 81 Perubahan Pasal 79 tentang waktu istra- hat dan
cuti bagi pekerja
24 Pasal 81 Perubahan Pasal 88 tentang upah dan penghidupan
yang layak bagi buruh/ pekerja
25 Pasal 81 Perubahan Pasal 88 tentang upah buruh
26 Pasal 81 Pasal 89 Dihapus
27 Pasal 81 Pasal 90 dan Pasal 91 penyisipan pasal tentang
upah minimum
28 Pasal 81 Penyisipan Pasal 90 dan pasal 91 tentang
kesepakatan pengusaha dengan buruh mengenai
upah minimum
29 Pasal 81 Beberapa ketentuan Pasal 91 dihapus
30 Pasal 81 Perubahan Pasal 92 tentang kewajiban pengusaha
menyusun struktur dan skala upah
31 Pasal 81 Penyisipan pasal 92 dan pasal 93 tentang
peninjauan upah dan komponen upah
32 Pasal 81 Perubahan Pasal 94 tentang tunjangan bagi
pekerja
33 Pasal 81 Perubahan Pasal 95 tentang Perusahan yang
dinyatakan pailit
34 Pasal 81 Pasal 96 dihapus
35 Pasal 81 Pasal 97 dihapus
36 Pasal 81 Perubahan Pasal 98 tentang Dewan Pengupahan
37 Pasal 81 Perubahan Pasal 151 tantang PHK
38 Pasal 81 Penyisipan Pasal 151 dan pasal 152 tentang
berakhirnya hubungan kerja yang tidak perlu
pemberitahuan oleh pengusaha
39 Pasal Pasal 152 dihapus
81
40 Pasal Perubahan Pasal 153 tentang Pelarangan Alasan
81 PHK oleh pengusaha
41 Pasal 81 Pasal 154 dihapus
42 Pasal 81 Penyisipan Pasal 154 dan Pasal 155
tentang larangan alasan PHK
43 Pasal 81 Pasal 155 dihapus
44 Pasal 81 Perubahan Pasal 156 tentang
uang pesangon
45 Pasal 81 Perubahan Pasal 157 tentang Dasar
Perhitungan uang pesangon
46 Pasal 81 Penyisipan pasal 157 dan Pasal 158
tentang penyelesaian perselisihan
hubungan industrial
47 Pasal 81 Pasal 158 Dihapus
48 Pasal 81 Pasal 159 dihapus
49 Pasal 81 Perubahan Pasal 160 tentang buruh
yang melakukan tindak pidana
50 Pasal 81 Pasal 161 dihapus
51 Pasal 81 Pasal 162 dihapus
52 Pasal 81 Pasal 163 dihapus
53 Pasal 81 Pasal 164 dihapus
54 Pasal 81 Pasal 165 dihapus
55 Pasal 81 Pasal 166 dihapus
56 Pasal 81 Pasal 167 dihapus
57 Pasal 81 Pasal 168 dihapus
58 Pasal 81 Pasal 169 dihapus
59 Pasal 81 Pasal 170 dihapus
60 Pasal 81 Pasal 171 dihapus
61 Pasal 81 Pasal 172 dihapus
62 Pasal 81 Pasal 184 dihapus
63 Pasal 81 Pasal 185, Pasal 186, Pasal 187, Pasal 188,
Pasal 190 tentang sanksi pidana bagi
pelanggar ketentuan Ketenagakerjaan
64 Pasal 81 Penyisipan Pasal 191 dan pasal 192 ten-
tang penetapan upah minimum
Pada undang-undang ketenagakerjaan dahulu, mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK),
terbangun asas bahwa segala upaya harus dilakukan agar jangan terjadi pemutusan hubungan
kerja secara massif. Ketentuan tentang PHK dalam Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja yang
baru menegaskan bahwa PHK bertumpu kepada ketentuan sebagai berikut:
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (2) tidak perlu dilakukan oleh
Pengusaha dalam hal:
a) pekerja/buruh mengundurkan diri atas kemauan sendiri;
b) pekerja/buruh dan pengusaha berakhir hubungan kerjanya sesuai perjanjian kerja waktu
tertentu;
c) pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama;atau
d) pekerja/buruh meninggal dunia.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka nomenklatur PHK dikembalikan kepada ranah yang menjadi
otoritas pihak pengusaha, sebagaimana kalimat yang menyebut bahwa “...tidak perlu dilakukan
oleh Pengusaha dalam hal...”,
Pasal 154A
1) Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena alasan:
a) Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan,atau pemisahan perusahaan;
b) perusahaan melakukan efisiensi;
c) perusahaan tutup yang disebabkan karena perusahaan mengalami kerugian;
d) perusahaan tutup yang disebabkan karena keadaan memaksa (force majeur);
e) perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang;
f) perusahaan pailit;
g) perusahaan melakukan perbuatan yang merugikan pekerja/buruh;
h) pekerja/buruh mengundurkan diri atas kemauan sendiri pekerja/ buruh mangkir;
i) pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama;
j) pekerja/buruh ditahan pihak yang berwajib;
k) pekerja/buruh mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan
pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan;
l) pekerja/buruh memasuki usia pensiun; atau
m) pekerja/buruh meninggal dunia.
2) Selain alasan pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditetapkan alasan pemutusan
hubungan kerja lainnya dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tatacara pemutusan hubungan kerja diatur dengan Peraturan
Pemerintah
OUTLINE
 Mitigasi Mendesain Ulang
PKB berdasarkan
Resiko PKB UU Ciptaker & PP
turunannya |
Tantangan
perusahaan tetap
survive di era
Pandemi
28 Mei 2021
MENGELOLA RESIKO ATAS KETIDAK PASTIAN
dalam HUBUNGAN INDUSTRIAL
Sifat Resiko Hubungan Industrial
 Spekulatif  Dampak External
 Murni (pure)  Dampak Internal

