Anda di halaman 1dari 16

GEOLOGI DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN FORMASI TUBAN

DAERAH KEREK DAN SEKITARNYA KABUPATEN TUBAN PROVINSI


JAWA TIMUR
Dwi Noviar Aditya*, Dr.Ir. Premonowati, M.T*, Ir. Sugeng Widada, M.Sc*

*Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

SARI
Daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan bentukan asal, yaitu bentukan asal struktural dan
kars, bentul asal struktural bentuklahan lembah antiklin. Bentuk asal kars di bagi menjadi bentuk
lahan perbukitan kars dan endapan terarosa. Stratigrafi daerah telitian terdiri dari tiga satuan batuan,
dari tua ke muda adalah satuan batulempung Formasi Tuban yang berumur Miosen Awal (N4)
litologi penyusunnya berupa; batulempung, batulempung karbonatan, batulempung pasiran, batupasir
karbonatan, sisipan batugamping pasiran, sisipan batupasir kuarsa dan batulanau. Satuan
batugamping Formasi Paciran yang berumur Pliosen, yang terdiri dari; batugamping terumbu, dan
satuan endapan Terarosa yang berumur Holosen yang terdiri dari hasil rombakan batugamping yang
terendapkan di sebuah cekungan. Struktur geologi yang ditemukan pada daerah telitian berupa
struktur kekar-kekar dan antiklin Upright Gentle Plunging Fold. Lingkungan pengendapan Formasi
Tuban adalah lingkungan batial yang kedalamanya 2000 m, dan pemodelan lingkungan pengendapan
di dapatkan Open Marine Basin. Setelah melakukan analisa memakai data core Meliwang ML-14,
ML-30, ML-22, ML-12, ML 13, ML 23, ML-24, ML-25 di dapatkan penyebaran Formasi Tuban
yang berumur Miosen Awal. Daerah telitian memiliki potensi positif dan negatif. Potensi positif
berupa sumber mata air dan tambang batugamping yang di pakai oleh PT. HOLCIM Indonesia Tbk.
Potensi negatifnya adalah adanya batulempung yang bersifat mengembang(swelling).

ABSTRACT
In geomorphic, the study area was divided into two units formed the origin, the origin of
structural and karst formations, bentul structural origin of landforms valley anticline. Karst origin in
the form of a hilly karst landforms and sediments terarosa. Stratigraphy consists of three areas
carefully situations lithologies, from old to young is Tuban Formation claystone unit that Early
Miocene (N4) in the form of its constituent lithologies; claystone, karbonatan mudstone, sandy
mudstone, sandstone karbonatan, sandy limestones inserts, inserts quartz sandstone and siltstone.
Formation limestone unit Paciran the Pliocene age, which consists of; limestone reefs, and the old
unit Terarosa Holocene sediments consisting of limestones result destruction sedimented in a basin.
Geological structures that are found in the area in the form of carefully situations stocky-muscular
structure and Gentle Plunging anticline Upright Fold. Tuban Formation depositional environment is
the environment deapth batial 2,000 m, and modeling in the depositional environment get the Open
Marine Basin. After analyzing the data using core Meliwang ML-14, ML-30, ML-22, ML-12, ML 13,
ML 23, ML-24, ML-25 in Tuban Formation which get spread Miocen early age. Area carefully
situations have the potential positive and negative. Positive potential in the form of springs and
limestone mines in use by PT. Holcim Indonesia Tbk. Potential negative is the claystone that is
expanding (swelling).

1
PENDAHULUAN – Sragen –Ngawi – Bojonegoro - Tuban-Desa
Latar Belakang Kerek. Jalur Utara bisa menggunakan jalan
Konsep penelitian didasari oleh Yogyakarta –Magelang – Semarang – Demak
keingintahuan akan proses pembentukan dan – Kudus – Pati – Rembang – Tuban - Desa
mekanisme pengendapan Satuan Tuban yang Kerek
berada di daerah Desa Kerek Kabupaten
Tuban Jawa Timut. Satuan Batuan Tuban Hasil Penelitian
sangat menarik untuk dibahas karena Penelitian, analisis data lapangan maka
karakteristik batuan yang berada di daerah didapatkan hasilnya dalam bentuk peta
penelitian terdiri dari satuan batulempung geologi yang merangkum dari peta lintasan
yang mempunyai sisipan batugamping dan lokasi pengamatan, serta pemodelan
didalamnya. Sehingga dari sejarah geologi lingkungan pengendapan satuan batulempung
bisa menjelaskan proses mekanisme yang Tuban.
terjadi pada saat pembentukan Satuan
batulempung Tuban. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam
Maksud dan Tujuan melakukan suatu penelitian ini dengan
Adapun maksud penelitian ini adalah untuk pengambilan data lapangan meliputi : data
mengetahui kondisi geologi, meliputi : geologi, data core, analisa singkapan dan
geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi dan analisa studio. Hasil pengumpulan dan
aosiasinya. analisa data lapangan maka didapatkan
Tujuan kegiatan penelitian ini difokuskan lingkungan pengendapan satuan batulempung
mengenai lingkungan pengendapan satuan Tuban.
batulempung Tuban.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Lokasi dan Akses Daerah Penelitian Untuk menentukan karakteristik lingkungan
Daerah pemetaan secara administrasi meliputi pengendapan maka diperlukan aspek fisik,
terletak di Desa Kerek dan Sekitarnya kimia dan biologi unutk mendukung
Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur penentuan model lingkungan pengendapan,
terletak pada koordinat 595000mT - 599500 aspek fisik dilihat dari ciri litologi, struktur
mT dan 9242000 mU – 9247750 mU dengan geologi, dan persebaran litologinya, sifat
skala 1:25.000 serta luas daerah 6x5 km2 kimia membantu untuk melihat berapa
daerah kawasan PT.HOLCIM Indonesia Tbk. presntasi kandungan karbonat pada batuan,
aspek biologi untuk membantu menentukan
Pencapaian lokasi bisa menggunakan dua
umur batuan dan lingkungan pengendapan..
jalur yaitu; dari arah timur Yogyakarta – Solo

