Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

”DEMOKRASI TERPIMPIN”

Di susun Oleh:
Tia Aprilia
Kelas 12 IPA 2

SMAN 1 RUMPIN
TAHUN AJARAN 2021/2022
Jl. Prada Abdullah Kec. Rumpin Kab. Bogor 16305
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang
kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah
ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk
ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik
dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Bogor, 17 Februari 2022

Penyusun
iDaftar isi iiii

KATAPENGANTAR……………………………………………………...........i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………iii

A. Latar Belakang…………………………………………………...………1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………….….

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….

A. Pengertian Demokrasi Terpimpin……………………………………….

B. Sistem Demokrasi Terpimpin…………………………………………..

C. Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin…………………………………….

D. Dekret Presiden 5 Juli 1959………………………………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..

A. Kesimpulan……………………..…………………………………………

B. Saran………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah Demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, olech rakyat, dan
untuk rakyat. Demokrasi maksudnya memperbincangkan tentang kekuasaan, atau
lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan sccara beradab. Demokrasi pada dasarnya
adalah aturan orang (people rule) dalam sistem politik yang demokratis dimana
warga memiliki hak, kesempatan, dan suara yang sama dalam pemerintahan di
dunia publik. Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan
pembentukan negara demokratis yang berwatak anti-feodolisme dan anti-
imperialisme, dengan tujuan untuk membentuk masyarakat madani. Demokrasi
terpimpin adalah sebuah demokrasi yang ada di Indonesia, yang seluruh
keputusan serta berpusat pada pemimpinnya saja. Pada bulan 5 Juli 1959
parlemen dibubarkan dan Presiden Sukarno menetapkan konstitusi di bawah
dekrit presiden. Sockarno juga membubarkan Konstituante yang ditugasi untuk
menyusun Undang-Undang Dasar yang baru, dan sebaliknya menyatakan
diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945, dengan semboyan
“Kembali ke UUD’ 45”. Sockarno memperkuat tangan Angkatan Bersenjata
dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Demokrasi Terpimpin


Demokrasi Terpimpin sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah
sebuah sistem demokrasi di mana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat
pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi
Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan
sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Latar belakang demokrasi terpimpin bisa di lihat dari beberapa aspek sebagai
bberikut
1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa
demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan nnegara.
2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa
demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh
kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan
ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950,

B. Kebijakan Demokrasi Terpimpin


Beberapa kebijakan-kebijakan yang diambil olch Presiden Sockarno pada masa
Demokrasi Terpimpin dalam berbagai aspek antara lain:
a. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
a. Pembentukan MPRS
b. Pembubaran DPR dan pembentukan DPR GGR
c. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
d. Pembentukan Front Nasional
e. Pembentukan Kabinet Kerja
b. Arah Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin
a. Peran Aktif Indonesia pada Masa Awal Demokrasi Terpimpin
b. Konfrontasi dengan Malaysia
c. Indonesia Keluar dari Keanggotaan PBB
c. Pemasyarakatan Ajaran Nasakom dan Ajaran Resopim
a. Ajaran Nasakom
b. Ajaran Resopim
d. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin
a. Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas)
b. Penurunan Nilai Mata Uang (Devaluasi)
c. Deklarasi Ekonomi (Dekon)
d. Kebijakan Lain Pemerintah ( Kotoe dan Kesop).

C. Kekurangan dan Kelebihan Demokrasi Terpimpin

a. Kelebihan Demokrasi terpimpin :


Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945.
Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan
Front Nasional.
b. Kekurangan Demokrasi Terpimpin :
Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu
demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi
sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden). Presiden cenderung
berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

D. Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpi


1.Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi liberal menuju cra Demokrasi
terpimpin.
a. Latar bekakangnya, yakni:
 Pemberlakuan Sistem Demokrasi Temimpin yang bertujuan untuk
memperbaharui struktur politik Indonesia
 Pembentukan Kabinet bernama gotong Royong.
b. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yakni:
 Dibubarkannya Konstituante.
 Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya UUD 1945 kembali.
 Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPA
2.Sistem pemerintahan dan konsep politik
a. Sistem pemerintahan yang ditempkan adalah Presidensial.
b. Presiden berposisi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan serta
tidak bertanggung jawab kepada parlemen/DPR.
c. Dakam mekakukan pemerintahan, Presiden mendapat dukungan dari 3
kekuatan besar, yakni Nasionalis, Agama, Komunis/ NASAKOM. Hal ini
menciptakan peluang bagi berkembangnya ideologi komunis.
d. Presiden Sockarno mengemukakan bahwa:
1. Ajaran NASAKOM yakini, nasionalis, agama dan komunis.
 Ajaran ini digunakan oleh PKI untuk menyebarkan
ideologi komunis.
 Ketua PKI D. N. Aidit berusaha menyebarluaskan
beberapa cuplikan pidato Presiden Soekarno sehingga
seolah searah dengan gagasan dan cita-cita politik PKI
2. Ajaran RESOPIM yakni, resolusi, sosialisme Indonesia, dan
pimpinan nasional.
 Tujuannya adalah memperkuat kedudukan Soekarno.
 Pokok poin ajarannya adalah semua unsur kehidupan
berbangsa dan bernegara harus didapat melewati resolusi,
dijiwai oleh sosialisme dan diambil kendali oleh satu
pimpinan nasional PBR atau panglima besar resolusi yakni
Presiden Sockarno.
 Dampaknya adalah, kedudukan lembaga tinggi dan
tertinggi negara ditentukan di bawah Presiden.

3.Politik Luar Negeri


Jejak proklamasi kemerdekaan politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif.
Namun, dalam demokrasi terpimpin, politik luar negeri Indonesia terjadi
penyimpangan. Pada Manipol USDEK ditegaskan bahwa, politik luar negeri,
Indonesia mempunyai tujuan untuk menghilangkan imperialisme dan mencapai
dasar-dasar bagi perdamaian dunia yang utuh dan abadi.
a. Politik konfrontasi Nefo & Oldefo Presiden Sockarno memperkenalkan
doktrin politik baru yang memberi bagian dunia menjadi 2 blok, yakni
New Emerging Forces/NEFO dan Old Established Forces/Oldefo. Nefo
merupakan kumpulan negara sosialis yang dianggap progresif dan negara
yang sedang berkembang, termasuk juga negara yang baru merdeka atau
sedang memperjuangkanb.
b. Politik mercusuar
Merupakan politik untuk mendapatkan kemegahan, keindahan dalam
pergaulan antarbangsa di dunia. Politik mercusuar dilaksanakan Presiden
Soekarno karena berasumsi Indonesia sebagai mercusuar yang mampu
menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal ini ditegaskan dengan:
 Membangun beberapa bangunan fenomenal yang perlu biaya miliaran
rupiah.
 Mengadakan Games of the New Emerging Forces
c. Konfrontasi dengan Malaysia
Pemerintah Indonesia berpendapat pembentukan Federasi Malaysia
sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang dianggap membahayakan
Indonesia dan negara-negara Nefo. Kebijakan Presiden Soekarno, yaitu:
1. Mempublikasikan Dwi Komando Rakyat/Dwikora pada 3
Mei 1964, yang berisi;
 Perhebat lagi ketahanan Revolusi Indonesia
 Menolong perjuangan rakyat Malaysia untuk
terbebas dari Nekolim Inggris.
2. Membangun Komando /Koti dan Komando Mandala4.

4.Indonesia Keluar dari PBB


Karena, telah menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB dan PBB tidak mengganti struktur organisasi PBB.
5. Pembebasan Wilayah Irian Barat
Perjuangan pembebasan Irian Barat melalui, perjuangan diploma, Konfrontasi
politik, Konfrontasi ekonomi dan militer.

E. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin


Kekacauan politik ditandai dengan adanya Inflasi. Kehidupan ekonomi semakin
merosot: Maka dari itu, Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi
masalah perekonomian, yaitu:
a. Membangun dewan perancang nasional/depernas.
 Dibentuk meurut UU no. 80 tahun 1958.
 Dipimpin oleh Muh. Yamin.
 Tugasnya untuk Mempersiapkan rancangan UU
pembangunan nasional dan menilai penyelenggaraan
pembangunan.
 Pada tahun 1963 berganti nama menjadi Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas yang
dipimpin oleh Presiden Sockarno.

b. Menjalankan kebijakan devaluasi mata uang rupiah.


c. Menekan poin laju inflasi.
d. Menerapkan deklarasi ekonomi.
e. Sistem dana revolusi.

F. Kehidupan Masyarakat dan Kebijakan Pemerintah Masa Demokrasi


Terpimpin.
Kehidupan masyarakat Indonesia hingga tahun 1959 terbilang
cukup memprihatinkan, ekonomi masyarakat belum berhasil
dengan baik dan tantangan yang menghadangnya cukup berat.
Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini adalah sebagai
berikut.
3. Gunting Syafruddin
Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya
memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga
nilainya tinggal setengahnya. Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri
Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS.
Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 berdasarkan
SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950. Tujuannya untuk
menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5.1 Miliar.
Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki
uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas
atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang yang
beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah
Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
4. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah
Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat
sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang
direncanakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (menteri
perdagangan). Program ini bertujuan untuk mengubah struktur
ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional
(pembangunan ekonomi Indonesia). Programnya adalah:
 Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa
Indonesia.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan ekonomi nasional.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
dibimbing dan diberikan bantuan kkredit
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
dibimbing dan diberikan bantuan kredit. Para pengusaha
pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang
menjadi maju.
Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program
Gerakan Benteng dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953)
lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari
program ini. Tetapi tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik meskipun
beban keuangan pemerintah semakin besar. Kegagalan program ini disebabkan
karena :
 Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non
pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
 Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
 Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
Tercapai dengan baik meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar.
Kegagalan program ini disebabkan karena :
 Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non
pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
 Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
 Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
 Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
 Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati
cara hidup mewah.
 Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan
secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.
Dampaknya adalah program ini menjadi salah satu sumber defisit
keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar rupiah
ditambah sisa defisit anggaran tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah.
Sehingga menteri keuangan Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit
khususnya pada pengusaha dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah
sehingga masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat
menghemat devisa dengan mengurangi volume impor.

3.Nasionalisasi De Javasche Bank


Seiring meningkatnya rasa nasionalisme maka pada akhir tahun 1951
pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank
Indonesia. Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai pemberian kredit harus
dikonsultasikan pada pemerintah Belanda. Hal ini menghambat pemerintah dalam
menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter. Tujuannya adalah untuk menaikkan
pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara
drastis. Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank
Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15
Desember 1951 berdasarkan Undang- undang No. 24 tahun 1951.

4.Sistem Ekonomi Ali-Baba


Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo (menteri
perekonomian kabinet Ali I). Tujuan dari program ini adalah:
 Untuk memajukan pengusaha pribumi.
 Agar para pengusaha pribumi bekerjasama memajukan ekonomi
nasional.
 Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi
dalam rangka merombak ekonomi nasional.
 Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara pengusaha
pribumi dan non pribumi.
Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba
digambarkan sebagai pengusaha non pribumi khususnya Cina. Dengan
pelaksanaan kebijakan Ali-Baba, pengusaha pribumi diwajibkan untuk
memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa
Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf. Pemerintah menyediakan
kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Pemerintah memberikan
perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan- perusahaan asing yang
ada. Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:
 Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat
untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha
non pribumi lebih berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.
 Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan
persaingan bebas.
 Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

5.Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)


Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa untuk
merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak
Belanda. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gde Agung. Pada tanggal 7 Januari
1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisi:
 Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
 Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
 Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh
diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.

Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani, sehingga Indonesia


mengambil langkah secara sepihak. Tanggal 13 Februari 1956. Kabinet
Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia- Belanda secara
sepihak. Tujuannya untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan
Belanda. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden Sockarno
menandatangani undang-undang pembatalan KMB. Dampaknya adalah banyak
pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan Pengusaha pribumi
belum mampu mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.

6.Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)


Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan program yang silih
berganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi yang menyebabkan
terjadinya kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan. Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka
pendek, tetapi pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Biro Perancang Negara. Tugas biro
ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat sebagai menteri
perancang nasional. Biro ini berhasil Tahun (RPLT) yang rencananya akan
dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11
November 1958. Tahun 1957 dan prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah
Nasional Pembangunan (Munap), Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar
rupiah.

7. Musyawarah Nasional Pembangunan


Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah.
Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musayawaraah
Nasional Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan Munap adalah untuk
mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan
yang menyeluruh untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan
tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena:
 Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
 Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.
 Timbul pemberontakan PRRI/Permesta.
Hal ini membutuhkan biaya besar untuk menumpas pemberontakan PRRI/
Permesta sehingga meningkatkan defisit Indonesia. Memuncaknya

Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah.
Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musayawaraah
Nasional Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan Munap adalah untuk
mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan
yang menyeluruh untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan
tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena: Adanya kesulitan dalam
menentukan skala prioritas. • Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.
Timbul pemberontakan PRRI/Permesta. Hal ini membutuhkan biaya besar untuk
menumpas pemberontakan PRRI/ Permesta sehingga meningkatkan defisit
Indonesia. Memuncaknya ketegangan politik Indonesia- Belanda menyangkut
masalah Irian Barat mencapai konfrontasi bersenjata.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dalam perkembangan Demokrasi Indonesia, Indonesia sudah mengalami
beberapa kali pergantian sistem politik dan pemimpin. Namun dengan sejalannya
demokrasi itu Indonesia sampai saat ini masih saja belum menemukan sistem
Demokrasi yang tepat. Banyak pemasalahan yang datang dalam pencarian sistem
Indonesia maupun jiwa para pemimpinnya. Demokrasi terpimpin yang
mempunyai kelebihan sebagai berikut:
 Mampu membangun intregritas nasional
 Kembalinya irian barat
 Pelopor nonblok dan pemimpin AAsia-Afrika
Dan Demokrasi terpimpin juga mempunyai kelemahan sebagai berikut:
 enataan kehidupan konstitusi tidak jalan
 Pertentangan ideologi sangat tajam (nasionalis- agama- komunis)
 Kehidupan politik tidak demokratis
 Kekuasaan penuh ditangan presiden

B. Saran
Walaupun bangsa ini telah merdeka, nyatanya masih banyak rakyat yang tidak
merasakan hasil dari kemerdekaan itu. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang
baik kita perlu menanamkan sikap demokratis. Meskipun pemerintah memiliki
kebijakan dan kekuasaan yang lebih tinggi, kita patut untuk berpartisipasi di
dalamnya. Misalnya, menaati norma dan aturan yang berlaku serta berpartisipasi
dalam bidang politik melalui pemilihan umum dan keikutsertaan dalam partai
politik. Kekuasaan dan kebijakan pemerintah pun tidak boleh terlalu membebani
masyarakat Indonesia. Pemegang kekuasaan harus bersikap adil. Dengan begitu,
keseimbangan partisipasi dari pemegang asaa dan masyarakat akan menjadi lebih
baik. Indonesia akan menjadi negara yang adil, makmur dan sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA
Apriliyani, Avista. “Tugas Pkn Demikrasi Terpimpin “. 30 Agustus 2014.
http://avist29.blogspot.co.id/2014/08/tugas-pkn-demokrasi-terpimpin.html?
m=1.21 September 2017. Lisarani, Varetha. “Masa Pemerintahan Demokrasi
Terpimpin (5 Juli 1959-11 Maret 1966) SMA Kelas 2. 14 Juli 2010. Nurul azizah,
Andi. “Makalah Demokrasi Terpimpin “.22 Februari 2016.

Anda mungkin juga menyukai