Nama Jurnal & Edisi : Turkish Journal of Ophthalmology: 2015: Vol 45: 188-192
Judul Artikel : Characteristics of the Anterior Segment Biometry and Corneal
Endothelium in Eyes with Pseudoexfoliation Syndrome and Senile Cataract Latar Belakang : Sindrom Pseudoexfoliation (PEX) adalah kelainan matriks ekstraselular terkait dengan usia yang ditandai dengan produksi dan akumulasi progresif dari material fibril ekstraseluler abnormal pada jaringan dinding bagian dalam dari segmen anterior mata, termasuk kapsul lensa, iris, epitel silier tidak berpigmen, trabecular meshwork, dan sel endotel kornea. Pada mata dengan sindrom PEX, kedalaman bilik mata depan (ACD) yang kurang dari 2,5 mm ditemukan berhubungan dengan resiko sebesar 13,4% terjadinya komplikasi intraoperatif dibandingkan dengan 2,8% insiden pada ACD 2,5 mm atau lebih. Bilik mata depan ditemukan lebih dangkal secara signifikan pada mata PEX dengan komplikasi intraoperatif (dialysis zonular, dan/atau vitreous loss) dibandingkan dengan mata PEX tanpa komplikasi (p<0,05). Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang dokter bedah katarak untuk memprediksi mata mana yang memiliki resiko untuk terjadinya komplikasi intraokular. Hal itu mungkin dilakukan menggunakan teknologi dengan pengukuran objektif dan kuantitatif, seperti A-scan ultrasound, optical low-coherence reflectometry (OLCR) dan optical coherence tomography (OCT). Tujuan : Untuk mengevaluasi biometri segmen anterior menggunakan optical low-coherence reflectometry (OLCR) dan perubahan endotel kornea dengan mikroskopis confocal microscopy pada sindrom PEX/mata dengan glaukoma sebelum operasi katarak dan membandingkan temuan ini dengan mata yang mengalami katarak tanpa sindrom PEX. Metodologi : Dilakukan perbandingan ketebalan kornea sentral, kedalaman bilik mata depan (ACD), diameter pupil, ketebalan lensa, kepadatan sel endotel (ECD), dan persentase variabilitas ukuran sel dan variasi bentuk sel pada 52 subjek penderita PEX dan katarak dengan 51 subjek control penderita katarak yang telah disesuaikan usia dan jenis kelaminnya. Pemeriksaan menggunakan optical low-coherence reflectometry (OLCR, Lenstar LS 900; Haag Streit AG, Switzerland) dan in-vivo confocal microscopy (Confo Scan 4, Nidek Co. Ltd, Osaka, Japan). Karakteristik Segmen Anterior Sindrom Pseudoexfoliation area) dihitung secara otomatis. Rata-rata tiga bagian digunakan untuk analisis statistik. Jumlah sel endotel dihitung secara otomatis. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk Windows versi 18.0 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA) dan hanya satu mata subjek yang digunakan dalam analisis statistik. Hasil : Sebanyak 19 subjek dengan sindrom PEX menderita glaukoma dan menggunakan pengobatan anti-glaukoma. Hanya satu mana dari subjek yang digunakan pada analisis statistika dan nilai p yang lebih kecil dari 0,05 dikatakan signifikan secara statistik. Tidak ada parameter OLCR yang mencapai perbedaan yang signifikan secara statistik antara 3 kelompok (ANOVA p>0,05). Persentase mata dengan kedalaman ACD <2,5 mmg adalah 13,7% pada kelompok control, 24,2% pada mata dengan PEX namun tanpa glaukoma dan 21,1% pada mata dengan PEX dan glaukoma, tanpa perbedaan secara statistik (p=0,45). Terdapat perbedaam yang signifikan antara rata-rata ECD antara 3 kelompok (ANOVA p=0,02), sedangkan tidak ada perbedaan yang dapat ditemukan pada variabilitas ukuran sel dan variasi bentuk sel (p>0,05). Rata-rata ECD lebih rendah secara signifikan pada kelompok PEX glaukoma (2.199,5 176,8 sel/mm2) daripada kelompok kontrol (2.363 229,3 sel/mm2) (p=0,02), sedangkan tidak ditemukan perbedaan ECD pada penderita PEX tanpa glaukoma dengan kelompok kontrol (p=0,42). Kepadatan sel endotel kurang dari 2.000 sel/ mm 2 15,8% subjek PEX dengan glukoma, 9,8% subjek kontrol dan 6,1% pada PEX tanpa glaukoma dengan tanpa perbedaan yang signifikan secara statistik (p=0,52). Rangkuman dan Hasil : Sindrom Pseudoexfoliation (PEX) adalah kelainan matriks ekstraselular terkait dengan usia yang ditandai dengan produksi dan akumulasi progresif dari material fibril ekstraseluler abnormal pada jaringan dinding bagian dalam dari segmen anterior mata. Karena mata dengan glaukoma PEX dan katarak tampaknya berhubungan dengan penurunan jumlah sel endotel, skrining specular atau confocal microscopy harus dilakukan pada pasien yang dijadwalkan untuk operasi intraokular.