2
Gambar 1 Kolom Stratigrafi

Satuan Batulempung Tuban kuarsa yang mengandung karbonatan.


Batupasir kuarsa yang Cirimengandung
litologi satuan batulem
Batulempung Tuban ada yang mengandung karbonatan sebagai sisipan dalam satuan
karbonatan dan tidak mengandung karbonat, batulempung Tuban yang kontak langsung
yang bisa di lihat dari data core ML 14, ML dengan satuan batugamping Paciran.
19, ML 12, ML 22, dan pada satuan Tuban Karakteristik batuan penyusun sangat
mengandung sisipan batugamping klastik indentik dengan karbonat sebagai semenya,
yang terdapat pada core ML 14, yang di sudah dibuktikan dengan hasil analisa
cirikan adanya kandungan karbonat di lapangan seperti mendeskripsi batuan dan
batugamping yang terdapat disisipan untuk mengetahui kandungan karbonatnya
batulempung satuan Tuban. dengan cara menyemprotkan atau
mengoleskan cairan HCL yang sudah
Satuan batulempung Tuban dicampur oleh air perbandingan 5 : 1, dan
didominasi oleh batulempung yang secara dari tes sederhana itu bisa dilihat kandungan
menyeluruh dan ada sebagian yang karbonatan batuan apakah lemah atau kuat.
mempunyai sisipan batugamping klastik dan
hampir secara keseluruhan Satuan yang ada
di Zona Rembang mempunyai sisipan
batugamping seperti di satuan batulempung
Tuban.
Peneliti menemukan sisipan batupasir
kuarsa dengan ukuran butir pasir sedang
(0,25-0,5 mm) terpilah baik, membundar,
kemas tertutup, struktur masif, komposisi
mineral kuarsa, semen karbonatan, dan
batupasir ini sangat kuat unsur karbonatnya,
yang berada dibatas antara batupasir kuarsa
dengan satuan batugamping Paciran di daerah
Desa Meliwang.
Satuan batulempung Tuban sangat
menarik untuk dibahas secara detail proses Gambar 2. Menunjukan kontak anatara satuan
pembentukannya dimulai dari ditemukan batugamping paciran dengan satuan batulempung
sisipan batugamping dan sisipan batupasir Tuban.

3
Penentuan umur litologi satuan Satuan Batugamping Paciran
batulempung Tuban yang dilakukan dengan
menganalisa fosil pada contoh core ML-23 Satuan batugamping Paciran ini
kedalaman 13m bagian atas ditemukan fosil secara umum tersebar luas di daerah telitian
plankton : Globigerinoides diminutus, dari utara sampai ke selatan didominasi oleh
Globorotalia siakensis, Globigerinoides batugamping Paciran, batugamping paciran
primordius, Globorotalia kugleri, berupa terumbu dan oleh peneliti dibedakan
pemunculan awal Globigerinoides diminutus beberapa klasifikasi lapangan batugamping
dan pemunculan akhir Globigerinoides yang didasari oleh kiteria kenampakan secara
primordius, Globorotalia kugleri, didapatkan kasat mata, dari struktur sedimen, komposisi,
kisaran umur N5 (Miosen Awal). Kemudian dan ukuran butirannya menurut (Embri and
pada bagian bawah ML-22 kedalaman 40m Klovan, 1971).
ditemukan fosil plankton Globigerinoides
Berdasarkan hasil data lapangan
primordius, Globigerina angulisuturalis ,
didapatkan beberapa klasifikasi berupa:
Globoquadrina dehiscens, Globorotalia
Batugamping terumbu, panjang: 10m l:2m,
kugleri, Globorotalia siakensis, pemunculan
warna fresh: putih kecoklatan, warna lapuk:
awal Globoquadrina dehiscens dan
abu-abu kehitaman, sangat keras, kompak,
pemunculan akhir Globigerinoides
kristalin, vuggy, fossilliferious, Floatstone,
primordius, Globorotalia kugleri didapatkan
Batugamping terumbu, panjang: 30m
kisaran umur N4 (Miosen Awal).
lebar:10m, warna fresh: kuning kecoklatan,
Berdasarkan hasil tersebut maka kisaran
warna lapuk: abu-abu kehitaman, sangat
umur Formasi Tuban pada Miosen Awal. keras, kompak, kristalin, fossilliferious,
Penentuan lingkungan pengendapan porus, red algae fragmen, struktur tumbuh,
satuan batulempung Tuban dilakukan dengan Bafflestone, Batugamping terumbu, panjang:
mengambil beberapa conto batuan yang 4m l:3 m, warna fresh: putih kecoklatan,
diambil dengan cara acak oleh peneliti, conto warna lapuk: abu-abu kehitaman, sangat
data core yang di ambil adalah data conto ML keras, kompak, kristalin, vuggy,
22, ML 14, ML 12, ML 19. fossilliferious, fragment bersinggungan,
Rudstone, panjang: 10m, lebar: 5m, warna
Conto yang telah dilakukan analisa fresh: putih warna lapuk: coklat, pasir sangat
mikropaleontologi yang mengamati fosil-fosil halus, fragmen moluska, semen karbonat,
bentos yang berada di batuan yang telah lembut, Argillaceous limestone,
diamati peneliti data core ML 25 kedalaman Batugamping terumbu, panjang: 30m,
40m dan didapatkan nama-nama fosil bentos lebar:10m, warna fresh: kuning kecoklatan,
: Nummolomlina contraria, Gyroidina warna lapuk: abu-bau kehitaman, lutit, sangat
neosoldani, Amphistegina gibbosa, dan dari keras, kompak, kristalin, fossilliferious,
hasil data diatas peneliti menginterpretasikan porus, red algae fragmen, struktur tumbuh,
Zona Batrimetri Batial bawah, dan masuk Framestone.
kedalam fasies Open Marine Basin
Batugamping Paciran sangat
Beradasarkan data umur dan ciri bervariasi fasiesnya, peneliti membedakan
litologi yang telah diamati dan analisa karena dari kenampakan dari analisa
didapatkan hubungan Stratigrafi Satuan lapangan sangat signifikan mencolok antara
Tuban dengan yang berada diatasnya yaitu suatu klasifikasi batugamping menurut
satuan batugamping Paciran, di dapatkan (Klasifikasi Embri and Klovan, 1971).
hubunganya tidak selaras atau Angular
unconformity.

4
A
batugamping Paciran, ada beberapa cara
B untuk menentukan umur yaitu menganalisa
foram besar dan analisa fosil polen,
kemungkinan dari analisa foram besar dan
fosil polen bisa ditentukan umur satuan
batugamping Paciran. Tetapi peneliti belum
melakukan analisa foram besar dan analisa
fosil polen dikarenakan biaya yang sangat
C D besar untuk melakukan analisa.
Penentuan umur satuan batugamping
Paciran, peneliti menentukan umur
menggunakan peneliti terdahulu
Premonowati, 2005. Data yang digunakan
Gambar 3. A: Singkapan satuan batugamping Paciran peneliti terdahulu menggunakan aspek
pada Desa Kerek, LP 77. Azimut N 085 E, B : biologi berupa fosil mikro plankton,
Singkapan Batugamping Paciran klasifikasi Floatstone didapatkan pemunculan awal Globorotalia
C : Sayatan petrografi yang menunjukan kandungan ungulata, Pulleniatina obliqueloculata, dan
fosil, D : Sayatan petrografi yang menunjukan pemunculan akhir Globorotalia margaritae,
kandungan fosil . Globoquadrina dehiscens, didapatkan umur
N 19, dan kisaran umur Pliosen Awal.
Satuan ini terdapat dalam satuan
batugamping Paciran dan merupakan satuan Penentuan lingkungan pengendapan
muda dari satuan batulempung Tuban di Satuan batugamping Paciran dilakukan
daerah penelitian. tersebar dibagian utara dan dengan mengambil beberapa conto batuan
selatan daerah penelitian. Secara horizontal yang diambil dengan cara acak oleh peneliti,
satuan ini menempati 40 % daerah penelitian. conto data core yang diambil adalah data
Singkapan dapat ditemukan dengan baik conto ML 22, ML 14, ML 12, ML 19 dan
secara keseluruhan, karena singkapan sangat singkapan yang berada di daerah telitian.
tersebar meluas di daerah penelitian.
Conto yang telah diambil lalu
Sebaran vertikal didominasi oleh dilakukan analisa mikropaleontologi yang
batugamping dengan sisipan batugamping mengamati fosil-fosil bentos yang berada di
kapuran. Ketebalan satuan batuan ini dapat dalam batuan yang telah diamati peneliti, dan
ditentukan dari penampang geologi dan profil didapatkan nama-nama fosil bentos:
pada daerah telitian dan data lapangan yang Cibicides praecintius, Textularia agglutinans,
ada. Berdasarkan penampang geologi A-A’ Buliminoides wiliamsonianus, Bolivina
tebalnya 100 m, sedangkan dari data euriand, Turibinela thormata, Lagena
lapangan didapatkan lebih dari 150 m. elongota, Turbunella finalis dan dari hasil
analisa mikropaleontologi didapatkan Zona
Penentuan umur satuan batugamping Paciran
Batimetri Neritik Tepi sampai Neritik Tengah
berdasarkan dari analisa mikro fosil yang
(Lampiran 3.l, 3.m – Mikropaleontologi), dari
dilihat dari fosil plankton yang terdapat
analisa fasies Satuan Paciran di lihat dari
dalam batugamping Paciran, peneliti
struktur yang berada didalamnya yang berupa
menganalisa mikro fosil yang mendapatkan
struktur tumbuh peneliti memasukkan
hasil kurang baik, berupa pecahan dari fosil
kedalam fasies Reef edge dalam komplek
mikro plankton dan sulit menentukan nama
Coral Reef (Klasifikasi James and Bourque,
dari fosil yang terdapat di batugamping
1992).
Paciran.
Berdasarkan data yang sudah diamati
Hasil analisa fosil mikro plankton
hubungan stratigrafi satuan batugamping
sangat sulit menentukan umur satuan

5
Paciran dengan satuan batulempung Tuban Hubungan stratigrafi satuan ini mengacu pada
tidakselarasan yang berupa Angular umur regional yang menyatakan bahwa
unconformity yaitu yang memiliki sudut dan satuan ini berumur Holosen maka hubungan
beda waktu pengendapanya. Satuan endapan stratigrafi antara Satuan endapan terrarosa
Terarosa adalah tidak selaras karena umur dan Satuan batugamping Paciran sedang
antara satuan batugamping Paciran yang memiliki hubungan yang tidak selaras,
berumur Pliosen dan satuan endapan Terarosa dimana terdapat perbedaan umur yang
yang berumur Holosen, yang dimana endapan mencolok atau dengan kata lain terdapat
terarosa terbentuk setelah terbentuknya tahap dimana proses sedimentasi terhenti
satuan batugamping Paciran, dan antara dua karena adanya proses tektonik dan erosi.
satuan batuan tidakselarasan yang disebut
Disconformity. Struktur Geologi Daerah Telitian

Endapan Terarosa Struktur geologi pada daerah telitian


didapatkan ada beberapa kenampakan di
Dasar penamaan satuan endapan lapangan yaitu berupa kekar, antiklin
terarosa berdasarkan dari persebaran batuan, menunjam, dan sesar naik yang di perkirakan.
ciri litologi yang ada di daerah penelitian. Hasil pengamatan di lapangan sangat menarik
dan kenampakan struktur di lapangan sangat
Satuan endapan terarosa merupakan jelas, tetapi dilapangan peneliti tidak
endapan atau tanah hasil pelapukan menemukan adanya data-data sesar naik di
batugamping. Endapan ini biasanya berwarna karenakan sudah tertutup oleh endapan
merah. Tidak dijumpai adanya perlapisan terarosa yang sangat tebal di daerah sekitar
atau struktur luar sedimen. bidang sesar yang di perkirakan, sehingga
peneliti mengamati dari peta topografi dan
data kekar yang ada di lapangan.

Kekar Daerah Telitian


Struktur kekar pada daerah teletian relatif
menyebar pada peta daerah telitian kekar-
kekar dapat dijumpai di Desa Kerek dan Desa
Gambar 4. Satuan endapan Terarosa Arah Azimut Meliwang, dan peneliti mengambil beberapa
N 045 E data-data kekar pada daerah telitian untuk di
analisa dan untuk mengetahui arah tegasan
Satuan ini tersebar kurang lebih struktur di daerah teletian.
meliputi 10% dari daerah telitian. Terletak
pada bagian utara, berada di Desa Sobontoro,
Desa Merkawang. Ketebalan Satuan endapan
terrarosa ini ± 8 m.
Penentuan umur satuan Terarosa
melihat dari posisi stratigrafi yang berada di
atas satuan batugamping Paciran dan dari
umur regional maka satuan ini terendapkan
pada kala Holosen(Resent). Satuan ini
merupakan satuan yang termuda pada daerah
telitian.
Satuan ini merupakan material lepas
Gambar 5. Gambar analisa kekar pada Desa
hasil pelapukan batugamping yang
Meliwang, LP 23.
diendapkan pada lingkungan darat.

6
Setelah melakukan analisa di studio
peneliti mendekatkan model lipatan kepada
Fluety, 1964 dan Rickard, 1971, peneliti
mendekatkan pemodelan berdasarkan hinge
line dan hinge surface hasil analisa streonet
yang sudah di lakukan, dan didapatkan
pemodelan Upright Gentle Plunging Fold
(Fluety, 1964), dan Upright Plunging
(Rickard, 1971).

