Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lulu Marjanah

Kelas : 2A

NIM : P1337421020044

"ASKEP HEMODIALISA"

A. Pendahuluan

 Hemodialisis (HD) Adalah sala satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat
khusus dengan tujuan mengatasi gejala dan tanda akibat LFG yang rendah sehingga
diharapkan dapat memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien
 Pelayanan hemodialisis yang dilakukan diseluruh Indonesia mulai di rumah sakit besar
tipe A,B,C hingga klinik Pratama

B. Terapi pengganti ginjal

1. Transplantasi ginjal, {ideal }yang sulit mencari donor, imunosupresan, risiko infeksi
2. Peritoneal dialysis (PD), {First Choice, Praktik} risiko peritonitis, harus ganti dialisat 3 - 5
kali dalam sehari
3. Hemodialisis (HD), dilayani petugas kesehatan, sosialisasi di pusat hati, resiko infeksi
bloodstream, trombosis, 2-3x seminggu, sulit bekerja, hemodinamik unstable

C. Definisi

 Hemodialisis berasal dari kata "hemo" artinya darah dan "dialisis" artinya pemisahan
zat-zat terlarut
 Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses
penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin
dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah "cuci darah"

D. Proses hemodialisis

 Pada proses Hemodialisa, darah dialirkan keluar tubuh dan disaring di dalam ginjal
buatan (dialyzer)
 Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh titik rata-rata
manusia mempunyai sekitar 5,6 s/d 6,8 liter darah, dan selama proses Hemodialisa
hanya sekitar 0,5 liter yang berada di luar tubuh.

E. Tujuan
 Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
 Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urine saat ginjal sehat.
 Menggunakan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.

F. Peralatan Hemodialisa

 Arterial - venouse Blood Line (AVBL)


 Dializer/ ginjal buatan (artificial kidney)
 Air Water Treatment
 Larutan Dialisat
 Mesin hemodialisis

G. Prinsip kerja Hemodialisa

a) PROSES DIFUSI
 Merupakan proses berpindahnya suatu zat terlarut yang disebabkan karena adanya
perbedaan konsentrasi zat-zat terlarut dalam darah dan dialisat.
 Perpindahan molekul terjadi dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke yang
berkonsentrasi lebih rendah.
 Pada HD pergerakan molekul atau zat ini melalui suatu membran semipermeabel
yang membatasi kompartemen darah dan kompartemen dialisat.
b) PROSES ULTRAFILTRASI
 Berpindahnya zat pelarut (air) melalui membran semipermeabel akibat perbedaan
tekanan hidrostatik pada kompartemen darah dan kompartemen dialisat
 Tekanan hidrostatik atau ultrafiltrasi yang memaksa air keluar dari kompartemen
darah ke kompartemen dialisat. Besar tekanan ini ditentukan oleh tekanan positif
dalam kompartemen darah (positive pressure) dan tekanan negatif dalam
kompartemen dialisat (negatif pressure) yang yang disebut TMP (trans membrane
pressure) dalam mmHg
c) PROSES OSMOSIS
 Berpindahnya air karena tenaga kimiawi yang terjadi karena adanya perbedaan
tekanan osmotik (osmolalitas) darah dan dialisat
 Proses osmosis ini lebih banyak ditemukan pada peritonium dialisis

H. Indikasi dan kontraindikasi

1. INDIKASI
Pada umumnya indikasi dari terapi Hemodialisa pada penyakit ginjal kronis adalah laju
filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 5 ml/menit sehingga dia dianggap baru perlu
dimulai bila dijumpai salah satu dari hal tersebut di bawah (Sylvia & Wilson, 2015) :
 Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata
 K serum > 6 mEq/L
 Ureum darah > 200 Ng/Dl
 pH darah < 7,1
 Anuria berkepanjangan (>5 hari)
 Fruit overloaded
2. KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi dari Hemodialisa adalah tidak mungkin didapatkan akses vaskuler pada
Hemodialisa akses vaskuler sulit, instabilitas hemodinamik dan koagulasi titik kontra
indikasi Hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit alzheimer demensia multi
infaq sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan Ensafallopi dan keganasan lanjut

I. Penatalaksanaan pasien yang menjalani hemodialisis

1. Asupan makanan yang cukup bergizi


 Gizi kurang merupakan prediktor terjadinya kematian pada pasien hemodialisis
 Asupan protein diharapkan 1-1,2 gr/kg BB/hari dengan 50% terdiri atas asupan
protein dengan nilai biologis tinggi
 Asupan kalium diberikan 40-70 meq/hari. Pembatasan kalium sangat diperlukan,
karena itu makanan tinggi kalium seperti buah-buahan dan umbi-umbian tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi
2. Jumlah asupan cairan dibatasi
 Sesuai dengan jumlah urine yang keluar ditambahin IWL
 Asupan natrium dibatasi 40-120 meq/hari guna mengendalikan tekanan darah dan
edema.
 Bila asupan cairan berlebihan maka akan memicu terjadi kenaikan berat badan yang
besar
3. Pemantauan penggunaan obat
 Banyak obat yang diekskresikan seluruhnya atau sebagian melalui ginjal
 Pasien yang memerlukan obat-obatan (preparat glikosida jantung antibiotik,
antiaritmia, antihipertensi) harus dipantau dengan ketat untuk memastikan agar
kadar obat-obatan ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahankan tanpa
menimbulkan akumulasi toksik. Resiko timbulnya efek toksik akibat obat harus
dipertimbangkan.

J. Durasi Hemodialisa
 Waktu atau lamanya Hemodialisa disesuaikan dengan kebutuhan individu.
 Tiap Hemodialisa dilakukan 4- 5 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu
 Hemodialisa idealnya dilakukan 10 - 15 jam per minggu dengan QB 200-300 ml/menit
 Hemodialisa reguler dikatakan cukup bila dilaksanakan secara teratur dan
berkesinambungan, selama 9- 12 jam setiap Minggu (Suwitra,2010)

K. Prosedur pelayanan HD

 Tindakan inisiasi HD ( HD pertama) dilakukan setelah melalui pemeriksaan atau


konsultasi dengan dokter spesialis yang telah bersertifikat HD dan dimonitor secara
ketat oleh perawat dialisis yang berkompeten
 Setiap tindakan hati terdiri dari :
 Persiapan pelaksanaan HD : kurang lebih 30 menit
 Pelaksanaan HD : 3-5 jam
 Evaluasi pasca HD : kurang lebih 30 menit

L. Konsep pelayanan HD

 Implementasi (prosedur HD) :


 Teknik steril
 Hand hygiene (5 moment)
 Gunakan APD yang standar ( Gogle, apron, masker, sarung tangan)
 Teknik punksi dan kanulasi diperhatikan (memberikan rasa aman dan nyaman bagi
pasien)
 Pemberian antikoagulansia
 Dokumentasi
 Menurut Nugraha dalam mahmudah (2017) klien baru (bila <1 tahun), dan klien
lama (bila ≥ 1 tahun).
 Dosis minimum durasi HD yang ditetapkan oleh KDOQI adalah 2,5 - 4,5 jam, dan
dilakukan 3x seminggu (NKF, 2006).

M. Komplikasi Hemodialisa

1. Hipotensi
Dapat terjadi karena hemodialisis dikerjakan terlalu cepat, pengeluaran cairan
berlebihan atau karena keadaan pasien sendiri (neuropathic autonom)
2. Kram otot
Karena pengeluaran cairan yang terlalu cepat, atau kadar cairan natrium dialisat yang
terlalu rendah
3. Aritmia
Karena penyakit jantung koroner yang di provokasi adanya hipokalemia yang terjadi
pada pasien gagal ginjal
4. Gangguan pencernaan ( mual, muntah)
5. Perdarahan
Untuk menghentikan perdarahan akibat heparin ini diperlukan protamin sulfat
6. Disequililibrum dialisis
 Adalah sindroma berupa sakit kepala hebat, gelisah, penglihatan kabur, mual, dan
dapat mengalami kejang-kejang.
 Hal ini dapat terjadi karena hemodialisis yang terlalu cepat sehingga penurunan
kadar ureum, elektrolit, perubahan PH terjadi secara cepat di daerah perifer sedang
perubahan di susunan saraf pusat karena ada blood-brain barrier secara lambat
 Keadaan ini bisa dicegah dengan melakukan hemodialisis secara perlahan pada
minggu pertama

Anda mungkin juga menyukai