Anda di halaman 1dari 3

A.

PENGUBAHAN OLEH VIRUS PADA METABOLISME NUKLEOTIDA

Bahwa virus-virus dapat mengubah metabolisme sel-sel asalnya pertama kali dikenal pada
tahun 1957 melalui studi mengenai biosynthesis nukleotida pada bakteri E. coli yang
terinfeksi oleh bacteriophages seri T-T2, T4, dan T6. G.R. Wyatt dan Seymour Cohen pada
tahun 1952 memperlihatkan bahwa dalam DNA virus-virus tersebut tidak terdapat cytosine,
tetapi 5-hydroxymethylcytosine, dimana sebagian besar kelompok hydroxymethyl telah
dimodifikasi lebih lanjut dengan masuk pada ikatan glycosidic dengan sebagian glukosa.
Penelitian yang berkelanjutan menunjukkan bahwa infeksi virus menyebabkan sintesa enzim-
enzim yang berasala dari virus (dikode oleh gen virus), menghasilkan modifikasi-modifikasi
tersebut (Gambar 3.23). Enzim utama pada bakteri yang terinfeksi phage (faga) seri T
termasuk dCTPase, yang membelah dCTP menjadi dCPM; suatu hydroxymethyl dCMP, yang
mentransfer sekelompok karbon-satu ke dCMP pada tingkat oksidasi hydroxymethyl; dan
suatu kinase deoksiribonukleotida monofosfat, yang dapat mem-phosphorylasi hasil 5-
hydroxymethyl-dCMP. Fosforilasi 5- hydroxymethyl-dCMP menjadi trifosfat dikatalisasis
oleh kinase difosfat dari sel inang atau sel inti. Reaksi glukosilasi terjadi setelah asam nukleat
yang termodifikasi disatukan (direkombinasikan) kedalam DNA. Pada bakteri yang terinfeksi
phage T4 terjadi dua reaksi glucosyltransferasi (pentransferan glukosa), salah satunya
mentransfer glukosa dengan konfigurasi α dan satunya dengan konfigurasi β. Sebagai
tambahan, genom viral mengekspresikan beberapa enzim deoksiribonuklease, khususnya
sebagai pembelah DNA yang berisi cytosine. Proses ini membantu virus untuk
menghapuskan ekspresi dari gen-gen sel inti, dan juga memberikan suatu sumber utama bagi
sintesa DNA virus yang baru.
Meskipun penggantian basa dalam DNA agak tidak biasa, sekitar selusin contoh saat ini telah
berhasil, dimana satu dari empat deoksiribonukleotida umum diganti, secara keseluruhan atau
sebagian, dengan zat kimia turunan yang menahan pasangan basa yang khusus dari
nukleotida yang digantikan. Sebagai contohnya, phage Bacillus subtilis, menggantikan uracil
bagi thymine dalam DNA.faga Bacillus subtilis lainnya memerlukan 5-hydroxymethylluracil
untuk menggantikan thymine. Phage Xanthomonas oryzae menggantikan 5-
hydroxymethylluracil untuk setiap residu DNA cytosine-nya. Dalam setiap kasus yang
diteliti, virus mengatur modifikasi nukleus melalui sintesa dari enzim-enzim yang dikodekan
virus, sehingga menciptakan cara metabolis yang baru dalam sel yang terinfeksi.
Pada virus-virus tanaman dan hewan tidak terdapat bentuk modifikasi dasar asam nukleat
seperti yang ditemukan dalam bacteriophage. (Kebanyakan organisme mengandung dasar
asam nukleat yang dimethylasi dengan proporsi yang cukup signifikan, tetapi modifikasi
tersebut terjadi setelah polymerisasi). Namun, enzim-enzim yang dikode virus jarang sekali
diproduksi untuk membantu sel yang terinfeksi untuk memperbanyak sintesa asam nukleat
yang sebelumnya. Pada beberapa kasus, enzim-enzim suatu virus cukup berbeda dengan
enzim sejenis pada sel inangnya di mana para peneliti dapat mendesain inhibitor enzim
tertentu dan kemudian dengan sukses akan mencapai kemoterapi tertentu untuk melawan sel
yang terinfeksi virus.

Gambar 3.23 Infeksi menyebabkan enzim-enzim yang dikode oleh gen virus mengalami
modifikasi.

Contoh terbaru yang terbaik adalah penggunaan acyclovir dan turunannya, ganciclovir, untuk
melawan infeksi virus herpes. Virus herpes adalah virus DNA yang besar, di mana genome-
nya mengkodekan beberapa enzim, termasuk deoksipirimidin kinase. Aslinya enzim ini
ditemukan sebagai suatu thymidine kinase, enzim tersebut juga mem-phosphorylasi-kan
dTMP. Namun yang lebih penting lagi adalah penentuan dasar secara ekstrim dari aktifitas
enzim kinase tersebut. Analog 5-iododeoksiuridine thymidine, yang digunakan untuk
mengobati simplex herpes pada infeksi mata, telah di-phosphorylasi oleh deoxypirimidin
kinase dan digabungkan ke thymidylate pada DNA. Akhir-akhir ini, acyclovir (juga
dinamakan acycloguanosine) dan anggota ganciclovir, ternyata juga terbukti telah di-
phosphorylasi oleh kinase-kinase virus deoksipirimidin, meskipun kinase-kinase tersebut
adalah analog dari suatu purin nukleotida, yaitu deoksiguanosin.
Acyclovir dan ganciclovir keduanya saat ini digunakan untuk pengobatan optikal dan
sistematis bagi infeksi viral herpes. Ketiga analog tersebut pada akhirnya diubah menjadi 5’-
triphospate, yang akan bercampur dengan tiruan atau replikasi DNA. Sel-sel yang tidak
terinfeksi tidak akan ter- phosphorylsi-kan acyclovir dan gancyclovir secara efektif dan akan
mem- phosphorylasi-kan dengan lemah iododeoksiuridine, sehingga replikasi atau tiruan
DNA dan pertumbuhan virus secara selektif akan terhalangi pada sel-sel yang terinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai