Tattm 2002
Sukmanto Dibyo
ABSTRAK
ABSTRACT
Keywords:frictionfactor.
203
ISSN 0854-5278 Kajian Dalam Penentuan
Sukmanto Dikyo
tidaklah demikian yang selalu berkembang dari besaran kerugian oleh friksi ini di dalam saluran
waktu ke waktu. Menurut catatan yang berhasil lurus sebagai berikut: [2]
dihimpun lebih dari 12 korelasi, lazim digunakan
dalam analisis yang berkaitan dengan aliran fluida L V2
[1]. Oleh karena itu maka hasl penelitian ini H r =4/"———
diharapkan dapat memberikan qimhangsih D 2gc
khususnya pemahaman dalam penggunaan korelasi / = Re)
faktor friksi atau setidaknya mengetahui besarnya
penyimpangan antar korelasi faktor friksi pada dengan f : faktor friksi sebagai bilangan
variasi hilangan Reynolds. Reynolds.
Bertolak dari uraian yang dikemnkakan di L : panjang saluran
atas maka tulisan ini mempunyai tujuan yakni: D : diameter saluran
Mengetahui besarnya penyimpangan antar korelasi V : kecepatan aliran
faktor fnksi untuk dapat difahami penggunaanya gc : konversi faktor gravitasi.
dafrm perhitungan rugi tekanan sistem pendingin
khususnya dan aliran fluida pada umumnya. Gambar 1. menunjukkan hubungan bilangan
Kemudian mendiskripsikan berbagai masalah yang Reynolds dengan faktorfriksiyang dikenal dengan
terkait dengan faktorfriksipada aliran pendingin. diagram Moody [3]. Untuk pipa halus {smooth
pipe) tampak terletak paling bawah dari deretan
TEORI kurva yang mana tiap kurva memiliki perbedaan
kekasaran permukaan pipa. Faktor friksi dapat
Secara keseluruhan, rugi tekanan aliran dapat diperoleh dari data pengamatan (empiris). Pada
diakibatkan old) hilangnya energi karena gesekan bilangan Reynolds kurang dari 2100, kondisi aliran
permukaan saluran, belokan dan perubahan bersifat laminer. Pada kondisi ini kurva berbentuk
bentuk/ukuran penampang aliran. Gesekan antara lurus. Rentang transisi antara laminer dan turbulen
dinding permukaan saluran/pipa d e n g a n aliran sekitar 2100<Re<3000. Dalam operasi
adalah salah satu variabel yang menyebabkan pendinginan, pada umumnya dikondisikan pada
friksi pada fluida menj^Iir. Fanning merumuskan bilangan Reynolds lebih dari 3000.
0.01
• .009
0.006 1 1—1——
I 1 1—1— • i—i—•—, • •—•—•=»( '
I 2<103) A 6 S! 2(10*) A r. 81 2(10^) 4 6 8 l 2<10b> 4 6 8l 2(107) 4 6
R« = p'fVI)
204
Frositting Seminar Hasil Penelitian P2 THR ISSN 0854-5278
Tdtm2002
Naatand : METODA
l.ll
6^9 (k/D\ -(5) Korelasi yang berbentuk persamaan eksplisit
- = = * - 3 6.log
37 dihitung secara langsung/manual sedangkan yang
47 Re
berbentuk implisit dikerjakan dengan metoda
penyelesaian iteratif! Korelasi yang diuraikan di
Zigrang: atas, dijadikan obyek untuk diamati pada rentang
bilangan Reynolds antara 3000 sampai 90.000 di
k/D 5.02 .(6) mana pada rentang ini berlaku/valid untuk
logo korelasi-korelasi tersebut Diagram algoritma
3.7 Re
penyelesaian iterasi ditampilkan pada gambar 2
berikut: [6]
205
ISSN 0S54-527S Kajian Dalam Penentuan.
Sukmanto Dibyo
I Persamaan implisit:
<j>(f),Re,df d a n f , ^
m m
I tidak
*
IF ABS( W f a )<0,OOOOOT>
ya
Hasil f
keterangan:
<)>(f) = persamaan fungsi f.
$'(1) = <j>(O- 4>(df) /(df)
Berikut ini program pendek yang menyelesaikan persamaan implisit menghitung faktor friksi untuk
bilangan Reynolds 90000 memakai metoda Newton-Raphson:
CLS : RE = 90000
OPEN "implcob.dat" FOR OUTPUT AS #1
5000 'SUB NEWTON-RAPHSON = s u k
Xold = .001: delX = .0001: 'guess
iterasi = 1
5010 x — Xold
GOSUB 5100
FXold = FX
x - Xold - delX
GOSUB 5100
FXdel = FX
Faksen - (FXold - FXdel) / delX
TRINT "Fx, x, Faksen,-",fie;x; Faksen: END
Xnew - Xold - (FXold / Faksen)
PRINT USING "Xnew,Xold- ###.##### ###.#####"; Xnew; Xold
PRINT #1, USING "Xnew,Xold= ###.##### ###.#####"; Xnew; Xold
IF ABS(Xnew - Xold) < .000001 THEN GOTO 5200
IF kerasi > 18 THEN END
Xold = Xnew
206
Presiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR ISSN 0854-527«
Tahun 2002
iterasi = iterasi + i
GOTO 5010
5100 Tersamaan friksi (Colebrook):
FX = -4 * IXX5(.0006 / 3.7 + 1.26 /(RE * SQR(x))) / LOG(10) - (1 / (SQR(x)))
RETURN
5200 PRINT #1, " FX="; FX;" dan friksi= "; x
PRINT " FX-"; FX; H dan friksi= "; x: END
Reynolds
207
ISSN 0854-5278 Kajian Dalam Penentuan
Sukmanto Dibyo
Pada daerah Re antara 10.000 sampai 2,49% Di daerah tersebut, korelasi Chen
40.000 tampak penyimpangan yang cukup menunjukkan angka faktor friksi yang paling
signifikan sebagaimana dapat dilihat secara jelas rendah dibandingkan korelasi yang lain dan oleh
yang disajikan terpisah pada Gambar 4. Dalam bal karena itu pula kerugian energi akibat friksi akan
ini penyimpangan bergerak dari 3,64% menuju cenderung lebih kecil.
5.50E-03
10000 15000 20000 25000 30000
Reynolds
Gambar 4. Grafik Faktor Friksi Pada Re 10.000 - 40.000
Sedangkan korelasi Colebrook yang mana Penukar kalor RSG-GAS sekitar 37.000. dan pada
secara ekstensif banyak digunakan dalam sub-kanal bahan bakar sekitar 51.000.
penentuan faktor friksi, memiliki angka terbesar Khusus untuk daerah Reynolds 10.000
dibanding yang lain Dalam pembahasan ini, kajian sampai 40.000 diperoleh korelasi yang dapat
hanya menitik-beratkan pada masalah adanya merepresentasikan beberapa korelasi yang dikaji,
perbedaan hasil penentuan faktor friksi oleh berikut ini adalah korelasi hasil rerata dari 5
korelasi-korelasi tersebut meskipun masing- persamaan : f = -0,0016 In Re + 0,0225
masing korelasi ada faktor ketidaktentuan sebagaimana ditunjukkan oleh kurva tebal pada
Pada daerah kurva diatas Re 40.000 tampak Gambar 4.
penyimpangan semakin mengecil. Sementara itu
penyajian pada Gambar 3 menunjukkan bahwa KESIMPULAN
semakin tinggi turbulensinya maka semakin kecil
perbedaan faktor friksi antar korelasi yang diuji. Dari uraian hasil pembahasan menuju kepada
Artinya bahwa tidak ada peibedaan yang kesimpulan bahwa ada suatu penyimpangan yang
«Hgnifikan untuk korelasi faktor friksi yang tidak signifikan pada turbulensi yang tinggi
manapun apabila bilangan Reynolds di atas kira- diantara korelasi-korelasi faktor friksi yang ada.
kira 90.000. Penyimpangan sebesar 1,85% terjadi Akan tetapi observasi terhadap korelasi faktor
pada bilangan Reynolds 90.000. Sebagai catatan friksi yang telah dikerjakan, hanya memiliki batas
informasi bahwa bilangan Reynolds pada sisi pipa keberlakuan bilangan Reynolds tertentu
208
Presiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR ISSN 0854-5278
Tafam 2002
DAFTAR PUSTAKA
1. GARRY,14 Alternate to Standard Friction Factor Equation", Oil & Gas Journal Technology, april
1985.
2. MCCABEJ'Unit Operation of Chemical Engineering", Mc.Graw Hill. Book Co.
3. KEN EDWARDS, PH.D," Moody Friction Factor Calculator", LMNO Engineeriig Research and
Software Ltd, htlpi/www.lmnoeng. com/moody, htin. 2001.
4. E FUND A. "friction Calculation tor Fluid How in a pipe", httpV/wwwefunda.com/ formulae/fluid,
2002.
5. ELL ING SLETFJ et. al, "Flow Experiments in Coated and Plain Pipes", Department of Petroleum
Eng. Norwegian University of Science and technology, 1997.
6. TATANG SOERYAWUAYA, "Pengantar Komputasi Proses", Diktat Kufiah TK-663, Bsb.6
haI236, ITB 1992.
DISKUSI
Jawab :
1. Karena kondisi yang muncul dalam problem aliran pendingin umumnya adalah turbulen. Dalam
kajian ini belum/tidak ditemukan adanya problem penaitnan faktor friksi oleh aliran laminer.
2. Faktor ketidaktentuan tidak dikcusiderasi dalam kajian ini yang diamati hanya penyimpangan faktor
friksi oleh korelasi yang ada.
Pertanyaan (Setiyaato):
Jawab:
209
ISSN 0854-5278 Kajian Daitun Penentuan
Sukmanio Dibyo
210