Anda di halaman 1dari 25

Studi Kelayakan Tambang

PT. Bumi Besi Maju

Tugas ini dibuat sebagai tugas mata kuliah


Studi Kelayakan Tambang

DISUSUN OLEH :

Dian Ayu Pratami 03021381924081

Prabu Jeremia Sebastian Rumahorbo 03021281924052

Valentinus Richie Then 03021281924033

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan Dokumen
Studi Kelayakan untuk lokasi W IUP-OP PT. Bumi Besi Maju tahun 2021 ini dengan baik
dan lancar. Pelaksanaan Studi Kelayakan PT. Bumi Besi Maju tahun 2021 ini disusun sebagai
tindak lanjut kelayakan operasional tambang terkait penaksiran cadangan sisa bijih Besi pada
lahan W IUP-OP seluas 344,28 hektar yang selama ini telah beroperasi kegiatan eksploitasi
dan proses pengolahan.
PT. Bumi Besi Maju (BBM) adalah sebuah industri pertambangan bijih besi, yang
dimulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, hingga pemasaran bijih . Dengan tersusunnya
Dokumen Studi Kelayakan ini, kami tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah membantu selama pelaksanaan kegiatan tersebut, baik kegiatan yang
teknis maupun non – teknis.

Palembang, 26 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pertambangan adalah industri yang mengolah sumber daya alam dengan mengambil
dan memproses bahan tambang untuk dihasilkan berbagai produk akhir yang dibutuhkan
manusia. Bijih besi merupakan batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah
mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain. Besi yang terkandung dalam
batuan tersebut dapat diekstraksi dengan teknologi tertentu secara ekonomis (Hurlbut, 1971).
Besi merupakan unsur kuat golongan VIII B yang mempunyai nomor atom 26. Kita
dapat melihat besi di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari. Segala barang yang harus kuat
pasti terbuat dari besi, seperti tiang listrik, jembatan, pintu air, dan kerangka bangunan.
Peralatan perang juga semuanya berbahan dasar besi. Tidak hanya barang-barang besar
sampai yang berkekuatan raksasa saja yang terbuat dari besi, barang-barang kecil pun banyak
sekali yang terbuat dari besi, seperti peniti, paku, pisau, pines, cangkul, kawat dan sebagainya
(Widyamartaya, 1983). Kegunaan utama besi adalah untuk membuat baja.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (21/06/2021), Indonesia melakukan ekspor besi /
baja sekitar 9239,1 ton pada tahun 2020 dan mengalami kenaikan ekspor dari 2012 - 2020.
Berdasarkan Kementrian Perindustrian Indonesia 2014 ,Bijih besi primer atau bijih besi
magnetit-hematit, dengan deposit sebesar 881,8 juta ton yang tersebar di Lampung, Sumatera
Barat, Jambi, Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Bijih
besi magnetit-hematit adalah bijih besi dengan kadar yang sangat bervariasi dari 25%Fe-
67%Fe.
Bijih besi yang merupakan salah satu jenis mineral logam pada saat ini menjadi
perhatian karena diperlukan sebagai bahan baku industri baja. Dari tahun ke tahun konsumsi
baja dunia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Sedangkan konsumsi baja untuk
Indonesia sangat berfluktuasi disebabkan antara lain oleh pertumbuhan ekonomi yang kurang
stabil. Data dari Worldsteel Association (2010) menunjukkan konsumsi baja dunia sampai
dengan tahun 2009 mencapai 1 milyar ton. Pada tahun 2013, konsumsi baja Indonesia
mencapai 61,6 kg perkapita pertahun dan menempati urutan ke-6 diantara negara-negara
ASEAN.
Meningkatnya konsumsi baja di Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya produksi
berbagai peralatan elektronik dan kendaraan bermotor di zaman modern ini. Adanya
peningkatan peran baja di Indonesia membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat
besar bagi para investor.
Seiring dengan peningkatan permintaan dan pangsa pasar akan baja pemerintah
merangkul pengusaha untuk menanamkan modal sebagai investor pada bidang pertambangan
bijih besi. Keberadaan investor di daerah-daerah (pada tingkat kabupaten) merangsang
pertumbuhan ekonomi secara global. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah harus
diselaraskan dengan kelestarian lingkungan hidup. Dengan semakin banyaknya permintaan
aluminium untuk kebutuhan energi berbagai industri di dalam dan diluar negeri maka PT.
Bijih Besi Maju (BBM) bermaksud mengusahakan bijih bauksit yang terletak di Kabupaten
Tanah Bumbu, Provinsi kalimantan Selatan. Kami telah melakukan kegiatan eksplorasi pada
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi seluas 344,28 hektar di Kabupaten Tanah
Bumbu, Provinsi kalimantan Selatan. Kegiatan eksplorasi ini didasarkan pada Surat
Keputusan Bupati Tanah Bumbu Nomor 364 Tahun 2010 tentang Persetujuan Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi Kepada PT. Bijih Besi Maju tanggal 2 Januari 2019.

Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan untuk mengusahakan eksploitasi bijih besi
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan baja yang terus meningkat seiring dengan lajunya perkembangan industri,
sehingga prospek pemasarannya cukup cerah.
2. Pemerintah mewajibkan pengolahan dan pemurnian bijih besi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
3. Usaha penambangan bijih besi dapat menciptakan tenaga kerja sehingga dapat ikut
membantu program pemerintah untuk mengurangi pengangguran.
4. Usaha penambangan bijih besi ikut berperan menunjang perekonomian masyarakat dan
pemerintah daerah

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Dalam rangka turut serta memenuhi permintaan aluminium, PT. Bijih Besi Maju
bermaksud untuk melakukan kegiatan operasi produksi bijih bauksit pada wilayah seluas ±
344,28 hektar. Tujuan studi kelayakan ini adalah untuk menilai kelayakan teknis dan
ekonomis dari rencana kegiatan penambangan bijih bauksit, baik dipandang dari aspek
kualitas dan kuantitas, metode penambangan, peralatan yang digunakan, penimbunan,
transportasi, fasilitas pengolahan, pemasaran, lingkungan dan K3, tenaga kerja, sarana dan
prasarana tambang yang diperlukan maupun biaya investasi.
Hasil studi kelayakan akan digunakan sebagai acuan dan pertimbangan untuk
menyusun program-program dan prioritas kegiatan yang akan dilakukan oleh pihak
perusahaan. Di samping itu, hasil studi kelayakan ini akan dijadikan sebagai salah satu alat
dan panduan bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi kalimantan Selatan untuk
menilai dan mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh PT. Bijih Besi Maju (BBM).

