janganlah berkata kotor dan janganlah ia berteriak-teriak dan jika ada
seseorang memakinya atau mengajak bertengkar hendaknya ia mengatakan
“Sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Al- Kita bersyukur kepada Allah yang masih memberikan iman dan islam di Baidhawi menyatakan “Bukanlah maksud syari’at puasa adalah menahan dalam jiwa dan raga. Dua karunia sebagai bekal Sentosa di dunia dan alam lapar dan dahaga saja. Dalam puasa haruslah bisa mengendalikan syahwat setelahnya. Allah juga masih memberi kita nikmat aman menjalankan dan memenej jiwa agar memiliki hati yang tenang. Jika tidak bisa melakukan syariat agama. Menunaikan shalat tanpa todongan senjata, membaca quran seperti itu, maka Allah tidaklah menerima puasa tersebut.” (Fath Al-Bari, 4: dan mengagungkan syiar islam tanpa takut hilang nyawa. 117) Jadi kita benar-benar harus bisa menjaga diri untuk tidak terjerumus ke Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, dalam hal-hal yang membangkitkan gairah nafsu yg bisa mencelakakan keluarga, para shahabat dan orang-orang yang mengikuti sunah Rasulullah hidupnya. Untuk itu kita diharuskan memperbanyak ibadah kepada Allah hingga hari kiamat. swt. Upaya menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu saat sedang berpuasa itu merupakan Latihan keimanan yang sangat efektif. Dengan *Filosofi Puasa Ramadhan* Filosofi puasa Ramadan sudah seharusnya berpuasa atau menahan diri dari segala hal-hal yang berbau nafsu, kita ini diketahui oleh setiap orang muslim. Bila umat Islam tidak tahu tentang diuji sampai manakah kekuatan iman dan ketaatan kita terhadap perintah filosofi ataupun makna dalam berpuasa, jadi untuk apa ia melakukannya, yang Allah SWT berikan. Larangan berbohong saat berpuasa misalnya, itu serasa tidak ada tujuannya. Bila kita tidak mengetahui filosofi puasa telah disebutkan dalam hadits berikut ini, “Barangsiapa yang tidak Ramadan sama saja dengan kita ikut-ikutan apa yang dilakukan banyak meninggalkan perkataan dusta, dan malah mengamalkannya, maka Allah orang. Untuk orang-orang yang baru melakukannya, terutama anak-anak hal tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903), ini menjadi baik-baik saja karena memang mereka baru memulai dan baru Seperti halnya yang dikatakan oleh Ibnul ‘Arabi, “Konsekuensi dari hadits mulai berlatih untuk berpuasa. Namun bagi orang-orang yang telah dewasa tersebut, siapa saja yang melakukan dusta yang telah disebutkan, balasan harusnya sudah tahu apa filosofi puasa Ramadhan, dan mengapa mereka puasanya tidak diberikan. Pahala puasa tidak ditimbang dalam timbangan harus melakukannya. Karena setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah karena telah bercampur dengan dusta dan yang disebutkan bersamanya.” SWT tentunya memiliki folosofi dan makna yang perlu kita pahami dan (Fath Al-Bari, 4: 117) Disini kejujuran juga menjadi salah satu patokan mengerti. Sehingga ketika melakukan ibadah tersebut, khususnya puasa keimanan seseorang dalam berpuasa di bulan Ramadhan, karena tidak ada Ramadan tidak hanya ikut-ikutan saja. Di antara filosofi puasa Ramadhan yang melihat kita ketika secara diam-diam minum di dapur atau di kamar. yang wajib diketahui oleh seorang muslim adalah *Mengendalikan hawa Hanya kita dan Allah SWT saja yang tahu apa yang kita perbuat sehari- nafsu* Seperti yang semua orang sudah ketahui sebelumnya, bahwa salah harinya. Jadi jagalah diri kita untuk selalu taat dalam menjalankan perintah satu filosofi puasa Ramadhan adalah untuk mengendalikan nafsu. Seluruh Allah SWT dengan berpuasa Ramadhan dan segala filosofi puasa Ramadhan umat islam diwajibkan untuk menahan segala jenis hawa nafsunya selama yang terkandung di dalamnya. melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan ini, baik itu menahan nafsu untuk