Anda di halaman 1dari 39

3.

3 Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium Mikrobiologi adalah laboratorium yang di dalamnya
dilakukan pemeriksaan mengenai mikroorganisme. Di Laboratorium
Mikrobiologi ini disediakan alat-alat/instrument dan reagent/bahan-bahan
kimia yang mendukung dalam analisis dan identifikasi mikroorganisme.
Laboratorium Mikrobiologi terletak di lantai 2 gedung A, Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Pemeriksaan di Laboratorium Mikrobiologi terbagi atas dua jenis
sampel, yaitu mikrobiologi klinis dan mikrobiologi lingkungan. Mikrobiologi
klinis adalah pemeriksaan mikrobiologi yang sampelnya berupa
cairan/bahan yang berasal dari tubuh manusia. Sedangkan mikrobiologi
lingkungan adalah pemeriksaan mikrobiologi yang sampelnya berasal dari
bukan manusia, diantaranya adalah air, makanan, minuman dan kosmetik.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat antara lain yaitu
pemeriksaan Mikroskopis TB (Tuberculosis), Pemeriksaan Coliform, Coli
tinja, dan E. coli dengan metode Tabung Ganda dan Angka Lempeng
Total (ALT), Identifikasi Bakteri dan Jamur, Pemeriksaan Parasit (Malaria
dan Filaria) dan Telur Cacing, Kultur Bakteri dan Pemeriksaan Resistensi
Bakteri. Pada saat ini Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat
ditunjuk langsung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk
menjadi laboratorium rujukan nasional dalam bidang mikroskopis TB
(Tuberculosis). Sebagai Laboratorium Rujukan Nasional, Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat mempunyai kewenangan
untuk memberi tes panel kepada seluruh laboratorium kesehatan di
Indonesia. Jumlah laboratorium kesehatan yang diberikan tes panel terdiri
dari 34 Laboratorium Kesehatan Provinsi, 30 Laboratorium Kesehatan
Daerah Jawa Barat dan 90 Laboratorium Patologi Klinik di seluruh
Indonesia.

107
108

3.3.1 Tata Letak


Dibawah ini denah ruangan laboratorium mikrobiologi:

Ruang Ruang Staff Ruang Ruang Lab Ruang


Administrasi Mikrobiologi Lab Mikrobiologi Lab
Parasito- Air Makanan & Mikro-
Mikrobiologi
logi Minuman organism
e

Ruang Mikros-kopis TB
Meja
penerimaan
PINTU MASUK sampel

Ruang Ruang
Cuci
Sterilisasi
Ruang Lab TB Ruang Media &
Reagensia
Ruang Penyimpanan Alat

Gambar 3.1 Denah Ruangan Laboratorium Mikrobiologi Balai


Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
109

3.3.2 Susunan Personalia Laboratorium Mikrobiologi

Manager Teknis
(MT)
Nida Hendriani

Staf Manager Teknis


Rifky W Rahman
Mukiyem

Laboratorium Air,
Laboratorium
Laboratorium TB Makanan &
Parasitologi
Wulan Permatasari Minuman
Siti Aida Nuraida
Ida Widaningsih

Laboratorium
Mikroorganisme
Laboratorium Media (MO)
Rukman
Yenny Setiarah, S. ST

Gambar 3.2 Susunan Personalia Laboratorium Mikrobiologi Balai


Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
110

3.3.3 Alur Pelayanan di Laboratorium Mikrobiologi

Labeling,
Sampel diantar
Pendaftaran Ruang pemberian
ke
Sampel administrasi kode dan
laboratorium
pencatatan
Mikrobiologi
sampel

Verifikasi Sub bagian


Pengisian Pembayaran sampel Laboratorium
Form

Laporan dari Pembacaan dan


Pelaksana pencatatan hasil Pemeriksaan
teknis ke staff Penyeliaan oleh pelaksana sesuai
Manajer teknis teknis permintaan
Menyimpulkan
hasil
pemeriksaan

Penandatanganan
buku ekspedisi
Validasi hasil (bagian
Pembuatan Pengeluaran
oleh Manajer penerimaan hasil)
Laporan Hasil
Teknis

Konsumen

Gambar 3.3 Alur Pelayanan Laboratorium Mikrobiologi Balai


Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Sebelum melakukan pendaftaran, Konsumen mengambil nomor


antrian melalui mesin antrian. Setelah dipanggil, Konsumen menuju loket
pendaftaran. Pasien bisa menyertakan surat pengantar dan tanpa
pengantar, atau apabila membutuhkan konsultasi bisa melakukan
konsultasi terlebih dahulu kepada dokter, karena di Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini juga menyediakan fasilitas tersebut,
satu lantai dengan tempat pendaftaran tepatnya di lantai 1. Petugas
pendaftaran akan mendata identitas pasien/pelanggan dan jenis
111

pemeriksaan yang diminta serta menjelaskan persyaratan pra


pemeriksaan. Kemudian petugas mengkalkulasi jumlah tagihan
pembayaran dan mencetak slip pengantar untuk diserahkan ke bagian
pembayaran. Jika pasien sudah memenuhi persyaratan untuk diperiksa,
maka konsumen menuju ke loket pembayaran. Petugas di loket
pembayaran memverifikasi identitas dan jenis pemeriksaan yang diminta.
Kemudian konsumen membayar sejumlah uang pemeriksaan secara
tunai. Setelah dilakukan pembayaran, petugas mencetak kwitansi,
memberi penomoran identitas/barcode, dan mencetak label sampel untuk
ditempelkan pada wadah sesuai jenis pemeriksaan yang diinginkan.
Sampel yang berasal dari tubuh manusia (sampel klinis) diambil di
ruangan pengambilan sampel oleh petugas pengambilan sampel. Sampel
sputum dikeluarkan di tempat khusus untuk berdahak yang sudah
disediakan di lantai 1, tempatnya berada di luar. Tempat khusus untuk
berdahak ini dilengkapi dengan wastafel, sabun untuk mencuci tangan
dan juga poster cara untuk mengeluarkan dahak.

Gambar 3.4 Ruang Khusus Berdahak


112

Sedangkan sampel yang berasal dari lingkungan (makanan, minuman,


air, usap alat, sisa makanan, dan lain-lain), akan langsung disimpan di
tempat sortir sampel beserta formulir permintaan pemeriksaan untuk
langsung dibawa ke laboratorium yang bersangkutan dan dicatat pada
buku ekspedisi sampel di laboratorium mikrobiologi.

Gambar 3.5 Formulir Permintaan Pemeriksaan


Setelah sampel dibawa ke ruangan, sampel dicatat pada jurnal dan
diverifikasi oleh staf manajer teknis. Kemudian dilakukan kodefikasi
sampel sesuai dengan urutan dan jenis pemeriksaan masing-masing
sampel. Sampel yang sudah diberi kode, kemudian didistribusikan ke sub
bagian laboratorium yang sesuai dan siap untuk diperiksa.
Pada Laboratorium Mikrobiologi terdapat beberapa bidang
pemeriksaan, yaitu laboratorium air, makanan dan minuman, laboratorium
parasitologi, laboratorium mikroorganisme dan laboratorium TB serta
terdapat ruang pembuatan media dan ruang sterilisasi. Jenis
pemeriksaan yang paling sering dilakukan di laboratorium air, makanan
dan minuman adalah pemeriksaan ALT, MPN Coliform, MPN E. coli, serta
identifikasi bakteri S.aureus, S.typhi, E. coli dan P.aeruginosa.
Pada laboratorium mikroorganisme, sampel yang paling sering masuk
adalah urine, pus, usap dubur dan darah. Jenis pemeriksaan yang diminta
113

biasanya adalah pemeriksaan GO, hitung kuman, kultur dan identifikasi


berbagai jenis bakteri serta resistensi. Pada laboratorium TB pemeriksaan
yang dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopis, kultur dan resistensi dari
sampel yang kebanyakan berupa sputum.
Kegiatan Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium parasitologi
adalah pemeriksaan Crosscheck yaitu malaria, filaria yang berasal dari
Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Sedangkan sampel yang langsung
datang ke BLK sedikit/jarang.
Selain melakukan pemeriksaan mikroorganisme, di laboratorium
Mikrobiologi juga melakukan pembuatan media – media dan reagensia
terutama yang diperlukan dalam menunjang pemeriksaan
mikroorganisme. Pemeriksaan sampel dilakukan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional yang berlaku di BLK Provinsi Jawa Barat.
Pemeriksaan sampel dilakukan oleh pelaksana teknis di masing-masing
sub bagian laboratorium.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sampel, dilakukan
penyeliaan. Yaitu dengan mengecek ulang apakah hasil pemeriksaan
yang dilakukan telah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Penyeliaan
dilakukan oleh petugas penyelia yang telah ditunjuk dan memenuhi kriteria
sebagai penyelia. Setelah penyeliaan, hasil dilaporkan oleh pelaksana
teknis kepada staf manajer teknis yang kemudian dibuat dalam bentuk
laporan tertulis.
Sebelum hasil siap dikeluarkan kepada konsumen, dilakukan validasi
oleh manajer teknis. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua
metode analisa yang dilakukan sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang berlaku hingga dapat memberikan hasil yang
terpercaya. Hasil yang telah divalidasi oleh manajer teknis selanjutnya
diserahkan ke bagian administrasi dengan terlebih dahulu dicatat dalam
buku ekspedisi. Kemudian bagian penerimaan hasil menyerahkan hasil
kepada konsumen.
114

3.3.4 Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Mikrobiologi


Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu dilakukan pemantapan
mutu internal untuk mengurangi kejadian penyimpangan dan diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat. Pemantapan mutu internal ini dilakukan
setiap hari kerja dan hasilnya langsung dibuat dalam bentuk grafik, seperti
suhu ruangan, suhu alat, dan ketersediaan media dan reagen dan
penggunaan kontrol pada beberapa item pemeriksaan dan pelaksanaan
Standar Operasional Prosedur (SOP) serta penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) dalam setiap pemeriksaan.
Pemeriksaan di Laboratorium Makanan dan Minuman
a. Sampel di Ruangan Laboratorium Makanan dan Minuman
1. Air Bersih terdiri dari:
- Air sumur bor
- Air sumur gali
- Air sumur Artesis
- PDAM
2. Air Minum mencakup:
- Air Minum Dalam Kemasan
- Air Minum Isi Ulang
3. Air Kolam Renang
4. Air Limbah mencakup:
- Limbah Industri terdiri dari:
. Farmasi
. Tekstil
- Limbah Hotel
- Limbah Rumah Sakit
5. Air Badan Air terdiri dari:
- air sungai
- air selokan
- air danau
- air waduk
115

b. Pemeriksaan di Ruangan laboratorium makanan dan minuman


• MPN (Most Probable Number)
Metode Tabung Ganda: Tes perkiraan, Tes Penegasan dan
Identifikasi.
MPN: Coliform, Coli tinja dan E. coli
• ALT (Angka Lempeng Total)
• Identifikasi
c. Ruangan Laboratorium TB
 Mikroskopis
 Kultur
 Resistensi
 Tes Cepat Molekuler
d. Laboratorium Parasitologi
 Mikroskopis Filaria
 Mikroskopis Telur Cacing
 Mikroskopis Parasit
e. Laboratorium Mikroorganisme
 Pemeriksaan Mikroskopis
 Pemeriksaan Kultur
 Pemeriksaan Resistensi
 Pemeriksaan Angka Kuman (Udara dan Usap Alat/Usap
Tangan)
 Pemeriksaan Usap Dubur
 KLB
f. Alat-alat yang digunakan
 Mikroskop Cahaya
 Mikroskop Fluorescent
 Autoclave
 Oven
 Inkubator
116

 Bio Safety Cabinet


 Pipet Volume
 Mikropipet
 Centrifuge
 Vortex
 Bunsen/Burner
 Penangas
 Deep Freezer (-70 s.d -80 0C)
 MGIT
 GeneXpert
 Dispenser media
 Timbangan analitik dan teknis
g. Kesehatan Keselamatan Kerja di laboratorium Mikrobiologi
1) APD
- Jas lab
- Sepatu
- Masker
- Goggle
- Gloves
2) Eye Washer
Shower
APAR
3) IPAL
Scrubber
Chemical Spill Treatment Kit
4) Daya Tahan Tubuh:
- Telur
- Susu
- Vitamin
117

3.3.5 Kegiatan Di Laboratorium


Jenis kegiatan yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi selama
menjalankan Praktek Kerja Lapangan antara lain yaitu pemeriksaan
Mikroskopis TB (Tuberculosis), Hitung Jumlah Kuman metode Most
Probable Number (MPN) dan Angka Lempeng Total (ALT), Identifikasi
Bakteri dan Jamur, Pemeriksaan Resistensi Bakteri, dan Pembuatan
Media dan Reagensia.

3.3.6 Jenis Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Air, Makanan dan Minuman

Meliputi parameter:

a. Pemeriksaan MPN (Coliform, E. coli, Coli tinja )

Tujuan:

Untuk mengetahui kualitas air dengan melihat adanya bakteri


golongan Coliform, Coli tinja dan bakteri E. coli sebagai indikator yang
dinyatakan dengan nilai MPN.

Prinsip:

Bakteri golongan Coliform dan Coli tinja akan menfermentasikan


laktosa dengan menghasilkan asam dan gas yang ditampung dalam
tabung durham. Pembentukan asam dan gas pada tabung durham
merupakan tanda bakteri yang diinokulasikan adalah kelompok Coliform
dan Coli tinja. Sampel diuji perkiraan dengan media selektif Coliform
Lactose Broth Single / Double Strength (LBSS / LBDS) untuk sampel air
jika makanan menggunakan Lauryl. Hasil positif adanya gas dan asam
dilanjutkan pada uji penegasan ke media Brilliant Green Lactose Broth
(BGLB) dan EC Broth. Hasil kedua uji menunjukkan angka indeks yang
disesuaikan pada tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dan Coli
118

tinja. Pada uji pelengkap menggunakan media plate EMB (Eosin Methylen
Blue) atau ENDO.

Alat:
- Pipet ukur steril 1 mL dan 10 mL
- Rak tabung
- Api bunsen
- Korek api
- Spidol
- Oven
- Inkubator (35-37oC dan 44oC)
- Ose bulat
- Tabung reaksi
- Tabung durham

Media:
- Media Lactose Broth Single dan Double Strength (LBSS / LBDS)
- Media Briliant Green Lactose Broth (BGLB)
- Media Lauryl
- Media EC Broth
- EMB/ENDO Agar
- IMVIC (SIM, MR, VP, dan SC)
- Triple Sugar Iron Agar

Bahan pemeriksaan:
1. Air Bersih
2. Air Badan Air
3. Air Minum
4. Air Limbah
5. Makanan
Kombinasi pemeriksaan:
119

No. Jenis
Seri Tabung Volume Sampel
Pemeriksaan
1. Air Bersih 5 LBDS : 5 LBSS : 5 LBSS 10 mL:1 mL:0,1 mL
2. Air Badan Air 3 LBDS : 3 LBSS : 3 LBSS 10 mL:1 mL:0,1 mL
3. Air Minum 5 LBDS : 1 LBSS : 1 LBSS 10 mL:1 mL:0,1 mL
4. Air Limbah 3 LBDS : 3 LBSS : 3 LBSS 10 mL:1 mL:0,1 mL
5. Makanan 5 Lauryl : 1 Lauryl : 1 Lauryl 10 mL:1 mL:0,1 mL

Tabel 3.1 Seri Tabung Dan Volume Sampel Berdasarkan Jenis


Pemeriksaan

Cara Kerja:

1. Uji Perkiraan
a. Sampel dikocok dahulu, jika air dalam botol penuh maka sedikit buang
sisakan sekitar ¼ botol.
b. Sampel ditambahkan ke dalam tabung Lactose Broth Single / Double
(untuk sampel Air) dan tabung Lauryl (untuk sampel Makanan)
sesuaikan dengan seri masing-masing sampel dilakukan secara
aseptis.
c. Inkubasi pada suhu 35-37oC selama 24-48 jam dalam inkubator.
d. Amati hasil positif pada masing-masing tabung kocok secara perlahan
untuk melihat ada tidaknya gelembung gas dalam tabung durham atau
terjadinya kekeruhan.
e. Tabung yang positif dilanjutkan ke Uji Penegasan.

2. Uji Penegasan (Competitive Test)


 Untuk MPN Coliform
a. Dari tiap-tiap tabung yang positif diinokulasikan 2 ose ke dalam media
Briliant Green Lactose Broth (BGLB) secara aseptis.
120

b. Inkubasi tabung BGLB pada suhu 37 oC selama 24-48 jam (untuk


memastikan adanya Coliform).
c. Amati ada tidaknya gas pada tabung BGLB (adanya gas menunjukkan
hasil positif).
d. Catat hasil pembacaan, cocokkan dengan tabel MPN.
e. Hasil pada tabel menunjukkan nilai MPN.

 Untuk MPN E. coli


a. Dari tiap-tiap tabung yang positif diinokulasikan 2 ose ke dalam media
EC Broth secara aseptis.
b. Inkubasi tabung EC Broth pada suhu 44oC selama 24-44 jam (untuk
memastikan adanya E. Coli).
c. Amati adanya kekeruhan dan gas pada tabung EC Broth (adanya gas
menunjukkan hasil positif).
d. Tabung yang positif dilanjutkan ke uji pelengkap.

3. Uji Pelengkap (Completed Test)


a. Hasil positif pada media EC Broth diinokulasikan sebanyak 1 ose ke
dalam media EMB/ENDO.
b. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
c. Amati pertumbuhan koloni dengan menunjukkan koloni berwarna merah
jambu kilap logam (metalik).

Interpretasi Hasil:

- Total Coliform 2400/100 mL


- Syarat air bersih perpipaan 10/100 mL
- Syarat air bersih bukan perpipaan 50/100 mL

Pelaporan:
- Nilai Indeks MPN Coliform/100 mL
- Indeks bisa 0 sampai dengan 2400
121

b. Pemeriksaan ALT (Angka Lempeng Total)

Prinsip:
Apabila ada satu sel mikroorganisme yang masih hidup ditumbuhkan
pada media PCA, maka sel tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung secara visual
pada media yang digunakan dan setelah itu diinkubasi pada suhu 36 oC
selama 2x24 jam.

Alat dan Bahan


Alat:
- Cawan petri steril
- Tabung pengenceran
- Pipet ukur steril
- Bulb
Bahan:
- Aquadest/BPW (Berkarbohidrat)
- PCA

Cara Kerja :
1. Timbang 25 gram sampel kemudian di tambahkan 225 mL BPW,
kemudian hancurkan (jangan sampai membuat plastik bocor).
2. Pipet 1 mL sampel yang sudah di encerkan, masukkan ke dalam
cawan dengan pengenceran 10-1.
3. Pipet 1 mL dari sampel asli, masukkan ke cawan pengenceran
pertama ( 9 mL BPW) lakukan 3 kali.
4. Tambahkan PCA 10 – 15 mL ke dalam masing-masing cawan yang
berisi pengenceran.
5. Buat kontrol PCA dan BPW.
122

2. Pemeriksaan TB
a. Pemeriksaan Mikroskopis

Prinsip:
BTA memiliki lapisan lemak yang sukar ditembus oleh cat, dengan
pemanasan dan pengaruh fenol cat basa fuchsin dapat menembus
lapisan lemak itu. Pendinginan pada proses pencucian akan merapatkan
kembali lapisan lemak. Pada waktu pelunturan dengan asam alkohol
warna merah dari BTA tidak akan dilepaskan sedangkan bakteri yang
tidak tahan asam akan luntur sehingga mengambil warna biru dari
metilen biru.

Alat dan bahan:


Alat:
- Spirtus
- Object glass
- Jembatan pengecatan
- Ose
- Mikroskop
- Pipet tetes
- Lidi
Bahan:
- Sputum
- Karbol fuchsin 1%
- Asam alkohol 3%
- Methylen blue 0,1%

Cara kerja:
1. Dibuat sediaan dengan cara di ulir, ukuran 2 x 3 cm.
2. Lalu sediaan di fiksasi sebanyak 3x.
3. Kemudian sediaan diteteskan dengan Karbol fuchsin 1%.
123

4. Sediaan di fiksasi sampai keluar uap (jangan sampai mendidih).


5. Diamkan selama 10 menit.
6. Kemudian bilas dengan air mengalir.
7. Tambahkan Asam alkohol 3% selama 3 menit sampai warna Karbol
fuchsin menghilang.
8. Teteskan dengan Methylen blue 0,1 % selama 2 menit.
9. Sediaan dibilas dengan air mengalir, keringkan.
10. Lalu sediaan di amati di bawah mikroskop dimulai dengan perbesaran
terkecil yaitu 10x hingga 100x.

Interpretasi Hasil

Menggunakan skala IUATLD:


 Negatif     : tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapang
pandang.
 Scanty      : 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (menuliskan
jumlah
BTA yang ditemukan).
 1+ : 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang.
 2+ : 1-10 BTA setiap 1 lapang pandang (memeriksa
minimal 50
lapang pandang).
 3+ : ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang (memeriksa
minimal 20
lapang pandang).

b. Pemeriksaan Kultur

Prinsip:
Setelah spesimen didekontaminasi dengan NaOH dan ditanam pada
media Lowenstein Jensen, Mycobacterium tuberculosis akan tumbuh
124

dengan ciri-ciri sebagai berikut: warna putih kekuningan (BUFF


COLOURED), permukaan kering dan rapuh, bagian tepi tidak beraraturan
(seperti bunga kol). Test niassin memberikan hasil + dan Test Paranitro-
Benzoic Acid (PNB) negatif.
Alat dan bahan:
Alat:
a. Safety cabinet kelas II B
- Tabung sentrifus 50 mL
- Rak tabung
- Pipet pasteur steril
- Pensil kaca atau spidol
- Vorteks mixer
- Desinfektan
- Inkubator 35-37 oC
Bahan:
- NaOH 4%
- PBS steril
- Sputum
- Media Lowenstein Jensen

Cara kerja:
1. Pada tabung media Lowenstein Jensen diberi nomor sesuai dengan
nomor spesimen (1 spesimen ditanam pada 2 botol media Lowenstein
Jensen).
2. Tuangkan dahak ke dalam tabung sentrifus 50 mL. Jika lebih dari 10
mL, pilih 10 mL bagian yang purulent.
3. Tambahkan NaOH 4% sama banyak.
4. Di homogenisasi dengan menggunakan vorteks mixer, kemudian
diamkan pada suhu kamar. Tidak lebih dari 15 menit (jika lebih lama
bakteri akan mati).
125

5. Tambahkan larutan PBS sampai 45 mL dengan menggunakan pipet.


6. Tutup tabung dengan rapat, sentrifus minimal 3000 g selama 15-20
menit.
7. Tuangkan supernatan ke dalam wadah berisi desinfektan, usap bibir
tabung dengan 95 % etanol.
8. Tambahkan 0,5-1 mL PBS ke dalam sedimen, kocok sampai
homogen.
9. Spesimen yang sudah di olah di inokulasikan pada 2 botol media
Lowenstein Jensen masing-masing sebanyak 100 µL dengan
menggunakan pipet pasteur, lalu sebar secara merata spesimen
diatas permukaan media dengan cara menggerak-gerakkan botol.
(Tutup botol tidak terlalu rapat)
10. Letakan botol pada rak dengan kemiringan 30 oC selama 24 jam di
dalam inkubator 35-37oC.
11. Setelah 24 jam kencangkan tutup botol, dimasukkan ke dalam
keranjang dengan posisi tegak dan lanjutkan inkubasi sampai 8
minggu , setiap minggu diamati.

c. Pemeriksaan Resistensi

Prinsip:
Bakteri Mycobacterium tuberculosis akan dihambat pertumbuhannya
oleh obat-obat anti tuberkulosis pada konsentrasi tertentu sehingga dapat
ditentukan jenis obat yang efektif untuk pengobatan.

Alat dan bahan:


Alat:

- Inkubator
- Safety Cabinet kelas II B
- Tabung centrifuge
126

- Tabung reaksi
- Screw cap
- Bunsen
- Korek api
- Rak tabung
- Pipet 10 mL
- Automatic pipet
Bahan:
- Standar Mac Farland
- Desinfektan
- Aquadest steril

Cara kerja:
1. Ambil kerokan koloni dari media Lowenstein Jensen.
2. Buat suspensi 1,2 =+ 2 mc farland (densitometer).
3. Buat pengenceran dengan menggunakan aquadest steril 4,5 mL.
4. Tanam pada media PNB dan Lowenstein Jensen yang mengandung 7
obat antibiotik.
5. Inkubasi suhu ruang 24 jam jangan tutup terlalu rapat.
6. Setelah inkubasi 24 jam tutup rapatkan lalu inkubasi kembali.
7. Amati setelah 28 dan 42 hari.

Pembuatan Media Lactose Broth Single (LBS)

Tujuan:
Untuk tes perkiraan adanya E. coli/Coliform dalam air

Prinsip:
Menimbang, melarutkan, mencampur, membagikan dan mensterilkan

1) Pra analitik
127

Alat dan bahan

- Timbangan
- Kertas timbang
- Sendok tanduk
- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Tutup tabung reaksi dari karet (prop)
- Pipet volume
- Tabung reaksi Ø16 x 160 mm
- Lactose broth powder
- Aquadest
- Tabung durham
- Autoclave

2) Analitik
Prosedur kerja:
1. Timbang 13 gram Lactose broth powder.
2. Masukkan ke dalam gelas kimia.
3. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,
sampai homogen.
4. Masukkan ke dalam tabung reaksi Ø16 x 160 mm yang sudah ada
tabung durhamnya @10 mL, tutup dengan prop karet.
5. Masukkan ke dalam keranjang.
6. Sterilkan dengan autoclave 1210C selama 15 menit.
7. Dinginkan, simpan dalam lemari es.

3) Pasca Analitik
Pelaporan: media jadi
128

Pembuatan Media Lactose Broth Double (LBD)

Tujuan:
Untuk tes perkiraan adanya E. Coli/Coliform dalam air

Prinsip kerja:
Menimbang, mencampur, melarutkan, membagikan, dan mensterilkan

1) Pra analitik
Alat dan bahan:

- Timbangan
- Kertas timbang
- Sendok tanduk
- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Tutup tabung reaksi dari karet (prop)
- Pipet volume
- Tabung reaksi Ø18 x 180 mm
- Lactose broth powder
- Aquadest
- Tabung durham
- Autoclave

2) Analitik
Prosedur kerja:
1. Timbang 26 gram Lactose broth powder, masukkan ke dalam gelas
kimia.
2. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,
sampai homogen.
129

3. Masukkan ke dalam tabung reaksi Ø18 x 180 mm yang sudah ada


tabung durhamnya @10 mL, kemudian tutup dengan prop karet.
4. Masukkan ke dalam keranjang.
5. Sterilkan dengan autoclave 1210C selama 15 menit.
6. Dinginkan, simpan dalam lemari es.

3) Pasca analitik
Pelaporan: media jadi
Pembuatan Media Escherichia Coli Broth (ECB)

Tujuan:
Untuk tes perkiraan adanya E. Coli/Coliform dalam air

Prinsip kerja:
Menimbang, mencampur melarutkan, dan membagikan

1) Pra analitik
a. Alat dan bahan:

- Timbangan
- Kertas timbang
- Sendok tanduk
- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Tutup tabung reaksi dari karet (prop)
- Pipet volume
- Tabung reaksi Ø16 x 160 mm
- Escherichia coli broth (ECB) powder
- Aquadest
- Tabung durham
130

- Autoclave

2. Analitik
Prosedur kerja:
1. Timbang 37 gram Escherichia coli broth (ECB) powder, Masukkan
ke dalam gelas kimia.
2. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,
sampai homogen.
3. Masukkan ke dalam tabung reaksi Ø16 x 160 mm yang sudah ada
tabung durhamnya @10 mL.
4. Tutup dengan prop karet.
5. Masukkan ke dalam keranjang.
6. Sterilkan dengan autoclave 1210C selama 15 menit.
7. Dinginkan, simpan dalam lemari es.

3. Pasca analitik
Pelaporan: Media siap dipakai

Pembuatan Media Lauryl Sulfate Tryptose Broth (LSTB)

Tujuan:
Untuk tes perkiraan adanya E. coli / Coliform dalam air

Prinsip:
Menimbang, melarutkan, mencampur dan membagikan

1) Pra analitik
Alat dan bahan

- Timbangan
- Kertas timbang
- Sendok tanduk
131

- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Tutup tabung reaksi dari karet (prop)
- Pipet volume
- Tabung reaksi Ø16 x 160 mm
- Lauryl Sulfate Tryptose Powder
- Aquadest
- Tabung durham
- Autoclave

2) Analitik
Prosedur kerja:
1. Timbang 35,6 gram Lauryl Sulfate Tryptose Broth Powder, masukkan
ke dalam gelas kimia.
2. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,
sampai homogen.
3. Masukkan ke dalam tabung reaksi Ø16 x 160 mm yang sudah ada
tabung durhamnya @10 mL, kemudian tutup dengan prop karet.
4. Masukkan ke dalam keranjang.
5. Sterilkan dengan autoclave 1210C selama 15 menit.
6. Dinginkan, simpan dalam lemari es.

3) Pasca analitik
Pelaporan: Media siap dipakai.

Pembuatan Eosin Methylen Blue (EMB)

Tujuan:
Untuk isolasi E. coli dalam makanan
132

Prinsip:
Menimbang, melarutkan, mencampur, mensterilkan dan membagikan

1) Pra analitik
Alat dan bahan

- Timbangan
- Kertas timbang
- Sendok tanduk
- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Pipet volume
- EMB agar powder (CM.0069)
- Autoclave
- Aquadest
- Petri disk

2) Analitik
Prosedur kerja:
1. Timbang 37,5 gram media EMB powder, masukkan ke dalam gelas
kimia.
2. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,
sampai homogen.
3. Dipanaskan sambil terus diaduk sampai mendidih.
4. Tutup dengan kertas sampul, ikat pakai tali rami.
5. Sterilkan dengan autoclave 1210C selama 15 menit.
6. Dinginkan sampai suhu berkisar 45 – 500C tuang dalam petri steril (±
20 mL/petri).
7. Dinginkan pada suhu kamar.
133

8. Masukkan media jadi ke dalam kantong plastik.


9. Lakukan tes sterilitet (5% dari media jadi).
10. Simpan media dalam showcase / refrigerator.

3) Pasca analitik
Pelaporan: Media siap dipakai

Pembuatan Mac Conkey Agar (MCA)

Tujuan:
Untuk isolasi golongan bakteri Gram negatif

Prinsip:
Menimbang, melarutkan, mencampur, mensterilkan dan membagikan

1) Pra analitik
Alat dan bahan

- Timbangan
- Kertas timbang
- Sendok tanduk
- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Pipet volume
- Petri disk steril
- Bacto Mac Conkey agar
- Autoclave
134

- Aquadest

2) Analitik
Prosedur kerja:
1. Timbang 51,5 gram media Bacto Mac Conkey agar, masukkan ke
dalam gelas kimia.
2. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,
sampai homogen.
3. Dipanaskan sambil terus diaduk sampai mendidih (larutan menjadi
jernih).
4. Masukkan ke dalam keranjang.
5. Sterilkan dengan autoclave 1210C selama 15 menit.
6. Dinginkan sampai suhu berkisar 45 – 50 0C tuang ke dalam petri steril
(± 20 mL/petri).
7. Dinginkan pada suhu kamar.
8. Masukkan media jadi ke dalam kantong plastik.
9. Lakukan tes sterilitet (5% dari media jadi).
10. Simpan media dalam showcase / refrigerator.

3) Pasca analitik
Pelaporan: Media siap dipakai

Pembuatan Thiosulphate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS)

Tujuan:
Untuk isolasi bakteri Vibrio cholerae

Prinsip:
Menimbang, melarutkan, mencampur dan membagikan
1) Pra analitik
Alat dan bahan
135

- Timbangan
- Kertas timbang
- Sendok tanduk
- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Pipet volume
- Petri disk steril
- TCBS agar
- Autoclave
- Aquadest

2) Analitik
Prosedur kerja:
1. Timbang 88 gram media TCBS agar, masukkan ke dalam gelas kimia.
2. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,
sampai homogen.
3. Dipanaskan sambil terus diaduk sampai mendidih (larutan menjadi
jernih).
4. Kemudian langsung dituangkan tanpa disterilkan..
5. Dinginkan sampai suhu berkisar 45 – 500C tuang dalam petri steril (±
20 mL/petri).
6. Dinginkan pada suhu kamar.
7. Masukkan media jadi ke dalam kantong plastik.
8. Lakukan tes sterilitet (5% dari media jadi).
9. Simpan media dalam showcase / refrigerator.

