DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan Dokumen
Studi Kelayakan untuk lokasi W IUP-OP PT. Bumi Besi Maju tahun 2021 ini dengan baik
dan lancar. Pelaksanaan Studi Kelayakan PT. Bumi Besi Maju tahun 2021 ini disusun sebagai
tindak lanjut kelayakan operasional tambang terkait penaksiran cadangan sisa bijih Besi pada
lahan W IUP-OP seluas 344,28 hektar yang selama ini telah beroperasi kegiatan eksploitasi
dan proses pengolahan.
PT. Bumi Besi Maju (BBM) adalah sebuah industri pertambangan bijih besi, yang
dimulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, hingga pemasaran bijih . Dengan tersusunnya
Dokumen Studi Kelayakan ini, kami tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah membantu selama pelaksanaan kegiatan tersebut, baik kegiatan yang
teknis maupun non – teknis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan untuk mengusahakan eksploitasi bijih besi
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan baja yang terus meningkat seiring dengan lajunya perkembangan industri,
sehingga prospek pemasarannya cukup cerah.
2. Pemerintah mewajibkan pengolahan dan pemurnian bijih besi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
3. Usaha penambangan bijih besi dapat menciptakan tenaga kerja sehingga dapat ikut
membantu program pemerintah untuk mengurangi pengangguran.
4. Usaha penambangan bijih besi ikut berperan menunjang perekonomian masyarakat dan
pemerintah daerah
Adapun maksud dan tujuan laporan studi kelayakan tambang ini adalah sebagai
berikut :
1.2.1. Maksud
PT. Bijih Besi Maju (BBM) bermaksud untuk menjamin agar pengeluaran
modal yang ketersediaannya bersifat terbatas benar-benar mencapai tujuannya seperti
yang telah diharapkan baik ditinjau dari segi manfaat ekonomi, finansial maupun
sosial.
1.2.2. Tujuan
Telah membentuk tim penyusun/pelaksana untuk pekerjaan ini, dengan susunan sebagai
berikut:
Koordinator Tim : Prabu Jeremia Sebastian Rumahorbo,S.T, M.T.
Tenaga Ahli Eksplorasi : Nur Kholis Yurenza , S.T.
Tenaga Ahli Geologi : Sagina Edhsa Waniam, S.T.
Tenaga Ahli Tambang : Muhammad Ikhsan Pahlevi, S.T.
Tenaga Ahli Pengolahan : Zakki Al Hariri Haltra, S.T.
Tenaga Ahli Geologi Teknik : Hasna Nashita, S.T.
Tenaga Ahli Hidrogeologi & Hidrologi : Dian Ayu Pratami , S.T.
Tenaga Ahli Manajemen/Keuangan : Egio Habibie, S.T.
Tenaga Ahli Lingkungan Fisika kimia : Muhammad Dandy Anugrah, S.T.
Tenaga Ahli Biologi : Bagas Kurniawan, S.T.
Tenaga Ahli Soskesmas : Andrean Putra Pratama, S.T.
Juru Gambar : Achmad Shobari Akbar, S.T.
Editor : Muhammad Fadel, S.T.
Tenaga Administrasi : Katherine, S.T.
Bulan
Bulan ke 1 Ke 2
Minggu
Minggu ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5 Ke1
5 11 15 22
- - - -
NO Nama 1 2 3 4 6 7 8 9 10 12 13 14 20 21 27 28 29 - 31 1-3 4
Kajian
1 geologi
kajian
2 geoteknik
analisis
kualitas
mineral bijih
3 besi
kajian
hidrologi &
4 hidrogeologi
perencangan
tambang
5 terbuka
kajian
6 transportasi
kajian
kelayakan
7 ekonomi
penyerahan
8 draft laporan
9 presentasi
Perbaikan
10 Laporan
Penyerahan
Laporan
11 akhir
Tabel 1.1
Jadwal Waktu Studi
BAB II
KEADAAN UMUM
Tabel 2.1
Luas Daerah Menurut Kecamtan
Gambar 2.1
Letak Geologis Kabupaten Tanah Bumbu
Gambar 2.2
Keadaan Alam Desa Sari Gadung
Gambar 2.3
Kantor Balai Desa Sari Gadung
Gambar 2.4
6. ⮚ 1000 20 0,004
Tabel 2.2
Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Kelas Ketinggian Tahun 2014
Gambar 2.5
Keadaan Sosial Desa Sari Gadung
3.1 Geoteknik
3.1.1 Akuisisi data
Data yang dipergunakan untuk keperluan akuisisi data merupakan data pengeboran
dari daerah kontrak karya PT. Bijih Besi Maju (BBM). Setelah dilakukan analisis data
pengeboran inti untuk mendapatkan lubang-lubang bor dengan fenomena pencakraman inti
yang telah terverifikasi maka hanya terdapat beberapa lubang bor yang memiliki potensi yang
cukup baik untuk dikembangkan. Seluruh data yang berkaitan dengan akuisisi data geoteknik,
termasuk data pengeboran dikelola oleh PT. Bijih Besi Maju (BBM) dengan mempergunakan
perangkat lunak sistem manajemen basis data AcQuire. Hasil penyaringan data lubang bor
yang berjumlah 31 lubang kemudian dianalisis berdasarkan jenis batuannya, kedalaman dari
permukaan tanah ketika pengeboran tersebut dilakukan, serta jarak terdekat terhadap struktur
struktur geologi mayor.
3.1.1.1 Jenis
Data – data jenis batuan yang didapat dari hasil pengeboran adalah jenis batuan beku,
sedimen, dan metamorf masing-masing sebanyak 47%, 49%, dan 40%. Sementara
berdasarkan jenis batuannya adalah sebagai berikut: Limestone atau Batu Kapur (49%),
Diorite (29%), Andesite (18%) dan Marble (4%).
3.1.1.2 Jumlah
Dari sisi ukuran dan jumlah kandungan bijih besi, PT. Bijih Besi Maju (BBM)
memiliki deposit bijih besi sekitar 5.000.000 ton. Ukuran cadangan yang terbilang cukup dan
memiliki kedalaman atau ketebalan sebagaimana cadangan bijih besi PT. Bijih Besi Maju
(BBM) membuat proses penambangan harus dilakukan melalui metode tambang terbuka
karena dari hasil eksplorasi detail letak endapan yang tidak jauh dari permukaan tanah dan
agar ekonomis dan aman untuk dilakukan proses penambangan.
DH-2
KadarAir, w (%) 37,21
Berat Jenis (gram/cm3) 2,52
Berat Isi Basah. y (gram/cm3) 1,42
Berat Isi Kering, yet (gram/cm3) 1,04
Angka Pori (-) 1,17
Porositas, n (%) 53,98
Derajat Kejenuhan, S (%) 0,99
Batas Cair, (WL) (%) 58,00
Batas Plastis. (WP) (%) 52,54
Indeks Plastis (lp) (%) 5,46
DH-5
KadarAir, w(%) 32,74
Berat Jenis (gram/cm2) 3,22
Berat Isi Basah, y (ton/m3) 1,33
Berat Isi Kering, yd (ton/m3) 1,00
Angka pori (-) 0,97
Porasitas, n {%) 49,35
Derajat Kejenuhan, S (%) 0,88
Tabel 3.1
Data Hasil Uji Laboratorium Terhadap Contoh Batuan
3.1.2.1 Kemampugalian dan Kemampugaruan
Untuk memperoleh geometri lereng total dan jenjang tambang yang aman diperlukan
analisis perhitungan kemantapan lereng (slope stability) secara empirik. Dengan kata lain,
analisis kemantapan lereng diperlukan untuk menentukan suatu bangunan lereng agar cukup
stabil sehingga tidak berbahaya untuk keselamatan dan kehidupan. Hal yang terkait secara
langsung dengan kemantapan lereng adalah menentukan nilai Faktor Keamanan (safety
factor). Faktor Keamanan (FK) adalah nilai empirik yang diperoleh dari gaya penahan dibagi
oleh gaya pendorong, yang dinyatakan sebagai persamaan :
Gaya Pendorong maupun gaya penahan yang bekerja pada sebuah lereng, setidaknya
dipengaruhi 2 (dua) faktor utama yang saling berkaitan yaitu faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam (internal) adalah gaya-gaya yang bekerja pada lereng tersebut, yaitu gaya
pendorong dan gaya penahan. Besaran atau nilai dari gaya - gaya tersebut di atas dalam aspek
keteknikan dinyatakan sebagai nilai sifat fisik dan mekaniknya, seperti berat isi (density),
sudut geser dalam (internal friction angle) dan kohesi dari setiap lapisan sub-struktur yang
menyusun lereng tersebut.
Faktor luar (eksternal) adalah faktor yang dipengaruhi oleh kondisi fisik, seperti :
Dimensi tambang (sudut dan tinggi lereng)
Kondisi geologi (struktur, kemiringan lapisan, kegempaan)
Kondisi hidrologi (pengaruh tekanan air atau hydrostatic pressure dan banjir) dan
Getaran yang disebabkan aktivitas atau kegiatan penambangan seperti penggunaan
alat alat berat atau getaran akibat peledakan (blasting).
Kedua faktor di atas, dapat diperoleh dari hasil penyelidikan di lapangan maupun uji
di laboratorium penyelidikan lapangan berupa pemboran inti, merupakan aspek yang sangat
penting untuk mengidentifikasi keadaan/karakteristik sub-struktur bawah permukaan, dari
hasil pemboran inti (coring) contoh tanah dan batuan tak terganggu diambil untuk uji
laboratorium.
3.1.3 Rekomendasi Geoteknik
3.1.2.3 Rekomendasi Penggalian dan Penggaruan
Rekomendasi lereng berdasarkan faktor keamanan statis dan dinamis, dan tingkat
keparahan longsor berdasarkan 1827 K/30/MEM/2018 berupa:
Kriteria dapat diterima
Keparahan
Jenis Lereng FK Statis FK Dinamis Probabilitas Longsor (max) PoF
Longsor
(min) (min) (FK<1)
Lereng Tunggal Rendah s.d Tinggi 1,1 Tidak ada 25-50 %
Rendah 1,15-1,2 1,0 25%
Inter-Ramp Menengah 1,2-1,3 1,0 20%
Tinggi 1,2-1,3 1,1 10%
Rendah 1,2-1,3 1,0 15-20%
Lereng Keseluruhan Menengah 1,3 1,05 10%
Tinggi 1,3-1,5 1,1 5%
Tabel 3.2
Nilai Faktor Keamanan dan Probabilitas Longsor Lereng Tambang
Untuk menganalisis hidrologi di area yang akan ditambang, maka digunakan alat
ombrometer, bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 cm di cat
alumunium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm. Prinsip kerja
Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung
dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm.
Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang tertampung juga dihitung.
Aspek – aspek yang terdapat pada pengamatan hidrologi adalah berupa kondisi hidrologi
daerah penambangan, kondisi morfologi daerah, dan analisis data curah hujan.
3.2.1.1 Jenis
3.2.1.2 Jumlah
Desa Sarigadung
No Bulan
Curah Hari
Hujan Hujan
1 Januari 180 9
2 Februari 15 2
3 Maret 14 4
4 April 76 5
5 Mei 117 8
6 Juni 106 13
7 Juli 379 19
8 Agustus 244 14
9 September 294 12
10 Oktober 261 18
11 November 220 14
12 Desember 212 9
Untuk menganalisis hidrologi di area yang akan ditambang, maka digunakan alat
ombrometer, bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 cm di cat
aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm. Prinsip kerja
Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung
dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm.
Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang tertampung juga dihitung.
Aspek – aspek yang terdapat pada pengamatan hidrologi adalah berupa kondisi hidrologi
daerah penambangan, kondisi morfologi daerah, dan analisis data curah hujan.
3.2.2.2 Hidrogeologi
a) Air hujan yang jatuh di luar pit di usahakan semaksimal mungkin tidak mengalir ke
dalam pit dengan membuat paritan atau saluran sekeliling pit atau di lereng pit untuk
mengalirkan air ke daerah yang lebih rendah.
b) Air yang jatuh ke dalam pit akan ditangani dengan menggunakan sistem penyaliran
open sump. Ini adalah suatu metode penyaliran dengan membuat sumuran (sump) di
elevasi terendah daerah penambangan (lantai tambang), kemudian air dalam sumuran
dialirkan ke luar pit. Tempat penyaliran open sump ini dilakukan dengan cara
membuat paritan di dekat jenjang (toe) untuk mengalirkan air menuju ke sumuran
serta mencegah genangan air di daerah jenjang. Paritan dan sumuran bersifat
sementara yang berubah kedudukannya sesuai dengan kemajuan penambangan. Agar
daerah penggalian tidak tergenang air maka elevasi sumuran dibuat lebih rendah dari
elevasi daerah penggalian sehingga semua air akan mengalir kedalam sumuran. Selain
itu agar kemantapan lereng tidak terganggu, maka lantai jenjang di buat miring dan
pada sisi jenjang di buat paritan. Paritan ini akan mengalirkan air langsung ke luar
daerah tambang. Semua air dari aktifitas penambangan akan dialirkan ke dalam kolam
pengendap sebelum dialirkan ke sungai-sungai di sekitar daerah tambang.
