Anda di halaman 1dari 6

(DRAFT) ANGGARAN DASAR

SINDIKAT KONSEP AFINITI

(AFFINITY CONCEPT SYNDICATE)

Pendahuluan

Pemahaman pemberian nama Sindikat Konsep Afiniti berdasarkan dari terminologi bahasa
menggambarkan visi, misi, dan nilai-nilai dapat menunjukan kelayakan pembentukannya.

Kata Sindikat (Syndicate) bermakna kelompok individu atau entitas mandiri dibentuk guna
mengejar atau mempromosikan beberapa usaha tertentu untuk kepentingan bersama.

Kata Konsep (Concept) bermakna perencanaan

Kata Afiniti (Affinity) bermakna daya ikat alami atau perasaan kekeluargaan dengan seseorang
atau sesuatu.

Nama Sindikat Konsep Afiniti (Affinity Concept Syndicate) maknanya adalah [1] orang yang memiliki
keinginan membuat dan mengembangkan suatu usaha atau gagasan tertentu secara kolaborasi
dengan orang lain guna mencapai suatu tujuan yang mulia. [2] kesatuan individu yang memiliki
keinginan taraf hidup lebih tinggi.

BAB I

NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama, Pendiri, dan Tempat Kedudukan

Sindikat ini bernama Sindikat Konsep Afiniti (Affinity Concept Syndicate) diprakarsai oleh Herianto
pada tanggal 22 Februari 2022 untuk jangka waktu tidak terbatas, berkedudukan di Kebumen,
Provinsi Jawa Tengah, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II

IDENTITAS DAN ASAS

Pasal 2
Identitas dan Asas

(1) Sindikat ini merupakan persatuan bersifat mandiri, bukan organisasi politik, berorientasi pada
masyarakat.

(2) Sindikat ini didirikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia, berasas Pancasila.

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Sindikat ini ialah menegakkan dan menjunjung tinggi manusia sehingga
terwujud masyarakat yang berakal dan berbudi.

Sindikat dapat menetapkan perwakilan, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia
sebagaimana ditetapkan dalam forum bersama.

BAB IV

USAHA

Pasal 4

Usaha

(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan, Sindikat melaksanakan pengembangan dan pemeliharaan
yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.

(2) Usaha Sindikat diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang macam
dan penyelenggaraannya diatur dalam Peraturan Sindikat.

(3) Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan adalah
Pengurus Sindikat.

BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 5
Anggota

(1) Anggota Sindikat terdiri atas:

a. Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia.

b. Anggota Luar Biasa ialah orang bukan warga negara Indonesia.

c. Anggota Kehormatan ialah perorangan yang berjasa terhadap Sindikat dan atau karena
kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Sindikat.

Pasal 6

Hak dan Kewajiban

(1) Hak dan kewajiban anggota :

a. Uang pangkal

b. iuran

c. dll

BAB VI

SUSUNAN DAN PENETAPAN PENGURUS

Pasal 7

Susunan Pengurus

Susunan pengurus Sindikat terdiri atas:

1. Pengurus Pusat

2. Pengurus Cabang

3. Pengurus Otonom

Pasal 8

Pemilihan Pengurus

(1) Pengurus ditetapkan oleh forum bersama.


(2) Dalam hal-hal luar biasa atau mendesak dapat mengambil ketetapan lain dengan forum luar
biasa.

BAB VII

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS

Pasal 9

Tugas dan Wewenang Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Pengurus Otonom

(1) Pengurus adalah anggota yang mengatur Sindikat secara keseluruhan.

(2) Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya tiga orang, dipilih dan ditetapkan dalam forum
bersama untuk satu masa jabatan dari para calon.

(3) Ketua dan Sekretaris ditetapkan dan diumumkan dalam forum bersama.

(4) Pengurus dapat menambah anggota apabila dipandang perlu dengan keputusan dari forum
bersama.

(5) Ketua dan Sekretaris mewakili Sindikat untuk tindakan di dalam dan di luar pengadilan.

Pasal 10

Masa Jabatan Pengurus

(1) Masa jabatan Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang lima tahun dan bisa dipilih kembali.

(2) Masa jabatan Pengurus Otonom fleksibel.

(3) Serah-terima pergantian jabatan Pengurus dilakukan pada saat forum bersama telah
menetapkan Pengurus baru.

Pasal 10

Pasal 11

Pasal 12
Pimpinan Wilayah

Pasal 13

Pimpinan Daerah

(1) Pimpinan Daerah memimpin Muhammadiyah dalam daerahnya serta melaksanakan kebijakan
Pimpinan di atasnya.

(2) Pimpinan Daerah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang ditetapkan oleh Pimpinan
Wilayah untuk satu masa jabatan dari calon-calon anggota Pimpinan Daerah yang telah dipilih
dalam Musyawarah Daerah.

(3) Ketua Pimpinan Daerah ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah dari dan atas usul calon-calon
anggota Pimpinan Daerah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Daerah.

(4) Pimpinan Daerah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan
mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Daerah yang kemudian dimintakan ketetapan
Pimpinan Wilayah.

Pasal 14

Pimpinan Cabang

(1) Pimpinan Cabang memimpin Muhammadiyah dalam Cabangnya serta melaksanakan kebijakan
Pimpinan di atasnya.

(2) Pimpinan Cabang terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang ditetapkan oleh Pimpinan
Daerah untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Cabang.

(3) Ketua Pimpinan Cabang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah dari dan atas usul calon-calon
anggota Pimpinan Cabang terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Cabang.

(4) Pimpinan Cabang dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan
mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Cabang yang kemudian dimintakan ketetapan
Pimpinan Daerah.

Pasal 15

Pimpinan Ranting

(1) Pimpinan Ranting memimpin Muhammadiyah dalam Rantingnya serta melaksanakan kebijakan
Pimpinan di atasnya.

(2) Pimpinan Ranting terdiri atas sekurang-kurangnya lima orang ditetapkan oleh Pimpinan
Cabang untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Ranting.
(3) Ketua Pimpinan Ranting ditetapkan oleh Pimpinan Cabang dari dan atas usul calon-calon
anggota Pimpinan Ranting terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Ranting.

(4) Pimpinan Ranting dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan
mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Ranting yang kemudian dimintakan ketetapan
Pimpinan Cabang.

Pasal 16

Pemilihan Pimpinan

(1) Anggota Pimpinan terdiri atas anggota Muhammadiyah.

(2) Pemilihan dapat dilakukan secara langsung atau formatur.

(3) Syarat anggota Pimpinan dan cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17

Masa Jabatan Pimpinan

Pasal 18

Ketentuan Luar Biasa

Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 12 sampai dengan
pasal 17, Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

Anda mungkin juga menyukai