Sesar Naik Kerek (diperkirakan)


Gambar 6. Gambar analisa kekar pada Desa Kerek,
LP 42 Struktur sesar naik kerek bisa di lihat
dari peta geologi terletak di Desa Kerek yang
Antiklin Meliwang berarah Timur Laut-Barat Daya, sesar naik
diperkirakan oleh peneliti dari bukti-bukti di
Struktur antiklin di dapatkan di Desa lapangan yang ada berupa patahan yang
Meliwang yang tepatnya di tengah peta memanjang dilokasi pengamatan, dan
teletian dugaan sementara peneliti melihat dilapangan bisa dilihat sepanjang patahan itu
ada perbedaan antara bidang kedudukan di dijumpai mata air yang searah dengan
utara dan selatan yang berlawanan patahan yang memanjang.
kemiringan dan arahnya sehingga peneliti
memperkirakan adanya struktur antiklin pada Peneliti memperkirakan sesar naik
daerah teletian dan peneliti mengambil data dari hasil lapangan dan didukung oleh dari
antara sayap-sayap utara dan selatan untuk peta regional Geologi daerah telitian yang
menganalisa antiklin yang berada di daerah meyekinkan peneliti untuk memperkirakan
telitian, sayap utara didapatkan kedudkan N sesar naik di daerah telitian.
291 E/03, N 245E/24, N 258 E/38, N 265
E/20, N 200 E/ 20, N 246 E/31, dan pada
sayap selatan di dapatkan kedudukan N 155
E/31 dan N 160 E/30.
Kedudukan sayap selatan sangat sulit
ditemukan pada daerah telitian dikarenakan
litologi yang ada di daerah selatan relatif
gamping terumbu yang sangat sulit untuk
mencari kedudukan, sehingga peneliti hanya
mendapatkan dua kedudukan bidang lapisan.

Gambar 8. Sesar naik kerek (diperkirakan).


Gambar 7. Analisa struktur antiklin.

7
Sejarah Geologi terjadi bersamaan terendapkan satuan
batulempung Tuban.
Berdasarkan data lapangan yang
sudah dilakukan dengan menggunakan data Setelah satuan batulempung Tuban
primer yang telah di ambil beberapa tempat terendapkan, mengalami kompresi yang
lokasi penelitian dari yang terdiri dari ciri berarah utara-selatan sehingga terjadi
litologi, umur dan lingkungan pengendapan, perlipatan yang membentuk antiklin pada
serta pola struktur dan mekanisme Formasi Tuban. Setelah terlipat terjadi
pembentukannya serta ditambah dengan hasil pengangkatan yang menyebabkan Formasi
interpretasi dan penafsiran, pada akhirnya Tuban pada puncak antiklin mengalami erosi.
dapat dibuat suatu sintesis geologi daerah Setelah mengalami pengangkatan dan
penelitian yang menggambarkan sejarah pengerosian, mengalami kenaikan muka air
geologi pada suatu kerangka ruang dan laut (transgresi). Sehingga terendapkan
waktu. Penentuan sejarah geologi daerah satuan batugamping Paciran diatas Formasi
penelitian juga mengacu pada sejarah geologi Tuban secara tidak selaras atau Angular
regional peneliti-peneliti terdahulu. Model unconformity.
sejarah geologi daerah penelitian dimulai
sejak Kala Miosen Awal dimana batuan
tertua didaerah penelitian pertama kali
diendapkan, hingga saat ini (Resen).
Data yang memperkuat telitian berupa
analisa-analisa studio yaitu analisa
mikropaleontologi, analisa petrografi, analisa
kalsimetri, dan analisa struktur. Semua data
itu sangat berguna untuk mengetahui sejarah
geologinya dan poyensi-potensi apa saja yang
ada didaerah penelitian.
Hasil data lapangan didapatkan suatu
model lingkungan pengendapan dan Gambar 9. Sejarah Geologi Formasi Tuban
pembentukan setiap Satuan yang berada
didaerah telitian, pada awal miosen awal
Satuan batugamping Paciran setelah
terendapkan satuan batulempung Tuban dari
dianalisa dan diamati peneliti tidak
data yang telah dianalisa didapatkan umur
mendapatkan umur satuan satuan
satuan batulempung Tuban Miosen awal
batugamping Paciran yang dimana pada
(Lampiran analisa mikropaleontologi), karena
litologi gamping sangat sulit untuk
dari lingkungan pengendapanya di dapatkan
menganalisa fosil plankton karena fosil
Zona Batimetri pada kedalaman Bahtial
plangkton sangat sulit terendapkan pada
Bawah (Barker, 1960), yang kedalamanya
satuan batugamping sehingga peneliti untuk
sekitar 1500-2000 m dibawah permukaan
menentukan umur menggunakan peneliti
laut, sedangkan didalam satuan batulempung
terdahulu, yang mengacu kepada
Tuban di dapatkan sisipan batugamping
Premonowati, 2005. Peneliti terdahulu
klastik yang hanya bisa terbentuk dizona
menggunakan aspek biologi berupa fosil
neritik karena batugamping terbentuk ada
mikro plankton, didapatkan pemunculan awal
beberapa syarat yang terutama terkena
Globorotalia ungulata, Pulleniatina
cahaya, arus tenang dan tidak ada penggangu,
obliqueloculata, dan pemunculan akhir
dan dari interpretasi geologi didapatkan
Globorotalia margaritae, Globoquadrina
sisipan batugamping adalah bersumber dari
dehiscens, didapatkan umur N 19, dan
sebuah sisipan yang dari zona neritik ke zona
bathial bawah, kemungkinan pada sisipan kisaran umur Pliosen Awal.

