Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ

TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS XI SMA


MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK
Nugroho Susanto, Parijo, Husni Syahrudin
Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak
Email : mamas_nugrohosusanto@yahoo.co.id

Abstract: The Effect of Team Learning Model Learning Outcomes Quiz Of Class
XI SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. This study aimed to determine the effect of
learning models Quiz Team Learning Outcomes Class XI Against SMA
Muhammadiyah 2 Pontianak. The research method used is the Ex Post Facto and
analysis used quantitative analysis consisting of (quantitative descriptive analysis,
statistical tests and qualitative). Based on statistical calculations using simple
linear regression equation obtained Y = 50.45 + 0.512. X The hypothesis testing
using t-test to determine the effect of the partial results obtained t count> t table
(6.210> 2.042), t count much higher or about 3 times the value of t the table, and
the result of the test r count r> r table (0.745> 0.344) then test determinisasi (R2)
of 55.5% and the remaining 44.5% is influenced by other variables in addition to
the application of the model Quiz Team learning is not included in this study.
From the test results it can be seen that Influence Learning Model Quiz Team
influential terhasap Class XI student learning outcomes SMA Muhammadiyah 2
Pontianak.

Keywords: effect, Quiz Team Learning Model, Learning Outcomes.

Abstrak: Pengaruh Model Pembelajaran Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Kelas
XI SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model Pembelajaran Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Kelas XI SMA
Muhammadiyah 2 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Ex Post Facto dan analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang terdiri
dari (analisis deskriptif kuantitatif, uji statistik dan kualitatif). Berdasarkan
perhitungan statistik dengan menggunakan uji regresi linear sederhana didapat
persamaan Y = 50,45 + 0,512.X Sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t untuk
mengetahui pengaruh secara parsial yakni didapat hasilnya t hitung > t tabel
(6,210>2,042), t hitung jauh lebih tinggi atau sekitar 3 kali lipat dari nilai t tabel,
dan uji r yang hasilnya dari r hitung > r tabel (0,745>0,344) kemudian uji
determinisasi (R2) sebesar 55,5% dan sisanya 44,5% dipengaruhi oleh variabel
lain selain penerapan model pembelajaran Team Quiz yang tidak dimasukan di
dalam penelitian ini. Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa
Pengaruh Model Pembelajaran Team Quiz sangat berpengaruh terhasap hasil
belajar siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Pontianak.

Kata Kunci : pengaruh, Model Pembelajaran Team Quiz, Hasil Belajar.

1
P endidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia, salah satunya adalah melalui proses pembelajaran
disekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya, pendidikan guru
merupakan komponen yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus.
Untuk mencapai tujuan pendidikan maka seorang guru harus terampil
dalam memilah dan menentukan strategi pembelajaran sehingga proses
pembelajaran menjadi tidak membosankan, dengan pola penerapan strategi yang
menyenangkan diharapkan akan memberi pengaruh yang positif terhadap hasil
belajar, salah satunya melalui pembelajaran berkarakter melalui Paikem Gembrot
(pembelajaran aktif inovatif kreatif evektif menyenangkan gembira berbobot).
Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap anak didiknya guru telah
melakukan banyak usaha mulai dari pemberian variasi dan gaya dalam
penyampain materi sampai dengan penggunaan variasi model pembelajaran
dengan harapan akan berdampak terhadap hasil belajar yang akan diperoleh para
siswanya. Model pembelajaran yang selama ini dilakukan dalam mata pelajaran
ekonomi adalah persentase dan diskusi kelompok. Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok, kemudian setiap kelompok diberi materi sesuai silabus. Setiap
kelompok ditugaskan untuk mempersentasikan materi sesuai kelompoknya.
Ketika satu kelompok melakukan persentase, kelompok yang lain berfungsi
sebagai kelompok pembahas dan memberikan tanggapan. Model pembelajaran ini
ternyata kurang berhasil. Kelompok penyaji selalu kurang menguasai materi yang
disajikan dan kelompok pembahas juga tidak dapat menanggapi dengan baik. Hal
ini terlihat dari jalannya proses pembelajaran yang kurang antusias, daya
kreatifitas siswa rendah, dan sebagian siswa bersikap acuh tak acuh hanya
sebaagian kecil siswa yang ikut aktif dalam proses diskusi. Aktivitas yang terjadi
selama mengikuti proses pembelajaran sangat rendah. Salah satu penyebabnya
mungkin karena strategi pembelajaran yang kurang memiliki daya dukung
terhadap aktivitas belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran dimana
siswa dapat belajar secara kooperatif, sehingga siswa tidak hanya menjadi objek
atau pelengkap dalam kegiatan pembelajaran melainkan sudah harus mampu
menjadi subjek yang secara langsung menjadi bagian utuh baik dari kegiatan
tanya jawab dan diskusi serta dapat mengemukakan pendapat. Salah satu upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran tipe Team Quiz pemilihan model pembelajaran tipe Team Quiz
karena sesuai dengan materi yang dipelajarai yaitu tentang ekonomi terbuka,
selain itu medel pembelajaran ini juga dapat digunakan dalam materi yang lain
karena dalam model pembelajaran ini siswa dituntut bekerjasama dalam setiap
kelompoknya serta siswa diberikan kebebasan dalam berpendapat baik ketika
mereka menjadi kolompok penanya, penjawab maupun kolompok penyanggah.
Model pembelajaran tipe Team Quiz merupakan model pembelajaran
dengan sistem pembagian kelompok belajar dimana materi belajar dibagi sesuai
dengan kelompok belajar sehingga kelompok belajar akan mendapat kesempatan
sebagai kelompok penanya maupun penjawab. Menurut Muhamad Hasan Sidik

2
(2008 :21) Tipe Team Quiz merupakan model pembelajaran aktif yang di
kembangkan oleh Mel Silberman, yang mana dalam Team Quiz ini peserta ajar
dibagi menjadi tiga tim. Setiap peserta dalam tim bertanggung jawab untuk
menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim lainya menggunakan waktunya untuk
memeriksa catatan. Dalam Team Quiz pertama tama diawali dengan penjelasan
materi secara klasikal oleh guru. Setelah itu siswa dibagi menjadi tiga kelompok
besar kemudian setiap kelompok diberi arahan untuk saling berdiskusi serta
memberikan argumenya berkaitan dengan materi yang dipelajari. Setelah kegiatan
penjelasan selesai baru diadakan pertandingan akademis. Sehingga dengan adanya
pertandingan ini akan tercipta kompetisi dimana para siswa akan berlomba-lomba
untuk menjadi kelompok terbaik dan memperoleh nilai terbaik dalam
pertandingan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran Ekonomi
Kelas XI SMA Muhamadiyah 2 Pontianak, bahwa sekolah menjadikan kelompok
belajar menjadi dua kelas yaitu kelas pagi dan kelas sore dimana terdapat
kesenjagan antara kelas pagi dan kelas sore, adapun kelas pagi lebih didominasi
oleh siswa yang berprestasi dan kelas sore merupakan saringan dari kelas pagi,
sehingga terjadi kesenjangan prestasi diantara keduanya.
Karena ketidak merataan dalam pembagian kelas dimana terjadi
kesenjangan antara kelas pagi dan sore sehinga peneliti tertarik untuk meneliti di
kelas sore, terlebih model pembelajaran tipe Team Quiz belum pernah di gunakan.
Oleh sebab itu, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran tipe Team Quiz pada pembelajaran perekonomian
terbuka Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI
SMA Muhammadiyah 2 Pontianak”.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana perencanaan
dan pelaksanaan model pembelajaran tipe Team Quiz di Kelas XI SMA
Muhammadiyah 2 Pontianak. (2) Untuk mengetahui bagaimana evaluasi tentang
pelaksanaan berkaitan dengan model pembelajaran tipe Team Quiz di Kelas XI
SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. (3) Untuk mengaetahui apakah terdapat
pengaruh Penerapan Model Pembelajaran tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas XI SMA Muhammadiyah 2
Pontianak.
Cooperative learning berasal dari kata Cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama– sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin ras, atau suku yang berbeda (heterogen) Winasanjaya
(2006:242)
Menurut Asep Jihat dan Abdul Haris (2008:30), model pembelajaran
kooperatif memiliki ciri (1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar
dalam kelompok secara kooperatif, (2) Kelompok dibentuk dari siswa–siswa yang
memiliki Kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) Jika dalam kelas, terdapat
siswa–siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang
berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku,

3
budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, (4) Penghargaan lebih diutamakan pada
kerja kelompok daripada perorangan.
Karli dan Yuliariatiningsih (2002:72) mengemukakan kelebihan model
pembelajaran kooperatif, yaitu (1) dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar
mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis. (2) dapat mengembangkan
aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa. (3) dapat
mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-
keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat. (4) siswa
tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek belajar karena
siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya. (5) siswa dilatih untuk
bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga tuntutan untuk
mengembangkan potensi dirinya secara optimal bagi kesuksesan
kelompoknya. (6) memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh
dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang
dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.
Model pembelajaran memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga
memiliki beberapa kelemahan, antara lain (1) Persiapannya membutuhkan banyak
tenaga, pikiran dan waktu. (2) membutuhkan fasilitas, alat dan biaya yang
mahal.(3) diperlukan waktu yang lama.
Team Quiz merupakan model pembelajaran berupa pembelajaran
kelompok belajar dimana materi belajar dibagi sesuai dengan kelompok belajar
sehingga kelompok belajar akan mendapat kesempatan sebagai kelompok
penanya maupun penjawab. Menurut Muhamad Hasan Sidik (2008 :21) Tipe
Team Quiz merupakan model pembelajaran aktif yang di kembangkan oleh Mel
Silberman, yang mana dalam Team Quiz ini peserta ajar dibagi menjadi tiga tim.
Setiap peserta dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban
singkat, dan tim lainnya menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan. Dalam
Team Quiz ini di awali dengan guru menerangkna materi, secara klasikal, lalu
peserta ajar dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-
sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan
pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut, setelah selesai materi
maka akan di adakan pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan
akademis ini maka tercapailah kopetensi antar kelompok, para peserta ajar akan
senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh
nilai yang tinggi dalam pertandingan.
Menurut Grounlund (dalam Jihat dan Haris 2008:54) menyatakan
penilaian sebagai proses Sistematik pengumpulan, penganalisaan, dan penafsiran
informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuaan, sedangkan
Arikunto (dalam Jihat dan Haris 2008:54) “untuk dapat melaksanakan penilaian
perlu melakukan pengukuran terlebuh dahulu sedangkan pengukuran tidak akan
bermakna tanpa di lakukan penilaian”. berdasarkan pendapat diatas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar lebih menekankan pada penilaian.
Menurut Gagne (dalam Agus Suprijono, 2009) hasil belajar dapat berupa
(1) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis, kemampuan merespons secara spesifik

4
terhadap ransangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. (2) keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorika, kemampuan
analisis sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip–prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognirif
bersifat khas. (3) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah. (4) keterampilan motorik yaitu kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga
terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) sikap yaitu kemampuan menerima atau
menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai–nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai sebagai standar perilaku.
Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak,
yaitu (1) Masalah internal. Aunurrahman (2009:177) menyatakan; ”selama
peroses belajar, masalah belajar seringkali berkaitan dengan sikap terhadap
belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan,
menyimpan kembali pesan yang tersimpan, unjuk hasil belajar”. (2) menurut
Aunurrahman (2009:187) Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang ada di luar
diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang
dicapai siswa.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ex Post Facto.
Arief Furchan (2011:410) menyatakan “penelitian ekspos fakto (expost facto
research) meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi
perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti”. Selanjutnya dikatakan
bahwa “penelitian ekspos fakto dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah
berlangsung atau telah terjadi. Penelitian ekspos fakto tidak ada pengontrolan
variabel dan biasannya tidak ada pra tes.”
Penelitian ex post facto dimulai dengan mendeskripsikan situasi sekarang
yang diasumsikan sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah terjadi sebelumnya.
Dalam situasi ini peneliti hanya tinggal memilih subjek yang diyakini telah
mendapat perlakuan sebelumnya, kemudian mengukur efek variabel bebas
tersebut terhadap variabel terikat. Seperti yang dikemukakan oleh Arief Furchan
(2011: 411) bahwa “Ex Post Facto sebagai metode penelitian merujuk kepada
perlakuan atau manipulasi variabel bebas telah terjadi sebelumnya sehingga
peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada
variabel terikat.”
Metode ini lebih ditujukan untuk melihat dan mengkaji hubungan antara
dua variabel atau lebih, dimana variabel bebas dari permasalahan yang dikaji telah
terjadi sebelumnya melalui perlakuan orang lain. Peneliti memilih subjek yang
diyakini telah mendapatkan perlakuan sebelumnya kemudian mengukur efek
variabel bebas terhadap variabel terikat.

5
Menurut Margono (2009: 118) “populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita temukan”.
sedangkan menurut Sugiono (2006 : 230) “populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik
kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 2
SMA muhammadiyah 2 pontianak yang terdiri dari 33 siswa.
Definisi sampel menurut Sugiono (2006: 110) “adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Begitu juga menurut
Suhasimi Arikunto (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti”.
Dalam pengambilan sampel digunakan teknik sampling jenuh. Menurut
Sugiono (2006: 124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah
populasinya relatif kecil. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
IPS 2 SMA Muhammadiyah 2 Pontianak yang terdiri dari 33 siswa.
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan
sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan
menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Seperti yang diungkapkan oleh
Zainal Arifin (2011: 225) “instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu
penelitian. Mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam
penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan
atau kesimpulan penelitian.”
Sugiono (2006 : 305) berpendapat “instrumen penelitian berkenaan dengan
validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data”. Oleh sebab itu
instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya belum tentu dapat
menghasilkan data yang valid dan reliabel apabila penggunaannya tidak tepat.
Cara menyusun instrumen penelitian dikatakan oleh Sugiyono (2010: 149)
bahwa. Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang
ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi
operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari
indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan matrik
pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen.
Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh oleh peneliti dalam
menyusun instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut (1) analisis variabel
penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub variabel dan mengembangkan
indikator setiap sub variabel penelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator
tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti. (2)
menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/sub
variabel/indikator-indikatornya.s (3) etelah ditetapkan jenis instrumen, peneliti
menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi
pertanyaan, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, dan waktu yang dibutuhkan. (4)
berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai
dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.(5)

6
instrumen yang telah dibuat diuji coba, untuk melihat validitas, reliabilitas dan
keterbacaannya.
Menurut Zainal Arifin (2011:226),“instrumen penelitian dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Tes memiliki sifat mengukur,
sedangkan nontes bersifat menghimpun”. Sedangkan jenis-jenis dari instrumen
disebutkan oleh Zainal Arifin (2011: 226) “tes terdiri dari beberapa jenis,
diantaranya tes tertulis, tes lisan, dan tes tindakan. Sedangkan nontes terdiri dari
angket, observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek, skala penilaian, studi
dokumentasi, dan sebagainya.”
Zainal Arifin (2011: 231) menggambarkan observasi terstruktur yaitu
“semua kegiatan observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka
kerja yang berisi faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas
materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas, Peneliti
dalam melakukan pengamatannya menggunakan instrumen penelitian yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya
Menurut Sugiono (2006: 199) “angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Diharapkan dengan
angket ini peneliti dapat menggali banyak informasi dari subjek yang berkaitan
secara langsung dengan masalah penelitian yang menjadi fokus utama dalam
penelitian ini.
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
yaitu deskriptif, statistik/uji pengaruh dan kualitatif yaitu implementasinya.
Analisis kuantittatif deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan mengolah
data yang didapat yaitu dalam penyebaran angket penelitian dan dianalisis per
item pertanyaan. Sedangkan statistik/uji pengaruh menggunakan statistik dengan
analisis regresi berganda dan beberapa uji hipotetsis lainnya yaitu uji distribusi
normal, uji t dan uji r. Selanjutnya secara kualitatif penelitian ini mengambarkan
hasil dari pembahasan yang menjawab masalah dan sub masalah.
Dalam menjawab masalah bagaimana perencanaan, evaluasi, pengaruh
penerapan model pembelajaran tipe Team Quiz di kelas XI IPS 2 SMA
Muhammadiyah 2 Pontianak maka digunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Analisis Deskriptif kuantitatif adalah analisis yang dilakukan dengan menganalisis
setiap jawaban item angket siswa dengan interprestasi jawaban dan gambar.
Untuk mengetahui apa terdapat pengaruh antara vareabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y) atau pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team
Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa menggunakan rumus regresi linier sederhana,
menurut sugiono (2006:244). Untuk mengitung koefisien a dan b pada rumus
regresi diatas digunakan rumus:

ý = a + bx

∑ ∑
a=

∑ ∑ .∑
b= ∑ (∑ )

7
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan antara variabel
x dengan variabel y, maka dilakukan perhitungan statistik analisis korelasi produk
moment dengan rumus sebagai berikut :
∑ . (∑ ) (∑ )
rxy= { ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

Untuk menghitung t hitung peneliti menggunakan rumus :


t=

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran tipe Team Quiz dan besarnya pengaruh penerapan model
pembelajaran terhadap hasil belajar kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Pontianak.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 sorang dengan rincian 25 laki-laki
dan 18 perempuan. Dari sampel tersebut diperoleh data berupa nilai ulangan
harian dari guru mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA Muhammadiyah 2
Pontianak dan jawaban angket
Adapun data yang olahan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel : 1. Interval persentasi hasil belajar siswa
Seluruh Persentase
No Interval Katagori Frekuensi
responden %
1 80-100 Sangat baik 14 33 42,42
2 70-79 Baik 10 33 30,31
3 60-69 Cukup 9 33 27,27
4 50-59 Kurang 0 33 0
5 0-49 Sangat kurang 0 33 0
Jumlah 33 33 100

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefisien korelasi atau r hitung


sebesar 0,745. Berdasarkan kekuatan yang telah ditetapkan, angka ini terletak
diantara 0,600-799 yang termasuk katagori kuat. Jika dibandingkan dengan r tabel
pada tarif signifikan 5 % sebesar 0,344, maka t hitung lebih besar dari r tabel atau
0,745>0,344. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara variabel tunggal (X) terhadap variabel kontrol (Y)
atau penerapan model pembelajaran tipe Team Quiz terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Pontianak.

8
Selanjutnya analisis kolerasi dapat dilanjutkan dengan menghitung
koefisien determinan. Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui persentase
(dalam persen) pengaruh variabel tunggal (X) terhadap variabel kontrol (Y)
diperoleh dengan menggunakan rumus koefisien determinan (KD)
KP = r2 x 100%
KP = (0,7452 x 100%)
= 0,555 x 100%
= 55,5%
Dengan demikian koefisien kolerasi digunakan rumus koefisien
determinan didapatkan bahwa pengaruh penerapan model pembelajaran Team
Quiz dan hasil belajar siswa adalah sebesar 55,5% dan 44,5% merupakan
pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti.
Selanjutnya untuk mencari apakah ada pengaruh antara vaviabel tunggal
dengan variabel kontrol dapat di lakukan dengan melakukan uji t dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan jumlah t hitung lebih besar
dibandingkan dengan t tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat
kebebasan (DK) N-2 = 33 maka diperoleh t hitung lebih besar daripada t tabel
atau 6,210>2,042. Berdasarkan perhitungan tersebut dinyatakan bahwwa t hitung
jatuh pada penolakan Ho, maka dapat dinyatakan hipotesis nol (Ho) yang
menyatakan tidak ada pengaruh antara penerapan model pembelajaran Team Quiz
dan hasil belajar siswa ditolak, jadi hipotesis alternatif (Ha) diterima
Pengujiann Hipotesis
Tolak H0 apabila t hitung > t tabel (∝= , )

∝ = 0,05

Ho Ha

-2,042 = 2,04<6,210
∝ = 0,05

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data hasil tes belajar siswa, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut (1) hasil observasi dan wawancara yang
peneliti lakukan selama guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran tipe Team Quiz, telah berlansung dengan baik sesuai dengan apa
yang menjadi petunjuk dalam penerapan model pembelajaran tiipe Team Quiz
baik dari kegiatan pembuka sampai dengan penerapan model pembelajaran
terhadap siswa. (2) hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan nmodel pembelajaran tipe Team Quiz
menunjukan hasil yang positif dengan rata-rata nilai 78,4. Dan interval prestasi
belajar dengan tiga katagori 42,42% sangat baik, 30,31 baik, 27,27 cukup. (3)

9
hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi atau r hitung sebesar 0,745 dan r
tabel sebesar 0,344 yang termasuk dalam kategori kuat. angka ini terletak diantara
0,600-0,799. Dan dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh t hitung sebesar
6,21 dan t tabel seber 2,042. Untuk mengetahui kesalahan 5% uji dua pihak dan
derajat kebebasan dengan N 33 diperoleh hasil t hitung lebih besar dari t tabel atau
6,210>2,042 dengan persentase korelasi determinan dengan nilai 0,7452 = 0,555
Hal ini berarti nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 0,555 x 100% = 55,5 %
sisanya sebesar 44,5%.

Saran
Ada beberapa saran yang dapat peneliti sambaikan berdasarkan hasil
penelitian yaitu (1) Bagi guru yang ingin menggunakan model pembelajaran tipe
Team Quiz harus disesuaikan dengan materi yang akan digunakan serta
menjalankan model ini sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta ada
baiknya untuk memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada siswa mengenai
model pembelajaran tipe Team Quiz agar siswa mengetahui apa yang harus
mereka lakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. (2) Pengaruh
penggunaan metode pembelajaran tipe Team Quiz memiliki pengaruh yang sangat
kuat terhadap hasil belajar siswa. Model ini dapat digunakan dengan megikuti
semua langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran. (3) Bagi peneliti yang
ingin menerapkan model pembelajaran tipe Team Quiz ini diharapkan
menyesuaikan dengan materi apa yang akan di pelajari, serta mempelajari lebih
lanjut tentang motede ini karena memakan waktu yang relatif lama.

DAFTAR RUJUKAN
Agus Suprijono. (2009). Kooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.
Celebon TimurYogyakarta: Alfabeta
Asep Jihad, Abdul Haris (2008). Evaluasi Pembelajaran. (Cetakan ke-3)Jakarta:
Multi P. resindo.
Aunurrahman. (2008/2009). Belajar dan Pembelajaran. (Cetakan ke-1).
Bandung: Alfabeta.
Karli dan Yuliariatiningsih. (2002). Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.
(Online).(http://www.artikelbagus.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan
-model.html, dikunjungi 25 Oktober 2012).
Margono . (2009). MetodePenelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhamad Hasan Sidik (2008). Penerapan Model Pembelajaran
KonstruktivismeUntuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai
Energi Gerak Di Kelas III SD Negeri 1 Clilrengkranggirang Kecamatan
Pasaleman Kabupaten Cirebon. (Online).(http:// www.artikelbagus.com
/2010/10/14/Penerapan-Model-Pembelajaran-Tipe-Team-Quiz. html,Pdf,
dikunjungi 25 Oktober 2012).
Sugiono (2006). Metode Penelitian Administrasi. (Cetakan ke-14). Bandung:
Alfabeta
Zainal Arifin (2011) Metode Penelitian Kuantitatip. Bandung : CV Alvabeta

10

Anda mungkin juga menyukai