Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HORMON ENDRORPHINE

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Bersalin dan
BBL di Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Dosen Pembimbing : Bayu Irianti, SST, M.Keb

Disusun :

Barrra Rahmayanti Suman (P20624520007)

Epita Nurdianah (P20624520018)

Evita Pramesti (P20624520020)

Silviana Beby Ayu (P20624520038)

Siti Sarah Nurfanisa Rusmana (P20624520040)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat, berkah, hidayah, dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Hormon Endrorphine” dengan sebaik- baiknya.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya. Untuk itu, pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Bayu Irianti, SST, M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan
Bersalin dan BBL yang telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan arahan
kepada kami;
2. Rekan-rekan seperjuangan di prodi Sarjana Terapan Kebidanan yang senantiasa
memberikan motivasi dan semangat.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran
yang mebangun dari pembaca.
Akhirnya, kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya, dan umumnya bagi semua pembaca, serta dapat berguna bagi kemajuan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

Tasikmalaya, 23 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian hormon endorphine................................................................................3


B. Tempat dihasilkannya hormon endorphine.............................................................3
C. Fungsi umum dan fungsi persalinan hormon endorphine.......................................3
D. Cara menstimulasi efek hormon endorphine...........................................................4
E. Cara kerja dan pathway in labor..............................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................9

A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses persalinan merupakan rangkaian peristiwa yang dialami oleh setiap
perempuan sebagai pengakhiran kehamilan. Proses persalinan adalah upaya kelahiran hasil
konsepsi dari dalam uterus yang mampu hidup diluar rahim dengan kondisi fisik dan
fisiologis yang matur (Manuaba et al.,2007).
Definisi persalinan normal menurut World Health Organization (WHO) adalah
proses kelahiran bayi yang memiliki resiko rendah dengan hasil akhir ibu dan janin baik
(Fraser and Cooper, 2009) .
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Sumatera Barat dari awal tahun 2010
sampai 2013 didapatkan bahwa kabupaten atau kota yang jumlah persalinan normalnya
paling kecil adalah Kota Padang. Persentase persalinan normal di Kota
Padang adalah 73,6%, sedangkan kejadian partus patologis atau dengan
komplikasi serta persalinan dengan tindakan berkisar 27% (Badan LITBANGKES
Kemenkes RI Sumbar, 2013).
Keseluruhan proses persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan
menimbulkan pembukaan serviks yang progresif sampai plasenta lahir. Banyak hal yang
diduga menyebabkan perbedaan waktu kelahiran atau lamanya proses persalinan ini
dikemukakan. Penyebab berbedanya lama proses persalinan tersebut semuanya bermuara
pada kontraksi uterus, keadaan jalan lahir dan kondisi janin (Cunningham and Williams,
2014).
Banyak sekali hormon yang berperan dalam persalinan salah satunya yaitu
endorfin. Endorfin adalah senyawa kimia neuropeptida opioid lokal dan hormon peptida
yang membuat seseorang merasa senang dan untuk kekebalan tubuh. Endorfin diproduksi
oleh sistem saraf pusat dan kelenjar pituitari pada saat manusia merasa bahagia (tertawa)
dan mendapat istirahat yang cukup. Zat ini bertindak seperti morfin, bahkan dikatakan 200
kali lebih efektif dari morfin. Endorfin mampu menimbulkan perasaan senang dan nyaman
hingga membuat seseorang berenergi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hormon endorphine?


2. Dimana tempat dihasilkannya hormon endorphine?
3. Apa fungsi umum dan fungsi persalinan hormon endorphine?
4. Bagaiman cara menstimulasi efek hormon endorphine?
5. Bagaimana cara kerja dan pathway in labor?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian hormon endorphine


2. Untuk mengetahui tempat dihasilkannya hormon endorphine
3. Untuk mengetahui fungsi umum dan fungsi persalinan hormon endorphine
4. Untuk mengetahui cara menstimulasi efek hormon endorphine
5. Untuk mengetahui cara kerja dan pathway in labor

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian hormon endorphine


Endorfin berasal dari kata “endogenous” yang artinya di dalam tubuh, serta
“morphine” yang artinya pereda nyeri opioid. Hormon endorfin terdiri dari sekelompok
besar peptida yang dihasilkan oleh sistem saraf pusat dan kelenjar pituitari (hipofisis).
Endorfin adalah senyawa kimia neuropeptida opioid lokal dan hormon peptida
yang membuat seseorang merasa senang dan untuk kekebalan tubuh. Yang berperan pada
saat manusia merasa bahagia dan mendapat istirahat yang cukup yang dapat dihasilkan
secara alami oleh tubuh dan memiliki peran dalam membantu mengurangi rasa sakit saat
memicu perasaan positif.

B. Tempat dihasilkannya hormon endorphine


Hormon endorfin terdiri dari sekelompok besar peptida yang dihasilkan oleh sistem
saraf pusat dan kelenjar pituitari (hipofisis).

C. Fungsi umum dan fungsi persalinan hormon endorphine


1. Fungsi Utama Hormon Endorphin
Fungsi utama endorphin adalah untuk menghambat transmisi sinyal nyeri,
mungkin juga menghasilkan perasaan euforia yang sangat mirip dengan yang
dihasilkan oleh opioid lainnya. Endorphin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui
berbagai kegiatan, seperti pernapasan yang dalam, relaksasi, serta meditasi. Endorphin
dianggap sebagai zat penghilang rasa sakit yang terbaik karena diproduksi oleh tubuh
manusia sendiri.
Endorphin memiliki peran dalam proses spermatogenesis baik sebagai inhibitor
pada jangka pendek maupun sebagai modulator pada jangka panjang (Haizea, 2016).
Endorphin kemungkinan berpartisipasi dalam regulasi fungsi reproduksi laki-laki
(Subiran et al., 2011). Reseptor opioid berfungsi secara fungsional, dengan respon
tergantung waktu (Haizea et al., 2016) dan musim (Madani, 2016).
Endorphin sendiri merupakan polipeptida yang terdiri dari 30 unit asam amino.
Opioid-opioid hormon-hormon penghilang stres, seperti kortikotrofin, kortisol, dan
kotekolamin (adrenalin- noradrenalin) yang dihasilkan tubuh untuk mengurangi stres
dan menghilangkan rasa nyeri (Aprilia dan Ritchmon, 2011). Selain itu, endorphin juga

3
dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh/imunitas, mengurangi rasa sakit,
mengurangi stres, dan memperlambat proses penuaan (Aprilia, 2010).
2. Fungsi Hormon Endorphin Pada Persalinan
Rasa nyeri dalam persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah,
denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera ditangani akan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, dan stress (Maryunani, 2010). Banyak
faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan, baik faktor internal maupun eksternal yang
meliputi paritas, usia, budaya, mekanisme koping, emosional, tingkat pendidikan,
lingkungan, kelelahan, kecemasan, lama persalinan, pengalaman masa lalu, support
sistem dan tindakan medik (Henderson, 2012). Seorang ibu yang sedang dalam proses
persalinan pasti akan mengalami nyeri pinggang pada saat persalinan.
Fungsi hormon endorphin pada persalinan membantu seorang ibu menjalani
proses persalinan, dengan membantu meminimalisasi rasa sakitnya. Kemungkinan,
kadar hormon endorfin yang rendah dalam tubuh bisa meningkatkan rasa sakit di
tengah proses persalinan. Hormon endorfin yang dapat mengelola nyeri persalinan dan
merangsang peningkatan hormon oksitosin dalam tubuh secara alami sehingga dapat
mempersingkat waktu persalinan dan merasa diperhatikan atau ada asuhan tambahan
pada kala I fase laten yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

D. Cara menstimulasi efek hormon endorphine


Hormon endorfin dapat kita tingkatkan melalui beberapa cara. Dilansir dari
laman chrysaliscourses.ac.uk, berikut adalah beberapa cara meningkatkan endorfin dalam
tubuh yang bisa Anda lakukan.
1. Olahraga
Cara meningkatkan endorfin yang pertama adalah dengan berolahraga. Endorfin
dan olahraga adalah pasangan dari surga. Faktanya, olahraga adalah cara yang efektif
untuk merangsang produksi hormon bahagia ini. Menggerakkan tubuh, meningkatkan
detak jantung, dan memberi tekanan pada sistem di tubuh Anda, akan menyebabkan
otak memompa endorfin untuk mengatasi persepsi rasa sakitnya.
Namun, endorfin alami yang tinggi akan muncul pada waktu yang berbeda dan
sebagai respons terhadap berbagai macam latihan tergantung pada orangnya. Dari lari
jarak jauh hingga bersepeda, kelas gym atau latihan di rumah, luangkan waktu Anda

4
untuk bereksperimen dengan berbagai bentuk latihan dan durasi guna menentukan
strategi mana yang tepat bagi untuk tubuh untuk melepaskan hormon endorfin.
2. Pijatan
Cara meningkatkan endorfin yang kedua yaitu dengan pijatan. Pelepasan endorfin
dapat dirangsang melalui terapi yang berfokus pada sentuhan, seperti pijat, akupunktur,
hidroterapi, dan melalui perawatan chiropraktik. Cara ini dapat membuat tubuh dan
pikiran Anda merasa diremajakan dan dihidupkan kembali setelah melepaskan banyak
hormon endorfin selama terapi.
3. Seks
Cara meningkatkan endorfin yang ketiga yakni dengan hubungan seks. Tidak
hanya terasa menyenangkan secara emosional, tetapi berhubungan seks juga membantu
melepaskan banyak endorfin bersama bahan kimia otak lainnya yang membuat Anda
merasa lebih baik. Terlibat dalam aktivitas seksual secara teratur akan membuat
perasaan terasa lebih baik serta dapat mengurangi stres.
Saat kita merasa terangsang secara seksual, beberapa hormon dilepaskan dalam
tubuh sekaligus, termasuk oksitosin yang dikenal sebagai ‘hormon cinta’. Kombinasi
hormon inilah yang membuat kita merasa sangat puas sebelum, selama, dan setelah
berhubungan seks.
4. Coklat
Cara meningkatkan endorfin keempat bisa melalui makan cokelat. Cokelat sudah
dikenal luas sebagai makanan manis penghasil endorfin yang mengarah pada perasaan
bahagia dan rileks.
Namun, meski cokelat dikaitkan dengan peningkatan endorfin, perasaan
menyenangkan yang Anda peroleh juga dapat menyebabkan kecanduan. Oleh karena
itu, penting untuk mengonsumsi makanan ini sesekali saja.
5. Tertawa
Cara meningkatkan endorfin yang kelima yaitu dengan tertawa. Tidak ada yang
bisa mengalahkan tawa untuk membuat emosi menjadi lebih baik. Ketika kita tertawa,
kita secara alami meredakan ketegangan dalam tubuh dan endorfin dilepaskan melalui
sistem tubuh, sehingga membuat kita merasa lebih baik.
Jadi, Anda bisa menemukan apa saja yang dapat membuat Anda tertawa, entah
dengan acara komedi, percakapan dengan keluarga atau teman, atau bermain bersama
hewan peliharaan.

5
6. Mendengarkan music
Siapa yang tidak suka musik? Hampir semua orang menyukainya. Aktivitas ini
tidak hanya sekedar hobi, tapi juga dapat memengaruhi perasaan bahagia Anda. Dengan
menciptakan musik melalui ketukan, bersenandung, atau menari mengikuti melodi yang
paling Anda sukai, otak Anda akan melepaskan lebih banyak endorfin.
Jadi,ketika Anda dilanda stress, segera putar playlist favorit Anda dan nikmati
setiap ketukannya.
7. Makanan pedas
Beruntunglah bagi Anda pecinta makanan pedas. Makanan ini terbukti bahwa
dapat membuat tubuh Anda merasakan panas dan membantu melepaskan endorfin
dengan cara yang sama seperti merespons rasa sakit. Cabai juga menjadi pelepas
endorfin yang sudah lama dikenal.
8. Meditasi
Meluangkan waktu untuk bersantai dan memfokuskan pikiran pada meditasi
dapat memicu pelepasan endorfin dalam tubuh. Meditasi dan yoga membantu
meningkatkan hormon perasaan baik lainnya termasuk dopamin dan serotonin,
sehingga membuat Anda merasa bahagia dengan rasa kesejahteraan yang lebih positif.
Pastikan secara teratur meluangkan waktu untuk fokus pada mindfulness melalui
meditasi, karena ini akan memiliki efek signifikan pada kesehatan fisik dan pikiran
Anda.
9. Berbagi dengan orang lain
Merasa bahagia tidak hanya bisa dilakukan dengan olahraga, seks, atau musik.
Membantu atau melakukan sesuatu untuk orang lain juga terbukti dapat meningkatkan
perasaan bahagia. Ini karena pelepasan endorfin alami di otak yang mengikuti perilaku
baik.
Bersedekah, menyumbang atau membantu orang lain, berpartisipasi dalam
kegiatan amal adalah beberapa cara yang dapat mengaktifkan pusat kesenangan di otak
Anda. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar endorfin serta membuat Anda
merasa baik tentang diri sendiri.
10. Minyak lavender
Cara meningkatkan endorfin yang terakhir yaitu dengan minyak lavender. Ada
beberapa bukti yang menunjukkan bahwa aroma minyak esensial, seperti minyak
lavender, dapat menyebabkan pelepasan endorfin. Lavender tidak hanya merupakan