8
Lingkungan pengendapan satuan Studi Lingkungan Pengendapan Formasi
batugamping Paciran dapat dianalisa dengan Tuban
menggunakan data fosil bentos yang
didapatkan Turnbinela thormata, Logena Dalam melakukan interpretasi
elongota dan Turbunella funalis, yang lingkungan pengendapan diperlukan data
menunjukan pada Zona Batimetri Neritik yang mendukung untuk memperkuat peneliti
Tengah (Barker, 1960). melakukan interpretasi lingkungan
pengendapan, data yang diperlukan seperti
Hasil analisa struktur didapatkan pola menganalisa core dan singkapan yang diteliti,
kekar-kekar pada satuan batugamping Paciran dari hasil analisa di dapatkan data petrologi,
yang telah dianalisa mendapatkan pola-pola petrografi, mikropaleontologi dan kalsimetri.
struktur yang berarah tegasannya utara
selatan yang di mana sesuai arah tegasan Setelah mendapatkan hasil analisa
regional pulau jawa, sehingga peneliti dapat bisa dilihat karakteristik setiap litologi yang
menyimpulkan sesuai dengan arah tegasan ada di core dan bisa dimasukan ke dalam
regional pulau jawa, dan dari peta topografi klasifikasi yang telah ditentukan, dimana ciri
setelah di analisa di dapatkan pola sesar yang khas setiap lingkungan pengendapan sangat
memanjang dari timur laut sampai barat daya, jelas bisa di interpretasikan melalui analisa.
pada zona patahan dalam peta penelitian dan
Analisa Core ML-14
di convert ke dalam peta Geologi Jatirogo
didapatkan dugaan sementara adanya patahan Analisa core ML-14 menggunakan
yang memanjang. data-data yang telah dianalisa di studio dan
data analisi petrologi, petrografi dan etsa.
Setelah satuan batulempung Tuban
Penentuan lingkungan pengendapan satuan
terendapkan ada tekanan dari utara-selatan
batulempung Tuban menggunakan aspek
yang mengakibatkan kedua satuan
kimia, biologi, dan fisik. Data yang
mengalami perlipatan yang membentuk
mendukung penentuan lingkungan
antiklin yang bisa di lihat (Lampiran Peta
pengendapan dengan menggunakan hasil
Geologi), sehingga satuan batulempung
pengamatan singkapan di lapangan dan hasil
Tuban mengalami perlipatan, setelah fase
analisa studio. Setelah data yang didapatkan
kompresi berakhir dan adanya erosi yang kita
diolah menjadi data yang mendukung dan
ketahui indonesia termasuk ke dalam zona
peneliti mendekatkan pemodelan lingkungan
tropis dimana erosi sangat cepat terjadi di
pengendapan Menurut Klasifikasi Friedman
Indonesia, kemudian satuan batugamping
and Reeckmann,1982.
Paciran terendapkan diatas satauan
batulempung Tuban yang secara tidak selaras Aspek yang dipakai biologi, kimia
Angular unconformity, setelah batugamping dan fisik, data yang mendukung yaitu aspek
Paciran terendapkan mengalami erosi dan biologi dilihat dari analisa kandungan mikro
tertranspot disuatu cekungan yang akan fosil plankton dan bentos, analisa ini
menjadi suatu endapan Terarosa yang membantu untuk mengetahui zona batimetri
berumur Holosen. dan umur satuan batulempung Tuban
didapatkan umur N4-N6 kisaran umur
Miosen Awal, dan lingkungan pengendapan
pada Zona Batial Bawah, dan didapatkan
pecahan cangkang pada batugamping klastik
pada data core ML-14. Aspek kimia
didapatkan dari hasil analisa kalsimetri yang
mendapatkan hasil berupa kandungan
karbonat yang terdapat pada satuan
Gambar 10. Model daerah telitian. batulempung Tuban terendah 6,45168 %

9
nama batuanya lempung napalan dan penelitian memiliki lingkungan pengendapan
kandungan karbonat tertinggi yaitu 59,67804 laut dalam, dari hasil analisa peneliti
% nama batuanya napal. Analisa fisik dilihat membuat sebuah animasi pembentukan
dari ciri litologi yang terdapat batulempung satuan batulempung Tuban.
yang berwarna abu-abu sampai hitam, dan
berukuran butir lempung, yang mempunyai Model menjelaskan proses
struktur masif dan laminasi dalam satuan pembentukan satuan batulempung Tuban
batulempung Tuban. yang terendapkan dilingkungan batial(1500-
2000m) dan memiliki sisipan batugamping
Hasil analisa yang telah dilakukan dan klastik setelah dianalisa fosil bentosnya
peneliti mendekatkan pemodelan lingkungan didapatkan zona neritik(100-150 m), peneliti
pengendapan menurut klasifikasi Friedman menginterpretasikan ketika pengendapan
and Reeckmann,1982. Melihat dari aspek batulepung Tuban secara bersamaan
yang telah dianalisa mendapatkan pemodelan pembentukan batugamping pada zona neritik,
Open Marine Basin. dan ketika batulempung Tuban terendapkan
secara bersamaan batugamping yang ada
diatas mengalami transportasi dan menyisip
kedalam satuan batulempung Tuban.
Hasil analisa yang telah dilakukan
peneliti didapatkan sebuah model lingkungan
pengendapan yang mendekatkan klasifikasi
Friedman and Reeckmann, 1982, 1982,
setelah menganalisa semua aspek-aspek yang
telah di tentukan, dan dimasukan kedalam
klasifikasi didapatkan Open Marine Basin
(Friedman and Reeckmann, 1982).