5 Cara mengelola resiko


Risk Avoidance  menghindari risiko.
Risk Reduction  mengurangi risiko.
Risk Transfer  mengalihkan risiko  kepastian biaya dengan
asuransi/mitra kerja yang lebih kompeten.
Risk Retention  mengambil risiko :
baik oleh pihak perusahaan maupun pihak individu karyawan.
Risk Discription  mengurai resiko : Kondusif, Siaga, Waspada,
Darurat.

25
• Union Busting • Medical Check Up
• Kriminalisasi • Employee
Pengusaha Transportation
• Human Capital
• Bayar Tax (PPH) Information System
ditunda tunda
• Pembayaran Gaji
terlambat
Risk Risk
Avoidance Transfer

Risk Risk
Retention Reduction
• Negosiasi PKB • Penyakit Akibat
• Kepatuhan UU dan Hubungan Kerja
Peraturan Pemerintah • Work Stress
• Peningkatan Target • Pengunduran Diri
Perusahaan Karyawan mendadak

26
FINANCIAL IMPACT

UPAH POKOK TUNJANGAN, INSENTIF,


BENEFIT BERFUNGSI SOSIAL &
BERFUNGSI EKONOMIS
INSENTIF
GAJI DASAR YG  BENEFIT KARENA JABATAN
DITETAPKAN UNTUK  BENEFIT SOSIAL
MELAKSANAKAN SATU
 BENEFIT KELANGKAAN
JABATAN ATAU
 BENEFIT PRODUKTIFITAS
PEKERJAAN TERTENTU
 BENEFIT “X” FACTOR
PADA GOLONGAN /
PANGKAT DAN MASA
KERJA TERTENTU
27
CONTOH PEMETAAN PKB
PASAL 61 UMUM LEGAL
PASAL 62 PERLENGKAPAN KESALAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LEGAL
KESELAMATAN DAN KESEJAHTERAAN PASAL 63 LARANGAN BAGI KARYAWAN LEGAL
KERJA PASAL 64 PERLINDUNGAN DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN KERJA LEGAL
PASAL 65 KELUARGA BERENCANA LEGAL
PASAL 66 HIV/AIDS LEGAL
PASAL 67 HARI-HARI LIBUR LEGAL
PASAL 68 CUTI, HAID, HAMIL DAN GUGUR KANDUNGAN LEGAL
HARI LIBUR, CUTI DAN IJIN
PASAL 69 CUTI TAHUNAN LEGAL
MENINGGALKAN PEKERJAAN
PASAL 70 IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN PEMBAYARAN UPAH LEGAL
PASAL 71 IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN TANPA PEMBAYARAN UPAH FINANCE SOSIAL
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PASAL 72 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FINANCE PRODUKTIVITAS
HUBUNGAN KEKARYAAN DAN PASAL 73 KOMUNIKASI FINANCE SOSIAL
PENYELESAIAN KELUH KESAH/
PERSELISIHAN KETENAGAKERJAAN PASAL 74 CARA - CARA PENYELESAIAN KELUHAN DAN PENGADUAN FINANCE SOSIAL
PASAL 75 UMUM LEGAL
PASAL 76 SEBAB-SEBAB TERPUTUSNYA HUBUNGAN KERJA LEGAL
PASAL 77 KARYAWAN MENINGGAL DUNIA LEGAL
PASAL 78 KARYAWAN MENGUNDURKAN DIRI LEGAL/FINANCE SOSIAL
PASAL 79 KARYAWAN DIANGGAP MENGUNDURKAN DIRI LEGAL/FINANCE SOSIAL
PASAL 80 BERAKHIRNYA MASA KONTRAK KERJA LEGAL
PASAL 81 KARYAWAN TIDAK MEMENUHI SYARAT PADA MASA PERCOBAAN LEGAL
TERPUTUSNYA HUBUNGAN KERJA PASAL 82 KARYAWAN TIDAK MEMENUHI PRESTASI KERJA YANG TELAH DI TETAPKAN LEGAL
PASAL 83 KARYAWAN TIDAK MAMPU BEKERJA OLEH KARENA ALASAN KESEHATAN LEGAL
PASAL 84 REORGANISASI PERUSAHAAN LEGAL
PASAL 85 PEMBERHENTIAN KARENA LANJUT USIA LEGAL
PASAL 86 PELANGGARAN BERAT ATAU BERULANG LEGAL
PASAL 87 AKIBAT PEMUTUSAN KERJA LEGAL
PASAL 88 PENYELESAIAN KASUS PENCURIAN DAN PERKELAHIAN LEGAL
PASAL 89 PENGGANTIAN HAK DAN UANG PISAH FINANCE SOSIAL
LAIN-LAIN PASAL 90 PERATURAN PELAKSANAAN, HAK PENAFSIRAN DAN PERATURAN LAIN LEGAL
PASAL 91 PENYELESAIAN UNDANG-UNDANG LEGAL
KETENTUAN PENUTUP PASAL 92 MASA BERLAKUNYA PKB LEGAL
PASAL 93 PERNYATAAN HUKUM LEGAL
Pasal ……
Perubahan dan Penyesuaian
1. Bilamana ada pembaharuan atau penyesuaian undang-undang ketenagakerjaan atau peraturan-
peraturan Pemerintah sehubungan dengan isi Perjanjian bersama ini, maka yang berlaku adalah
undang-undang atau peraturan yang baru tersebut.
2. Bilamana suatu syarat atau ketentuan dalam Perjanjian ini menjadi tidak berlaku atau dinyatakan
batal maka kedua belah pihak wajib mengganti syarat atau ketentuan tersebut dengan yang berlaku
sah untuk mencapai maksud dan tujuan kedua belah pihak.
3. Dalam hal penggantian tersebut tidak diperbolehkan menurut hukum, maka tidak berlakunya atau
batalnya syarat atau ketentuan yang bersangkutan tidak mempengaruhi berlakunya syarat atau
ketentuan lain dalam Perjanjian maupun Perjanjian keseluruhan kecuali bila syarat atau ketentuan
yang berlaku atau batal tersebut merupakan inti yang tidak dapat dipisahkan dari ketentuan-
ketentuan lain dalam Perjanjian ini.
4. Jika menurut penilaian para pihak, materi Perjanjian Kerja Bersama ini perlu diadakan ketentuan
lebih lanjut, maka atas Perjanjian kedua belah pihak akan diadakan perubahan seperlunya
29
Pasal ……
Masa Berlakunya dan Perpanjangan PKB
1. Perjanjian kerja bersama ini berlaku mulai tanggal 1 Maret 2019 untuk
jangka waktu 2 (dua) tahun dan berakhir pada tanggal 28 Pebruari 2021.
2. Menjelang berakhirnya masa berlaku PKB ini dan jika tidak ada kehendak dari
pihak-pihak untuk mengubah isi dari Perjanjian ini, maka PKB ini dengan
sendirinya diperpanjang untuk masa 1 (satu) tahun sesuai dengan Pasal 123
Ayat 2,3,4 Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003.
3. Apabila telah berakhir masa berlakunya PKB ini, ada kehendak dari pihak-pihak
untuk merubah isi PKB ini harus dilakukan secara tertulis kepada pihak
lainnya paling lama 30 (tiga puluh) hari dimuka.
4. Setelah berakhir masa berlakunya PKB ini, sementara PKB yang baru masih
dalam proses (perundingan), maka PKB ini masih tetap berlaku sambil
menunggu PKB yang baru disepakati.
30
KETENTUAN PENUTUP
Pasal ……
Lain-lain
1. Hal-hal lain yang tidak diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama ini akan diatur sesuai
dengan undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku atau menurut kebiasaan dan
kebijaksanaan Perusahaan bermusyawarah dengan serikat pekerja.
2. Dengan ditanda tanganinya Perjanjian kerja bersama ini, maka peraturan pegawai dan
peraturan lain yang tidak sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama ini dinyatakan tidak
berlaku, kecuali jika materi yang tercantum dalam peraturan pegawai atau peraturan
lainnya belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama ini dan adanya peraturan
tersebut masih diperlukan.
3. Perusahaan akan mengadakan dan membagikan buku Perjanjian Kerja Bersama ini kepada
semua pekerja, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah ditandatangani.

31
OUTLINE
 Tips & Tricks Mendesain Ulang
PKB berdasarkan
Lobi|Negosiasi UU Ciptaker & PP
turunannya |
|Diplomasi Tantangan
perusahaan tetap
survive di era
Pandemi
28 Mei 2021
LOBI, NEGOSIASI, DIPLOMASI
1. Pengorbanan vs pertukaran
2. Persepsi vs Fakta
3. Sensasi vs Esensi
4. Ideal vs Terbaik
LOBI, NEGOSIASI, DIPLOMASI
Dimensin Lobi Negosiasi Diplomasi
Forum Informal Informal/Formal Formal
Outcome Literate/ Win-Win • Win-Lose
Communicate • Lose-Lose
Tools Hobby Rule of The Game| Protocol
Tata tertib

34
SIKLUS PERUNDINGAN

SIKLUS-1 SIKLUS - 2
1. Rapat Penetapan sikap PUK: 1. Penanda-tanganan PKB
Diperpanjang atau diperbaharui? 2. Pendaftaran
2. Pembentukan Team-Team 3. Pencetakan buku
3. Hasil kerja team 4. Sosialisasi
4. Perundingan Tata Tertib 5. Monitoring pelaksanaan
5. Perundingan pembaharuan PKB. 6. Evaluasi pelaksanaan
Thank You
Permata Kuningan Building, 10th Fl.
Kuningan Mulia Kav. 9C Guntur – Setiabudi
Jakarta 12980 – Indonesia
Phone : (021) 8378 0824
Fax : (021) 8378 0823 / 8378 0746
Website : www.apindo.or.id

Soeprayitno
Direktur.PT.PusatStudiApindo
( ApindoTraining Center )
Soeprayitno.trisakti@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai