Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INSTRUMENTASI
DISUSUN OLEH :
AUTOCLAVE
I. Tujuan
Sterilisasi yaitu proses untuk membuat keadaan menjadi steril atau dengan kata lain
membebaskan tiap benda atau substansi dari semua bentuk kehidupan dalam bentuk apapun
(Irianto,2006). Sedangkan menurut Lachman, Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk
menciptakan keadaan steril. Pendapat yang sekarang banyak diikuti adalah bahwa suatu produk
dikatakan steril apabila tidak ada mikroorganisme yang terdeteksi pada uji sterilitas. Karena
perbedaan resistensi terhadap proses sterilisasi, beberapa mikroorganisme dapat hidup setelah
proses sterilisasi dan tidak dapat dideteksi dengan metode tradisional pada saat uji sterilitas.
Proses sterilisasi termal meggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di suatu
bejana yang disebut autoclave. Metode yang paling sering digunakan. Suhu 1210C selama 15-20
menit tergantung bahan/prosedur sterilisasi. Prinsip: Udara di dalam bejana diganti dengan uap
jenuh.
Fase Siklus Sterilisasi:
1. Pemanasan/Vakum (Conditioning)
2. Fase Pemaparan Uap (Exposure)
132°C 2’
121°C 12’
116°C 30’
3. Pembuangan Uap (Exhaust)
4. Fase Pengeringan (Drying)
Metode ini paling banyak digunakan karena hampir 80% alat dan bahan dapat disterilkan
dengan metode ini, seperti karet. Biaya operasional cukup rendah dibanding metode lain.
Temperatur merata pada setiap tempat selama proses. Cepat dan hasil kering (Indan Endjang,
2003: 44).
III. Pembahasan
Definisi Autoklaf
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi media mikrobiologi, peralatan
gelas laboratorium dan dekontaminasi atau membunuh bakteri dengan menggunakan uap
bersuhu dan bertekanan tinggi 1210C selama kurang lebih 15 menit.
Alat ini diciptakan oleh Charles Chamberland di 1879, meskipun prekursor yang dikenal
sebagai digester uap diciptakan oleh Denis Papin pada tahun 1679. Nama ini berasal dari bahasa
Yunani auto-, pada akhirnya berarti diri, dan Latin yang berarti Clavis kunci-perangkat self-
locking.
Pada mulanya autoklaf yang banyak digunakan dalam mikrobiologi, kedokteran, tato,
tindik, ilmu kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi, perawatan kaki dan fabrikasi
prosthetics. Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi tergantung pada media yang akan
disterilkan. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang
akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora,
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan
antibiotik.
Jenis-Jenis Autoclave
Ada tiga jenis autoclave berdasarkan perbedaan pada bagaimana udara dihilangkan dari
dalam autoclave selama proses sterilisasi.
1. Gravity Displacement Autoclave
Udara dalam ruang autoclave dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya adalah
memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di
bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian
atas autoclave sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin
banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian
bawah autoclave , selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoclave ini dapat
bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit.
2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoclave ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari
dalam autoclave. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini
berlangsung selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke
dalam autoclave . Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh
permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi
berlangsung. Autoclave ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit.
3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Autoclave ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer
dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoclave ini tergantung pada benda yang
disterilisasi.
Bagian-Bagian Autoclave
Keterangan :
1. Tombol pengatur waktu mundur (Timer)
Timer pada autoclave berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atau sebentarnya proses
sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di inginkan.
2. Katup pengeluaran uap (Pompa Vacum)
Pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara atau uap campuran dari
kamar/ruang sterilisasi (chamber), setelah proses sterilisasi selesai uap panas akan segera hilang.
Sehingga saat pengguna membuka lied handle terbuka uap panas yang ada di dalam chamber
sudah berkurang sehingga tidak membahayakan pengguna saat mengeluarakan alat/peralatan
yang hendak dipakai dari dalam Autoclave.
3. Pressure Gauge (pengukur tekanan)
Presure gauge berfungsi untuk mengetahui tekanan uap yang berada didalam autoclave saat
proses sterilisasi berlangsung.
4. Kelep pengaman
Berfungsi sebagai jalan keluar uap air pada akhir proses sterilisasi.
5. Tombol on-off
Merupakan tombol yang digunakan untuk mematikan dan menghidupkan autoklaf.
6. Termometer
Berfungsi untuk mengukur suhu dalam autoklaf.
7. Elemen Pemanas (Heater)
Elemen pemanas adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kalor
(panas). Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga yang jika dialiri arus
listrik akan menghasilkan energi panas. Elemen pemanas pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2
yaitu :
a) Elemen basah
Yaitu elemen pemanas yang dapat bekerja jika terdapat media benda cair. Elemen
ini akan rusak jika tidak ada dalam media tersebut ketika masih teraliri arus listrik.
b) Elemen kering
Yaitu elemen pemanas yang bekerja dengan media udara, atau dapat dikatakan
dapat bekerja tanpa media. Elemen kering bertentangan dengan elemen basah, jadi
elemen ini akan rusak jika terkena cairan/larutan.
8. Aquades (dH2O)
Sebagai tempat aquades (dH2O).
9. Sekrup pengaman
Berfungsi sebagai baut pengaman antara tutup dan badan autoklaf.
10. Batas penambahan air
Sebagai tanda atau pembatas penambahan air dalam autoklaf.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja autoklaf adalah penggunaan uap air jenuh pada tekanan di atas tekanan
atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf. Pada awalnya, muatan/isi autoklaf
tersebut dalam keadaan dingin, kemudian uap air memenuhi ruang dalam autoklaf sehingga
tekanannya menghasilkan suhu tinggi. Agar autoklaf bekerja dengan tepat, perlu dipastikan
bahwa uap air telah benar-benar jenuh (udara dalam autoklaf harus dikeluarkan). Umumnya,
autoklaf telah dirancang bekerja untuk sterilisasi pada temperatur 121C dengan tekanan
103,4kPa (15 lbf in) atau pada temperatur 115C dengan tekanan 6kPa (10 lbf in). Temperatr
yang bisa dicapai akan lebih rendah jika masih terdapat sebagian udara yang bercampur dengan
uap air dalam ruangan autoklaf. Hal ini mengikuti hukum tekanan parsial Dalton, bahwa tekanan
total campuran uap air dan udara akan sama dengan jumlah tekanan individualnya. Dengan
demikian, semakin banyak terdapat udara, maka tkanan parsial uap air akan semakin rendah
sehingga akan menurunkan keseluruhan temperatur campuran.
Sterilisasi Panas Lembab : Waktu matinya organisme dengan pemanasan basah (air
mendidih) menggunakan autoclave
- virus hepatisis : 30 menit
- endospora : 70 jam
Pada tekanan 15 psi suhu 121°C : seluruh organisme dan endospora dapat terbunuh dalam waktu
sekitar 15 menit-lebih sedikit.
Waktu Sterilisasi
Autoclave adalah alat pemanasan tertutup yang digunakan untuk mensterilisasikan suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121oC, 15 lbs) selama kurang lebih 15
menit. Makin besar tekanan yang digunak makin tinggi temperature yang di capai dan makin
pendek waktu yang di butuhkan untuk sterilisasi. Sebagiaan besar autoklaf dioprasikan secara
rutin biasanya pada temperature 121◦C, yang di ukur pada saat uap air mulai keluar dari autoklaf.
Penurunan tekanan pada autoclave tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoclave. Suhu yang tinggi inilah yang
akan membunuh mikroorganisme. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan
media yang disterilisasi memberikan kekuatan-kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan media digunakan suhu 121oC dan
tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8oF
karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. untuk tekanan 0 psi pada
ketinggian dipermukaan laut air mendidih pada suhu 100 oC, sedangkan untuk autoclave yang
diletakkan diketinggian sama, mengunakan tekanan 15 psi maka air akan mendidih pada suhu
121oC. Kejadian ini hanya berlaku untuk dipermukaan laut, jika dilaboratorium terletak pada
ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoclave
diletakkan pada ketinggian 2700 dari permuakaan laut, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi
supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Autoclave ditujukan untuk membunuh
endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi
lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada
suhu 100oC, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 oC,
endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dibunuh hanya
dalam waktu 6-30 detik pada suhu 60oC (Stefanus, 2006).
Perawatan Alat
Autoclave merupakan instrumen penting untuk mencegah infeksi berbahaya bahan. Hal ini
baik menguntungkan dan juga berbahaya jika pengguna tidak tahu bagaimana mencegah
kerusakan yang mungkin terjadi. Instrumen ini dapat menyebabkan luka bakar yang serius
karena uap panas tidak ditoleransi oleh tubuh manusia.
Cara Perawatan :
1. Pastikan listrik selalu stabil.
2. Gunakan Selalu minimal Aquadest
3. Selalu kuras air pada chamber autoclave, Apabila autoklaf telah selesai digunakan, maka
air aquadest yang ada di dalam autoklaf sebaiknya dibersihkan atau dikuras bagian
dalamnya menggunakan lap kering. (max 5 x Operasional)
4. Pastikan air dalam chamber selalu cukup.
5. Selalu Kalibrasi Autoclave, (Setahun sekali).
6. Simpan autoklaf pada tempat yang kering dan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Dwi Suryanto, dkk. Department Of Biology, Faculty Of Mathematics And Natural Sciences-
North Sumatra University
Entjang,Indan. 2003 . Mikrobiologi dan Parasitologi untuk akademi keperawatan dan sekolah
tenaga kesehatan yang sederajat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti .
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Bandung : Yrama Widya..
Lachman, L. 2008. Teori dan Praktik Farmasi Industri 3. Jakarta : UI-Press.
Stefanus, L. 2006. Formulasi Steril. Indonesia: ANDI
Tietjen, Linda. Debora Bossemeyer. Noel Mc Intosh. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo.