Lab Imser
Lab Imser
KEGIATAN LABORATORIUM
Gambar 3.1
20
21
Pelaksana Lab
Imunologi dan Serologi
1. Hanna Hartati
2. Nira Yulia SKM
3. Oktarini Amd. AK
Gambar 3.2
22
III. Bahan
IV. Reagen
a. Larutan CRP latex
b. Larutan kontrol positif
c. Larutan kontrol negatif
d. Buffer glycine NaCl(GBS)
V. Alat
a. Micropipet
b. Tip kuning
c. Rotator
d. Slide warna hitam
e. Stik pengaduk
f. Rak tabung
26
g. Timer
1:2 12
1:4 24
1:8 48
1: 16 96
1 : 32 192
2. Pemeriksaan RF
I. Tujuan pemeriksaan
III. Bahan
IV. Reagen
a. Reagen HUMATEX RF
b. Larutan RF latex
c. Larutan kontrol positif
d. Laurat kontrol negatif
e. Buffer glycine NaCl
V. Alat
a. Pengaduk
b. Rotator
c. Mikropipet
d. Tip kuning
e. Timer
f. Slide
RF (mg/L dalam
Pengenceran
sampel)
1:2 24
1:4 48
1:8 96
1: 16 192
1 : 32 384
Tabel 3.2 Interpretasi hasil RF
VIII.Interpretasi Hasil
30
3. Pemeriksaan ASTO
I. Tujuan pemeriksaan
Untuk menentukan anti streptolysin O pada serum.
III. Reagen
a. Reagen kit ASO
- Larutan ASO latex
- Larutan kontrol positif
- Larutan kontrol negatif
b. Buffer Glycine NaCl (GBS)
a. Mikropipet
b. Tip
c. Slide
d. Pengaduk
e. Rotator
1. Tes kualitatif
Adanya aglutinasi menunjukan dalam non diluted spesimen
mengandung ASO lebih dari 200 IU/mL . serum dengan hasil positif
dalam screening tes harus dilanjutkan dengan titrasi tes.
2. Tes semi kuantitatif
Dibaca titer pada pengenceran terakhir yang tampak aglutinasi dan
dikalikan dengan faktor konversi 200 untuk mendapat hasil dalam
IU/mL
Contoh :
titer 1/5 = konsentrasi ASTO 5 x 200 (IU/ml) = 1000 IU/ml
4. Pemeriksaan Widal
I. Tujuan pemeriksaan
33
III. Bahan
IV. Reagen
V. Alat
1. Tes screening
a. Di pipet masing-masing 80 μL serum diatas 8 lingkaran slide
b. Ditambahkan masing-masing 1 tetes suspensi antigen (S.typhi O,
S.typhi H, S.paratyphi OA, S.paratyphi OB, S.paratyphi OC,
S.paratyphi HA, S.paratyphi HB, S.paratyphi HC) yang telah dikocok
hingga homogen
c. Dicampurkan dengan menggunakan batang pengaduk sampai
memenuhi daerah pengamatan
d. Digoyangkan selama 1 menit dengan menggunakan rotator
e. Diamati ada atau tidaknya aglutinasi (Apabila terbentuk aglutinasi,
dilanjutkan ke test semi kuantiatif)
2. Tes semi kuantitatif
80 µl 1:20
40 µl 1:40
20 µl 1:80
10 µl 1:160
5 µl 1:320
Contoh :
5. Pemeriksaan RPR
I. Tujuan Pemeriksaan
V. Peralatan
1. Kartu / tempat reaksi
2. Mikropipet
3. Tips
4. Timer
5. Rotator
5. Dikocok cairan dalam botol penetes yang sudah diisi suspensi antigen,
kemudian diteteskan suspensi antigen (± 17 μL) pada masing-masing
lingkaran
6. Diletakkan kartu reaksi pada rotator selama 8 menit dengan kecepatan
100 rpm. Dibaca hasilnya secara maksroskopis dibawah cahaya
terang
Lingkaran 1 2 3 4 5 Interpretasi
Pengenceran 1:1 1:2 1:4 1:8 1:16
Pembacaan
Reaktif 1:2 R R NR NR NR Positif titer ½
Reaktif 1:8 R R R R NR Positif titer 1/8
Reaktif 1:16 R R R R R Positif titer 1/16
Tabel 3.5 Interpretasi hasil RPR
6. Pemeriksaan TPHA
I. Metode : IHA (Ikatan Hemaglutinasi)
II. Tujuan
39
IV. Bahan
Serum atau plasma
V. Reagen
TPHA tes kit :
- Kontrol positif
- Kontrol negatif
- Test cell
- Control cell
- Dilluent
VI. Alat
a. Mikroflat tes/ tempat reaksi
b. Tip kuning
c. Mikropipet
d. Timer
e. Shaker
Tes Kualitatif
Tes Kuantitatif
VIII.Interpretasi Hasil
7. Pelaporan Hasil
Hasil pada setiap pemeriksaan metode aglutinasi ditulis pada lembar hasil
pemeriksaan/log book. kemudian di ditandatangani oleh penanggung
jawab dari labolatorium serologi setelah di verifikasi.
42
II. Prinsip
Sampel diteteskan kedalam card membran kromatogram yang dilapisi
recombinan sifilis capture antigen (TP Ag I), pada daerah test (T)
mengandung antigen colloidal gold-conjugate. Sampel
bermigrasi/bergerak pada membrane kromatogram menuju daerah (T)
lalu berikatan membentuk kompleks antigen-antibodi-partikel protein A
gold. Jika sampel tersebut mengandung antibodi sifilis maka akan
membentuk garis ungu pada daerah test (T). Daerah control (C)
digunakan sebagai control prosedur.
III. Bahan
Serum atau plasma EDTA
IV. Reagen
Card test kromatogram Anti syphilis
V. Alat
a. Dropper (pipet disposible)
b. Rak tabung
c. Tabung vacutainer
I. Tujuan Pemeriksaan :
IV. Reagen
1. Strip kromatogram (Test Card HIV 1 + 2)
2. Sampel Dillution Buffer
V. Peralatan
1. Pipet disposible (pipet plastik yang terdapat pada kit)
2. Tips kuning
3. Pipa kapiler EDTA ( bila sampel darah)
4. Tabung reaksi/tabung vacutainer
VII. Validitas
Hasil pemeriksaan dinyatakan valid apabila timbul garis merah pada
daerah kontrol (C), baik dengan ataupun tanpa garis merah pada
daerah tes (T).
VIII.Interpretasi Hasil :
Positif : Terbentuk dua atau tiga garis berwarna merah, satu pada
zona garis test 1 atau 2 (1 dan 2) dan satu pada zona garis kontrol.
Hal ini berarti pada serum, plasma, atau darah terdapat antibody HIV –
1 dan 2. Garis warna merah pada zona 1 menandakan infeksi HIV – 1,
dan garis warna merah pada zona 2 menandakan infeksi HIV – 2.
Negatif: Bila pada daerah tes (T) tidak timbul garis warna merah dan
timbul garis warna merah pada daerah kontrol (C).
Invalid : Bila pada daerah kontrol tidak timbul garis warna merah.
Hasil tersebut harus dilakukan pemeriksaan ulang.
III. Bahan
Serum, plasma EDTA, plasma Heparin Lithium atau Whole blood
IV. Reagen
Vikia Anti HIV ½
Strip kromatogram
Buffer dilluent HIV
V. Alat
a. Pipet dari strip vikia
b. Pipet kapiler EDTA (bila sampel menggunakan darah/whole blood dari
ujung jari)
47
VII. Validitas
Hasil pemeriksaan dinyatakan valid apabila garis control berubah
warna dari biru menjadi pink/merah muda, baik pada daerah test
timbul garis biru atau tidak
I. Tujuan Pemeriksaan
SD BIOLINE HIV – ½ 3,0 dikerjakan dengan menggunakan prinsip
immunokromatografi (rapid test) untuk mendeteksi secara kualitatif
adanya antibodi spesifik terhadap HIV-1 dan HIV-2 secara simμLtan
dalam darah, serum atau plasma manusia/pasien.
II. Prinsip
Sampel diteteskan kedalam strip mambran kromatogram yang dilapisi
recombinant HIV-1 antigen (gp41 dan p24) pada daerah test (T1) dan
recombinant HIV-2 antigen (gp36) pada daerah tes (T2) yang
mengandung protein A colloid gold conjugate. Konjugat recombinant
antigen HIV ½ (gp41, p24, gp36) colloid gold dan sampel serum
bermigrasi sepanjang membran kromatogram menuju daerah (T) lalu
berikatan membentuk kompleks antigen antibodi gold particle. Jika
sampel tersebut mengandung antibodi spesifik akan membentuk garis
ungu pada daerah test (T1 dan atau T2). Daerah control (C) digunakan
sebagai kontrol prosedur.
III. Bahan
49
IV. Reagen
a. Strip kromatogram SD BIOLINE HIV ½ 3,0
b. Larutan uji / dilluent
V. Alat
a. Mikropipet
b. Tip kuning
c. Pipa kapiler EDTA ( bila sampel menggunakan whole blood dari ujung
jari)
d. Tabung reaksi/tabung vacutainer
VI.Cara Uji
Catatan :
Reagen SD BIOLINE HIV ½ 3,0 harus disimpan pada suhu 2-30 oC. Kit
test peka terhadap kelembaban dan panas
Untuk keselamatan kerja, saat penanganan sampel dan melakukan
pemeriksaan harus menggunakan sarung tangan
VII. Validitas
I. Tujuan Pemeriksaan
IgG dan IgM yang terdapat dalan sampel akan bereaksi dengan
rekombinan envelope protein virus dengue dalam gold konjugat dan
membentuk senyawa kompleks antara antibodi dan gold konjugate
koloid dengan prinsip kapiler. Anti human IgG dan IgM dalam garis G
dan M akan menangkap senyawa kompleks tersebut, kemudian
membentuk suatu senyawa seperti garis, garis C digunakan sebagai
kontrol prosedur.
III. Bahan
IV. Reagen
a. Diluent buffer
b. Tes device dari SD BIOLINE Dengue IgG/IgM
V. Alat
a. Lemari es
b. Mikropipet 5μL
c. Sentrifugasi
d. Tip
VI.Cara kerja
1. Negatif : hanya ada pada garis kontrol (C) saja muncul garis berwarna
merah muda.
2. IgM positif : pada garis kontrol C dan garis IgM akan muncul garis
berwarna merah muda.
3. IgG positif : pada garis kontrol C dan garis IgG akan muncul garis
berwarna merah muda.
4. IgG dan IgM positif : pada garis kontrol C, garis IgM dan IgG akan
muncul garis berwarna merah muda
5. Invalid : bila pada daerah kontrol tidak timbul garis merah muda, test
dinyatakan gagal dan harus diulangi lagi.
II. Prinsip
53
III. Bahan
Serum/plasma (EDTA, Heparin dan Sodium Sitrat)
Darah dengan anti koagulan yang sesuai
IV. Reagen
Kit pemeriksaan Anti HCV
Strip kromatogram
Assay dilluent HCV
V. Alat
a. Mikropipet 10-100 μL
b. Tip kuning
c. Pipa kapiler EDTA (apabila sampel menggunakan darah/whole blood
dari ujung jari)
d. Tabung reaksi/tabung vacutainer
VI.Cara Kerja
1. Strip kromatogram dikeluarkan dari foil/pembungkus, letakkan pada
permukaan yang datar dan kering
54
5. Test Kehamilan
I. Tujuan Pemeriksaan
Untuk menentukan adanya Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
dalam urine secara kualitatif.
II. Prinsip
One step HCG adalah uji cepat satu langkah didasarkan pada
teknologi Immunokromatografi, sebuah membran dengan bantalan
absorben melapisi strip yang terbuat dari kertas fiber glass yang
dijenuhkan dengan konjugat koloidal partikel emas yang terliofilisasi
dan antibodi monoklonal fase solid terhadap HCG. Bantalan absorben
lainnya pada akhir pengujian menyerap kelebihan cairan sampel.
55
III. Bahan
Urine pertama pagi hari / urin segar sewaktu, apabila test tidak segera
dilakukan urine dapat disimpan di 2-8 oC selama 72 jam. Sebelum
dilakukan pengujian, spesimen urine tersebut disamakan suhunya
dengan suhu ruangan.
IV. Reagen
One step HCG Casette
V. Alat
a. Wadah penampung urine (wadah plastik yang kering dan bersih)
b. Timer
c. Tissue
VI.Cara Kerja
56
VIII.Prinsip pemeriksaan
siklus masuk dan keluar dari SPR dalam beberapa waktu. Setelah IgG
dan Rematoid fektor diabsorbsi, sampel beredar masuk dan keluar dari
SPR untuk waktu yang lebih lama, Antibodi Anti CMV IgM yang ada
dalam sampel akan berikatan dengan Antigen CMV yang melekat
didalam SPR. Pencucian terakhir akan menghilangkan komponen
yang tidak berikatan. Tahap deteksi akhir subtrat (4-methyl-
umbelliferyl-fosfat) akan berputar masuk dan keluar dari SPR.
Konjugat enzyme katalisis akan menghidrolisa subtrat menjadi produk
fluorecence (4-methyle-umbelliferone). Flourecence yang terbentuk
akan diukur dengan panjang gelombang 450 nm. Intensitas florecence
sebanding dengn konsentrasi antibodi yang terdapat dalam sampel.
IX. Alat
a. Lemari es
b. Mikropipet 50-200 μL
c. Tip kuning
d. Tip biru
e. Sentrifuge
f. Unit VIDAS PC
X. Bahan
XI. Reagen
a. 30 CMVM SPR
b. 30 CMVM Strip
58
XIII.Interpretasi hasil
<4 Negatif
≤4 - >6 Equivocal
≤6 Positif
III. Reagen
60
a. 60 CMVG SPR
b. 60 CMVG Strip
c. 1 Vial C1 / CMVG Positif Kontrol(0,5 mL siap pakai)
d. 1 Vial C2 / CMVG Negatif Kontrol
e. 1 Vial S1 / Standar (1 mL siap pakai ) & MLE Card
IV. Bahan
V. Alat
a. Lemari es
b. Mikropipet 50-200 μL
c. Tip kuning
d. Tip biru
e. Sentrifuge
f. Unit VIDAS PC
III. Reagen
a. 60 TXM SPR
b. 60 TXM Strip
c. 1 Vial C1 / TXM Positif Kontrol ( 2 mL siap pakai)
d. 1 Vial C2 / TXM Negatif Kontrol ( 2 mL siap pakai)
e. 1 Vial S1 / Standar (1 mL siap pakai ) & MLE Card
IV. Bahan
V. Alat
a. Lemari es
b. Mikropipet 50-200 μL
c. Tip kuning
d. Tip biru
e. Sentrifuge
f. Unit VIDAS PC
antigen toxo plasma yang tidak aktif (RH Sabin Stain). Anti Toxo IgG
ditampakan oleh alkaline pospHatase yang dilabel dengan murine
monoklonal anti toxo plasma antibodi. Tahap detekssi akhir subtrat (4-
methyl-umbelliferyl-fosfat) akan berputar masuk dan keluar dari SPR.
Konjugat enzyme katalisis akan menghidrolisa subtrat menjadi produk
fluorecence (4-methyle-umbelliferone). Flourecence yang terbentuk
akan diukur dengan panjang gelombang 450 nm. Intensitas florecence
sebanding dengan konsentrasi antibodi yang terdapat dalam
sampel.Akhir pemeriksaan, hasil secara otomatis dihitung oleh alat
berhubungan dengan standar dan tersimpan dalam memori dan hasil
akan keluar dalam bentuk print out.
III. Reagen
a. 60 TXG SPR
b. 60 TXG Strip
c. 1 Vial C1 / TXG Positif Kontrol ( 2 mL siap pakai)
d. 1 Vial C2 / TXG Negatif Kontrol ( 2 mL siap pakai)
e. 1 Vial S1 / Standar (1 mL siap pakai ) & MLE Card
IV. Bahan
V. Alat
a. Lemari es
b. Mikropipet 50-200 μL
c. Tip kuning
d. Tip biru
e. Sentrifuge
f. Unit VIDAS PC
65
TV (IU/mL) Interpretasi
<4 Negatif
≥4 sampai <8 Equivocal
≥8 Positif
Tabel 3.9 Interpretasi hasil Toxo IgG
III. Reagen
a. 30 RBM strip
b. 30 RBM SPR
c. 1 Vial C1/ RBM positif kontrol (1,5 mL strip pakai)
d. 1 vial C2 / RBM kontrol negatif (1,5 mL strip pakai)
e. 1 Vial S1/ Kalibrator (2mL siap pakai)
IV. Bahan
67
V. Alat
a. Unit VIDAS PC
b. Mikropiipet 100 μL
c. Tip kuning
d. Lemari es
e. Tabung reaksi
f. Sentrifuge
TV (IU/mL) INTERPRETASI
I < 0,80 Negative
0,85 ≤ i < 1,20 Equivocal
i≥1,20 Positif
Tabel 3.10 Interpretasi hasil Rubella IgM
I. Tujuan pemeriksaan
Untuk menentukan adanya antibodi rubella IgG dalam serum atau plasma.
III. Reagen
a. 60 RBG strip
69
b. 60 RBG SPR
c. 1 Vial C1/ RBG positif kontrol (1,5 mL strip pakai)
d. 1 vial C2 / RBG kontrol negatif (1,5 mL strip pakai)
e. 1 Vial S1/ Kalibrator (2mL siap pakai)
IV. Bahan
V. Alat
a. Unit VIDAS PC
b. Mikropiipet 100 μL
c. Tip kuning
d. Lemari es
e. Tabung reaksi
f. Sentrifuge
TV (IU/mL) INTERPRETASI
<10 Negative
10≤ Titer<15 Equivocal
≥15 Positif
Tabel 3.11 Interpretasi hasil Rubella IgG
7. Pemeriksaan hormon T4
I. Tujuan Pemeriksaan
Pada akhir pemeriksaan, hasil akan dihitung secara otomatis oleh alat
yang dihubungkan dengan kurva kalibrasi dan printout.
V. Peralatan
a. Vidas PC
b. Mikropipette
c. Tip kuning
d. Tabung darah
e. Centrifuge
f. Lemari es
72
8. Pemeriksaan hormon T3
I. Tujuan
Catatan : Serum atau plasma stabil selama 2 hari bila disimpan 2-8 oC.
Apabila disimpan -25 ± 6ºC stabil sampai 2 bulan.
IV. Reagen
a. 60 strip T3
b. 60 SPR T3
c. 1 Vial kontrol T3 (C1) dengan volume 2 mL
74
V. Peralatan
a. Vidas PC
b. Mikropipette
c. Tip kuning
d. Tabung darah
e. Centrifuge
f. Lemari Es
10. Klik icon tombol yang terdapat didalam komputer untuk memulai
running
11. Running dapat segera dimulai dan pemeriksaan akan selesai dalam
waktu 40 menit.
II. Prinsip :
Serum atau plasma stabil selama 2-3 hari bila disimpan 2-8 oC
IV. Reagen
- 60 strip Free T4 (FT4)
- 60 SPR Free T4 (FT4)
- 1 Vial kontrol Free T4 (C1) dengan volume 2 mL, siap pakai.
- 1 Vial Kalibrator Free T4 (S1) dengan volume 2 mL, siap pakai
- MLE card
V. Peralatan
- Vidas PC
- Mikropipette
- Tip kuning
- Tabung darah
- Centrifuge
77
- Lemari Es
Serum / Plasma
V. Peralatan
a. Vidas PC
b. Mikropipette
c. Tip kuning
d. Tabung darah
e. Centrifuge
f. Lemari es
II. Prinsip
Prinsip pemeriksaan mengkombinasi dua tahapan metode
immunoassay sandwuch dengan deteksi hasil flouresensi (ELFA).
SPR yaitu fase padat dan sebagai alat memipet. Reagen untuk
pemeriksaan telah terdapat didalam strip reagen yang masih tersegel/
strip tidak rusak.
Semua tahapan pemeriksaan dilakukan secara otomatis oleh alat
(instrumen). Jalannya reaksi berputar masuk dan keluar dari SPR
beberapa waktu/beberapa kali. Proses ini memungkinkan antibodi
yang menempel pada dinding SPR berikatan dengan antigen spesifik
prostat yang terdapat didalam sampel. Komponen yang tidak berikatan
akan terbuang pada saat pencucian.
81
III. Bahan
Serum, plasma EDTA atau plasma Heparin
IV. Reagen
a. Strip reagen
b. S1 (kalibrator)
c. C1 (kontrol)
d. R1 (pengencer sampel)
V. Alat
a. Unit vidas
b. Mikropipet
c. Tip kuning
d. Tip biru
e. Sentrifuge
f. Lemari es
82
a. 60 strip HBS
b. 60HBS SPR
c. 1 VIAL C1/ HBSAg positif kontrol
d. 1 VIAL C2/ HBSAg negatif kontrol
e. 1 VIAL S1(suspensi) dilarutkan dengan 1 mL aquades
V. Peralatan
A. Unit vidas
B. Mikropipet
C. Tip kuning
D. Tip biru
E. Sentrifuge
F. Lemari es
84
TEST VAKIE
START
LONG PROTOKOL INTERPRETATION
PROTOKOL
1 < 0,13 1< 0, 10 Reaktif
1 ≥ 0,13 1≥0, 10 Non Reaktif
Tabel 3.12 Interpretasi hasil HBsAg
III. Bahan
Serum atau plasma (lithium, heparin)
Serum/ plasma stabil dalam 5 hari bila disimpan 2-8°C.Jika disimpan
pada suhu -25±6°C stabil sampai 2 bulan.
IV. Reagen
a. 60 HBST strip
b. 60 HBST SPR
c. 1 vial C1/ HBST positif kontrol (1,5 mL siap pakai)
d. 1 vial C1/ HBST negatif kontrol (1,5 mL siap pakai)
e. 1 vial S1/ standar (3 botol). Tiap botol diencerkan menggunakan 1 mL
aqua bides steril (harus tepat) diamkan 20 menit. Lalu homogenkan,
larutan ini dipisahkan sesuai kebutuhan dan disimpan pada 2-8°C
tahan 2 bulan atau -25±6°C bertahan selama 6 bulan
f. MLE Card.
V. Alat
a. Unit VIDAS VC
b. Mikropipet
c. Tip kuning
d. Tip biru
e. Tabung reaksi/tabung vacutainer
f. Sentrifuge
g. Lemari es
VIII.Interpretasi Hasil :
<8 Negatif
≥ 12 Positif
I. Tujuan Pemeriksaan
II. Prinsip
Anti HAV IgM dideteksi secara spesifik oleh kompleks imun, berupa
viral antigen yang tidak aktif dan alkali phosphatase yang dilabel
antibodi monoklonal Anti HAV IgM, kompeks imun yang tidak terikat
akan hilang pada saat pencucian.
III. Bahan
IV. Alat
a. Unit vidas VC
b. Mikropipette
c. Tip kuning
d. Tip biru
e. Centrifuge
f. Tabung vacutainer
g. Lemari es
V. Cara Kerja
1. Dinyalakan alat Vidas PC sesuai prosedur
2. Dikeluarkan reagen dari lemari es
3. Dibiarkan reagen mencapai suhu ruangan (± 30 menit)
4. Dibaca Master Lot Entry (MLE Card) pada Lot baru
5. Dihomogenkan Standar (S1) Control (C1 dan C2)
6. Dipipet 100 μL Standar (S1) duplo (2 strip reagen/STR)
7. Dipipet 100 μL C1, 100 ΜL C2 dan 100 μL sampel masing-masing 1
strip reagen/STR
90
8. Strip reagen (STR) dan SPR ditempatkan pada posisi yang sesuai
9. Klik icon tombol yang terdapat pada komputer untuk running sampel
10. Running dapat segera dimμLai dan akan segera selesai dalam waktu
60 menit
I. Tujuan pemeriksaan
Pemeriksaan IgM Anti HSV didasarkan atas teknik Elisa. Strip mikro
titer sebagai fase padat yang dilapisi dengan kμLtur sel dari Antigen
HSV. Inkubasi pertama Antibodi spesifik (HSV IgM Ab) yang ada
91
III. Alat
1. Mikropipet
2. Tip
3. Timer
4. Unit Humanreader single
5. Tabung reaksi
6. Washer Micro Elisa
IV. Bahan
Serum
V. Reagen
1. 12 strip microwell untuk Anti HSV IgM
2. 1 Vial negatif kontrol (2,5 ml siap pakai)
3. 1 Vial positif kontrol (2,5 ml siap pakai)
4. 1 botol dillution buffer (100 ml siap pakai)
5. 1 botol Anti IgG Konjugate ( 12 ml siap pakai)
6. 1 botol washing solution 50 ml (diencerkan 1 bag + 20 bag aquabides)
7. 1 botol substrat reagen ( 13 ml siap pakai)
8. 1 botol stop solution (15 ml siap pakai)
92
17. Dibuka tutup adhesive dan ditambahkan 100 μL stop solution pada
setiap sumuran (blanko, kontrol, dan sampel)
18. Dibaca pada human reader single 450nm
Pemeriksaan HSV 1 IgG didasarkan atas teknik Elisa. Strip mikro titer
sebagai fase padat yang dilapisi dengan kμLtur sel dari Antigen HSV.
Inkubasi pertama Antibodi spesifik (HSV IgGAb) yang ada didalam
serum atau kontrol berikatan dengan antigen yang tidak berikatan
akan terbuang pada saat pencucian.Inkubasi kedua konjugat anti IgG
di tambahkan sehingga terbentuk ikatan spesifik menghasilkan
imunokompleks yang khas. Kelebihan konjugat akan dihilangkan
sesudah pencucian kedua. Kemudian tambahkan TMB subtrate.
Stopping solution akan mengubah warna biru menjadi warna kuning.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi dalam
sampel.
III. Alat
1. Mikropipet
2. Tip
3. Timer
4. Unit Humanreader single
5. Tabung reaksi
6. Washer Micro Elisa
IV. Bahan
Serum
V. Reagen
1. 12 strip microwell untuk Anti HSV 1 IgG
2. 1 Vial negatif kontrol (2,5 ml siap pakai)
3. 1 Vial positif kontrol (2,5 ml siap pakai)
4. 1 botol dillution buffer (100 ml siap pakai)
95
15. Ditambahkan 100 μL subtrat pada setiap sumur (blanko, kontrol, dan
sampel).
16. Ditutup kembali strip dengan adhesive strip inkubasi 15 menit
temperature 17-25oC.
17. Dibuka tutup adhesive dan ditambahkan 100 μL stop solution pada
setiap sumuran (blanko, kontrol, dan sampel).
18. Dibaca pada human reader single 450nm.
Keterangan :
MNC : Mean Negatif Control
MPC : Mean Positif Control
NC : Kontrol Negatif
PC : Kontrol Positif
A : Absorban
97
I. Tujuan Pemeriksaan
Untuk menentukan adanya Antibodi HSV 2 IgG didalam serum
II. Prinsip
Pemeriksaan IgG Anti HSV 2 didasarkan atas teknik ELISA. Strip
mikrotiter sebagai fase padat yang dilapisi dengan kultur sel dari
antigen HSV 2. Inkubasi pertama antibodi spesifik (HSV 2 IgG Ab)
yang terdapat didalam serum atau kontrol berikatan dengan antigen
yang terdapat pada fase padat. Pada akhir inkubasi komponen yang
tidak berikatan akan terbuang saat pencucian.
Inkubasi kedua konjugat anti IgG ditambahkan sehingga terbentuk
ikatan spesifik menghasilkan imunokompleks yang khas. Kelebihan
konjugat akan dihilangkan sesudah pencucian kedua. Kemudian
tambahkan TMB/substrat. Stopping solution akan mengubah warna
biru menjadi warna kuning. Intensitas warna yang terbentuk sebanding
dengan konsentrasi antibodi didalam sampel.
III. Bahan
Serum (tidak boleh hemolisis dan lipemik)
Serum stabil dalam 7 hari bila disimpan pada suhu 2-8 0C
Apabila dalam waktu lama disimpan pada suhu -20 0C
IV. Reagen
a. 12 strip microwell untuk Anti HSV 2 IgG
b. 1 Vial negatif kontrol (2,5 ml siap pakai)
c. 1 Vial positif kontrol (2,5 ml siap pakai)
d. 1 botol dillution buffer (100 ml siap pakai)
e. 1 botol Anti IgG Konjugate ( 12 ml siap pakai)
98
V. Alat
a. Unit humanreader single
b. Mikropipet
c. Tip kuning
d. Tip biru
e. Tabung reaksi
f. Centrifuge
g. Lemari es
h. Washer micro ELISA
i. Timer
MPC ≥ 0,750
MPC : MNC = ≥ 5
Keterangan :
MNC : Mean Negatif Control
MPC : Mean Positif Control
NC : Kontrol Negatif
PC : Kontrol Positif
A : Absorban
3.1.4.8 Instrumen
1. Vidas
Tujuan:
a. Untuk megoprasikan dan menggunakan vidas secara benar.
b. Untuk pemeriksaan hormon, HBsAg, Anti HBS, penanda tumor, dan
lain-lain
102
Prinsip Kerja :
Strip dan SPR yang sesuai kemudian di letakan pada alat, fluorecence
yang terbentuk akan dibaca pada panjang gelombang tertentu.
Prosedur cara menyalakan alat VIDAS :
1. Nyalakan UPS, alat VIDAS PC dengan menekan tombol on/off
dibelakang.
2. Kemundian printer,monitor,komputer.
3. Setelah itu ketik password (user name,password).
4. Klik icon VIDAS.
5. Tunggu beberapa saat akan muncul menu utama.
Melakukan pembacaan Master Lot Entry (MLE card).
1. Klik icon menu calibration pada menu utama.
2. Pilih section yang dipakai dalam (A-E) lalu letakan Master Lot Entry
(MLE card) pada section yang telah dipilih dan alat VIDAS yang
digunakan.
3. Klik icon untuk memulai pemeriksaan.
4. Setelah terbaca sempurna klik save maka alat otomatis melakukan
print hasil pembacaan MLE.
5. Akan muncul pesan apabila kartu MLE tidak terbaca sempurna. Jika
terjadi, klik ok kemudian masukan huruf dan angka sesuai posisi yang
diperlukan lalu klik dekode.
6. Klik save.
Prosedur mengerjakan sampel kalibrator atau kontrol
1. Klik icon section preparation dan loading.
2. Untuk Pasien :
Masukan data atau identitas pasien pada sampel ID lalu pilih assay.
Untuk Kalibrator Kontrol :
Ketik S pada sampel ID lalu pilih assay.
3. Klik creat atau F10.
103
2. Centrifugasi
a. Buka penutup Centrifuge.
b. Letakkan tabung yang akan dicentrifuge pada selongsong.
c. Gunakan tabung yang berisi air bila perlu sebagai penyeimbang.
d. Atur kecepatan yang diperlukan.
e. Selama centrifuge berjalan, jangan membuka penutup centrifuge.
f. Bila centrifuge telah selesai, buka penutup centrifuge dan keluarkan
tabung dari selongsong.
g. Tutup kembali penutup centrifuge.
3. Humareader Single
Tujuan :
a. Untuk mengoperasikan dan menggunakan Humareader Single secara
benar.
b. Untuk pemeriksaan sampel metode ELISA
Prinsip Kerja :
microwell yang telah diinkubasi kemuidan diletakkan pada alat, warna
yang terbentuk akan dibaca pada panjang gelombang tertentu.
Cara Pengoperasian :
1. Masukkan steker ke stop kontak.
2. Tekan tombol ON, lampu akan menyala.
3. Dimonitor tertulis : Ready dan waktu.
104
4. Pasang strip pada tempat pembacaan dengan posisi strip yang paling
kanan ada ditengah.
5. Tekan : Menu. Dimonitor tertulis : Select test.
6. Tekan angka program yang akan dibaca, lihat tabel.
7. Tekan enter.
8. Printer mulai jalan.
9. Untuk program yang titernya dimonitor tertulis :
10. PLOT CURVE.Untuk membuat curva tekan Y dan tidak
membuat kurva tekan N.
11. STORE CURVE Y / N.
12. Dimonitor tertulis set carrier to I Then Press Enter.
13. Tekan enter.
14. Pembacaan blanko, kontrol, dan sampel di print.
15. Pembacaan selesai, tekan clear 2X.
16. Tekan tombol OFF, cabut steker.
4. Pengoperasian Rotator
Tujuan :
a. Untuk mengoperasikan dan menggunakan Rotator secara benar.
b. Untuk menghomogenkan/memutar sampel yang bereaksi dengan
reagen
Prinsip Kerja :
Dengan prinsip pengaturan getaran dengan kecepatan dan waktu
tertentu plate yang diletakkan pada alat yang sudah dikalibrasi akan
menghasilkan getaran untuk melakukan pencampuran.
Cara Pengoperasian :
1. Masukkan steker ke stop kontak.
105
Tujuan :
a. Untuk mengoperasikan dan menggunakan alat Washer 200 secara
benar.
b. Untuk mencuci saat pengerjaan pemeriksaan metode ELISA
Prinsip Kerja :
Microwell yang akan dicuci, diisi dengan buffer. Kemudian microwell
dicuci, setiap pencucian didiamkan selama 30 detik. Buffer di aspirate
sampai cairan habis kemudian di dispense cairan washer. Lakukan
beberapa kali sesuai yang diperlukan.
Cara Pengoperasian :
1. Perhatikan / pastikan botol yang berisi washer solution sudah tertutup
rapat dan kencang.
2. Tarik tombol hitam (headlock) kekiri agar headwash dalam keadaan
bebas.
3. Hidupkan alat dengan menekan swich on / off yang ada dibelakang
alat.
106