Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Pendahuluan
Asuransi Konvensional haram karena :
Paham pengelolaan asuransi
1. Asuransi barat menganut paham transfer risiko (risk transfer) dari peserta asuransi
kepada perusahaan asuransi. Mengalihkan kemadharatan kepada orang lain, tanpa
ada akad saling menolong. Ada unsur gharar. Dalam Syari’ah Islam sebaiknya
digunakan akad tabarru’ (berbuat kebaikan). Falsafahnya adalah berbagi risiko (risk
sharing).
Kontrak atau akad
2. Asuransi Barat melaksanakan kontrak jual beli diantara peserta asuransi dengan
perusahaan asuransi. (pembelian risiko oleh perusahaan asuransi dari peserta, dan
pembelian hak penguasaan dana oleh perusahaan asuransi untuk diambil
keuntungannya selama periode kebijakan). Terdapat ketidakjelasan persoalan
besarnya premi yang dibayar karena tergantung kepada usia. Ada unsur gharar
Pemutusan kontrak dan Premi
3. Asuransi barat mengasumsikan pengunduran diri peserta asuransi sebelum
waktunya sebagai pemutusan kontrak dan premi yang sudah dibayarkan dianggap
Modul 14 Asuransi Syari’ah
sejumlah dana tertentu sejak dini. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan
dana tersebut dapat dilakukan melalui asuransi; Asuransi merupakan persoalan
baru yang masih banyak dipertanyakan; apakah status hukum maupun cara
aktifitasnya sejalan dengan prinsip-prinsip syari’ah; bahwa oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan dan menjawab pertanyaan masyarakat, Dewan Syariah
Nasional menetapkan fatwa tentang asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip
Syariah untuk dijadikan pedoman oleh pihak-pihak yang memerlukannya.
Asuransi Syariah adalah asuransi berdasarkan prinsip syariah dengan usaha
tolong-menolong (ta’awuni) dan saling melindungi (takafuli) diantara para Peserta
melalui pembentukan kumpulan dana (Dana Tabarru’) yang dikelola sesuai prinsip
syariah untuk menghadapi risiko tertentu. Berikut beberapa definisi dalam asuransi
syariah sebagai berikut:
Akad adalah perjanjian tertulis yang memuat kesepakatan tertentu, beserta
hak dan kewajiban para pihak sesuai prinsip syariah.
Akad Tabarru’ adalah akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari satu
Peserta kepada Dana Tabarru’ untuk tujuan tolong-menolong diantara para
Peserta, yang tidak bersifat dan bukan untuk tujuan komersial.
Akad Wakalah bil Ujrah adalah Akad Tijarah yang memberikan kuasa kepada
Perusahaan sebagai wakil Peserta untuk mengelola Dana Tabarru’ dan/atau
Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan
imbalan berupa ujrah (fee).
Akad Mudharabah adalah akad untuk memberikan bagi hasil atas investasi
Dana Tabarru’.
Kontribusi adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh Peserta kepada
Perusahaan yang sebagian akan dialokasikan sebagai iuran Tabarru’ dan
sebagian lainnya sebagai fee (ujrah) untuk Perusahaan.
Iuran Dana Tabarru’ adalah sebagian dari kontribusi yang dibayarkan oleh
Peserta yang kemudian dimasukkan kedalam Kumpulan Dana Tabarru’
dengan Akad Tabarru’.
Modul 14 Asuransi Syari’ah
Dana Tabarru’ adalah kumpulan dana yang berasal dari kontribusi para
Peserta, yang mekanisme penggunaannya sesuai dengan Akad Tabarru’ yang
disepakati.
Surplus/Defisit Underwriting adalah selisih lebih/kurang dari total
kontribusi Peserta ke dalam Dana Tabarru’ setelah dikurangi pembayaran
santunan/klaim, kontribusi reasuransi, dan cadangan teknis, dalam satu
periode tertentu
3. Sumbangan (tabarru’) sama dengan hibah (pemberian), oleh karena itu harap
hukumnya ditarik kembali.
4. Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut mumlah yang telah ditentukan,
harus disertai dengan niat membantu demi menegakkan prinsip ukhuwah.
Kemudian dari uang yang terkumupul itu diambilah sejumlah uang guna
membantu orang yang sangat memerlukan.
5. Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan seujumlah kecil uangnya dengan
tujuan supaya ia mendapat imbalan yang berlipat bila terkena suatu musibah.
Akan tetapi ia diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut izin
yang diberikan oleh jamaah.
6. Apabila uang itu akan dikembangkan, maka harus dijalankan menurut aturan
syar’i
Pada saat entitas asuransi menyalurkan dana investasi yang menggunakan akad
wakalah bil ujrah, entitas mengurangi kewajiban dan melaporkan penyaluran
tersebut dalam laporan perubahan dana investasi terikat.
Perlakuan akuntansi untuk investasi dengan menggunakan akad mudharabah, atau
mudharabah musytarakah, mengacu kepada PSAK yang relevan.
Bagian kontribusi untuk ujrah/fee diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba
rugi dan menjadi beban dalam laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’.
c) Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan yaitu jumlah penyisihan atas
klaim yang telah terjadi tetapi tidak dilaporkan sampai dengan akhir periode
berjalan. Penyisihan tersebut termasuk beban penanganan dikurangi beban
klaim yang menjadi kewajiban reasuransi.
Penyisihan teknis diakui pada saat akhir periode pelaporan sebagai beban dalam
laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’.
Penyisihan teknis diukur sebagai berikut:
a) Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak dihitung menggunakan
metode yang berlaku dalam industri perasuransian.
b) Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar jumlah estimasi klaim yang
masih dalam proses oleh entitas pengelola. Jumlah estimasian tersebut harus
mencukupi untuk mampu memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan
sampai dengan akhir periode pelaporan, setelah mengurangkan bagian
reasuransi dan bagian klaim yang telah dibayarkan.
c) Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar jumlah estimasi
klaim yang diekspektasikan akan dibayarkan pada tanggal neraca
berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang terkait dengan klaim paling
kini yang dilaporkan dan metode statistik.
Pada akhir periode pelaporan, jumlah yang diperlukan untuk mencapai saldo
cadangan dana tabarru’ yang dibutuhkan diperlakukan sebagai penyesuaian
atas surplus underwriting dana tabarru’.
6.2. Penyajian
Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan kepada peserta
disajikan secara terpisah pada pos “bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan kepada peserta” dan bagian surplus yang didistribusikan kepada
entitas pengelola disajikan secara terpisah pada pos “bagian surplus underwriting
dana tabarru’ yang didistribusikan kepada pengelola” dalam laporan perubahan
dana tabarru’.
Penyisihan teknis disajikan secara terpisah pada kewajiban dalam neraca.
Dana tabarru disajikan sebagai dana peserta yang terpisah dari kewajiban dan
ekuitas dalam neraca (laporan posisi keuangan)
Cadangan dana tabarru’ disajikan secara terpisah pada laporan perubahan dana
tabarru’.
Penerimaan pembayaran
Dr. Kas XXX
Cr. Piutang kontribusi XXX
• Contoh-1 : PT Aksyar 09 ikut salah satu produk asuransi di PT SEBI Insurance Co. Polis
diterbitkan dengan nilai kontribusi/premi sebesar Rp 1.000 dengan ujroh sebesar 10%.
Akturia menghitung pencadangan kontribusi tabarru’ sebesar Rp 350. PT Aksyar09
melakukan pembayaran premi secara transfer bank.
