Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Ekonomi Pembangunan

Vol. 10, No.2, Desember 2009, hlm. 267 - 288

ANALISIS PRODUKSI PADI ORGANIK


DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2008

Fajar Widayat Novianto 1


Eni Setyowati 1
1
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail: nayla.azka@yahoo.com

ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze factors influencing the production of
organic rice that is land area, seed, labor, fertilizer, and water. This study uses OLS
analysis tool (ordinary least squares method). The results show a significant corre-
lation between the variable land area (LH), number of seeds (BH), number of
workers (TK), total fertilizer (KDP), and the cost of irrigation (AIR) with organic
rice production. Among these five variables is negatively related to variable
fertilizer. While the existence of the model test showed that the model exists for use.
Land area (LH) has a positive influence on the production of organic rice. The
number of seeds (BH) has a positive influence on the production of organic rice,
Labor (TK) has a positive influence on the production of organic rice. The use of
organic fertilizers (KDP) have an influence on the production of organic rice nagatif.
The cost of irrigation (WATER) has a positive influence on the production of organic
rice. The results of the classical model assumptions there is no problem, either
multicollinearity, heteroscedasticity, specification model, and normality.
Key word: produksi, padi organik, ordinary least squares, intensifikasi

PENDAHULUAN nya kredit, dan sebagainya.


Sebagian besar para petani di Indonesia dapat Di samping itu permasalahan yang diha-
digolongkan ke dalam peasant atau subsis- dapi sektor pertanian secara umum pada era
tence yaitu petani yang mempunyai lahan industrialisasi nanti adalah adanya kenyataan
sempit (kurang dari 0,5 ha) dan memanfaat- terjadinya perpindahan tenaga kerja dari
kannya untuk kebutuhannya sendiri. Ada dua sektor pertanian ke sektor non pertanian. Hal
faktor utama yang menjadi hambatan di ini disebabkan pertumbuhan industri yang
dalam pengembangan usaha tani di Indonesia lebih cepat membutuhkan tenaga kerja yang
(1) Faktor biologi: seperti lahan pertanian semakin banyak, sehingga tenaga kerja di
dengan macam dan tingkat kesuburannya, sektor pertanian menjadi langka.
bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma, Pembangunan pertanian di provinsi Jawa
dan lain sebainya. (2) Faktor sosial ekonomi: Tengah mempunyai peran penting dikarena-
seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, kan sampai saat ini provinsi Jawa Tengah
pendidikan petani, tingkat pendapatan, resiko masih merupakan provinsi penyandang pa-
dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedia-
268 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 2, Desember 2009

ngan nasional, sehingga produktivitas padi Metode SRI memuat dua hal pokok yaitu: (1)
khususnya terus dipacu yang pada tahun memerlukan tanaman sebagai makluk hidup
2000 produksi padi berhasil mencapai 50,77 yang memiliki fase-fase pertumbuhan yang
kwintal setiap hektarnya. Sebagai salah satu harus difahami, (2) melakukan perbaikan tek-
daerah lumbung padi di provinsi Jawa Te- nologi budidaya Dengan menciptakan ling-
ngah, adalah kabupaten Demak pada tahun kungan tumbuh yang optimal untuk setiap
2001 telah mencapai rata-rata 52,34kw/ha. fase pertumbuhan dan perkembangan tana-
Sedangkan kecamatan Karanganyar mempu- man. Aplikasi metode SRI pada sentra pro-
nyai rata-rata produksi yang paling tinggi duksi padi di Philippina jumlah spikelet fer-
55,98kw/ha (Susilowati, 2004). tile mencapai 87 persen, jumlah spikelet per-
Tetapi produksi padi mengalami pelan- malai 345, panjang malai 30,4 cm.
daian (leveling off) selama lima tahun terak- Upaya yang dapat dilakukan untuk me-
hir. Penyebab utama rendahnya produktivitas ningkatkan produktivitas tanaman padi antara
tanaman padi sawah adalah rendahnya pengi- lain melakukan manipulasi source dan sink
sian biji atau masih tingginya gabah hampa tanaman. Upaya merubah hubungan source-
24,2-28,2 persen. Teknik budidaya yang ma- sink tanaman dapat dilakukan dengan perbai-
sih dilakukan secara konvensional juga men- kan lingkungan tumbuh agar menjadi lebih
jadi salah satu penyebab tanaman padi belum optimal untuk pertumbuhan dan perkem-
dapat mengekspresikan kemampuan genetik- bangan tanaman, dengan mengoptimalisasi-
nya. kan sumberdaya alam yang tersedia. Penge-
Pengujian 12 yang dilakukan pada mu- lolaan ruang, cahaya, air dan nutrisi yang
sim kemarau pada tahun 1996 di Los Banos, optimal tidak hanya meningkatkan efisiensi
Laguna dan di Philipphine Rice Research source, tetapi juga meningkatkan kekuatan
Institute (PhilRice), Munoz, Nueva Ecija, sink.
Philippine rata-rata spikelet fertile per malai Peningkatan source dilakukan Dengan
hanya mencapai 75,8 persen. meningkatkan jumlah anakan total, sehingga
Pengujian selanjutnya pada tahun 1998 luas daun juga meningkat. Peningkatan ke-
dari 6 varietas yang dilepas IRRI, rata-rata kuatan sink dilakukan dengan mengupayakan
jumlah spikelet fertile justru menurun yaitu presentase anakan produktif di atas 80 per-
hanya mencapai 71,8 persen dengan rata-rata sen, jumlah spikelet per malai, panjang malai
jumlah spikelet per malai 131,5 spikelet. Ber- dan persentase spikelet fertile (Sumardi dkk,
dasarkan informasi ini memberikan gamba- 2007).
ran bahwa persentase spikelet fertile tidak se- Intensifikasi terbukti dapat meningkat-
penuhnya ditentukan oleh faktor genetiknya, kan produksi padi di Indonesia sampai de-
melainkan juga faktor lingkungan (Sumardi ngan tahun 1984. Masukan produksi dalam
dkk, 2007). pertanian modern ialah varietas unggul, pu-
Asumsi bahwa faktor lingkungan memi- puk buatan, terutama pupuk nitrogen (N),
liki andil yang besar dalam menekan jumlah seringkali diberikan dengan takaran tinggi
spikelet steril dibuktikan melalui penerapan tanpa disertai pemberian bahan organik se-
metode System of Rice Intensification (SRI). hingga dalam waktu lama mengakibatkan ke-
rusakan kesehatan tanah. Hal tersebut men-
Fajar dan Eni – Analisis Produksi Padi Organik 269

jadikan penurunan produktivitas padi mulai juga mempunyai kelemahan, di antaranya


tahun 1990-an. ialah: (1) diperlukan dalam jumlah yang sa-
Pemberian bahan organik mampu me- ngat banyak untuk memenuhi kebutuhan
ningkatkan hasil gabah pada padi kering unsur hara dari suatu pertanaman. (2) hara
secara nyata. Dalam meningkatkan produksi yang dikandung untuk bahan yang sejenis
padi perlu dilakukan pelestarian lingkungan sangat bervariasi, (3) bersifat ruah (bulky),
produksi, termasuk mempertahankan kandu- baik dalam pengangkutan dan penggunaanya
ngan bahan organik tanah dengan meman- di lapangan, dan (4) kemungkinan akan me-
faatkan jerami padi. Penambahan bahan or- nimbulkan kekahatan unsur hara apabila
ganik merupakan suatu tindakan perbaikan bahan organik yang diberikan belum cukup
lingkungan tumbuh tanaman yang antara lain matang. Pemberian pupuk kandang dapat
dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. menyebabkan unsur hara N, P, dan K di da-
Hasil penelitian penggunaan bahan organik, lam larutan tanah menjadi seimbang, sehing-
seperti sisa-sisa tanaman yang melapuk, ga dapat meningkatkan pertumbuhan vegeta-
kompos, pupuk kandang atau pupuk organik tive tanaman.
cair menunjukan bahwa pupuk organik dapat Berdasarkan peranannya dalam menye-
meningkatkan produktivitas tanah dan efi- diakan nutrisi dan memperbaiki sifat tanah
siensi pemupukan serta mengurangi kebutu- maka penggunaan pupuk organik diharapkan
han pupuk terutama pupuk kandang. dapat meningkatkan efisiensi pemupukan
Penggunaan jerami dengan takaran 2 ton nitrogen, kinerja fisiologi, dan hasil tanaman
juga menunjukan hasil yang lebih tinggi di- padi sawah (Iqbal, 2008). Dari latar belakang
banding tanpa jerami pada berbagai perla- tersebut maka penelitian ini membatasi pada
kuan pemupukan. Pengembalian jerami atau permasalahan Apakah faktor variabel luas
seresah kedelai dalam bentuk segar maupun lahan, bibit padi, pupuk, air, tenaga kerja,
yang sudah dikomposkan secara nyata dapat berpengaruh terhadap produksi padi organik
meningkatkan serapan nitrogen tanaman padi di kabupaten Sragen tahun 2008 dan faktor
baik pada musim hujan maupun musim ke- mana yang paling berpengaruh antara varia-
marau, meskipun tidak berpengaruh terhadap bel luas lahan, bibit padi, pupuk, air, tenaga
hasil gabah. Pemberian jerami meningkatkan kerja, terhadap produksi padi organik di ka-
kandungan nitrogen tanah, dan mengurangi bupaten Sragen tahun 2008. Tujuan peneli-
jumlah nitrogen pupuk yang diserap tana- tian ini adalah menganalisis faktor-faktor
man. yang mempengaruhi produksi padi organik
yaitu luas lahan, bibit padi, banyaknya pu-
Pupuk organik dapat berasal dari pupuk
puk, banyaknya biaya untuk pengairan, dan
kandang ayam, jerami padi, azolla, daun
banyaknya tenaga kerja.
lamtoro, sekam padi, belotong, limbah agro-
industri (seperti limbah pengolahan minyak Permintaan terhadap beras sebagai ma-
sawit). Secara garis besar keuntungan yang kanan utama sebagian besar penduduk Indo-
diperoleh dari pemanfaatan pupuk organik nesia mengalami peningkatan sebesar 2,23
adalah perbaikan (a) sifat fisik tanah, (b) sifat persen per tahun, dan proyeksi permintaan
kimia tanah, (c) sifat biologi tanah, dan (d) beras pada tahun 2010 sekitar 41,50 juta ton.
kondisi sosial. Penggunaan pupuk organik Selanjutnya dikatakan bahwa defisit beras
270 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 2, Desember 2009

akan meningkat sekitar 13,50 persen per kering giling, tiga tahun kemudian sudah
tahun 12,78 juta ton pada tahun 2010 apabila hampir 11 ribu ton gabah kering giling. Bu-
tidak dilakukan peningkatan produktivitas pati Sragen Untung Wiyono mengaku punya
dan perluasan areal panen. Defisit beras pada tiga alasan memilih padi organik sebagai
tahun 2003 diperkirakan sekitar 3.587.461 kebijakan unggulan. Pertama, untuk meles-
ton, dan kontribusi terbesar dalam memenuhi tarikan lingkungan hidup back to nature,
permintaan beras adalah melalui peningkatan karena padi organik hanya memakai pupuk
produktivitas, yaitu 56,80 persen. dan pestisida organik. Kedua, alasan keseha-
Peluang peningkatan produktivitas padi tan back to healthy. Beras organik lebih sehat
masih memungkinkan karena hingga saat ini karena tak memakai pestisida kimia. Terak-
rata-rata produktivitas yang dicapai di tingkat hir, alasan pasar (market oriented). Segmen
petani masih di bawah potensi hasil atau beras organik adalah kalangan menengah ke
hasil penelitian. Adanya kesenjangan hasil atas, harga jualnya pun di atas beras nonorga-
tersebut mengindikasikan bahwa penerapan nik. Beras organik menthik wangi misalnya,
teknologi di tingkat petani masih belum op- di PD PAL dijual Rp.4.000 per kg dan di
timal sesuai anjuran. Padi Mulya Rp.5.000. Harga ini sudah terhi-
tung murah. Sebab, harga beras organik im-
Berkaitan dengan hal tersebut, pemupu-
por dari Thailand Rp.19 ribu dan dari Jepang
kan merupakan salah satu cara yang terus
lebih mahal lagi Rp.70 ribu per kg. Harga
dilakukan. Pemakaian pupuk anorganik seca-
gabah kering panen organik juga lebih tinggi
ra intensif serta penggunaan bahan organik
Rp.100-200 per kg dibanding nonorganik. Di
yang terabaikan untuk mengejar hasil yang
sisi lain biaya produksi padi organik juga
tinggi menyebabkan bahan organik tanah
lebih irit. Sebab, petani bisa memanfaatkan
menurun. Keadaan ini akan menurunkan pro-
kotoran hewan, jerami padi, dan bahan alami
duktivitas lahan. Dalam upaya untuk mening-
lain, untuk bahan pupuk organik. Pestisida
katkan produktivitas lahan secara berkelan-
organik pun cukup dibuat dari daun mimba
jutan diperlukan terobosan yang mengarah
(Azadirachta indica) yang direndam air
pada efisiensi usahatani dengan memanfaat-
selama 24 jam. Air rendaman ini untuk me-
kan sumberdaya lokal (Arafah, 2003).
nyemprot hama. Dari situ lalu menghitung
Pemerintah Kabupaten Sragen mentar- keuntungan bertani organik. Dengan biaya
getkan daerahnya menjadi sentra produksi Rp.2,2-2,4 juta per ha, bisa dihasilkan Rp.10
beras organik terbesar di Indonesia pada juta per ha dalam empat bulan (sekali masa
2010. Daerah ini telah mengembangkan panen). Perhitungan tadi memakai asumsi
lahan padi organik seluas 1,973 hektar pada tiap hektare sawah menghasilkan padi gabah
akhir 2004. Areal ini merupakan perluasan kering panen 7 ton dengan harga Rp.1.450
dari 232 hektar pada 2001. Jumlah kelompok per kg jenis menthik (Jarot, 2007).
tani dan petani organik juga melejit: dari 29
Pengertian Padi Organik. Padi organik
kelompok dengan 639 petani saat program
adalah padi yang disahkan oleh sebuah badan
dimulai 2001, menjadi 247 kelompok dengan
independen, untuk ditanam dan diolah me-
1.721 petani pada 2004. Alhasil, jumlah pro-
nurut standar organik yang ditetapkan. Walau
duksi padi organik pun ikut melonjak tajam.
tidak ada satu definisi pun untuk organik,
Jika pada 2001 dihasilkan 1.187 ton gabah
Fajar dan Eni – Analisis Produksi Padi Organik 271

kebanyakan definisi memiliki elemen umum. phate, yang memiliki rasio 33 persen. De-
Misalnya, organik sebagaimana digunakan ngan Rock Phosphate hanya akan menda-
pada kebanyakan tanaman sawah yang patkan sekitar 10 persen pada tahun pertama
umumnya berarti bahwa: (1) Tidak ada pesti- karena lamban fungsinya dan berlangsung
sida dan pupuk dari bahan kimia sintetis atau selama 3-5 tahun, (c) Jerami dan pupuk kan-
buatan yang telah digunakan, (2) Kesuburan dang merupakan sumber kalium yang baik.
tanah dipelihara melalui proses alami seperti Kalium dapat berkadar tinggi dalam air iri-
penanaman tumbuhan penutup atau penggu- gasi, (d) Gulma dapat dikurangi melalui pe-
naan pupuk kandang yang di kompos dan rataan lahan yang baik, pengelolaan air,
limbah tumbuhan, (3) Tanaman dirotasikan pengolahan tanah, dan rotasi tanaman, (e)
di sawah untuk menghindari penanaman ta- Sebagian besar serangga dan penyakit dapat
naman yang sama dari tahun ke tahun di sa- dikendalikan melalui penggunaan varietas
wah yang sama, (4) Pergantian bentuk-ben- yang tepat, (5) Harus membuat catatan terpe-
tuk bukan kimia dari pengendalian hama. rinci mengenai metode dan bahan yang digu-
(Bawolye dan Syam, 2006). nakan dalam penanaman atau pengolahan
Produk organik terutama di pasar-pasar produk organik untuk memperlihatkan bahwa
maju biasanya menerima harga yang lebih standar telah dijaga dan diperiksa, (6) Mem-
tinggi. Produk organik juga sering dianggap butuhkan pihak ketiga yang disetujui oleh
sebagai memiliki manfaat kesehatan yang badan sertifikasi nasional untuk mensertifi-
lebih besar. Sebagaimana yang terlibat dalam kasi yang setiap tahun menginspeksi semua
penanaman padi organik adalah: (1) Harus metode dan bahan. (Bawolye dan Syam,
mengikuti standar ketat untuk produksi dan 2006).
pengolahan yang ditetapkan oleh badan Fungsi Produksi Padi Organik. Fungsi
sertifikasi, (2) Harus membuat dan menye- produksi padi organik pada dasarnya adalah
rahkan rencana tahunan yang memperlihat- meniadakan atau membatasi keburukan budi-
kan bahwa memenuhi persyaratan produksi daya kimiawi dan resiko yang ditimbulkan-
dan pengolahan dari badan sertifikasi, (3) nya. Hal itu mencakup: (1) Menghemat
Produk hanya dapat disertifikasi organik bila penggunaan hara tanah, berarti memperpan-
produk ditanam di lahan yang telah bebas jang umur produktif tanah, (2) Melindungi
dari zat-zat terlarang (misalnya, pestisida dan tanah terhadap kerusakan karena erosi dan
pupuk kimia buatan) selama tiga tahun mencegah degradasi tanah karena kerusakan
sebelum sertifikasi, (4) Tantangan utama dari struktur pemampatan, (3) Menghindari terja-
penanaman padi awalnya berkaitan dengan dinya ketimpangan hara dalam tanah, bahkan
pengelolaan hara dan pengendalian gulma. dapat memperbaiki neraca hara dalam tanah,
Contoh utama mencakup: (a) Nitrogen biasa- (4) Memperbaiki penyediaan lengas tanah,
nya disediakan melalui penanaman legumi- sehingga membatasi resiko kekeringan pada
nosa penutup tanah, (b) Pupuk dari tulang pertanaman dan memperbaiki ketersediaan
merupakan sumber fosfor murah yang baik hara tanah dan hara pupuk mineral, berarti
(dengan kadar sekitar 12 persen). Hal ini ce- meningkatkan efisiensi penggunaannya dan
pat berfungsi dan berlangsung sampai 6 menghemat penggunaan pupuk buatan yang
bulan. Sumber lain adalah dari Rock Phos- mahal, (5) Melindungi pertanaman terhadap
272 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 2, Desember 2009

cekaman oleh unsur-unsur yang ada dalam berbagai keunggulan nyata dibandingkan de-
tanah (Al, Fe, Mn) atau yang masuk ke dalam ngan pupuk mineral. Pupuk organik dengan
tanah dari bahan-bahan pencemar logam- sendirinya merupakan keluaran setiap budi-
logam berat, (6) Tidak membahayakan kehi- daya pertanian, sehingga merupakan sumber
dupan flora dan fauna tanah, bahkan dapat hara makro dan mikro yang boleh dikatakan
menyehatkanya, berarti memelihara ekosis- cuma-cuma. Pupuk hayati secara nisbi murah
tem tanah, (7) Tidak menimbulkan pencema- dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Dengan
ran lingkungan, khususnya atas bekalan- pengolahan yang baik, tanah yang pernah di-
bekalan air, kerena zat-zat kimia yang di nokalisasi dengan Rhizobium atau mikorosa
kandungnya berkadar rendah dan berbentuk dan ditanami dengan tanaman yang sama
senyawa yang tidak mudah larut, (8) Ber- biasanya tidak memerlukan inakulasi ulang.
harga murah kerena pupuk organik terutama Biakan cacing tanah yang dilepaskan dalam
dihasilkan dari bahan-bahan yang tersediakan tanah yang sesuai secara ekologi akan ber-
di dalam usahatani sendiri dan pupuk hayati kembang dengan sendirinya. Pupuk organik
hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, dan hayati berdaya ameliorasi ganda dengan
sehingga menekan biaya produksi usahatani, berbagai proses yang saling mendukung, be-
dan (9) Merupakan teknologi berkemampuan kerja menyuburkan tanah dan sekaligus
ganda, sehingga cocok sekali untuk diterap- mengkonservasi tanah dan menyehatkan eko-
kan pada tanah-tanah yang berpersoalan sistem tanah serta menghindarkan terjadinya
ganda yang terdapat luas sekali di Indonesia pencemaran lingkungan (Notohadiprawiro,
(tanah acrisol, nitosol, ferralsol). 2006).
Pengujian di Filipina menunjukkan bah- Ciri-ciri Padi Organik. Pada umumnya
wa pemberian kompos yang dibuat dengan padi organik mempunyai ciri-ciri sebagai
activator Trichoderma dan ditambah hanya berikut:
dengan setengah takaran pupuk buatan yang (1) Tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan
biasa diberikan dapat meningkatkan hasil kimia sintetis atau buatan yang telah diguna-
panen sampai 20 persen dibandingkan de- kan, (2) Kesuburan tanah dipelihara melalui
ngan yang dipupuk dengan takaran penuh proses alami seperti penanaman tumbuhan
pupuk buatan. Vermicompost sudah mulai penutup atau penggunaan pupuk kandang
diproduksi di Indonesia dari sampah kota, yang dikompos dan limbah tumbuhan, (3)
antara lain di Semarang. Kegiatan penelitian Tanaman dirotasikan di sawah untuk meng-
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM hindari penanaman tanaman yang sama dari
yang sedang berjalan berkaitan dengan budi- tahun ke tahun di sawah yang sama, (4) Per-
daya organik antara lain mencakup pengom- gantian bentuk-bentuk bukan kimia dari pe-
posan pangkasan alang-alang dengan activa- ngendalian hama digunakan untuk mengen-
tor Trichoderma, pembuatan dan pengujian dalikan serangga, penyakit dan gulma misal-
kompos Azolla untuk ameliorasi lahan kritis, nya serangga yang bermanfaat untuk me-
dan pengembangbiakan cacing tanah yang mangsa hama, jerami setengah busuk untuk
dilepaskan dalam tanah untuk memperbaiki menekan gulma, dan lain-lain.
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Ciri lain dari padi organik adalah peng-
Pupuk organik dan hayati mempunyai gunaan pupuk hayati biofertilizers. Pupuk
Fajar dan Eni – Analisis Produksi Padi Organik 273

hayati ialah sediaan organik yang peran konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan
ameliorasinya berasal dari kandungan jasad yang tidak kalah penting adalah peningkatan
renik aktif. Pupuk hayati dipilahkan menurut ketahanan terhadap erosi.
macam hara yang ditanganinya. Salah satu Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pro-
pupuk hayati N yang sudah dikenal baik di duksi Padi Organik. (1) Lahan basah. Lahan
Indonesia ialah inokulum rhizhobium untuk basah adalah istilah kolektif tentang ekosis-
kedelai. Pupuk hayati N yang lain ialah tem yang pembentukanya dikuasai air, dan
sediaan jasad renik penghambat N udara non proses serta cirinya terutama dikendalikan
simbiotik (Azotobacter, Azospirillturn). Pu- air. Suatu lahan basah adalah suatu tempat
puk hayati P ialah sediaan jasad renik pelarut yang basah selama waktu cukup panjang bagi
fosfat (Pseudomonas, Bacillus, Aspergillus, pengembangan vegetasi dan organism lain
Penicillium) yang berguna meningkatkan ka- yang teradaptasi khusus. Lahan basah ditak-
dar P tersediakan dalam tanah atau mening- rifkan (define) berdasarkan tiga parameter,
katkan keterlarutan P dalam pupuk fosfat yaitu hidrologi, vegetasi hidrofitik, dan tanah
alam. Inokulum mikorisa sering juga digo- hidrik.
longkan dalam pupuk hayati P karena dapat
Lahan basah mencakup suatu rentangan
melancarkan serapan P oleh tanaman. Sebe-
luas habitat pedalaman, pantai, dan marin
tulnya peranan mikorisa lebih luas. Mikorisa
yang memiliki sejumlah tampakan sama.
juga berdaya meningkatkan serapan hara
Konvensi Ramsar 1971 menakrifkan lahan
mikro Zn dan Cu serta meningkatkan ke-
basah yang penting secara internasional seba-
mampuan tanaman penyerap air. Fungsi ini
gai berikut: Lahan basah adalah rawa, lahan
juga berguna melawan peracunan tanaman
gambut, dan air, baik alami maupun buatan,
oleh unsur-unsur logam berat, antara lain Mn
bersifat sementara, berair ladung (stagnant,
dan Cd. Ada yang memperkirakan mikorisa
static) atau mengalir yang bersifat tawar, pa-
dapat memperluas sistem perakaran tanaman
yau, atau asin, mencakup wilayah air marin
sampai 1000 kali. Maka mikorisa juga berke-
yang di dalamnya pada waktu surut tidak
mampuan mengurangi kerentanan tanah ter-
lebih dari enam meter (Notoprawiro, 2006).
hadap erosi (Notohadiprawiro, 2006).
(2) Lahan Kering, hingga saat ini takrif pe-
Peranan Bahan Organik terhadap Ke-
ngertian lahan kering di Indonesia belum
suburan Tanah. Bahan organik di samping
disepakati benar. Di dalam bahasa Inggris
berpengaruh terhadap pasokan hara tanah
banyak istilah-istilah yang dipadankan de-
juga tidak kalah pentingnya terhadap sifat
ngan lahan kering seperti upland, dryland
fisik, biologi dan kimia tanah lainnya. Syarat
dan unirrigated land, yang menyiratkan
tanah sebagai media tumbuh dibutuhkan kon-
penggunaan pertanian tadah hujan. Istilah
disi fisik dan kimia yang baik. Keadaan fisik
upland farming, dryland farming dan rainfed
tanah yang baik apabila dapat menjamin
farming dua istilah terakhir yang digunakan
pertumbuhan akar tanaman dan mampu seba-
untuk pertanian di daerah bercurah hujan
gai tempat aerasi dan lengas tanah, yang se-
terbatas. Pengertian upland mengandung arti
muanya berkaitan dengan peran bahan orga-
lahan atasan yang merupakan lawan kata
nik. Peran bahan organik yang paling besar
bawahan (lowland) yang terkait dengan kon-
terhadap sifat fisik tanah meliputi: struktur, 6
disi drainase. Sedangkan istilah unirrigated
274 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 2, Desember 2009

land biasanya digunakan untuk teknik perta- yang mencapai 52,5 juta ha untuk seluruh
nian yang tidak memiliki fasilitas irigasi. indonesia maka pengembangan sangat perlu
Namun pengertian lahan tidak beririgasi ti- dilakukan. Penggunaan lahan untuk lahan
dak memisahkan pengusahaan lahan dengan kering berturut adalah sebagai berikut: hutan
sistem sawah tadah hujan. rakyat, perkebunan, tegalan, tanah yang
Untuk menghilangkan kerancuan pe- sedang tidak diusahakan, ladang dan padang
ngertian lahan kering dengan istilah perta- rumput (La An, 2007).
nian ada beberapa pengertian sebagai beri- Benih Padi. Padi merupakan tanaman
kut: (a) Untuk kawasan atau daerah yang pangan berupa rumput berumpun. Tanaman
memiliki jumlah evaporasi potensial mele- pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu
bihi jumlah curah hujan actual atau daerah Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis.
yang jumlah curah hujannya tidak mencu- Bukti sejarah memperlihatkan bahwa pena-
kupi untuk usaha pertanian tanpa irigasi naman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai
disebut dengan daerah kering, (b) Untuk la- pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan
han dengan drainase alamiah lancar dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh
bukan merupakan daerah dataran banjir, India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan
rawa, lahan dengan air tanah dangkal, atau India, beberapa wilayah asal padi adalah,
lahan basah alamiah lain istilahnya lahan Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos,
atasan atau Upland, (c) Untuk lahan pertaian Vietnam. Klasifikasi botani tanaman padi
yang diusahakan tanpa penggenangan, isti- adalah sebagai berikut:
lahnya lahan kering. Divisi: Spermatophyta, Sub divisi: Angios-
Kesepakatan pengertian lahan kering permae, Kelas: Monotyledonae, Keluarga:
dalam seminar nasional pengembangan wila- Gramineae (Poaceae), Genus: Oryza, Spe-
ah lahan kering ke-3 di Lampung upland dan sies: Oryza spp.
rainfed adalah hamparan lahan yang didaya- Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal
unakan tanpa penggenangan air, baik secara adalah O. Sativa dengan dua subspecies yaitu
permanen maupun musiman dengan sumber Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia
air berupa hujan atau air irigasi. Definisi dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam
lahan kering adalah hamparan lahan yang dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang dita-
tidak pernah tergenang atau digenangi air nam di dataran tinggi dan padi sawah di
selama periode sebagian besar waktu dalam dataran rendah yang memerlukan penggena-
setahun. Tipologi lahan ini dapat dijumpai ngan. Varitas unggul nasional berasal dari
dari dataran rendah (0-700m dpl) hingga Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Mak-
dataran tinggi (>700m dpl). Dari pengertian mur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19,
di atas, maka jenis penggunaan lahan yang GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas
termasuk dalam kelompok lahan kering men- unggul introduksi dari International Rice
cakup: lahan tadah hujan, tegalan, ladang, Research Institute (IRRI) Filipina adalah
kebun campuran, perkebunan, hutan, semak, jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46
padang rumput, dan padang alang-alang. dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB
36 dan PB 48 (dataran rendah). (Kemal
Lahan kering mempunyai potensi yang
Prihatman, 2000).
cukup luas untuk dikembangkan, dengan luas
Fajar dan Eni – Analisis Produksi Padi Organik 275

Tenaga Kerja. Tenaga kerja adalah daya di hara tersedia bagi tanaman. (Rija, 2007).
manusia untuk melakukan pekerjaan. Penger- Dalam Permentan No. 2/Pert/Hk.060/2/
tian umum tersebut sesuai dengan pengertian 2006, tentang pupuk organik dan pembenah
tenaga kerja yang dimuat dalam Undang- tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik
Undang Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Ta- adalah pupuk yang sebagian besar atau selu-
hun 1969, yaitu “Setiap orang yang mampu ruhnya terdiri atas bahan organik yang bera-
melakukan pekerjaan baik di dalam maupun sal dari tanaman dan atau hewan yang telah
di luar hubungan kerja guna menghasilkan melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan padat atau cair yang digunakan mensuplai
masyarakat”. bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik,
Ananta dan Tjiptoherijanto (1985) me- kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut
nyatakan bahwa tenaga kerja adalah sebagian menunjukkan bahwa pupuk organik lebih
dari seluruh penduduk yang secara potensial ditujukan kepada kandungan C-organik atau
dapat menghasilkan barang dan jasa. Sehing- bahan organik daripada kadar haranya, nilai
ga dari pernyataan tersebut dapat diambil C-organik itulah yang menjadi pembeda de-
kesimpulan bahwa tenaga kerja adalah seba- ngan pupuk anorganik. Bila C-organik ren-
gian penduduk yang dapat menghasilkan ba- dah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk
rang dan jasa bila ada permintaan barang dan organik maka diklasifikasikan sebagai pem-
jasa. benah tanah organik. Pembenah tanah atau
Pada tahun 2000, kesempatan kerja pada soil ameliorant menurut SK Mentan adalah
sektor pertanian menempati posisi dominan bahan-bahan sintesis atau alami, organik atau
dengan proporsi 45,28 persen dari total ke- mineral. Sumber bahan organik dapat berupa
sempatan kerja yang mencapai 89,84 juta kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa
orang. Menurut status pekerjaan, kesempatan panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung,
kerja berburuh (karyawan) mencapai 32,83 bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak,
persen atau sebesar 29,49 juta orang. Kesem- limbah industri yang menggunakan bahan
patan kerja berburuh di sektor pertanian men- pertanian, dan limbah kota. Kompos meru-
capai 5,38 juta orang atau 13,23 persen dari pakan produk pembusukan dari limbah tana-
total kesempatan kerja sektor pertanian yang man dan hewan hasil perombakan oleh fungi,
besarnya 40,68 juta orang (Badan Pusat aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau
Statistik, 2001). merupakan keseluruhan tanaman hijau mau-
pun hanya bagian dari tanaman seperti sisa
Pupuk. Pupuk organik adalah pupuk
batang dan tunggul akar setelah bagian atas
yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan
dari bahan organik yang berasal dari tanaman
ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini ada-
atau hewan yang telah melalui proses rekaya-
lah sisa-sisa tanaman, kacang-kacangan, dan
sa, dapat berbentuk padat atau cair yang di-
tanaman paku air Azolla. Pupuk kandang me-
gunakan untuk mensuplai bahan organik,
rupakan kotoran ternak. Limbah ternak meru-
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
pakan limbah dari rumah potong berupa
tanah. Pupuk organik adalah nama kolektif
tulang-tulang, darah, dan sebagainya. Lim-
untuk semua jenis bahan organik asal tana-
bah industri yang menggunakan bahan perta-
man dan hewan yang dapat dirombak menja-
276 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 2, Desember 2009

nian merupakan limbah berasal dari limbah dari pemerintah. Petani lahan kering biasanya
pabrik gula, limbah pengolahan kelapa sawit, mengandalkan curah hujan untuk mengairi
penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan lahan usaha taninya, karena untuk keperluan
sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi itu hamper tidak memerlukan biaya. Pada
kompos berupa sampah kota yang berasal bulan-bulan tidak ada hujan atau kemarau,
dari tanaman, setelah dipisah dari bahan- lahan pertanian sering kali diberakan. Aki-
bahan yang tidak dapat dirombak misalnya batnya indeks pertanaman lahan kering rela-
plastik, kertas, botol, dan kertas. (Simanung- tive rendah, baru mencapai 0,50-1 (Kurnia,
kalit, 2006) 2004).
Air. Air dapat berwujud padatan (es), Penelitian Terdahulu. Penelitian yang
cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan dilakukan oleh Hermaya Rukka, Buhaerah
satu-satunya zat yang secara alami terdapat dan Sunaryo Tahun 2006 yang berjudul “Hu-
di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya bungan Karakteristik Petani dengan Respon
tersebut. Pengaturan air yang kurang baik da- Petani terhadap Penggunaan Pupuk Organik
pat menyebakan kekurangan air, monopo- Pada Padi Sawah (Oryza Sativa)”. Dalam
lisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut penelitian tersebut data yang dipergunakan
konflik. Air adalah substansi kimia dengan adalah data yang diperoleh dari hasil survai
rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun dan wawancara langsung dengan petani de-
atas dua atom hidrogen yang terikat secara ngan menggunakan kuesioner yang berkaitan
kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat dengan masalah yang diteliti. Hasil dari
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau penelitian ini adalah Respon petani berpe-
pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 ngaruh terhadap penggunaan pupuk organik
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0°C). khususnya bokashi pada padi sawah dan
Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang Faktor internal yang berpengaruh pada res-
penting, yang memiliki kemampuan untuk pon petani terhadap penggunaan pupuk orga-
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti nik pada padi sawah seperti motivasi petani,
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas, pengalaman berusaha tani dan luas lahan
dan banyak macam molekul organik. garapan, sedang pada tingkat pendidikan for-
Air merupakan salah satu sumber daya mal tidak memperlihatkan adanya kolerasi
alam yang sangat esensial bagi sistem pro- atau hubungan dengan respon petani. Faktor
duksi pertanian. Air bagi pertanian tidak ha- eksternal yang berpengaruh pada respon
nya berkaitan dengan aspek produksi, me- petani terhadap penggunaan pupuk organik
lainkan juga sangat menentukan potensi per- pada padi sawah yaitu sarana dan prasarana.
luasan areal tanam ekstensifikasi, luas areal Sebaliknya pada intensitas penyuluhan dan
tanam, intensitas pertanaman, serta kualitas peluang pasar tidak menunjukkan adanya
hasil. korelasi atau hubungan dengan respon petani.

Pemberian air pada lahan sawah telah Penelitian yang dilakukan oleh Dewi
menjadi prioritas pembangunan pertanian Sahara dan Idris tahun 2005 yang berjudul
selama beberapa pelita, namun pengairan “Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi
pada lahan kering belum banyak diapdosi pada Lahan Sawah Irigasi Teknis”. Dalam
petani Indonesia atau mendapat perhatian penelitian tersebut data yang digunakan
Fajar dan Eni – Analisis Produksi Padi Organik 277

meliputi data primer dan data sekunder. Data METODE PENELITIAN


primer diperoleh melalui wawancara dengan
30 petani padi sawah yang dipilih secara Jenis dan Sumber Data
acak sederhana. Pengamatan dilakukan terha- Penelitian ini menggunakan data primer.
dap karakteristik petani dan penggunaan Data primer adalah data yang diperoleh
sarana produksi usahatani tani. Karakteristik secara langsung dari sumber data yang masih
petani meliputi data umur petani, pendidikan, berkaitan dengan data tersebut. Data primer
tanggungan keluarga dan pengalaman beru- tersebut meliputi tentang hasil produksi padi,
sahatani, sedangkan sarana produksi usaha- luas lahan garapan, air, benih padi, dan
tani meliputi penggunaan benih, pupuk, pes- tenaga kerja yang digunakan.
tisida, tenaga kerja, biaya usahatani, produk-
Data tersebut menggunakan data primer
tivitas tanaman, dan harga produksi. Hasil
dengan menggunakan metode sampling dan
dari penelitian ini adalah Secara teknis
ukuran sample. Penentuan sampling dila-
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
kukan secara purposive sampling yang ter-
padi sawah adalah luas panen, pestisida dan
kuota, yaitu memilih daerah yang mempu-
tenaga kerja. Ketiga faktor produksi tersebut
nyai pengairan yang mencukupi. Jumlah
masih bisa dinaikkan jumlahnya untuk me-
sampel yang di ambil terkuota untuk meme-
ningkatkan produksi. Secara ekonomis efi-
nuhi kriteria sampel kecil, sehingga diambil
siensi produksi dalam usahatani padi di lahan
sebanyak 30 petani.
sawah irigasi belum optimal. Pencapaian
efisien masih dimungkinkan dengan mengu- Definisi Operasional Variabel
rangi penggunaan pupuk SP-36 untuk me-
nambah pendapatan. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Joko
Pramono Tahun 2001 yang berjudul “Kajian (1) Produksi Padi Organik. Produksi Padi
Penggunaan Bahan Organik pada Padi Organik adalah hasil jumlah usaha yang dila-
Sawah”. Dalam penelitian tersebut data yang kukan oleh para petani padi organik untuk
digunakan dengan Metode penelitian meng- memperoleh hasil produksi padi organik
gunakan rancangan percobaan Acak Kelom- yang sebanyak-banyaknya yang dinyatakan
dengan satuan ton.
pok (RCBD), dengan 5 perlakuan dan ula-
ngan sebanyak 4 kali. Hasil dari penelitian (2) Luas Tanah. Luas Tanah adalah jumlah
ini adalah Hasil analisis statistik terhadap luas lahan atau sawah yang dimiliki oleh para
parameter pertumbuhan tanaman dan kompo- petani organik untuk menanam padi organik
nen hasil padi sawah menunjukkan bahwa yang dinyatakan dengan satuan m2.
terdapat perbedaan yang nyata antara perla- (3) Benih Padi. Benih Padi adalah tanaman
kuan pemberian bahan organik dibandingkan pangan berupa rumput berumpun yang digu-
dengan pola petani sebagai kontrol. Pada nakan oleh para petani untuk menanam padi
peubah panjang malai dan jumlah malai per organik yang dinyatakan dengan satuan kg.
meter persegi menunjukkan adanya perbe-
(4) Tenaga Kerja. Tenaga Kerja adalah para
daan antara perlakuan penambahan pupuk
petani organik yang bekerja di sawah untuk
Mekanik dengan kontrol.
menghasilkan suatu produksi padi organik
Fajar dan Eni – Analisis Produksi Padi Organik 287

setiap kenaikan penggunaan air sebesar 1 koefisien sebesar 0,246. Biaya pengairan
persen maka produksi beras organik mening- (AIR) memiliki pengaruh positif terhadap
kat sebesar 0,232 persen, dengan tingkat sig- produksi beras organik dengan tingkat koe-
nifikan sampai dengan 90 persen. Hal ini ter- fisien sebesar 0,232. Dari kelima variabel ter-
jadi karena peningkatan penggunaan air yang sebut memiliki tingkat signifikansi sampai
digunakan untuk mengairi tanaman padi akan dengan 90 persen.
menambah jumlah kepadatan butiran padi Berdasarkan pada hasil kesimpulan da-
pada saat padi mulai berbuah sehingga buti- lam penelitian ini penulis akan sedikit mem-
ran padi menjadi lebih berat dan berisi se- beri saran, yaitu saran kebijakan untuk me-
hingga produksi padi menjadi meningkat. ningkatkan produksi beras organik. Namun
perlu dicermati kebijakan tersebut harus di-
KESIMPULAN dukung dengan beberapa rekomendasi kebi-
jakan lain yang dapat ditempuh antara lain
Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan
bahwa: adalah: (1) Karena luas lahan, benih, air dan
tenaga kerja memiliki pengaruh positif terha-
Pertama, model yang digunakan ter- dap produksi beras organik. Maka diharap-
bebas dari masalah asumsi klasik, baik multi- kan Dinas Pertanian Sragen memperhatikan
kolinearitas, heteroskedastisitas, autokorela- hal-hal tersebut untuk meningkatkan produk-
si, spesifikasi model, dan normalitas. si padi organik di waktu yang akan datang,
Kedua, berdasarkan hasil olahan data (2) Pemerintah seyogyanya dapat menjamin
dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan bahwa hasil pertanian organik dapat dijual di
yang signifikan antara variabel Luas Lahan pasar dengan harga yang relatif tinggi se-
(LH), Jumlah Benih (BH), Jumlah Tenaga hingga petani mendapat harga gabah/padi
Kerja (TK), Jumlah Pupuk (PPK) dan Biaya sebesar harga pemerintah, sehingga produksi
Pengairan (AIR) dengan produksi beras dapat dimaksimalkan, (3) Instansi terkait,
organik, Namun dari kelima variabel tersebut khususnya Bulog/Dolog, dapat langsung
variabel pupuk berhubungan secara negatif. membeli gabah dari petani sehingga memo-
Sedangkan uji eksistensi model menunjukkan tong rantai perdagangan. (4) Perlu adanya
bahwa model Eksis untuk digunakan dengan penelitian lanjutan dari penelitian ini karena
nilai variasi sebesar 68,9 persen. penelitian ini belumlah sempurna karena ke-
Ketiga, Luas lahan (LH) memiliki pe- terbatasan pengetahuan dan waktu dari pene-
ngaruh positif terhadap produksi beras orga- liti.
nik dengan tingkat koefisien sebesar 0,290,
Jumlah benih (BH) memiliki pengaruh posi- DAFTAR PUSTAKA
tif terhadap produksi beras organik dengan Ananta, Aris dan Prijono Tjiptoherijanto.
tingkat koefisien sebesar 0,277, Tenaga kerja 1985. Masalah Penyerapan Tenaga
(TK) memiliki pengaruh positif terhadap Kerja. Jakarta: Sinar Harapan.
produksi beras organik dengan tingkat koefi- Arafah. 2003. Kajian penggunaan jerami dan
sien sebesar 0,371, Penggunaan pupuk orga- pupuk N, P dan K pada Lahan Sawah
nik (PPK) memiliki pengaruh nagatif terha- Irigasi. Ilmu Tanah dan Lingkungan, 4
dap produksi beras organik dengan tingkat (1):15-24
288 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 2, Desember 2009

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2006. Lahan


Ekonomi. Jakarta: UI press. Basah, Ilmu Tanah Universitas Gajah
Bawolye, J. dan M. Syam. 2006. Padi Orga- Mada 2(1): 1.
nik, (http://balitpa.litbang.deptan.go. id; Pramono, Joko. 2001. Kajian Penggunaan
diakses tanggal 4 April 2006). Bahan Organik pada Padi Sawah.
BPS kabupaten Sragen. 2006. Sragen dalam Ungaran: Balai Pengkajian Teknologi
angka: BPS Sragen Pertanian.
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Da- Prihatman, Kemal. 2000. Padi, Budidaya
sar Alih bahasa Sumarno Zain. Jakarta: Pertanian, 1(1):1-16.
Airlangga Sahara, Dewi dkk. 2005. Efisiensi Produksi
Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Da- Sistem Usahatani Padi Pada Lahan
sar Alih bahasa Sumarno Zain. Jakarta: Sawah Irigasi Teknis. Sulawesi Tengga-
Airlangga. ra: Balai Pengkajian Teknologi Perta-
nian.
Hermaya Rukka, dkk. 2006. Hubungan Ka-
rakteristik Petani dengan Respon Petani Simanungkalit. 2006. Pupuk Organik dan
terhadap Penggunaan Pupuk Organik Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar Pe-
pada Padi Sawah (Oryza Sativa). Agri- nelitian dan Pengembangan Sumber-
sistem. 2 (1) daya Lahan Pertanian.
Iqbal, Achmad. 2008. Potensi Kompos dan Soekartawi. 1994. Teory Ekonomi Produksi.
Pupuk Kandang untuk Produksi Padi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Organik. Akta Agrosia, 1(1):13-18 Sudirja, Rija. 2007. Standart Mutu Pupuk
Jarot. 2007. Sragen Ingin Jadi Sentra Pro- Organik dan Pembenahan Tanah. Mo-
duksi Beras Organik, (http://www.tem- dul Pelatihan Pembuatan Kompos.
pointeraktif.com, diakses tanggal 24 juli Lembang.
2007). Sumardi. 2007. Respon Padi Sawah pada
Kurnia, Undang. 2004. Prospek pengairan Teknik Budidaya Secara Aerobic dan
Pertanian Tanaman Semusim Lahan Pemberian Bahan Organik. Akta Agro-
Kering. Bogor: Balai Penelitian Tanah. sia, 1(1):65-71.
La An, 2007. “Lahan Kering”. (http://216. Susilowati, Indah. 2004. Analisis Efisiensi
239.33.100/search?q:rudyct.tripod.com/ Usaha Tani pada Usaha Tani Padi pada
sem1_023/umi_haryti.htm+lahan+kerin Lahan Sempit dengan Irigasi Tadah
g&hl. Diambil pada tanggal 30 Maret Hujan. Analisis Efisiensi, 1(1):1-16
2009).
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2006. Budi-
daya Organik. Ilmu Tanah Universitas
Gadjah Mada,1(1): 1-5.
PEDOMAN PENULISAN

JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Terbit: 2 kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember
Akreditasi Jurnal:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR: 51/DIKTI/Kep./2010
(masa berlaku Juni 2010 s.d Juni 2013)

1. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dalam bidang kajian masalah ekonomi dan
pembangunan.
2. Substansi artikel diharapkan sejalan dengan Panduan Akreditasi Berkala Ilmiah 2006, yang diterbitkan
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia).
3. Artikel ditulis dengan kaidah tata bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Sistematika Penulisan
Sistematika penjenjangan atau peringkat judul artikel dan bagian-bagiannya dilakukan dengan cara
berikut:
(1) Judul ditulis dengan huruf besar semua, di bagian tengah atas pada halaman pertama
(2) Sub Bab Peringkat 1 ditulis dengan huruf pertama besar semua di tengah/center
(3) Sub Bab Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar-kecil rata tepi kiri
ƒ Sistematika artikel hasil penelitian adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama dan
alamat institusi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimum 150 kata) yang berisi tujuan, metode, dan
hasil penelitian; kata kunci (4-5 kata kunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul) yang berisi latar
belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasil penelitian dan pembahasan;
kesimpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).
JUDUL UTAMA:
Sub Judul
Penulis 11 dan Penulis 2 2
1
Nama instansi/lembaga Penulis 1
Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis
2
Nama instansi/lembaga Penulis 2
Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis
(jika nama instansi penulis 1 dan 2 sama, cukup ditulis satu saja)
E-mail penulis 1 dan 2:

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125 - 150 kata)


Kata kunci: 4 – 5 kata/ frase
Abstract: Abstract in english (125 – 150 words)
Keywords: 4 – 5 words/ phrase

PENDAHULUAN
(berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian, yang dimasukkan dalam paragraf –
paragraf bukan dalam bentuk subbab)
METODE PENELITIAN
Subbab
Subbab

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pedoman Penulisan Jurnal Ekonomi Pembangunan FE Universitas Muhammadiyah Surakarta


(i)
Subbab

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

ƒ Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama dan
alamat institusi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimum 150 kata); kata-kata kunci (4-5 kata kunci);
pendahuluan (tanpa ada subjudul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan;
bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-judul); penutup atau kesimpulan; daftar rujukan
(hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

JUDUL UTAMA:
Sub Judul
Penulis 11 dan Penulis 2 2
1 Nama instansi/lembaga Penulis 1

Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis


2 Nama instansi/lembaga Penulis 2

Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis


(jika nama instansi penulis 1 dan 2 sama, cukup ditulis satu saja)
E-mail penulis 1 dan 2:

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125--150 kata)


Kata kunci: 4 – 5 kata/ frase
Abstract: Abstract in english (125 – 150 words)
Keywords: 4 – 5 words/ phrase
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

5. Artikel diketik pada kertas kwarto berkualitas baik. Dibuat sesingkat mungkin sesuai dengan subyek dan
metode penelitian (bila naskah tersebut ringkasan penelitian), biasanya 20-25 halaman dengan spasi satu,
untuk kutipan paragraf langsung diindent (tidak termasuk daftar pustaka).
6. Marjin atas, bawah, dan samping harus dibuat paling tidak satu inci.
7. Abstrak, ditulis satu paragraf sebelum isi naskah. Abstrak dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Abstrak tidak memuat uraian matematis, dan mencakup esensi utuh penelitian, metode
dan pentingnya temuan dan saran atau kontribusi penelitian.
8. a. Penulisan numbering diintegrasikan dalam paragraf, contohnya:
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah CSR berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, (2) Untuk mengetahui apakah persentase kepemilikan
manajemen berperan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai
perusahaan, dan (3) Untuk mengetahui apakah tipe industri berperan sebagai variabel
moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan?

b. Penulisan bullet juga diintegrasikan dalam paragraf dengan menggunakan tanda koma pada
antarkata/kalimat tanpa bullet.

9. Tabel dan gambar, untuk tabel dan gambar (grafik) sebagai lampiran dicantumkan pada halaman
sesudah teks. Sedangkan tabel atau gambar baik di dalam naskah maupun bukan harus diberi nomor
urut.
ƒ Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar
diletakkan di bawah gambar.

Pedoman Penulisan Jurnal Ekonomi Pembangunan FE Universitas Muhammadiyah Surakarta


(ii)
ƒ Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau gambar.
ƒ Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis bagian paling bawah tabel
sedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah kolom tidak dimunculkan.

Contoh: Tabel
Tabel 1. Bentuk-bentuk Mobilitas Penduduk

No Bentuk Mobilitas Batas Wilayah Batas Waktu

1. Ulang-alik (commuting) Dukuh (dusun) 6 jam atau lebih dan kembali pada hari yang sama
2. Menginap/mondok di daerah tujuan Dukuh (dusun) Lebih dari satu hari tetapi kurang dari 6 bulan
3. Permanen/menetap di daerah tujuan Dukuh (dusun) 6 bulan atau lebih menetap di daerah tujuan

Sumber: Ida Bagoes, 2000

Contoh: Gambar

AC

ACA

ACB

ACC
AC1
AC2
0 A B C Size

Sumber: Saunders (1997: 291)

Gambar 2. Dampak Peningkatan Teknologi

10. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun pada baris terpisah dan diberi
nomor secara berurutan dalam parentheses (justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar dengan
baris tersebut. Contoh:
wt = f (yt , kt , wt-1) (1)
11. Keterangan Rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan simbol sama dengan (=), masing-
masing keterangan notasi rumus dipisahkan dengan koma. Contoh:
Dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah intensitas modal, wt-1
adalah tingkat upah periode sebelumnya.
12. Perujukan sumber acuan di dalam teks dengan menggunakan nama akhir dan tahun. Kemudian bila
merujuk pada halaman tertentu, penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengan dipisah titik
dua. Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarang aslinya.
Contoh:
ƒ Yuni (2008: 23) memandang bahwa …..
ƒ Fatimah dan Daryono (1997) menunjukkan adanya ….
ƒ Didit dkk (2007) berkesimpulan bahwa….
ƒ Untuk meningkatkan perekonomi daerah …. (Yuni, Triyono, dan Agung Riyardi, 2009).
ƒ Maya (2009) berpendapat bahwa ….
13. Setiap kutipan, baik langsung maupun tidak langsung, harus diikuti sumbernya (lihat poin no. 10) dan
dicantumkan juga dalam daftar pustaka. Contoh:
Di dalam paragraf isi tercantum kutipan dari:
Buiter (2007:15) berpendapat bahwa…
Maka dalam daftar pustaka harus ada sumber referensinya seperti berikut:
Buiter, W. H., (2002). The Fiscal Theory of the Price Level: A Critique, Economic Journal, 112(127):
459-480.

Pedoman Penulisan Jurnal Ekonomi Pembangunan FE Universitas Muhammadiyah Surakarta


(iii)
14. Sedapat mungkin pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan adalah pustaka yang diterbitkan 10 tahun
terakhir dan diutamakan dari jurnal ilmiah.
15. Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: (1) nama akhir pengarang, nama
awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul termasuk subjudul, (4) tempat
penerbitan, (5) nama penerbit.
Contoh cara penulisan:
a. Format rujukan dari buku: Nama pengarang, (tahun), Judul Buku, edisi, Kota penerbit, Nama
penerbit. Jika penulis sebagai editor tunggal, ditulis (Ed.) di belakang namanya. Ditulis (Eds.) jika
editornya lebih dari satu orang. Kemudian bila pengarang lebih dari tiga orang, dituliskan nama
pengarang pertama dan yang lain disingkat ‘dkk’ (pengarang domestik) atau ‘et.al.’ (pengarang
asing).
Enders, W., (2004), Applied Econometric Time Series, Second edition, New York: John Wiley & Sony Inc.
Purnomo, Didit (Ed.). (2005). The Role of Macroeconomic Factors in Growth. Surakarta: Penerbit
Muhamadiyah University Press.
b. Format rujukan dari artikel dalam buku ditulis: Nama editor (Ed.), (tahun), Judul tulisan/karangan.
Judul buku, hlm atau pp., kota penerbit: nama penerbit
Daryono (Ed.). (2005). Concept of Fiscal Decentralization and Worldwide Overview (hlm. 12-25).
Surakarta: Penerbit Muhammadiyah University Press.
c. Format rujukan dari artikel dalam jurnal/majalah/koran: Nama pengarang (tahun). judul tulisan/
karangan. Nama jurnal/majalah/koran, hlm atau pp., volume (nomor), halaman. Jika rujukan koran
tanpa penulis, nama koran ditulis diawal.
Rodden, J., (2002). The dilemma of Fiscal Federalism: Grants and Fiscal Performance arround the
World. American Journal of Political Science, 46 (3): 670-687.
Triyono (2008). Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Sebagai Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal
Efek. Warta Ekonomi, Vol. 4, Agustus: 46-48.
Haryanto, S., (2007, 13 November). Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan Ekonomi. Harian Jakarta,
hlm.4.
Harian Jogjakarta, (2007, 1 April). Hubungan Keuangan Pusat-Daerah di Indonesia. hlm. 4.
d. Format rujukan dari internet, tanggal akses dicantumkan.
Setyowati, E.,. Keuangan Publik dan Sistem Harga. http://www.ekonomipublik.com/akt/pdf/akt452.pdf.
Diakses tanggal 27 Mei 2009.

Pengiriman Artikel
1. Artikel dikirimkan sebanyak 2 eksemplar hardcopy, dan softcopy berupa file. File bisa dikirim melalui e-
mail jepums@yahoo.co.id atau dalam media cd.
2. Artikel yang dikirim wajib dilampiri biodata ringkas pendidikan termasuk catatan riwayat karya-karya
ilmiah sebelumnya yang pernah dipublikasikan, insitusi dan alamatnya, nomor telpon kontak atau e-mail
penulis.
3. Penulis yang menyerahkan artikelnya kepada editor atau penerbit, harus menjamin bahwa naskah yang
diajukan tidak melanggar hak cipta, belum dipublikasikan atau telah diterima untuk dipublikasi oleh
jurnal lainnya.
4. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Penulis yang artikelnya
dimuat mendapatkan jurnal tersebut. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.

Alamat Redaksi Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta:
Redaksi Jurnal Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan A. Yani Tromol Pos I Pabelan SURAKARTA 57102
Telp. 0271-717417 psw 229

Pedoman Penulisan Jurnal Ekonomi Pembangunan FE Universitas Muhammadiyah Surakarta


(iv)
TENTANG JURNAL:

JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN


Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan
ISSN 1411- 6081

Pimpinan Redaksi
Didit Purnomo

Dewan Redaksi
Bambang Setiaji (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
M. Wahyuddin (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Yuni Prihadi Utomo (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Daryono Soebagiyo (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Maulidyah Indira Hasmarini (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Sutomo (Universitas Sebelas Maret, Surakarta)
Waridin (Universitas Diponegoro, Semarang)

Pelaksana Tata Usaha


Siti Qomariah
Woro

Periode Terbit
2 kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember

Terbit Pertama
Juni 2000

Jurnal EKONOMI PEMBANGUNAN merupakan jurnal ilmiah yang berisikan hasil penelitian dan
kajian teoritis mengenai masalah-masalah ekonomi dan pembangunan, khususnya di Indonesia.
Diterbitkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan atau dalam proses terbit
oleh media lain. Naskah diketik di atas kertas HVS kuarto spasi satu sepanjang lebih kurang 20-25
halaman, dengan format seperti tercantum pada prasyarat naskah jurnal EKONOMI
PEMBANGUNAN di halaman belakang. Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting
untuk keseragaman format dan tata cara lainnya.

Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Subag Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani, Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta 57102; Telpon (0271)
717417 psw 229,
E-mail: jepums@yahoo.co.id
Website: http://www.ums.ac.id atau http://www.paradejurnal.wordpress.com

Simak informasi jurnal: http://www.paradejurnal.wordpress.com


Admin: Mirat Sidharta. SE

Pedoman Penulisan Jurnal Ekonomi Pembangunan FE Universitas Muhammadiyah Surakarta


(v)

Anda mungkin juga menyukai