Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. KOMPETENSI INTI
KI. 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun,percayadiri,peduli,dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secaraefektif sesuaidengan perkembang
ananak dilingkungan keluarga,sekolah,masyarakat,danlingkungan alam
sekitar,bangsa,Negara dan kawasan regional.
KI. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, danprosedural) berdasarkan rasa
ingin tahu nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4. Mencoba, mengolah, danmenyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, memodifikasi, danmembuat) dan ranah abstrak
(menulis,membaca,dan mengarang) sesuaidengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
KD.1.1 siswa memahami tata cara transkripsi dan transliterasi naskah incung.
2. Materi Remedial
a. membaca aksara incung
3. Materi Pengayaan
a. Menulis dan membaca aksara incung
b. PenilaianPengetahuan
TeknikPenilaian : TesTulis
InstrumenPenilaian : Terlampir
c. PenilaianKeterampilan
Teknikpenilaian : Kinerja Proses
InstrumenPenilaian : Terlampir
1. Media
a. Gambartentangsistemadat
2. Alat
a. Laptop
b. Infokus
c. Papan Tulis
3. Bahan
a. Lembar Kerja Siswa
4. Sumber Pembelajaran:
a. Bukusumber
b. Internet
Sungai Penuh,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
LAMPIRAN 2 : PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-Kisi Tes Tertulis
No Bentuk Jml
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
. Soal Soal
1 3.3Memahami pengetahuan A. sejarah 1. Menjelaskan Uraian 1
(faktual, konseptual, penemuan, tata sejarah
danprosedural) berdasarkan rasa cara menulis, penemun
ingin tahu nya tentang ilmu dan membaca aksara
pengetahuan, teknologi, seni, aksara incung incung
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata. 2. Tata cara Uraian 1
menulis
3. Cara
membaca
aksara
incung
Skor perolehan
Total SkorMaksimum 100
total skor perolehan
Nilai = × 100
total skor maksimum
Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 4.3Mencoba, mengolah, dan Sejarah penemuan, tata Siswa dapat Kinerja
menyaji dalam ranah konkret cara menulis, dan menceritakan kembali proses
(menggunakan, mengurai, membaca aksara sejarah penemuan, tata
memodifikasi, danmembuat) incung cara menulis, dan
danranah abstrak membaca aksara
(menulis,membaca,danmengar incung
ang) sesuaidengan yang
dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
Jumlah
Skor Maksimum
Nilai = 16 x 100 =
16
KETERANGAN:
1 = KURANG 2 = CUKUP 3 = BAIK
MATERI PEMBELAJARAN:
Sejarah penemuan, tata cara menulis dan membaca aksara incung
1. Sejarah penemuan, tatacara menulis danmembacaaksaraincung
Penelitian yang dilakukannya di tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Belanda,
filolog Dr Uli Kozok menyimpulkan bahwa naskah Melayu tertua ada di Kerinci,
tepatnya di Desa Tanjung Tanah yang berusia jauh lebih tua 200 tahun dibanding
dengan naskah surat Raja Ternate yang sebelumnya dinyatakan sebagai naskah melayu
tertua di dunia. Naskah kitab undang-undang Tanjung Tanah diperkirakan dikeluarkan
pada abad 14.
Kesimpulan Uli Kozok tersebut juga didasari atas uji radio karbon yang
dilakukan pihaknya di Wellington, Selandia Baru atas sampel bahan kertas Daluang
(samakan kulit kayu) yang digunakan untuk penelitian naskah itu. Sesuai catatan
sejarah pula, menurut Uli kozok kalau pada masa itu Kerajaan Melayu yang beribukota
di Darmasyaraya diperintah oleh Raja Adityawarman, itu sedang pada masa puncak
kejayaannya.
Prediksi umur naskah Kitab Undang-undang Tanjung Tanah itu pun juga berdasarkan
pada analisa jenis aksara yang digunakan. Ulikozokmenyimpulkannaskah tersebut pasti
dikeluarkan oleh pihak kerajaan yakni raja Adityawarman, yang tengah gencarnya
membangun imej pemerintahannya sendiri mengingat pada masa itu adalah era mulai
melemahnya pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di pulau Jawa. Menurut Uli
kozok, meskipun Aksara Incung telah menjadi aksara asli yang sudah digunakan secara
umum oleh masyarakat Kerinci masa itu, namun bagi pihak kerajaan aksara itu
dianggap aksaranya kaum Sudra atau rakyat jelata.(Budhi VJ dariberbagaisumber.
Sungai Penuh . Aksara ( Sanskerta :akshara) adalah istilah untuk menyebut
imperishable letter, words syllable, the sacred syllable, sound letter, document, epistle,
sebelumnya merupakan sebutan bagi the supreme deity, a supreme creational principle,
a term used equivalently to bija. Istilah lain untuk menyebut aksara adalah huruf atau
abjad (bahasa Arab) yang dimengerti sebagai lambang bunyi (fonem).Aksara adalah
sistem tanda-tanda grafis yang dipakai manusia untuk berkomunikasi dan sedikit
banyaknya mewakili ujaran dan jenis sistem tanda grafis tertentu; misal aksara Pallawa,
aksara suku Inka.
Surat Incung termasuk salah satu dari sekian banyak aksara Nusantara yang
dikenal dengan istilah surat atau sulat termasuk Surat Batak, Surat Ulu, dan Surat
Mangyan ( Filipina) dll. Diperkirakan bahwa di Kerinci masih terdapat sekitar 100
naskah beraksara Surat Incung. Sebagai pusaka naskah itu dianggap sakral dan
pantang diperjual belikan. Oleh sebab itu maka hanya ada tujuh naskah surat incung di
dalam perpustakaan atau museum di dalam ( perpusnas ) maupun di luar negeri
(Tropenmuseum Amsterdam)Tokoh Adat/budayawan Kota Sungai Penuh,Kerinci
Depati.H.Amiruddin Gusti (wawancara “ 7-10 Oktober 2010 ) menjelaskan Aksara
Ka-Ga-Nga oleh masyarakat luas di alam Kerinci di kenal sebagai aksara Rencong
atau Incung Kerinci, Penyebutan Ka-Ga-Nga adalah istilah yang diperkenalkan oleh
para ahli /peneliti aksara Incung, hal ini mengingat aksara incung di mulai dari huruf
Ka – Ga – Nga,( istilah ini belum ada ditemui dalam naskah Kerinci ). Biasanya
masyarakat adat menyebutkan sebagai surat i<n>cun(g), surat huncung, atau
surat<n>cun(g> jawa. Tambahan “Jawa” yang diberikan kepada aksara tersebut bukan
berarti aksara tersebut berasal dari Jawa melainkan hanya diberi agar namanya
kedengaran lebih berwibawa.
d. Dari pengamatan di lapangan dan data yang ada menyebutkan,Aksara Ka-Ga-Nga
( Aksara Incung) pada umumnya ditulis diatas media tanduk dan diatas media ,ruas
buluh sedangkan tulisan Jawi pada umumnya ditemukan ditulis diatas kertas,dan
hanya ada beberapa buah yang ditulis di kulit kayu.Hampir semua naskah yang
beraksara jawa menggunakan daun Palem sebagai media tulis
Menurut DR.P.Voorhove yang merupakan peneliti dari Belanda, yang menuliskan
hasil penelitiannya yaitu naskah kerinci pada tahun 1941 mengatakan bahwa aksara
incung masih digunakan oleh masyarakat suku Kerinci hinga tahun 1825, akan tetapi
memasuki abad 20 sampai saat ini tersisa hanya beberapa orang memahami aksara
incung Kerinci.
Berdasarkan hasil penelitian Dr.P.Voorhoeve di Kerinci terdapat 271 naskah kuno dan
158 di antaranya ditulis dengan aksara incung yang ditulis di berbagai media, dengan
rincian Aksara Incung yang di tulis pada tanduk sebanyak 82 potong, pada ruas buluh
sebanyak 59 ruas, Pada kertas sebanyak 13 lembar, pada tulang sebanyak 1 lembar,
aksara Incung yang di tulis pada kulit kayu sebanyak 2 potong, dan pada tapak gajah
sebanyak 1 potong.
Saat ini yang bisa menulis ,membaca dan memahami aksara incung hanya tinggal
beberapa orang lagi dan orang itupun sudah di usia lanjut ( manula) di antaranya
adalah :Depati H. Alimin (65 tahun), Depati Hasril Maizal(=/-55 tahun)
Sedangkan para budayawan yang memahami aksara incung yang telah meninggal
dunia antara lain :H. Abdul Kadir Jamil,H. Hasyimi, Bapak M.Kabul Ahmad Dirajo,
Prof.Dr.H. Amir Hakim Usman,Dpt.Rusdi Daud, Salipah, Dpt.H.A.Norewan,BA dan
Depati.
H.Amiruddin Gusti
Hal ini menunjukkan bahwa masuknya pengaruh agama Islam di daerah Kerinci
semata – mata tidak menghilangkan aksara incung di tengah masyarakat. akan tetapi,
perkembangan aksara incung semakin terlihat dengan digunakannya aksara tersebut
sebagai naskah yang mengandung ajaran Islam. Ini menunjukkan bahwa peradaban
ilmu pengetahuan moyang Kerinci telah ada sebelum masuknya pengaruh ilmu
pengetahuan Arab -Melayu.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
KD.1.1 siswa memahami tata cara transkripsi dan transliterasi naskah incung.
E. MATERI PEMBELAJARAN
4. Materi Reguler
a. menjelaskan transkripsi dan transliterasi aksara incung
5. Materi Remedial
b.membaca aksara incung
6. Materi Pengayaan
b. Menulis dan membaca aksara incung
F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
waktu
Pendahuluan - Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan
berdoa.
- Guru member motivasi: menanyakansistemadatyang
adadidaerahsiswa.
- Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan 10 Menit
pembelajaran dari guru.
- Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok,
tiapkelompokterdiri atas 4 – 5 orang
e. PenilaianPengetahuan
TeknikPenilaian : TesTulis
InstrumenPenilaian : Terlampir
f. PenilaianKeterampilan
Teknikpenilaian : Kinerja Proses
InstrumenPenilaian : Terlampir
5. Media
b. Gambartentangsistemadat
6. Alat
d. Laptop
e. Infokus
f. Papan Tulis
7. Bahan
H. Lembar Kerja Siswa
8. Sumber Pembelajaran:
c. Bukusumber
d. Internet
Sungai Penuh,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN 1 : PENILAIAN SIKAP
JurnalPerkembanganSikap
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
LAMPIRAN 2 : PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-Kisi Tes Tertulis
No Bentuk Jml
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
. Soal Soal
1 3.3Memahami pengetahuan Transkripsi dan 4. Menjelaskan Uraian 1
(faktual, konseptual, dan transliterasi pengertian
prosedural) berdasarkan rasa aksara incung transkripsi
ingintahunya tentang ilmu aksara
pengetahuan, teknologi, seni, incung
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata. 5. Menjelaskan Uraian 1
pengertian
transliterasi
aksara
incung
No.
.Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Transkripsi aksara incung merupakan penyalinan aksara incung dari media asli
waktu ditemukan seperti media tanduk, bambu, dan kertas. 60
2 Transliterasi adalah pengalihan jenis aksara incung ke aksara latin (huruf latin)
40
Skor perole
total skor perolehan 100
Nilai = × 100
Total SkorMaksimum total skor maksimum
Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 4.3Mencoba, mengolah, Transkripsi dan Siswa dapat Kinerja
danmenyaji dalam ranah transliterasi aksara menjelaskan pengertian proses
konkret (menggunakan, incung transkripsi dan
mengurai, memodifikasi, dan transliterasi aksara
membuat) dan ranah abstrak incung
(menulis,membaca,dan
mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalams
udut pandang/teori.
Jumlah
Skor Maksimum
Nilai = 16 x 100 =
16
KETERANGAN:
1 = KURANG 2 = CUKUP 3 = BAIK
MATERI PEMBELAJARAN:
Transkripsi aksra incung merupakan penyalinan aksara incung dari media asli waktu
ditemukan seperti media tanduk, bambu, dan kertas ke media kertas yang biasa kita
gunakan saat ini. Sedangkan transliterasi artinya alih aksara incung (huruf), jadi
transliterasi aksara incung merupakan pengalihan jenis aksara incung ke aksara latin
(huruf latin).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI INTI
KI. 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun,percaya diri,peduli,dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak dilingkungan keluarga,sekolah,masyarakat,dan lingkungan
alam sekitar,bangsa,Negara dan kawasan regional.
KI. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis,membaca,dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
KD. 3.3. Memahami tentang sistem adat Kota Sungai Penuh
KD. 4.3. Menyajikan dan menguraikan sistem adat Kota Sungai Penuh
4. Indikator KD pada KI 4
1. Siswa dapat menyajikan dan membuat sistem adat Kota Sungai Penuh
D. TUJUAN PE MBELAJARAN
- Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem adat
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis sistem adat
- Siswa dapat membuat sistem adat Kota Sungai Penuh
E. MATERI PEMBELAJARAN
- Materi Reguler
a. Pengertian sistem adat
- Materi Remedial
c. Jenis-jenis sistem adat
- Materi Pengayaan
a. Contoh sistem adat Kota Sungai Penuh
Pertemuan pertama
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
waktu
Pendahuluan - Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan
berdoa.
- Guru memberi motivasi: menanyakan sistem adat yang ada
didaerah siswa.
- Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan 10 menit
pembelajaran dari guru.
- Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri atas 4 – 5 orang
60 Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Instrumen Penilaian : Terlampir
61 Penilaian Keterampilan
Teknik penilaian : Kinerja Proses
Instrumen Penilaian : Terlampir
- Media
Gambar tentang sistem adat
- Alat
Laptop
Infokus
Papan Tulis
- Bahan
Lembar Kerja Siswa
- Sumber Pembelajaran:
Buku sumber
Internet
Sungai Penuh,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN 1 : PENILAIAN SIKAP
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
LAMPIRAN 2 : PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-Kisi Tes Tertulis
No Bentuk Jml
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
. Soal Soal
1 3.3 Memahami pengetahuan A. Pengertian 6. Menjelaskan Uraian 1
(faktual, konseptual, dan sistem adat pengertian
prosedural) berdasarkan rasa ingin sistem adat
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, 7. Menyebutka uraian 1
budaya terkait fenomena dan n jenis-jenis
kejadian tampak mata. sistem adat
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Sistem adat adalah kumpulan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan,
norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu 60
daerah
2 a. Sistem kekerabatan
b. Sistem kemasyarakatan
c. Sistem hokum 40
Skor perolehan
Total Skor Maksimum 100
total skor perolehan
Nilai = × 100
total skor maksimum
Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 4.3Mencoba, mengolah, dan Contoh sistem adat Siswa dapat membuat Kinerja
menyaji dalam ranah konkret sistem adat Kota proses
(menggunakan, mengurai, Sungai Penuh
memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak
(menulis,membaca,dan
mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
Jujumlah
Skscor Maksimum
Nilai = 16 x 100 =
16
KETERANGAN: 1 = KURANG 2 = CUKUP 3 = BAIK
MATERI PEMBELAJARAN:
Pengertian sistem kekerabatan
1. Patrilineal
Patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari
pihak ayah. Kata ini seringkali disamakan dengan patriarkat atau patriarki, meskipun pada
dasarnya artinya berbeda. Patrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu pateryang
berarti ayah, dan linea yang berarti garis. Jadi, patrilineal berarti mengikuti garis keturunan
yang ditarik dari pihak ayah.
Sementara itu, patriarkat berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu pater yang berarti
"ayah", dan archein yang berarti memerintah. Jadi, patriarki berarti kekuasaan berada di
tangan ayah atau pihak laki-laki.
Penganut patrilineal, antara lain:
· Bangsa Arab
· Suku Rejang
· Suku Batak
Lawan dari patrilineal adalah matrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang
menyatakan alur keturunan berasal dari pihak ibu. Penganut adat matrilineal di Indonesia
sebagai contoh adalah suku Minangkabau.
Adat patrilineal lebih umum digunakan kelompok masyarakat dunia dibandingkan matrilineal
yang lebih jarang penggunaannya.
2. Matrilineal
Sistem Kekerabatan Matrilineal” yaitu “Sistem kekerabatan berdasarkan Garis
Keturunan Ibu”. Setiap anak yang lahir dalam sebuah keluarga minangkabau akan menjadi
kerabat keluarga ibunya, bukan kerabat ayahnya yang biasa terjadi di suku-suku lain di
Indonesia.
Adapun ciri-ciri dari sistem Matrilineal yaitu sebagai berikut;
1. Keturunan dihitung menurut garis ibu.
2. Suku terbentuk menurut garis ibu
3. Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya atau eksogami karena di
Minangkabau dilarang kawin sesuku.
4. Pembalasan dendam merupakan satu kewajiban bagi seluruh suku
5. Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi dan tinggal dirumah
istrinya.
6. Hak-hak dan pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya dan dari saudara
laki-laki ibu kepada anak dari saudara perempuan.
Di dunia hanya beberapa suku saja yang menggunakan sistem Matrilineal ini, Yakni :
- Suku Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia
- Suku Indian di Apache Barat
- Suku Navajo, sebagian besar suku Pueblo, suku Crow, di Amerika Serikat
- Suku Khasi di Meghalaya, India Timur Laut
- Suku Nakhi di Provinsi Sichuan dan Yunnan, Tiongkok
- Beberapa suku kecil di kepulauan Asia Pasifik
Dari beberapa suku tersebut diatas, Suku Minangkabau merupakan Suku terbesar
penganut sistem kekerabatan yang menurut garis keturunan ibu ini. Matrilineal merupakan
salah satu aspek dalam menentukan dan mendefinisikan identitas masyarakat . Kaum
perempuan di memiliki kedudukan yang istimewa. Adat dan budayanya menempatkan pihak
perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan.
Dalam sistem keturunan matrilineal ini, ayah bukanlah anggota dari garis keturunan
anak-anaknya. Dia dipandang tamu dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga. Secara
tradisi, setidak-tidaknya, tanggung jawabnya sebagai wali dari garis-keturunannya dan
pelindung atas harta benda garis keturunan itu sekalipun dia harus menahan dirinya dari
menikmati hasil tanah dan harta pusaka kaumnya istrinya.
Salah satu implementasi dari sistem Matrilineal ini adalah penggunaan nama suku
dibelakang nama asli. Hal ini dilakukan biasanya oleh mahasiswa perguruan tinggi kedinasan
sebagai pola pengenalan budaya dan juga sebagai rasa menghargai dan kebanggaan terhadap
budaya daerah sendiri. Jadi jangan heran ketika ada mahasiswa perguruan tinggi kedinasan
khususnya yang di name tag atau papan namanya ditambahkan nama-nama yang agak sedikit
asing bagi masyarakat seperti Tanjuang, Mandailiang, Koto, Chaniago, Sikumbang, Guci,
Piliang, Kampay dan lain sebagainya, Karena itu merupakan bentuk penghargaan dan
kebanggaan terhadap budaya daerah sendiri.
SISTEM KEMASYARAKATAN
Tugas kepala dukuh adalah membantu tugas lurah antara lain menyampaikan perintah
lurah kepada masyarakat mengenai segala hal dan kadang-kadang menyampaikan usul rakyat
kepada kelurahan.
Disamping itu tugas dukuh adalah mengatur keamanan wilayahnya. Pekerjaan ini
meliputi pembagian tugas ronda. Tugas yang lain adalah bila ada orang kawin dukuh harus
melaporkan kepadaurusan agama kelurahan. Begitu pula kalau ada perceraian, dan lain
sebagainya arti kata lain tugas dari pada dukuh adalah hampir meliputi tugas-tugas yang
dibebankan kepada-kepada bagian di atas.
Selain pamong desa (prabot desa) di setiap kelurahan dibentuk suatu lembaga yang
bergerak di bidang sosial, yaitu lembaga sosial desa (L.S.D). lembaga sosial ini adalah suatu
organisasi atau badan yang pengurusnya terdiri dari gcjmnyzhjtrrstje5y 6dkyorang atau
penduduk desa setempat yang dipandng cakap. sebab tugas L.S.D ini adalah membantu
pamong di dalam melaksanakan pembangnan desa baik fisik maupun mental.
Lurah dan semua staf kelurahan (pamong/prabot desa) mengadakan pertemuan (rapat)
sekali di dalam satu minggu.dalam rapat itu biasanya dibicarakan segala sesuatu perintah yang
datangnya dari atasan (kecamatan, kabupaten, dan lain sebagainya) dan segala sesuatu yang
datang dari rakyat setempat, misalnya bagaimana caranya menarik iuran, pajak-pajak,
melaksanakan gotong royong untuk melaksanakan pembangunan dan lain sebagainya.
Disamping dalam rapat itu pamong biasanya memberikan laporan kerja yang mereka lakukan
selama itu.
Jabatan lurah dan pamong desa yang lainnya diperoleh dengan cara pemilihan rakyat
(demokrasi). Apabila seseorang dipilih menjadi kepala desa, ia akan menjabat tugas itu
selama masih dipercaya oleh rakyat yang dipimpinnnya, disamping masih memenuhi syarat-
syarat untuk seorang kepala desa, hal seperti ini berlaku pula bagi pamong yang lain.
Jabatan kepala desa ini dapat turun temurun, artinya apabila seorang lurah itu
meninggal maka ia dapat digantikan oleh anaknya yang laki-laki. Tetapi apabila lurah tidak
mempunyai anak laki-laki, maka pemerintaha dapat menunjuk orang lain sebagai lurah, asal
sajamemenuhi syarat yang sudah ditentukan. Begitu pula jabatan bekel jajar, dapat naik
menjadi bekel sepupuh (bekl +wakil lurah). Nakan tetapi pada saat sekarang jabatan lurah
diproese melalu pemilihan yang dilakukan olah rakyat atau penduduk setempat. Orang yang
menjabat sebagai pamong desa ini pada umumnya tidak mendapat gaji atau upah dari
pemerintaah. Akan tetapi sebagai pengganti gajih yang dimaksud mereka mendapat bengkok
atau tanah pelungguh yaitu tanah yang dibagikan kepada mereka selama mereka memenggang
jabatan sebagai pamong desa. Bengkok dapat berujud sawah atau juga tanah tegalan. Di
samping tanah benkok, ada juga tanah yang disebut tanah pengarem-arem. Tanah ini
merupakan tanah yang diberikan kepada mereka-mereka yang dulunya pernah menjabat
perabot desa di desanya; atau tanah ini boleh disebutkan sebagai tanah pensiun mereka.
Disamping lurah dan perabot desa lainnya, kadang-kadang di suatu desa terdapat juga
pimpinan yang tidak resmi, artinya pimpinan yang tidak diangkat oleh pemerintah. Pimpinan
seperti ini biasanya disebut juga pimpinan informal (tidak resmi). Pimpinan ini biasanya
berpengaruh pada lingkungan rakyat yang terbatas saja.
Biasanya pimpinan seperti ini adalah orang-orang di desa itu yang sudah lanjut
usianya sehingga dapat dimasukkan ke dalam katagori pinisepuh dan juga orang-orang yang
dianggap mempunyai kharisma seperti misalnya dukun dan lain sebagainya.
Hubungan antar warga sedesa di masyarakat sangat erta, bahkan lebih dari seolah-olah
mereka merasakan adnya ikatan batin atau persaudaraan di antara mereka. Mereka satu sama
lain saling mengenal dengan demikian boleh dikatakan bahwa sifat saling mengenal dengan
demkian boleh dikatakan bahwa sifat hubungan yang terjadi diantara warga desa adalah face
to face.
Hubungan baik antara warga desa ini dinyatakan dengan berbagai peristiwa aktivitas yang
dilakukan oleh mereka tolong menolong. Sistem seperti ini dapat disebut dengan istilah
gotong royong. Di dalam sistem gotong royong ini atau gotong royong ini terjadi karena
adanya perasaan saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Perasaan saling
membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Persaaan saling membutuhkan ini pada
umumnya berada dalam jiwa raga masyarakat desa.
Hubungan sosial yang berupa gotong royong ini, nampak jelas bila kita lihat peristiwa
pristiwa smbang menyumbang, adanya yang terjadi bila seseorang mengadakan hajat
perkawinan. Disini para tetangga datang untuk menyumbang, ada yang berupa bahan
makanan ada pula yang berwujud uang dan lain sebagainya. Peristiwa seperti ini hampir
terdapat semua di masuyarakat baik di desa maupun di masyarakat abaik di desa maupun di
petokoan. Selain hubungan sumbang menyumbang seperti di atas, hubungan sosial yang
terjadi di dalam masyarakat pedesaan ini dapat pula kita lihat melalui aktivitas gotong royong
yang disebut sambatan. Dalam kerja sambatan seperti ini biasanya hanya terjadi bila ada
seseorang yang akan mendirikan rumah atau juga bila seseorang akan memngerjakan sawah
ladangnya. Upah dalam hal ini tidak ada, hanya orag berkepentingan menyediakan makan
minum sesuai dengan kemampuannya. Sebagai upah yang lain, kelak bila ada yang juga
mempunyai hajat untuk mengerjakan rmah, sawah ladangnya, mereka harus ikut
membantunya . oleh sebab itu kerja gotong royong yang terlukis seperti tersebut di atas
adalah dapat kita katakan bahwa hal ini terjadi karena adanya perasaaan saling
ketergantungan antara warga yang satu dengan warga yang lainnya dan adanya harapan akan
adanya balas jasa dari orang yang disumbang dikelak kemudian hari.
Perkumpulan yang berdasarkan adat di jawa disebut dengan sinoman. Kata sinoman ini
berasal dari kata anom yang artinya orang muda. Selanjutnya sinoman ini digunakan untuk
nama perkumpulan pemuda pemudi. Perkumpulan tersebut hanya terdapat di jawa tengah
saja. Di beberapa daerah di indonesia lainnya juga terdapat perkumpulan yang sejenis,
misalnya di bali dengan nama seka taruna. Di lampung manganai, dan di ambon disebut
nyong-nyong
SISTEM HUKUM
Bagi yang melanggar sepanjang adat atau sepanjang undang-undang ataupun pucuk larangan
dikenakan hukum sebagai berikut:
1. Beras seratus kerbau seekor
2. 40 kayu kain berekor dan berkepala
3. Emas selesung pesok, selengan baju
4. Beras dua puluh kambing seekor
5. Beras sepinggan ayam seekor
6. Adakalanya dilipas dengan ranjau serangkah/seberkas
7. Adakalanya ampunan maaf
8. Adakalanya tegur sapa ajar
9. Tepubung tawar
10. Kecil upieh, kecil seludan
11. Gdea kayu, gdea dieng (dahan)
12. Kalau ber emas hidup, kalau tidak ber emas mati
Pembagian emas:
Emas dibagi atas enam (6) macam, disebut juga dengan emas enam kupang yaitu:
1. Emas sebusung ialah:
Air belum beriak, daun kayu belum bergoyang
Langsung ditangani/diterima oleh teganai ninik mamak
Penyelesaiannya : beras sepinggan, ayam seekor
2. Emas sekundai ialah:
Air lah beriak, dan kayu lah nginggao/goyang
Diselesaikan oleh anak jantan kedua belah pihak
Penyeselesaiannya: beras sepinggan ayam seekor
3. Emas sepetai ialah:
Kok kusut akan diselesaikan
Kok keruh akan dijernihkan
Kok silang akan dipatutkan
Penyelesaiannnya/pegangan ninik mamak
Duduk/kebesarannya beras 20 kambing seekor
4. Emas-seemas ialah:
Diatas emas bertindih biang nan bertampi
Berdedak bertampi lumuk
Pegangan/duduk tuo depati
Penyelesaiannya/kebesarannya: beras 100 kerbau seekor
5. Emas alim tobat ialah:
Naik masjid membuka kitab, lafad dengan alqur’an dan hadist
Menemukan yang syah dengan batal
Haram dengan halal, makruh dengan sunat
6. Emas lapis sahit ialah:
Tatkala keris akan dihurus
Tatkala pedang akan dicabut
Unian/pegangan tua hulu baling
Penyelesaiannya: beras 100 kerbau seekor (Duduk Depati) menghilang luka yang
bapampeh mati nan babangun, diadakan jaminan makan dengan doa berkat doa
selamat. Untuk menghilang luka nan bapampeh mati nan babangun (mempertaut
silaturrahmi).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI INTI
KI. 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun,percaya diri,peduli,dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak dilingkungan keluarga,sekolah,masyarakat,dan lingkungan
alam sekitar,bangsa,Negara dan kawasan regional.
KI. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis,membaca,dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
D. TUJUAN PE MBELAJARAN
- Siswa dapat menjelaskan pengertian parmo adat
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis parno adat
- Siswa dapat mempraktikan parno adat perkawinan
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler
a. Pengertian parno adat
2. Materi Remedial
d. Jenis-jenis parno adat
3. Materi Pengayaan
a. Mempraktikan parno adat perkawinan
Pertemuan pertama
- Penilaian
a. Penilaian Sikap
Teknik Penilaian : Observasi
Instrumen Penilaian : Terlampir
b. Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Instrumen Penilaian : Terlampir
c. Penilaian Keterampilan
Teknik penilaian : Kinerja Proses
Instrumen Penilaian : Terlampir
- Media
Text-text tentang parno adat
- Alat
Laptop
Infokus
Papan Tulis
- Bahan
Lembar Kerja Siswa
- Sumber Pembelajaran:
Media massa cetak, elektronik
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
No Bentuk Jml
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
. Soal Soal
1 3.6 Memahami parno adat A. Pengertian 8. Menjelaskan Uraian 2
parno adat pengertian
parno adat
9. Menyebutkan Uraian 1
jenis-jenis
parno adat
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Parno adat merupakan kata sambut menyambut antara pemangku adat atau
pelaksana upacara adat tentang kegiatan yang dilakukan, seperti izin pelaksanaan, 60
permintaan di mulai upacara akhir dari upacara, bahkan sebagai salah satu syarat
untuk memohon sesuatu kepada pemangku adat.
2 - Parno adat perkawinan
- Parno adat kematian
- Parno adat ajun arah
- Parno adat turun mandi 40
- Parno adat kenduri sko
Skor perolehan
Total Skor Maksimum 100
Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 4.6 Mempratikan parno adat 4.6.1 menyajikan Siswa dapat Kinerja
parno adat perkawinan mempraktikan parno proses
adat perkawinan
Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
Jumlah
Skor Maksimum
Nilai = 16 x 100 =
16
KETERANGAN:
1 = KURANG
2 = CUKUP
3 = BAIK
MATERI PEMBELAJARAN:
a. Pengertian parno adat
Parno adat merupakan kata sambut menyambut antara pemangku adat atau pelaksana upacara
adat tentang kegiatan yang dilakukan, seperti izin pelaksanaan, permintaan di mulai upacara
akhir dari upacara, bahkan sebagai salah satu syarat untuk memohon sesuatu kepada
pemangku adat.
Dalam sumber lain Parno adalah salah satu kunci awal pelaksanaan berbagai upacara
adat, baik perkawinan maupun upacara lainnya. Kegiatan adat tanpa parno dianggap sebagai
kegiatan yang tidak berdasarkan nuansa adat, bahkan sebagian masyarakat menganggap
bertentangan dengan agama. Parno adalah kata sambut menyambut antara pemangku adat
atau pelaksana upacara adat tentang kegiatan yang dilakukan, seperti izin pelaksaan,
permintaan dimulai upacara, akhir dari upacara, bahkan sebagai salah satu syarat untuk
memohon sesuatu kepada pemangku adat.
Parno merupakan ciptaan manusia yang menggunakan bahasa yang indah dan bernilai
bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kerinci. Parno sangat dikenal dan frekuensi
pemakaiannya cukup tinggi dalam kehidupan sosial bermasyarakat di Kerinci,
Parno berasal dari kata Pno yang berarti pidato. Parno ialah penyampaian hajat atau
maksud dari sebuah perhelatan ataupun upacara yang bernuansa adat yang disampaikan oleh
Nenek Mamak Rumah kepada para undangan yang hadir. Adapun tata cara penyampaiannya
sebagai berikut :
a. Pendahuluan : mengetengahkan jamuan yang
disertai sirih perasaan dalam carano sekaki,
kemudian Tengganai meminta kepada Nenek
Mamak Rumah untuk menyampaikan maksud dari
tuan rumah,
b. Pengantar : Nenek Mamak Rumah meminta kepada
Depati untuk menunjukkan tempat Tumbuk Bilea,
c. Inti Sari: Nenek Mamak Rumah meminta Depati
untuk Memberi Ajun Arah, dan Depati meminta
Mangku untuk menelitinya. Setelah itu Mangku
menyerahkan kembali kepada Depati,
d. Gayung bersambut kata berjawab oleh Tumbuk
Bilea.
Makna yang terkandung dalam Parno Adat antara lain sebagai berikut : Tanggung
jawab, Tolong menolong dan gotong royong, Sifat keterbukaan, Kemitraan, Musyawarah,
Kemakmuran, Kepedulian, Kebijaksanaan, Budi bahasa atau etika, Ketaatan, Profesionalisme.
Orang yang boleh menyampaikan Parno adalah Tengganai dan Pemangku Adat (Depati
Nenek Mamak). Tengganai dan Pemangku Adat adalah anak laki-laki yang dituakan dan
disegani dalam keluarga dan berasal dari garis keturunan Ibu. Bagi Depati Nenek Mamak
mereka harus memiliki hubungan kekerabatan dengan depati Nenek Mamak sebelumnya.
Adapun syarat-syarat untuk menjadi pemangku Adat adalah : (1) laki-laki, (2) Memiliki
hubungan pertalian darah dengan Pemangku Adat sebelumnya, (3) Baik zatnya, (4) Beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (5) Tidak Pernah Melanggar hukum Adat,
Agama, serta hukum Negara, (6) Mampu, (7) Berilmu, (8) Arif dan bijaksana.
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
- Indikator KD pada KI 3
- Indikator KD pada KI 4
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler
a. Pengertian parno
2. Materi Remedial
3. Materi Pengayaan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan a. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam
dan berdoa.
Pertemuan pertama
Pertemuan pertemuan kedua
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan a. Memberikan salam
d. Berdo’a 10 Menit
1. Penilaian
a. Penilaian Sikap
Teknik Penilaian : Observasi
b.Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes Tulis
c.Penilaian Keterampilan
1. Media
2. Alat
a. Laptop
b. Infokus
c. Papan Tulis
4. Sumber Pembelajaran:
a. Internet
Sungai Penuh,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN 1 : PENILAIAN SIKAP
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
No Bentuk Jml
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
. Soal Soal
1 3.3 Memahami pengetahuan A. Pengertian 1. Menjelaskan Uraian 1
(faktual, konseptual, dan parno adat pengertian
prosedural) berdasarkan rasa ingin parno adat
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, 2. Menjelaskan Uraian 1
budaya terkait fenomena dan tata cara
kejadian tampak mata. penyampaia
n parno
uraian 1
No Bentuk Jml
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
. Soal Soal
3. Parno adat
kematian
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Parno ialah kata sambut menyambut antara pemangku adat atau pelaksana upacara
adat tentang kegiatan yang dialkukan,seperti izin pelaksana, permintaan dimulai 30
upacara, akhir dari upacara, bahkan sebagai satu syarat untuk memohon sesuatu
kepada pemangku adat.
