p-ISSN : 2614-5421
Abstrak
Latar belakang dan tujuan: Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi sesorang dalam pekerjaan yang berfungsi mengisolasi
pekerja dari bahaya di tempat kerja. APD yang efektif harus digunakan secara tepat dan
sesuai dengan risiko yang dihadapi. Pemilihan APD khususnya bagi tenaga keperawatan
harus berdasarkan risiko atau pun bahaya saat melakukan kegiatan keperawatan. APD
tenaga kesehatan ketika praktik terdiri dari Sarung tangan, masker, penutup kepala, gaun
pelindung, apron, kaca mata, sepatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan tim bedah dalam penggunaan alat pelindung diri di ruang operasi IGD RSUP
Sanglah Denpasar
Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah
adalah semua tim bedah yang sudah dirata-ratakan dengan jumlah 24 responden, dengan
tehnik consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan metode observasi.
Hasil: Didapat bahwa dari 24 responden tim bedah, sebagian besar responden yang tidak
disiplin sebanyak 16 orang (67%) dan sebagian kecil responden yang disiplin sebanyak 8
orang (33%) APD yang paling sering tidak digunakan oleh tim bedah terdapat pada alat
pelindung diri (googgles) yaitu dengan jumlah 16 orang (67%).
Simpulan: Tingkat kedisiplinan tim bedah dalam penggunaan APD ditemukan sebagian
besar responden yang tidak disiplin dan sebagian kecil responden yang disiplin
risiko terhadap tim bedah dan pasien. perawat bedah salah satunya
Banyak penelitian yang menunjukan penggunaan APD yang wajib dipakai
rendahnya kepatuhan terhadap selama berada di kamar operasi, yang
penggunaan APD. Data hasil penelitian tujuannya tidak hanya untuk
Aarabi et.al (2008) menyatakan hanya perlindungan petugas itu sendiri dalam
33,9% dari 250 tenaga medis yang patuh melakukan tindakan yang aman tetapi
terhadap standar operasional prosedur juga untuk keselamatan pasien.
penggunaan masker. Keberhasilan ini sangat dipengaruhi
Data International Labour oleh ketaatan individu pada aturan yang
Organization (ILO) tahun 2012 berlaku atau kepatuhan. Upaya
mencatat angka Penyakit Akibat Kerja pencegahan infeksi yang dilakukan oleh
(PAK) secara global menurut data WHO perawat bedah salah satunya dengan
dari 35 juta pekerja kesehatan, 3 juta penggunaan APD yang wajib dipakai
terpajan patogen darah, 2 juta terpajan ketika mereka bekerja di kamar operasi.
virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC, Menurut Sahab (2011) diketahui
dan 170,000 terpajan virus HIV/AIDS. bahwa faktor yang berhubungan dengan
Data di USA per tahun 5000 petugas perilaku penggunaan APD pada pekerja
kesehatan terinfeksi Hepatitis B, 47 informal adalah pengetahuan, pelatihan,
positif HIV (KEMENKES, 2010). sikap, motivasi, komunikasi, ketersedian
Penularan infeksi yang terjadi APD, pengawasan, hukuman dan
pada tim bedah dapat disebabkan oleh penghargaan. Penelitian Sahara (2012),
tindakan tim bedah yang dilakukan faktor yang memiliki hubungan dengan
sering kontak dengan darah, jaringan, perilaku penggunaan APD adalah
dan sekresi cairan yang yang masuk pengetahuan, pengawasan dan
kedalam tubuh baik karena tertusuk kebijakan. Adapun penelitian Madyanti
jarum atau luka, mukosa yang (2012), perilaku penggunaan APD
kepercikan oleh darah, cairan yang karena faktor persepsi terhadap
mengandung kuman dari pasien penyakit, pengaruh teman sejawat,
berpotensi menimbulkan infeksi. Salah informasi media massa dan elektronik
satu penyebabnya karena mereka mempunyai hubungan.