tidak makan dan minum dari terbit fajar sampai waktu berbuka, Istiqamah maupun menahan nafsu syahwat untuk melakukan hubungan suami istri Suatu hari sahabat Abdullah al-Tsaqafi meminta nasihat kepada Nabi saw dan sebagainya, sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, agar dengan nasihat itu, ia tidak perlu bertanya-tanya lagi soal agama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa adalah kepada orang lain. Lalu, Rasulullah saw bersabda, ''Qul Amantu Billah membentengi diri maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa Tsumma Istaqim'' (Katakanlah, aku beriman kepada Allah, dan lalu kami ialah Allah' kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada bersikaplah istiqamah!). (H.R. Muslim). kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Sabda Nabi di atas tergolong singkat, tetapi sangat padat. Menurut Qadhi Mereka itulah para penghuni sorga; mereka kekal di dalamnya, sebagai 'Iyadh, hadits ini ekuivalen dengan firman Allah, ayat 30 surah Fusshilat, balasan atas apa yang mereka kerjakan'' (Al-Ahqaf, 13-14). Semoga kita bisa yang mengajarkan agar kita bersikap konsisten dan istiqamah dalam istiqamah dalam segal hal. Aamiin. beragama, yakni senantiasa beriman kepada Allah swt dan senantiasa menjalani semua perintah-Nya. (Syarkah Shahih Mislim, juz 2/9). Istiqamah merupakan bentuk konsistensi seorang hamba kepada Allah SWT. Istiqamah, seperti terlihat di atas, merupakan usaha maksimal yang dapat Meski bukan perkara mudah, istiqamah perlu dijalani setiap Muslim. dilakukan oleh manusia untuk senantiasa berada di jalan Allah swt. Karena Mengutip Imam Nawawi, istiqamah secara ringkas bermakna, seseorang itu, tidak setiap orang dapat memiliki sifat istiqamah. Sifat istiqamah, senantiasa taat kepada Allah dan menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya. menurut sufi Abu al-Qasim al-Qusyairi, hanya dimililki oleh orang-orang Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Qul amantu billah tsumma- yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Mengenai istaqim." Artinya: "Katakanlah, aku beriman kepada Allah dan aku keutamannya, Qusyairi berkata, ''Barang siapa memiliki sifat istiqamah, beristiqamah atas iman tersebut." maka ia akan meraih segala kesempurnaan dan segala kebajikan. 1. Jangan pernah khwatir dengan kematian, karena kullu nafsin jaikotul Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sifat istiqamah, maka semua usahanya maut, semua makhluk itu pasti mati, ada yang sakit ga mati2, akan sia-sia dan semua perjuangannya akan kandas.'' sementara yang ngerawtnya mati terus. Tak heran bila sikap istiqamah itu menjadi harapan dan dambaan para sufi. 2. Jangan pernah khwatir dengan namanya rezeki, dalam hadits kudsi Sufi sejati, menurut Ibn 'Athaillah al Sakandari, tak pernah mengharap Allah berfirman “tidak akan meninggal anak cucu adam, ketika keramat (al-Karamah), tetapi mengharap istiqamah, yakni sikap konsisten semua rizkinya belum diterima. dalam beragama. Bahkan keramat yang sesungguhnya bagi mereka adalah 3. sikap istiqamah itu. Sedang keramat dalam arti memperoleh sesuatu yang Kita tidak tahu kematian dimana, Kematian tau dimana kita luar biasa (al-Khariq al-'Adat) sama sekali tak berharga dan tak ada artinya Rezeki kita tidak tahu dimana tetapi Rezeki tahu dimana kita buat mereka. Maka dari itu, sikap istiqamah mesti terpatri betul dalam hati setiap Muslim. Mengapa? Jawabnya, karena keramat semacam ini dapat diperoleh oleh Apalagi, Allah SWT telah berjanji memberikan ganjaran yang begitu besar siapa saja dan seringkali membuat tuannya sesat dan tergelincir. Sedang bagi orang-orang yang istiqamah dalam beribadah. sifat istiqamah, selain hanya dimiliki oleh orang-orang yang takwa, juga Tak sedikit ayat Alquran yang membahas mengenai ganjaran