Tata cara penyampaian parno adat: 30
3. Inti sari : nenek rumah meminta depati untuk memberi ajun arah , dan depati
meminta mangku untuk menelitinya dan setelah itu mangku menyerahkan
kembali kepada depati.
Skor perolehan
Total Skor Maksimum 100
Jumlah
Skor Maksimum
Nilai = 16 x 100 =
16
keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik
MATERI PEMBELAJARAN:
Pengertian parno Menurut Para Ahli dan Secara Umum:
Parno berasal dari kata pno atau pnao yang berarti pidato. Parno ialah kata sambut
menyambut antara pemangku adat atau pelaksana upacara adat tentang kegiatan yang
dialkukan,seperti izin pelaksana, permintaan dimulai upacara, akhir dari upacara, bahkan
sebagai satu syarat untuk memohon sesuatu kepada pemangku adat.
Parno adalah penyampaian hajad atau maksud dari sebuah perhelatan ataupun upacara yang
bernuansa adat yang disampaikan oleh nenek mamak rumah kepada para undangan yang
hadir.
Tata cara penyampaian parno adat:
5. Pendahuluan : mengetengahkan jamuan yang disertai sirih perasan dalam carano
sekaki, kemudian tengganai meminta kepada nenek mamak rumah untuk
menyampaikan maksud dari tuan rumah.
6. Pengantar : nenek mamak rumah meminta kepada depati untuk menunjukkan tempat
tumbuk bilea.
7. Inti sari : nenek rumah meminta depati untuk memberi ajun arah , dan depati meminta
mangku untuk menelitinya dan setelah itu mangku menyerahkan kembali kepada
depati.
8. Gayung bersambut kata berjawab oleh tumbuk bilea.
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
- Indikator KD pada KI 4
E. MATERI PEMBELAJARAN
- Materi Reguler
Pengertian parno
- Materi Remedial
- Materi Pengayaan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan - Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan
berdoa.
- Guru memberi motivasi: menanyakan tentangparno di
daerah siswa.
- Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan 10Menit
pembelajaran dari guru.
- Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri atas 4 – 5 orang
2. Penilaian
a. Penilaian Sikap
Teknik Penilaian : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan
c. Penilaian Keterampilan
- Alat
Laptop
Infokus
Papan Tulis
- Bahan
- Sumber Pembelajaran:
Internet
Sungai Penuh,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN 1 : PENILAIAN SIKAP
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
LAMPIRAN 2 : PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-Kisi Tes Tertulis
No Bentuk Jml
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
. Soal Soal
1 3.3 Memahami pengetahuan A. Pengertian 4. Menjelaskan Uraian 1
(faktual, konseptual, dan parno adat pengertian
prosedural) berdasarkan rasa ingin parno adat
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, 5. Menjelaskan Uraian 1
budaya terkait fenomena dan tata cara
kejadian tampak mata. penyampaia
n parno
uraian 1
6. Parno adat
ajun arah
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Parno ialah kata sambut menyambut antara pemangku adat atau pelaksana upacara
adat tentang kegiatan yang dialkukan,seperti izin pelaksana, permintaan dimulai 30
upacara, akhir dari upacara, bahkan sebagai satu syarat untuk memohon sesuatu
kepada pemangku adat.
Tata cara penyampaian parno adat: 30
1. Pendahuluan : mengetengahkan jamuan yang
disertai sirih perasan dalam carano sekaki,
kemudian tengganai meminta kepada nenek
mamak rumah untuk menyampaikan maksud
dari tuan rumah.
Jumlah
Skor Maksimum
Nilai = 16 x 100 =
16
keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik
MATERI PEMBELAJARAN:
Pengertian parno Menurut Para Ahli dan Secara Umum:
Parno berasal dari kata pno atau pnao yang berarti pidato. Parno ialah kata sambut
menyambut antara pemangku adat atau pelaksana upacara adat tentang kegiatan yang
dialkukan,seperti izin pelaksana, permintaan dimulai upacara, akhir dari upacara, bahkan
sebagai satu syarat untuk memohon sesuatu kepada pemangku adat.
Parno adalah penyampaian hajad atau maksud dari sebuah perhelatan ataupun upacara yang
bernuansa adat yang disampaikan oleh nenek mamak rumah kepada para undangan yang
hadir.
Tata cara penyampaian parno adat:
1. Pendahuluan : mengetengahkan jamuan yang disertai sirih
perasan dalam carano sekaki, kemudian tengganai meminta
kepada nenek mamak rumah untuk menyampaikan maksud dari
tuan rumah.
3. Inti sari : nenek rumah meminta depati untuk memberi ajun arah
, dan depati meminta mangku untuk menelitinya dan setelah itu
mangku menyerahkan kembali kepada depati.
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
- Indikator KD pada KI 4
D. TUJUAN PE MBELAJARAN
- Siswa dapat menjelaskan pengertian parno adat
E. MATERI PEMBELAJARAN
- Materi Reguler
Pengertian parno
- Materi Remedial
Tata cara penyampaian parno
- Materi Pengayaan
Orang-orang yang boleh menyampaikan parno adat
F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan - Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan
berdoa.
- Guru memberi motivasi: menanyakan tentangparno di
daerah siswa.
- Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan 10Menit
pembelajaran dari guru.
- Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri atas 4 – 5 orang
a. Penilaian Sikap
Teknik Penilaian : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan
c. Penilaian Keterampilan
- Alat
Laptop
Infokus
Papan Tulis
- Bahan
- Sumber Pembelajaran:
Internet
Sungai Penuh,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN 1 : PENILAIAN SIKAP
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
LAMPIRAN 2 : PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-Kisi Tes Tertulis
No Bentuk Jml
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
. Soal Soal
1 3.3 Memahami pengetahuan A. Pengertian 7. Menjelaskan Uraian 1
(faktual, konseptual, dan parno adat pengertian
prosedural) berdasarkan rasa ingin parno adat
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, 8. Menjelaskan Uraian 1
budaya terkait fenomena dan tata cara
kejadian tampak mata. penyampaia
n parno
uraian 1
9. Parno adat
turun mandi
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Parno ialah kata sambut menyambut antara pemangku adat atau pelaksana upacara
adat tentang kegiatan yang dialkukan,seperti izin pelaksana, permintaan dimulai 30
upacara, akhir dari upacara, bahkan sebagai satu syarat untuk memohon sesuatu
kepada pemangku adat.
Tata cara penyampaian parno adat: 30
1. Pendahuluan : mengetengahkan jamuan yang
disertai sirih perasan dalam carano sekaki,
kemudian tengganai meminta kepada nenek
mamak rumah untuk menyampaikan maksud
dari tuan rumah.
2. Sunat rasul
4. Tikah kawin
Jadi kito hutang keempat nampaknyo, jadi kini hutang lapeh sandokembali, hutang
teringgih kepado anak bininyu, pepatah adat mengatokan:
“trentang jalan kelempu, jalan truh talang kemuning, nyu sudah nyawet ijab dengan
Kabul, situ nyu tau adat bubini”
Kalu kito nak butiru butureh nak butela dan jemput adat kanti kimak adat kawan,
kalu induk kito kito burado bapak kito burameh, itu dirayak pecan dengan rami,
masjid dengen memuncak, balai dingen munganjung, kato idak dengan bularik, situ
tempat kito butiruk tureh, butinding buteladan, tapi kalu mudel kito minin, kelapo
ado sekeping, kimyen dalam padi, bajumpo samo muskin ungai-ungai nalak kudihi,
apu sebab kito nak naki gunung dingen tinggi, menuru luruh dingen dalam, masuk
imbo kalua imbo, sebab kito dingen mulawo, nak ngerjokan tekuk dingen terbang,
arah dingan cencang, tikun dingan pangku agi nak nalak kayu pandak agi nak nalak
kayu p-anjang itulah adat kito si laki-laki. Apupulo kerjo kito silaku dingen batino
duduk dianjung mehligai yang tinggi. Mengarjokan ambak dingan anyam, tenun
dingan gantih, cungkim dingan sulam, bapiuk gedang batungku jarang, nantik
mendah jak dili, jak mudik, jak dahek, jak lembak, sapu mendah nak
ditantik…………..lain tidak anak laki awak. Ile itu idak buleh agi kamano, mudik
idak buleh pulo ke hulu, sebab nyu lah ado uhang dingen ngingatkannyo. Jangan
salah merenguk tupai idah jatuh, salah menung gajah sakit, tau bukitak ahi tinggi,
budendang biduk hanyut, tau lalai maso habis ingatkananak laki awak itu gawe kito
silakudingen batino idak pulo panjang soal ini, ngingatkan kayo situ penghulu serto
alim ulama, kami minta dibaco doa berkat, doa selamat, bala dumah bala akhirat,
dingen tacucur bari langit. Terbesuk dari bumi salikut dari asu tegak dilaman budiri
ditanggo, nyingok di singop nyembo di pintu, mintak dikuat di tibo kito mengingat
pisang ditengah padang buah sasikek duo sikek kalu kito bentang mbuk sapanjang
tali elang. Kini kito kumpag mak nyu pandak. Kini duri di tangah padang akan nyu
busususn kemenyan lah di panggang sisish pinang lah tarajun. Tapi kalu ado tlu itik
diasam telayang di ampo, idak guno diserak idak dipakai diadat salah kepado Allah
minta tobat, salah kepado manusio suko minta maaf, labutantang koto rendah,
menjawab ketuk semurup. Kini bulabuh iyolah sudah macu doa kayi situ dingen
patut, kalu ado dingan jarang tulong di sisut, kalu dingen kerap kayo situ
dingennyambutkan.
Skor perolehan
Total Skor Maksimum 100
Jumlah
Skor Maksimum
Nilai = 16 x 100 =
16
keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik
MATERI PEMBELAJARAN:
Pengertian parno Menurut Para Ahli dan Secara Umum:parno berasal dari kata pno atau
pnao yang berarti pidato. Parno ialah kata sambut menyambut antara pemangku adat atau
pelaksana upacara adat tentang kegiatan yang dialkukan,seperti izin pelaksana, permintaan
dimulai upacara, akhir dari upacara, bahkan sebagai satu syarat untuk memohon sesuatu
kepada pemangku adat.
Parno adalah penyampaian hajad atau maksud dari sebuah perhelatan ataupun upacara yang
bernuansa adat yang disampaikan oleh nenek mamak rumah kepada para undangan yang
hadir.
Tata cara penyampaian parno adat:
a. Pendahuluan : mengetengahkan jamuan yang disertai
sirih perasan dalam carano sekaki, kemudian tengganai
meminta kepada nenek mamak rumah untuk
menyampaikan maksud dari tuan rumah.
b. Pengantar : nenek mamak rumah meminta kepada depati
untuk menunjukkan tempat tumbuk bilea.
c. Inti sari : nenek rumah meminta depati untuk memberi
ajun arah , dan depati meminta mangku untuk
menelitinya dan setelah itu mangku menyerahkan
kembali kepada depati.
d. Gayung bersambut kata berjawab oleh tumbuk bilea.
Jadi kito hutang keempat nampaknyo, jadi kini hutang lapeh sandokembali, hutang teringgih
kepado anak bininyu, pepatah adat mengatokan:
“trentang jalan kelempu, jalan truh talang kemuning, nyu sudah nyawet ijab dengan Kabul,
situ nyu tau adat bubini”
Kalu kito nak butiru butureh nak butela dan jemput adat kanti kimak adat kawan, kalu induk
kito kito burado bapak kito burameh, itu dirayak pecan dengan rami, masjid dengen
memuncak, balai dingen munganjung, kato idak dengan bularik, situ tempat kito butiruk
tureh, butinding buteladan, tapi kalu mudel kito minin, kelapo ado sekeping, kimyen dalam
padi, bajumpo samo muskin ungai-ungai nalak kudihi, apu sebab kito nak naki gunung dingen
tinggi, menuru luruh dingen dalam, masuk imbo kalua imbo, sebab kito dingen mulawo, nak
ngerjokan tekuk dingen terbang, arah dingan cencang, tikun dingan pangku agi nak nalak
kayu pandak agi nak nalak kayu p-anjang itulah adat kito si laki-laki. Apupulo kerjo kito
silaku dingen batino duduk dianjung mehligai yang tinggi. Mengarjokan ambak dingan
anyam, tenun dingan gantih, cungkim dingan sulam, bapiuk gedang batungku jarang, nantik
mendah jak dili, jak mudik, jak dahek, jak lembak, sapu mendah nak ditantik…………..lain
tidak anak laki awak. Ile itu idak buleh agi kamano, mudik idak buleh pulo ke hulu, sebab nyu
lah ado uhang dingen ngingatkannyo. Jangan salah merenguk tupai idah jatuh, salah menung
gajah sakit, tau bukitak ahi tinggi, budendang biduk hanyut, tau lalai maso habis ingatkananak
laki awak itu gawe kito silakudingen batino idak pulo panjang soal ini, ngingatkan kayo situ
penghulu serto alim ulama, kami minta dibaco doa berkat, doa selamat, bala dumah bala
akhirat, dingen tacucur bari langit. Terbesuk dari bumi salikut dari asu tegak dilaman budiri
ditanggo, nyingok di singop nyembo di pintu, mintak dikuat di tibo kito mengingat pisang
ditengah padang buah sasikek duo sikek kalu kito bentangmbuk sapanjang tali elang. Kini
kito kumpag mak nyu pandak. Kini duri di tangah padang akan nyu busususn kemenyan lah di
panggang sisish pinang lah tarajun. Tapi kalu ado tlu itik diasam telayang di ampo, idak guno
diserak idak dipakai diadat salah kepado Allah minta tobat, salah kepado manusio suko minta
maaf, labutantang koto rendah, menjawab ketuk semurup. Kini bulabuh iyolah sudah macu
doa kayi situ dingen patut, kalu ado dingan jarang tulong di sisut, kalu dingen kerap kayo situ
dingennyambutkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI INTI
KI. 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun,percayadiri,peduli,dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak dilingkungan keluarga,sekolah,masyarakat,dan
lingkunganalams ekitar,bangsa,Negara dan kawasan regional.