Perhitungan debit air yang masuk daerah tambang dilakukan dengan metode rasional
dengan menggunakan rumus:
Q = 0,278 x C x I x A
Keterangan :
Q = Debit limpasan (m3 /det)
C = Koefisien limpasan (untuk daerah tambang = 0,9)
I = Intensitas hujan (mm/jam, 60 mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan atau catchment area (km2 )
Operasi penanganan air tambang atau penirisan tambang mutlak diperlukan karena
lantai tambang yang berair, selain mengganggu kelancaran produk, juga dapat menimbulkan
kecelakaan kerja, baik berupa tergelincirnya roda ban dump truck maupun bahaya sengatan
listrik apabila ada kabel listrik yang menyentuh permukaan air. Sumber air tambang selain
berasal dari air tanah, juga terutama dari air hujan. Dari data curah hujan dan hari hujan yang
ada (lihat tabel 5.6), terlihat bahwa lokasi tambang memiliki curah hujan yang cukup tinggi
yaitu maksimum 28,759 mm perhari. Selanjutnya dalam perhitungan untuk drainase tambang,
diambil curah hujan maksimum yang mungkin terjadi yaitu sebesar 60 mm per jam, sehingga
untuk luas permukaan kerja sebesar 100 m x 100 m, maka debit air hujan akan mencapai 600
m3 per jam.
Untuk menangani air tambang, maka diperlukan saluran bukaan tambang yang akan
mengalirkan air ini ke level dasar. Karena kemiringan lapisan di lokasi yang tegak, maka air
yang akan masuk dalam aquifer sangat kecil sehingga potensi air tanah juga akan kecil,
namun apabila pada lokasi yang terpengaruh oleh struktur geologi ternyata dijumpai adanya
rembesan air tanah akan dilakukan pemompaan dan disalurkan keluar tambang. Selain
munculnya rembesan air tanah, pemantauan berkala secara rutin seperti yang akan dilakukan
pada pemantauan lereng tetap akan dilakukan.
Mining Block
No. Parameters 1-5 Remarks
Pompa digunakan pada sistem mine drainage untuk memasukkan air ke dalam front
tambang dari sumuran. Berikut ini adalah hasil perhitungan head pompa PT. Bijih Besi Maju
(BBM) :
4.1 Kesimpulan
Studi kelayakan ini dilaksanakan dalam kaitannya dengan rencana permohonan izin
eksploitasi Bijih Besi di Kabupaten Tanah Bumbu. Hal-hal yang dikaji ditujukan kepada
kondisi teknis dan non-teknis penambangan, dengan kata lain apakah persyaratan untuk
memperoleh izin tersebut dapat memadai dengan kondisi yang ada pada saat sekarang.
Kajian ini meliputi keadaan geologi, cadangan dan kualitas, hidrogeologi, geoteknik .
Adapun hasil studi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Wilayah Permohonan
lokasi dan wilayah IUP yang dimohon adalah 344,28 hektar . Lokasi daerah kajian terletak di
antara 2º52’ - 3º47’ lintang selatan dan 115º15’ - 116º04’ Bujur Timur.
2. Geologi dan Endapan Bijih Besi
Hasil analisis geologi bahwa endapan Bijih Besi di daerah sangat dipengaruhi oleh proses
diferensiasi dan segregasi selama terjadinya injeksi larutan sisa magma pada stadium
pegmatites- pneumatolitis atau metasomatis kontak. Dari sisi ukuran dan jumlah kandungan
bijih besi, PT. Bijih Besi Maju (BBM) memiliki deposit bijih besi sekitar 5.000.000 ton.
3. Kualitas Bijih Besi
Dari hasil kajian yang berkaitan dengan berbagai analisis dari contoh-contoh Bijih Besi,
maka dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Keseluruhan kualitas Bijih Besi tertambang
mengandung total belerang (TS) rata-rata 3%, kadar SiO2 7% dan kadar Fe total rata-rata
45%.
a. Kajian Hidrogeologi dan Hidrologi
Curah hujan rencana untuk keperluan perhitungan peralatan penyaliran adalah 60 mm.
b. Geoteknik
Lereng Tunggal
Berdasarkan analisis kemantapan lereng tunggal dengan melihat nilai faktor
keamanannya serta pertimbangan teknis penggunaan alat, maka untuk lereng
tunggal dapat direkomendasikan, tinggi lereng (H) 10 m dan sudut lereng 60°
dengan Faktor Keamanan >1,200. 143
Lereng Keseluruhan (Total)
Berdasarkan hasil analisis kemantapan lereng total dengan melihat faktor
keamanannya, maka direkomendasikan untuk sudut lereng rata-rata adalah
39,5° dengan tinggi (H) 50 m, memiliki FK > 1,200.
Lereng Timbunan
Lereng timbunan yang direkomendasikan adalah dimensi lereng keseluruhan
dengan tinggi lereng (H) 25m dengan sudut 150 , memiliki FK 1,200.
4. Penanganan Air Tambang
● Penanganan di tambang dilakukan dengan sistem penirisan
● Dibuat dump untuk penampungan air dan air di pompa keluar
● Berdasarkan hasil perhitungan head pompa tersebut, maka direncanakan pompa yang
akan dipakai adalah pompa berjenis Multiflo 390 dengan pipa polyethylene.