tersebut. Ayat- dapat melapangkan jalan baginya menuju Allah swt, Sang Kebenaran Mutlak ayat yang dimaksud di antaranya adalah surah Fushilat dan al-Ahqam. Untuk (Syarh Kitab Hikmah, juz 2/14). itu, setiap diri Muslim hendaknya mampu mengaplikasikan sikap istiqamah Seorang disebut istiqamah, menurut riwayat yang bersumber dari Kulafa' al- dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Rasyidin, bila ia konsisten dalam empat hal. Pertama, konsisten dalam Kiat-kiat istiqamah memegang teguh aqidah tauhid. Kedua, konsisten dalam menjalankan Istiqamah merupakan pemberian langsung dari Allah. Itu menjadi hak syari'at agama baik berupa perintah (al-awamir) maupun larangan (al- preogratif-Nya. Untuk mendapatkan sikap istiqamah, seorang hamba harus nawahi). Ketiga, konsisten dalam bekerja dan berkarya dengan tulus dan memperbanyak doa kepada Allah. ikhlas karena Allah. Keempat, konsisten dalam memperjuangkan kebenaran Rasul SAW mengajarkan doa, yakni "Ya muqalibal qulub tsabbit qulubana." dan keadilan baik dalam waktu lapang maupun dalam waktu susah. Doa tersebut juga menunjukkan, hati memiliki perangai mudah terombang- Dalam sifat istiqamah, seperti terlihat di atas, terkandung sifat-sifat yang ambing. Karena itu, kita memohon kepada Allah agar hati kita ditetapkan luhur dan terpuji, seperti sifat setia, taat asas, tepat janji, dan teguh hati. dalam iman dan Islam serta beribadah dengan tulus kepada-Nya. Untuk itu, Allah swt menjanjikan kepada orang-orang yang istiqamah Menurut Ibnul Qayyim, hati bagaikan bulu yang berada di padang pasir, balasan yang besar. ''Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan ringan bersifat labil dan mudah terombang-ambing angin gurun. Karena itu, doa memohon untuk dapat bersikap istiqamah kepada Allah saja tidaklah membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah" (H.R. al-Bukhari). Dalam cukup. redaksi lain, Aisyah berkata, "Pada 10 terakhir bulan Ramadan Rasulullah Dibutuhkan keteguhan hati dan aplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. saw. lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya." (H.R. Muslim) Dalam Salah satu contoh penerapannya adalah gemar menghadiri majelis ilmu. 10 hari terakhir Ramadan pula, umat Islam dianjurkan untuk mencari Dalam kondisi sekarang, kemudahan akses internet dapat menjadi jawaban Lailatulkadar, yaitu malam ketika Alquran secara keseluruhan diturunkan bila kajian di masjid sedang dijeda. Sebab, salah satu esensi dari majelis ilmu dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah. Alquran kemudian diwahyukan secara ialah berkumpul dengan orang-orang saleh. Inilah pintu menuju istiqamah berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad selama 20 atau 21 tahun, diri. dimulai dari surah Al-Alaq ayat 1 hingga 5. Kapan Lailatulkadar sendiri hanya Allah yang mengetahui. Namun, Rasulullah mengindikasikan malam ini Bulan ramadhan pintu syurga dibuka, pintu neraka ditutup, syetan terjadi dalam 10 hari terakhir, dengan beberapa redaksi yaitu, dibelenggu, ketika kita tidak bisa berbuat baik, keterlaluan. (1) di antara malam sekitar 10 hari terakhir Ramadan, (2) malam sekitar 7 hari terakhir Ramadan, atau Khoirunnas anfauhun linnas, (3) malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan. Terdapat berbagai amalan untuk Man lam yaskhurinnas lam yasykurillah, (siapa-siapa yang tidak berterima mengisi 10 hari terakhir bulan Ramadan sebagai berikut. kasih kepada manusia, pada hakekatnya dia tidak bersyukur kepada Allah) 1. Mengerjakan Salat Malam/Tahajud Menghidupkan malam-malam bulan Kita bukan nabi kita manusia biasa, Nabi berdo’a sedikit dikabul, nabi musa Ramadan dapat dilakukan dengan mengerjakan qiyamul lail (salat malam) melewati laut, do’a dikit di kabul laut terbelah dan terdapat jalan ditengah