Anda di halaman 1dari 12

Nama : Sigit Ferianton

Nim : 2019010032

Judul : PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI KELAS XII SEMESTER GANJIL


DENGAN METODE DEMONSTRASI

A. Pendahuluan
Pendidikan pada dasarnya adalah proses transformasi pengetahuan menuju
penyempurna semua potensi manusia. Jadi, pendidikan tidak dibatasi ruang dan waktu,
tidak juga dibatasi tebalnya tembok sekolah dan sempitnya waktu belajar dikelas.
Pendidikan dilakukan dimana saja dan kapan saja ketika ia mau dan mampu melakukan
proses pendidikan. (Roqib, 2009:V) Pendidikan memegang peranan penting dalam
mencerdaskan bangsa. Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan.
Karena manusia dapat mencapai mencapai kesejahteraan hidup, mewujudkan kehidupan
lebih baik dan mengembangkan potensi dirinya. Hal tersebut disebutkan dalam Undang-
Undang RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III Pasal 3, yang isinya
menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Pembelajaran Akidah akhlak yang merupakan bagian dari pendidikan agama
islam yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan maupun
kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam peserta didik
sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,
tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif
menjadi bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan kedalam perilaku
sehari-hari.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa, hakikat pendidikan akhlak
adalah inti pendidikan semua jenis pendidikan karena ia mengarahkan pada terciptanya
perilaku lahir dan batin manusia sehingga menjadi manusia seimbang dalam arti terhadap
dirinya maupun terhadap luar dirinya. Dengan demikian, pendekatan pendidikan akhlak

1
bukan monolitik dalam pengertian harus menjadi nama bagi suatu mata pelajaran atau
lembaga, melainkan terintegrasi kedalam bagian mata pelajaran atau lembaga.

B. kajian teori pembelajaran aqidah akhlak


A. pengertian
Pembelajaran Aqidah Akhlak Gange mendefenisikan istilah pembelajaran sebagai “ a
set of events embedded in purfoseful activities that fasilitate learning”. Artinya
pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk
memudahkan terjadinya proses belajar. Maksudnya suatu kegiatan yang sengaja dibentuk
agar proses belajar mengajar itu jadi mudah dan menyenangkan.
Defenisi lain tentang pembelajaran dikekemukakan oleh Patricia L. Smith dan
Tillman J.Ragan yang mengemukakan bahwa pembelajaran adalah pengembangan dan
penyampaian informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian
tujuan spesifik.
Sedangkan yang dimaksud oleh Patricia dan Tilman ini pembelajaran adalah bentuk
pengembangan dari suatu proses belajar dan sarana penyampaian informasi yang
merupakan suatu kegiatan yang sengaja dibentuk demi mencapai tujuan khusus dari
proses belajar mengajar. Dari dua pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang sengaja diciptakan dengan tujuan untuk
memudahkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran lebih terfokus pada siswa,
sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator.
Aqidah merupakan hal dasar dalam beragama yang harus di miliki setiap muslim.
Untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan, setiap muslim memiliki kewajiban
untuk memahami hakikat dan ruang lingkup Aqidah Islam secara benar. Keyakinan dan
komitmen yang benar akan menuntun seseorang muslim dalam berperilaku. Sedangkan
pengertian akhlak dilihat dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab yaitu
isim mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan)
tsulasi majid af’ala, yuf’ilu, if’ala yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah
(kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah peradaban
yang baik), dan al-din (agama).

2
Kata khuluk juga digunakan untuk menggambarkan keadaan jiwa seseorang manusia
yang menjadi sumber lahirnya suatu tindakan secara spontan, atau juga suatu ungkapan
yang ditujukan untuk perbuatan yang lahir dari namanya yaitu ‘iffa, ‘adala dan lain
sebagainya. Dalam kata khuluq paling tidak ditemukan dua unsur utama di dalamnya
yakni keadaan jiwa di satu sisi dan perilaku yang nyata yang lahir dari keadaan jiwa ini
pada sisi lain, yang keduanya saling berkaitan dan tak dapat dipisahkan. Akhlak
merupakan pondasi dasar sebuah karakter diri. Sehingga pribadi yang berakhlak baik
nantinya akan menjadi bagian dari masyarakat yang baik pula.
Akhlak dalam Islam juga memiliki nilai yang mutlak karena persepsi antara akhlak
baik dan buruk memiliki nilai yang dapat diterapkan pada kondisi apapun. Hal ini sesuai
dengan fitrah manusia yang Aqidah Akhlak merupakan sub mata pelajaran pendidikan
agama Islam yang wajib diajarkan di Madrasah, mulai Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah
sampai Aliyah. Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu
mata pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari Aqidah Akhlak yang telah
dipelajari di Madrasah Tsanawiyah.

B. Ruang lingkup
Ruang lingkup pembelajaran Aqidah dan Akhlak Secara garis besar pembahasan
dalam Aqidah Akhlak ada dua hal pokok, yaitu hubungan manusia dengan sang khalik
yaitu Allah SWT dan hubungan manusia dengan makhluk. Ruang lingkup
pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah meliputi : Aspek Aqidah terdiri
atas: prinsip-prinsip Aqidah dan metode peningkatannya, Al-asmaul Husna, macam-
macam tauhid, syirik dan implikasinya dalam kehidupan, pengertian dan fungsi ilmu
kalam (Klasik dan Modern). Aspek akhlak terdiri dari: masalah akhlak yang meliputi :
pengertian akhlak, indukinduk akhlak, terpuji dan tercela, metode peningkatan kualitas
akhlak dan macam-macam akhlak terpuji.
C. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlak
Adapun fungsi mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut:
1. Penanaman nilai ajaran agama Islam sebagai pedoman mencapai kebahagian
hidup didunia dan akhirat.

3
2. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta akhlak
mulia peserta didik seoptimal mungkin yang telah ditanamkan terlebih dahulu dalam
lingkungan keluarga.
3. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui
Aqidah dan akhlak.
4. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya asing
yang akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
6. Penyaluran peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Sedangkan tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu : “Pembelajaran Aqidah
Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik
yang diwujudkan dalam akhlak yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan pemahaman sertapengamalan peserta didik tentang Aqidah
dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.”
Pembelajaran Aqidah Akhlak begitu penting diajarkan kepada peserta didik
karena dengan belajar Aqidah dan akhlak peserta didik akan menjadi seorang manusia
yang baik, jujur, mempunyai sopan santun, hormat kepada kedua orang tua, guru,
menghargai orang lain dan yang paling utama beriman dan berakhlak mulia kepada
Allah SWT.

C. permasalahan pembelajaran aqidah akhlak


faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengelolaan kelas dan proses
pembelajaran, adalah sebagai berikut:
1) Faktor Guru
Guru bisa juga dikatakan sebagai bagian dari faktor penghambat dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Faktor penghambat yang datang dari guru
berasal dari kepribadian guru. Agar tercipta suasana emosional yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk bersikap hangat, adil, obyektif

4
dan fleksibel dalam mengajar. Selanjutnya terbatasnya pengetahuan guru merupakan
salah satu bagian dari hambatan dalam pengelolaan dan pembelajaran di dalam kelas.
Selain itu beban mengajar guru yang terlalu banyak dan diluar batas kemampuan
yang wajar seperti mengajar di banyak kelas atau di berbagai sekolah juga
merupakan bagian dari hambatan dalam pengelolaan dan pembelajaran di dalam
kelas.
2) Faktor Peserta Didik
Faktor peserta didik juga merupakan faktor yang dapat menghambat pengelolaan
dan pembelajaran di dalam kelas. Peserta didik harus menyadari bahwasanya apabila
mereka mengganggu peserta didik lain, maka mereka tidak menghormati peserta
didik lain untuk mendapatkan informasi dan manfaat dari proses belajarmengajar.
Oleh karena itu perlu adanya pembiasaan yang baik disekolah dalam bentuk tata
tertib di sekolah yang disetujui dan diterima bersama oleh guru dan peserta didik
dengan penuh kesadaran.
3) Faktor Keluarga
Perilaku yang terdapat pada peserta didik di dalam kelas merupakan cerminan
dari perlakuan keluarganya di rumah. Dengan demikian kebiasaan yang kurang baik
pada lingkungan keluarga seperti tidak tertib dan disiplin serta kebebasan yang
berlebihan atau terlalu terkekang merupakan latar belakang yang menyebabkan
peserta didik melakukan pelanggaran aturan dan disiplin sekolah.

4) Faktor Fasilitas
Adapun faktor fasilitas seperti jumlah peserta didik di dalam kelas. Kelas dengan
jumlah peserta didik yang besar akan sulit untuk dikelola. Kemudian ruangan kelas
yang kecil dibandingkan dengan jumlah peserta didik dan kebutuhan peserta didik
untuk bergerak dalam kelas merupakan hambatan lain dalam pengelolaan kelas dan
proses pembelajaran. Selain itu ketersediaan alat yang tidak sesuai dengan jumlah
peserta didik yang membutuhkannya menimbulkan permasalahan dalam pengelolaan
kelas dan proses pembelajaran.

5
D. kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran aqidah akhlak kelas XIIsemester
ganjil

Kompetensi inti Kompetensi dasar

4.1.    Menghayati ajaran tarikat mu’tabarah di


Indonesia

4.2.    Menghayati nilai-nilai tasawuf dalam


kehidupan sehari-hari.

4.3.    Menyadari bahaya perilaku dzalim,


1.1.1.1 Menghayati dan diskriminasi, ghadab,
mengamalkan ajaran agama fitnah, namimah dan ghibah serta cara
yang dianutnya. menghindarinya

4.4.    Menghayati nilai-nilai adab di masjid,  adab


membaca al Qur’an, adab berdo’a, adab  berpakaian
dan berhias dan adab musafir menurut syariat Islam

4.5.     Menyadari bahaya perilaku tercela seperti


yang dilakukan Qarun dan Kan’an

1.1.1.2                   Menghayati 2.1. Meneladani nilai-nilai  positif dari ajaran


dan mengamalkan perilaku tarikat mu’tabarah (Qadiriyah, Rifa’iyah,
jujur, disiplin, tanggungjawab, Syaziliyah, Maulawiyah, Syatariyah,
peduli (gotong royong, Naqsabandiyah dan Suhrawardiyah)
kerjasama, toleran, damai)
santun, responsif dan pro-aktif 2.2.  Membiasakan  nilai-nilai tasawuf dalam
dan menunjukkan sikap sebagai kehidupan sehari-hari.
bagian dari solusi atas berbagai
2.3.  Menghindari perilaku dzalim, diskriminasi,

6
ghadab, fitnah, namimah dan ghibah serta cara
menghindarinya
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif,
2.4.  Membiasakan adab di masjid,  adab membaca
sosial dan alam serta dalam
Al Qur’an, adab berdo’a, adab  berpakaian dan
menempatkan diri sebagai
berhias dan adab musafir menurut syariat Islam
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
2.5. Menghindari perilaku tercela seperti yang
dilakukan Qarun dan Kan’an

3.1.  Menganalisis sejarah dan pokok-pokok ajaran


1.1.1.3                   Memahami, tarikat mu’tabarah (Qadiriyah, Rifa’iyah,
menerapkan, menganalisis dan Syaziliyah, Maulawiyah, Syatariyah,
mengevaluasi pengetahuan Naqsabandiyah dan Suhrawardiyah)
faktual, konseptual, procedural ,
dan metakognitif berdasarkan 3.2.   Menganalisis problematika masyarakat
rasa ingin tahunya tentang ilmu modern, relevansi dan peranan tasawuf dalam
pengetahuan, teknologi, seni, kehidupan modern
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, 3.3. Menganalisis perilaku dzalim, diskriminasi,
kebangsaan, kenegaraan, dan ghadab, fitnah, namimah dan ghibah serta cara
peradaban terkait penyebab menghindarinya
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan 3.4. Menjelaskan adab di masjid,  adab membaca al
procedural pada bidang  kajian Qur’an, adab berdo’a, adab  berpakaian dan berhias
yang spesifik sesuai dengan dan adab musafir menurut syariat Islam
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah 3.5.   Menganalisis perilaku tercela Qarun dan
Kan’an

4. Mengolah, menalar, menyaji, 4.1.Menceritakan sejarah


dan mencipta  dalam ranah tarikat mu’tabarah (Qadiriyah, Rifa’iyah,

7
Syaziliyah, Maulawiyah, Syatariyah,
Naqsabandiyah dan Suhrawardiyah)

4.2. Menceritakan problematika masyarakat


konkret dan ranah
abstrak modern, relevansi dan peranan tasawuf dalam
terkait dengan pengembangan kehidupan modern
dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, serta 4.3.  Menunjukkan contoh bahaya perilaku dzalim,
bertindak secara efektif dan diskriminasi, ghadab,
kreatif, dan mampu fitnah, namimah dan ghibah serta cara
menggunakan metoda sesuai menghindarinya
kaidah keilmuan
4.4. mendemonstrasikan adab di masjid,  adab
membaca Al Qur’an dan adab berdo’a

4.5.  Menceritakan kisah Qarun dan Kan’an

E. metode pembelajaran demonstrasi mata pelajaran aqidah akhlak kelas XII semester
ganjil

Metode Pembelajaran merupakan langkah operasional daari Strategi


Pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan Pembelajaran, Variasi Metode
Pembelajaran sangat banyak dan dalam buku ini didiskusikan terlebih dahulu beberapa
metode pembelajaran menurut pendapat pakar sebelum membahas beberapa metode
pembelajaran yang sudah di kenal Secara umum. Model Mengajar adalah suatu deskripsi
dari lingkungan belajar yang mengambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,

8
desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran,perlengkapan belajar, buku- buku kerja,
program multimedia, dan bantuan belajar melalui program computer
1. pengertian metode demonstrasiPengertian Demonstrasi adalah metode mengajar
dengan cara memperagakan, barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengjaran yang
relavan dengan pokok- pokok bahasan materi yang sedang disajikan. Metode ini di
gunakan oleh siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dijelaskan karena
mengunakan alat peraga dan mengunakan media visualisasi yang dapat membantu
siswa untuk lebih memahami .Agus Krisno Budiyanto, (2016 : 106)
2. tujuan metode demonstrasi
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa
3. langkah langkah metode demonstrasi
a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan.
c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari peserta
didik.
d. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan/atau latihan) terhadap hasil demonstrasi.
e. Kesimpulan

4. posisi dan peran guru


Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu mengorganisasi kelas. Sering
terjadi kesalahan dalam pelaksanaan demonstrasi guru, bahkan posisi pandang siswa
tidak fokus terhadap objek yang ditampilkan guru.
Demonstrasi digunakan semata-mata hanya untuk;
(1) mengonkretkan sesuatu konsep atau prosedur yang abstrak;
(2) mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat;
(3) meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan;

9
(4) membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur

5. posisi dan peran pesertadidik


a) Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum jelas (keberanian).
b) Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas.
c) Peserta didik mengerjakan evaluasi (kejujuran).

F.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE DEMONSTRASI


1.kelebihan

1. Peserta didik memahami obyek yang sebenarnya


2. Peserta didik dibiasakan bekerja secara sistematis
3. Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari
verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
4. Peserta didik lebih mudah memahami apa yang dipelajari
5. Proses pengajaran lebih menarik
6. Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri
7. Memberi pengalaman praktis yang dapat membuat perasaan dan kemauan anak

2.kekurangan.

1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan
hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan
baik

10
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang, di samping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam
pelajaran lain
4. Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan,
maka metode ini kurang efektif
5. Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melakukan demonstrasi.

G. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI


a. Mengusahakan agar Demonstrasi dan Eksperimen dapat diikuti, diamati oleh
seluruh kelas
b. Menumbuhkan sikap kritis pada siswa sehingga terjadi Tanya jawab dan diskusi
tentang masalah yang diDemonstrasikan.
c. Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba sehingga siswa merasa
yakin tentang suatu proses.
d. Membuat penilaian dari kegiatan siswa dalam eksperimen tersebut.
H. HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan
pengajaran (ends are being attained) (Ngalim Purwanto, 2009: 45) Akidah akhlak berasal
dari dua kata yaitu akidah dan akhlak. Keduanya memiliki makna yang berbeda. Menurut
Zaenuddin (1991 : 98), akidah berarti keyakinan dalam hati. Sedangkan akhlak
merupakan ilmu yang membahas tentang perbuatan mulia serta cara mengupayakan
perbuatan tersebut dan tentang perbuatan buruk serta cara menjauhinya (Iman Abdul
Mukmin Sa’aduddin, 2006: 18).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akidah akhlak disini adalah hasil
penguasaan teori yang dikembangkan oleh mata pelajaran akidah akhlak sebagai suatu
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar akidah akhlak
sehingga didapatkan dalam bentuk nilai tes atau angka yang diberikan guru mata
pelajaran akidah akhlak dalam wujud nilai
I.PENUTUP
Kesimpulan

11
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang sengaja diciptakan dengan tujuan
untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran lebih terfokus pada siswa,
sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Ada dua faktor yang mempengaruhi
keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar dan mencapai
prestasi belajar, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah yang berasal dari
dalam peserta didik, misalnya: motivasi, minat, bakat, sikap, dan lain-lain. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya
keadaan ekonomi sosial, lingkungan, sarana prasarana, guru, kurikulum, dan sebagainya.
Dalam hal telah dijelaskan dalam makalah ini salah satu pembelajaran yang sesuai
dengam matari akidah akhalak yaitu mengunakan metode demontrasi yaitu dimana
peserta didik memahami obyek yang sebenarnya, peserta didik dibiasakan bekerja secara
sistematis, dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat), peserta didik lebih
mudah memahami apa yang dipelajari, proses pengajaran lebih menarik

12

Anda mungkin juga menyukai