Jurnal
Dr. Piutang kontribusi 1.000
Cr. Penerimaan kontribusi 1.000
Dr. Kenaikan KMPMD 350
Cr. KMPMD 350
Dr. Kas 1.000
Cr. Piutang kontribusi 1.000
2. Tabarru’
• Jurnal
Penerbitan polis
Dr. Beban ujroh XXX
Cr. Utang ujroh pengelola XXX
Pembayaran ujroh
Dr. Utang ujroh pengelola XXX
Cr. Kas/bank XXX
• Contoh: PT Aksyar 09 ikut salah satu produk asuransi di PT SEBI Insurance Co. Polis
diterbitkan dengan nilai kontribusi/premi sebesar Rp 1.000 dengan ujroh sebesar
10%
Jurnal :
Dr. Beban ujroh 100
Cr. Utang ujroh pengelola 100
4. Kontribusi Reasuransi/premireas uransi
Jurnal :
Modul 14 Asuransi Syari’ah
• Contoh : PT SEBI Insurance melakukan kerjasama treaty dengan Reindo Syariah sebesar
30% OR (own retention) dan 70% quote share. Selama triwulan pertama telah tercatat
jumlah kontribusi yang diterima sebesar Rp 100 juta, sedangkan besaran ujroh dibayar
adalah 40% dari kontribusi. Sedangkan ujroh reasuransi sebesar 15% dari kontribusi
reasuransi. 15% hanya benchmarking aja, tdk ditetapkan oleh reas.
• Perhitungan
– Quota Share/Kontribusi reasuransi = 70% x 60 juta = 42 juta
– Ujroh reasuransi = 15% x 42 juta = 6,3 juta
Jurnal :
Dr. Piutang ujroh reasuransi 6.300.000
Cr. Ujroh reasuransi diterima 6.300.000
Dr. Kas/Bank 6.300.000
Cr. Piutang ujroh reasuransi 6.300.000
Modul 14 Asuransi Syari’ah
Yg 42 juta adal 70% dari ujroh yg dibayar untk QS, sdngkan yg 15% (6,3 jt) bukan
dikurangi dari 42 juta, tetapi dihitung dari total ujroh dr dana peserta yg dialokasikan
oleh perusahaan asuransi. Krn perusahaan melakukan reasurnsi dr dana yg ia peroleh
Contoh-2
Pada tgl 10 Nopember 2019 PT ASURANSI SYARIAH menerima akad pertanggungan jiwa
(polis) dari Nn. Dinda (nasabah) untuk masa 10 tahun. Premi yang harus dibayar oleh
Modul 14 Asuransi Syari’ah
nasabah Rp 100.000,00 ,- tiap bulan dan sudah termasuk dana tabarru 2% dengan skema
mudharabah dan nisbah 70:30. Biaya administrasi sebesar Rp 20.000,00,-
Misal : Pada tgl 10 Juni 2025 Nn. Dinda mengundurkan diri sebagai nasabah PT ASURANSI
SYARIAH dan Nn. Dinda diberikan nisbah sebesar Rp 350.000,00,-
Misal : Pada tgl 15 Juni 2025 PT ASURANSI SYARIAH memenuhi klaim Nn.Dinda
Kas 6.916.000,00
Misal : Pada tgl 25 September 2024 Nn. Dinda mengalami musibah (meninggal dunia),
maka PT ASURANSI SYARIAH akan memberikan pertanggungan dan mencatat kedalam
jurnal
Perhitungan :
Premi bulan Nopember – Desember 2019 : 98.000,00 x 2= 196.000,00
Premi tahun 2020-2023 : 4 x 12 x 98.000,00 = 4.704.000,00
Premi bulan Januari-September 2024 : = 882.000,00
5.782.000,00
Dana Tabarru
Oktober – Desember 2024 : 100.000,00 x 3 = 300.000,00
Tahun 2025-2028 = 4.800.000,00
Januari – Oktober 2029 = 1.000.000,00
6.100.000,00
Misal : Pada tgl 5 Oktober 2013 PT ASURANSI SYARIAH membayar klaim oleh
keluarga Nn. Dinda
Kas 12.132.000,00
Apabila akad pertanggungan sampai 10 tahun berakhir dan tidak ada klaim dari nasabah
selama masa pertanggungan maka pada akhir akad tgl 10 Oktober 2029 akan
dicatat/dijurnal