Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA HIDAYATUD-DIN*

Manusia semenjak hidup sudah punya kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya Allah
SWT telah memberikan beberapa hidayah diantaranya:
1. Hidayatul Wijdan: Hidaya yang Allah berikan kepada makhluk dalam bentuk naluri/insting.
a. Bayi menangis pertanda ada sesuatu yang dibutuhkan oleh anak tersebut.
b. Ayam mengerami telurnya selama 21 hari
c. Laba-laba membuat sarangnya
d. Kura-kura mengubur telurnya.
Dari contoh-contoh di atas, siapa yang memberinya petunjuk, tentusaja jawabannya adalah
Allah SWT yang memberikan naluri/insting.

2. Hidayatul Hawas: Hidayah yang Allah berikan dalam bentuk fungsi dari panca indera.
a. Mata melihat
b. Tangan merasakan halus dan lembutnya
c. Lidah mengecap makanan
d. Telinga mendengar
e. Hidung mencium
Kalau Allah tidak memberi fungsi kelima indera tersebut, bagaimana manusia bisa merasakan
nikmatnya makan, merasakan wanginya parfum, memilih kain halus atau lembut.

َ َٰ ‫سمۡ َع َو ۡٱۡل َ ۡب‬


َّ ‫وح ِهۦۖ َو َجعَ َل لَ ُك ُم ٱل‬ َ ‫ ث ُ َّم‬٨ ‫ين‬ َٰ ُ ‫ث ُ َّم َجع َل ن َۡسلَهُۥ ِمن‬
‫ص َر‬ ِ ‫س َّو َٰىهُ َو َنفَ َخ ِفي ِه ِمن ُّر‬ ٖ ‫سلَلَ ٖة ِمن َّما ٓ ٖء َّم ِه‬ َ
َۚ
٩ َ‫َو ۡٱۡل َ ۡفٔ ِٔ َدة َ قَ ِل ايٗل َّما ت َۡش ُك ُرون‬
8. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
9. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

(QS As-Sajdah: 8-9)

3. Hidayatul Aqli: hidayat yang berupa akal, kalau panca indera hanya bisa membedakan mana
makanan enak dan makanan tidak enak, lain halnya dengan akal manusia. Akal manusia bisa
sampai pada derajat membedakan mana makanan yang menyehatkan bagi dirinya mana yang
tidak. Hewan hanya Allah berikan Insting dan pancaindera tanpa allah beri akal, itulah
perbedaan mendasar antara manusia dengan hewan. Kalau saja hewan diberi akal,
kemungkinan manusia akan kalah dengan hewan. Itulah adilnya Allah. Tetapi di balik itu
semua, ada kuasa Allah yang menciptakan manusia dengan segala kesempurnaannya.

4. Hidayatul Diin; hidayat agama, untuk memenuhi kebutuhan psikis/religiusitasnya. Karena


dengan akal saja tidak cukup. Akal hanya memenuhi kebutuhan fisik saja, banyak orang yang
sudah kaya sekalipun kalau tanpa hidayah agama, tetap tidak akan merasa tenang. Akan ada
rasa kekhawatiran dan kecemasan dalam hidupnya.

Allah sudah menjamin terkait dengan ini di surat Al-Baqarah ayat 38


ۡ ۡ ‫قُ ۡلنَا‬
َ‫علَ ۡي ِه ۡم َو َل ه ُۡم َي ۡحزَ نُون‬ َ ‫يع ۖا فَإِ َّما َيأ ِت َي َّن ُكم ِم ِني هُدا ى فَ َمن تَ ِب َع ُه َد‬
ٌ ‫اي فَ َٗل خ َۡو‬
َ ‫ف‬ ُ ‫ٱه ِب‬
‫طواْ ِم ۡن َها َج ِم ا‬
38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Allah memberikan jaminan kepada manusia yang turut akan petunjuk Allah (petunjuk agama)
niscaya tidak akan takut dan sedih. Karena segalanya sudah Allah jamin.
Sebagai contoh:
1. Nabi dan para sahabat tidak kurang ancaman dan gangguan. Cukup menyerahkan
segalanya kepada Allah dengan keyakinan; Allah berfirman di surat At-Taubah 51

َ‫ٱَّلل فَ ۡل َيت ََو َّك ِل ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُون‬ َ ‫ٱَّللُ لَنَا ه َُو َم ۡولَ َٰىن ََۚا َو‬
ِ َّ ‫علَى‬ ِ ‫قُل لَّن ي‬
َ ‫ُصي َب َنا ٓ ِإ َّل َما َكت‬
َّ ‫َب‬
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-
orang yang beriman harus bertawakal".

Urgensi dari hidayatu din; adalah ketika kita bisa mengembalikan segalanya kepada
Allah SWT.

Barakallahu Lii Walakum

(KHUTBAH KEDUA)

Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna, Allah tentu lebih tahu kondisi
manusia, lebih tahu watak dan tabi’atnya, Allah juga telag menciptakan buku petunjuk untuk
manusia, bagaimana seharusnya manusia menjalani hidupnya untuk dapat meraih kebahagiaan
yang sempurna.

Al-Qur’an dengan seperangkat petunjuknya telah Allah ciptakan untuk dijadikan way of ife (jalan
hidup), yang pasti akan membawa kebahagiaan dunia dan akherat.
1. Segala petunjuk tidak akan memberatkan yang miskin
2. Tidak akan merugikan yang kaya
3. Tidak akan merendahkan harkat, martabat pejabat, dan tidak akan mempersulit orang yang
sengsara.

Allah berfirman:
‫ين ۡٱلقَ ِي ُم َو َٰلَ ِك َّن‬ ِ َ‫ٱَّلل َٰذَلِك‬
ُ ‫ٱلد‬ ِ ‫علَ ۡي َه َۚا َل ت َۡبدِي َل ِلخ َۡل‬
ِ َۚ َّ ‫ق‬ َ ‫ط َر ٱل َّن‬
َ ‫اس‬ ِ َّ َ‫ِين َح ِن ايف َۚا فِ ۡط َرت‬
َ َ‫ٱَّلل ٱلَّ ِتي ف‬ ِ ‫فَأَقِ ۡم َو ۡج َهكَ ِللد‬
َ‫اس َل َيعۡ لَ ُمون‬ِ ‫أ َ ۡكثَ َر ٱل َّن‬
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

Ayat tersebut menegaskan kepada kita bahwa


1. Hadapkanlah jiwa ragamu terhadap agama
2. Agama itu adalah ciptaan Allah yang pasti cocok dengan fitrah manusia
3. Jangan mencari pengganti agama ciptaan Allah
4. Itulah agama yang tegak dan lurus yang seharusnya dijadikan pedoman hidup manusia
Tidak ada bukti yang jelas bahwa Islam memberatkan pemeluknya:
1. Sholat ternyata berpengaruh terhdap kesehatan
2. Zakat tidak merugikan orang kaya, malah menguntungkan keduanya (Muzaki dan
mustahik)
3. Shaum berpengaruh terhadap kekuatan fisik
4. Haji walaupun mahal, tetap saja waiting list sampai 10 tahun.

Itulah hakikat dari agama Islam yang senantiasa akan membawa pemeluknya ke dalam fitrah yang
seharusnya.

*Disampaikan pada Khutbah Jum’at di masjid Nurul Islam Baru , 22 Nopember 2019

Anda mungkin juga menyukai