PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Menyetujui
Pembimbing:
i
Daftar Isi
Halaman Persetujuan.......................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
Daftar Tabel.....................................................................................................................iii
Daftar Gambar................................................................................................................iv
Daftar Lampiran..............................................................................................................v
Daftar Istilah....................................................................................................................vi
Pendahuluan.....................................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................1
Perumusan Masalah.....................................................................................................6
Tujuan Penelitian.........................................................................................................6
Tujuan Umum..........................................................................................................6
Tujuan Khusus.........................................................................................................6
Manfaat Penelitian.......................................................................................................7
Tinjauan Pustaka.............................................................................................................9
Kajian Teoritis..............................................................................................................9
Hasil Penelitian yang Relevan.....................................................................................9
Landasan Teori............................................................................................................9
Kerangka Konsep.........................................................................................................9
Metode Penelitian.............................................................................................................9
Jenis Penelitian.............................................................................................................9
Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................................9
Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................................9
Variabel dan Defenisi Operasional...........................................................................11
Metode Pengumpulan Data.......................................................................................15
Metode Pengukuran...................................................................................................15
Metode Analisis Data.................................................................................................17
Daftar Pustaka...............................................................................................................19
ii
Daftar Tabel
No Judul Halaman
iii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
2 Kerangka konsep
iv
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1 Kuisioner Penelitian
v
Daftar Istilah
PTM Penyakit Tidak Menular
WHO World Health Organization
JNC Joint National Committee
IMT Indeks Massa Tubuh
TDS Tekanan Darah Sistolik
TDD Tekanan Darah Diastolik
PAL Physical Activity Level
PAR Physical Activity Ratio
RP Ratio Prevalence
vi
Pendahuluan
Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang sangat butuh perhatian secara internasional maupun nasional. PTM adalah
penyakit yang tidak dapat berpindah atau menular dari individu ke individu yang
lain serta memiliki sifat penyakit yang kronis (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Gejala dan tanda klinis secara spesifik yang dihasilkan dari PTM kerap
tidak terlihat oleh seseorang. Sebagai akibatnya kadang kala seseorang tanpa sadar
dan tahu bahwa keadaan tersebut sudah ada semenjak awal mula perjalanan
mengakibatkan komplikasi yang serius dan berujung pada kematian lebih dini
(PTM). Pada tahun 2016 penyebab kematian secara global sekitar 71%
dikarenakan PTM dengan jumlah kematian 36 juta per tahun. Saat ini, kematian
yang disebabkan oleh PTM sekitar 74% meliputi penyakit jantung dan pembuluh
darah sekitar 35%, penyakit kanker 12%, penyakit pernapasan kronis sekitar 6%,
penyakit diabetes sekitar 6%, dan PTM lainnya sekitar 15% (World Health
Organization, 2018).
double burdent disease, yaitu Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular.
1
ekonomi, dan budaya (Dirjen P2P, 2019). Saat ini yang menjadi tantangan
(Miftahul, 2019).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 dan hasil Riskesdas tahun 2018,
menjadi 1,8%, penyakit stroke meningkat dari 7% menjadi 10,9%, penyakit ginjal
kronik meningkat dari 2% menjadi 3,8%, penyakit diabetes meningkat dari 6,9%
menjadi 8,5%, serta penyakit hipertensi meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%
darah sistolik yaitu di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90
mmHg. Gejala hipertensi tidak mudah terlihat bahkan tidak memiliki gejala sama
sekali sehingga disebut sebagai silent killer. Jika penyakit ini tidak segera
menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia. Menurut laporan data
2
WHO tahun 2019 estimasi prevalensi hipertensi di dunia sekitar 22%. Prevalensi
hipertensi tertinggi di dunia diduduki oleh wilayah Afrika yaitu 27% dan
prevalensi hipertensi terendah di dunia diduduki oleh wilayah Amerika yaitu 18%.
Posisi ketiga tertinggi diduduki oleh wilayah Asia Tenggara dengan prevalensi
yaitu 25% dari total penduduk. WHO mengatakan bahwa satu di antara lima
orang wanita secara global menderita penyakit hipertensi sedangkan pada pria
jumlah kasusnya lebih meningkat yaitu satu di antara empat orang pria secara
sekitar 1,28 miliar orang dewasa di dunia yang berumur 30-79 tahun mengalami
tekanan darah yang tinggi atau hipertensi. Kelompok orang dewasa yang tidak
sadar bahwa mereka menderita hipertensi diperkirakan 46% dan kurang dari
dan pengobatan diperkirakan 42%. Tahun 1975 jumlah kasus hipertensi pada
kelompok orang dewasa sebanyak 594 juta kasus dan jumlah kasus ini meningkat
pada tahun 2015 menjadi 1,13 miliar kasus. Meningkatnya jumlah kasus
(RISKESDAS) tahun 2016 pada penduduk berumur >18 tahun sebesar 25,8% dan
Selatan sebesar 44,1% dan terendah adalah Provinsi Papua sebesar 22,2%.
3
Provinsi Sumatera Utara berada pada posisi kedua puluh dua sebesar 29,19%.
berumur >18 tahun tertinggi adalah Kabupaten Karo yaitu 45,49%, diikuti
Kabupaten Tapanuli Utara yaitu 41,02% dan Kabupaten Samosir yaitu 38,99%.
kelompok umur >75 tahun sebesar 68,01%, diikuti kelompok umur 65-74 tahun
sebesar 60,91% dan kelompok umur 55-64 tahun sebesar 53,57%. Menurut jenis
Hipertensi dapat terjadi karena adanya peran faktor risiko tersebut secara
bersamaan (common underlying risk factor), artinya satu faktor risiko faktor risiko
dibagi atas dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti umur, jenis
kelamin dan genetik dan faktor risiko yang dapat diubah seperti obesitas,
stress. Seseorang dikatakan dewasa apabila berusia >18 tahun dan pada usia ini
cenderung memiliki faktor risiko hipertensi yang tinggi dikarenakan gaya hidup
4
Penderita hipertensi cenderung terjadi pada pada kelompok usia dewasa
dewasa tua. Kasus hipertensi pada usia dewasa muda (usia produktif) di UPTD
Puskesmas Perawatan Plus Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2017
sebesar 236 kasus yang terdiri dari usia 20-40 tahun sebanyak 122 penderita atau
51,7% dan usia >40 tahun sebanyak 114 penderita atau 48,3%. Penelitian yang
bahwa terdapat hubungan faktor risiko genetik sebagai faktor risiko dominan
Hasil penelitian (Herawati et al., 2020) pada usia 20-44 tahun di Desa
(p value <0,005), lemak dengan nilai p= 0,000 (p value <0,005) dan garam dengan
nilai p= 0,000 (p value <0,005) secara berlebihan serta melakukan aktivitas fisik
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fadhli, 2018) di Desa Lamakan
mengonsumsi garam dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda dengan
5
Kabupaten Nias Utara merupakan salah satu kabupaten yang berada di
wilayah Provinsi Sumatera Utara. Hasil Riskesdas Provinsi Sumatera Utara tahun
Kabupaten Nias Utara sebesar 27,52%. Hasil survei pendahuluan yang telah
UPTD Puskesmas Lotu Kabupaten Nias Utara tahun 2021. Berdasarkan data yang
diperoleh dari UPTD Puskesmas Lotu, jumlah penderita hipertensi berusia >18
tahun pada tahun 2019 sebanyak 720 orang. Sedangkan jumlah penderita
hipertensi yang terhitung sejak bulan Januari hingga Desember 2021 meningkat
sebanyak 850 orang. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka peneliti
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum. Untuk mengetahui determinan kejadian hipertensi pada
dewasa muda di UPTD Puskesmas Lotu Kabupaten Nias Utara tahun 2022.
6
2. Mengetahui distribusi proporsi kejadian hipertensi di UPTD Puskesmas Lotu
Kabupaten Nias Utara tahun 2022 berdasarkan karakteristik invidu (umur, jenis
Manfaat Penelitian
1. Sebagai tolak ukur bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Utara dalam
hipertensi.
7
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai referensi untuk
8
Tinjauan Pustaka
Kajian Teoritis
Penyakit Hipertensi
memiliki tekanan darah yang meningkat dari batas normalnya sehingga semakin
lama bila tidak segera ditangani dapat menyerang beberapa organ seperti otak
utama tingginya angka kematian akibat stroke adalah hipertensi dengan target
darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dua kali dengan jeda waktu selama 5 menit
setelah pengukuran pertama telah selesai dilakukan dalam kondisi istirahat yang
cukup. Tekanan darah yang naik dan berlangsung secara terus menerus dalam
rentang waktu lama dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal, jantung
melebihi batas normal. Fase dipompanya darah oleh jantung disebut sebagai fase
sistolik dengan tekanan darah 140 mmHg dan fase kembalinya darah ke jantung
disebut sebagai fase diastolik dengan tekanan darah 90 mmHg (Triyanto, 2014).
9
Hipertensi primer. Hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebabnya
tidak diketahui meskipun sering dikaitkan karena pola hidup seperti pola makan
tidak sehat dan kurang aktivitas fisik. Hipertensi primer atau dikenal dengan
hipertensi esensial banyak terjadi pada penderita hipertensi sekitar 95% (Palmer &
Williams, 2007).
mengonsumsi rokok.
penyakit lain seperti penyakit ginjal dan reaksi pengunaan obat-obatan tertentu
misalnya pil KB. Hipertensi sekunder atau dikenal dengan hipertensi non esensial
jarang terjadi dari seluruh penderita hipertensi sekitar 5% (Palmer & Williams,
2007).
(TDS), Joint Comitte on Detection and Treatment of High Pressure VII (JNC VII,
10
Tabel 1
adanya gejala. Tekanan darah yang tinggi terjadi di dalam arteri sehingga dapat
ginjal. Banyak orang yang menghiraukan penyakit ini disebabkan karena tidak
terlihatnya gejala awal, kenyataannya ada beberapa gejala yang muncul namun
tidak terlalu tampak. Apabila seseorang memiliki tekanan darah di atas 140/90
mmHg maka gejala-gejala tersebut akan mulai muncul dan dirasakan penderita.
Kondisi fisik merupakan salah satu kondisi yang mudah terlihat dan
hal yang bisa dijadikan sebagai indikator terjadinya hipertensi antara lain
mengalami pusing dan sakit kepala, sering gelisah, wajah berwarna kemerahan,
tengkuk terasa kaku, gampang marah, telinga terasa berdengung, kesusahan tidur,
11
Ketika seseorang memiliki tekanan darah yang tinggi, hal ini menjadi
hidup yang kurang sehat menjadi lebih sehat sehingga sangat penting bagi setiap
orang harus memeriksakan tekanan darah secara rutin. Jika seseorang tidak dapat
mengontrol tekanan darahnya maka tekanan darah akan semakin tinggi, kondisi
ini disebut sebagai hipertensi berat atau hipertensi maligna. Beberapa gejala dari
hipertensi maligna seperti pusing, pandangan kabur, kepala terasa sakit, merasa
kebingungan, mudah ngantuk dan kesulitan bernapas (Palmer & Williams, 2007).
berlangsung terus menerus dapat menjadi sebuah masalah kesehatan karena dapat
menjadi tegang termasuk jantung dan otak. Kemunculan komplikasi bisa terjadi
apabila tekanan darah yang tinggi tidak dikontrol dan diobati dengan segera
seperti angina dan serangan jantung, stroke dan stroke ringan, gagal jantung,
dipaksa untuk memompa darah lebih banyak sehingga otot jantung bekerja lebih
keras. Jika jantung terus menerus memompa darah dengan tekanan yang tinggi
jantung hingga pada akhirnya henti jantung secara tiba- tiba. Tekanan darah tinggi
12
Serangan jantung dalam dunia kedokteran disebut sebagai infark miokard
karena dapat terjadi ketika setengah dari miokardium atau dikenal dengan otot
jantung mengalami infark atau kematian. Gumpalan darah yang berada di dalam
arteri biasanya menjadi pemicu terjadinya serangan jantung. Serangan jantung dan
gagal jantung merupakan dua istilah yang memiliki arti berbeda. Gagal jantung
adalah suatu kondisi ketika jantung secara progresif tidak mampu memompa
darah ke seluruh tubuh. Apabila fungsi kerja jantung semakin melemah, maka
terjadi kebocoran cairan dari kapiler. Ketika kondisi ini berlangsung dapat
Rasa ketidaknyamanan dan nyeri di dada disebut sebagi angina. Rasa nyeri
ini terjadi karena kurangnya kebutuhan oksigen pada otot jantung. Semakin lama
rasa nyeri bukan hanya di dada saja melainkan akan berpindah ke bagian lengan,
leher, rahang, punggung dan perut. Kondisi angina pada seseorang biasanya
dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat misalnya pola makan yang tidak
sehat dan kurangnya aktivitas pergerakan tubuh sehingga lemak akan menumpuk
di dalam dinding arteri dan membuat pembuluh darah menjadi kaku. Tekanan
darah tinggi merupakan faktor utama yang membuat pembuluh darah menjadi
kaku. Tekanan darah tinggi juga dapat mengubah aliran darah di dalam arteri
menjadi lebih cepat. Jika aliran darah ke jantung terganggu saat kita memerlukan
oksigen lebih dari normalnya, maka jantung tidak medapat oksigen yang cukup
13
Komplikasi pada ginjal. Ginjal dapat memproduksi zat kimia untuk
proses ini karena bila pembuluh darah dalam ginjal mengalami arterosklerosis
akibat tekanan darah tinggi, maka aliran darah menuju saraf akan mengalami
penurunan. Ginjal tidak mampu membuang seluruh produk sisa dalam darah dan
semakin lama produk sisa tersebut akan menggumpal dalam darah sehingga ginjal
Ginjal memiliki tugas untuk menyaring zat-zat sisa dari darah dan
berperan untuk menjaga keseimbangan cairan dan kadar garam di dalam tubuh.
Gagal ginjal dapat terjadi disaat fungsi ginjal untuk membuang zat-zat sisa dan
kelebihan air menjadi berkurang. Penyakit gagal ginjal kronik biasanya akan
berakhir pada kondisi yang dikenal dengan gagal ginjal stadium terminal. Pada
kondisi ini, kecil harapan seseorang untuk dapat bertahan hidup terkecuali jika
2007).
Komplikasi pada mata. Tekanan darah tingi dapat membuat mata menjadi
karena dengan adanya gangguan dalam tekanan darah, rertina pada bagian
14
Menurut (Palmer & Williams, 2007) retina merupakan area pada mata
yang sangat sensitif ketika cahaya datang. Pembuluh darah arteri di mata menjadi
sempit dan tersumbat ketika tekanan darah tinggi. Kondisi ini dikenal dengan
penyakit vaskular retina. Jika tekanan darah tidak dapat dikontrol maka semakin
lama penyakit ini dapat mengakibatkan kebutaan mata dan menjadi indikator awal
Komplikasi pada otak. Jaringan pembuluh nadi pada bagian otak akan
Akibatnya terjadi serangan pada organ otak (attack) yang dapat membuat anggota
gangguan. Risiko ini dapat terjadi dua hingga empat kali lebih tinggi pada
darah tinggi yang berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan dinding
dan darah akan membeku secara berlebihan. Penyumbatan pembuluh darah pada
Stroke akibat tekanan tekanan darah tinggi terdiri dari dua jenis yaitu
stroke iskemik dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling tinggi kasusnya
adalah stroke berjenis iskemik sekitar 80% kasus. Stroke iskemik dapat terjadi
karena adanya gangguan aliran darah pada arteri otak dengan sistem kerja yang
sama dengan gangguan aliran darah pada arteri koroner ketika terjadinya serangan
15
jantung atau angina. Sehingga otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi.
Sedangkan stroke hemoragik dapat terjadi karena pembuluh darah pada otak
pecah dan jenis stroke ini terjadi sekitar 20% kasus. Pecahnya pembuluh darah
pada otak disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang terus-menerus dalam waktu
lama. Hal ini mengakibatkan darah masuk meresap ke ruang di antara sel-sel otak.
Epidemiologi Hipertensi
Association pada tahun 2006 terdapat 65 juta laki-laki dan perempuan di Amerika
Serikat yang mengalami tekanan darah tinggi dengan tekanan darah sistol ≥140
mmHg dan tekanan diastol ≥90 mmHg. Ras memiliki pengaruh terhadap kejadian
hipertensi pada setiap orang. Secara umum penderita hipertensi lebih banyak pada
berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan sebesar 28,80% dan laki-laki sebesar
tahun sebesar 8,7%, umur 25-34 tahun sebesar 14,7%, umur 35-44 tahun sebesar
24,8%, umur 45-54 tahun sebesar 35,6%, umur 55-64 tahun sebesar 45,9%, umur
16
65-74 tahun sebesar 57,6% dan yang tertinggi adalah umur lebih dari 75 tahun
yaitu sebesar 63,8%. Sedangkan pada tahun 2018 setiap kelompok umur
mengalami kenaikan prevalensi yaitu umur 15-24 tahun sebesar 13,2%, umur 25-
34 tahun sebesar 20,1%, umur 35-44 tahun sebesar 31,6%, umur 45-54 tahun
sebesar 45,3%, umur 55-64 tahun sebesar 55,2%, umur 65-74 tahun sebesar
63,2% dan yang tertinggi adalah umur di atas 75 tahun yaitu sebesar 69,5%
2013 dan tahun 2018 menunjukkan kelompok masyarakat yang tidak atau belum
pernah sekolah sebesar 42% dan 51,6%. Sedangkan pada kelompok masyarakat
dan 28,3%. Menurut jenis pekerjaan prevalensi hipertensi pada tahun 2013 dan
tahun 2018 tertinggi terdapat pada kelompok masyarakat yang tidak memiliki
hipertensi tertinggi di dunia terdapat di wilayah Afrika sebesar 27% dan terendah
Selatan sebesar 44,1% dan terendah di Provinsi Papua sebesar 22,2% (Kementrian
Kesehatan RI, 2018). Berdasarkan hasil Riskesdas Provinsi Sumatera Utara tahun
17
sebesar 45,495 dan terendah Kabupaten Padang Lawas sebesar 16,37%
(Riskesdas, 2018).
Kehidupan yang modern dapat mengubah gaya hidup setiap orang untuk
menjadi lebih instan, termasuk pola konsumsi makanan. Masyarakat yang tinggal
di perkoataan jauh lebih mudah mengakses gaya hidup modern yang tidak sehat
misalnya banyak mengonsumsi makan siap saji, alkohol dan rokok. Adanya gaya
prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari seluruh penduduk yang ada
Kesehatan RI, 2019). Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi
penurunan prevalensi pada tahun 2013 sebsesar 25,8 dan meningkat pada tahun
18
bertambahnya umur (Bustan, 2007). Hipertensi meningkat seiring dengan
darah menjadi kaku hingga akhirnya membuat tekanan darah sistolik mengalami
Tekanan darah tinggi dapat terjadi pada semua kalangan tanpa memandang
umur. Prevalensi tekanan darah tinggi di Inggris pada usia pertengahan sebesar
20% dan mengalami peningkatan di atas 50% pada usia lebih dari 60 tahun.
Tekanan darah tinggi dapat terjadi pada usia muda akan tetapi prevalensinya
darah sistolik sekitar 2,3 kali lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini dapat
terjadi karena pria memiliki gaya hidup yang tidak sehat sehingga cenderung
umur 65 tahun, kejadian hipertensi pada perempuan lebih tinggi daripada laki-
laki, diakibatkan oleh faktor hormonal dalam tubuh. Berdasarkan Riskedas tahun
2007, prevalensi hipertensi pad pada perempuan sedikit lebih tinggi daripada laki-
hipertensi. Apabila dalam keluarga mengalami riwayat tekanan darah tinggi maka
seseorang cenderung menyandang tekanan darah tinggi. Jika kedua orang tua
19
memiliki tekanan darah tinggi maka kemungkinan anak mereka juga menyandang
tekanan darah tinggi yang semakin tinggi. Sekitar 20-40% variasi tekanan darah
menyatakan bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih berisiko mendekati
dibandingkan dengan anak hasil adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya
faktor lingkungan saja yang dapat menentukan tekanan darah seseorang namun
garam dan renin membran sel. Menurut Davidson jika kedua orang tuanya
merupakan penderita hipertensi, maka sekitar 45% akan diturunkan kepada anak-
anaknya. Sedangkan jika salah satu orang tuanya yang merupakan penderita
merupakan pengaruh dari konsumsi garam disertai ekskresi garam berlebih yang
meningkat. Cairan ekstraseluler mempunyai ion utama yang terdiri dari natrium
20
Penelitian ilmiah selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa asupan
garam dalam makanan kita terlalu banyak. Membatasi asupan garam dalam
makanan merupakan salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah secara
signifikan. Anjuran pengurangan asupan garam adalah kurang dari 6 gram per hari
Kelebihan berat badan. Berat badan yang berlebih merupakan hal yang
tidak sehat. Secara umum, semakin tinggi berat badan seseorang, semakin tinggi
juga tekanan darahnya. Massa tubuh dapat diperoleh dari hitungan indeks massa
tubuh atau body mass index dengan melalui pengukuran tinggi badan dan berat
tekanan darah, khususnya tekanan darah sistolik. Obesitas bukan faktor penyebab
hipertensi namun prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih meningkat. Orang
sebanyak 5 kali lebih besar daripada orang yang berbadan normal. Pada penderita
nikotin dan karbon monoksida. Ketika rokok dihisap, zat-zat beracun tesebut ikut
terhisap dan kemudian memasuki sirkulasi darah serta merusak lapisan endotel
21
meningkatkan denyut jantung, akibatnya kebutuhan oksigen otot-otot jantung
2013).
keras paling sedikit dua kali per hari, tekanan darah sistolik akan naik sekitar 1,0
mmHg dan tekanan darah diastolik akan naik sekitar 0,5 mmHg per satu kali
tekanan darah sistolik akan naik sekitar 6,6 mmHg dan tekanan darah diastolik
akan naik sekitar 4,7 mmHg dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi
untuk membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 21 unit per minggu atau setara
dengan 10 pint bir berkadar alkohol sedang atau ringan per minggu. Sedangkan
pada wanita dengan tekanan darah tinggi diberi saran untuk tidak mengonsumsi
alkohol tidak lebih dari 14 unit per minggu (Palmer & Williams, 2007).
Stres. Beberapa bentuk stres atau ketegangan jiwa seperti rasa tertekan,
murung, marah, dendam, rasa ketakutan dan rasa bersalah. Bentuk-bentuk tersebut
22
bisa memberi rangsangan pada kelenjar anak ginjal untuk melepaskan hormon
adrenalin dan membuat jantung berdetak semakin kencang serta kuat. Kondisi ini
juga mempengaruhi tekanan darah yang semakin tinggi. Apabila keadaan stres
berlangsung secara terus menerus dalam waktu lama, tubuh akan berupaya
patologis. Tekanan darah tinggi atau penyakit maag merupakan gejala yang akan
Stres dan emosi yang negatif dapat memberi pengaruh melalui bermacam
cara yang sangat konkret dan psikologis. Ketika seseorang yang memiliki denyut
akan kacau dan menimbulkan bahaya. Faktanya, keadaan yang emosional bisa
Aktivitas fisik. Seseorang yang mempunyai gaya hidup tidak sehat akan
lebih mudah mengalami tekanan darah tinggi. Salah satu cara yang dapat
sedang dengan waktu 30 menit sehari selama beberapa hari setiap minggu dapat
menurunkan tekanan darah. Beberapa jenis latihan aktivitas fisik yang dapat
berenang dan aerobic. Angka aktivitas fisik di Inggris sangat rendah, hampir tiga
per empat orang dewasa melakukan aktivitas fisik lebih ringan daripada yang
23
Pencegahan Hipertensi
suatu penyakit tidak dapat berkembang akibat ketidakadaan peluang dan dorongan
dari kebiasaan, gaya hidup maupun kondisi lainnya yang merupakan faktor risiko
timbulnya faktor risiko, didukung dengan adanya kebijakan yang nyata dan tegas
dengan tujuan untuk mencegah faktor risiko menjadi berkembang dengan kata
bidang gizi yaitu tindakan mengatur berat badan, mengatur asupan natrium dan
Menurut (Palmer & Williams, 2007) mengubah pola hidup tidak sehat
24
berat badan dalam ukuran normal, membatasi konsumsi garam per hari,
dan kolestrol, rajin mengonsumsi buah dan sayur segar, rajin berolahraga minimal
hipertensi yang pernah terjadi agar tidak terjadi pengulangan serangan dan tidak
semakin parah dari sebelumnya. Pencegahan ini dilakukan dengan tujuan untuk
akurat karena satu-satunya tanda klinis yang sering terjadi pada hipertensi yaitu
untuk mulai mengonsumsi obat antihipertensi, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan sebagai dasar pemberian obat yaitu derajat tinggi tekanan darah,
25
terdapat kerusakan organ dan terdapat manifestasi penyakit kardiovaskuler atau
faktor risiko lain. Pemberian obat antihipertensi dapat membuat tekanan darah
sistolik menjadi turun dan dapat mencegah kejadian stroke pada pasien yang
dan angka kecacatan mengalami penurunan serta angka kualitas hidup mengalami
peningkatan. Hal ini dilakukan dengan cara pemulihan dan rehabilitasi setelah
dosis obat semakin ditambah atau semakin dikurangi dan melakukan rehabilitasi
yang tidak berfokus pada fisik saja melainkan juga pada kebutuhan spiritual dan
hipertensi terdiri dari dua kelompok yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi
lain faktor genetik, obesitas, stres, konsumsi alkohol, merokok dan asupan garam
data Puskesmas Harapan Raya, jumlah kunjungan kasus hipertensi pada usia
26
dewasa tahun 2015 sebanyak 644 kasus dan mengalami peningkatan pada tahun
2016 sebanyak 1.312 kasus. Walaupun kasusnya tidak terlalu tinggi daripada usia
lansia, hal ini dapat menjadi sebuah masalah kesehatan yang fatal apabila sejak
dini tidak dilakukan upaya pengendalian dan pencegahan faktor risiko yang
yang memiliki hubungan dengan kejadian hipertensi antara lain jenis kelamin,
perempuan dan responden yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi 3,4 kali
keturunan hipertensi. Sedangkan responden yang beraktifitas fisik kurang 6,9 kali
yaitu kelompok tua umur 41-65 tahun sebanyak 16 orang (66,7%) dan 12 orang
27
(18,2%) merupakan kelompok dewasa umur 18-40 tahun. Meskipun jumlah
kelompok tua lebih banyak dari kelompok dewasa, namun perbedaan jumlahnya
tidak terlalu jauh sehingga kejadian hipertensi pada kelompok dewasa juga
mengonsumsi buah, sayur dan ikan dan 8 orang (47,4%) memiliki kebiasaan
mengonsumsi buah, sayur dan ikan. Adapun nilai Prevalence Odds Ratio (POR)
pada pola makan sebesar 3,780, artinya orang yang tidak memiliki kebiasaan
mengonsumsi buah, sayur dan ikan akan berisiko 3,7 kali menderita hipertensi
daripada orang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi buah, sayur dan ikan
Landasan Teori
bersangkutan disebabkan karena adanya perubahan dari salah satu faktor sehingga
antar faktor. Berdasarkan model ini, suatu penyakit dapat terjadi bukan hanya
disebabkan oleh satu sebab saja melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses
sebab dan akibat. Memotong rantai pada berbagai titik merupakan pencegahan
28
Teori model Jaring-jaring Sebab Akibat (The Web of Causation)
ditemukan oleh Mac Mohan dan Pugh pada tahun 1970. Konsep multi factorial
merupakan nama lain dari teori ini dengan alasan terjadinya suatu penyakit
meliputi faktor biologis, kimiawi dan sosial memiliki peranan penting dalam
faktor seperti faktor keturunan, faktor kondisi biologis dan faktor lingkungan
sosial. Faktor keturunan didapat jika adanya riwayat penderita hipertensi di dalam
dan jenis kelamin. Sedangkan faktor lingkungan sosial berupa asupan garam,
obesitas, konsumsi rokok, konsumsi alkohol, stres dan aktivitas fisik. Semua
faktor tersebut saling berinteraksi melalui serangkaian proses sebab akibat hingga
29
Sifat Riwayat
Genetik Keluarga
Umur
Kondisi
Pembuluh
Jenis
Biologis
Darah
Kelamin
Menyempit
Asupan
Garam
Hipertensi
Obesitas
Alkohol Darah
Meningkat
Stres
Aktivitas
Fisik
30
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Status perkawinan
Hipertensi
Riwayat keluarga
Obesitas
Asupan garam
Konsumsi rokok
Aktivitas fisik
Gambar 2. Kerangka konsep
31
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
Kabupaten Nias Utara. Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa
kejadian hipertensi pada dewasa muda di UPTD Puskesmas Lotu Kabupaten Nias
Mei 2022.
35 tahun yang datang ke UPT Puskesmas Lotu Kabupaten Nias Utara tahun 2021
Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian penduduk berusia 17-
35 tahun yang datang ke UPTD Puskesmas Lotu Kabupaten Nias Utara tahun
2021.
32
N
n=
1+ N ( e)2
Keterangan :
N = Jumlah populasi
N
n= 2
1+ N ( e)
850
n= 2
1+850 (0,1)
850
n=
9,5
n = 89,47 ≈ 89
33
a. Bersedia menjadi responden
c. Sedang hamil
ketika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.
Dikategorikan atas :
(2009) masa remaja awal berusia 12-16 tahun, masa remaja akhir berusia 17-25
tahun, masa dewasa awal berusia 26-35 tahun dan masa dewasa akhir berusia 36-
Jenis kelamin. Ciri khusus dari segi biologis dan anatomis yang dimiliki
34
1. Laki-laki
2. Perempuan
1. SD
2. SMP
3. SMA/SMK
4. Akademi/Perguruan Tinggi
1. TNI/Polri/PNS
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Petani/buruh
6. Tidak bekerja
35
1. Bekerja
2. Tidak bekerja
atas :
1. Kawin
2. Belum kawin
1. Ada
2. Tidak ada
berlebihan di dalam tubuh yang dapat diketahui melalui rumus Indeks Massa
Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg) dibagi tinggi badan (cm).
Berat badan(kg)
x= ¿¿
36
Obesitas derajat 1 : 25-29,9 kg/m2
Banyak konsumsi natrium akan dicatat dalam food recall dengan menanyakan
makanan yang dikonsumsi dalam waktu 24 jam terakhir. Asupan natrium dihitung
Dikategorikan menjadi :
sehari-hari. Aktivitas fisik dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL). PAL
adalah besarnya nilai Physical Activity Ratio (PAR) yang dikeluarkan dalam 24
Total PAR
PAL=
24 Jam
37
Dikategorikan menjadi :
riwayat hipertensi dalam keluarga, obesitas, asupan garam, konsumsi rokok dan
aktivitas fisik.
Data sekunder. Data yang didapatkan dari profil UPTD Puskesmas Lotu
Metode Pengukuran
Variabel yang diukur dan dianalisa dalam penelitian ini adalah :
Tabel 2
2. Tidak hipertensi
38
(Sistole <140
mmHg)
(kuisioner) 2. Remaja
(kuisioner) 2. Perempuan
2. Pendidikan lanjut
(SMA/SMK dan
Akademik/Pergu
ruan Tinggi)
39
Konsumsi Wawancara 1. Merokok Ordinal
(kuisioner) 2. Kurang
karakteristik dan distribusi frekuensi setiap variabel antara lain umur, jenis
fisik dengan kejadian hipertensi. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi-
berhubungan.
proporsi subjek dengan faktor risiko (a/(a+b)) dengan subjek tanpa faktor risiko
A /( A+ B)
Ratio Prevalence=
C /(C+ D)
40
Keterangan :
Daftar Pustaka
Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (2nd ed.). Jakarta :
PT Rineka Cipta.
41
Dalimartha, S., & Purnama, B. T. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta :
Penebar Plus.
Harapan.
Hipertensi.
Ekarini, N. L. P., Wahyuni, J. D., & Sulistyowati, D. (2020). Faktor - Faktor Yang
https://doi.org/10.32668/jkep.v5i1.357
42
Herawati, N. T., Alamsyah, D., & Hernawan, A. D. (2020). Hubungan antara
Seto.
Media.
JNC. (2003). The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
43
Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung dan Stroke
94.
Palmer, A., & Williams, B. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga.
Sarumaha, E. K., & Diana, V. E. (2018). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada
https://doi.org/10.33085/jkg.v1i2.3914
Medika.
44
Susanti, N., Siregar, P. A., & Falefi, R. (2020). Determinan Kejadian Hipertensi
Susilo, Y., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Darah Tinggi
Sutanto. (2010). Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern Hipertensi, Stroke,
2018.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/344424/9789240033986-
eng.pdf
https://www.who.int/data/gho/publications/world-health-statistics
KUISIONER PENELITIAN
45
UPTD PUSKESMAS LOTU KABUPATEN NIAS UTARA TAHUN 2022
Identitas Responden
Nomor Responden :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
Obesitas
Berat Badan :
Tinggi Badan :
Riwayat Keluarga
1. Ya 2. Tidak
46
Kebiasaan Merokok
1. Ya 2. Tidak
Jika Ya, berapa jumlah batang rokok yang diisap dalam sehari? .......... (batang)
Asupan Garam
Pagi/Jam
Selingan :
Siang/Jam
Selingan
Malam/Jam
Selingan
Aktivitas Fisik
Tidur 1,0
47
Memasak 2,1
TV, mengobrol)
Berkebun 4,1
angkot/mobil
mencuci pakaian)
Duduk 1,5
ringan
Total
48