Adapun maksud dan tujuan laporan studi kelayakan tambang ini adalah sebagai
berikut :
1.2.1. Maksud

PT. Bijih Besi Maju (BBM) bermaksud untuk menjamin agar pengeluaran
modal yang ketersediaannya bersifat terbatas benar-benar mencapai tujuannya seperti
yang telah diharapkan baik ditinjau dari segi manfaat ekonomi, finansial maupun
sosial.

1.2.2. Tujuan

1. Menyusun perencanaan yang tepat.


2. Mengetahui kebutuhan investasi, tenaga kerja dan peralatan.
3. Mengetahui kelayakan usaha penambangan endapan bijih besi tersebut
dipandang dari berbagai aspek yang berkaitan dengan kualitas K3, lingkungan,
sarana dan prasarana penunjang yang diperlukan kualitas dan kuantitas, metode
penambangan, peralatan yang digunakan,pengelolaan, transportasi darat dan laut,
fasilitas pelabuhan, dan pemasaran

1.3. RUANG LINGKUP STUDI


Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahapan penelitian antara lain sebagai
berikut :
1. Studi laporan eksplorasi yang berkaitan dengan teknis kegiatan lapangan yang mencakup
cara penyelidikan dan peralatan yang digunakan, kondisi geologi, topografi, kondisi
daerah lokasi, keadaan lingkungan, sarana transportasi dan tenaga kerja.
2. Studi kondisi endapan besi yang meliputi kedudukan dan penyebaran, serta kuantitas dan
kualitasnya
3. Studi penambangan yang mencakup desain tambang, metode, tahapan penambangan,
penimbunan tanah buangan dan penimbunan besi, jumlah dan jenis peralatan yang
diperlukan.
4. Aspek pengangkutan dan penimbunan besi atau tanah yang meliputi jarak angkut,
kondisi jalan, serta lokasi dan kapasitas tempat penimbunan.
5. Aspek lingkungan yang mencakup dampak lingkungan, pemantauan dan pengelolaan
lingkungan pada saat dan pasca penambangan, serta aspek kesehatan dan keselamatan
kerja.
6. Aspek pemasaran yang mencakup jenis, jumlah, dan harga pasar.
7. Aspek ekonomi yang mencakup jumlah investasi, modal kerja dan analisis kelayakan.

1.4. PELAKSANAAN STUDI


1.4.1 Pemrakarsa Kegiatan

Nama Perusahaan : PT. Bijih Besi Maju, Tbk


Alamat Perusahaan : Jalan Raya Kodeco KM06 RT08 Desa Sari Gadung, Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu , Kalimantan Selatan 72211
Penanggung Jawab : Valentinus Richie Then, S.T.
Jabatan : Direktur Operasi
Lokasi Proyek : Desa Sarigadung - Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah
Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
Bidang Usaha : Penambangan Mineral Bijih Besi

1.4.2 Penyusun Laporan

Nama Perusahaan : PT. Bijih Besi Maju, Tbk


Alamat Perusahaan : Jalan Raya Kodeco KM06 RT08 Desa Sari Gadung, Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu , Kalimantan Selatan 72211
Penanggung Jawab : Prabu Jeremia Sebastian Rumahorbo, S.T.
Jabatan : Ketua Tim
Lokasi Proyek : Desa Sarigadung - Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah
Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
Bidang Usaha : Penambangan Mineral Bijih Besi

Telah membentuk tim penyusun/pelaksana untuk pekerjaan ini, dengan susunan sebagai
berikut:
Koordinator Tim : Prabu Jeremia Sebastian Rumahorbo,S.T, M.T.
Tenaga Ahli Eksplorasi : Nur Kholis Yurenza , S.T.
Tenaga Ahli Geologi : Sagina Edhsa Waniam, S.T.
Tenaga Ahli Tambang : Muhammad Ikhsan Pahlevi, S.T.
Tenaga Ahli Pengolahan : Zakki Al Hariri Haltra, S.T.
Tenaga Ahli Geologi Teknik : Hasna Nashita, S.T.
Tenaga Ahli Hidrogeologi & Hidrologi : Dian Ayu Pratami , S.T.
Tenaga Ahli Manajemen/Keuangan : Egio Habibie, S.T.
Tenaga Ahli Lingkungan Fisika kimia : Muhammad Dandy Anugrah, S.T.
Tenaga Ahli Biologi : Bagas Kurniawan, S.T.
Tenaga Ahli Soskesmas : Andrean Putra Pratama, S.T.
Juru Gambar : Achmad Shobari Akbar, S.T.
Editor : Muhammad Fadel, S.T.
Tenaga Administrasi : Katherine, S.T.

1.5. JADWAL WAKTU STUDI

Bulan
Bulan ke 1 Ke 2
Minggu
Minggu ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5 Ke1
5 11 15 22
- - - -
NO Nama 1 2 3 4 6 7 8 9 10 12 13 14 20 21 27 28 29 - 31 1-3 4
Kajian
1 geologi
kajian
2 geoteknik
analisis
kualitas
mineral bijih
3 besi
kajian
hidrologi &
4 hidrogeologi
perencangan
tambang
5 terbuka
kajian
6 transportasi
kajian
kelayakan
7 ekonomi
penyerahan
8 draft laporan
9 presentasi
Perbaikan
10 Laporan
Penyerahan
Laporan
11 akhir

Tabel 1.1
Jadwal Waktu Studi
BAB II
KEADAAN UMUM

2.1 Lokasi dan Luas Wilayah IUP yang Dimohon


Lokasi daerah kajian (Gambar 2.1) terletak di antara 2º52’ - 3º47’ lintang selatan dan
115º15’ - 116º04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu dari 13 (tiga
belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung tenggara
Pulau Kalimantan. Wilayahnya berbatasan dengan:
● Sebelah Utara : Kabupaten Kota baru
● SebelahTimur : Kabupaten Kota Baru
● Sebelah Selatan : Laut Jawa
● Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut.
Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu
Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang,
Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan
adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu.
Kabupaten Tanah Bumbu penggunaan lahan mencapai ± 506.696 Ha), lahan yang
digunakan sebagai lahan hutan tercatat paling luas yaitu ± 454.011,75 Ha, digunakan untuk
kebun mencapai ± 84.807,45 Ha. Penggunaan lahan terkecil adalah untuk perairan darat
(rawa dan kolam) mencapai ± 125 Ha. jadi lokasi dan wilayah IUP yang dimohon adalah
344,28 Ha.

Kecamatan Luas Persentase


1 2 3
KusanHulir 401.54 7.92
Sungai Loban 358.41 7.07
Satui 876.58 17.30
Angsana 151.54 2.99
Kusan Hulu 1.609.39 31.76
Kuranji 110.24 2.18
Batu Licin 127.71 2.52
Karang Bintang 118.02 2.33
Simpang Empat 302.32 5.97
Mantewe 1,011.21 19.96
Kabupaten Tanah Bumbu 5,066.96 100.00
Kalimantan Selatan 37,530.52 13.50

Tabel 2.1
Luas Daerah Menurut Kecamtan
Gambar 2.1
Letak Geologis Kabupaten Tanah Bumbu

Gambar 2.2
Keadaan Alam Desa Sari Gadung
Gambar 2.3
Kantor Balai Desa Sari Gadung

2.2 Kesampaian Daerah


Akses jalan dari provinsi kalimantan tengah - kalimantan selatan berjarak 9 jam
perjalanan. Setelah itu menuju ke Mantewe sekitar 2 jam 30 menit perjalanan Kemudian
masuk ke daerah sekitar desa Sarigadung . Akses masuk dari jalan utama menuju desa
sarigadung dapat diakses menggunakan kendaraan roda empat .Dalam perjalanan menuju
lokasi penelitian dari desa sarigadung berjarak 500 m . Pemanfaatan lahan oleh masyarakat
setempat pada dekat wilayah eksplorasi ini sebagian besar berupa pertanian.

Gambar 2.4

Kondisi Jalan Menuju Daerah Penelitian

2.3 Keadaan Lingkungan Daerah


Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran
rendah, dan perbukitan. Dataran rendah (termasuk mangrove dan rawa) seluas 43%, dataran
tinggi 19,25%, pegunungan 31,20% serta wilayah perairan termasuk sungai 5,55%,
sedangkan laut diperhitungkan seluas lebih dari 3.700 Km2 dengan panjang pantai 114 Km.
Menurut ketinggian dari permukaan laut, daerah dengan ketinggian lebih dari 25-100
m merupakan daerah terluas yaitu seluas ±210.233 Ha. Sedangkan daerah dengan ketinggian
lebih dari 1.000 m seluas ±23 Ha. Terdapat dua buah gunung yang ketinggiannya mencapai
lebih dari 1.000 m yaitu Gunung Walungin dan Gunung Kandis masing-masing
ketinggiannya 1.184 m dan 1.170 m, dengan jumlah gunung seluruhnya 15 buah.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Bumbu berada di kelas ketinggian 25 - 100
meter dan di kemiringan 2 - 15 persen. Berdasarkan klasifikasi ketinggian, Kabupaten Tanah
Bumbu didominasi oleh jenis lereng pedataran (0 -100 m dpl), sedangkan untuk lereng
perbukitan (> 100 - 500 m dpl) dan pegunungan meratus (> 1000 m dpl) hanya tersebar di
bagian paling utara Kabupaten Tanah Bumbu.
Luas lahan menurut kelerengan; 0 s.d. 2 %; 69.974 ha, 2 s.d. 15%,; 241.821 ha, 15
s.d. 40%; 164.903 Ha, dan di atas 40%; 29.998 Ha. Sedangkan Luas Lahan menurut
Ketinggian; 0 s.d 7 meter 6.055 ha, 7 s.d. 25 meter 133.298 Ha, 25 s.d. 100 meter 210.203
Ha, 100 s.d. 500 meter 155.446 Ha, 500-1000 meter 1.671 Ha, dan di atas 1000 meter 23 Ha.

No Ketinggian Luas (Ha) Persetase

1. 0-7m 5.982 1,19

2. > 7 – 25 m 131.718 26,31

3. > 25 – 100 m 207.712 41,48

4. > 100 – 500 m 153.613 30,68

5. > 500 – 1.000 m 1.650 0,33

6. ⮚ 1000 20 0,004

Jumlah 506.696 100,00

Tabel 2.2
Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Kelas Ketinggian Tahun 2014

Iklim di Kabupaten Tanah Bumbu dikelompokkan sebagai Afaw (menurut sistem


koppen) yaitu iklim isotermal hujan tropik dengan musim kemarau yang panas, dengan
kondisi klimatologi berdasarkan hasil pantauan Stasiun Meteorologi Stagen tahun 2021
sebagai berikut:
⮚ Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 86 persen sampai 93 % dengan
kelembaban maksimum tertinggi sebesar 98 % di bulan juli dan Agustus. Kelembaban
minimum terendah terjadi di bulan Februari sebesar 76 %
⮚ Temperature udara rata-rata selama tahun 2021 berkisar antara 26,1ºC dan 27,3ºC,
dengan suhu udara maksimum tertinggi pada bulan oktober sebesar 34,2ºC dan
minimum terendah sebesar 15,4º di bulan Juli
⮚ Curah hujan tertinggi terjadi di bulan juli yaitu 608,6 mm. sedangkan jumlah hari
hujan terbanyak yaitu selama 30 hari terjadi di bulan oktober
⮚ Kecepatan Angin rata-rata berkisar antara 2-7 Knot
⮚ Penyinaran matahari berkisar antara 47%-72%.

