Anda di halaman 1dari 9

INTERAKSI DESA-KOTA DAN PERMASALAHANNYA

PROF.DRS.R.BINTARTO

Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Masyarakat Desa-Kota

Dibuat Oleh:
SITI AISAH
Semester 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN AL-AMIN

INDRAMAYU

2020
INTERAKSI DESA-KOTA DAN PERMASALAHANNYA
PROF.DRS.R.BINTARTO

Cetakan Ketiga : Muharram 1410-Agustus 1989(revisi)


Cetakan Kedua : Safar 1405-November 1984
Cetakan Pertama : Rajab 1403 – April 1983
Rencana kulit prilasiana Bintarto
Dicetak dan diterbitkan oleh Ghalia Indonesia
Copyrightpada Ghalia Indonesia
Hak Pengarang dilindungi undang-undang

DESA
Sebelum kita berbincang mengenai fungsi dan peranan desa,kiranya perlu diketahui
dahulu arti desa,terutama apabila ditinjau dari segi geografi
Sebenarnya desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia
dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan dimuka bumi
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi,social,ekonomi,politik,dan kultural yang saling
berinteraksi antar unsur tersebutdan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain.
Penjelasan resmi pasl 1,UU 1848/22 menyatakan bahwa dengan desa dimaksudkan
daerah yang terdiri dari satu atau lebih dari satu(diSumatra:negeri,marga,dan sebagainya) yang
digabungkan hingga merupakan suatu daerah yang mempunyai syarat-syarat cukup untuk berdiri
menjadi daerah otonom yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Dalam lingkungan desa atau kota kecil yang berotonom dengan sendirinya sudah tidak
akan terdapat lagi desa biasa yang mempunyai pemerintahannya sendiri, sebab desa atau kota
kecil itu adalah pemerintahan daerah-daerah yang terbawah.
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo(1953:2), dinyatakan bwahwa: “Desa ialah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan
pemerintahan sendiri.” Dari beberapa definisi tersebut diatas,agak sukar memberikan definisi
yang tepat,karena materinya sendiri tidak merupakan sesuatu yang statis dan tidak mudah
diamati secara tepat.
Hal ini juga dirasakan oleh Lowry Nelson yang berpendapat sebagai berikut…"while
precise definition of”rural” and “urban” are not poaaible,not necessary for oue purposes,it is
important that the two fields be roughly defined. Because every one havea general idea of the
precise definition can not be given” (Nelson,1955).
Kurang lebih 65% penduduk Indonesia bekerja dibidang pertanian. Melihat pada data ini
dapat dikatakan bahwa desa-desa di Indonesia pada umumnya berfungsi sebagai desa agraris.
Keadaan ini dimungkinkan karea kesuburan tanah dan iklim yang mendukung berkembangnya
tanaman pertanian.
Selain dari itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, ialah unsur-unsur desa. Apakah
yang menjadi unsur-unsur desa? Menurut Bintarto dalam bukunya Suatu pengantar Geografi
Desa,1977 dijelaskan sebagai berikut.
Unsur-unsur desa adalah:
a. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunanny,
termaksuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografi
setempat.
b. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah,pertambahan,kepadatan,persebaran dan mata
pencaharian penduduk desa setempat.
c. Tata krhidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga
desa.jadi, menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa(rural society).
Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri,melainkan
merupakan satu kesatuan.
Unsur daerah,penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau”living
unit”
Maju mundurnya desa tergantung pada tiga unsur ini yang dalam kenyataan ditentukan
oleh faktor usaha manusia/human efforts dan tatageografi/geographical setting. Suatu daerah
dapat berarti bagi penduduk apabila ada “human efforts” untuk memanfaatkan daerahnya.
Penduduk merukapan unsur yang terpenting bagi desa. “potential man power” terdapat
didesa yang masih terikat hidupnya dalam bidang pertanian.
Corak kehidupan didesa berdasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Masyarakat
merupakan suatu”gemeinschaft”yang memiliki unsur gotong-royong yang kuat. Hal ini dapat
dimengerti, karena penduduk desa merupakan”face toface group” dimana mereka saling
mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri.
Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotong-royongan
ini,misanya saja:
a. Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi
kepada penduduk.
b. Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk
terutama petani-petaninya.
c. Faktor bencana alam seperti letusan gunung,gempa bumi,banjir, dan sebagainnya yang
harus dihadapi dan dialami Bersama.
Jadi,persamaan nasib dan pengalaman menimbulkan hubungan social yang akrab.
Unsur-unsur desa merupakan sesuatu yang penting, sehingga tidaklah berlebihan jika desa
telah diberi predikat sebagai sendi negara.
Fungsi dan Potensi Desa
Apakah fungsi desa itu?
Pertama, dengan hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan ‘hinterland’
atau daerah dukungan berfungsi suatu daerah pemberi bahan makanan pokok seperti padi,
jagung, ketela, serta buah-buahan dn juga bahan makanan dari hewan.
Kedua, desa si tinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan
mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power).
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa
manukfatur, desa industry, desa nelayan, dan sebagainya.

Desa memiliki potensi fisis dan nonfisis


Potensi fisis meliputi antara lain:
1) Tanah,dalam arti sumber tambang dan mineral, sumber tanaman yang merupakan
sumber mata pencaharian dan penghidupan.
2) Air, dalam arti sumber air, keadaan atau kwalitas air dan tata airnya untuk
kepentingan irigasi, pertanian, dan keperluan sehari-hari.
3) Iklim, yang merupakan peranan penting bagi desa agraris.
4) Ternak, dalam artian fungsi ternak di desa sebagai sumber tenaga, sumber bahan
makanan dan sumber keuangan.
5) Manusia, dalam arti tenaga kerja sebagai pengelola tanah dan produsen.
Tenaga kerja di desa-desa merupakan suatu unsur penting.

Potensi nonfisis meliputi antara lain :


1) Masyarakat yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat suatu kekuatan
berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling pengertian.
2) Lembaga-lembaga sosial , Pendidikan dan organisasi-organisasi sosial yang dapat
memberikan bantuan sosial serta bimbingan dalam arti positif.
3) Aparatur atau pamong desa yang kreatif dan berdisiplin sumber kelancaran dan
tertibnya pemerintah desa.
Modernisasi desa dan permasalahannya
Menurut Bintarto:”dari segi geografi,kota dapat diartikan sebagai suatu sitem jaringan kehidupan
manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-
ekonomiyang heterogen dan coraknyayang materialistis,atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalamidengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang
cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogendan materialistis dibandingkan dengan
daerah belakangnya.”
Istilah kota dan daerah perkotaan dibedakan karena ada dua pengertian yaitu : kota untuk city dan daerah
perkotaan untuk ‘urban’.yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern,dapat disebut daerah
perkotaan. penggolongan kota dapat didasarkan pada fungsi,struktur mata pencaharian,tipe
masyarakat,jumlah penduduknya,besar-kecilnya daerah pemukiman dan sebagainya. Jadi penggolongan
kota ini dapat dilihat dari segi ekonomi.sosiologi,demografi,dan segi geografisyang abstrak.

KOTA

Struktur Kota

Dari segi geografis studi tentang kota dan desa adalah penting dan menarik, karena dalam disiplin
ini diperhatikan mengenai hal ihwal lokasi kota,kedudukan kota,hubungan kota dengan daerah
sekitarnya(location,site,and situation). Sistem zoning dan perubahan –perubahan yang
timbul,perkembangan kota beserta masalah-masalah yang dihadapinia.

Tanda Pengenal Kota

Tanda pengenal kota terutama dikota-kota yang tergolong kota-kota besar dapat dilihat pada
beberapa kenampakan antara lain adalah ciri fisis dan ciri sosial.

Menurut Bintartodalam bukunya Pengantar Geografi kota, beberapa ciri fisis dapat ditujukkan sebagai
berikut:

1. Tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan


2. Tempat-tempat untuk Parkir
3. Tempat-tempat rekreasidan olah raga
Sebagai ciri sosial dapat dikemukaan sebagai berikut:

1. Pelapisan sosial ekonomi


2. Individualisme
3. Toleransi sosial
4. Jarak sosial
5. Penilaian sosial
Pemekaran Fisik Kota

Dikota kota yang sudah maju,kota tidak hanya meluas secara mendatar tetapi juga menegak.
Gedung-gedung bertingkat merupakan ciri-ciri khas kota yang modern.

Masalah masalah yang ditimbulkan seagai akibat pemekaran kota adalah masalah
perumahan,masalah sampah, masalah dibidang kelalulintasan,masalah kekurangan gedung
sekolah,masalah terdesaknya daerah persawahan diperbatasan luar kota dan masalah adminitratisf
pemerintahan.masalah-masalah yang banyak ini kemudian mendesak para perencana dan pengatur kota
untuk segera dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Masalah yang bersifatfisis ini ternyata juga
bersangkutan dengan masalah sosial ekonomi.

Untuk mengatasi berbagai malasah yang diakibatkan pemekaran kota peranan aparatur kota
sangat menentukan keberhasilan program-progam pembangunannya.

Stratifikasi sosial-ekonomi penduduk dikota yang kategori mengharuskan warga kota hidup
bersaing dengan penuh perjuangan. Parausahawan dan mereka yang bergerak dijasatransportasi.para
pedagang harus dapat meningkatkan pelayanannya kepda parakonsumennya. Banyak kota yang telah
berkembang,naik dari segi fisinya,segi ekonominya maupun sosial budayanya. Semua ini dapat dikatakan
sebagai hasil kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Kota Sebagai Lingkungan Hidup

Kota, seperti apa yang dilihat sekarang secara sepintas merupakan pusat berbagai kegiatan dari
suatu wilayah tertentu, antara lain: pusat pengelompokkan penduduk,pusat kegiatan ekonomi,kegiatan
budaya,kegiatan politik,dsb.

Kota adalah suatu hasil dari suatu proses pertumbuhan,ekonomi,sosial,politik,budaya,sejarah,dan


georafis.

Ruang,waktu,dan potensi kemudahan sangat menentukan terjadinya dan perkembanganataupemekaran


kota.

Potensi kemudahan yang dimaksud disini adalah”site”dan “situation”yang dimiliki oleh tiap kota.
"Stie", merupakan kedudukan fisik(physical setting) untuk semua tempat. Stie yang dimiliki suatu
tempat/kota berbeda-beda dan perbedaan ini mengakibatkan perbedaan corak, sifat, dan perkembangan
kotanya. Perbedaannya tidak hanya dilihat lada pola dan struktur kota. Tetapi juga dapat dilihat pada sifat
dan kebudayaan penghuninya. Jadi stie ini walaupun nampaknya sebagai suatu wujud yang fisikal tetapi
ternyata mempunyai pengaruh yang tidak nampak langsung terhadap proses perkembangan kota.

"Situation" dapat diartikan sebagai posisi geografi dari suatu tempat. Kota, sebagai panggung
hidup merupakan lingkungan tersendiri terhadap daerah daerah diluarnya dan didalam kota terdapat
berbagai komposisi penduduk, struktur sosial penduduk, struktur ekonomi, keadaan demografi, tata laku,
atau perilaku penduduk lingkungan tersebut merupakan lingkungan hidup. Baik buruk kota, banyak
sedikit masalah yang timbul dikota mempunyai ketergantungan pada lingkungan hidup itu.

Interaksi Desa-Kota

Pengertian interaksi

Interactions menurut Yoseph.S.Roucek (1963) adalah sebagai berikut instruction is a process in


which the responses of each partlybecome,successively,stimula for the the responses of the other. It is a
reciprocal process in which one party is influenced by the other behavior. People influence each other
behavior through contact direct speaking, listening, indirect waiting."Yang intinya dapat diartikan kurang
lebih sebagai berikut: interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai
pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, melalui berita
yang didengar atau au melalui surat kabar. "Selanjutnya, perlu diketahui beberapa istilah wah juga yang
mempunyai relevansi secukupnya. Istilah-istilah yang dimaksud ialah: relationship, interrelation,
interactions fenomena gejala, dan seterusnya masih ada beberapa lagi, seperti , unsur, faktor, komponen,
living and non living environment dan sebagainya.

1. relationship: hubungan antara dua gejala, dua komponen, dua individu atau lebih yang dapat
menimbulkan pengaruh.

2. Interrelation: hubungan berpengaruh antara dua gejala atau lebih di dalam suatu wilayah atau kawasan
tertentu.

3. Interaction: kontak/hubungan antara dua wilayah ah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau
masalah baru.

4. Integration: bertemunya beberapa unsur yang saling mengisi, sehingga dapat dicapai suatu keserasian
dan kelengkapan.

5. Gejala: gejala adalah suatu ujud nyata atau peristiwa/kenampakan yang timbul dari suatu rangkaian
proses endogen maupun eksogen dalam masyarakat atau dalam alam muka bumi yang dapat menjadi
petunjuk dari proses kejadian masa lampau atau kejadian yang akan datang.

6. Unsur dan faktor: unsur atau element, faktor atau factordalam bidang geografi kalau kita berbicara
tentang unsur, maka biasanya merupakan suatu unit yang sukar diurai lagi, misalnya, angin, suhu, dan
sejenisnya, sedangkan faktor, sifatnya nya "komprehensif "atau merupakan agregasi dan berbagai unsur
tertentu.
7. Komponen: merupakan bagian dari suatu ekosistem tertentu, misalnya, suatu ekosistem geografis
terdiri dari empat komponen, yaitu, komponen organisme hidup komponen air, komponen litosfer, dan
komponen atmosfer.

8. environment lingkungan sesuatu di sekitar kita baik berupa benda maupun benda yang dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi sikap dan tindakan kita. Beberapa jenis environment yaitu biological
environment social environment natural environment behavioral environment, operational environment,
perceptual environment, dan masih banyak lagi.

9. Living and non living environment: living environment ini biasanya menumbuhkan, menciptakan
dinamika kehidupan dan penghidupan, misalnya: pasar lalu lintas perindustrian, pemerintahan, sekolahan,
kegiatan pertanian peternakan, pertambangan, kemasyarakatan, kegiatan wisata, kependudukan dan
sejenisnya. Ini biasanya relatif tidak/kurang menanampakan kehidupan, berpengaruh juga tetapi tidak
begitu kelihatan dan dalam jangka yang relatif lama. Living environment ini sifatnya relatif stabil, contoh
untuk ini: gurun pasir, hutan belantara, daerah rawa, dan sejenisnya sekarang nampaknya nya jumlah dan
dan luas non living environment sudah banyak berkurang karena daerah penduduk bertambah terus yang
disertai dengan kemajuan teknologi

Anda mungkin juga menyukai