3) Pasca analitik
Pelaporan: Media siap dipakai
136

Pembuatan Manitol Salt Agar (MSA)

Tujuan:
Untuk isolasi Staphylococcus aureus

Prinsip:
Menimbang, melarutkan, mencampur, mensterilkan dan membagikan

1) Pra analitik
Alat dan bahan

- Timbangan
- Kertas timbang
- Sendok tanduk
- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Kaki tiga
- Kasa asbes
- Pipet volume
- Keranjang
- MSA powder
- Petri disk steril
- Autoclave
- Aquadest
- Bunsen

2) Analitik
Prosedur kerja:
1. Timbang 111 gram media MSA, masukkan ke dalam gelas kimia.
137

2. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,


sampai homogen.
3. Dipanaskan sambil terus diaduk sampai mendidih (larutan menjadi
jernih)
4. Masukkan ke dalam keranjang.
5. Sterilkan dengan autoclave 1210C selama 15 menit.
6. Dinginkan sampai suhu berkisar 45 – 500C tuang dalam petri steril (±
20 mL/petri).
7. Biarkan sampai padat.
8. Pada tutup petri disk tulis nama media dan tanggal pembuatan media.
9. Bungkus dengan kertas sampul.
10. Simpan media dalam showcase / refrigerator.

3) Pasca analitik
Pelaporan: Media siap dipakai

Pembuatan Buffered Peptone Water (BPW)

Tujuan:
Untuk pelarut atau pengencer mikroorganisme

Prinsip:
Menimbang, melarutkan, mencampur, mensterilkan, dan membagikan

1) Pra analitik
Alat dan bahan

- Timbangan teknis
- Botol timbang
- Sendok porselen
138

- Gelas kimia, gelas ukur


- Autoclave
- Batang pengaduk
- Corong
- Botol reagen
- Aquadest

2) Analitik
Pembuatan larutan Baku (stok) dari garam buffer phosphat
1. Timbang 0,1 gram BPW powder kemudian dimasukkan dalam gelas
kimia.
2. Tambahkan aquadest 1000 mL aduk dengan batang pengaduk gelas,
sampai homogen.
3. Dibagikan ke dalam 500 mL lalu di bungkus dan di tutup dengan kertas
sampul, kemudian diikat dengan tali rami.
4. Sterilkan dengan autoclave 121oC selama 15 menit.
5. Dinginkan kemudian di tulis nama, tanggal pembuatan media dan
paraf teknisi.
6. Disimpan dalam lemari es.

3) Pasca analitik
Pelaporan: Reagen jadi

3.3.7 Instrumen
1. Mikroskop Olympus

Prinsip:
Alat ini digunakan untuk benda secara mikroskopis. Untuk
menghidupkan atau mengaktifkan Mikroskop Olympus diperlukan supply
139

arus listrik. Sebelum melakukan pengamatan terhadap benda dilakukan


pemasangan kaca objek/preparat.

Cara Kerja:
1. Letakkan mikroskop Olympus pada permukaan yang stabil dan rata
dan hindarkan dari sinar matahari secara langsung.
2. Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga listrik.
3. Tekan tombol “ON”.
4. Atur kekuatan lampu dengan memutar sekrup pengatur intensitas
cahaya.
5. Tempatkan preparat/spesimen yang akan diperiksa pada meja benda.
6. Atur ketinggian meja benda dengan memutar makrometer.
7. Cari bagian dari kaca objek glass yang terdapat preparat ulas (dicari
dan diperkirakan memiliki gambar yang jelas) dengan memutar
sekrup vertikal dan horizontal.
8. Putar revolving nosepiece pada perbesaran objektif 4x lalu putar
sekrup kasar sehingga meja benda bergerak keatas untuk mencari
fokus.
9. Putar sekrup halus untuk mendapatkan gambaran yang lebih terfokus.
10. Pembesaran mikroskop dapat diubah dengan cara memutar revolving
nosepiece.
11. Perjelas bayangan dengan mengatur condenser pada posisi tertinggi
(cahaya penuh).
12. Tambahkan minyak imersi pada pembesaran 10x100 untuk
memperbesar indeks bias.
13. Turunkan meja benda sampai maksimal, ambil preparat/spesimen
dari meja benda, kemudian posisikan lensa objektif pada perbesaran
4x.
14. Bersihkan lensa objektif pembesaran 100x dengan kertas lensa yang
dibasahi ether alkohol setelah digunakan.
15. Atur intensitas cahaya sampai minimal (sampai mati).
140

16. Tekan tombol “OFF”.


17. Cabut kabel stop kontak.
18. Simpan di tempat yang sejuk dan kering.

2. Ultra dan Refrigerated Centrifuge

Prinsip:
Dengan kecepatan tinggi sekitar 50.000 - 20.000 rpm. Mayoritas
dilengkapi dengan sistem pendingin. Dengan adanya sistem pendingin
membuat sampel tetap terjaga suhunya selama sentrifus bekerja sehingga
sampel makin terjaga dan terhindar dari kerusakan.

Cara kerja:
1. Persiapkan sampel larutan yang akan dimurnikan atau dipisahkan
dalam wadah yang sesuai.
2. Nyalakan cetrifuge dan tekan tombol open untuk membuka penutup
centrifuge.
3. Masukkan larutan sampel ke dalam setiap lubang pada rotor
centrifuge.
4. Tutup penutup centrifuge serta atur waktu dan kecepatan rotasi yang
diperlukan.
5. Tekan tombol on dan centrifuge akan bekerja memurnikan sampel
larutan.
6. Tekan tombol open lalu ambil sampel larutan dengan posisi yang
bersilangan pula agar seimbang.
7. Jangan lupa untuk tetap membiarkan centrifuge dalam keadaan
terbuka.

3. Autoclave

Prinsip:
141

Mensterilkan berbagai macam alat dan bahan tahan panas


menggunakan uap air panas bertekanan 15 Psi atau sekitar 2 atm dan
bersuhu 121oC (250oF) selama 15 menit.

Cara kerja:
1. Periksa banyaknya air (aqua destilata) dalam autoclave. Air harus
berada pada batas yang ditentukan.
2. Apabila jumlah air kurang dari batas, tambahkan air (aqua destilata)
sampai batas.
3. Masukkan peralatan dan bahan yang akan disterilisasi.
4. Untuk botol bertutup ulir, tutup harus dikendorkan.
5. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar
tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave.
6. Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.
7. Posisikan tombol power ke posisi ‘ON’.
8. Tunggu sampai air mendidih dan uapnya terdesak keluar dari klep
pengaman. Tutup klep pengaman.
9. Amati penanda tekanan, hitung waktu sterilisasi sejak tekanan
mencapai 15 Psi (2 atm).
10. Tunggu proses sterilisasi selama 15 menit.
11. Tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan
tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke
angka nol).
12. Buka klep pengaman dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
13. Posisikan tombol power ke ‘OFF’.
14. Lepas stop kontak dari sumber tenaga.

4. MGIT

Prinsip:
142

Suatu senyawa fluoresensi dilekatkan dalam silikon didasar tabung


dengan ukuran 16 x 100 mm. Senyawa yang berfluoresensi tersebut
sensitif dengan adanya oksigen yang terlarut dengan broth. Pada
mulanya, sejumlah besar oksigen yang terlarut memadamkan emisi dari
senyawa, sehingga hanya sedikit senyawa yang berfluoresensi bisa
dideteksi. Kemudian, mikroorganisme yang secara aktif bernafas akan
memakai oksigen tersebut dan fluoresensi dapat diamati dengan memakai
Lampu UV gelombang panjang ( Lampu Wood ) atau Transillumminator
UV 365 nm.

Cara kerja:
1. Setelah dilakukan persiapan inokulum untuk uji obat, selanjutnya
membuat pengenceran suspensi 1 : 5 dengan menambahkan 1 mL
suspensi bakteri ke dalam 4 mL PBS/aquadest steril yang kemudian
dimasukkan ke dalam tabung MGIT.
2. Lalu pada tabung MGIT ditambahkan OADC 500 mL dan ditambahkan
antibiotik 100 mL. Untuk kontrol pada tabung MGIT ditambahkan
OADC 500 mL dan H2O 100 mL. Kemudian tabung diinkubasi pada
suhu 37OC dan dilakukan pembacaan tabung setiap hari, dimulai hari
ke-2 dan dinyatakan negatif pada hari ke-12 tanpa pertumbuhan.
3. Pembacaan Tabung MGIT yaitu, diambil tabung dari inkubator dan
diletakkan pada lampu UV yang bersebelahan dengan kontrol positif
dan negatif. Kemudian ditandai tabung MGIT yang berfluoresensi
sangat terang (warna orange terang) dan kontrol negatif sangat sedikit
atau tanpa fluoresensi sama sekali.
4. Jika tabung MGIT lebih mirip dengan kontrol positif, maka tabung
tersebut adalah positif. Jika lebih mirip dengan kontrol negatif, maka
tabung tersebut adalah negatif. Pertumbuhan juga bisa diamati dengan
adanya kekeruhan yang homogen, butiran atau lempengan kecil dalam
medium kultur.
143

3.3.8 Penanganan Limbah


Limbah laboratorium adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan laboratorium dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah
laboratorium mikrobiologi dibedakan menjadi dua, yaitu limbah infeksius
dan limbah non infeksius. Berikut adalah skema penanganan limbah di
Limbah gas Limbah Padat
LaboratoriumLimbah Cair (sisa
mikrobiologi. (ruang asam, (sisa sampel,
sampel & pemeriksaan)
ducting pipe) wadah sampel)

Pelarut Logam Sampel Air, Sedot Kantong


Organik Berat Asam/Basa Blower Plastik

Encerkan Scrubber

TPA

Jasa Pihak
Ketiga IPAL
144

Gambar 3.9 Penanganan Limbah Balai Laboratorium Kesehatan


Provinsi Jawa Barat.

1. Limbah Infeksius
a. Limbah Infeksius Padat
 Limbah benda tajam, yaitu alat atau objek yang mempunyai sudut
tajam, sisi ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit, misalnya pecahan dari kaca.
 Sisa bahan pemeriksaan, misalnya feses dan medium biakan.
Limbah infeksius padat yang dihasilkan oleh Balai Laboratorium
Kesehatan akan disterilisasi dahulu dalam autoclave sebelum disalurkan
ke pihak ketiga yaitu Medivest.

b. Limbah Infeksius Cair


Limbah infeksius cair, misalnya sisa spesimen seperti sputum dan
cairan tubuh lainnya. Limbah infeksius cair yang dihasilkan oleh Balai
Laboratorium kesehatan akan didesinfeksi lalu disalurkan ke pihak ketiga
yaitu Medivest.

2. Limbah Non Infeksius


a. Limbah Non Infeksius Cair
Limbah non Infeksius cair adalah limbah cair yang dihasilkan dari
kegiatan di Laboratorium di luar medis yang berasal dari dapur,
145

perkantoran, taman, dan halaman di Balai Labarorium Kesehatan dialirkan


ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

b. Limbah Non Infeksius Padat


Limbah non infeksius padat, misalnya sampah umum seperti kertas,
tissue, plastik, kayu, pembungkus, kardus dan sebagainya. Limbah non
Infeksius padat akan diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat
Pembuangan Akhir.

Anda mungkin juga menyukai