6
wewangian yang populer, tetapi juga memiliki kandungan yang sifatnya menenangkan
serta dapat menghilangkan kecemasan dan stres.
E. Cara kerja dan pathway in labor
Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Secara fisiologis
nyeri terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya membuka servik dan
mendorong kepala bayi ke arah panggul. Nyeri pada persalinan kala I merupakan proses
fisiologis yang disebabkan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot uterus saat kontraksi,
iskemia korpus uteri dan peregangan segmen bawah rahim dan kompresi saraf di serviks
(Bandiyah, 2009).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan hormon
yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan
terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini dapat
mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta,
pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang
membuat impuls nyeri bertambah banyak (Sumarah, 2009).
Rasa nyeri muncul akibat respon psikis dan refleks fisik. Nyeri yang dirasakan
pada kala I persalinan menurut Maryunani (2010), bersifat sakit dan tidak nyaman pada
fase akselerasi, nyeri dirasakan agak menusuk pada fase dilatasi maksimal, dan nyeri
menjadi lebih hebat, menusuk, dan kaku pada fase deselerasi.
Salah satu cara penatalaksanaan non farmakologis untuk mengurangi nyeri
persalinan dengan endorphine massage.
Endorphin Massage merupakan sebuah terapi sentuhan/pijatan ringan yang cukup
penting diberikan pada wanita hamil, di waktu menjelang hingga saatnya melahirkan. Hal
ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin
yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman, Selama ini
endorphin sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya (Kuswandi, 2011).
Endorfin adalah zat kimia seperti morfin yang dapat dihasilkan secara alami oleh
tubuh dan memiliki peran dalam membantu mengurangi rasa sakit saat memicu perasaan
positif.
Hormon endorfin diproduksi oleh kelenjar pituitari dan sistem saraf pusat
manusia. Pada sistem saraf tepi, beta endorfin memproduksi analgesia melalui ikatan pada
reseptor opioid di pre dan post sinap ujung saraf terutama berefek melalui ikatan persijap.
Ketika berikatan, hasil kaskade interaksi menghambat pelepasan takikinin, khususnya
substansi P, protein kunci yang terlibat pada transmisi nyeri.

7
Demikian pula pada sistem saraf pusat, beta endorfin berikatan dengan reseptor
opioid mu dan menggunakan aksi utamanya di ujung saraf presinap. Selain menghambat
substansi P, beta endorfin juga berfungsi sebagai efek analgesik dengan cara menghambat
pelepasan GABA, sebuah neurotransmitter inhibisi, lalu menghasilkan pelepasan dopamin.
Dopamin berhubungan dengan kesenangan. Pada sistem saraf pusat, reseptor opioid paling
banyak di sirkuit descending kontrol nyeri. Secara sederhananya, cara kerja dari hormon
endorfin tersebut pada tubuh manusia misalnya pada seseorang sedang dalam keadaan
marah dan merasa sangat tertekan, maka otaknya akan mengeluarkan adrenalin yaitu
sejenis hormon manusia yang sangat beracun.
Dan yang lebih menegangkan lagi, pada saat seseorang terus menerus dalam
keadaan marah dan tertekan, maka racun ini akan membuatnya sakit, lebih cepat tua, dan
bahkan bisa berakibat fatal yaitu seperti terkena stroke atau jantung.
Dalam hal seperti inilah hormon noradrenalin tersebut berperan membuat anda
menjadi sakit. Namun pada saat yang bersamaan, hormon endorfin ini juga akan
membantu untuk tetap berada dalam kondisi tenang sehingga hormon endorfin ini akan
mengalir ke sistem saraf pada manusia.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa Hormon Endorfin adalah
senyawa kimia neuropeptida opioid lokal dan hormon peptida yang membuat seseorang
merasa senang dan untuk kekebalan tubuh. Hormon endorfin terdiri dari sekelompok besar
peptida yang dihasilkan oleh sistem saraf pusat dan kelenjar pituitari (hipofisis). Fungsi
hormon endorphin pada persalinan membantu seorang ibu menjalani proses persalinan,
dengan membantu meminimalisasi rasa sakitnya.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta
kritik yang membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Broad Cortical Activation In Response To Tactile Stimulation In Newborns.


NeuroReport Vol 23 No 6. Minoru Shibata, 2012.
2. Pengaruh Endorphine Massage Terhadap Skala Intensitas Kala I Fase Aktif
Persalinan. Jurnal Kebidanan Vol. 6 No. 12 ISSN 2089-7669. Antik, Arum Lusiana,
Esti Handayani, 2017.
3. Putra,Arif. Mengenal Hormon Endorfin.2020
Ditinjau oleh Dr.Reni Utari, Link: https://www.sehatq.com/artikel/hormon-endorfin-
adalah-salah-satu-senyawa-kebahagiaan-di-tubuh
4. Putra,Arif. Mengenal Hormon Endorfin.2020
Ditinjau oleh Dr.Reni Utari, Link: https://www.sehatq.com/artikel/hormon-endorfin-
adalah-salah-satu-senyawa-kebahagiaan-di-tubuh
5. Studi Komparasi Subjek Vasektomi Dan Non Vasektomi Terhadap Kadar Endorphin
Dan Libido. Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20. Palupi Sesotyorini, 2018.

10

Anda mungkin juga menyukai