Gambar 11. Bukti lapangan lingkungan pengendapan


Formasi Tuban

Pemodelan Lingkungan Pengendapan


Formasi Tuban
Hasil analisa lingkungan pengendapan
satuan batulempung Tuban dapat berdasarkan Gambar 12. Model Lingkungan Pengendapan
pendekatan model yang terdapat di Satuan Klasifikasi (Friedman and Reeckmann, 1982
Tuban maka dapat disimpulkan dari kondisi
fisik, kimia dan biologi yang ada pada daerah

10
Potensi Geologi Mata Air
Potensi Geologi yang ditemukan di Mata air yang terdapat di Desa
daerah penelitian mencakup potensi positif Meliwang dan Desa Kerek, digunakan oleh
dan potensi negatif. Potensi geologi bersifat masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-
positif memiliki pengertian segala bentuk hari. Mata air ini tidak pernah kering,
manfaat dari produk hasil proses-proses meskipun dimusim kemarau. Mata air ini
geologi yang dijumpai di alam. Potensi terjadi karena adanya pengaruh struktur dan
geologi bersifat negatif sendiri memiliki kontak batuan sehingga mengakibatkan
pengertian segala bentuk permasalahan yang timbulnya mata air.
ditimbulkan oleh segala bentuk gejala atau
proses geologi yang dijumpai di alam.
Penjabaran potensi geologi positif dan negatif
ini bertujuan untuk memberikan wawasan
kepada masyarakat sehingga dapat
mengantisipasi sekaligus memanfaatkan
aspek-aspek di alam yang merupakan hasil
dari suatu rangkaian proses geologi.
Gamabar 14. Lokasi mata air LP 85, dengan azimut
Potensi Geologi Bersifat Positif N 0450 E

Bahan galian batugamping merupakan Potensi Negatif


bahan galian tambang golongan C,
mempunyai penyebaran yang mencapai 40% Potensi negatif pada daerah telitian
dari seluruh luas daerah penelitian yang khususnya di Desa Meliwang yang sebagaian
merupakan salah satu jenis batugamping pada besar disusun oleh batulempung Formasi
satuan batugamping Paciran. Batugamping Tuban sangat berbahaya batuanya karena
ini dapat digunakan sebagai bahan baku setelah di analisa peneliti mendapatkan hasil
semen, bahan pondasi rumah, alas rumah, batulempung mengembang, yang berarti
bahan pengganti batubata dan juga perabotan ketika kering batulempung menyusut sangat
rumah tangga, serta ornamen. kecil tetapi ketika batulempung basah akan
mengembang sampai tiga kali ukuran
Secara ekonomis bahan galian sebenarnya, peneliti sudah melakukan uji
tersebut sangat menguntungkan karena coba dengan menggunakan meditasi gelas
dijumpai penambangan dalam skala besar, plastik yang diisi satuan batulempung Tuban
tetapi merupakan penambangan rakyat dalam dan hasilnya mengembang sampai tiga kali
skala industri rumah tangga. ukuran sebelumnya.

Gamabar 13. Penambangan batugamping LP 90, di


daerah Desa Meliwang azimut N 045 0 E.
Gambar 15. Analisa batulempung Tuban

11
Hasil dan Kesimpulan asal kars perbukitan kars (K1), endapan
terarosa (K3), dan bentuk asal struktural
Berdasarkan pembahasan dari berupa lembah antiklin (S16). Pola
beberapa bab sebelumnya, maka dapat pengaliran yang berkembang di daerah
disimpulkan sebagai berikut: telitian ada dua yaitu multibasinal dan
dendritic.
Secara geomorfologi daerah telitian
dibagi menjadi beberapa bentuk asal, bentuk
Stratigrafi daerah telitian dibagi menganalisa didapatkan satu pemodelan
menjadi 3 satuan batuan, berdasarkan lingkungan pengendapan satuan batulempung
kesamaan aspek fisika, kimia dan biologi. Tuban yang diendapkan di laut dalam atau
Serta dalam penamaannya di bandingkan bathial bawah yang kedalamnya sekitar 2000
berdasarkan peneliti terdahulu, dengan urutan m, dan dari aspek kimia, fisika dan biologi
dari yang paling tua adalah satuan didapatkan model lingkungan pengendapan
batulempung Tuban, satuan batugamping Open Marine Basin.
Paciran, dan satuan endapan Terarosa
Setelah melakukan korelasi antar
Struktur geologi yang berkembang sumur Meliwang ML-14, ML-30, ML-22,
pada daerah telitian adalah berupa kekar- ML-12, ML-13, ML-23, ML-24, ML25,
kekar yang berada di Desa Kerek dan Desa mendapatkan persebaran Satuan Tuban yang
Meliwang, hasil analisa menunjukan arah berumur Miosen Awal.
tegasan yang berarah Utara-Selatan. Struktur
antiklin di dapatkan di Desa Meliwang Potensi geologi daerah penelitian
setelah dianalisa didapatkan Upright Gentle yang bersifat yaitu berupa bahan galian
Plunging Fold. golongan C yaitu batugamping, selain itu ada
juga mata air yang digunakan untuk
Lingkungan pengendapan merupakan keseharian warga, sedangkan potensi negatif
keadaan yang komplek disebabkan oleh berupa batulempung sweling yang
interaksi antara faktor-faktor fisika, kimia dan diakibatkan oleh adanya mineral kaolinit.
biologi sedimen tersebut diendapkan. Setelah