bekerja tidak pakai APD, mereka tidak Berdasarkan hasil studi
patuh menggunakan APD. APD perlu pendahuluan di ruang OK IGD RSUP
digunakan oleh tim bedah di setiap Sanglah Denpasar pada 9 Agustus 2017
tindakan (OSHAS,2009). didapatkan bahwa dari 3 tindakan bedah
Menurut Geller dalam Sudarmo, yang dilakukan, terdapat 8 (80%) tim
dkk (2016) kepatuhan pelaksanaan bedah yang tidak disiplin dan 2 (20%)
standar operasional prosedur tim bedah yang disiplin dalam
penggunaan APD masih rendah penggunaan APD. Ketiakdisiplinan
disebabkan karena budaya keselamatan tersebut yaitu tim bedah tidak
yang belum cipta dalam lingkungan menggunakan goggles selama tindakan
kerja. Budaya keselamatan dipengaruhi pembedahan. Padahal di ruangan sudah
oleh faktor perilaku, faktor lingkungan disiapkan goggles agar bisa dipakai.
dan faktor orang. Keberhasilan upaya Apabila dalam melakukan tindakan
pencegahan infeksi yang dilakukan oleh tidak dilakukan sesuai dengan prosedur
Tabel 1. Identifikasi tingkat kedisiplinan tim bedah dalam penggunaan APD di ruang OK IGD
RSUP Sanglah Denpasar
Tingkat kedisiplinan f %
Disiplin 8 33%
Tidak Disiplin 16 67%
Total 24 100%
Tabel 2. Identifikasi APD yang paling sering tidak digunakan oleh tim bedah di ruang OK IGD
RSUP Sanglah Denpasar
Profesi
APD Mahasiswa Total
Kedisiplinan
Lengkap Residen Perawat Keperawatan
f % f % f % f %
Penutup Ya 11 46% 5 21% 8 33% 24 100%
Kepala Tidak 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Ya 11 46% 5 21% 8 33% 24 100%
Masker
Tidak 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Ya 3 27% 3 60% 2 25% 8 33%
Googgles
Tidak 8 73% 2 40% 6 75% 16 67%
Ya 11 46% 5 21% 8 33% 24 100%
Apron
Tidak 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Ya 11 46% 5 21% 8 33% 24 100%
Gaun
Tidak 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Sepatu Ya 11 46% 5 21% 8 33% 24 100%
(Boot) Tidak 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Sarung Ya 11 46% 5 21% 8 33% 24 100%
Tangan Tidak 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
air itu, seperti di plester penuh tidak Askar. 2011. analisis penyebab
pada bagian hidung saja, usahakan keterlambatan
sampai dibagian pipi pengguna dan dimulainyaoperasi elektif di
untuk yang tidak nyaman pada daerah instalasi kamar bedah rumah
telinga, pengguna bisa menambah alas sakit otorita batam. EJurnal
seperti tissue pada daerah telinga yang Universitas indonesia
terpasang googgles.
Center for Disease Control. 2011.
4. Simpulan Diakses 8 agustus 2017.
Tingkat kedisiplinan tim bedah http://www.cdc.gov/niosh/topics
dalam penggunaan APD ditemukan /emres/ppe.html..
sebagian besar responden yang tidak
disiplin dan sebagian kecil responden Depkes RI. 2008. Pedoman manajerial
yang disiplin. APD yang paling sering Pencegahan dan Pengendalian
tidak digunakan oleh tim bedah terdapat Infeksi DI Rumah Sakit dan
pada APD (googgles). Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya. Jakarta : Departemen
5. Referensi kesehatan Republik Indonesia.
Aarabi, A., Effat, K., Hassan., Gholami.
2008. Health care personnel Doebbeling, et al. 2008. Removal of
compliance Nosocomial Pathogens from the
with standards of eye and face Contaminated Glove :
protection and mask usage in Implication for Glove Reuse and
operating room. Iranian Journal Handwashing, Annals of
of Nursing and Midwifery Internal Medicin, Lowa.
Research
Garner, J. & Favero, M. 2008. CDC
Agus Wibowo. 2012. , Pendidikan guideline for handwashing and
Karakter, Strategi membagun hospital enviromental control.
Karakter Bangsa Infection Control.
Berperadapan, Yogjakarta:
Pustaka Pelajar. Ganczak, M. and Szych, Z. 2007.
Surgical nurse and compliance
Allegranzi, B et all. 2007. The First with personal
Global Patient Safety Challenge protective equipment. Journal of
“Clean Hospital Infection.
Care is Safer Care”: from
launch to current progress and Hidayat. 2011. Metode Penelitian
achievements. Journal of Kebidanan & Teknik Analisis
Hospital infection. Data. Jakarta Salemba Medika.