Gambar 2.5
Keadaan Sosial Desa Sari Gadung

Sarana-sarana infrastruktur yang terdapat di daerah penambangan berupa sarana


transportasi berupa jalan dan angkutan/kendaraan roda empat dan roda dua, penerangan
berupa listrik, dan sarana pendidikan dari SD sampai SMP.
BAB III
GEOTEKNIK, HIDROLOGI, DAN GEOHIDROLOGI

3.1 Geoteknik
3.1.1 Akuisisi data

Data yang dipergunakan untuk keperluan akuisisi data merupakan data pengeboran
dari daerah kontrak karya PT. Bijih Besi Maju (BBM). Setelah dilakukan analisis data
pengeboran inti untuk mendapatkan lubang-lubang bor dengan fenomena pencakraman inti
yang telah terverifikasi maka hanya terdapat beberapa lubang bor yang memiliki potensi yang
cukup baik untuk dikembangkan. Seluruh data yang berkaitan dengan akuisisi data geoteknik,
termasuk data pengeboran dikelola oleh PT. Bijih Besi Maju (BBM) dengan mempergunakan
perangkat lunak sistem manajemen basis data AcQuire. Hasil penyaringan data lubang bor
yang berjumlah 31 lubang kemudian dianalisis berdasarkan jenis batuannya, kedalaman dari
permukaan tanah ketika pengeboran tersebut dilakukan, serta jarak terdekat terhadap struktur
struktur geologi mayor.

3.1.1.1 Jenis

Data – data jenis batuan yang didapat dari hasil pengeboran adalah jenis batuan beku,
sedimen, dan metamorf masing-masing sebanyak 47%, 49%, dan 40%. Sementara
berdasarkan jenis batuannya adalah sebagai berikut: Limestone atau Batu Kapur (49%),
Diorite (29%), Andesite (18%) dan Marble (4%).

3.1.1.2 Jumlah

Dari sisi ukuran dan jumlah kandungan bijih besi, PT. Bijih Besi Maju (BBM)
memiliki deposit bijih besi sekitar 5.000.000 ton. Ukuran cadangan yang terbilang cukup dan
memiliki kedalaman atau ketebalan sebagaimana cadangan bijih besi PT. Bijih Besi Maju
(BBM) membuat proses penambangan harus dilakukan melalui metode tambang terbuka
karena dari hasil eksplorasi detail letak endapan yang tidak jauh dari permukaan tanah dan
agar ekonomis dan aman untuk dilakukan proses penambangan.

3.1.1.3 Sebaran data

a. Hasil Uji Sifat Fisik


Jenis pengujian dilakukan di laboratorium, meliputi uji sifat dasar dan sifat
keteknikan. Sifat dasar atau indeks digunakan untuk menentukan klasifikasi dan perilaku
tanah atau batuan. Adapun rincian jenis pengujian tersebut, adalah sebagai berikut:
● Pengujian sifat fisik dasar (basic properties), antara lain: kadar air (water
content), berat isi asli (bulk density), berat isi kering (dry density), berat isi
jenuh (saturated density), porositas (porosity) dan derajat kejenuhan
(saturated).
● Pengujian sifat indeks/perilaku (index properties), diperlukan untuk
menentukan batas-batas Atterberg (consistency) dan distribusi butir (grain
size).
b. Hasil Uji Sifat Mekanik
Uji sifat mekanik atau keteknikan diperlukan untuk mengetahui ketahanan tanah atau
batuan di bawah tekanan statik atau dinamik. Untuk tekanan searah atau 1 (satu) dimensi
digunakan uji kuat tekan atau Unconfined Compressive Strength. Untuk dua dimensi adalah
uji geser langsung dan tegangan tiga dimensi adalah uji triaxial. Untuk uji geser langsung
akan menghasilkan nilai c (kohesi) dan ϕ (sudut geser dalam).
c. Hasil Uji Analisis Kekuatan Batuan
Kekuatan batuan (rock strength) mencerminkan kekerasan batuan tersebut menerima
tekanan atau beban. Nilai kekuatan batuan diperoleh dari hasil uji kuat tekan (unconfined
compression strength), dinyatakan dalam satuan kg/cm2 .

3.1.2 Analisis Geoteknik

DH-2
KadarAir, w (%) 37,21
Berat Jenis (gram/cm3) 2,52
Berat Isi Basah. y (gram/cm3) 1,42
Berat Isi Kering, yet (gram/cm3) 1,04
Angka Pori (-) 1,17
Porositas, n (%) 53,98
Derajat Kejenuhan, S (%) 0,99
Batas Cair, (WL) (%) 58,00
Batas Plastis. (WP) (%) 52,54
Indeks Plastis (lp) (%) 5,46
DH-5
KadarAir, w(%) 32,74
Berat Jenis (gram/cm2) 3,22
Berat Isi Basah, y (ton/m3) 1,33
Berat Isi Kering, yd (ton/m3) 1,00
Angka pori (-) 0,97
Porasitas, n {%) 49,35
Derajat Kejenuhan, S (%) 0,88

Tabel 3.1
Data Hasil Uji Laboratorium Terhadap Contoh Batuan
3.1.2.1 Kemampugalian dan Kemampugaruan

Untuk menganalisis kemampugaruan terhadap kecepatan gelombang seismik


digunakan pengaruh kecepatan ultrasonik material. Sebagai pembanding, digunakan nilai
kuat tekan dari uji kuat tekan uniaksial yang diubah menjadi kecepatan seismik, menurut
persamaan VF=953*σC 0,225. Analisis terhadap data kecepatan seismik ini, dilakukan
menggunakan 33 kriteria Weaver (1975) dengan membandingkan kecepatan seismik
kemampugaruan ripper Caterpillar D8R dan ripper Komatsu D155A.

3.1.2.2 Kestabilan Lereng

Untuk memperoleh geometri lereng total dan jenjang tambang yang aman diperlukan
analisis perhitungan kemantapan lereng (slope stability) secara empirik. Dengan kata lain,
analisis kemantapan lereng diperlukan untuk menentukan suatu bangunan lereng agar cukup
stabil sehingga tidak berbahaya untuk keselamatan dan kehidupan. Hal yang terkait secara
langsung dengan kemantapan lereng adalah menentukan nilai Faktor Keamanan (safety
factor). Faktor Keamanan (FK) adalah nilai empirik yang diperoleh dari gaya penahan dibagi
oleh gaya pendorong, yang dinyatakan sebagai persamaan :

FK = Kuat geser /tegangan geser.

Selanjutnya, nilai FK (Bowles, 1981) dinyatakan sebagai berikut :

● FK < 1,0 : Lereng longsor


● FK 1, 0 - 1.2 : Lereng kondisi kritis
● FK > 1,2 : Lereng dianggap aman (stabil)

Gaya Pendorong maupun gaya penahan yang bekerja pada sebuah lereng, setidaknya
dipengaruhi 2 (dua) faktor utama yang saling berkaitan yaitu faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam (internal) adalah gaya-gaya yang bekerja pada lereng tersebut, yaitu gaya
pendorong dan gaya penahan. Besaran atau nilai dari gaya - gaya tersebut di atas dalam aspek
keteknikan dinyatakan sebagai nilai sifat fisik dan mekaniknya, seperti berat isi (density),
sudut geser dalam (internal friction angle) dan kohesi dari setiap lapisan sub-struktur yang
menyusun lereng tersebut.
Faktor luar (eksternal) adalah faktor yang dipengaruhi oleh kondisi fisik, seperti :
 Dimensi tambang (sudut dan tinggi lereng)
 Kondisi geologi (struktur, kemiringan lapisan, kegempaan)
 Kondisi hidrologi (pengaruh tekanan air atau hydrostatic pressure dan banjir) dan
 Getaran yang disebabkan aktivitas atau kegiatan penambangan seperti penggunaan
alat alat berat atau getaran akibat peledakan (blasting).

Kedua faktor di atas, dapat diperoleh dari hasil penyelidikan di lapangan maupun uji
di laboratorium penyelidikan lapangan berupa pemboran inti, merupakan aspek yang sangat
penting untuk mengidentifikasi keadaan/karakteristik sub-struktur bawah permukaan, dari
hasil pemboran inti (coring) contoh tanah dan batuan tak terganggu diambil untuk uji
laboratorium.
3.1.3 Rekomendasi Geoteknik
3.1.2.3 Rekomendasi Penggalian dan Penggaruan

Berdasarkan kombinasi pembobotan menurut Kriteria Weaver, material di wilayah


PT. Bijih Besi Maju termasuk dalam kriteria material yang susah digaru dengan daya kuda
alat garu yang disarankan adalah > 180 Hp yaitu ripper Cat. D8R.

3.1.3.2 Rekomendasi Geometri dan dimensi Lereng Rekomendasi lereng


berdasarkan faktor keamanan statis dan dinamis, dan tingkat keparahan
longsor

Rekomendasi lereng berdasarkan faktor keamanan statis dan dinamis, dan tingkat
keparahan longsor berdasarkan 1827 K/30/MEM/2018 berupa:
Kriteria dapat diterima
Keparahan
Jenis Lereng FK Statis FK Dinamis Probabilitas Longsor (max) PoF
Longsor
(min) (min) (FK<1)
Lereng Tunggal Rendah s.d Tinggi 1,1 Tidak ada 25-50 %
Rendah 1,15-1,2 1,0 25%
Inter-Ramp Menengah 1,2-1,3 1,0 20%
Tinggi 1,2-1,3 1,1 10%
Rendah 1,2-1,3 1,0 15-20%
Lereng Keseluruhan Menengah 1,3 1,05 10%
Tinggi 1,3-1,5 1,1 5%

Tabel 3.2
Nilai Faktor Keamanan dan Probabilitas Longsor Lereng Tambang

Berdasarkan nilai faktor keamanan lereng tambang yang direkomendasikan bahwa FK


lereng yang aman dengan memperhatikan jenis lereng berupa lereng tunggal maupun
keseluruhan dengan tingkat keparahan longsor yang tinggi digunakan faktor keamanan statis
minimal 1,1 untuk lereng tunggal dan 1,3-1,5 untuk lereng keseluruhan, Sehingga
rekomendasi geometri lereng yang telah diusulkan sudah termasuk kedalam kategori
geometri lereng yang aman dengan faktor keamanan diatas 1,3.

3.1.3.3 Rekomendasi Faktor Keamanan Statis dan Dinamis, Probabilitas


Longsor dan Tingkat Keparahan Longsor

Berdasarkan grafik hubungan antara nilai FK terhadap ketinggian lereng maka


geometri lereng dengan ketinggian 55 meter sudah mendekati batas kritis (FK > 1,3) namun
tetap direkomendasikan karena nilai FK masih dalam kategori aman di nilai 1,34.
3.1.3.4 Rekomendasi Pemantauan Geoteknik

Pengadaan pemantauan terus-menerus pada gerakan massa batuan yang berhubungan


dengan kondisi cuaca, sehingga produksi dapat terus dilakukan didasarkan pada real-time
analisis dan reaksi informasi terhadap risiko geoteknik.

3.2 Hidrologi – Hidrogeologi


3.2.1 Akuisisi Data

Untuk menganalisis hidrologi di area yang akan ditambang, maka digunakan alat
ombrometer, bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 cm di cat
alumunium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm. Prinsip kerja
Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung
dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm.
Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang tertampung juga dihitung.
Aspek – aspek yang terdapat pada pengamatan hidrologi adalah berupa kondisi hidrologi
daerah penambangan, kondisi morfologi daerah, dan analisis data curah hujan.

3.2.1.1 Jenis

● Kondisi Hidrologi Daerah Penambangan


PT. Bijih Besi Maju (BBM) Desa Sarigadung, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi
kalimantan Selatan, yang memiliki iklim isotermal hujan tropik dengan musim
kemarau yang panas.
● Curah hujan akan menunjukkan suatu kecenderungan pengulangan. Sehubungan
dengan hal tersebut, dalam analisis curah hujan dikenal istilah periode ulang hujan
(return of period), yang berarti kemungkinan periode terulangnya suatu tingkat curah
hujan tertentu. Satuan periode ulang adalah tahun dengan rata-rata hari hujan setiap
tahun sekitar 120 hari. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 86 persen sampai
93 persen dengan kelembaban maksimum tertinggi sebesar 98 persen di bulan juli dan
Agustus. Kelembaban minimum terendah terjadi di bulan Februari sebesar 76 persen.

3.2.1.2 Jumlah

Secara umum Desa Sarigadung, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi kalimantan


Selatan merupakan daerah yang beriklim isotermal hujan tropis dengan musim kemarau yang
panas. Suhu rata-rata berkisar antara 26,1ºC dan 27,3ºC, dengan suhu udara maksimum
tertinggi pada bulan oktober sebesar 34,2ºC dan minimum terendah sebesar 15,4º di bulan
Juli, musim penghujan dari bulan Juli sampai Oktober dengan curah hujan rata-rata setiap
tahun berkisar antara 1800 mm sampai 2000 mm.

Desa Sarigadung
No Bulan
Curah Hari
Hujan Hujan
1 Januari 180 9

2 Februari 15 2

3 Maret 14 4

4 April 76 5

5 Mei 117 8

6 Juni 106 13

7 Juli 379 19

8 Agustus 244 14

9 September 294 12

10 Oktober 261 18

11 November 220 14

12 Desember 212 9

Rata - Rata 176,5 10,6


Tabel 3.3
Curah Hujan Dengan Hari Hujan Tahun 2021

3.2.1.3 Sebaran Data


Berdasarkan dari data tersebut dapat disimpulkan karakteristik curah hujan sebagai
berikut:
● Curah hujan tahunan antara 12 mm sampai 579 mm dengan hari hujan berkisar antara
4 hari sampai 17 hari.
● Curah hujan tahunan rata-rata adalah 168,5 mm. Bulan Juli - Oktober merupakan
bulan-bulan basah dengan curah hujan diatas 200 mm.
Berdasarkan data intensitas hujan untuk bulan Januari mencapai 379 mm dan untuk
bulan Desember mencapai 261 mm dengan pertimbangan bahwa kedua bulan tersebut dapat
mewakili bulan-bulan basah, maka untuk keperluan perancangan digunakan intensitas hujan,
rencana sebesar 60mm/jam dengan durasi hujan 30-60 menit.

3.2.2 Analisis Hidrologi-Hidrogeologi

Analisis Hidrologi dan Hidrogeologi dilakukan untuk merancang penyaliran tambang


yang diperlukan sebagai penunjang kelancaran dalam kegiatan penambangan. Penyaliran
pada tambang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah air agar tidak menggangu area
tambang yaitu dengan membuat parit bila topografi di daerahnya memungkinkan dimana
parit ini dibuat sebagai saluran mengeluarkan air dari tambang dengan cara dialirkan kedalam
sumuran.
3.2.2.1 Hidrologi

Untuk menganalisis hidrologi di area yang akan ditambang, maka digunakan alat
ombrometer, bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 cm di cat
aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm. Prinsip kerja
Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung
dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm.
Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang tertampung juga dihitung.
Aspek – aspek yang terdapat pada pengamatan hidrologi adalah berupa kondisi hidrologi
daerah penambangan, kondisi morfologi daerah, dan analisis data curah hujan.

● Kondisi Hidrologi Daerah Penambangan Daerah


PT. Bijih Besi Maju (BBM) Desa Sarigadung, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi
kalimantan Selatan, yang memiliki iklim isotermal hujan tropik dengan musim
kemarau yang panas. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 86 persen sampai 93
% dengan kelembaban maksimum tertinggi sebesar 98 % di bulan juli dan Agustus.
Kelembaban minimum terendah terjadi di bulan Februari sebesar 76 %
● Curah Hujan
Curah hujan akan menunjukkan suatu kecenderungan pengulangan. Sehubungan
dengan hal tersebut, dalam analisis curah hujan dikenal istilah periode ulang hujan
(return of period), yang berarti kemungkinan periode terulangnya suatu tingkat curah
hujan tertentu. Satuan periode ulang adalah tahun. Curah hujan tertinggi terjadi di
bulan juli yaitu 608,6 mm. sedangkan jumlah hari hujan terbanyak yaitu selama 30
hari terjadi di bulan oktober.

3.2.2.2 Hidrogeologi

Analisis hidrogeologi bertujuan mengidentifikasikan lapisan aquifer atau lapisan


pembawa air tanah yang berpotensi mempengaruhi kegiatan penambangan.Analisis tentang
kondisi hidrogeologi daerah tambang didasarkan pada data litologi, karakteristik batuan dan
struktur geologi.
Diasumsikan lapisan-lapisan batuan adalah berjajar dengan kemiringan rata-rata 15°
kearah selatan. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa diantara batuan-batuan
tersebut hanya batu pasir memiliki porositas 13-14%, Diperkirakan batu pasir di wilayah ini
bertindak sebagai akuifer, akan tetapi ia memiliki kuat tekan antara 6-27 MPa. Karena pit-pit
digali ke arah jurus lapisan, maka lereng pit yang memiliki lapisan batupasir akan selalu
basah karena rembesan air.
Lapisan-lapisan ini kemiringannya ke arah barat sehingga dampak rembesan air
sangat berpeluang di bagian dinding pit sebelah timur. Untuk menangani rembesan air tanah
tersebut disarankan untuk membuat penyaluran pada lereng-lereng galian. Tambang Bijih
Besi akan membentuk cekungan (pit), maka operasi penambangan akan selalu dihadapkan
pada masalah air. Air tersebut dapat berupa air tanah, air sungai maupun air hujan. Jika
daerah penambangan tergenang air, maka alat-alat akan sulit beroperasi dengan baik,
demikian pula kemantapan lereng juga akan terganggu bila lereng selalu dalam keadaan
basah. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu sistem penyaliran yang baik.
Berdasarkan kajian hidrogeologi diketahui bahwa air tanah tidak akan mempengaruhi
daerah penambangan. Air hujan dan air dari aliran sungai akan ditangani dengan cara
mengalihkan aliran yang mungkin masuk ke tambang ke lokasi lain yang lebih rendah.
Masalah air hujan ditangani dua cara yaitu:

a) Air hujan yang jatuh di luar pit di usahakan semaksimal mungkin tidak mengalir ke
dalam pit dengan membuat paritan atau saluran sekeliling pit atau di lereng pit untuk
mengalirkan air ke daerah yang lebih rendah.
b) Air yang jatuh ke dalam pit akan ditangani dengan menggunakan sistem penyaliran
open sump. Ini adalah suatu metode penyaliran dengan membuat sumuran (sump) di
elevasi terendah daerah penambangan (lantai tambang), kemudian air dalam sumuran
dialirkan ke luar pit. Tempat penyaliran open sump ini dilakukan dengan cara
membuat paritan di dekat jenjang (toe) untuk mengalirkan air menuju ke sumuran
serta mencegah genangan air di daerah jenjang. Paritan dan sumuran bersifat
sementara yang berubah kedudukannya sesuai dengan kemajuan penambangan. Agar
daerah penggalian tidak tergenang air maka elevasi sumuran dibuat lebih rendah dari
elevasi daerah penggalian sehingga semua air akan mengalir kedalam sumuran. Selain
itu agar kemantapan lereng tidak terganggu, maka lantai jenjang di buat miring dan
pada sisi jenjang di buat paritan. Paritan ini akan mengalirkan air langsung ke luar
daerah tambang. Semua air dari aktifitas penambangan akan dialirkan ke dalam kolam
pengendap sebelum dialirkan ke sungai-sungai di sekitar daerah tambang.

Perhitungan debit air yang masuk daerah tambang dilakukan dengan metode rasional
dengan menggunakan rumus:
Q = 0,278 x C x I x A
Keterangan :
Q = Debit limpasan (m3 /det)
C = Koefisien limpasan (untuk daerah tambang = 0,9)
I = Intensitas hujan (mm/jam, 60 mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan atau catchment area (km2 )

3.2.3 Rekomendasi Hidrologi-Hidrogeologi

3.2.3.1 Rencana Penyaliran Tambang

Dengan perhitungan metode rasional, maka kebutuhan penyaliran dan volume


penggalian yang perlu dilakukan setiap tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Iterasi Kecepatan 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Aliran pada Saluran
(V~m/dt)
T 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
I 25,431 25,431 25,431 25,431 25,431
Qr= 0,0034 I 0,0244 0,0244 0,0244 0,0244 0,0244
y = (0,56137. V)3/2 0,0376 0,0376 0,0376 0,0376 0,0376
QS= V. y2 √ 3 0,0005 0,0005 0,0005 0,0005 0,0005
Rechecking : Qr = Qs No! No! No! No! 0k!
Tabel 3.3
Perhitungan Debit Saluran Dengan Slope 60° (Tahun 1 Block I)

Iterasi Kecepatan 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90


Aliran pada Saluran
(V~m/dt)
T 1,1500
I 25,431 25,4313 25,4313 25,4313 25,4313
3
Qr= 0,0034 I 0,0396 0,0396 0,0396 0,0396 0,0396
y = (0,56137. V)3/2 0,1487 0,1955 0,2463 0,3010 0,3591
QS= V. y2 √ 3 0,0192 0,0397 0,0736 0,1255 0,2010
Rechecking : Qr = Qs No! No! No! No! 0k!
Tabel 3.4
Perhitungan Debit Saluran Dengan Slope 60° (Tahun 2 Block 2)

Iterasi Kecepatan 0,50 0,60 0,70 0,80 1,1952


Aliran pada Saluran
(V~m/dt)
T 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
I 25,431 25,431 25,431 25,431 25,431
Qr= 0,0034 I 0,0488 0,0488 0,0488 0,0488 0,0488
y = (0,56137. V)3/2 0,1487 0,1955 0,2463 0,3010 0,3591
QS= V. y2 √ 3 0,0192 0,0397 0,0736 0,1255 0,2010
Rechecking : Qr = Qs No! No! No! No! No!
Tabel 3.5
Perhitungan Debit Saluran Dengan Slope 60° (Pit 5 Block I)

Operasi penanganan air tambang atau penirisan tambang mutlak diperlukan karena
lantai tambang yang berair, selain mengganggu kelancaran produk, juga dapat menimbulkan
kecelakaan kerja, baik berupa tergelincirnya roda ban dump truck maupun bahaya sengatan
listrik apabila ada kabel listrik yang menyentuh permukaan air. Sumber air tambang selain
berasal dari air tanah, juga terutama dari air hujan. Dari data curah hujan dan hari hujan yang
ada (lihat tabel 5.6), terlihat bahwa lokasi tambang memiliki curah hujan yang cukup tinggi
yaitu maksimum 28,759 mm perhari. Selanjutnya dalam perhitungan untuk drainase tambang,
diambil curah hujan maksimum yang mungkin terjadi yaitu sebesar 60 mm per jam, sehingga
untuk luas permukaan kerja sebesar 100 m x 100 m, maka debit air hujan akan mencapai 600
m3 per jam.
Untuk menangani air tambang, maka diperlukan saluran bukaan tambang yang akan
mengalirkan air ini ke level dasar. Karena kemiringan lapisan di lokasi yang tegak, maka air
yang akan masuk dalam aquifer sangat kecil sehingga potensi air tanah juga akan kecil,
namun apabila pada lokasi yang terpengaruh oleh struktur geologi ternyata dijumpai adanya
rembesan air tanah akan dilakukan pemompaan dan disalurkan keluar tambang. Selain
munculnya rembesan air tanah, pemantauan berkala secara rutin seperti yang akan dilakukan
pada pemantauan lereng tetap akan dilakukan.

Nama Lokasi Tambang Debit Air

Desa Sari Gadung 4,43


Tabel 3.6
Debit Air di Lokasi Tambang

Mining Block
No. Parameters 1-5 Remarks

A. KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKEL

Ukuran partikel (lempung - lanauan) ( D ) 9,91E-Q5 m


Viskositas kinematik (u) 7,10E-07 m2/s
Specific gravity padatan (SG) 1,0127
Kecepatan pengendapan partikel (V) 8,95E-Q5 m/s

B. DIMENSI KOLAM PENGENDAPAN

Luas areal bukaan tambang (A) 7,8 Ha


Debit yang masuk block (Q) 105.479,56 m3/hari
Luas minimum kolam pengendapan yang 36 Ha
dibutuhkan

Kedalaman kolam pengendapan 7,73 m


Tabel 3.7
Perhitungan Dimensi Settling Pond di Areal Tambang

5.2.3.2 Kebutuhan Pompa

Pompa digunakan pada sistem mine drainage untuk memasukkan air ke dalam front
tambang dari sumuran. Berikut ini adalah hasil perhitungan head pompa PT. Bijih Besi Maju
(BBM) :

hs(m) hv(m) hf1(m) Hf2(m) Htotal(m)

57.6 0.9 15.3 0.52 74.2


Tabel 3.8
Head pomp
Berdasarkan hasil perhitungan head pompa tersebut, maka direncanakan pompa yang
akan dipakai adalah pompa berjenis Multiflo 390 dengan pipa polyethylene.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Studi kelayakan ini dilaksanakan dalam kaitannya dengan rencana permohonan izin
eksploitasi Bijih Besi di Kabupaten Tanah Bumbu. Hal-hal yang dikaji ditujukan kepada
kondisi teknis dan non-teknis penambangan, dengan kata lain apakah persyaratan untuk
memperoleh izin tersebut dapat memadai dengan kondisi yang ada pada saat sekarang.
Kajian ini meliputi keadaan geologi, cadangan dan kualitas, hidrogeologi, geoteknik .
Adapun hasil studi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Wilayah Permohonan
lokasi dan wilayah IUP yang dimohon adalah 344,28 hektar . Lokasi daerah kajian terletak di
antara 2º52’ - 3º47’ lintang selatan dan 115º15’ - 116º04’ Bujur Timur.
2. Geologi dan Endapan Bijih Besi
Hasil analisis geologi bahwa endapan Bijih Besi di daerah sangat dipengaruhi oleh proses
diferensiasi dan segregasi selama terjadinya injeksi larutan sisa magma pada stadium
pegmatites- pneumatolitis atau metasomatis kontak. Dari sisi ukuran dan jumlah kandungan
bijih besi, PT. Bijih Besi Maju (BBM) memiliki deposit bijih besi sekitar 5.000.000 ton.
3. Kualitas Bijih Besi
Dari hasil kajian yang berkaitan dengan berbagai analisis dari contoh-contoh Bijih Besi,
maka dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Keseluruhan kualitas Bijih Besi tertambang
mengandung total belerang (TS) rata-rata 3%, kadar SiO2 7% dan kadar Fe total rata-rata
45%.
a. Kajian Hidrogeologi dan Hidrologi
Curah hujan rencana untuk keperluan perhitungan peralatan penyaliran adalah 60 mm.
b. Geoteknik
 Lereng Tunggal
Berdasarkan analisis kemantapan lereng tunggal dengan melihat nilai faktor
keamanannya serta pertimbangan teknis penggunaan alat, maka untuk lereng
tunggal dapat direkomendasikan, tinggi lereng (H) 10 m dan sudut lereng 60°
dengan Faktor Keamanan >1,200. 143
 Lereng Keseluruhan (Total)
Berdasarkan hasil analisis kemantapan lereng total dengan melihat faktor
keamanannya, maka direkomendasikan untuk sudut lereng rata-rata adalah
39,5° dengan tinggi (H) 50 m, memiliki FK > 1,200.
 Lereng Timbunan
Lereng timbunan yang direkomendasikan adalah dimensi lereng keseluruhan
dengan tinggi lereng (H) 25m dengan sudut 150 , memiliki FK 1,200.
4. Penanganan Air Tambang
● Penanganan di tambang dilakukan dengan sistem penirisan
● Dibuat dump untuk penampungan air dan air di pompa keluar
● Berdasarkan hasil perhitungan head pompa tersebut, maka direncanakan pompa yang
akan dipakai adalah pompa berjenis Multiflo 390 dengan pipa polyethylene.

Anda mungkin juga menyukai