12
Daftar Pustaka
Asikin, S., 1997, Diktat Geologi Struktur Mujahidin, N., 2010.Analisis Petroleum
Indonesia, Jurusan Teknik Geologi, Institut System dan Potensi Eksplorasi
Teknologi Bandung. Pengembangan
Lapangan Migas Baru di Cekungan Jawa
Barker, R. W., 1960 Taxonomic Notes, The Timur, Lokakaria Badan Geologi-BP
Collegate Press, George Banta Comp. Inc. MIGAS –DINAS ESDM, Surabaya, 22-23
Wisconsin. USA Juni 2010.

Harahap, BH., Djuhaeni & D.Pribadi., Laporte., 1968. Reefs In Time And Space
2004. Prosiding Lokakarya Stratigrafi Pulau Selected Examples From The Recent And
Jawa. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ancient. Society Of Economic Paleontologist
Geologi Bandung. And Mineralogist. Tulsa, Oklahoma, U.S.A

Blow, W. H., 1969, Late Middle Eocene to Pringgoprawiro, H., 1983 : Biostratigrafi
Recent Planktonic Foraminiferal dan Palaegeografi cekungan Jawa Timur
Biostratigraphy, International Conference Utara. Suatu pendekatan baru. ITB, tidak
Planktonic Microfossils, First Eddition, diterbitkan.
Genova, Proc. Leiden E. J. Bull. Vol. I, p.
199 – 422. Premonowati, 2005,. Biostratigrafi Isotop
Koral Formasi Paciran Jawa Timur.
Dunham, R. I., 1962, Classification of Proceedings Pit IAGI 2006 Palembang.
Carbonate Rock According to Depositional
Texture; Ann. Assoc. Petroleum Geologis
Satiana ,A. H., 2010. Optimalisasi
Bull, Memoir 1, Oklaham, hal 100-121
Sumberdaya Hidrokarbon Di Cekungan
Sedimen Jawa Timur. Lokakaria Badan
Friedman, G. M., Reeckmann, A., 1982, Geologi-BP MIGAS –DINAS ESDM,
“Exploration for Carbonate Reservoir”, John Surabaya Juni 22-
Wiley & Sons, New York, 85-89 23- 2010.

Howard, A.D., 1967, Drainage Analysis in


Geologic Interpretation. AAPG. Bull., Schole, P. A., Schole-Umer, D.S., 2003, “A
Vol 51. No.11, California. Color Guide to the Petrography of Carbonate
Rock: Grains, Texture, Porosity, and
Diagenesis”, AAPG Memoir 77, Tulsa, 303-
Koesoemadinata., 2003. Biostratigrafi 308
Isotop Koral Formasi Paciran Jawa Timur.
Lembaga Ilmu Pengethauan Indonesia. Selley, R.C.,1985, Ancient Sedimentary
Environment and their sub-surface diagnosis,
Koesoemadinata, R.P, 1980, “Prinsip – Cornell University Press, Ithaca, New York.
Prinsip Sedimentasi”, Bandung, Penerbit
ITB.
Marks, P., 1957 : Stratigraphic Lexicon of Situmorang, B., Siswoyo, Thayib, S., 1976.
Indonesia. Geol. Survey of Bandung. Sci. Wrench Fault Tectonics andAspects of
Publ., Geol. Series, 31, 323 p. Hydrocarbon Accumulation in Java. Proc.
5th.Ann. Conv. IPA, p.
Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996. 53-67.
Sandi Stratigrafi Indonesia IAGI.

13
Interpretation and Mapping. ITC. Enschade.
Tucker, M.E.,2003, Sedimentary Rocks in The Netherland.
the Field, Department of Geological Sciences
Walker, R.G., 1979, Facies Models,
van Bemmelen, R.W. 1949, The Geology of Geological Association of Canada.
Indonesia, vol IA, 2nd ed, The Haque
Martinus Nijhoff, Netherlands. W. C. Krumbein and I. I. Sloss., 1951.
Stratigraphy and Sedimentation. The United
Van Zuidam, R.A., 1985. Guide to States of America.
Geomorphologic Aerial Photographic

14
Lampiran

15
Peta Indeks Lokasi Daerah Penelitian

16

Anda mungkin juga menyukai