KI. 3.Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, danprosedural) berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budayaterkaitfenomenadankejadiantampakmata.
KI 4 Mencoba, mengolah, danmenyajidalamranahkonkret (menggunakan, mengurai,
memodifikasi, danmembuat) dan ranah abstrak
(menulis,membaca,danmengarang) sesuai dengan yang dipelajaridi sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
D. TUJUAN PE MBELAJARAN
- Siswa dapat menjelaskan pengertian parno adat
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis parno adat
- Siswa dapatmempraktikan parno adat kenduri sko
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler
a. Pengertian parno adat
2. Materi Remedial
a. Jenis-jenis parno adat
3. Materi Pengayaan
a. Mempraktikan parno adat kenduri sko
Pertemuan pertama
Pendahuluan a . M e m b e r i k a n s a
l a m
b. Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untukbelajar
c. Menanyakan kehadiran peserta didik
d. Berdo’a 10 Menit
e. Guru member motivasi: menanyakan apakah sudahmembacamateri
yang akandipelajari.
f. Pesertadidikdibagimenjadibeberapakelompok, tiapkelompokterdiri
atas 4 – 5 orang
1. Penilaian
a. Penilaian Sikap
TeknikPenilaian : Observasi
InstrumenPenilaian : Terlampir
b. Penilaian Pengetahuan
TeknikPenilaian : TesTulis
InstrumenPenilaian : Terlampir
c. Penilaian Keterampilan
Teknikpenilaian : KinerjaProses
InstrumenPenilaian : Terlampir
1. Media
a. Text-texttentangparno adat
2. Alat
a. Laptop
b. Infokus
c. Papan Tulis
3. Bahan
a. Lembar Kerja Siswa
4. Sumber Pembelajaran:
a. Media massacetak, elektronik
Sungai Penuh,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
(--------------------) (-------------------------)
LAMPIRAN 1 : PENILAIAN SIKAP
Nama
No W a k t u Catatan Perilaku Butir Sikap K e t .
Siswa
2. Menyebutkanjenis- Uraian 1
jenisparno adat
S k o r p e r o l e h a n
T o t a l S k o r M a k s i m u m 100
Teknik
No. K o m p e t e n s i D a s a r M a t e r i I n d i k a t o r
Penilaian
1 . 4.6 Mempratikanparnoadat 4.6.1 menyajikan parno adat perkawinan Siswadapatmempraktikan parno adat perkawinan Kinerja
proses
Rubrik PenskoranPenilaian Kinerja
N oN a m a D i s i p l i n Partisipasi K e r j a s a m a G a g a s a n
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
J u m l a h
S k o r M a k s i m u m
Nilai = 16 x 100 =
16
KETERANGAN:
1 = KURANG
2 = CUKUP
3 = BAIK
MATERI PEMBELAJARAN:
a. Pengertian parno adat
Parno adat merupakan kata sambut menyambut antara pemangku adat atau pelaksana upacara
adat tentang kegiatan yang dilakukan, seperti izin pelaksanaan, permintaan di mulai upacara
akhir dari upacara, bahkan sebagai salah satu syarat untuk memohon sesuatu kepada
pemangku adat.
Dalam sumber lain Parno adalahsalah satu kunci awal pelaksanaan berbagai upacara
adat, baik perkawinan maupun upacara lainnya. Kegiatan adat tanpa parno dianggap sebagai
kegiatan yang tidak berdasarkan nuansa adat, bahkan sebagian masyarakat menganggap
bertentangan dengan agama. Parno adalah kata sambut menyambut antara pemangku adat
atau pelaksana upacara adat tentang kegiatan yang dilakukan, seperti izin pelaksaan,
permintaan dimulai upacara, akhir dari upacara, bahkan sebagai salah satu syarat untuk
memohon sesuatu kepada pemangku adat.
Parnomerupakan ciptaan manusia yang menggunakan bahasa yang indah dan bernilai
bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kerinci. Parnosangat dikenal dan frekuensi
pemakaiannya cukup tinggi dalam kehidupan sosial bermasyarakat di Kerinci,
Parno berasal dari kata Pno yang berarti pidato. Parno ialah penyampaian hajat atau
maksud dari sebuah perhelatan ataupun upacara yang bernuansa adat yang disampaikan oleh
Nenek Mamak Rumah kepada para undangan yang hadir. Adapun tata cara penyampaiannya
sebagai berikut :
1. Pendahuluan : mengetengahkan jamuan yang disertai sirih perasaan dalam carano
sekaki, kemudian Tengganai meminta kepada Nenek Mamak Rumah untuk
menyampaikan maksud dari tuan rumah,
2. Pengantar : Nenek Mamak Rumah meminta kepada Depati untuk menunjukkan tempat
Tumbuk Bilea,
3. Inti Sari: Nenek Mamak Rumah meminta Depati untuk Memberi Ajun Arah, dan
Depati meminta Mangku untuk menelitinya. Setelah itu Mangku menyerahkan kembali
kepada Depati,
4. Gayung bersambut kata berjawab oleh Tumbuk Bilea.
Makna yang terkandung dalam Parno Adat antara lain sebagai berikut : Tanggung
jawab, Tolong menolong dan gotong royong, Sifat keterbukaan, Kemitraan, Musyawarah,
Kemakmuran, Kepedulian, Kebijaksanaan, Budi bahasa atau etika, Ketaatan, Profesionalisme.
Orang yang boleh menyampaikan Parno adalah Tengganai dan Pemangku Adat (Depati
Nenek Mamak). Tengganai dan Pemangku Adat adalah anak laki-laki yang dituakan dan
disegani dalam keluarga dan berasal dari garis keturunan Ibu. Bagi Depati Nenek Mamak
mereka harus memiliki hubungan kekerabatan dengan depati Nenek Mamak sebelumnya.
Adapun syarat-syarat untuk menjadi pemangku Adat adalah : (1) laki-laki, (2) Memiliki
hubungan pertalian darah dengan Pemangku Adat sebelumnya, (3) Baik zatnya, (4) Beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (5) Tidak Pernah Melanggar hukum Adat,
Agama, serta hukum Negara, (6) Mampu, (7) Berilmu, (8) Arif dan bijaksana.
b. Jenis-jenis parno adat
Ada 5 jenis parno adat, yaitu sbb:
- Parno adat perkawinan
- Parno adat kematian
- Parno adat ajun arah
- Parno adat turun mandi
- Parno adat kenduri sko
Dari semerah ke koto tuo mencari puyoh beranuk batinau anuk nyolingah berbulu lunak
Hormat kepado kayo ngantuo,maaf kepado kayo ngan mudo, salam terhimpun kepado kayo
ngan banyak.
Yg gdain kayolah bergelar yg nek kayolah benamo gdaing idaik disebut gelar nek idiek
disebut namo, mako kmin simpul kan sajoPara hadirin dan hadirat yg berbahagia.