Khutbah Jumat Terkabulnya Doa
Khutbah Jumat Terkabulnya Doa
Alhamdulillah pada kesempatan Jumat yang mulia ini, kita masih senantiasa diberikan
rahmat hidayah serta inayah oleh Allah swt sehingga kita diberikan kemudahan untuk
mengungkapkan rasa syukur dengan melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat di masjid
ini dalam keadaan sehat walafiat. Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah swt, marilah
kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan
sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik ketakwaan, minimal dengan jalan imtitsalu
awamirillah wajtinabu nawahihi yaitu menjalankan apa pun yang diperintahkan oleh Allah
swt dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi apa pun yang dilarang-Nya,
sebab dengan jalan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya
sebagaimana terfirman dalam Al-Qur’an.
Artinya, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling takwa di antara kamu” (QS Al-Hujurat: 13).
Berdoa merupakan salah satu amaliyah yang setiap hari dilakukan, minimal selepas
melaksanakan shalat fardhu. Doa menjadi salah satu cara pendekatan diri makhluk kepada
Allah swt. Doa menjadikan hati orang yang berdoa lebih tenang. Selain itu, doa adalah
bagian dari inti ibadah (mukhul ‘ibadah), karena hati seorang yang berdoa kepada Allah swt
seyogianya dipenuhi kesadaran bahwa tidak ada lagi tempat berharap kecuali Dia. Ini adalah
esensi tauhid dan inti dari keikhlasan.
Setiap doa yang kita panjatkan kepada Allah swt pasti akan dijawab atau dikabulkan-Nya,
tetapi masalah waktunya Allah yang menentukan. Sebagaimana Allah firmankan dalam Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186:
Artinya, “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-
Ku.”
Namun realitasnya, mengapa banyak orang yang berdoa memohon kepada Allah tetapi tak
kunjung dikabulkan, sehingga tidak sedikit di antara kita yang bertanya-tanya, apakah Allah
tidak memenuhi janji-Nya? Apakah sebab salah dalam berdoa? atau ada sesuatu yang
menghalangi doa-doa kita?
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kiranya kita bisa bermuhasabah melalui kisah yang
disampaikan langsung oleh Rasulullah saw:
ُ حَر َام ٌ وَم َل ْبَس ُه ُ حَر َام ٌ و َغ ُ ّذِيَ ب ِالْحَرَا ِم فََأ َن ّى يُسْت َج َابُ لَه
Jika kita mau merenungkan kisah di atas betapa lelaki yang diceritakan Rasulullah
sebenarnya sudah sangat memenuhi empat kriteria dikabulkannya doa, yaitu orang yang
dalam perjalanan jauh, baju yang kusut dan kondisi yang lelah, menengadahkan kedua
tangan ke langit, dan kesungguhan berharap kepada Allah dengan mengucapkan Ya Rabb
berulang kali. Namun ternyata hal itu belum cukup untuk menjadikan doanya dikabulkan.
Maka, hadits ini memberikan isyarat yang sangat jelas bahwa ada hal-hal yang bisa
menghalangi terkabulnya doa yaitu mengonsumsi sesuatu yang haram Hal ini senada
dengan yang diperintahkan Allah kepada orang-orang yang beriman agar mengonsumsi
yang halal. berupa makanan, minumam, atau bahkan pakaian.
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan
kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya”
(QS. Al-Baqarah: 172).
Berkaitan dengan hal tersebut, ada juga salah satu riwayat bahwa Sa’ad bin Abi Waqash
pernah meminta kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, mohonkan kepada Allah agar doaku
musatajab (dikabulkan).”
mustajab (dikabulkan).”
Maka dari itu bagaiamana doa-doa kita akan dikabulkan Allah SWT kalau kita masih
menerapkan 3H apa itu? Halal Haram Hantam. Tidak peduli itu halal atau haram, tidak
peduli itu milik orang lain atau bukan. Yang terpenting adalah kepuasan nafsunya terpenuhi.
Naudzubillahi mindzaalik.
Lalu bagaiamana ketika telah terlanjur mengonsumsi makanan yang tidak halal atau yang
tidak jelas status kehalalanya ?Makanan t ersebut Telah menjadi darah dan daging ditubuh
kita, Maka tidak ada jalan lain selain segera bertaubat kepada Allah SWT . Memohon
ampun kepadaNya dengan sebenar-benarnya taubat dan berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi.
ن ّ ُ يح
َ ِب ٱل ْمُتَطَهِّرِي ُ َ ٱلت ّ َو ّٰبِينَ و
َ ِبّ ُ يح
ُ َ ٱلل ّه
َ ن ّ َ ِإ
ُحي ْم َ ُ ِإ َن ّه ُ ه ُو َ الْغَفُوْر،ُ فَاسْ تَغْف ِر ُ ْوه،ْل قَو ْل ِ ْي هٰذ َا وََأ سْ تَغْف ِر ُ الله َ ل ِ ْي وَلَكُم
ِ ّ الر ُ ْ َأ قُو