berupa salat tahajud seperti hadis riwayat Aisyah di atas. Dalam hadis lain laut, berdo’a lagi laut kembali bersatu dan menenggelamkan firaun. disebutkan oleh Aisyah, "Aku selalu menyaksikan beliau beribadah selama Nabi ibrahim dibakar namrudz, do’a dikit di dinginkan api itu dan selamatlah Ramadan hingga menjelang subuh." Seseorang dapat mengerjakan salat nabi Ibrahim. tarawih seusai salat isya, kemudian menunda salat witir untuk dikerjakan Nabi nuh banjir, ada seorang Ahli ibadah ketika banjir air sudah nympe lutut setelah tahajud, mengingat salat witir adalah salat penutup. Dimungkinkan tetap diam diajak naik ke kapal nabi nuh tidak mau, walaupun air terus pula, salat witir dikerjakan setelah tarawih, tetapi kemudian tidak mulai naik, diajak naik ke kapal, tapi tidak mau karena dia berkeyakinan mengerjakan witir setelah tahajud karena Nabi bersabda, "tidak ada dua hanya Allahlah penolong, dijemputpun ga mau, kaum nuh selamat yg naik witir dalam satu malam" kapal, sedangkan ahli ibadah meninggal. 2. Memperbanyak Baca Alquran Al-Qur'an diturunkan Allah pada bulan Allah berfirman : Bukakankah aku yang menggerakan hati manusia Ramadan. Nabi Muhammad sendiri terbiasa ditemui Jibril pada bulan ini Sebentar lagi ramadhan habis, jangan sia2kan.. terus tingkatkan iman untuk membaca Alquran. Selain itu, Rasulullah juga menyebutkan, "Sebaik- kepada Allah, terus tingkatkan dalam berbagi dan berbuat baik kepada baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (H.R. al-Baihaqi). Pada manusia, dan terus berterima kasih kepada manusia2 lain, setelah 10 hari terakhir Ramadan, intensitas kita dalam membaca Alquran dapat ramadhan insha Allah kita menjadi manusia2 yang lebih baik, dengan terus ditingkatkan. Dalam Al-Adzkaar An-Nawawiyah, Imam Nawawi dapat pribadi2 yang lebih baik itu kita bisa meningkatkan/menegakan ekonomi membaca Al-Qur'an utamanya dapat dilakukan pada sepertiga terakhir islam dan indonesia menjadi pusat kebangkitan ekonomi dunia malam, setelah magrib, atau sesudah subuh. Amalan 10 Hari Terakhir Bulan Puasa Ramadhan di Masa Pandemi Corona 3. Membangunkan Keluarga Untuk Shalat Malam Nabi Muhammad 10 hari terakhir bulan Ramadan menjadi waktu yang lebih istimewa terbiasa membangunkan keluarga beliau pada malam 10 hari terakhir bulan daripada hari-hari sebelumnya. Banyak umat Islam yang mencari keutamaan Ramadan dengan tujuan untuk mengerjakan shalat malam. Hal ini terutama Lailatulkadar pada 10 hari tersebut. Nabi Muhammad sendiri memang dilakukan pada malam-malam ganjil. Diriwayatkan Abu Dzar, " Rasulullah meningkatkan ibadah pada hari-hari terakhir Ramadan. Diriwayatkan dari saw beserta keluarganya bangun (untuk beribadah) pada malam 23, 25, 27. jalur Aisyah, dikatakan, "Ketika memasuki 10 akhir Ramadan, Nabi Khususnya pada malam 29". mengencangkan sarung, mengisi malamnya dengan ibadah, dan 4. Memperbanyak Sedekah Diriwayatkan, ketika Ramadan tiba, Nabi Muhammad demikian dermawan, bahkan beliau dilukiskan "lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.” Ada banyak jalan untuk bersedekah, termasuk dengan mencukupi kebutuhan keluarga atau berbuat baik kepada tetangga dan kerabat. 5. Amalan berikutnya adalah iktikaf. Diriwayatkan Aisyah, "Rasulullah saw beriktikaf pada sepuluh (malam) terakhir bulan Ramadan, hingga Allah memanggilnya". Dalam situasi pandemi COVID-19 di Indonesia, berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441H di tengah Pandemi Covid-19, terdapat panduan untuk tidak melakukan iktikaf pada 10 malam terakhir bulan Ramadan di masjid/musala di daerah yang rawan terhadap persebaran virus corona. Sebagai ganti, kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan saat iktikaf, tetap dikerjakan di ruangan khusus (mushola) rumah seperti merenung, berzikir, membaca Al-Quran.